You are on page 1of 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

DEMAM THYPOID
DI POLI ANAK RSUD dr.SAIFUL ANWAR MALANG

Disusun Oleh : 1. Fauzi Hidayatu Rohman 2. Fitria Umi Azizah 3. Riva Atul Mahmudah 4. Sukarno (08.1.086) (08.1.091) (08.1.106) (08.1.112)

POLTEKKES RUMKIT TK. II DR. SOEPRAOEN PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN MALANG 2011

SATUAN ACARA PENYULUHAN Mata Ajaran : Keperawatan Anak Topik Sub Topik Sasaran Tempat Waktu : Penyakit Infeksi : Demam Thypoid : Klien yang berkunjung di Poli Anak : Poli Anak RSUD dr. Saiful Anwar Malang : Pkl. 09.00 10.00 WIB ( 1 jam )

Hari/Tanggal : Kamis, 24 Februari 2011

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Pada akhir proses penyuluhan klien dapat mengenal dan memahami tentang Demam Thypoid. B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah diberikan penyuluhan tentang demam thypoid, klien dapat : 1. Menjelaskan pengertian demam thypoid 2. Menjelaskan penyebab demam thypoid 3. Menyebutkan tanda dan gejala yang ditimbulkan oleh demam thypoid 4. Menyebutkan komplikasi dari demam thypoid 5. Menjelaskan penatalaksanaan yang dapat dilakukan 6. Menjelaskan pencegahan penyakit demam thypoid C. SASARAN Klien dengan masalah kesehatan demam thypoid MATERI ( Terlampir) 1. Pengertian demam thypoid 2. Penyebab terjadinya demam thypoid 3. Tanda dan gejala demam thypoid 4. Komplikasi dari demam thypoid 5. Penatalaksanaan demam thypoid 6. Pencegahan demam thypoid

D. METODE 1. Ceramah 2. Tanya Jawab E. MEDIA 1. Media LCD 2. Leaflet F. METODE EVALUASI 1. Dapat menjelaskan pengertian demam thypoid 2. Dapat menyebutkan penyebab terjadinya demam thypoid 3. Dapat menjelaskan tanda dan gejala demam thypoid 4. Dapat menyebutkan komplikasi dari demam thypoid 5. Dapat menyebutkan penatalaksanaan demam thypoid 6. Dapat menyebutkan pencegahan demam thypoid G. KEGIATAN PENYULUHAN No 1. Waktu 10 Menit Kegiatan Penyuluh Pembukaan membuka acara penyuluhan 2. Penyuluh memulai penyuluhan 2. Menjawab salam 3. Memperhatikan 4. Memperhatikan akan 5. Memperhatikan 6. Menerima membaca 2. 35 Menit Pelaksanaan 1. Menjelaskan thypoid 2. Menjelaskan penyebab terjadinya 2. Memperhatikan pengertian demam 1. Memperhatikan dan yang dengan mengucapkan salam 3. Memperkenalkan diri 4. Menjelaskan tujuan penyuluhan 5. Menyebutkan diberikan 6. Membagikan leaflet materi Kegiatan Audience

1. Sambutan dari penyuluh sekaligus 1. Memperhatikan

demam thypoid 3. Menjelaskan tentang tanda dan gejala 3. Memperhatikan demam thypoid 4. Menyebutkan komplikasi dari demam 4. Bertanya thypoid 5. Menjelaskan penatalaksanaan demam 5. Memperhatikan thypoid 6. Menjelaskan thypoid 7. Memberikan audience 3. 10 Menit kesempatan untuk bertanya pada 7. Bertanya dan jawaban dan mendengarkan pencegahan demam 6. Memperhatikan

memberikan jawaban atas pertanyaan Evaluasi 1. Meminta audience tentang pengertian demam thypoid 2. Meminta penyebab audience yang

menjelaskan 1. Menjelaskan tentang definisi demam thypoid menyebutkan 2. Menyebutkan mempengaruhi penyebab yang mempengaruhi terjadinya demam thypoid

terjadinya demam thypoid

3. Meminta 4. Meminta

audience audience

menyebutkan 3. Menyebutkan tanda dan gejala komplikasi dari menyebutkan 4. Menyebutkan demam thypoid

tanda dan gejala yang terjadi komplikasi dari demam thypoid

5. Meminta audience menjelaskan cara 5. Menjelaskan penatalaksanaan demam thypoid 6. Meminta audience penatalaksanaan demam thypoid menyebutkan 6. Menyebutkan pencegahan demam thypoid 4. 5 Menit Terminasi 1. Mengucapkan terimakasih atas 1. Memperhatikan pencegahan demam thypoid

perhatian yang diberikan 2. Mengucapkan salam penutup 2. Membalas salam

H. PENGORGANISASIAN KELOMPOK Koordinator Penyuluh Observer : Fauzi Hidayatu Rohman : Riva Atul Mahmudah : Sukarno Pembawa Acara : Fitria Umi Azizah

MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Thypoid adalah penyakit menular yang bersifat akut, yang ditandai dengan

bakterimia,

perubahan

pada

system

retikuloendotelial

yang

bersifat

difus,

pembentukan mikroabses dan ulserasi Nodus Peyer di distal ileum. Thypoid juga didefinisikan sebagai penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh Salmonella tiphy, ditandai dengan demam 7 hari / lebih. Butter (1991) mengatakan bahwa thypoid adalah infeksi bacterial pada manusia yang disebabkan oleh Salmonella tiphy yang ditandai dengan demam berkepanjangan, nyeri perut, delirium, dll. Thypoid fever/demam tifoid atau thypus abdominalis merupakan penyakit infeksi akut pada usus halus dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran pencernaan dan dengan atau tanpa gangguan kesadaran (T.H. Rampengan dan I.R. Laurentz, 1995). Demam thypoid adalah penyakit sistemik akut akibat infeksi salmonella typhi yang ditandai dengan malaise (Corwin, 2000). Febris thypoid adalah merupakan salah satu penyakit infeksi akut usus halus yang menyerang saluran pencernaan disebabkan oleh kuman salmonella typhi dari terkontaminasinya air / makanan yang biasa menyebabkan enteritis akut disertai gangguan kesadaran (Suriadi dan Yuliani, R., 2001). B. Penyebab Menurut Ngastiyah (2005) penyebab utama dari penyakit ini adalah kuman Salmonella typhosa, Salmonella typhi, A, B, dan C yang merupakan kuman negatif, motil dan tidak menghasilkan spora, hidup baik sekali pada suhu tubuh manusia maupun suhu yang lebih rendah sedikit serta mati pada suhu 700C dan antiseptik. Kuman ini banyak terdapat di kotoran, tinja manusia, dan makanan atau minuman yang terkena kuman yang di bawa oleh lalat. Sebenarnya sumber utama dari penyakit ini adalah lingkungan yang kotor dan tidak sehat. Tidak seperti virus yang dapat beterbangan di udara, bakteri ini hidup di sanitasi yang buruk seperti lingkungan kumuh, makanan, dan minuman yang tidak higienis. Salmonella typosa merupakan basil gram negatif yang bergerak dengan bulu getar, tidak berspora, mempunyai sekurang-kurangnya 3 macam antigen, yaitu antigen O, antigen somatik yang tidak menyebar, terdiri dari zat komplek lipopolisakarida, antigen Vi (kapsul) yang meliputi tubuh kuman dan melindungi O antigen terhadap fagositosis dan antigen H (flagella). Ketiga jenis antigen tersebut dalam tubuh manusia akan menimbulkan pembentukkan tiga macam antibody yang biasa disebut

agglutinin (Arif Mansjoer, 2000). C. Tanda dan Gejala Manifestasi klinis demam thypoid pada anak tidak khas dan bervariasi, dipengaruhi oleh jumlah mikroorganisme yang tertelan, keadaan umum, status nutrisi, status imunologi, factor genetic. Masa inkubasi berlangsung 7-14 hari. Selama masa ini penderita dalam keadaan asimptomatif. Tetapi kemudian muncul symptomsimptom, yaitu : 1. Akhir minggu pertama Pada akhir minggu pertama demam sekitar 38,8-40C, penderita mangeluh sakit kepala hebat, tampak apatis, bingung, lelah. Pada saat panas tinggi mukosa mulut kering karena saliva berkurang, lidah tampak kotor dilapisi selaput putih sampai kecoklatan, bisa disertai dengan tepi yang hiperemis dan tremor. Pada masa ini sering didapatkan rasa mual dan muntah serta kadang-kadang batuk-batuk. Tidak didapat nyeri perut yang jelas mungkin juga disertai konstipasi. Kulit kering terdapat bercak Rose di daerah abdomen, dada dan punggung, hilang dalam 2-3 hari. 2. Minggu kedua Demam tinggi terus berlangsung mencapai 38,3-39,4C dengan perbedaan suhu 0,5C antara siang dan malam. Pada keadaan ini mungkin didapat bradikardi relative. Keadaan umum makin menurun, apatis, bingung. Kehilangan kontak dengan orang lain, tidak bisa istirahat/tidur. Lidah tertutup selaput tebal dan nafsu makan dan minum hilang. Pada usus teraba ada air dan udara. Didapat nyeri merata di seluruh kuadran bawah, distensi abdomen dengan daerah yang meteorismus/timpani oleh karena konstipasi. 3. Minggu ketiga Pada minggu ini penderita memasuki tahap tipoid state yang ditandai dengan disorientasi, bingung, insomnia, lesu dan tidak bersemangat. Wajah tampak toksik : mata berkilat dan mungkin kemerahan, kelopak mata cekung, pucat dan flushing di daerah pipi, dilatasi pupil, mulut dan bibir kering. Dan juga pernafasannya tampak cepat dan dangkal dengan tanda stagnasi di basal paru. Abdomen tampak lebih distensi. Nodus Peyer mengalami nekrotik dan ulserasi sehingga dapat timbul perdarahan dan perforasi. Berak penderita lembek dan berwarna coklat tua / kehijauan serta berbau tetapi mungkin juga masih mengalami konstipasi. Pada akhir minggu ketiga ini suhu mulai menurun dan mencapai normal pada minggu berikutnya.

