Professional Documents
Culture Documents
I. DEFINISI
Surfaktan yang merupakan kepanjangan dari surface active agent adalah suatu senyawa kimia yang dapat mengaktifkan permukaan suatu zat lain yang awalnya tidak dapat berinteraksi. Surfaktan memiliki karakter yang unik karena dapat berinteraksi dengan senyawa yang polar dan juga non polar. Hal ini dikarenakan struktur surfaktan yang memiliki gugus polar dan non polar sekaligus. Surfaktan merupakan suatu molekul yang sekaligus memiliki gugus hidrofilik dan gugus lipofilik sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air dan minyak. Gugus hidrofilik pada surfaktan bersifat polar dan mudah bersenyawa dengan air, sedangkan gugus lipofilik bersifat non polar dan mudah bersenyawa dengan minyak. Di dalam molekul surfaktan, salah satu gugus harus lebih dominan jumlahnya. Bila gugus polarnya yang lebih dominan, maka molekul-molekul surfaktan tersebut akan diabsorpsi lebih kuat oleh air dibandingkan dengan minyak. Akibatnya tegangan permukaan air menjadi lebih rendah sehingga mudah menyebar dan menjadi fase kontinu. Demikian pula sebaliknya, bila gugus non polarnya lebih dominan, maka molekul-molekul surfaktan tersebut akan diabsorpsi lebih kuat oleh minyak dibandingkan dengan air. Akibatnya tegangan permukaan minyak menjadi lebih rendah sehingga mudah menyebar dan menjadi fase kontinu. Penambahan surfaktan dalam larutan akan menyebabkan turunnya tegangan tegangan permukaan permukaan larutan. akan Setelah konstan mencapai walaupun konsentrasi konsentrasi tertentu, surfaktan
ditingkatkan. Bila surfaktan ditambahkan melebihi konsentrasi ini maka surfaktan mengagregasi membentuk misel. Konsentrasi terbentuknya misel ini disebut Critical Micelle Concentration (CMC). Tegangan permukaan akan menurun hingga CMC tercapai. Setelah CMC tercapai, tegangan permukaan akan konstan yang menunjukkan bahwa antar muka menjadi jenuh dan terbentuk
Wednesday, 26 December 2012
misel yang berada dalam keseimbangan dinamis dengan monomernya (Genaro, 1990). Surfaktan akan berbusa dengan baik di segala jenis air dan akan dapat dibilas dengan mudah dan sempurna. Dalam sampo modern, sabun telah diganti dengan bahan aktif yang disebut surfaktan Sebagian besar sampo kini dalam kemasan 2 in 1, bahan pembersih sekaligus conditioner. Bahan pembersihnya akan membersihkan rambut dan kulit kepala, sementara conditioner-nya akan membuat rambut lebih mudah disisir ketika basah dan akan membuat rambut ketika kering lebih tampak "berisi (seolah lebih besar volumenya)" tanpa tampak beterbangan Pasalnya, kimiawan sebelum tahun 1980-an percaya penuh bahwa tidak mungkin mencampurkan bahan pembersih dan conditioner, seperti disebut di atas pembersihnya adalah surfaktan anionik, sedangkan conditonernya adalah surfaktan kationik. Surfaktan adalah senyawa yang molekul-molekulnya mempunyai dua ujung yang berbeda interaksinya dengan air, yakni ujung satu (biasa disebut kepala) yang suka air dan ujung satunya (yang disebut ekor) yang tidak suka air. surfaktan dibagi atas surfaktan anionik, kationik, nonionik, dan amfoterik. Penggunaan surfaktan terbagi atas tiga golongan, yaitu sebagai bahan pembasah (wetting agent), bahan pengemulsi (emulsifying agent) dan bahan pelarut (solubilizing agent). Penggunaan dengan surfaktan cara ini bertujuan untuk meningkatkan kestabilan emulsi menurunkan tegangan
antarmuka, antara fasa minyak dan fasa air. Surfaktan dipergunakan baik berbentuk emulsi minyak dalam air maupun berbentuk emulsi air dalam minyak. Emulsi didefinisikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari dua fasa cairan yang tidak saling melarut, dimana salah satu cairan terdispersi dalam bentuk globula-globula cairan lainnya. Cairan yang terpecah menjadi globula-globula dinamakan fase terdispersi, sedangkan cairan yang mengelilingi globulaglobula dinamakan fase kontinu atau medium dispersi. Berdasarkan jenisnya emulsi dibedakan menjadi dua yaitu:
Wednesday, 26 December 2012
1) Emulsi minyak dalam air (O/W), adalah emulsi dimana bahan pengemulsinya mudah larut dalam air sehingga air dikatakan sebagai fase eksternal. 2) Emulsi air dalam minyak (W/O), adalah emulsi dimana bahan pengemulsinya mudah larut dalam minyak.
