You are on page 1of 47

Hubungan Otot Lengan dan Otot Kaki dengan Ketepatan Smash dalam Permainan Bulu Tangkis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang selalu melakukan aktifitas jasmani, aktifitas itu berupa gerak yang membutuhkan keaktifan setiap anggota badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan berolahraga dapat memelihara, mengembangkan dan meningkatkan fungsi organ tubuh atau kesegaran jasmani. Olahraga merupakan suatu aktifitas fisik manusia yang terdiri dari berbagai unsur yang meliputi segala kegiatan atau usaha untuk mendorong, membangkitkan,

mengembangkan, dan membina kekuatan-kekuatan jasmani maupun rohani pada setiap manusia, ( Drs. Soekarjo, IM. Matuankotta,1995:3 ) Dari uraian di atas, sangat jelas bahwa kegiatan olahraga selain sebagai kegiatan fisik atau prestasi juga bisa digunakan untuk mendidik budi pekerti dan jiwa seseorang untuk bertindak jujur, pantang menyerah, berani dan sportif. Sehingga sangatlah tepat jika pemerintah memasukan kegiatan olahraga dalam kurikulum sekolah.

1 Peranan olahraga dalam hal peningkatan kesegaran jasmani, mental dan watak adalah sangat penting, selain itu olahraga bisa menunjukkan identitas suatu negara bahkan prestasi olahraga bisa ikut serta mengangkat nama baik suatu negara. Banyaknya kegiatan-kegiatan olahraga yang dilakukan pada saat ini mulai dari jalan, lari dan olahraga permainan. Menurut DR. Dangsina (1984: 74) Olahraga adalah setiap kegiatan fisik yang mengandung permainan dan berisi perjuangan diri sendiri atau orang lain atau konfrontasi dengan unsur-unsur alam, ( Drs. Soekarjo, IM. Matuankotta,1995:3 )

Di sini terlihat bahwa kegiatan olahraga akan dapat meningkatkan fungsi organ serta kesegaran jasmani. Dalam olahraga tersebut terdapat dua jenis olahraga yaitu: olahraga yang diperlombakan misalnya: renang, atletik dan olahraga yang dipertandingkan seperti: tinju, tenis, sepak bola, bulutangkis dan sebagainya. Di dalam olahraga yang dipertandingkan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: olahraga secara individu dan kelompok atau beregu, seperti halnya tinju, gulat adalah olahraga secara individu, sedangkan sepak bola, bola voli, bola basket adalah olahraga yangdilakukan secara kelompok atau beregu. Akan tetapi olahraga bulutangkis dapat digolongkan olahraga individu maupun kelompok (beregu), seperti Thomas Cup, Uber Cup, Piala Sudirman. Sedangkan untuk individu antara lain kejuaran All England dan Grand Prix. Bulutangkis merupakan olahraga permainan yang cepat dan membutuhkan gerak reflek yang baik dan tingkat kebugarannya yang tinggi (Tony Griee, 2007:1) Untuk dapat bermain bulutangkis dengan baik, maka dituntut untuk banyak melakukan latihan, mempelajari dan memahami unsur-unsur fisik, tekhnik, taktik maupun mental. Karena tidak mungkin dapat bermain dengan baik jika tekhnik yang ada dalam permainan bulutangkis belum diketahui dan tidak dipahami. Penguasaan ketrampilan bulutangkis diperoleh melalui proses belajar pada umumnya. Belajar ketrampilan gerak harus mengikuti kaidah proses belajar pada umumnya. Belajar merupakan suatu fenomena atau gejala yang tidak dipahami secara langsung. Gejala tersebut hanya bisa diduga atau diketahui dari tingkah laku atau penampilan seseorang. Tekhnik dalam cabang olahraga akan selalu berkembang sesuai dengan

perkembangan zaman. Perkembangan fisik dan tekhnik mempunyai tujuan ke arah pencapaian prestasi semaksimal mungkin. Untuk mencapai tujuan tersebut maka latihan fisik haruslah mendapat prioritas utama dalam suatu program latihan, apabila fisik dari pemain tersebut baik, barulah dilanjutkan dengan latihan tekhnik. Tekhnik adalah ketrampilan khusus

yang harus dikuasai oleh pemain bulutangkis dengan tujuan untuk dapat mengembalikan shuttle cock dengan sebaik-baiknya (PBSI, 1994) Dalam permainan bulutangkis terdapat banyak macam pukulan, antara lain:

1. Pukulan dengan ayunan raket dari bawah. 2. Pukulan dengan ayunan raket mendatar (Drive) 3. Pukulan dengan ayunan raket dari atas (Over Head)

Untuk pukulan over head terdiri dari: 1. 2. 3. 4. Lob tinggi (back hand, fore hand) Lob menyerang (back hand, fore hand) Drop shot (back hand, fore hand) Smash (back hand, fore hand) Adapun untuk mencapai kemampuan smash pada permainan bulutangkis memerlukan kekuatan fisik yang baik juga harus dapat menguasai tekhnik-tekhnik yang baik pula. Dalam kaitannya dengan masalah diatas, maka salah satu faktor kemungkinan berpengaruh terhadap kemampuan smash dalam permainan bulu tangkis adalah kekuatan otot lengan dan kekuatan otot kaki yang dapat dijadikan obyek dalam penelitian ini. Untuk itu, dengan memperkirakan faktor kekuatan lengan dan kekuatan otot kaki sebagai faktor yang mempengaruhi kemampuan smash dalam permainan bulu tangkis maka perlu diadakan suatu penelitian tentang hal ini.

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, ternyata unsur fisik dibutuhkan dalam permainan bulu tangkis. Selain itu berdasarkan pokok pikiran diatas permainan bulu tangkis memerlukan penelitian secara efektif dan efesien, sehingga masalah yang timbul dapat di identifikasi dengan baik sehingga pembinaan dan peningkatan latihan sejak dini demi prestasi olah raga bulu tangkis dapat berkembang semaksimal mungkin. C. Batasan Masalah Berdasarkan pada identifikasi masalah diatas, maka masalahmasalah yang perlu diteliti adalah yang ada hubungannya dengan kekuatan otot lengan dan kekuatan otot kaki dengan kemampuan smash dalam permainan bulu tangkis. Oleh karena itu variabel-variabel

yang memiliki daya guna, didalam penelitian perlu batasan-batasan yang jelas dan menghindari kekeliruan- kekeliruan dalam memahami penulisan ini, jadi dengan demikian pengadaan batasan masalah berarti membatasi penafsiran dalam penelitian ini dan mengadakan perumusan yang dapat digunakan sebagai pedoman kerja bagi penyelidik. Menurut Sutrisno Hadi dalam bukunya yang berjudul Metodologi reseacrh jilid I mengenai batasan masalah menyebutkan bahwa : Sekali suatu pokok persoalan telah ditetapkan maka langkah berikutnya adalah membatasi luasnya dan memberikan informasi terhadap pokok permasalahan itu. Bagi penyelidik sendiri penegasan batasan ini akan menjadi kerja dan bagi orang lain pada siapa laporan itu hendak diajukan, penegasan selalu berfungsi mencegah kemungkinan timbulnya kericuhan pengertian dan keharusan wilayah persoalan (Sutrisno Hadi, 1979:8) Adapun batasan tersebut adalah :

1. Penelitian ini hanya meliputi kekuatan otot lengan dan kekuatan otot kaki dengan ketepatan smash dalam permainan bulu tangkis. Pada siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri 3 Kediri. 2. Masalah pokok yang dihadapi dalam penelitian adalah hubungan antara otot lengan dengan kekuatan otot kaki dengan ketetapan smash pada permainan bulu tangkis siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri 3 Kediri. 3. Kekuatan otot kaki dalam bentuk lompat sambil dengan posisi jongkok (squat jump).

