You are on page 1of 9

PENGEMBANGAN STATUTA PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM SWASTA (PTAIS) Perguruan Tinggi; 1 2 Penyelenggara ; 1 2 PTAIN --- Pemerintah/DEPAG PTAIS

--- Yayasan (Badan Hukum) Satuan Pendidikan (Layanan Pendidikan Tinggi) PTAIS Subsistim dari sistim Perguruan Tinggi di Indonesia

Struktur, tugas dan wewenang serta mekanisme PTAIS --- STATUTA Dasar Hukum Statuta; 1 2 3 4 UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistim Pendidikan Nasional PP No 60 Tahun 1999 Tentang Pendidikan Tinggi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Yayasan UU No 10 Tahun 2004 Tentang Peraturan Pembentukan

Penyelenggara PTAIS Perundang-undangan Prosedur Pembentukan Statuta; 1 2 Statuta PTAIN Usul Senat PTAIN ditetapkan Pemerintah/Menteri Agama Statuta PTAIS Usul Senat PTAIS ditetapkan oleh Yayasan penyelenggara PTAIS Pengertian Statuta ; Pedoman Dasar bagi; perencanaan, pengembangan program, penyelenggaraan kegiatan dan rujukan peraturan umum, peraturan akademik, dan prosedur operasional

TINJAUAN STATUS HUKUM STATUTA 1. Dokumen Peraturan ----- Legislative body ----- parlemen 2. Dokumen Penetapan --- Administrative body --- eksekutif pemerintah 3. Dokumen Perjanjian/Persetujuan --- Judicial body --- pengadilan 4. Dokumen Notariat ----- pembuat akta notaris 5. Persetujuan terlulis yang tidak bersifat tertulis 6. Terjemahan resmi hasil public interpreter 7. Laporan keuangan hasil public accountant 8. Dokumen lain dari organisasi/perkumpulan dalam masyarakat; Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Kode Etik Profesional Code of law (Kode Hukum) Code of conduct (Kode Perilaku) Code of ethics (Kode Etika)

Anggaran Dasar indentik dengan konstitusi isinya bersifat hukum seperti code of

law
Anggaran Rumah Tangga; Penjabaran dari Anggaran Dasar yang bersifat operasional Code of conduct; pengaturan perilaku bersifat normative berada diantara code of

law dengan code of ethics


PENGEMBANGAN STATUTA; Usaha pembentukan, perubahan, dan penyempurnaan Statuta STATUTA mengandung dua aspek; 1. 2. Aspek formal berkaitan dengan mekanisme-mekanisme dan Aspek materi/subtansi berisikan seperangkat norma sebagai isi prosedur pembentukan. statuta KERANGKA STATUTA Kerangka (bentuk luar) statuta meliputi: 1. JUDUL

2. PEMBUKAAN a. b. c. d. e. Frase pembuka Jabatan pembentuk statuta Konsiderans menimbang Dasar hukum mengingat Diktum

3. BATANG TUBUH a. b. c. d. 4. PENUTUP 1. statuta. Contoh : KEPUTUSAN YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM IBNU CHALDUN Nomor ....... Tahun ....... TENTANG STATUTA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM IBNU CHALDUN 1. Pembukaan a. Pembukaan suatu statuta terdiri dari frase, misalnya; BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM. b. Jabatan pembentuk statuta Contoh : YAYASAN PENDIDIKAN IBNU CHALDUN Judul Statuta adalah uraian yang singkat tentang isi statuta, Ketentuan umum Materi pokok yang diatur Ketentuan peralihan (jika diperlukan) Ketentuan penutup

dan tahun penetapan dan kalimat singkat yang mencerminkan nama

2. Konsiderans a. Konsiderans diawali dengan kata; Menimbang. Contoh : Menimbang : a. bahwa .... b. c. bahwa .... bahwa berdasarkan sebagaimana

dimaksud dalam huruf statuta dan huruf b perlu menetapkan keputusan yaysan pendidikan....... b. Konsiderans memuat uraian singkat mengurai pokok-pokok pikiran yang menjadi latar belakang dan alasan pembuatan statuta. c. Pokok-pokok pikiran pada konsiderans statuta memuat unsur-unsur

filosofis, yuridis, dan sosiologis yang menjadi latar belakang


pembuatannya. d. Jika konsiderans memuat lebih dari satu pokok pikiran, tiap pokok pikiran dirumuskan kalian rangkaian yang merupakan kesatuan pengertian. 4. Batang Tubuh a. Batang tubuh statuta memuat semua substansi statuta, yang dirumuskan dalam pasal (-pasal). Hal ini disebabkan karena pasal merupakan satuan acuannya. b. 1) 2) 3) 4) c. d. e. Pada umumnya substansinya dalam batang tubuh ke dalam; Ketentuan umum Materi pokok yang diatur Ketentuan peralihan (jika diperlukan) Ketentuan penutup materi statuta dapat disusun secara sistematis

Pengelompokan

dalam buka, bab, bagian dan paragraf. Pengelompokan materi dalam buka, bab, bagian dan paragraf dilakukan atas dasar kesamaan materi. Urutan pengelompokan adalah sebagai berikut :

1) 2) 3)