2. Gugus Hidrofilik Gugus hidrofilik molekul surfaktan dapat bermuatan positif, negative maupun tidak bermuatan. Jenis muatan tersebut akan menentukan jenis surfaktan yang terbentuk. a. Bermuatan negatif --> surfaktan anionik b. Bermuatan positif --> surfaktan kationik c. Bermuatan positif dan negatif --> surfaktan amfoterik (ampholyte, zwitterion) d. Tidak bermuatan --> surfaktan nonionic 3. Gugus Hidrofobik a. Hidrokarbon Dapat berupa rantai alkyl lurus, becabang, jenuh, tidak jenush, sebagian siklik ataupun aromatik
Wednesday, 26 December 2012
b. Perfluorohidrokarbon Dapat berupa rantai lurus atau bercabang, perfluoronated sempurna atau diikat pada hidrokarbon c. Siloxane Seringkali diikatkan ke gugus hidrofilik melalui perantara rantai alkyl pendek d. Polyoxypropylene atau polyoxybutylene 4 Struktur Molekul Surfaktan dalam suatu Sistem Emulsi
5. Kelompok Surfaktan
Surfaktan (surface active agents), zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena cenderung untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan mempunyai orientasi yang jelas sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun merupakan salah satu contoh dari surfaktan. Molekul surfaktan mempunyai dua ujung yang terpisah, yaitu ujung polar (hidrofilik) dan ujung non polar (hidrofobik) . Surfaktan dapat digolongkan menjadi dua golongan besar, yaitu surfaktan yang larut dalam minyak dan surfaktan yang larut dalam air. 1. Surfaktan yang larut dalam minyak Ada tiga yang termasuk dalam golongan ini, yaitu senyawa polar berantai panjang, senyawa fluorokarbon, dan senyawa silikon. 2. Surfaktan yang larut dalam pelarut air Golongan ini banyak digunakan antara lain sebagai zat pembasah, zat pembusa, zat pengemulsi, zat anti busa, detergen, zat flotasi, pencegah korosi, dan lain-lain. Ada empat yang termasuk dalam golongan ini, yaitu surfaktan anion yang bermuatan negatif, surfaktan yang bermuatan positif, surfaktan nonion yang tak terionisasi dalam larutan, dan surfaktan amfoter yang bermuatan negatif dan positif bergantung pada pH-nya. Surfaktan menurunkan tegangan permukaan air dengan mematahkan ikatanikatan hidrogen pada permukaan. Hal ini dilakukan dengan menaruh kepalakepala hidrofiliknya pada permukaan air dengan ekor-ekor hidrofobiknya terentang menjauhi permukaan air. Sabun dapat membentuk misel (micelles), suatu molekul sabun mengandung suatu rantai hidrokarbon panjang plus ujung ion. Bagian hidrokarbon dari molekul sabun bersifat hidrofobik dan larut dalam zat-zat non polar, sedangkan ujung ion bersifat hidrofilik dan larut dalam air. Karena adanya rantai hidrokarbon, sebuah molekul sabun secara keseluruhan tidaklah benar-benar larut dalam air, tetapi dengan mudah akan tersuspensi di dalam air.
