You are on page 1of 22

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu negara diawali dengan proses terbentuknya negara. Pembentukan suatu negara berlangsung dalam proses panjang dan bertahap. Negara yang pembentukannya didasarkan pada semangat kebangsaan atau nasionalisme adalah negara kebangsaan modern, yaitu pada tekat suatu masyarakat untuk membangun masa depan bersama di bawah satu negara yang sama walaupun warga masyarakat tersebut berbeda-beda agama, ras, etnik, atau golongannya. Berdirinya suatu negara harus memenuhi kualifikasi unsur-unsur pembentukan suatu negara, yaitu adanya rakyat, wilayah, pemerintahan yang berdaulat, serta pengakuan dari negara lain. Selain itu, suatu negara juga harus mempunyai Sistem Pemerintahan untuk menjalankan negara dengan baik, memengaruhi seluruh rakyat untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan pemerintahan negara dan cita-cita negara. Usaha menciptakan sistem pemerintahan yang ideal memerlukan waktu yang panjang. Oleh karena itu, setiap bangsa terus menerus memperbaiki sistem pemerintahan agar lebih baik.

B. Batasan Masalah Dalam makalah ini akan diuraikan secara jelas tentang negara, sedikit mengenai tujuan negara Indonesia dan sistem pemerintahan.

C. Tujuan Makalah Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam pembahasan makalah ini adalah : a. b. c. d. mengetahui unsur-unsur terbentuknya negara; mengetahui hakikat negara dan bentuk-bentuk kenegaraan; mampu memahami pengertian, fungsi, dan tujuan negara; mampu mengklasifikasi sistem pemerintahan presidensial dan

parlementer;

D. Manfaat Sesuai dengan latar belakang masalah dan tujuan penelitian maka diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada pembaca bagaimana suatu negara dapat terbentuk yang pada dasarnya adalah karena rasa ingin bersatu seluruh rakyat dalam sebuah organisasi yang disebut negara. Oleh karena itu melalui makalah ini diharapkan agar jangan saling terpecah belah mengingat perjuangan untuk negara di masa lalu dan turut membangun negeri dengan menaati sitem pemerintahan yang sedang dijalankan.

BAB II PEMBAHASAN

A. Negara
1. Pengertian Negara Negara adalah organisasi pokok dari kekuasaan politik. Negara merupakan bentuk organisasi dari masyarakat atau kelompok orang yang mempunyai kekuasaan mengatur hubungan, menyelenggarakan ketertiban dan menetapkan tujuan-tujuan dari kehidupan bersama. Negara disebut organisasi kekuasaan politik karena dapat memaksakan kekuasaan tersebut secara sah pada semua orang yang ada dalam wilayahnya. Dengan demikian, bangsa adalah bagian dari suatu negara itu sendiri. Bangsa atau persekutuan hidup manusia adalah salah satu unsur dari negara. Beberapa pengertian tentang negara adalah sebagai berikut. a. Suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang bersama-sama mendiami wilayah tertentu dengan mengakui adanya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia. b. Suatu perserikatan yang melaksanakan suatu pemerintahan melalui hukum yang mengikat masyarakat dengan kekuasaan untuk memaksa yang

berada dalam suatu wilayah masyarakat tertentu dan membedakannya dengan kondisi masyarakat dunia luar untuk ketertiban sosial. c. Suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah oleh sejumlah pejabat yang berhasil menuntut warganya dalam ketaatan pada perundangan melalui penguasaan kontrol dari kekuasaan memaksa. Sebagai organisasi kekuasaan, negara memiliki sifat memaksa, memonopoli, dan mencakup semua. a. Memaksa, artinya memiliki kekuasaan yuntuk menyelenggarakan ketertiban dengan memakai kekerasan fisik secara legal b. Monopoli, artinya neniliki hak untuk menetapkan tujuan bersama masyarakat. Negara memiliki hak untuk melarang sesuatu yang

bertentangan dan menganjurkan sesuatu yang dibutuhkan masyarakat. c. Mencakup semua, artinya semua peraturan dan kebijakan negara berlaku untuk semua orang tanpa kecuali.

