You are on page 1of 43

12/21/12

ALAT PENYAMBUNG PADA BAJA

12/21/12

Kelompok 4
I I

Gede Putu Sugalih Arta (1104105057) Gusti Bagus Adi Antara (1104105065) Bagus Andre Septiana (1104105067) Indrayoga Sanjaya (1104105069) Gede Agus Krisnhawa Putra

Putu

Made I

12/21/12

Alat Penyambung Baja

12/21/12

Sambungan Pada Baut


Baut adalah salah satu alat penyambung profil baja, selain paku keling dan las. Baut yang lazim digunakan sebagai alat penyambung profil baja adalah baut hitam dan baut berkekuatan tinggi. Baut hitam terdiri dari 2 jenis, yaitu : Baut yang diulir penuh dan baut yang tidak diulir penuh, sedangkan baut berkekuatan tinggi umumnya terdiri dari 3 type yaitu: Tipe 1 : Baut baja karbon sedang, Tipe 2 : Baut baja karbon rendah,

12/21/12

Pada umumnya baut yang digunakan untuk menyambung profil baja ada 2 jenis, yaitu :
v Baut v Baut

yang diulir penuh yang tidak diulir penuh

12/21/12

Baut yang diulir penuh


Baut

yang diulir penuh berarti mulai dari pangkal baut sampai ujung baut diulir. Untuk lebih jelasnya, perhatikan Gambar 1 berikut.

12/21/12

Diameter

baut yang diulir penuh disebut Diameter Kern (inti) yang ditulis dengan notasi k d atau 1 d pada Tabel Baja tentang Baut, misalnya :

Rumus untuk menghitung Luas Penampang (Abaut)

12/21/12

12/21/12

Kalau

baut yang diulir penuh digunakan sebagai alat penyambung, maka ulir baut akan berada pada bidang geser. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar 2 berikut.

12/21/12

Baut yang tidak diulir penuh


Baut

yang tidak diulir penuh ialah baut yang hanya bagian ujungnya diulir. lebih jelasnya, perhatikan Gambar 3 berikut ini.

Untuk

Diameter

nominal baut yang tidak diulir penuh ialah diameter terluar dari batang baut. Diameter nominal ialah diameter yang tercantum pada nama perdagangan, misalnya baut M16 berarti diameter nominal baut tersebut = 16 mm. menghitung luas penampang baut tidak diulir penuh digunakan rumus :

12/21/12

Untuk

Jenis-jenis Sambungan Yang Menggunakan Baut:


1)

12/21/12

Baut dengan 1 irisan (Tegangan geser tegak lurus dengan sumbu baut) Baut dengan 2 irisan (Tegangan geser tegak lurus dengan sumbu baut) Baut yang dibebani // sumbunya Baut yang dibebani sejajar sumbu dan tegak lurus sumbu

2)

3) 4)

12/21/12

12/21/12

12/21/12

Besarnya tegangan izin baut pada 12/21/12 sambungan yang menggunakan baut telah diatur pada PPBBI pasal. 8.2 yaitu :

(Ket. St = Jarak sumbu baut paling luar ke tepi pelat yang disambung)

12/21/12

Tetapi perlu diperhatikan, apabila pelat tidak kuat bila dibandingkan dengan baut, maka lubang baut pada pelat akan berubah bentuk dari bulat akan berubah menjadi oval. Karena itu harus dihitung kekuatan tumpuan dengan rumus :

Mengenai jarak baut pada suatu sambungan, tetap harus berdasarkan PPBBI pasal 8.2, yaitu :
Banyaknya

12/21/12

baut yang dipasang pada satu baris yang sejajar arah gaya, tidak boleh lebih dari 5 buah. antara sumbu buat paling luar ke tepi atau ke ujung bagian yang disambung, tidak boleh kurang dari 1,2 d dan tidak boleh lebih besar dari 3d atau 6 t (t adalah tebal terkecil bagian yang disambungkan). sambungan yang terdiri dari satu baris baut, jarak dari sumbu ke sumbu

Jarak

Pada

12/21/12

Jika sambungan terdiri dari lebih satu baris baut yang tidak berseling, maka jarak antara kedua baris baut itu dan jarak sumbu ke sumbu dari 2 baut yang berurutan pada satu baris tidak boleh kurang dari 2,5 d dan tidak boleh lebih besar dari 7 d atau 14 t. 2,5 d < s < 7 d atau 14 t 2,5 d < u < 7 d atau 14 t 1,5 d < s1 < 3 d atau 6 t

Jika sambungan terdiri dari lebih dari satu baris baut yang dipasang berseling, jarak antara baris-baris buat (u) tidak boleh kurang dari 2,5 d dan tidak boleh lebih besar dari 7 d atau 14 t, sedangkan jarak antara satu baut dengan baut

12/21/12

Baut Mutu Normal (Baut Hitam)


Sambungan

baut dapat terbuat dari baut mutu normal atau mutu tinggi. ini dibuat dari baja karbon rendah yang diidentifikasi sebagai A307, dan merupakan jenis baut yang paling murah baut ini belum tentu menghasilkan sambungan yang paling murah karena banyaknya

Baut

Namun

Baut Mutu Tinggi / High Tension Bolt 12/21/12 (HTB)

Sambungan baut mutu tinggi mengandalkan gaya tarik awal yang terjadi karena pengencangan awal. Gaya tersebut dinamakan proof load. Gaya tersebut akan memberikan friksi, sehingga sambungan baut mutu tinggi hingga taraf gaya tertentu dapat merupakan tipe friksi. Sambungan jenis ini baik untuk gaya bolak-balik. Untuk taraf gaya yang lebih tinggi, sambungan tersebut merupakan tipe tumpu. Baut mutu tinggi dipasang dengan mula-mula melakukan kencang tangan dan diikuti dengan setengah putaran setelah kencang tangan. Atau menggunkana kunci torsi yang telah dikalibrasi sehingga menghasilkan setengah putaran setelah kencang tangan. Diameter yang paling sering digunakan pada konstruksi gedung adalah inci dan 7/8 inci. Diamter yang palins sering digunakan pada konstruksi

