You are on page 1of 57

KARYA TULIS ILMIAH

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE TANYA JAWAB PADA MATERI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI KELAS XII PMS 2 SMK NEGERI I LUMAJANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PENELITIAN TINDAKAN KELAS Diajukan untuk Pengembangan Profesi dan Kenaikan Jabatan Fungsional Guru

Oleh: SUPARSIH NIP. 131 846 155

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN LUMAJANG SMK NEGERI 1 LUMAJANG 2009

HALAMAN PENGESAHAN

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE TANYA JAWAB PADA MATERI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI KELAS XII PMS 2 SMK NEGERI I LUMAJANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Oleh: SUPARSIH, S.Pd NIP. 131 846 155 .

Laporan Penelitian ini disahkan oleh:

Kepala SMK Negeri 1 Lumajang

Dra. SOETATIK, M.Pd NIP. 131 406 079

ii

LEMBAR PUBLIKASI

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE TANYA JAWAB PADA MATERI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI KELAS XII PMS 2 SMK NEGERI I LUMAJANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Oleh: SUPARSIH, S.Pd NIP. 131 846 155 .

Laporan Penelitian ini dipublikan di perpustakaan SMKN I Lumajang:

Kepala Perpustakaan SMK Negeri 1 Lumajang

sumiyani NIP. 131 406 079

iii

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE TANYA JAWAB PADA MATERI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI KELAS XII PMS 2 SMK NEGERI I LUMAJANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Nama NIP

: Suparsih, S.Pd : 131 846 155 ABSTRAK

Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru. Metode tanya jawab ini dapat dijadikan sebagai pendorong dan pembuka jalan bagi siswa untuk mengadakan penelusuran lebih lanjut (dalam rangka belajar) kepada berbagai sumber belajar seperti buku, majalah, surat kabar, kamus, ensiklopedia, laboratorium, video, masyarakat, alam, dan sebagainya. Pelaksanaan penelitian ini dibagi dalam dalam 3 siklus. Pelaksanaan untuk setiap siklus dilakukan sesuai dengan model yang dikembangkan Kemmis dan Mc Tagart meliputi 4 langkah kegiatan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi (obsevation) dan refleksi (reflection). Keempat langkah tersebut membentuk suatu siklus dan dalam pelaksanaannya satu siklus yang direncanakan dapat menjadi lebih dari satu siklus. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas XII PMS 2 SMK Negeri i lumajang tahun pelajaran 2009/2010. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas mengenai penerapan Metode Tanya Jawab pada siswa kelas XII PMS 2 SMK Negeri I Lumajang dalam mata pelajaran PKn yang berlangsung selama 3 siklus penelitian dapat disimpulkan: Penerapan Metode Tanya Jawab dapat meningkatkan aktivitas siswa pada mata pelajaran PKn dan prestasi belajar siswa meningkat dengan Penerapan Metode Tanya Jawab. Kata kunci: kooperatif , prestasi belajar dan aktivitas siswa.

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang diberi judul EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE TANYA JAWAB PADA MATERI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI KELAS XII PMS 2 SMK NEGERI I LUMAJANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Tujuan penyusunan laporan PTK ini adalah untuk memberikan informasi beberapa temuan yang telah diperoleh sehingga dapat dijadikan bahan kajian rekan-rekan guru dalam menyampaikan bahan pelajaran PKn, khususnya dalam materi Pancasila sebagai Dasar Negara dan Ideologi Negara. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah turut aktif dalam pelaksanaan PTK dan dalam penyusunan laporan ini. Semoga kebaikannya dapat diterima sebagai amal kebaikan di sisi Allah SWT. Penulis menyadari bahan PTK ini masih memiliki bebagai kekurangan. Namun demikian, penulis mengharapkan semoga laporan PTK ini memiliki manfaat yang sebesar-besarnya. Lumajang, Juli 2009