2. Unsur-Unsur Negara Konvensi internasional Montevideo 1993 mengenai hak dan kewajiban negara merumuskan kualifikasi tentang negara dengan menyatakan bahwa suatu negara sebagai pribadi internasional harus memiliki kualifikasi sebagai berikut: a. penduduk yang tetap; b. wilayah yang pasti; c. pemerintahan yang berdaulat;

d.

kemampuan mengadakan hubungan dengan negara lain. Kualifikasi tersebut selanjutnya dikenal sebagai unsur-unsur terbentuknya negara. (Unsur penduduk, wilayah, dan pemerintah) disebut sebagai unsur konstitutif. (Unsur kemampuan mengadakan hubungan dengan negara lain atau pengakuan dari negara lain) disebut sebagai unsur deklaratif. a. Unsur Konstitutif Penduduk Wilayah Pemerintah yang berdaulat Unsur konstitutif adalah unsur pembentuk sebagai unsur mutlak, unsur yang harus ada untuk terjadinya negara. Suatu negara akan kesulitan dalam menyelenggarakan kehidupannya jika masih memiliki masalah dengan salah satu unsur konstitutifnya. Misalnya, negara Palestina masih menemui masalah berkaitan dengan wilayah negara. Wilayahnya masih menjadi sengketa dengan Israel meskipun Palestina telah memiliki rakyat dan pemerintahan. Bangsa Eskimo yang berada di kutub utara tidah bisa dikatakan negara sebab tidak memiliki pemerintahan.

b.

Unsur Deklaratif Pengakuan dari negara lain Unsur deklaratif adalah unsur yang sifatnya pernyataan dan bersifat melengkapi unsur konstitutif. Meskipun unsur deklaratif bukan

merupakan unsur mutlak, pada masa sekarang unsur deklaratif ini makin

penting bagi negara. Negara-negara bari sangat berkepentingan untuk terpenuhinya unsur deklaratif, khususnya pengakuan dari negara lain.

B. Teori Terjadinya Negara


1. Proses Terjadinya Negara secara Teoretis Terjadinya negara secara teoretis, makssudnya para ahli politik dan hukum tata negara berusaha membuat teorisasi terjadinya negara. Segala sesuatu yang dihasilkan lebih karena hasil pemikiran para ahli tersebut, bukan berdasarkan kenyataan faktualnya. Beberapa teori terjadinya negara adalah sebagai berikut. a. Teori Hukum Alam Teori hukum alam merupakan hasil pemikiran paling awal, yaitu masa Plato dan Aristoteles. Menurut teori hukum alam, terjadinya negara adalah sesuatu yang alamiah terjadi. Negara terjadi secara alamiah dengan bersumber dari manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki kecenderungan berkumpul dan saling berhubungan untuk mencapai kebutuhan hidupnya. Negara menurut Plato (429-347 SM) adalah suatu keluarga besar yang masing-masing anggota keluarga saling berhubungan, bekerja sama, dan memiliki tugas sendiri-sendiri untuk memenuhi kebutuhan mereka. Negara menurut Aristoteles (384-322) bermula dari keluarga, sekelompok keluarga, kemudian bergabung menjadi lebih besar, lalu terbentuknya desa, masyarakat luas, dan akhirnya terbentuk negara.

b. Teori Ketuhanan Teori ini muncul setelah lahirnya agama-agama besar di dunia, yaitu Islam dan Kristen. Dengan demikian, teori ini dipengaruhi oleh paham keagamaan. Menurut teori ketuhanan, terjadinya negara karena kehendak Tuhan dan didasari kepercayaan bahwa segala sesuatu berasal dari Tuhan serta terjadi atas kehendak Tuhan. Freiderich Julius Stahl (1802-1861) mengatakan bahwa negara hanya tumbuh disebabkan takdir sejarah. Ia tidak tumbuh disebabkan perkembangan dari dalam, ia tidak tumbuh disebabkan kehendak manusia, tetapi disebabkan kehendak Ilahi.

b.

Teori Perjanjian Teori perjanjian muncul sebagai reaksi atas teori hukum alam dan kedaulatan Tuhan. Mereka menganggap kedua teori tersebut belum mampu menjelaskan dengan baik bagaimana terjadinya negara. Menurut teori ini, negara terjadi sebagai hasil perjanjian antarmanusia/individu. Manusia berada dalam dua keadaan, yaitu keadaan sebelum sebelum bernegara dan keadaan setelah bernegara. Negara pada dasarnya adalah wujud perjanjian dari masyarakat sebelum bernegara untuk kemudian menjadi masyarakat bernegara.

2.

