You are on page 1of 9

Makalah Tentang Batik

Nama No. Kelas

: Devita Putri Kusuma Dewi :8 : X-3

SMA Negeri 1 Kota Mojokerto Tahun ajaran 2012/2013

Pengertian batik Pekalongan


Pekalongan sebagai daerah penghasil batik mempunyai posisi tersendiri dibanding daerah lain. Hal ini disebabkan perkembangan batik pekalongan sangat menonjol baik dari segi corak maupun tekniknya. Hal tersebut disebabkan perajin-perajin batik Pekalongan selalu mencari inovasi (permbaruan). Untuk memahami pengertian batik Pekalongan itu sendiri ada baiknya anda membaca literatur yang berkaitan dengan sejarah batik Pekalongan dan motif batik pekalongan, dengan menggabungkan antara kedua literatur perkembangan batik di Pekalongan secara tidak langsung akan mempermudah anda memahami perngertian batik Pekalongan. Secara resmi, batik Pekalongan dikenal memang tidak tercatat dalam sejarah. Batik Pekalongan dikenal diperkirakan sejak tahun 1800-an. Deperindag mencatat sejak tahun 1802 telah ada motif yang berupa pohon-pohon kecil berupa baju yang menjadi ciri khas baju batik Pekalongan. Sejarah mencatat, perkembangan batik Pekalongan setelah perang di tahun 1825-1830 di sekitar kerajaan-kerajaan Mataram yang disebut perang diponegoro. Perang yang terjadi membuat keluarga keraton serta pengikutnya meninggalkan daerah kerajaan untuk hidup yang lebih damai. Mereka tersebar ke arah barat dan timur. Di daerah itulah mereka memulai mengembangkan batik sebagai mata pencaharian. Dan sampai saat ini kota Pekalongan terus berkembang hingga disebut kota batik. Batik Pekalongan tetap bertahan dan sangat disukai dari berbagai segmen pasar pencinta batik. Dan tempat produksi batik Pekalongan bukanlah di pabrik besar tekstil melainkan dikerjakan di rumah-rumah. Kondisi yang seperti ini menjadi sangat positif dan sangat erat dengan masyarakat Pekalongan. Batik Pekalongan menjadi nafas kehidupan warga Pekalongan. Inovasi terbaru yang dilakukan perajin batik Pekalongan menjadikan produk batik beraneka ragam dan telah berkembang menjadi produk baju, blus, gamis, jeans, sandal, dan lain sebagainya. Motif produksi batik Pekalongan memiliki ciri khas yang sangat khas dan sangat terang. Sejak dahulu, batik Pekalongan selalu mengikuti perkembangan fashion setiap zamannya, hal ini yang membuat batik Pekalongan tetap dicintai. Oleh karena itu, tidak heran jika batik daerah Pekalongan mempunyai ciri khas tersendiri sehingga berbeda dari daerah penghasil batik lainnya. Hal ini membuat produksi batiknya sangat dicintai dari berbagai elemen pasar. Untuk mengenal batik asli Pekalongan sangatlah mudah, Kekhasannya terlihat sangat kasat mata, yang berupa: Warna batik yang terang dan motif batiknya sangat modern sehingga dicintai oleh semua masyarakat karena bersifat kontemporer (mengikuti zaman). Hal ini membuat para perajin batik Pekalongan sangat inovatif dalam menentukan tema yang terjadi. Sekarang, baju batik Pekalongan memiliki inovasi campuran berupa pencampuran antara negara Asia Timur dan Barat seperti Arab, India, Jepang, dan negara-negara lainnya.

Sejarah Batik Pekalongan


Sejarah Batik di Pekalongan dimulai dari pasca peperangan dan perpecahan di lingkungan kerajaan Mataram yang waktu itu dipimpin oleh rajanya Panembahan Senopati. Peperangan melawan kolonial belanda maupun perpecahan di antara lingkungan kraton memang kerap kali terjadi, hingga pada suatu saat kondisi yang paling parah menyebabkan banyak keluargakeluarga raja yang mengungsi dan menetap didaerah-daerah baru antara lain ke Pekalongan. Keluarga-keluarga kraton yang memang telah mempunyai tradisi batik dan mengungsi inilah yang mengembangkan pembatikan ke daerah pengunsian di Pekalongan.

