You are on page 1of 13

Teknik isolasi mikroorganisme

Posted on April 19, 2009 by firebiology07

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Di dalam bidang ilmu mikrobiologi, untuk dapat menelaah bakteri khususnya dalam skala laboratorium, maka terlebih dahulu kita harus dapat menumbuhkan mereka dalam suatu biakan yang mana di dalamnya hanya terdapat baktri yang kita butuhkan tersebut tanpa adanya kontaminasi dari mikroba lain. Biakan yang semacam ini biasanya dikenal dengan istilah biakan murni. Untuk melakukan hal ini, haruslah di mengerti jenis- jenis nutrien yang disyaratkan bakteri dan juga macam ligkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhan bakteri tersebut (Pelczar, 1986). Selain teknik pertumbuhan bakteri atau teknik isolasi di atas, dikenal juga adanya teknik isolasi mikroba yaitu inokulasi yang merupakan suatu teknik pemindahan suatu biakan tertentu dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tujuan untuk mendapatkan suatu biakan yang murni tanpa adanya kontaminasi dari mikroba yang lain yang tidak diiinginkan. Berdasarkarkan hal tersebut di atas maka dilakukanlah praktikum ini untuk mengetahui teknik dari isolasi dan inokulasi bakteri. I.2 Tujuan Percobaan Adapun tujuan dari percobaan ini adalah : - Mengetahui teknik isolasi mikroba di sekitar kita (isolasi mikroba dari kotoran gigi, isolasi mikroba dari kulit kepala dan isolasi mikroba dari kotoran belakang leher) serta isolasi mikroorganisme dari substrak cair, isolasi dengan cara penuangan, taburan, substrak padat,agar tegak dan miring. - Mengetahui taknik pemindahan/ inokulasi biakan mikroorganisme - Mengetahui ciri pertumbuhan dari mikroorganisme pada media agar. I.3 Waktu dan Tempat Percobaan Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 18 Maret 2009 dan bertempat di Laboratorium Mikrobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Populasi mikroorganisme yang ada di alam sekitar kita ini ssangatlah besar dan cukup kompleks. Beratus spesies mikroba menguasai setiap bagian tubuh kita. Mereka terdapat dalam jumlah yang cukup basar. Sebagai contoh, sekali kita bersin dapat mnebarkan beribu- ribu mikroorganisme. Satu gram tinja dapat mengandung jutaan bakteri. Alam di sekitar kita, baik itu tanah, air, maupunudara juga dihuni oleh kumpulan mikroorganisme.Penelitian yang layak mengenai mikroorganisme dalam berbagai habitat ini memerlukan teknik untuk memisahkan populasi campuran yang rumit ini, atau yang biasanya dikenal dengan istilah biakan campuran, menjadi spsies yang berbeda- beda yang bikenal dengan istilah biakan murni. Biakan murni in teerdiri dari satu populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel induk (Pelczar, 1986). Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara, suubstrat yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, kapng dan sebagainya. Populasi dari mikroba yang ada di linkungan ini sangatlah beraneka ragam sehinga dalam mengisolasi