Proses Terjadinya Negara di Zaman Modern

10

Menurut pandangan ini, terjadinya negara bukan disebabkan oleh teori-teori seperti di atas. Negara-negara di dunia ini terbentuk karena melalui proses-proses seperti : a. Penaklukan (Occopatie) Penaklukan atau occupatie berarti suatu daerah yang tidak dimiliki seseorang atau bangsa, kemudian diambil alih dan didirikan negara di wilayah itu. Misalnya, Liberia adalah daerah kosong yang dijadikan negara oleh para budak Negro yang telah dimerdekakan orang Amerika. Liberia dimerdekakan pada tahun 1847. b. Peleburan (Fusi) Peleburan (fusi) adalah suatu penggabungan dua atau lebih negara menjadi negara baru. Misalnya, Jerman Barat dan Jerman Timur bergabung menjadi negara Jerman. c. Pemecahan Pemecahan adalah terbentuknya negara-negara baru akibat terpecahnya negara lama sehingga negara sebelumnya menjadi tidak ada lagi. Contohnya, Yugoslavia terpecah menjadi negara Serbia, Bosnia, dan Montenegro; Uni Soviet terpecah menjadi banyak negara baru; Cekoslovakia terpecah menjadi negara Ceko dan Slovakia. d. Pemisahan Diri Pemisahan diri adalah memisahnya suatu bagian wilayah negara, kemudian terbentuk negara baru. Pemisahan berbeda dengan pemecahan,

11

artinya negara lama masih ada. Misalnya, wilayah India yang memisahkan diri menjadi negara Pakistan dan Bangladesh. e. Perjuangan Perjuangan merupakan hasil dari rakyat suatu wilayah yang umumnya dijajah negara lain, kemudian memerdekakan diri. Contohnya adalah Indonesia yang melakukan perjuangan revolusi sehingga mampu membentuk negara merdeka. f. Penyerahan Penyerahan atau pemberian adalah pemberian kemerdekaan kepada suatu koloni oleh negara lain yang umumnya adalah bekas jajahannya. Inggris dan Perancis yang memiliki wilayah jajahan di Afrika banyak memberikan kemerdekaan kepada bansa di daerah tersebut. Contohnya, Kongo dimerdekakan oleh Prancis. g. Pendudukan Pendudukan adalah pendudukan wilayah yang ada penduduknya, tetapi tidah berpemerintahan. Misalnya, Australia merupakan daerah baru yang ditemukan Inggris meskipun di sana terdapat suku Aborigin. Daerah Australia selanjutnya dibuat koloni-koloni. Penduduknya didatangkan dari daratan Eropa. Australia dimerdekakan tahun 1901 oleh Inggris.

C. Alasan Negara Mengakui Mengakui Negara Lain

12

Pengakuan ini sifatnya deklaratif, yaitu menerangkan adanya negara baru dan diterimanya negara baru tersebut dalam komunitas internasional. Pengakuan terhadap negara baru merupakan suatu tindakan bebas dari negara lain yang mengakui eksistensi suatu wilayah tertentu yang terorganisir secara politik, yang tidak terikat pada negara lain dan mempunyai kemampuan untuk menaati kewajiban-kewajiban menurut hukum internasional dan mereka menganggap wilayah yang diakuinya sebagi satu anggota masyarakat internasional. Berawal dari pengakuan suatu negara bisa memulai dan menjalin hubungan resmi atau hubungan internasional. Faktor pengakuan menjadi faktor pendukung untuk memperkuat negara yang akan didirikan. Pengakuan merupakan masalah hukum sekaligus sebagai persoalan politik negara yang bersangkutan ataupun dunia

internasional. Secara hukum, telah ditetapkan bahwa negara yang memenuhi unsuk konstitutif dianggap sah untuk diakui sebagai negara. Namun, tidah setiap negara akan segera memberi pertimbangan-pertimbangan politik tertentu dalam rangka pemberian pengakuan terhadap negara lain. Dalam kenyataannya, pengakuan memang lebih merupakan masalah politik daripada sekedar pertimbangan hukum. Pertimbangan politik misalnya perdagangan dan strategi. Contohnya, pada waktu Israel

mengumumkan berdirinya negara baru Israel di wilayah Palestina, Amerika Serikat dan Inggris segera mengakui negara tersebut meskipun secara hukum negara Israel belum memenuhi unsur konstitutifnya secara baik. Sebaliknya, negara baru Palestina sampai sekarang belum mendapat pengakuan dari kedua

13

negara tersebut. Pertimbangan politiknya adalah Israel merupakan koalisi Amerika Serikat dan dapat digunakan untuk mengendalikan kepentingannya di Timur Tengah.