Bab dengan pasal (-pasal) tanpa bagian dan paragraf. Bab dengan dan pasal (-pasal) tanpa paragraf; dan Bab dengan bagian dan paragraf yang berisi pasal (-pasal) Contoh : BUKU KETIGA YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM IBNU CHALDUN BAB I KETENTUAN UMUM Bagian Kelima Susunan Organisasi STAI Ibnu Chaldun Paragraf I Ketua dan Pembantu Ketua, Pasal I, Syarat-syarat Ketua

(1). Syarat-syarat ketua STAI : a. __________ b. __________ c. __________ 1. _________ 2. _________ 3. _________ a). _________ b). _________ c). _________ 1). _________ 2). _________ 3). _________ 5. Dasar Hukum Dasar hukum diawali dengan kata Mengingat b. Dasar hukum memuat dasar kewenangan pembuatan statuta, atau merupakan berdasarkan yuridia bagi pembentukan statuta.

c.

Peraturan perundang-undangan yang digunakan

sebagai dasar hukum lainnya. Peraturan Perundang-undangan yang tingkatannya sama atau lebih tinggi. d. Jika jumlah peraturan perundang-undangan yang dijadikan dasar hukum lebih dari satu,urutan pencantumannya perlu memperhatikan tata urutan peraturan perundang-undangan, dan jika tingkatannya sama disusun secara kronologis bedasarkan saat pengundangan atau penetapan. e. undangan. Contoh : Mengingat : 1. ___________ 2. ___________ 3. ___________ 6. Diktum Diktum statuta adalah penyebutan/penulisan nama sari statuta yang dibentuk, dan nama tersebut disesuaikan dengan nama yang tertulis dalam judul statuta. Diktum terdiri atas; a. b. c. Kata Memutuskan Kata Menetapkan Nama statuta. MEMUTUSKAN : Menetapkan : STATUTA TENTANG SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM IBNU CHALDUN 7. Ketentuan Umum 1. Ketentuan umum diletakkan bab kesatu 2. Ketentuan umum berisi : Dasar hukum yang bukan Undang-Undang Dasar 1945 tidak perlu mencantumkan nama judul peraturan perundang-

Contoh :

a. Batasan pengertian atau definisi b. Singkatan atau akronim yang digunakan dalam statuta. c. Hal-hal lain yang bersifat umum yang berlaku bagi pasal (pasal) berikutnya antara lain asas, visi dan misi, suatu tujuan d. Kata atau istilah yang dimuat dalam ketentuan umum hanyalah kata atau istilah yang digunakan berulang-ulang di dalam pasal (-pasal) selanjutnya e. Jika suatau batasan atau definisi perlu dikutip kembali, maka batasan pengertian atau definisi tersebut harus sama dengan batasan atau definisi yang terdapat dalam peraturan yang lebih tinggi. f. Tidak boleh memberi batasan atau definisi dalam pasal (pasal) singkatan, atau akronim. g. Urutan penepatan kata atau istilah dalam ketentuan umum meliputi sebagai berikut: 1) 2) pokok 3) Pengertian yang mengatur tentang lingkup umum ditempatkan lebih dahulu dari yang bersifat khusus; Perngertian yang terdapat lebih dahulu di dalam materi yang diatur ditempatkan dalam urutan yang lebih Pengertian yang mempunyai kaitan dengan pengertian ketentuan yang mencerminkan

dahulu; dan diatasnya diletakkan secara berurutan. 8. Materi Pokok Statuta a. Materi pokok yang diatur ditempatkan langsung setelah bab ketentuan umum, dan jika tidak ada pengelompokan bab, materi pokok yang diatur diletakkan setelah pasal (-pasal) ketentuan umum. b. Materi pokok yang diatur dalam statuta : 1) Asas, visi, misi, tujuan, lambang PTAIS

2)

Susunan PTAIS terdiri atas unsur-unsur: a.Yayasan penyelenggara (pendiri/pemilik) b. c. d. e. Dewan penyantun Unsur tenaga pengajar para dosen Senat perguruan tinggi agama Islam Unsur pelaksana akademik (1) Bidang pendidikan; (2) Bidang penelitian; (3) g. Bidang pengabdian kepada masyarakat. Unsur penunang untuk pelaksana yang meliputi: (1) Perpustakaan; (2) Laboratorium (3) Pusat komputer (4) Bengkel (5) Bentuk mendukung h. lain yang dianggap perlu untuk penyelenggaraan akademik dan/atau f. Unsur pelaksana administrasi

profesional pada ptais yang bersangkutan. Organisasi PTAIS : (1) Unsur pimpinan; (2) Senat PTAIS; (3) Unsur pelaksana masyarakat; (4) Unsur pelaksana administrasi; biro atau bagian. (5) Unsur pelaksana teknis; (6) Unsur lain yang dianggap perlu; i. Tenaga kependidikan j. Mahasiswa dan alumni; k. Sarana dan prasarana; akademik; fakultas, jurusan, lembaga/pusat penelitian dan pengabdian kepada

l. Pembiayaan; m. n. o. Kerjasama antar perguruan tinggi; Ketentuan peralihan (jika diperlukan); Ketentuan penutup

You might also like