Professional Documents
Culture Documents
A. PENDAHULUAN
menjadi khalifah Allah di muka bumi dengan tujuan semata beribadah kepada-
)4(ٍن تَ ْقوِيم
ِ َلْنْسَانَ فِي أَحْس
ِ خلَ ْقنَا ا
َ ْلَقَد
(َل َت ْعَلمُون
َ علَمُ مَا
ْ َل ِإنّي أ
َ ك َونُقَدّسُ لَكَ قَا
َ ِحمْد
َ ِح ب
ُ ّسب
َ ُن ن
ُ ْك ال ّدمَاءَ َونَح
ُ فِيهَا َويَسْ ِف
)30
)56(ِل ِل َي ْعبُدُون
ّ ِلْ ْنسَ إ
ِ ن وَا
ّ ِت الْج
ُ خلَ ْق
َ وَمَا
عن أبي ُه َر ْي َرةَ قال كان النبيّ صلى ال عليه وسلم بارزًا يومًا للنا سِ فأَتاه
رجلٌ فقال :ما اليمان قال :اليمان أن تؤم نَ بال وملئكتِ هِ وبلقائِ هِ وبرسلِهِ
وتؤمَن بالبعثِ قال :ما السلمُ قال :السلمُ أن تعبدَ الَ ول تشركَ به وتقيمَ
ال صلةَ وتؤدّ يَ الزكاةَ المفروضةَ وت صومَ رمضا نَ قال :ما الح سان قال:
أن تعبدَ ال كأ نك ترا هُ ،فإِن لم ت كن تراه فإِ نه يراك قال :م تى ال ساعةُ قال:
علَم مِ نَ ال سائل ،و سأُخب ُركَ عن أشراطِ ها؛ إِذا َولَدَ تِ
ما الم سئولُ عن ها بأَ ْ
لمَةُ َربّهَاَ ،وإِذا تطاولَ رُعاةُ البِلِ ال َبهْ مُ في البنيان ،في خم سٍ ل يعلمهنّ
اَ
إِلّ ال ثم تل النبيّ صلى ال عليه وسلم (إِنّ ال عنده علم الساعة ) الية:
ثم أدبر فقال :رُدّوه فلم َي َروْا شيئا فقال :هذا جبر يل جاءَ ُي َعلّ مُ النا سَ دينَ هم
(متفق عليه)
3
berfirman:
عنْهُه
َ ل أُوَلئِكَه كَانَه
ّ ُعلْمٌه إِنّ السّهمْعَ وَا ْلبَصَهرَ وَالْ ُفؤَادَ ك
ِ ل تَقْفُه مَا َليْسَه لَكَه بِهِه
َ َو
)36(ًسئُول
ْ َم
berfirman:
ستَجِيبُوا لِي
ْ َع َو َة الدّا عِ إِذَا دَعَا نِ َف ْلي
ْ َب أُجِي بُ د
ٌ عنّي فَِإنّي َقرِي
َ عبَادِي
ِ َسَأَلك
َ َوإِذَا
dalam kehidupan?
B. PENGERTIAN TASAWUF
berikan pengertian singkat sufi dan tasawuf. Ada beberapa pendapat tentang
asal-usul kata tasawuf. Ada yang mengatakan bahwa tasawuf berasal dari kata
safa’, artinya suci, bersih atau murni. Karena memang, jika dilihat dari segi
niat maupun tujuan dari setiap tindakan dan ibadah kaum sufi, maka jelas
bahwa semua itu dilakukan dengan niat suci untuk membersihkan jiwa dalam
mengabdi kepada Allah SWT.1 Ada lagi yang mengatakan tasawuf berasal dari
kata saff, artinya saff atau baris. Mereka dinamakan sebagai para sufi, menurut
pendapat ini, karena berada pada baris )saff( pertama di depan Allah, karena
Nya.2 Ada pula yang mengatakan bahwa tasawuf berasal dari kata suffah atau
1
Drs. Asmaran As, MA. Pengantar Studi Tasawuf. Jakarta: RadjaGrafindo Persada, 1996
hal.42-3
2
Ibid.