D. Bentuk-Bentuk Kenegaraan
1. a. Bentuk Negara Negara Kesatuan Negara kesatuan adalah negara yang bersusunan tunggal, negara yang tidak terdiri atas negara-negara bagian. Di dalam negara kesatuan, kekuasaan mengatur seluruh daerahnya ada di tangan pemerintah pusat. Pemerintahan pusat inilah yang pada tingkat terakhirnya dan tertinggi dapat memutuskan segala sesuatu yang terdadi di dalam negara. Oleh karena itu, di dalam negara hanya terdapat seorang kepala negara, satu undang-undang dasar negara, satu kepala pemerintahan, dan satu parlemen (badan perwakilan rakyat) yang berlaku untuk seluruh warga negaranya. Contoh negara kesatuan adalah Indonesia, Filipina, Inggris, dan Prancis. b. Negara Serikat Negara serikat atau federasi adalah negara yang bersusunan jamak. Artinya, negara tersebut terdiri atas beberapa negara yang disebut negara bagian. Negara-negara bagian tersebut merupakan negara merdeka dan memiliki kedaulatan. Selanjutnya, negara bagian bergabung membentuk negara serikat atau negara federal dengan pemerintahan tersendiri yang disebut

14

pemerintahan federal. Dengan demikian, dalam negara serikat terdapat dua pemerintahan yaitu pemerintahan negara bagian dan pemerintahan federal. Contoh negara serikat atau federal adalah Amerika Serikat, Indonesia, Malaysia dan Australia.

E. Fungsi dan Tujuan Negara


1. Fungsi Negara Fungsi negara dapat dikatakan sebagai tugas-tugas yang perlu dilakukan. Setiap negara yang berbeda-beda ideologinya akan

menyelenggarakan fungsi negara. Fungsi negara yang mutlak perlu dilakukan adalah sebagai berikut. a. Pelaksanaan Penertiban Untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah bentrokanbentrokan dalam masyarakat, negara harus melakukan fungsi penertiban. Dalam hal ini, negara bertindah sebagai stabilisator. b. Kemakmuran dan Kesejahteraan bagi Rakyat Fungsi ini merupakan fungsi yang paling penting. Negara harus dapat menyejahterakan rakyatnya. c. Pengusahaan Sistem Pertahanan Fungsi ini diperlukan untuk menjaga kemungkinan ancaman serangan dari luar. Untuk itu, negara dilengkapi alat-alat pertahanan. d. Penegakan Keadilan

15

Penegakan keadilan dilaksanakan melalui badan-badan penegak hukum dan badan pengadilan.

2.

Tujuan Negara Setiap negara memiliki tujuan, yaitu tujuan bangsa itu sendiri

dalam hidup bernegara. Pada umumnya, tujuan negara ditetapkan dalam konstitusi atau hukum dasar negara yang bersangkutan. Beberapa pendapat tentang tujuan negara, antara lain sebagai berikut. a. Menurut Roger H. Soltau, tujuan negara adalah memungkinkan rakyatnya berkembang serta mengembangkan daya ciptanya sebebas mungkin. b. Menurut Harold J. Laski, tujuan negara adalah menciptakan keadaan yang baik agar rakyatnya dapat mencapai keinginan secara maksimal. c. Menurut Rousseau, tujuan negara adalah menciptakan persamaan dan kebebasan bagi warganya. Tujuan bernegara seperti pendapat-pendapat di atas adalah tujuan dalam bernegara liberal karena para tokoh tersebut memang dipengaruhi pemikiran liberal. Sebaliknya, tujuan negara-negara sosialis lebih

menitikberatkan pada usaha mewujubkan pemerataaan kepada warganya.

F. Tujuan Negara Indonesia

16

Bangsa Indonesia bercita-cita mewujudkan negara yang bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Dengan rumusan yang singkat, negara Indonesia bercita-cita mewujudkan masyarakat Indonesia adil dan maksmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Hal ini sesuai dengan amanat dalam Alinea II Pembukaan UUD 1945. Tujuan negara Indonesia dijabarkan dalam Alinea IV

Pembukaan UUD 1945. Secara rinci, tujuan tersebut adalah. 1. melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, 2. memajukan kesejahteraan umum, 3. mencerdaskan kehidupan bangsa, serta 4. ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