D. Rumusan Masalah Berdasarkan pilihan serta memperhatikan variabel-variabel yang diambil yaitu kekuatan otot lengan dan kekuatan otot kaki sebagai variabel bebas serta ketepatan smash sebagai variabel terikat, maka aspek-aspek yang diteliti dapat dirumuskan sebagai pernyataan sebagai berikut : 1. Adakah hubungan antara kekuatan otot lengan dengan ketepatan smash dalam permainan bulu tangkis ?

2. Adakah hubungan antara kekuatan otot kaki dengan ketepatan smash dalam permainan bulu tangkis. 3. Adakah hubungan antara kekuatan otot lengan dan kekuatan otot kaki dengan ketepatan smash dalam permainan bulutangkis ?

E. Tujuan Penelitian Dengan memperhatikan variabel-variabel penelitian seperti dikemukakan diatas, maka secara operasional penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi sebagai berikut : 1. Untuk memperoleh informasi tentang hubungan antara kekuatan otot lengan dengan ketepatan smash pada siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri 3 Kediri. 2. Untuk memperoleh informasi tentang hubungan antara kekuatan otot kaki dengan ketepatan smash pada siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri 3 Kediri. 3. Hubungan positif yang berarti antara kekuatan otot lengan dan kekuatan otot kaki dengan ketepatan smash dalam permainan bulu tangkis siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri 3 Kediri.

F. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat ataupun kegunaan tersebut antara lain : 1. Bagi penulis a. Penulis dapat secara langsung menerapkan ilmu pengetahuan sesuai dengan bidangnya selama mengikuti kegiatan perkuliahan. b. Menambah pengetahuan penulis tentang unsur-unsur kondisi yang diperlukan oleh para atlit pada permainan bulu tangkis. 2. Bagi mahasiswa

Menambah ketrampilan dan mengetahui pentingnya unsur-unsur kondisi fisik yang diperlukan pada permainan bulu tangkis. 3. Bagi institusi Dapat dijadikan kepustakaan dan menambah sumber informasi sebagai bahan untuk penelitian yang akan datang.

4. Bidang Olahraga Diharapkan penelitian ini dapat memperkaya wawasan yang dapat menambah

perbendaharaan teori-teori yang telah berkembang dalam dunia Olah raga.

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS


A. Deskripsi Teoritis Dalam bab ini akan dibicarakan kerangka teoritis sebagai landasan terhadap masalah dalam proses penelitian. Disini tentunya terdapat norma-norma khusus yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan penulisan akhir nanti. Dalam hal ini semuanya telah dikemukakan oleh beberapa orang tentang kerangka teoritis, salah satunya adalah membahas teori yang menjadi topik pembicaraan, sedangkan teori menurut Neumen ( 2003 ) adalah sebagai berikut: Seperangkat konsep, definisi dan proporsi yang berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik atau melalui spesifikasi hubungan antar variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena, (Dr. Sugiyono, 2008:79)

9 Jadi dari ugkapan tersebut dapat disimpulkan bahwa teori merupakan sebuah konsep yang berisi tentang hubungan sebab akibat yang berkaitan dimana hal itu memberikan gambaran

tentang gejala sosial yang akan diteliti. Teori ini digunakan sebagai pegangan pokok secara umum untuk mengungkapkan masalah-masalah sosial yang ada. Sedangkan hipotesa dipakai sebagai penjelasan problematik yang dicari pemecahannya. Dalam penelitian ini perubahan masalah yang akan dibicarakan dititik beratkan pada: Hubungan antara kekuatan otot lengan dan kekuatan otot kaki dengan ketepatan smash pada permainan bulutangkis. Sesuai dengan hal tersebut diatas, maka yang menjadi pokok permasalahan yang akan dibicarakan adalah : 1. Kekuatan otot lengan 2. Kekuatan otot kaki 3. Ketepatan smash 1. Kekuatan Otot Lengan Kekuatan otot menggambarkan kontraksi maksimal yang dihasilkan oleh otot-otot atau kelompok otot. Pada kontraksi otot memendek tergantung pada beban yang ditahan. Mula-mula otot melakukan tanpa pemendekan (isometrik) sampai mencapai tegangan yang seimbang (equal) dengan beban, kemudian terjadilah kontraksi dengan pemendekan, perlu ditekankan bahwa pada kekuatan otot yang diukur adalah kekuatan maksimal. Kontraksi maksimal dapat dilakukan dengan berbgai cara dengan hasil yang diperoleh bergantung pada koordinasi otot organist dan antagonist serta sistem penyakit yang terlibat. Unsur penting dalam program latihan kondisi fisik adalah kekuatan. Alasannya karena kekuatan merupakan daya gerak sekaligus pencegah cidera. Disamping itu kekuatan juga merupakan faktor utama untuk mencapai prestasi yang optimal. Kekuatan adalah kemampuan otot-otot mengeluarkan tenaga untuk menggerakkan sesuatu, ( Martini, 2008:34 ). Kekuatan adalah kemampuan dari otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan, ( Drs. Harsono, 1988:177 ).

Menurut Uram Paul kekuatan adalah kontraksi dari otot yang merupakan gerakan otot-otot dari pergerakan pertamanya sampai jarak pergerakan sepenuhnya dan mengulangi kemampuan tersebut terhadap perlawanan sedapat mungkin mendekati ketahanannya pada tekanan yang maksimal.( Uram Paul, 2000:3) Untuk memperoleh hasil pukulan atau smash yang akurat dalam permainan bulutangkis, kekuatan merupakan unsur penunjang yang paling penting untuk mencapai prestasi yang tinggi. Dijielaskan pula tentang kenyatan oleh Sadoso Sumarsadjuno (1986:144) mengatakan jika seseorang bertambah tua maka ukuran otot akan berkurang. Berkurangnya ukuran otot disebabkan kurangnya protein dan juga karena berkurangnya jumlah dan besar serabut otot. Untuk memperbesar serabut-serabut otot tersebut bisa diwujudkan bila otot mendapat latihan yang rutin serta makan makanan yang cukup gizi. Dijelaskan pula oleh Lukman OT (1985:63) yang mengatakan secara perorangan, sumber yang utama dari kekuatan adalah kekuatan otot itu sendiri. Kekuatan berasal dari sebuah otot atau gabungan dari otot-otot yang digabungkan secara langsung pada penampang melintang otot tersebut. Harsono (1988:177) menjelaskan kekuatan otot adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot-otot untuk menerima beban sewaktu bekerja (M. Sajoto, 2004:8). Oleh karena itu untuk memiliki kekuatan, orang harus membangun otot dalam olahraga agar punya cadangan untuk mengatasi keadaan darurat. Sudah selayaknya otot memperoleh kekuatan yang lebih besar lagi dari pada yang diperlukan untuk melakukan aktivitasnya. Berhubungan dengan kekuatan, Drs. Harsono (1988:177) menjelaskan Strength bisa digunakan untuk meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik serta memegang peranan penting dalam melindungi atlit dari kemungkinan cidera. Berdasarkan kegunaan Strength dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu :

a.