diperlukan beberapa tahap penanaman sehingga berhasil diperoleh koloni yang tunggal. Koloni yang tunggal ini kemudian yang akan diperbanyak untuk suatu tujuan penelitian misalnya untuk menngisolasi DNA mikroba yang dapat mendeteksi mikroba yang telah resisten terhadap suatu antibiotik. Atau untuk mengetahui mikroba yang dipakai untuk bioremediasi holokarbon (Ferdiaz, 1992). P emindahan bakteri dari medium lama ke medium yang baru atau yang dikenal dengan istilah inokulasi bakteri ini memerluakn banyak ketelitian. Terlebih dahulu kita harus mengusahakan agar semua alat- alat yang akan digunakan untuk pengerjaan medium dan pengerjaan inokulasi benar- benar steril. Hal ini untuk menghindari terjadinya kkontaminasi, yaitu masuknya mikrooba lain yang tidak diinginkan sehingga biakan yang tumbuh di dalam medium adalah benar- benar biakan murni (Dwidjoseputro, 1990). Di dalam keadaaan yang sebenarnya dapat dikatakan bahwa tidak ada bakteri yang hidup secara tersendiri terlepas dari spesies yang lainnya. Kerap kali bakteri patogen kedapatan bersama- sama dengan bakteri saprob. Untuk menyendirikan suatu spesies dikenal beberapa cara, yaitu (Dwidjoseputro, 1990) : 1. Degan pengenceran Cara ini pertama kali dilakukan oleh Lister pada tahun 1865. Ia berhasil memelihara Streptococcus lactis dalampiraan murni yang diisolasi dari sampel susu Yang sudah masam. Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam- macam spesies diencerkan dalam suatu tabung yang tersendiri. Dari hasil pengenceran ini kemudian di ambil kira- kira 1 mL untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1 mL untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan beberapa koloni yang akan tumbuh dalam mdium tersebut, akan tetapi mungkin juga kita hanya akan memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini dapat kita jadikan piaraan murni. Jika kita belum yakin, Bahwa koloni tunggal yang kita peroleh tersebut merupakan koloni yang murni, maka kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai sampel. 2. Dengan penuangan Robert Koch (1843- 1905) mempunyai metode yang lain, yaitu dengan mengambil sedikti sampel campuran bakteri yang mudah diencerkan, dan sampel ini kemudian di sebar di dalam suatu medium yang terbuat dari kaldu dan gelatin encer. Dengan demikian dia memperoleh suatu piaraan adukan. Setelah medium tersebut mengental maka selang beberapa jam kemudian nampaklah koloni- koloni yang masing- masing dapat dianggap murni. Dengan mengulang pekerjaan di atas, maka akhirnya akan diperoleh piaraan murni yang lebih terjamin. Ada beberapa metode yang biasanya dilakukan untuk menanam biakan di dalam medium diantaranya adalah (Lay, 1994) : 1. Metode cawan gores Metode ini mempunyai dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan waktu. Namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang lumayan yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang dilakukan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. Dua macam kesalahan yang umum sekali dilakukan adalah tidak memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik- baiknya untuk digores sehingga pengenceran mikroorganisme menjafi kurang lanjut dan cenderung untuk menggunakan inokulum terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan sel- sel yang digores. 2. Metode cawan tuang

Cara lain untuk mempeeroleh biakan koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme ialah dengan mengencerkan eksperimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan yang kemudian di cawankan. Karena konsentrasi sel- sel mikroba di dalam eksperimen pada umumnya tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang- kurangnyya satu di antara cawan cawan tersebut mengandung koloni- koloni terpisah baik di atas permukaan maupun di dalam agar. Metode ini memboroskan waktu dan bahan namun tidak memerlukan keterampilan yang terlalu tinggi. Proses pemisahan/pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Teknik tersebut dikenal dengan Isolasai Mikroba. Terdapat berbagai cara mengisolasi mikroba, yaitu (Admin, 2008) : 1) Isolasi pada agar cawan Prinsip pada metode isolasi pada agar cawan adalah mengencerkan mikroorganisme sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal. Terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan, yaitu: Metode gores kuadran, dan metode agar cawantuang.Metode gores kuadran. Bila metode ini dilakukan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satusel. Metode agar tuang. Berbeda dengan metode gores kuadran, cawan tuang menggunakan medium agar yang dicairkan dan didinginkan (50oC), yang kemudian dicawankan. Pengenceran tetap perlu dilakukan sehingga pada cawan yang terakhir mengandung koloni-koloni yang terpisah di atas permukaan/di dalamcawan. 2) Isolasi pada medium cair Metode isolasi pada medium cair dilakukan bila mikroorganisme tidak dapat tumbuh pada agar cawan (medium padat), tetapi hanya dapat tumbuh pada kultur cair. Metode ini juga perlu dilakukan pengenceran dengan beberapa serial pengenceran. Semakin tinggi pengenceran peluang untuk mendapatkan satu sel semakin besar. 3) Isolasi sel tunggal Metode isolasi sel tunggal dilakukan untuk mengisolasi sel mikroorganisme berukuran besar yang tidak dapat diisolasi dengan metode agar cawan/medium cair. Sel mikroorganisme dilihat dengan menggunakan perbesaran sekitar 100 kali. Kemudian sel tersebut dipisahkan dengan menggunakan pipet kapiler yang sangat halus ataupun micromanipulator, yang dilakukan secara aseptis. BAB III METODOLOGI III. 1 Alat Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah cawan petri, bunsen, enkas, ikubator, ose dan mikropipet. III.2 Bahan Bahan yang dipergunakan pada percobaan ini adalah Biakan Escherichia coli, Biakan Staphylococcus aureus, biakan Lactobacillus, Larutan tanah, medium nutrient agar padat, aquadest, spiritus, alkohol, swab dan korek api III.3 Cara Kerja Adapun cara kerja dari percobaan ini adalah :