4. Pembasahan Perubahan 5. Daya Busa Busa ialah dispersi gas dalam cairan dan zat aktif permukaan memperkecil tegangan antarmuka, sehingga busa akan stabil, jadi surfaktan mempunyai daya busa. 6. Daya Emulsi Emulsi adalah suspensi partikel cairan dalam fasa cairan yang lain, yang tidak saling melarutkan. Surfaktan akan menurunkan tegangan antarmuka, sehingga terjadi emulsi yang stabil. Surfaktan dapat menyebabkan permukaan kulit kasar, hilangnya kelembaban alami yang ada pada permukan kulit dan meningkatkan permeabilitas permukaan luar. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa kulit manusia hanya mampu memiliki toleransi kontak dengan bahan kima dengan kandungan 1 % LAS dan AOS dengan akibat iritasi sedang pada kulit. dalam tegangan permukaan yang menyertai proses pembasahan dinyatakan oleh Hukum Dupre.
Surfaktan metal ester sulfonat Pada pembuatan metil ester sulfonat dilakukan drngan mereaksikan metil ester dengan pereaksi sulfonasi. Pereaksi tersebut antara lain oleum ( larutan SO dalam H2SO4) dan sulfur trioksida (SO3). Untukmenghasilkan kualitas terbaik, beberapa perlakuan penting yang harus dipertimbangkan adalah rasio mol, waktu netralisasi, suhu reaksi, konsentrasi gugus sulfat yang ditambahkan, jenis dan konsentrasi katalis, serta pH dan suhu netralisasi. Proses pertama dilakukan dengan proses sulfonasi metil ester. Proses sulfonasi dilakukan pada skala laboraturium (500 mL), dengan reactor untuk mereaksi metil ester minyak inti sawit sebagai bahan baku utama dengan reaktan natrium bisulfit. Selanjutnya proses produksi dilakukan secara batch, dengan rasio mol metil ester dan natrium bisulfit 1:1,5 , suhu reaksi 100oC dan lama reaksi 4,5 jam. Proses dilanjutkan dengan pemurnian menggunakan methanol 30% pada suhu 50oC dengan netralisasi lama reaksi 1,5 jam. Proses yang terakhir adalah netralisasi reaksi dapat menggunakan NaOH 20%. Namun, yang harus diperhatikan setelah proses dengan yang NaOH akan adalah terbentuknya garam produk alkali samping sehingga sulfonasinya menghasilkan
menurunkan biogradabilitas dari surfaktan MES ini. V. PENGGUNAAN SURFAKTAN Dalam bidang kefarmasian surfaktan digunakan sebagai emulgator dalam pembuatan sediaan obat emulsi.
emulsifer
Dalam emulsi setiap emulgator dalam hal ini surfaktan memiliki harga keseimbangan yang besarnya tidak sama. Harga keseimbangan ini dikenal
dengan istilah HLB ( Hydrophyl Lipophyl Balance), yaitu angka yang menunjukkan perbandingan antara kelompok hidrofil dengan kelompok lipofil. Semakin besar harga HLB, berarti semakin banyak kelompok yang suka air, artinya emulgator tersebut lebih mudah larut dalam air dan demikian sebaliknya.
Semua surfaktan yang bisa digunakan untuk makanan adalah surfaktan non ionik, kecuali untuk fosfolipid kacang kedelai (lesitin, surfaktan amfoter). Diduga bahwa mereka tidak berbhaya karena senyawa tersebut adalah ester polialkohol asam lemak seperti sorbitan, sukrosa dan gliserin. Surfaktan dalam kehidupan sehari-hari juga digunakan sebagai sabun, detergen , pasta gigi, disinfektan, mouth wash, dan kosmetik. Perhitungan Emulgator Untuk menentukan komposisi emulgator (tween span) sesuai dengan nilai HLB yang dikehendaki , dapat dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : a. Cara dengan rumus 1