Kekuatan maksimal adalah kemampuan dalam otot kontraksi maksimal serta dapat melawan atau menahan beban yang maksimal pula.

b.

Kekuatan daya ledak adalah kemampuan sebuah otot atau segerombolan otot untuk mengatasi tahanan beban dengan kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh.

c.

Power endurance (kekuatan atau daya tahan) adalah kemampuan tahan lama kekuatan otot untuk melawan tahanan yang tinggi intensitasnya. Adapun cara meningkatkan kekuatan yang paling baik dan juga populer dibidang olahraga adalah dengan latihan-latihan. Ciri-ciri latihan kekuatan otot adalah perangsangan utama untuk mengembangkan yang bersangkutan didalam mengatasi bebanya. Sedangkan bentuk latihan yang mengembangkan otot adalah :

a.

Latihan mengatasi berat badannya sendiri, latihan mengatasi berat badan temannya atau alat senam.

b. Latihan dengan penambahan berat beban yang dibawah misalnya push -up. c. Latihan menghentakkan dengan alat yang ringan beratnya disertai pula untuk gerakan menarik atau mendorong alat tersebut. Sedangkan kekuatan yang dimaksud didalam penelitian ini adalah kekuatan otot lengan akan diukur dengan kemampuannya untuk melakukan push up selama 30 detik. 2. Kekuatan Otot Kaki Didalam olahraga kekuatan mutlak harus dimiliki oleh setipa atlit, salah satunya adalah kekuatan otot kaki. Karena dalam olahraga seorang atlit selalu dituntut untuk melakukan gerakan yang kesemuannya memerlukan kerja otot yang sangat besar terutama pada otot kaki. Berikut ini adalah beberapa pandangan para ahli tentang kekuatan: Merupakan kemampuan suatu otot untuk mendesakkan tekanan terhadap suatu perlawanan (Iskandar Z.A, 2000:55)

Pendapat lain menyebutkan bahwa kekuatan adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkakn kondisi fisik sedara keseluruhan. Pendapat-pendapat diatas menyebutkan dua unsur penting dalam kekuatan yaitu kekuatan otot dan kecepatan otot. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kekuatan adalah kemampuan otot untuk mengarahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang sangat cepat (Harsono, 1988:200) Pendapat lain mengemukakan kekuatan otot adalah kapasitas dari otot yang merupakan gerakan otot-otot dari pergerakan pertamannya sampai jarak pergerakan sepenuhnya dan mengulangi kemampuan tersebut terhadap perlawanan sedapat mungkin mendekati ketahanannya pada tekanan yang maksimal (Uram Paul, 2000:3) Untuk mendapatkan kekuatan otot kaki yang baik seorang atit harus melakukan latihan kekuatan otot kaki secara rutin dengan prinsip-prinsip : a. Prinsip urutan pengaturan suatu latihan Latihan beban hendaknya diatur sehingga kelompok otot besar mendapat giliran terlebih dahulu sebelum otot yang lebih kecil. Ini dimaksudkan agar tidak mengalami kelelahan lebih dahulu sebelum otot besar mendapat latihan.

b.

Prinsip peningkatan beban Otot yang menerima beban latihan berlebihan atau overload kekuatannya akan bertambah dan apabila kekuatannya akan bertambah maka program latihan berikutnya harus ada penambahan beban. Penambahan beban itu dilakukan dikit demi sedikit dalam setiap latihan.

c.

Prinsip penambahan beban Dengan prinsip pada overload, maka kelompok otot akan berkembang secara efektif. Penggunaan beban overload dapat merangsang penyesuaian secara fisiologis dalam tubuh yang mendorong peningkatan kekuatan otot.

d.

Prinsip kekhususan program latihan Latihan beban untuk meningkatkan kekuatan sesuai dengan program latihan beban pada cabang olahraga tersebut. Kekuatan dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk menambah banyaknya tenaga atau gaya yang ditimbulkan dari kualitas fisik yang prima. Analisis ini menunjukkan bahwa besarnya tenaga ditentukan oleh kekuatan dan kecepatan kontraksi serabut otot. Adapun factor-faktor yang mempengaruhi kekuatan otot antara lain : Besar kecilnya melintangnya otot Besar rangka atau struktur tubuh Jumlah fibril otot yang ikut bekerja dan melawan beban yang diberikan Kandungan kimia dalam otot Umur dan jenis kelamin Factor bio mekanik (Sajoto, 1988:108) Jadi dapat disimpulkan bahwa kekuatan adalah kekuatan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tekanan, oleh sebab itu latihan-latihan yang cocok untuk mengembengkan kekuatan adalah latihan-latihan tahanan (resistence exercises). Dimana kita harus mengangkat, mendorong, atau menarik suatu beban. Beban itu biasanya beban anggota tubuh kita sendiri atau beban atau bobot dari luar (exrernal resistence) agar efektif hasilnya. Latihan-latihan tahanan hendaknya dilakukan sedemikian rupa sehingga atlit harus mengeluarkan secara maksimal atau hampir maksimal untuk menahan beban tersebut. Demikian pula beban tersebut haruslah dikit demi sedikit bertambah berat agar perkembangan otot terjamin. Oleh karena itu latihan-latihan ketahanan tidak berhenti pada suatu berat atau bobot beban tertentu. Oleh sebab itu pada penelitian ini penulis menggunakn test dengan melakukan gerakan squat jump dengan mengukur berapa kali teste dapat melakukan lompatan dalam waktu 60 detik.

3. Ketepatan Smash Pukulan smash adalah pukulan yang cepat, diarahkan kebawah dengan kuat, tajam, untuk mengembalikan bola pendek yang telah dipukul keatas. Arti penting dari pukulan smash adalah pukulan ini hanya memberikan sedikit waktu pada lawan untuk bersiap-siap atau mengembalikan setiap bola pendek yang telah mereka pukul keatas. Pukulan smash digunakan secara ekstensif dalam partai ganda. Sinematogarfi gerakan yang berkecepatan tinggi telah memperlihatakan bahwa pukulan smash overhead kehilangan kira-kira dua pertiga dari kecepatan awalnya pada saat bola mencapai lawan pada sisi lapangan lainnya. Semakin tajam sudut yang dibuat, semakin sedikit waktu yang dimiliki lawan untuk bereaksi. Selain itu semakin akurat smashnya, semakin luas lpangan yang harus ditutupi oleh lawan. Beberapa karakteristik dari smash juga menimbulkan masalah bagi pemain yang melakukannya. Jika smash dikembalikan hanya akan memiliki sedikit waktu untuk kembali ketempat semula. Smash memerlukan energi yang sangat banyak dan dapat melelahkan dengan cepat. Dengan demikian , penting bagi atlit untuk memilih waktu yang tepat untuk menggunakan smash dengan efektif. Untuk melakukan sebuah smash bukan suatu hal yang mudah dan perlu adanya latuhan. Untuk melakukan smash juga ada tahapannya, ada tiga tahapan dalam melakukan gerakan smash : a. Fase Persiapan

Posisi menunggu atau menerima. Memutar bahu dengan kaki yang diangkat dibagian belakang. Menggerakkan tangan yang memegang raket keatas dengan kepala raket mengarah keatas. Membagikan berat badan secara seimbang pada bagian depan telapak kaki. b. Fase Pelaksanaan