G. Sistem Pemerintahan
1. Pengertian Sistem Pemerintahan Sistem pemerintahan merupakan gabungan dua kata, yaitu sistem dan pemerintahan. Sistem diartikan sebagai suatu kesatuan yang terbentuk dari beberapa unsur/elemen. Unsur komponen, atau bagian yang banyak itu berada dalam keterkaitan yang saling mengait dan mendukung sehingga menjadi satu kesatuan. Jadi, sistem adalah keseluruhan dari beberapa bagian yang mempunyai hubungan fungsional, baik antarbagian-bagian

17

maupun hubungan struktural sehingga hubungan tersebut menimbulkan suatu ketergantungan. Pemerintah adalah kekuasaan yang memerintah suatu wilayah, daerah atau negara. Pengertian pemerintah dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu pemerintah dalam arti luas dan pemerintahan dalam arti sempit. a. Pemerintahan dalam arti luas, yaitu pemerintah sebagai gabungan dari semua lembaga kenegaraan atau gabungan seluruh alat perlengkapan negara, yang meliputi badan legislatif, eksekutif dan yudikatif. b. Pemerintah dalam arti sempit, yaitu presiden dan para menteri atau kabinet yang disebut badan eksekutif. Jadi, sistem pemerintahan diartikan sebagai suatu tatanan utuh yang terdiri atas berbagai komponen pemerintahan yang bekerja saling bergantung dan memengaruhi dalam mencapai tujuan dan fungsi pemerintahan. Komponen yang bekerja tersebut adalah lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Sistem pemerintahan yang terkenal di dunia ini ada dua, yaitu parlementer dan presidensial. Kedua sistem pemerintahan memiliki

karakteristik masing-masing.

2.

Sistem Pemerintahan Presidensial Sistem pemerintahan presidensial adalah sistem pemerintahan antara eksekutif dan legislatif tidah mempunyai hubungan timbal balik, di mana eksekutif tidak bertanggung jawab pada legislatif. Sistem ini menggunakan sistem trias politika. Sistem trias politika merupakan sistem pemisahan

18

kekuasaan yang diajarkan oleh Montesquieau. Sistem pemisahan kekuasaan ini, dilakukan antara badan eksekutif, yudikatif, dan legislatif. Dalam sistem pemerintahan presidensial ini, kepala negara mempunyai kekuasaan yang besar sebagai kepala badan eksekutif. Sistem pemerintahan presidensial memiliki ciri-ciri sebagai berikut. a. Kekuasan pemerintahan (eksekutif) terpusat pada satu orang, yaitu presiden. Artinya, presiden berkedudukan selaku kepala negara dan kepala pemerintah. b. Presiden dibantu oleh menteri-menteri yang diangkat dan bertanggung jawab kepadanya. c. Masa jabatan presiden ditetapkan dalam jangka waktu tertentu. d. Presiden dan para menteri tidak bertanggung jawab kepada parlemen. e. Presiden tidak dapat membubarkan parlemen. f. Presiden tidak berada di bawah pengawsan langsung parlemen. Sistem pemerintahan presidensial memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan sistem pemrintahan presidensial adalah karena pemerintah selama masa jabatannya tidak dapat dijatuhkan oleh parlemen, maka pemerintahan akan berjalan stabil. Pemerintah mempunyai waktu yang cukup untuk melaksanakan programnya tanpa terganggu oleh adanya krisis kabinet. Kelemahan sistem presidensial adalah karena presiden selama masa jabatan tidak dapat dijatuhkan parlemen, maka pengawasan terhadap

19

pemerintah kurang berpengaruh. Hal ini berarti pengaruh rakyat terhadap pelaksanaan politik negara kurang mendapat tempat yang seluas-luasnya.

3.

Sistem Pemerintahan Parlementer Sistem pemerintahan parlementer adalah sisterm pemerintahan antara eksekutif dan legislatif mempunyai hubungan yang bersifat timbal balik dan saling memengaruhi. Dalam sistem ini, kedudukan kepala negara hanya sebagai lambang dan kekuasaan yang nyata dalam perintahan tidak tampak. Sistem pemerintahan parlementer memiliki ciri-ciri sebagai berikut. a. b. Kedudukan kepala negara tidak dapat diganggu gugat. Kabinet yang dipimpin oleh perdana menteri bertanggung jawab kepada parlemen. c. Susunan anggota dan program kabinet didasarkan atas suara terbanyak dalam parlemen. d. Kabinet dapat dijatuhkan/dibubarkan setiap waktu oleh parlemen dan sebaliknya kabinet pun dapat membubarkan parlemen. e. Kedudukan kepala negara dan kepala pemerintah tidah terletak di dalam satu tangan atau pada satu orang. Sistem pemerintahan parlementer memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan sistem pemerintahan parlementer adalah sebagai berikut. a. Pembuatan kebijakan dapat dilakukan secara cepat karena mudah terjadi penyesuaian pendapat antara eksekutif dan legislatif.