6
suffah al Masjid, artinya serambi mesjid. Istilah ini dihubungkan dengan suatu
tempat di Mesjid Nabawi yang didiami oleh sekelompok para sahabat Nabi
yang sangat fakir dan tidak mempunyai tempat tinggal. Mereka dikenal
sebagai ahli suffah. Mereka adalah orang yang menyediakan waktunya untuk
yang tinggal di serambi mesjid )suffah( yang hidup pada masa nabi SAW.3
Sementara pendapat lain mengatakan bahwa tasawuf berasal dari kata suf,
yaitu bulu domba atau wol. Hal ini karena mereka )para sufi( tidak memakai
pakaian yang halus disentuh atau indah dipandang, untuk menyenangkan dan
aurat dengan bahan yang terbuat dari kain wol kasar )suf(.4
1. Bisyri bin Haris mengatakan bahwa sufi ialah orang yang suci hatinya
2. Sahl at-Tustari mengatakan bahwa sufi ialah orang yang bersih dari
dalam menghadap Allah SWT, dan baginya tiada beda antara harga emas
dan pasir.
3
Ibid. hal. 44.
4
Ibid. Hal 44-5.
5
Drs. K. Permadi, S.H. Pengantar Ilmu Tasawuf. Jakarta: Rineka Cipta, 2004. hal. 28-9
7
3. Al-Junaid al-Bagdadi )w. 289 H(, tokoh sufi modern, mengatakan bahwa
tasawuf ialah membersihkan hati dari sifat yang menyamai binatang dan
pada ilmu kebenaran, mengamalkan sesuatu yang lebih utama atas dasar
5. Abu Yazid al-Bustami secara lebih luas mengatakan bahwa arti tasawuf
mencakup tiga aspek, yaitu kha )melepaskan diri dari perangai yang
C. TUJUAN TASAWUF
6
http://media.isnet.org/islam/Paramadina/Konteks/TasawufHN1.html
8
Tasawuf Islam bersumber dari al-Qur’an dan Hadis. Banyak ayat al-
Qur’an dan Hadis Nabi SAW. berbicara tentang hubungan antara Allah dengan
jasadiah, dan kehidupan yang bersifat batiniah. Pada unsur kehidupan yang
bersifat batiniah inilah kemudian lahir tasawuf. Unsur kehidupan tasawuf ini
mendapat perhatian yang cukup besar dari sumber ajaran Islam, al-Qur’an dan
al-Sunnah serta praktek kehidupan Nabi dan sahabatnya. Lebih jauh, al-
dapat memberikan cahaya kepada orang yang dikehendaki )an-Nur: 35(; Allah
dunia dan harta benda )al-Hadid, al-Fathir: 5(; dan senantiasa bersikap sabar
dalam menjalani pendakatan diri kepada Allah SWT )Ali Imron: 3(.8
dalam beribadah )al-Bayinah: 5(; berperilaku jujur )al-Anfal: 58(, adil, taqwa
)al-Maidah: 6(; yakin, tawakal )al-Anfal: 49(; qonaah, rendah hati dan tidak
Nya )raja’( )al-Kahfi: 110(, takut terhadap murka Allah atas segala dosa
)khauf( )at-Tahrim: 6(; menahan hawa nafsu )Yusuf: 53(; amar ma’ruf nahi
munkar )Ali Imron: 104(; dan banyak lagi konsep akhlak dan amal diajarkan
alam raya ini terdapat potensi ketuhanan yang dapat didayagunakan untuk
8
Dr. H. Abudin Nata, MA. Akhlak Tasawuf. Jakarta: RadjaGrafindo Persada, 2002. hal.