Meletakkan berat badan pada kaki yang berada dibelakang. Mengerakkan tangan yang tidak dominan keatas untuk menjaga keseimbangan. Gerakan backswing menempatkan pergelangan tangan pada keadaan tertekuk. Lakukan forward swing keatas untuk memukul bola pada posisi bola setinggi mungkin. Melempar raket keatas dan dengan permukaan raket mengarah kebawah. Tangan kiri menambah kecepatan rotasi bagian atas tubuh. Kepala raket mengikuti arah bola. c. Fase Follow-Through

Tangan mengayun kedepan melintas tubuh. Gunakan gerakan menggunting dan dorong tubuh dengan menggunakan kedua kaki. Gunakan momentum gerakan mengayun untuk kembali ke bagian tengah lapanga Lapangan bulu tangkis : Untuk sasaran smash dapat dilihat gambar disamping : Keterangan : Daerah yang gelap adalah daerah sasaran mash. Didalam batasan keberhasilan pukulan samsh pemain tingkat pemula dan menengah sering memperlihatkan tekhnik yang kurang benar serta pukulan yang jelek didalam melakukan smash. Latihan dan pengulangan akan akan memperkuat penentuan waktu, keseimbangan, dan keberhasilan dalam melakukan smash. B. Kerangka Berfikir Bertolak dari uraian diatas, maka disini akan diuraikan mengenai keterkaitan antara kekuatan otot lengan dengan kekuatan otot kaki terhadap kemampuan smash bulutangkis siswa Madrasah Aliyah Negeri 3 Kediri. Usaha mencapai prestasi didalam olahraga tentunya dapat factor yang menunjang sekaligus mempunyai peranan penting seperti faktor teknik, fisik, mental yang matang selain

itu harus ada kemampuan dari dalam diri sendiri, tekun berlatih, disiplin, tidak mudah putus asa, adanya sarana prasarana yang memadai bahkan sampai makanan yang dikonsumsi seorang atlit haruslah bergizi tinggi serta melihat dan meninggikan selalupetunjuk dari seorang pelatih.disamping itu seorang atlit harus meningkatkan kondisi fisik dasar yang harus diberikan sebelum program khusus. Latihan dasar yang sangat pokok meliputi latihan peningkatan kekuatan, kecepatan, daya ledak, kelenturan dan daya tahan khusus serta umum. (Drs. M. Sajoto.1995). Pada dasarnya untuk melakukan smash dalam permainan bulutangkis membutuhkan kekuatan otot lengan dan kekuatan otott kaki, sebab keduanya sangat menunjang didalam tercapainya suatu keberhasilan smash didalam permainan C. Hipotesa Hipotesa adalah suatu pernyataan yang lemah kebenaranya, oleh karena itu perlu diuji kebenarannya (Sutrisno Hadi, 1983 : 257). Berdasarkan uraian tersebut dapat diajukan beberapa hipotesa yang akan diuji kebenarannya melalui penelitian. Dalam hipotesa penulis bertolak dari pola hubungan tiga variabel antara lain : X1 : variabel bebas ( kekuatan otot lengan ) X2 : variabel bebas ( kekuatan otot kaki ) Y : variabel terikat ( ketepatan smash ) Berdasarkan pola-pola hubungan variabel diatas maka diajukan hipotesa penelitian sebagai berikut : 1. Terdapat hubungan yang berarti antara kekuatan otot lengan dengan ketepatan smash bulutangkis siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri 3 Kediri. 2. Terdapat hubungan yang berarti antara kekuatan otot kaki dengan ketepatan smash bulutangiks siwa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri 3 Kediri.

3. Terdapat hubungan yang berarti antara kekuatan otot lengan dan kekuatan otot kaki dengan ketepatan smash bulutangkis siwa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri 3 Kediri.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Banyak metodologi yang digunakan dalam suatu penelitian ilmiah. Dalam menulis metodologi penelitian diperlukan ketelitian sehingga diperlukan hasil yang sesuai dengan tujuan yang telah diharapkan. Adapun metodologi penelitian ini meliputi hal-hal sebagai berikut : A. Identifikasi Variabel Sesuai dengan masalah yang diteliti, didalam penelitian tersebut terdapat tiga variabel yang dikemukakan, variabel tersebut terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel merupakan suatu nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya, (sugiono 2008:60). Adapun variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat sehingga disebut juga variabel yang mempengaruhi, sedangkan variabel terikat disebut juga dengan dependen yakni variabel yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas, dalam hal ini kemampuan smash. Adapun variabel bebas yaitu kekuatan otot lengan dilambangkan dengan X1 dan kekuatan otot kaki dilambangkan dengan X2, sedangkan terikat adalah ketepatan smash yang dilambangkan Y.

1.

Variabel bebas atau independent variable (X1) Variabel bebas ini memuat tentang kekuatan otot lengan. Kekuatan otot ini harus dimiliki oleh setiap atlit yang nantinya bisa mendukung ketepatan smash agar hasilnya bisa optimal.

2.

Variabel bebas atau independent variable (X2) Variabel bebas yang kedua memuat tentang unsur kekuatan otot kaki, dimana dalam melakukan smash kekuatan otot kaki tidak boleh diabaikan, sebab mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam permainan bulutangkis.

3.

Variabel terikat atau dependent variable (Y) Pada variabel terikat ini dipengaruhi oleh variabel bebas. Sebagai variabel terikat dalam penelitian ini adalah ketepatan smash dalam permainan bulutangkis.

B.

Metode Penelitian dan Pendekatan Metode penelitian merupakan faktor yang penting dalam melaksanakan penelitian karena setiap penelitian memerlukan metode yang tepat, ketepatan penentuan dan penerapan metode penelitian dapat menghindari kemungkinan timbulnya penyimpangan sehingga data yang diperoleh benar-benar objektif dan dapat dipertanggung jawabkan. Sesuai dengan masalah dan hipotesa yang telah dirumuskan diatas, maka untuk mengungkapkan permaslahan tersebut penelitian bersikap deskriptif analisis. Disebut deskriptif karena akan memberikan gambaran apa adanya tentang hubungan antara kekuatan otot lengan dan kekuatan otot kaki dengan kemampuan smash pada permainan bulutangkis. Bersifat analisis karena akan memberikan gambaran apa adanya.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri 3 Kediri (MAN 3 Kediri) tepatnya dilapangan bulutangkis MAN 3 Kediri. Sedangkan untuk pelaksanaan test untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut. Table 3.1 Pengambilan data penelitian dan pelaksanaan tes No 1 Hari / Tanggal Rabu, 15 Juni 2009 Kegiatan Membuat proposal penelitian Menyampaikan surat izin penelitian Pelaksanaan tes kekuatan otot kaki Pelaksanaan tes kekuatan otot lengan Pelaksanaan tes kemampuan smash Membuat laporan penelitian dan penerimaan surat keterangan penelitian Tempat Universitas Nusantara PGRI Kediri Madrasah Aliyah Negeri 3 Kediri Madrasah Aliyah Negeri 3 Kediri Madrasah Aliyah Negeri 3 Kediri Madrasah Aliyah Negeri 3 Kediri Madrasah Aliyah Negeri 3 Kediri

2 3 4 5 6

Selasa, 07 Juli 2009 Jumat, 17 Juli 2009 Jumat, 24 Juli 2009 Senin, 27 Juli 2009 , 2009 Oktober