20

b. Tanggung jawab dalam pembuatan dan pelaksanaan kebijakan publik jelas. c. Ada pengawasan yang kuat dari parlemen terhadap kabinet sehingga kabinet berhati-hati dalam menjalankan pemerinthan. Selain kelebihan, sitem pemerintahan parlementer juga

mempunyai kelemahan antara lain sebagai berikut. a. Kedudukan eksekutif tergantung pada dukungan mayoritas parlemen. b. Kelangsungan kedudukan eksekutif tidak bisa ditentukan karena bisa dibubarkan sewaktu-waktu. c. Parlemen dijadikan tempat kaderisasi partai.

4.

Pengaruh Sistem Pemerintahan Anternegara Negara-negara di dunia ini memiliki sistem pemerintahan yang

berbeda-beda. Perbedaan sistem pemerintahan yang dianut suatu negara disebabkan keingingan dan keadaan negara yang bersangkutan. Meskipun beberapa negara menggunakan sistem pemerintahan presidensial atau parlementer ang sama, tetapi ada variasi yang disesuaikan dengan keadaan negara bersangkutan. Sistem pemerintahan suatu negara dapat berguna bagi negara lain. Sistem pemerintahan negara memberikan dampak positif dan negatif. Pengaruh positif dan negatif ini disebabkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknoligi. Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang, suatu negara akan mudah berhubungan dengan negara lain.

21

Hubungan antarnegara itu akan berpengaruh dalam sistem pemerintahan. Sisitem pemerintahan suatu negara dapat menjadi bahan perbandingan oleh negara lain. Suatu negara dapat mangadopsi kebaikan sistem pemerintahan negara lain untuk sistem pemerintahan negaranya. Selain itu, pengaruh globalisasi dan perkembangan dunia membuat suatu negara dapat memengaruhi dan dipengaruhi negara lain, seperti pengaruh sistem pemerintahan. Contoh pengaruh sistem pemerintahan suatu negara adalah pemilihan langsung presiden dan wakil presiden pada pemilu 2009 di Indonesia yang meniru pemilihan presiden dan wakil presiden di Amerika Serikat.

22

BAB III KESIMPULAN

Negara adalah organisasi pokok dari kekuasaan politik. Negara merupakan bentuk organisasi dari masyarakat atau kelompok orang yang mempunyai kekuasaan mengatur hubungan, menyelenggarakan ketertiban dan menetapkan tujuan-tujuan dari kehidupan bersama. Negara disebut organisasi kekuasaan politik karena dapat memaksakan kekuasaan tersebut secara sah pada semua orang yang ada dalam wilayahnya. Dengan demikian, bangsa adalah bagian dari suatu negara itu sendiri. Bangsa atau persekutuan hidup manusia adalah salah satu unsur dari negara. Suatu negara harus memenuhi unsur-unsur konsitutif (memiliki penduduk, wilayah dan pemerintahan yang berdaulat) dan unsur deklaratif (pengakuan dari negara lain). Pengakuan dari negara lain (deklaratif) tidaklah sesuatu yang mutlak dilakukan negara lain terhadap negara yang baru, namun dengan pertimbangan-pertimbangan politik ataupun perdagangan yang dapat menguntungkan kedua belah pihak. Bentuk negara di dunia ini ada negara kesatuan dan negara serikat. Apapun bentuk negaranya, suatu negara harus memiliki fungsi dan tujuan

23

negara agar sistem pemerintahan dapat bejalan dengan baik dan semestinya sesuai dengan fungsi dan tujuan bernegara semula. Sebagai pribadi yang berbangsa dan bernegara, setiap warga negara wajib melaksanakan hak dan kewajiban secara seimbang, menaati aturan-aturan negara yang telah ditetapkan dalam fungsi dan tujuan bernegara agar cita-cita negara dapat terwujud dan setiap masyarakat dapat makmur dan sejahtera.

24

DAFTAR PUSTAKA

Jutmini, Sri dan Winarno. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan Jilid 1. Solo: Tiga Serangkai Tri Purwanto dan Sunardi. 2010. Membangun Wawasan

Kewarganegaraan Jilid 3. Surakarta : Tiga Serangkai

25

You might also like