181
10
mengenal-Nya. Dan apa yang ada di alam raya ini pada hakikatnya adalah
adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah Kami kembali.” dan al-Baqarah 45-
yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',
ل يزال العبد يتقرب الي بالنوافل حتى احبه فاذا احببته كنت سمعه الذى يسمع
وبصهره الذى يبصهر بهه ولسهانه الذى ينطهق بهه ويده الذى يبطهش بهها ورجله
الذى يمشوى بها فبى يسمع فبى يبصر وبى ينطق وبى يعقل وبى يبطش وبى
.يمشى
mendekatkan diri kepada Allah SWT. Pengasingan diri Nabi SAW. di gua
Hira’ ini merupakan acuan utama para sufi dalam berkhalawat. Puncak
kedekatan Nabi SAW dengan Allah terjadi ketika beliau melakukan Isro’ wal
yaitu pribadi Nabi yang sederhana, zuhud, dan tidak pernah terpesona oleh
kemewahan dunia. Dalam salah satu do’anya nabi bermohon: “Wahai Allah,
miskin.” )HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim(. Pada suatu waktu Nabi SAW
rumahnya tidak ada makanan. Keadaan seperti ini diterimanya dengan sabar,
lalu beliau menahan laparnya dengan berpuasa )HR. Abu Daud, Tirmidzi dan
Nasai(. Nabi juga sering mengganjal perutnya dengan batu sebagai penahan
lapar.
12
SAW adalah orang yang paling tekun beribadah. Dalam satu riwayat dari
shalat malam; di dalam shalat lututnya bergetar karena panjang, banyak rakaat
serta khusu’ dalam shalatnya. Tatkala ruku’ dan sujud terdengar suara
tangisnya, namun beliau tetap terus melakukan shalat sampai suara azan Bilal
bin Rabah terdengar di waktu subuh. Melihat Nabi SAW demikian tekun
yang terdahulu dan akan datang telah diampuni Allah, kenapa engkau masih
terlalu banyak melakukan shalat?” Nabi SAW menjawab: ‘Aku ingin menjadi
tetapi juga oleh Allah SWT. Allah berfirman: “Dan sesungguhnya kamu
hari banyak diikuti oleh para sahabatnya, dilanjutkan oleh para tabi’in, tabiit
tabi’in dan seluruh Muslim hingga saat ini . Mereka mengikuti firman Allah:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik
13
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” )Al-Ahzab: 21(.
Islam bersumber dari al-Qur’an dan Hadis. Namun demikian perlu juga kita
bahwa sumber yang membentuk tasawuf itu ada lima, yaitu unsur Islam, unsur
Masehi )agama Nasrani(, unsur Yunani, unsur Hindu/Budha dan unsur Persia.
unsur di luar Islam yang masuk ke dalam tasawuf menurut orientalis dapat
dijelaskan berikut:
latihan jiwa dan ibadah. Atas dasar ini Von Kromyer berpendapat bahwa
tasawuf adalah buah dari unsur agama Nasrani yang terdapat pada zaman
Jahiliyah.Hal ini diperkuat pula oleh Gold Ziher yang mengatakan bahwa
sikap fakir dalam Islam adalah merupakan cabang dari agama Nasrani.
mengatakan bahwa istilah-istilah tasawuf itu berasal dari agama Nasrani, dan
14
bahkan ada yang berpendapat bahwa aliran tasawuf berasal dari agama
Nasrani.9
Unsur lain yang dikatakan berasal dari Nasrani adalah sikap fakir.
Menurut keyakinan Nasrani bahwa Isa bin Maryam adalah seorang yang fakir,
dan Injil juga disampaikan kepada orang fakir. Isa berkata: “Beruntunglah
kamu orang yang lapar, karena kamu akan kenyang.” Selanjutnya adalah sikap
tawakal kepada Allah dalam soal penghidupan terlihat pada peranan syekh
yaitu menahan diri tidak kawin karena kawin dianggap dapat mengalihkan
perhatian diri dari Khalik, dan penyaksian, dimana sufi dapat menyaksikan
2. Unsur Yunani
pada Daulah Abbasiyah, metode berpikir filsafat Yunani ini juga telah ikut
dengan Tuhan. Pada persoalan ini, boleh jadi tasawuf yang terkena pengaruh
bercorak filsafat. Hal ini dapat dilihat dari pikiran al-Farabi, al-Kindi, Ibnu
Sina, terutama dalam uraian tentang filsafat jiwa. Demikian juga pada uraian-
9
Ibid. hal. 185-6
10
Ibid.