D. Subjek Penelitian Agar lebih mudah dan jelas didalam mengadakan suatu penelitian, maka perlu mengetahui lebih dulu berapa jumlah populasinya. Karena tanpa populasi suatu penelitian tidak mungkin bisa dijalankan. Yang dimaksud dengan populasi menurut Sugiono, populasi adalah wilayah generalisai yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Dr. Sugiyono, 2008 : 117). Sampel diartikan sebagai bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, (Dr. Sugiyono, 2008 : 118). Sesuai dengan lampiran diatas dan berdasarkan pada judul yang ada, maka yang merupakan subjek penelitian adalah siswa siswi kelas XI

Madrasah Aliyah Negeri 3 kediri tahun 2009/2010. Dari penelitian tersebut diambil sebagian sampel dengan menggunakan cara atau teknik random acak. E. Instrument Penelitian dan Pengumpulan Data Instrument merupakan suatu alat bantu yang dipakai dalam penelitian atau alat untuk mengambil data yang akan menentukan kualitas data dalam penelitian. Sedangkan dalam pengumpulan data, teknik yang dipergunakan untuk pengambilan data adalah test dan pengukuran. Instrument dan teknik pengambilan data meliputi : 1. Test untuk mengukur kekuatan otot lengan dengan melakukan push up karena pada dasarnya kekuaatan otot dipengaruhi oleh unsure-unsur struktur otot dan kelompok otot. 1.1 Tujuan : Memperkirakan kekuatan otot lengan 1.2 Alat 1.3 Pelaksanaan : Stop watch, daftar pencatat nilai, peluit.

: Siswa melakasanakan push up dalam waktu 30 detik

enilaian

: Siswa melakukan push up sebanyak mungkin dalam waktu 30 detik. Kemudian hasilnya kita hitung bisa mencapai berapa kali. 2. Test untuk mengukur kekuatan otot kaki Dalam tahap test ini penulis menggunakan test squat-jump selama enam puluh ( 60 ) detik.

2.1.

Tujuan

: Untuk mengetahui dan mengukur komponen kekuatan kaki kelompok siswa.

2.2. Fasilitas Stop watch Peluit Alat tulis Presensi

:-

Roll meter

2.3.Pelaksanaan

: Teste diukur melakukan lompatan squat

jump dari berdiri tegak, kemudian kedua tangan dikaitkan dibelakang kepala, selanjutnya kedua lutut ditekuk untuk melakukan lompat jongkok kedepan dan kebelakang oleh kaki kiri dan kanan secara bergantian. ( Wahyudi, 2001 ). Tes ini dilakukan selama 60 detik. 2.4. Penilaian : Melakukan lompatan squat jump dengan

setiap siswa melakukan lompatan selama enam puluh detik. 3. Test kemampuan smash Smash diartikan pukulan yang dilakukan dengan kekuatan penuh atau dengan seluruh tenaga dengan tujuan untuk mengirim bola secepat mungkin kebawah dalam kawasan lawan mengembalikan setiap bola (Fred Brundle 1995 : 49 ). 3.1. Tujuan : Untuk mengukur kemampuan suttle cock menuju sasaran smash. 3.2. Fasilitas : - Lapangan bulutangkis

Satu net bulutangkis Empat buah raket Satu slop suttle cock Alat tulis Presensi : Teste berada didalam lapangan permainan,

3.3. Pelaksanaan

Suttle cock dipukul oleh petugas dengan suttle cock dilambungkan dan diarahkan ke teste untuk dipukul atau dismash yang diarahkan kedalam sasaran smash dan teste diberi kesempatan 10 kali smash. 3.4. Penilaian : Smash dilakukan bila hasil pukulan

masuk kelapangan (sasaran pukulan) maka nilainya satu, sedangkan apabila shuttle cock keluar lapangan (sasaran) maka nilainya nol. F. Teknik Analisis Data

Analisa data yang digunakan adalah analisa kuantitatif dengan tujuan mencari korelasi antara kekuatan otot lengan dan kekuatan otot kaki terhadap ketepatan smash bulutangkis dengan menggunakan metode deskriptif analisa dan rumus yang digunakan untuk menganalisa adalah sebagai berikut : 1. Menghitung rata-rata dari X dengan menggunakan rumus Mean :

M Dimana : M = Mean (rata-rata) X = Jumlah variabel independent N = Jumlah sampel

2.

Menghitung standart deviasi

SD Dimana : SD : standar deviasi X : variabel bebas N : jumlah sampel 3. Mencari korelasi variabel x dan y

Dimana :

Rxy : koefisien korelasi antara variabel x dan y N : jumlah sampel X : variabel bebas Y : variabel terikat 4. Untuk menghitung koefisien korelasi regresi

Rx12 Y Dimana :

R : koefisien determinasi a : koefisien regresi x : variabel bebas y : variabel terikat untuk menganalisa data menggunakan tekhnik statistic analisa regresi korelasi yang rumusnya :

Sedangkan langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Mencari Mean =

2. Mencari standar deviasi

3. Mencari T- score 4. Mencari korelasi kekuatan otot lengan dengan ketepatan smash

5. Mencari korelasi kekuatan otot kaki dengan ketepatan smash

6. Mencari korelasi kekuatan otot

7. Mencari F regresi

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data Variabel Dalam rangka usaha untuk menuju suatu hipotesis, perlu diperkirakan kemungkinan berbagai macam teknik pengumpulan data yang sesuai dengan kebutuhan. 1. Persiapan Pengumpulan Data. a. Agar proses pengumpulan data dapat berjalan dengan lancar maka peneliti harus mengadakan konsultasi dengan ketua jurusan dan pembimbing serta dilanjutkan dengan meminta surat keterangan kepada rektor Universitas Nusantara PGRI Kediri. b. Persiapan Materi dan Penelitian.

1) Mengecek jumlah siswa yang akan dijadikan sampel penelitian, khususnya siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri 3 Kediri. 2) Menyiapkan alat-alat yang akan dipergunakan untuk mengadakan tes penelitian. 3) Menetapkan kriteria orang yang akan dites. 4) Menetapkan kriteria orang yang akan melakukan tes. 2. Persiapan Materi dan Penelitian

32 Pelaksanaan pengumpulan data berjalan lancer sesuai dengan rencana hasil penetapan. Langkah langkah pengumpulan data : a) Menetapkan jumlah siswa yang akan dijadikan sampel dalam penelitian. b) Memberikan penjelasan secukupnya kepada para pembantu dan pelaksana tentang langkahlangkah pengambilan data. c) Memberikan penjelasan kepada semua subjek sampel mengenai bentuk tes yang akan dilakukan. d) Melaksanakan tes dengan tes dan pengukuran yang meliputi: Test kekuatan otot lengan dengan bentuk test push-up. Test kekuatan otot kaki dengan bentuk test squad jump. Test kemampuan smash. Demikian hasil tes dan pengukuran yang telah dilaksanakan diatas, maka hasilnya dapat dipaparkan pada table 4.1, yang disusun sedemikian rupa sehingga memudahkan pengelola data berikutnya. Data yang tersusun memberikan gambaran tentang hasil penelitian, untuk lebih jelasnya dilihat pada table 4.1.