1. Isolasi mikroba di sekitar kita - Cawan petri yang berisi medium NA diberi label masing- masing sesuai perlakuan. - Kemudian dengan menggunakan swab, mengambil kotoran gigi, kotoran belakang leher, dan kotoran kulit kepala. - Sebelum dilakukan pengerjaan dalam enkas, terlebih dahulu mensterilkan tangan dengan menggunakan alkohol 70%. - Setelah itu masing- masing sampel dimasukkan ke dalam cawan petri yang telah berisi medium NA. - Melidahapikan mulut/ pinggir cawan petri dengan maksud agar bakteri yang melekat mati. - Kemudian membungkus cawan petri dengan menggunakan kertas lalu menginkubasi ke dalam inkubator selama 24- 48 jam. Mengamti perubahan yang terjadi. 2. Isolasi mikroorganisme dari substrak cair - Cawan petri yang berisi medium NA diberi label masing- masing sesuai perlakuan. Lalu memasukkannya kedalam enkas bersama dengan Biakan Escherichia coli, Staphylococcus aureus, dan Lactobacillus pada media cair. - Sebelum melakukan pengerjaan dalam enkas, terlebih dahulu mensterilkan tangan dengan mengunakan alkohol 70%. - Mengambil masing- masing biakan bakteri dengan menggunakan mikropipet sebanyak 0,1 mL, lalu diratakan pada permukaan medium sesuai dengan label. - Melidahapikan mulut/ pinggir cawan petri dengan maksud agar bakteri yang melekat mati. - Kemudian membungkus cawan petri dengan menggunakan kertas lalu menginkubasi ke dalam inkubator selama 24- 48 jam. Mengamti koloni yang tumbuh. 3. A. Isoalsi dengan cara penuangan - Cawan petri steril, masing- masing diberi label sesuai perlakuan lalu meletakkan di dalam enkas bersama dengan medium NA yang cair. - Sebelum melakukan pengerjaan dalam enkas, terlebih dahulu mensterilkan tangan dengan mengunakan alkohol 70%. - Mengambil masing- masing biakaan bakteri dengan menggunakan mikropipet sebanyak 1 mL. - Melidahapikan cawan petri terlebih dahulu kemudian memasukkan biakan bakteri ke dalam cawan petri steril lalu menuangkan medium NA cair. - Menutup cawan petri kemudian melidahapikan dann menggoyangkan dengan cara memutar agar merata. - Medium setelah padat lalu menginkubasi sdelama 24- 28 jam dengan posisi terbalik pada suhu 37C. B. Isolasi dengan cara taburan - Cawan petri yang berisi medium NA masing- masing diberi label sesuai perlakuan,lalu meletakkannya di dalam enkas. - Sebelum melakukan pengerjaan dalam enkas, terlebih dahulu mensterilkan tangan dengan mengunakan alkohol 70%. - Dengan menggunakan ose lurus, mengambil biakan bakteri lalu menaburkannya di atas medium NA padat secara merata. - Menutup cawan petri lalu melidahapikan dan membungkus dengan kertas, menginkubasi selama 24-28 jam dengan posisi terbalik pada suhu 37C. 4. Isolasi mikroorganisme dari substrak padat