15
uraian tasawuf dari Abu Yazid, al-Hallaj, Ibnu Arabi, Syukhrawardi, dan lain
sebagainya.11
Selain itu, ada yang mengatakan bahwa masuknya filsafat ke dunia Islam
ortodoks )kalam(, sedangkan untuk Neo Platonisme lebih masuk kepada dunia
tasawuf.
memancar dari zat Tuhan Yang Maha Esa menjadi salah satu dasar
Islam. Dalam emanasinya, Plotinus menjelaskan bahwa roh berasal dari Tuhan
dan akan kembali kepada Tuhan. Akan tetapi ketika masuk ke alam materi, roh
menjadi kotor, dan untuk kembali ke tempat asalnya, roh harus terlebih dahulu
mendekati Tuhan sebisa mungkin, atau bersatu dengan Tuhan. Dikatakan pula
bahwa filsafat ini mempunyai pengaruh terhadap munculnya kaum zahid dan
3. Unsur Hindu/Budha
seperti sikap fakir. Darwis Al-Birawi mencatat adanya persamaan cara ibadah
11
Drs. Rosihon Anwar, M.Ag. Drs. Mukhtar Solihin, M.Ag. Ilmu Tasawuf. Bandung:
Pustaka Setia, 2000. hal. 35
12
Ibid. hal. 36
16
dan mujahadah pada tasawuf dan ajaran Hindu. Demikian juga pada paham
reinkarnasi )perpindahan roh dari satu badan ke badan lain(, cara pelepasan
dari dunia versi Hindu-Budha dengan persatuan diri dengan jalan mengingat
Allah.13
ajaran Nirwana dalam agama Hindu. Gold Ziher mengatakan bahwa ada
karena kalau diterima bahwa ajaran tasawuf itu berasal dari Hindu/Budha
4. Unsur Persia
Sebenarnya Arab dan Persia memiliki hubungan sejak lama, yaitu pada
telah masuk ke tanah Arab. Yang jelas kehidupan kerohanian Arab masuk ke
Barangkali ada persamaan antara istilah zuhud di Arab dengan zuhud menurut
13
Ibid. hal. 33
14
Drs. H. Abuddin Nata, MA. Op.Cit. hal. 187
15
Ibid.
17
agama Manu dan Mazdaq; antara istilah Hakikat Muhammad dan paham
tasawuf itu bersumber dari ajaran Islam itu sendiri ialah al-Qur’an dan Sunah,
mengingat yang dipraktekkan Nabi SAW dan para sahabat. Namun setelah
dari luar seperti filsafat Yunani dan sebagainya. Dan andaipun terdapat
mengingat semua agama samawi berasal dari tuhan yang sama Allah SWT
E. MAQAMAT
Secara harfiah maqamat berasal dari bahasa Arab yang berarti tempat
orang berdiri atau pangkal mulia. Istilah ini selanjutnya digunakan untuk arti
sebagai jalan panjang yang harus ditempuh oleh seorang sufi untuk berada
dekat dengan Allah. Dalam bahasa Inggris maqamat dikenal dengan istilah
stages yang berarti tangga. Harun Nasution menyebut dengan istilah stations.
ditempuh oleh seorang sufi untuk sampai menuju Tuhan, di kalangan sufi
mengatakan bahwa maqamat itu jumlahnya ada sepuluh, yaitu: al-taubah, al-
mahabbah dan al-ma’rifah. Abu Nasr al-Sarraj al-Tusi dalam kitab al-Luma’
Sementara itu Imam al-Ghazali dalam kitabnya Ihya’ Ulum al-Din mengatakan
bahwa maqamat itu ada delapan, yaitu: al-taubah, al-shabr, al-zuhud, al-
beda, namun ada maqamat yang oleh kalangan sufi disepakati, ialah: al-
disepakati sebagai maqamat, ketiga istilah terakhir oleh para sufi terkadang
disebut sebagai maqamat, dan terkadang sebagai hal dan ittihad )tercapainya
1. al- Taubah
17
Dr. H. Abuddin Nata, MA. Op.Cit. hal. 193-4
19
قال ال تعالى ياابهن ادم إنهك مها دعوتنهى ورجوتنهى غفرت لك على مها كان
منك ول أبالى ياابن ادم لو بلغت ذنوبك عنان السماء ثم استغفرتنى غفرت
لك ياابهن ادم إنهك لو أتيتنهى بقراب الرض خطايها ثهم لقيتنهى ل تشرك بهى
syariat biasa ialah taubatnya orang awam dan maqam taubat ialah taubat
orang khawas. Dalam hal ini ulama sufi Dzu al-Nun al-Mishri
mengatakan:
Bagi golongan khawas atau sufi, yang dipandang dosa adalah tidak
sekedar berbuat maksiat kepada Allah, bahkan yang terbesar adalah dosa
18
Simuh. Tasawuf dan Perkembangannya Dalam Islam. Jakarta: RajaGrafindo Persada,
1996. hal. 51
21
proses kepada hal )mystical sate(, yakni telah merupakan anugerah Tuhan
semata-mata, dan bukan lagi hasil upaya manusia. Dalam hal ini R.A.