B. Analisis Data 1. Langkah-langkah Pengolahan Data a. Pengecekan Data

Pengecekan data diperoleh dari setiap tes yang dilakukan guna menentukan data mana yang dapat diolah dan data yang mana yang tidak dapat diolah dari sampel yang ditentukan. b. Pemberian Skor Pemberian skor atau nilai ini merupakan kegiatan untuk menentukan skor yang sah yang telah dicapai oleh setiap anggota sampel guna memperhitungkan langkah selanjutnya. 2. Perhitungan Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperoleh ukuran statistik yang sesuai dengan siswa yang diteliti seperti data pada kekuatan otot lengan, kekuatan otot kaki serta ketepatan smash, langkah-langkah kegiatan tersebut akan dikemukakan dalam analisis data sebagai berikut : a). Penyajian data Kegiatan ini merupakan kegiatan lanjutan dari proses pengolahan data, yaitu menyiapkan data yang telah diolah dan dianalisis. Sehingga gambarannya secara menyeluruh terhadap masalah yang akan diteliti. b). Pengujian hipotesa Pengujian ini dilakukan berdasarkan data yang telah diperoleh secara nyata yang selanjutnya diadakan pengetesan untuk memudahkan perhitungan data dengan mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara variabel - variabel yang diteliti dengan teknik analisa korelasi, maka disajikan pemasukan jumlah nilai yang trdapat dalam tabel hasil pada table 4.1.

Tabel 4.1 Data Mentah Hasil Test Kekuatan Otot Lengan, Kekuatan Otot Kaki, dan Ketepatan Smash No 1 2 3 4 5 6 7 Nama A. Rojabit. T Ainun Azhar Reno Abi Ramadhan Khusni Jauhar T M. Maftuh W M Fahrudi M Najib Shofi Tes Kekuatan Otot Lengan 27 18 25 24 30 20 24 Tes Kekuatan Otot Kaki 31 12 23 35 25 35 20 Tes Ketepatan Smash 9 7 7 8 8 4 10

8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Nasrulloh Ibnu Musa A Rizal Suhaimi Fernandika S M Ilfan Abdurrahman F Khoirul Anam M Bagus S Bagus Dwi K Ridwanda S Maulana Beta B Ivan W. A. Fikri H. M. Abnun Naja Jihadudin Tama M. Rizki Ridlo Agus S. M. Hazam Ar Royan M. Rofik Asnaf F Sanaf Z M. Maftuhin Nur Rohman Tito Abi Arjunenpa

18 30 30 24 22 25 28 27 24 22 24 29 14 26 26 26 28 26 30 14 27 30 28 746

25 20 16 20 22 27 37 15 35 25 28 31 31 32 22 33 30 31 27 26 27 33 30 803

6 8 7 7 5 6 4 7 8 4 6 6 2 6 8 7 5 7 9 7 8 8 8 202

C. Penyajian Data Berdasarkan tabel hasil pengambilan data seperti yang disajikan pada tabel 4.1, maka langkah selanjutmya adalah mengubah data mentah hasil penelitian (hasil tes) menjadi data terstandar (T-Skor) yang siap dikoreksi. 1. Mencari Mean, Standar Deviasi dan T-Skor. a. Kekuatan otot lengan (X1) - Rentangan (R) = Xt - Xr = 30 14 = 16 Keterangan : R = Rentangan

Xt = Skor Tertinggi Xr = Skor Terendah - Jumlah Kelas Interval (K) K = 1 + 3,3 log N = 1 + 3,3 log 30 = 1 + 3,3 (1,477) = 1 + 4,87 = 5,87 = 6 Keterangan : K = Jumlah Kelas Interval N = Jumlah Sampel - Panjang Kelas Interval (P)

Keterangan : P = Panjang Kelas Interval R = Rentangan K = Jumlah Kelas Interval Tabel 4.2 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Pengukuran Kekuatan Otot Lengan No 1 2 3 4 5 6 Kelas Interval 14 16.67 16.68 19.35 19.36 22,03 22.04 24.71 24.72 27.39 27.40 30.07 F 2 2 3 5 9 9 X F.X X2 235.16 324.54 428.28 546.39 678.86 825.70 F.X2 940.64 1298.16 3854.54 13659.76 54987.90 66881.71

15.335 30.67 18.015 36.3 20.695 62.085 23.375 116.875 26.055 234.495 28.735 258.615

30 -

132.21

739.04

3038.93 141622.71

Mean (M) atau rata-rata kekuatan otot lengan.

Mean (M) = Standar Deviasi (SD)

SD =

= = = = 64.14 T Score (T)

= = 50 + 10 [0.02] = 50 + [0.2] = 50.2 = 50 b. Kekuatan otot kaki (X2) - Rentangan (R) = Xt - Xr = 37 12 = 25

Keterangan : R = Rentangan Xt = Skor Tertinggi Xr = Skor Terendah - Jumlah Kelas Interval (K) K = 1 + 3,3 log N = 1 + 3,3 log 30 = 1 + 3,3 (1,477) = 1 + 4,87 = 5,87 = 6 Keterangan : K = Jumlah Kelas Interval N = Jumlah Sampel - Panjang Kelas Interval (P)

Keterangan : P = Panjang Kelas Interval R = Rentangan K = Jumlah Kelas Interval Tabel 4.3 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Pengukuran Kekuatan Otot Kaki No 1 2 3 4 Kelas Interval 12 - 16.16 16.17 20.33 20.34 24.5 24.51 28.67 F 3 3 3 8 X 14.08 18.25 22.42 26.59 F.X 42.24 54.75 67.26 212.72 X2 198.25 333.06 502.66 707.03 F.X2 1784.22 2997.56 4523.91 45249.8

5 6

28.68 32.84 32.85 37.01

7 6 30

30.76 215.32 946.18 46362.7 34.93 209.58 1220.1 43923.8 147.03 801.87 3907.28 144841.99

Mean (M) atau rata-rata kekuatan otot kaki.

Mean (M) = Standar Deviasi (SD)

SD =

= = = = 64.14 T Score (T)

= = 50 + 10 [0.08] = 50 + [0.8] = 50.8 = 51

c.

Ketepatan Smash (Y) - Rentangan (R) = Yt - Yr

= 10 2 = 8 Keterangan : R = Rentangan Yt = Skor Tertinggi Yr = Skor Terendah - Jumlah Kelas Interval (K) K = 1 + 3,3 log N = 1 + 3,3 log 30 = 1 + 3,3 (1,477) = 1 + 4,87 = 5,87 = 6 Keterangan : K = Jumlah Kelas Interval N = Jumlah Sampel - Panjang Kelas Interval (P)

Keterangan : P = Panjang Kelas Interval R = Rentangan K = Jumlah Kelas Interval Tabel 4.4 Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Pengukuran Ketepatan Smash

No 1 2 3 4 5 6

Kelas Interval 2 3.33 3.34 4.67 4.68 6.01 6.02 7.35 7.36 8.69 8.70 10.01

F 1 3 7 8 8 3 30

Y 2.66 4 5.34 6.68 8.02 9.36 36.06

F.Y Y2 2.66 7.07 12 16 37.38 28.52 53.44 44.62 64.16 64.32 28.08 87.61 197.72 248.14

F.Y2 7.07 144 1397.26 2855.83 4116.51 788.49 9309.16

Mean (M) atau rata-rata ketepatan smash.