- Memasukkan cawa petri steril ke dalam enkas, kemudian sebelum melakukan pengerjaan dalam enkas, terlebih dahulu mensterilkan tangan dengan mengunakan alkohol 70%. - Mengambil larutan tanah yang telah homogen dengan menggunakan mikropipet lalu memasukkannya ke dalam cawan petri steril lalu menuangkan medium NA. - Menutup cawan petri lalu melidahapikan dan membungkus dengan kertas, menginkubasi selama 24-28 jam dengan posisi terbalik pada suhu 37C. 5. Isolasi bakteri dari kultur campuran - 4 buah tabung rreaksi yang masinng- masing berisi 2 medium agar tegak dan 2 medium agar mirig dimasukkan ke dalam enkas, setelah diberi label. - Sebelum melakukan pengerjaan dalam enkas, terlebih dahulu mensterilkan tangan dengan mengunakan alkohol 70%. - Dengan menggunakan ose lurus, mengambil biakan bakteri lalu menusukkan ke dalam medium lalu di tutup. - Dengan menguunakan ose bulat, mengambil biakan bakteri dan masing- masing digoreskan secara zigzag pada medium agar miring lalu di tututp - Membungku tabung reaksi dengan kertas dan menginkubasinya selama 24- 72 jam dan mengamati masing- masing perbedaannya. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Hasil Tabel pengamatan : 1. Isolasi mikroba di sekitar kita Asal mikroba Ciri- ciri koloni Kelompok mikroba Bentuk Warna Tepi Permukaan Kotoran gigi - Circular -Irregular Putih -Entire -Lobate Convex Bakteri Kotoran kulit kepala -Circular -Rhizoid Putih -Entire -Filamentous Raised Bakteri Kotoran Belakang leher -Circular Putih Entire Convex Bakteri 2. Isolasi mikroba dari substrak cair Bakteri Ciri- ciri koloni Metode Warna Bentuk tepi Permukaan Escherichia coli Putih kehijauan Irregular Lobate Raised Tabur Eschericia coli Putih - - - Tuang Keterangan : = tidak jelas 3. Isolasi kultur campuran Koloni Ciri-ciri koloni Warna Bentuk Tepi Permukaan

1 Putih Circular Entire Raised 2 Putih Irregular Lobate Flat Keterangan : - Circular : Bulat - Irregular : Tidak beraturan - Rhizoid : Pertumbuhan dengan cabang- cabang tidak teratur seperti akar. - Entire : Rata - Lobate : Terdapat bentuk- bentuk seperti telinga - Filamentous : Berbentuk lembaran- lembaran - Convex : Cembung - Raised : Pertumbuhan dengan cabang- cabang teratur - Flat : rata, datar VI.2 Pembahasan 1. Isolasi mikroba disekitar kita Pada percobaan isolasi mikroba di sekitar kita, digunakan medium NA (Nutrient Agar) dengan mengisolasi mikroba yang berasal dari kiotoran giggi, kotoran kulit kepala, dan kotoran belakang lehet. Setelah melakukan pengerjaan dan di inkubasi selama 24- 28 jam di inkubator, diperoleh hasil bahwa cawan petri yang berisi mikroba dari kotoran kulit kepala berjumlah 21 koloni, memiliki dua macam bentuk koloni yaitu berbentuk circular (bulat) dengan tipe entire dan berbentuk irregular ( tidak beraturan) dengan tipe lobate. Warna kedua koloni putih dan memiliki permukaan convex (cembung). Cawan petri yang berisi mikroba dari kotoran belakang leher berjumlah 24 koloni memiliki dua macam bentuk koloni yaitu filamentous. Warna kedua koloni putih dan memiliki permukaan raised. Cawan petri yang berisi kotoran gigi berjumlah 26 koloni memiliki bentuk koloni circular (bulat) dengan tepi entire. Warna koloni putih dan permukaan convex. 2. Isolasi mikroba dari substrat cair Pada percobaan isolasi mikroba dari substrat cair, dilakukan dengan metode tuang dan metode tabur menggunakan bakteri Escherichia coli. Setelah melakukan pengerjaan dan diinkubasi selama 24- 48 jam di inkubator, isolasi mikroba dengan metode tabur terdapat 8 koloni bakteri dengan bentuk irregukar, memiliki bentuk tepi lobate dan permukaan raised. Warna koloninya putih kehijauan. Isolasi mikroba dengan metode tuang, bakteri yang berkoloni jumlahnya tidak bisa untuk dihitung (TBUD), bentuk bakteri,tepi, serta permukaannya tidak jelas. Sedangkan warna bakteri putih. 3. Isolasi bakteri kultur campuran Pada percobaan isolasi bakteri dengan kultur campuran, setelah dilamkukan pengerjaan dan diinkubasi selama 24- 48 jam di inkubator, terdapat 12 koloni bakteri dengan dua macam bentuk bakteri dengan tepi dan permukaan berbeda. Pada koloni pertama bentuknya Circular dengan bentuk tepi entire dan permukaan raised. Pada koloni kedua bentuknya irregular dengan bentuk tepi lobate dan permukaan flat. Warna kedua koloni bakteri putih. 4. Medium agar tegak dan agar miring Pada percobaan ini digunakan agar tegak dan agar miring dengan menggunakan bakteri Escherichia coli. Setelah dilakukan pengerjaan dan di inkubasi selama 1-2 x 24 jam, pertumbuhan bakteri pada medium