Di daerah Pekalongan tersebut akhirnya batik tumbuh dengan pesat seperti di Buaran, Pekajangan dan Wonopringgo. Keluarga kraton yang mengungsi dan membawa pengikutpengikutnya ke daerah baru itu, dan ditempat itu kerajinan batik terus dilanjutkan dan kemudian menjadi pekerjaan untuk mata pencaharian. Corak batik di daerah baru ini disesuaikan pula dengan keadaan daerah sekitarnya.

Sampai awal abad ke-XX proses pembatikan yang dikenal ialah batik tulis dengan bahan morinya buatan dalam negeri dan juga sebagian import. Setelah perang dunia kesatu baru dikenal pembikinan batik cap dan pemakaian obat-obat luar negeri buatan Jerman dan Inggris.

Pada awal abad ke-20 pertama kali dikenal di Pekajangan ialah pertenunan yang menghasilkan stagen dan benangnya dipintal sendiri secara sederhana. Beberapa tahun belakangan baru dikenal pembatikan yang dikerjakan oleh orang-orang yang bekerja disektor pertenunan ini. Pertumbuhan dan perkembangan pembatikan lebih pesat dari pertenunan stagen dan pernah buruh-buruh pabrik gula di Wonopringgo dan Tirto lari ke perusahaan-perusahaan batik, karena upahnya lebih tinggi dari pabrik gula. Bahan-bahan yang dipakai untuk kainnya hasil

tenunan sendiri dan bahan catnya dibuat dari pohon seperti: mengkudu, pohon tom, soga Jawa, dan sebagainya.

Contoh batik Pekalongan


Motif batik Pekalongan

Wednesday, May 16, 2012

Motif batik Pekalongan dicirikan dengan hal-hal berikut. 1. Pada beberapa motif batik Pekalongan yang klasik (tua/kuno) tergolong motif semen. Motif ini hampir sama dengan motif-motif klasik semen dari daerah Jawa Tengah yang lain, seperti Solo dan Yogyakarta yang terdapat ornamen bentuk tumbuhan dan garuda atau sawat. Perbedaanya ada kain klasik ini hampir tidak ada cecek. Semua pengisian motif berupa garis-garis. 2. Warna soga kain dengan motif dari tumbuhan. Pada kain batik klasik Pekalonganinimotifnya terdapat persamaan dengan kain batik klasik daerah Solo dan Yogyakarta. 3. Motif asli pekalongan adalah motif Jlamprang, yaitu suatu motif semacam nitik yang tergolong motif batik geometris. Mungkin motif ini merupakan suatu motif yang dikembangkan oleh pembatik keturunan Arab karena pada umumnya orang Arab yang beragama Islam tidak mau menggunakan ornamen berbentuk benda hidup, misalnya binatang atau burung. Mereka lebih suka ragam hias yang berbentuk geometris. Namun Dr. Kusnin Asa berpendapat bahwa motif jlamprang merupakan pengaruh kebudayaan Hindu Syiwa.

4. Beberapa corak kain yang diproduksi di Pekalongan mempuyai corak atau gaya Cina, seperti adanya ornamen Liong berupa naga besar berkaki dan burung Pheonix, yaitusejenis burung yang pada bulu kepala, sayap, dan ekor berjumbai serta ekor bergelombang. 5. Kain batik yang dikembangkan atau diproduksu oleh pengusahan batik keturunan Cina. Gambar-gambarnya pada motif berupa bentuk-bentuk riil (nyata) dan banyak menggunakan cecek-cecek (titik-titik) serta cecek sawut (titik dan garis). Isen-isen pada ornamen penuh dengan cecek. 6. Sifat umum dari penduduk daerah pantai menyukai warna-warna yang cerah seperti warna merah, kuningm hijau, biru, violet, dan oranye Dengan adanya faktor-faktor seperti tersebut motif batik di daerah Pekalongan selalu berubah-ubah dab saling meniru. Motif-motif baru diciptakan oleh para pembuat canting cap batik atau orang-orang yang khusus membuat membuat motif untuk dijual pada pengusaha batik. Orang Eropa yang pernah ikut terjun kedalam pembatikan dan berpengaruh adalah Van Zuylen. Van Zuylen terkenal dengan batiknya yang halus dengan motif berbentuk tumbuhan yang realistis. Tokoh lain yang merupakan orang keturunan Cina ialah Oei Tjoe Soen dari Kedungwuni yang terkenal dengan permainan cecek-cecek yang halus. Perkembangan batik Pekalongan sedemikian rupa dan cepat. Sampai saat ini batik Pekalongan mempunyai corak khusus, yaitu bermotif bentuk tumbuhan realistis dan jlamprang dengan warna-warna yang cerah. Dilihat dari segi pewarnan, Pekalongan mempunyai keunggulan dari daerah lain. Contoh beberapa ornamen dari daerah Pekalongan, antara lain sebagai berikut. 1. Ornamen Garuda atau Sawat