Mean (M) = Standar Deviasi (SD)

SD =

= = = = 16.34 T Score (T)

= = 50 + 10 [0.12] = 50 + [1.22] = 51.22 = 51

2. Memasukkan data telah terstandar (T-Skor) ke dalam daftar distribusi. Tabel 4.5 Daftar Untuk Memperoleh Angka Indeks Korelasi Antara Kekuatan Otot Lengan, Kekuatan Otot Kaki Dan Ketepatan Smash Bulu Tangkis Dari 30 Anggota Sampel. No X1 X2 1 50 51 2 49 48 3 50 50 4 50 51 5 51 50 6 49 51 7 50 49 8 49 50 9 51 49 10 51 48 11 50 49 12 50 49 13 50 50 14 50 52 15 50 52 16 50 51 17 50 50 18 50 50 19 51 51 20 48 51 21 50 51 22 50 49 23 50 51 24 50 51 25 50 51 26 51 50 27 48 50 28 50 50 29 51 51 30 50 51 1499 1507 3. Mencari Korelasi a. Y (X1)2 (X2)2 (Y)2 X1.Y X2.Y X1.X2 51 2500 2601 2601 2550 2601 2550 50 2401 2304 2500 2450 2400 2353 50 2500 2500 2500 2500 2500 2500 51 2500 2601 2601 2550 2550 2550 51 2601 2500 2601 2601 2550 2550 48 2401 2601 2304 2352 2448 2499 52 2500 2401 2704 2600 2548 2450 49 2401 2500 2401 2401 2450 2450 51 2601 2401 2601 2601 2499 2499 50 2601 2304 2500 2550 2400 2488 50 2500 2401 2500 2500 2450 2450 49 2500 2401 2401 2450 2401 2450 49 2500 2500 2401 2450 2450 2500 48 2500 2704 2304 2400 2496 2600 50 2500 2704 2500 2500 2600 2600 51 2500 2601 2601 2550 2601 2550 48 2500 2500 2304 2400 2400 2500 49 2500 2500 2401 2450 2450 2500 49 2601 2601 2401 2499 2499 2601 47 2304 2601 2209 2256 2397 2448 49 2500 2601 2401 2450 2499 2550 50 2500 2401 2500 2500 2450 2450 51 2500 2601 2601 2550 2601 2550 49 2500 2601 2601 2499 2499 2550 50 2500 2601 2500 2500 2550 2550 51 2601 2500 2601 2601 2550 2550 50 2304 2500 2500 2400 2500 2400 51 2500 2500 2601 2550 2550 2500 51 2601 2601 2601 2601 2601 2601 51 2500 2601 2601 2550 2601 2550 1496 74917 75733 74842 74811 75091 75339

Korelasi kekuatan otot lengan (X1) dengan ketepatan smash (Y).

rX1Y

= = 0.951 b. Korelasi kekuatan otot kaki (X2) dengan ketepatan smash (Y).

rX2Y

= = - 0.667 c. Korelasi kekuatan otot lengan (X1), kekuatan otot kaki (X2), dengan ketepatan smash (Y)

= = = 16.967 74900.033

= = 31.367

75701.633

= = = 241.467 74600.533

= 75339 -

= 75339 = 75339 72788.1 = 2550.9

= 74811 -

= 74811 = 74811 74750.133 = 60.867

= 75091 -

= 75091 = 75091 75149.066 = - 58.066 = = = 60.867 = (a1. 16.967)+(a2. 2550.9) = -58.066 = (a1. 2550.9)+(a2. 31.367) = 0.024 = a1.0.007 + a2 (:2550.9) (:31.367)

= -1.85 = a1.81.32 + a2 _______________________ _ = -1.826 = - 81.313 a1 = -1.826 : -81.313 a1 = - 0.022 = 1.85 = {(-0.022)(81.32)} + a2 = 1.789 + a2 a2 = -1.85 1.789 a2 = -3.639 Koefisien korelasi antara kriterium Y dan predictor X1, X2 diperoleh dengan rumus :

RX12Y =

= = = 0.932

D. Pengujian Hipotesis 1. Pengujian Hipotesis Pertama Yaitu : Ada hubungan antara kekuatan otot lengan dengan ketepatan smash pemain bulu tangkis Untuk menguji kebenaran Hipotesa Alternatif (Ha) dan Hipotesis Nihil (Ho). Ha berbunyi Ada hubungan antara kekuatan otot lengan dengan ketepatan smash pemain bulu tangkis. Sedangkan Ho berbunyi Tidak ada hubungan antara kekuatan otot lengan dengan ketepatan smash pemain bulu tangkis. Untuk pengujiannya dilakukan pengetesan signifikan rx1y dalam taraf signifikansi 1% dan 5% seperti tampak pada tabel dibawah ini. Tabel 4.6 Hasil Pengujian Hipotesis Pertama N 30 r - Hitung 0.951 Taraf Signifikansi (r-tabel) 1% 5% 0.463 0.361 Ket r-hitung > r-tabel

2. Pengujian Hipotesis Kedua Yaitu : Ada hubungan antara kekuatan otot kaki dengan ketepatan smash pemain bulu tangkis Untuk menguji kebenaran Hipotesa Alternatif (Ha) dan Hipotesis Nihil (Ho). Ha berbunyi Ada hubungan antara kekuatan otot kaki dengan ketepatan smash pemain bulu tangkis. Sedangkan Ho berbunyi Tidak ada hubungan antara kekuatan otot kaki dengan ketepatan

smash pemain bulu tangkis. Untuk pengujiannya dilakukan pengetesan signifikan rx2y dalam taraf signifikansi 1% dan 5% seperti tampak pada tabel dibawah ini. Tabel 4.7 Hasil Pengujian Hipotesis Pertama N 30 r - Hitung - 0.667 Taraf Signifikansi (r-tabel) 1% 5% 0.463 0.361 Ket r-hitung > r-tabel

3. Pengujian Hipotesis Ketiga Yaitu : Ada hubungan antara kekuatan otot lengan, kekuatan otot kaki dengan ketepatan smash pemain bulu tangkis Untuk menguji kebenaran Hipotesa Alternatif (Ha) dan Hipotesis Nihil (Ho). Ha berbunyi Ada hubungan antara kekuatan otot lengan, kekuatan otot kaki dengan ketepatan smash pemain bulu tangkis. Sedangkan Ho berbunyi Tidak ada hubungan antara kekuatan otot lengan, kekuatan otot kaki dengan ketepatan smash pemain bulu tangkis. Untuk pengujiannya dilakukan pengetesan signifikan rx12y dalam taraf signifikansi 1% dan 5% seperti tampak pada tabel dibawah ini. Tabel 4.8 Hasil Pengujian Hipotesis Pertama N 30 r - Hitung 0.932 Taraf Signifikansi (r-tabel) 1% 5% 0.463 0.361 Ket r-hitung > r-tabel

E. Interpretasi 1. Berdasarkan hasil pengetesan RX1Y tentang Hubungan antara kekuatan otot lengan dengan ketepatan smash pemain bulu tangkis, dapat diketahui bahwa r-hitung ( 0.951) lebih besar dari r-tabel ( 0.463 dan 0.361). Hal ini berarti Ho (Hipotesis Nihil) ditolak dan Ha (Hipotesis Alternatif) diterima yang berarti Ada hubungan antara kekuatan otot lengan dengan ketepatan smash pemain bulu tangkis.

2.

Berdasarkan hasil pengetesan rx2y tentang Hubungan antara kekuatan otot kaki dengan ketepatan smash pemain bulu tangkis, dapat diketahui bahwa r-hitung ( - 0.667 ) lebih besar dari r-tabel ( 0.463 dan 0.361). Hal ini berarti Ho (Hipotesis Nihil) ditolak dan Ha (Hipotesis Alternatif) diterima yang berarti Ada hubungan antara kekuatan otot kaki dengan ketepatan smash pemain bulu tangkis.