12/21/12

Sambungan Dengan Paku Kelling


Paku keling (rivet) adalah salah satu alat penyambung atau profil baja, selain baut dalam las. Paku keling terdiri dari sebuah baja yang pendek yang mudah ditempa dan berbentuk mangkuk setengah bulatan. Pada saat paku keling dalam keadaan plastis, paku keling dipukul dengan palu sehingga akan terbentuk sebuah kepala lagi pada sisi yang lainnya. Dan biasanya, paku keling akan mengembang sehingga mengisi

12/21/12

Pemakaian paku keling ini digunakan untuk :


Sambungan

kuat dan rapat, pada konstruksi boiler (boiler, tangki dan pipa-pipa tekanan tinggi). baja crane). kuat, pada konstruksi (bangunan, jembatan dan

Sambungan

Sambungan

rapat, pada tabung dan tangki (tabung pendek, cerobong, pipa-pipa tekanan).

Pada

umumnya paku keling yang dipakai pada struktur baja adalah paku keling yang dipasang di bengkel dan paku keling yang dipasang di lapangan. Sebagaimana telah dijelaskan pada pendahuluan, paku keling terdiri secara sederhana dari sebuah baja yang pendek, mudah ditempa dan berbentuk mangkuk setengah bulatan. Tetapi bisa juga kepala paku keling tersebut berbentuk bonggolan. Pada saat paku keling berada dalam keadaan

12/21/12

12/21/12

Selama proses penempaan, sebuah alat bucking di tempatkan dibawah kepala paku keling di sisi belakang sambungan, untuk memegang paku keling supaya tidak bergerak dan berfungsi sebagai landasan. Setelah ditempa, paku keling kemudian menjadi angin dingin dan pendek, proses pemendekkan ini akan memberikan tekanan pada pelat-pelat yang disambung.

12/21/12

Didalam

perhitungan, prinsip sambungan dengan menggunakan paku keling sama saja dengan prinsip sambungan dengan menggunakan baut. Yang membedakannya hanyalah tegangan izin. Untuk mengetahui tegangan izinnya dapat dilihat PPBBI pasal 8.3. ayat (1). Kecuali kombinasi tegangan geser dan tegangan tarik yang diizinkan sama dengan kombinasi tegangan geser dan tegangan tarik pada sambungan baut, yaitu :

12/21/12

Besarnya tegangan gizi dalam menghitung kekuatan paku keling adalah :

12/21/12

Sambungan Menggunakan Las


Pengelasan

adalah salah satu cara menyambung pelat atau profil baja, selain menggunakan baut dan paku keling. Kalau diperhatikan sekarang ini, sebagian besar sambungan yang dikerjakan di bengkel menggunakan las, misalnya pembuatan pagar besi, pembuatan tangga besi ataupun jerejak. Proses pengelasan biasanya dikerjakan secara manual dengan menggunakan batang las (batang

12/21/12 Pada Konstruksi baja biasanya terdapat 2 macam las, yaitu:

Las
1. 2. 3. 4.

Tumpul

Las Tumpul Persegi Panjang Las Tumpul V Tunggal Las Tumpul V Ganda Las Tumpul U Tunggal

Las
1. 2. 3.

Sudut

Las Sudut Datar Las Sudut Cekung Las Sudut Cembung

12/21/12

Las Tumpul
Las

Tumpul Persegi Panjang: Sambungan jenis ini hanya dipakai bila tebal logam dasar tidak lebih dari 5 mm. Tumpul V Tunggal: Sambungan jenis ini tidak ekonomis bila logam dasar tebalnya melebihi 15 mm. Tumpul V Ganda: sambungan jenis ini lebih cocok untuk seluruh kondisi. Tumpul U Tunggal: : Sambungan

Las

Las Las

12/21/12

12/21/12

Las Sudut
Las

Sudut Datar: Sambungan jenis ini adalah sambungan las yang paling umum digunakan karena memberikan kekuatan yang sama dengan pemakaian elektroda yang lebih sedikit. Sudut Cekung: Pemakaian elektroda lebih banyak dibandingkan dengan las sudut datar. Sudut Cembung: Pemakaian elektroda lebih banyak sama seperti las

Las

Las

12/21/12

Keunggulan dan Kekurangan Sambungan Las


Keunggulan

12/21/12

lebih murah dan lebih ringan tidak ada pengurangan luas penampang permukaan sambungan bisa dibuat rata bahaya terhadap korosi kurang mudah perbersihannya tampak lebih bagus hanya untuk logam sejenis

Kekurangan

Peraturan Sambungan Las (PPBBI Pasal 8.5)


v

12/21/12

Panjang netto las adalah :


Ln

= Lbruto 3a : a = tebal las

Dimana

Panjang netto las tidak boleh kurang dari 40 mm atau 8 a 10 kali tebal las. Panjang netto las tidak boleh lebih dari 40 kali tebal las. Kalau diperlukan panjang netto las yang

Tebal Gaya

las sudut tidak boleh lebih dari

12/21/12

P yang ditahan oleh las membentuk sudut dengan bidang retak las, maka tegangan miring diizinkan adalah :

12/21/12

Tegangan

miring yang terjadi dihitung dengan:

Tegangan

idiil pada las dihitung

dengan:

12/21/12

Gaya yang diizinkan untuk beberapa macam sambungan las:

12/21/12

12/21/12

12/21/12

12/21/12

12/21/12

SEKIAN

You might also like