Nicholson mengatakan:
2. al-Wara
yang tidak baik. Dan dalam pengertian sufi al-Wara’ adalah meninggalkan
)subhat(.21
19
Ibid. Hal. 53
20
Ibid. Hal. 54
21
Dr. H. Abuddin Nata, M.A. Op.Cit. hal. 199.
22
“Wara’ itu dua tingkat, wara’ segi lahir yaitu hendaklah kamu
tidak bergerak kecuali untuk ibadah pada Allah; dan wara’ batin, yakni
agar tidak masuk dalam hatimu kecuali Allah Ta’ala.”23
3. al-Zuhud
22
Simuh. Op.Cit. hal. 56.
23
Ibid. Hal. 55.
23
ada yang mengatakan bahwa zuhud adalah orang yang zuhud dalam
masalah yang haram, karena yang halal adalah sesuatu yang mubah dalam
pandangan Allah, yaitu orang yang diberikan nikmat berupa harta yang
Dan Ketiga )tertinggi(, mengucilkan dunia bukan karena takut atau karena
berharap, tetapi karena cinta kepada Allah belaka. Orang yang berada pada
tingkat tertinggi ini akan memandang segala sesuatu, kecuali Allah, tidak
)77(ًظَلمُونَ َفتِيل
ْ ُل ت
َ َن اتّقَى و
ِ َخ ْي ٌر ِلم
َ ُخ َرة
ِ ْل وَال
ٌ ع ال ّد ْنيَا َقلِي
ُ ل َمتَا
ْ ُق
24
Imam al-Ghazali. Ihya’ Ulumu al-Din. Jilid III. Beirut: Dar al-Fikr, t.t. hal. 162-178.
25
Dr. H. Abuddin Nata, M.A. Op.Cit. hal. 195.
26
Drs. Rosihan Anwar, M.Ag, Drs. Mukhtar Solihin, M.Ag. Op.Cit. hal. 72.
24
)17(خ ْي ٌر َوَأبْقَى
َ ُخ َرة
ِ ْوَال
al-‘Arabi mengatakan:
cita terhadap apa yang luput dari kamu; dan supaya kamu jangan
terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu” )al-
Hadid: 23(. Maka seorang zahid tidak bergembira dengan adanya
dunia di tangannya. Abu ‘Usman berkata: “Zuhud itu kamu
tinggalkan dunia, kemudian kamu tidak peduli siapa yang
mengambilnya”. Kesemua makna-makna di atas berkisar pada
menghindari kelezatan hidup duniawi dan kenikmatannya, dan
ketiadaan kecenderungan kepadanya. Maka Zuhud itu salbi
)negatif( sifatnya.”27
4. Fakir
berhajat, butuh atau orang miskin. Sedangkan dalam pandangan sufi, fakir
adalah tidak meminta lebih dari apa yang telah ada pada diri kita. Tidak
kewajiban. Tidak meminta sungguhpun tak ada pada diri kita, kalau diberi
subhat agar hidup hanya mencari yang jelas halal, kemudian dengan zuhud
telah menjauhi keinginan terhadap yang halal-halal dan hanya yang amat
sufi mengosongkan seluruh hati dari ikatan dan keinginan terhadap apa
terhadap apa yang selain Allah(. Inilah ajaran qath’u al-‘ala’iq قططع العلئق
27
Simuh. Op.Cit. hal. 57.