agar tegak berbentuk villous sedangkan pertumbuhan bakteri pada medium agar miring berbentuk beaded. BAB V PENUTUP V.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah : 1. Isolasi mikroba di sekitar kita, didapatkan ciri- ciri koloni berupa : - Bentuk : Circular, irregular, dan rhizoid - Warna : putih - Tepi : Entire, lobate, Filamentous - Permukaan : Convex, dan raised 2. Isolasi mikroba dari substrak cair, di dapatkan ciri- ciri koloni berupa : - Bentuk : Irregular - Warna : Putih, dan putih kehijauan - Tepi : lobate - Permukaan : Raised 3. Isolasi kultur campuran, di dapatkan ciri- ciri koloni berupa : - Circular, dan irregular - Warna : Putih - Tepi : Entire, dan lobate - Permukaan : Raised dan flat V.2 Saran Saran saya, sebaiknya peralatan di laboratorium yang rusak diperbaiki atau digantikan dengan yang baru terutama mikroskopnya. DAFTAR PUSTAKA Admin., 2008, http://www.ubb.ac.id/menulengkap.php?judul=Sejarah- Perkembangan-Mikrobiologi. Diakses pada tanggal 08 maret 2009, Makassar. Dwidjoseputro, S., 1992, Mikrobiologi Pangan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Ferdias, S., 1992, Mikrobiologi Pangan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Lay, B., 1994, Analisis Mikroba di Laboratorium, Raja Grafindo Persada, Jakarta. Pelczar, Michael, J., 1986, Dasar- Dasar Mikrobiologi, Universitas Indonesia, Jakarta.

http://firebiology07.wordpress.com/2009/04/19/teknik-isolasi-mikroorganisme/

teknik isolasi mikroba


1. Pendahuluan Mikroorganisme ada dimana-mana. Mereka dapat ditemukan di tanah, udara, air, makanan, limbah, bahkan di permukaan tubuh. Singkatnya, setiap area dari lingkungan kita penuh dengan mikroba. Ilmu mikrobiologi memisahkan populasi yang beraneka ragam