Ragam hias berbentuk garuda atau sawat pada susunan dasarnya masih ada oersamaan dengan ornamen dari daerah Solo dan Yogyakarta yang terdiri atas dua sayap dan ekor, atau dua sayap, atau satu sayap saja. Namun, bagian-bagian yang menyusun sawat itu seudah berubah bentuknya. Pada pangkal dari sawat itu seudah mempunyai bagian dari tumbuhan. Pada sawat dengan dua sayap dan ekor berbentuk seperti dasar bunga. Demikian pula sawat dengan dua sayap. Pada sawat dengan satu sayap (lar) bentuknya menyerupai daun atu bunga. Bentuk yang menggambarkan ekor tidak lagi seperti buku ekor merak, tetapi menyerupai daun yang tersusun. bulu-bulu pada sayap berbentuk seperti daun dan daun bunga. Isen pada ornamen garuda ini sedikit berupacecek-sawut dan sebagian besar diisi dengan cecek-cecek berupa lengkung dan cecek pitu. Jadi, garuda atau sawat bentuk Pekalongan ini tidak lagi sebagai stilasi dari burung garuda atau burung merak, melainkan lebih condong kepada bentuk dari bagian tumbuhan atau rangkaian dari daun-daun, daun bunga, dan bunganya. Terkadang pada bagian ekor dari sawat itu berbentuk bagian rumbuhan dan pada pangkalnya berbentuk semacam bunga tapak dara. 2. Ornamen Tumbuhan Ornamen yang berbentuk tumbuhan sangat umum dan memegang peranan pada motif-motif batik dari Pekalongan dan sekitarnya. ragam hias tumbuhan ini menurut bantuknya dapat dibedakan atas

tiga macam, yaitu bentuk yang tersusun semacam bunga, berbentuk bagian atau cabang dari tumbuhanm dan berupa pohon Bentuk yang tersusun semacam bunga terdiri atas pusat berupa semacam bunga yang dikelilingi dengan daun bunga dan daun. Rangkaian susunan ini ada yang serupa swat dan menyerupai rangkaian bunga yang riil. o Rangkaian yang berbentuk bagian atau cabang dari tumbuhan. rangkaian ini terdiri atas batang, daun, dan bunga. o Rangkaian yang berupa pohon lengkap dengan tinggi selebar kain dan terdiri atas susunan batang, dahan, daun, dan bunga. rangkaian ini terdapat pada kain batik corak Van Zuylen. 3. Ornamen Binatang
o

Ornamen binatang berupa kijang atau menjangan masih terdapat pada beberapa motif batik dari Pekalongan. Namun, bentuknya sudah berubah yang kaki-kakinya berbentuk seperti daun kecil. Ornamen binatang ini juga terdapat jenis binatang yang berkaki banyak dan berekor panjang. 4. Ornamen burung Ornamen burung juga terdapat pada beberapa motif yang berupa motif burung phoenix dan burung dewata dengan ukuran kecil-kecil. Ornamen ini dikembangkan oleh pengusaha batik keturunan Cina. 5. Ornamen Naga Naga atau ular terdapat pada motif yang tergolong cuwiri Pekalongan 6. Ornamen Meru Ornamen meru atau gunung Mahameru terdapat pada beberapa jenis motif terutama pada motif cuwiri. Meru Pekalongan ini benuknya gemuk dan dirangkaikan dengan bagian tumbuhan, yaitu daun-daun atau bagian dahan tumbuhan. -Motif Batik PekalonganOlehkarena itu, selalu dirangkaikan dengan daun-dauna yang sepintas tidak tampak kalau bentuk tersebut adalah ornamen Meru. Rupanya jenis motif cuwiri Pekalongan yang mempunyai ornamen sawat, naga, meru kijang, dan rangkaian tumbuhan adalah motif dari Solo atau Yogyakarta. Dalam penerapannya terjadi perubahan bentuk ornamen yang disesuaikan dengan selera dan gaya setempat, yaitu dengan stilasi tumbuhan

You might also like