28
Dr. H. Abuddin Nata, M.A. Op.Cit. hal. 200.
26
dunia. Yang dituju dengan konsep fakir atau tajrid sebenarnya hanyalah
netral, tidak ingin dan tidak memikirkan ada atau tidaknya dunia.29
adalah kelakuan Nabi SAW sewaktu emas belum diharamkan bagi pria,
5. Maqam Sabar
Secara harfiah, sabar berarti tabah hati. Menurut Zun al-Nun al-
tetap tabah dalam menghadapi cobaan dengan sikap yang baik. Ibn Usman
rasa kesal.31
Dasar maqam sabar, banyak terdapat dalam firman Allah dan hadis
Nabi diantaranya:
ْل َلهُم
ْ ِس َتعْج
ْ َل ت
َ َل و
ِ ُصبَ َر أُولُو ا ْل َعزْ ِم مِنَ الرّس
َ ص ِبرْ َكمَا
ْ فَا
Allah. Dalam keadaan fakir, seseorang dalam hidupnya tentu akan dilanda
segera melangkah ke maqam sabar. Jadi dengan maqam sabar, para sufi
seribu satu kesulitan dan derita dalam hidupnya dengan sikap sabar, tanpa
31
Dr. H. Abuddin Nata, M.A. Op.Cit. hal. 200
28
6. Maqam Tawakal
)51(َل ا ْل ُم ْؤ ِمنُون
ِ ّعلَى الِّ َف ْل َي َت َوك
َ َلنَا و
َ ْلّ َلنَا ُه َو َمو
ُ ل مَا َك َتبَ ا
ّ ِن ُيصِي َبنَا إ
ْ َل ل
ْ ُق
dilakukan sesudah segala daya upaya dan iktiyar dijalankan. Jadi yang
dan menyucikan hati manusia agar tidak terikat dan tidak ingin dan
)manusia( di depan Allah Yang Maha Kuasa laksana mayat di depan orang
29
Allah SWT. Hal ini karena penghayatan akhir yang dicitakan oleh seorang
akan tetapi karena kehendak Allah semata seperti penghayatan fana’ dan
7. Maqam Ridla
saja, segala yang telah dan sedang dialaminya itulah yang terbaik baginya,
tak ada yang terlebih baik selain apa yang telah dan sedang dialaminya.
sufi segala keadaan hidup baik itu nikmat atau cobaan adalah dalam
)62(َح َزنُون
ْ َعَل ْيهِ ْم وَلَ هُ ْم ي
َ ٌخ ْوف
َ َن َأ ْوِليَاءَ الِّ ل
ّ ِل إ
َ َأ
إنني اناال ل اله ال انا من لم يصبر على بلئى ولم يشكر لنعمائى
F. KESIMPULAN
1. Tasawuf itu bersumber dari ajaran Islam itu sendiri ialah al-Qur’an dan Sunah,
mengingat yang dipraktekkan Nabi SAW dan para sahabat. Namun setelah
dari luar seperti filsafat Yunani dan sebagainya. Dan andaipun terdapat
mengingat semua agama samawi berasal dari tuhan yang sama Allah SWT
2. Para sufi mengenalkan jalan untuk mengenal Allah yang disebut Maqamat,
ialah jalan panjang yang harus ditempuh oleh seorang sufi untuk berada dekat
dengan Allah. Maqamat dalam sufi tersebut adalah: al-Taubah, al-Wara’, al-
DAFTAR PUSTAKA
Abudin Nata, Dr. MA. Akhlak Tasawuf. Jakarta: RadjaGrafindo Persada, 2002
al-Ghazali. Ihya’ Ulumu al-Din. Jilid III. Beirut: Dar al-Fikr, t.t.
Asmaran As, Drs. MA. Pengantar Studi Tasawuf. Jakarta: RadjaGrafindo Persada,
1996
http://media.isnet.org/islam/Paramadina/Konteks/TasawufHN1.html
Permadi, K.Drs. S.H. Pengantar Ilmu Tasawuf. Jakarta: Rineka Cipta, 2004
Rosihon Anwar, Drs. M.Ag. Drs. Mukhtar Solihin, M.Ag. Ilmu Tasawuf.
Persada, 1996