tersebut menjadi spesies induvidu yang dapat dipelajari (Cappucino, 1983). Pertumbuhan mikroorganisme di alam dapat diketahui dengan pengambilan mikroorganisme tersebut di alam yang kemudian ditumbuhkan di dalam suatu medium buatan yang disebut dengan isolasi. Dalam mengisolasi mikroorganisme baik mikroorganisme tanah, air, dan udara harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses isolasi tersebut. t Tujuan dari makalah ini adalah bagaimana cara untuk mengisolasi dan mempelajari berbagai bentuk koloni mikroorganisme yang ada di tanah, air dan udara. 2. Isolasi Berbagai macam mikroorganisme dapat ditemukan di alam dalam populasi yang heterogen. Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya (Sutedjo, 1996). Jika sel-sel tersebut tertangkap oleh media padat pada beberapa tempat yang terpisah, maka setiap sel atau kumpulan sel yang hidup akan berkembang menjadi suatu koloni yang terpisah, sehingga memudahkan pemisahan selanjutnya (Sutedjo, 1996). Bila digunakan media cair, sel-sel mikroba sulit dipisahkan secara individu karena terlalu kecil dan tidak tetap tinggal di tempatnya. Akan tetapi bila sel-sel itu dipisahkan dengan cara pengenceran, kemudian ditumbuhkan dalam media padat dan dibiarkan membentuk koloni, maka sel-sel tersebut selanjutnya dapat diisolasi dalam tabung-tabung reaksi atau cawan petri-cawan petri yang terpisah (Sutedjo, 1996). Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam mengisolasi mikroorganisme adalah :

1. Sifat dan jenis mikroorganisme

2. Habitat mikroorganisme 3. Medium pertumbuhan 4. Cara menginokulasi dan inkubasi 5. Cara mengidentifikasi 6. Cara pemeliharaannya (Dwidjoseputro, 1998). 3. Metode Isolasi Ada bermacam-macam metode isolasi yang dapat digunakan. Macam-macam metode isolasi tersebut antara lain: 1. isolasi tunggal merupakan metode isolasi dengan cara meneteskan bahan yang mengandung mikroorganisme pada suatu kaca penutup dengan menggunakan mikropipet, yang kemudian diteliti dibawah obyektif mikroskop. 2. isolasi gores merupakan metode isolasi dengan cara menggeser atau menggoreskan ujung jarum ose yang telah mengandung mikroorganisme dengan hati-hati di atas permukaan agar secara zig zag yang dimulai dari dasar tabung menuju ke bagian atas tabung. 3. isolasi tebar merupakan metode isolasi dengan cara menebarkan bahan yang mengandung mikroorganisme pada permukaan atas tabung. 4. isolasi tuang merupakan metode isolasi dengan cara mengambil sedikit sampel campuran bakteri yang telah diencerkan dan sampel tersebut kemudian disebarkan didalam suatu medium dari kaldu dan gelatin encer. ( Dwidjoseputro, 2003 ) OlehNuniek, 2001isolasi mikroba dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara penggoresan dan cara penaburan. a. Isolasi mikroba dengan cara penggoresan Tujuan utama dari penggoresan ini adalah untuk menghasilkan koloni-koloni bakteri yang terpisah dengan baik dari suspensi sel yang pekat. Cara ini lebih menguntungkan bila

ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tapi memerlukan ketrampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah. Ada beberapa teknik goresan, antara lain : 1. Goresan T 2. Goresan kuadran 3. Goresan radian 4. Goresan sinambung (Nuniek, 2001). b. Isolasi mikroba dengan cara penaburan Cara penaburan ( pour plate) merupakan cara yang kedua di samping penggoresan untuk memperoleh biakan murni dari biakan campuran mikroba. Cara ini berbeda dari cara penggoresan dimana media agar diinokulasi dalam keadaan tetap cair yaitu pada suhu 45 C, dan demikian pula koloni-koloni akan berkembang di seluruh media, tidak hanya o pada permukaan. Untuk beberapa tujuan hal ini menguntungkan, contohnya dalam mempelajari pertumbuhan kolonistreptococcal pada sel-sel darah merah. Distribusi koloni-koloni yang lebih baik juga diperoleh dalam cawan penaburan yang dibuat dengan baik, dan isolasi akan lebih mudah dibuat. Supaya koloni yang tumbuh dalam cawan tidak terlalu banyak ataupun sedikit maka contoh diencerkan hingga beberapa kali pengenceran dan ditaburkan pada beberapa cawan (Nuniek, 2001). Khusus ntuk isolasi khamir dan jamur dikenal beberapa teknik inokulasi yaitu : 1. Teknik pengenceran 2. Teknik Hansen 3. Teknik Lindner 4. Mikromanipulator 5. Isolasi spora dari sporangium (Winarni, 1997). 4. Karakteristik Koloni Bakteri