D. Komplikasi Usus : 1. Perdarahan usus 2. Melena (berak darah) 3. Perforasi usus (peradangan pada usus) 4. Peritonitis (peradangan pada perineum atau abdomen) Organ lain : 1. Meningitis (peradangan pada selaput otak) 2. Kolsistitis 3. Ensefalopati 4. Bronkopnemonia (inflamasi pada paru). E. Penatalaksanaan - Isolasi, disinfeksi pakaian dan ekskreta (agar tidak menular ke orang lain). - Istirahat selama demam sampai dengan 2 minggu. - Diit TKTP (lunak), tidak mengandung banyak serat, tidak merangsang dan tidak menimbulkan gas, seperti daun singkong, makanan pedas, makanan asam. - Pengobatan : 1. Antimikroba : Kloramfenikol dosis 50-100 mg/kg BB/hari (IV) Tiamfenikol dosis 30-50 mg/kg BB/hari (oral) Kotrimoksazol 2 X 2 tablet/hari oral (1 tablet=sulfametoksazol 400 mg + trimetoprim 80 mg) / dosis yang sama iv, dilarutkan dalam 250 ml cairan infus. Ampisilin atau amoksisilin 100-500 mg/kg BB sehari oral/iv, dibagi dalam 3 atau 4 dosis. Antimikroba diberikan selama 14 hari atau sampai 7 hari bebas demam. 2. Antipiretik seperlunya 3. Vitamin B kompleks dan vitamin C F. Pencegahan 1. Harus menyediakan air yang memenuhi syarat. Misalnya, diambil dari tempat yang higienis, seperti sumur dan produk minuman yang terjamin. Jangan gunakan air

yang sudah tercemar. Apabila menggunakan air yang harus dimasak terlebih dahulu maka dimasaknya harus 1000C. 2. Menjaga kebersihan tempat pembuangan sampah. 3. Upayakan tinja dibuang pada tempatnya dan jangan pernah membuangnya secara sembarangan sehingga mengundang lalat karena lalat akan membawa bakteri Salmonella typhi. 4. Bila di rumah banyak lalat, basmilah hingga tuntas. 5. Daya tahan tubuh juga harus ditingkatkan ( gizi yang cukup, tidur cukup dan teratur, olah raga secara teratur 3-4 kali seminggu). Hindarilah makanan yang tidak bersih. Belilah makanan yang masih panas sehingga menjamin kebersihannya. Jangan banyak jajan makanan/minuman di luar rumah. 6. Imunisasi : - Vaksin tifoid suntikan (typhim), diberikan pada usia 2 tahun, diulang tiap 3 tahun. - Vaksin tifoid oral (vivotif) : 3 dosis dengan interval selang sehari, diberikan pd usia > 6 tahun diulang tiap 5 tahun. (Soedarto, 2007)

DAFTAR PUSTAKA Betz, C. L., 2002, Buku Saku Keperawatan Pediatrik, EGC, Jakarta.

Corwin, 2000, Hand Book Of Pathofisiologi, EGC, Jakarta. Hidayat, A. A., 2005, Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, Salemba Medika, Jakarta. Mansjoer, Arif, dkk, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius FK-UI, Jakarta. Nanda, 2005, Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA : Definisi dan Klasifikasi, Prima Medika, Jakarta. Ngastiyah, 2005, Perawatan Anak Sakit, EGC, Jakarta. Robert, 2007, Penyakit Penyakit Tropis, Artikel diakses dari www.who_peditric.com Soedarto, 2007, Sinopsis Kedokteran Tropis, Airlangga Universitas Press, Surabaya. Suriadi dan Yuliani, R., 2001, Asuhan Keperawatan Pada Anak, CV. Sagung Seto, Jakarta. Wilkinson, Judith, 2007, Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC, EGC, Jakarta. Wong, D. L., 2003, Pedoman Klinis Perawatan Pediatrik, EGC, Jakarta.

DAFTAR HADIR PENYULUHAN DEMAM THYPOID No Nama Alamat TTD

You might also like