3. Berdasarkan hasil pengetesan rx12y tentang Hubungan antara kekuatan otot lengan, kekuatan otot kaki dengan ketepatan smash pemain bulu tangkis, dapat diketahui bahwa r-hitung ( 0.932 ) lebih besar dari r-tabel ( 0.463 dan 0.361). Hal ini berarti Ho (Hipotesis Nihil) ditolak dan Ha (Hipotesis Alternatif) diterima yang berarti Ada hubungan antara kekuatan otot lengan, kekuatan otot kaki dengan ketepatan smash pemain bulu tangkis.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan Secara keseluruhan proses analisis terhadap semua data telah selesai, maka berdasarkan hasil analisis yang diperoleh mengenai : Hubungan antara kekuatan otot lengan dan kekuatan otot kaki dengan ketepatan smash dalam permainan bulu tangkis pada siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri 3 Kediri Diperoleh simpulan sebagai berikut : 1. Adanya hubungan antara kekuatan otot lengan dengan ketepatan smash permainan bulu tangkis. Seseorang yang mempunyai kekuatan otot lengan yang cukup baik akan lebih mudah dalam mengarahkan smash sesuai dengan keinginan.

2.

Adanya hubungan antara kekuatan otot kaki dengan ketepatan smash permainan bulu tangkis, dengan demikian kekuatan otot kaki sangat dibutuhkan dalam menerapkan teknik smash yang baik dan juga menunjang keberhasilan smash.

3. Adanya hubungan antara kekuatan otot lengan dan otot kaki dengan ketepatan smash dalam permainan bulutangkis, dimana hubungan antara kekuatan otot lengan dan otot kaki sangat mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam mengarahkan smash permainan bulu tangkis.

B. Implikasi 53 Sebagai penelitian terapan, simpulan-

simpulan yang ditarik sebagai hasil penelitian ini memiliki konsekuensi implikasi tertentu dalam praktek pendidikan olahraga dan penelitian selanjutnya terhadap masalah-masalah yang relatif sama dan erat kaitannya dengan masalah ini. Sehubungan dengan hal tersebut, dibawah ini akan disajikan beberapa implikasi bagi penelitian selanjutnya, yaitu:

1. Implikasi pendidikan olahraga.

Penelitian ini ditekankan untuk mengungkap masalah-masalah daya ramal hasil pengukuran antara kekuatan otot lengan dan otot kaki dengan hasil nilai ketepatan smash permainan bulu tangkis. Masalah ini dianggap penting karena daya ramal variabel-variabel tersebut dapat berfungsi mengetahui seseorang untuk dapat mengarahkan smash permainan bulutangkis dengan baik apa tidak.

2. Implikasi terhadap penelitian selanjutnya.

Arti penting hasil penelitian ini adalah membuka jalan kearah penelitian yang lebih lanjut, karena masih banyaknya masalah yang berkaitan dengan daya ramal variabel-variabel yang dapat dipergunakan meramal teknik smash yang baik dari permainan bulutangkis. C. Saran 1. Memperhatikan kesimpulan-kesimpulan diatas nampak bahwa unsur kondisi fisik seperti kekuatan otot lengan dan otot kaki sangat berpengaruh terhadap keberhasilan mengarahkan smash seseorang dalam permainan bulutangkis. Untuk itu latihan otot lengan seperti push-up serta latihan otot kaki seperti lari bolak-balik, lari zig-zag, squad jump dan lain-lain hendaknya diberikan pelatih atau pendidik kepada pemain atau anak didiknya agar peningkatan dan pencapaian prestasi yang maksimal dalam penguasaan dan keberhasilan pelaksanaan teknik-teknik smash permainan bulutangkis. 2. Bagi para pendidik dan peneliti, hendaknya perlu mengadakan penelitian yang sejenis dengan sampel yang lebih besar agar mendapat informasi yang lebih akurat yang dapat dijadikan bahan perbandingan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, dan hendaklah pilih salah satu cabang olahraga yang anda gemari agar dalam penelitian nanti dapat diselesaikan tanpa adanya halangan yang berarti.

Reaksi: Diposkan oleh Aris Setio Nugroho di 20:58 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook Label: den 0 komentar:

Poskan Komentar Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langgan: Poskan Komentar (Atom)

berlangganan
Post Komentar

Pengikut

Gold Clock Mengenai Saya

Aris Setio Nugroho Kepung/Pare, Kediri/Jawa Timur, Indonesia Mahasiswa universitas nusantara pgri kediri. Berupaya untuk membuat sebuah kampung yang peduli terhadap pendidikan dan menjadi pimpinan kampung pendidikan tersebut. Hobi bermain sepak bola, bermain komputer, photograp, membaca. Lihat profil lengkapku

Kartu Nama ku

Jika ada yang mau order silahkan post saja ke blog ini atau kirim via email ke alamat yang ada di kartu nama

Laman

Beranda

Belajar my website

Sunset

Arsip Blog

2012 (3) 2011 (25) o Desember (2) o November (9) o Oktober (4) o September (1) Hubungan Otot Lengan dan Otot Kaki dengan Ketepata... o Agustus (8) o Juli (1)

Cari Blog Ini Share it Daily Calendar News


Apple Wall Street Journal - Apple's Chinese Labor Problem powered by

Entri Populer

Hubungan Otot Lengan dan Otot Kaki dengan Ketepatan Smash dalam Permainan Bulu Tangkis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang selalu melakukan aktifitas jasmani, aktifitas itu ...

Aris Setio Nugroho Masa Kanak-Kanak Aris Setio Nugroho, begitu orang tua ku memberi nama untuk ku. Lahir di Desa Kepung Dusun Karangdinoyo Kecamatan Kepun...

Gemerlap Dunia Malam di Kota Kediri Sebagai tradisi mbah-mbah kediri, selesai sholat magrib terus ngaji. Itu lah peraturan yang diterapkan pada saat mbah-mbah dulu. Kalau ...

Aris Setio Nugroho Masa Perkuliahan Pada umur 19th, aku lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 1 Puncu angkatan tahun 2004-2007. Setelah dari SMA aku i...

Penelitian Tindakan Kelas KONSEP DASAR PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) Pendahuluan Istilah penelitian tindakan kelas berasal dari frase action research dalam bahasa ...

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) 1. PHBS di Rumah Tangga Mengapa perlu PHBS di rumah tangga? RUmah tangga sehat merupakan aset atau modal utama pembangunan di masa dep...

Ilmu yang bermanfaat

Ketika kita berbicara tentang ilmu, maka yang muncul dibenak kita adalah sekolah (pendidikan formal). Sebab sejak kita kecil selalu dipaks...

DALE CARNEGIE Bagaimana Mencari Kawan dan Mempengaruhi Orang Lain 8 hal yang akan anda capai dengan bantuan buku ini 1. Keluar dari kebiasaan me...

Tingkatan Pengkaderan IPNU-IPPNU Ada Beberapa Jenjang Pengkaderan IPNU-IPPNU, yaitu : MAKESTA LAKMUD LAKUT TOT 1 DAN 2 1. MAKESTA (Masa Kesetiaan Anggota) Awal mu...

Organisasi Berasal dari kata Organ , yang artinya kelompok jaringan yang melakukan beberapa fungsi. Kalau pada hewan, bagian-bagian organ meliputi jant...

Yahoo News search


Apple Wall Street Journal - Apple's Chinese Labor Problem powered by

Total Tayangan Laman


1,086

Template Awesome Inc.. Diberdayakan oleh Blogger.

You might also like