Karakteristik koloni bakteri hasil inokulasi merupakan salah satu bagian dalam identifikasi bakteri. Beberapa bentuk koloni spesifik koloni bakteri pada media agar datar yaitu (Sutedjo, 1996) : 1. Ukuran Titik Kecil Sedang Besar 2. Warna koloni Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan tidak kontras dengan air, di mana sel-sel bakteri tersebut disuspensikan. Oleh karena itu pengamatan tanpa pewarnaan menjadi lebih sukar dan tidak dapat digunakan untuk melihat bagian-bagian sel dengan teliti. 3. Bentuk koloni Bundar Tidak beraturan

Rhizoid (tersebar seperti akar) 4. Bentuk bagian tepi koloni (margin ) Rata (entir e) Tidak rata, bergelombang secara beraturan (lobate ) Bergelombang (undulate ) Bergerigi(serrate ) Seperti filamen (filamentous) 5. Bentuk koloni dilihat dari samping atau tingginya (elevation ) Datar ( flat) Agak menonjol ke atas (raised )

Menonjol ke atas (convek ) Menonjol dengan bagian pusat yang lebih tinggi (umbonate ) Pada isolasi mikroorganisme air digunakan metode pengenceran bertingkat. Tujuan dari metode ini adalah untuk mendapatkan satu kultur murni atau dengan kata lain satu koloni mikroorganisme saja. Koloni adalah kumpulan organisme yang berasal dari satu sel. Pengenceran dilakukan sebanyak 3 kali. Pertama-tama air susu dipipet satu ml kemudian diteteskan pada 9 ml aquades steril. Setelah itu di homogenkan larutan secara merata dengaan alat bernama vortex mixer. Setelah itu diambil lagi 1 ml dari pengenceran 10 dengan -1 menggunakan pipet ukur khusus. Diteteskan pada 9 ml aqudes steril lagi, dan begitu seterusnya hingga didapatkan pengenceran 10-3. a. Tandai semua tabung reaksi yang berisi aquades 9 ml (A, B, C, dst) dan tandai pula masing-masing cawan petri dengan nilai pengencerannya. b. Kocok (divoteks) suspensi kuman (tanah) yang sebelumnya diencerkan dengan aquades 9 ml dan dipindahkan 1 ml suspensi tersebut ke botol A. c. Kocok tabung reaksi A (divorteks) sehingga suspensinya tercampur secara homogen dan juga menyebabkan bakteri tersebar dan terlepas dari kelompok atau rantainya. d. Pindahkan 1 ml dari tabung reaksi A ke B e. Pindahkan 1 ml dari tabung reaksi B ke C. Dari tabung reaksi C dipindahkan 1 ml ke cawan petri yang telah ditandai berdasarkan nilai pengencerannya, kemudian putar-putar cawan tersebut sehingga suspensi tercampur dengan baik. Hal ini dilakukan serupa pada tabung reaksi D. f. Setelah perlakuan pengenceran dilakukan, maka beberapa cawan petri yang berisi suspensi tersebut dimasukkan ke dalam inkubator (37C) dengan membalik cawan petri (Lay, 1994).

Daftar pustaka Cappuccino, J.G and N.Sherman. 1983.Microbiology: a Laboratory Manual . Adison-Wesley Publishing company: California Dwidjoseputro, D. 1998.Dasar-Dasar Mikrobiologi . Djambatan : Malang.

Lay, B. M. 1994.Analisis Mikroba di Laboratorium . PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta Nuniek, T. 2001.Diktat Kuliah Mikrobiologi Industri . Teknik Kimia FTI-ITS : Surabaya Sutedjo, M. 1996.Mikrobiologi Tanah . Rineka Cipta : Jakarta. Volk, W.A. dan Wheeler, M.F. 1990.Mikrobiologi Dasar . Erlangga : Jakarta http://aditthp.blogspot.com/2011/04/teknik-isolasi-mikroba.html

You might also like