Peneliti,

DAFTAR ISI

COVER ................................................................................................................. HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ LEMBAR PUBLIKASI ......................................................................................... KATA PENGANTAR ........................................................................................... DAFTAR ISI ......................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... A. Latar Belakang ..................................................................................... B. Rumusan Masalah ................................................................................ C. Tujuan Penelitian .................................................................................. D. Manfaat Penelitian ................................................................................ BAB II LANDASAN TEORITIS........................................................................... A. Hakekat Pembelajaran .......................................................................... B. Hakekat Metode Tanya Jawab .............................................................. C. Idiologi ................................................................................................. BAB III METODELOGI PENELITIAN ................................................................ A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ........................................................... B. Kehadiran Peneliti ................................................................................ C. Tahap-tahap Penelitian ......................................................................... D. Instrumen Penelitian ............................................................................ E. Analisis Data ....................................................................................... BAB IV HASIL PENELITIAN.............................................................................. A. Siklus 1 ...................................................................................................

vi

B. Siklus 2 ................................................................................................... C. Siklus 3 ................................................................................................... BAB V PENUTUP ................................................................................................ A. Simpulan ............................................................................................... B. Saran ..................................................................................................... DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ LAMPIRAN

vii

BAB I PENDAHULUAN

E. Latar Belakang Pada era modern ini, guru mempunyai tantangan yang hebat. Guru harus memiliki berbagai kemampuan yang dapat menunjang tugasnya agar tujuan pendidikan dapat dicapai. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru dalam meningkatkan kompetensi profesinya ialah kemampuan

mengembangkan model pembelajaran. Dalam mengembangkan model pembelajaran seorang guru harus dapat menyesuaikan antara model yang dipilihnya dengan kondisi siswa, materi pelajaran, dan sarana yang ada. Oleh karena itu, guru harus menguasai beberapa jenis model pembelajaran agar proses belajar mengajar berjalan lancar dan tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud. Berdasarkan pengamatan peneliti selaku pengajar, kenyataan di lapangan pada pelajaran PKn di SMK Negeri I Lumajang, guru masih mendomonasi proses pembelajaran sedang siswa masih nampak pasif, sehingga sebagian besar siswa belum mampu mencapai kompetensi individual yang diperlukan untuk mengikuti pelajaran lanjutan. Beberapa siswa bahkan belum belajar sampai pada tingkat pemahaman. Metode Tanya jawab adalah metode penyampaian pesan yang cukup efektif. Metode ini memungkinkan terjadinya komunikasi langsung antara guru dan siswa. Bentuk komunikasi dapat dilakukan dengan cara guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan jawaban atau sebaliknya siswa

diberi kesempatan bertanya dan guru merespon dengan menjawab pertanyaanpertanyaan yang telah diajukan oleh siswa. Kelebihan dari metode tanya jawab yaitu guru bisa mengurangi dominasi dalam suatu proses pembelajaran. Kelebihan yang cukup mengesankan yaitu mengurangi jumlah siswa pasif didalam kelas, sehingga sebagian besar siswa dengan mudah mampu mencapai kompetensi individual yang diperlukan untuk mengikuti pelajaran lanjutan. Metode tanya jawab mampu mengukur tingkat pemahaman pemahaman siswa. Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan di atas, dipandang perlu untuk diadakan Penelitian Efektivitas Penerapan Metode Tanya Jawab Pada Materi Pancasila Sebagai Ideologi Kelas XII PMS 2 SMK Negeri I LUMAJANG Tahun Pelajaran 2009/2010.

F. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti mengambil rumusan masalah yaitu: Bagaimana penerapan Metode Tanya Jawab terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PKn khusus dalam materi Ideologi Pancasila pada siswa kelas XII PMS 2 SMK Negeri I Lumajang?

G. Tujuan Penelitian Tujuan kegiatan penelitian tindakan kelas ini adalah: 1. untuk mengetahui penerapan Metode Tanya Jawab dalam pembelajaran PKn.

2. untuk mengetahui efektivitas penerapan Metode Tanya Jawab dalam pembelajaran PKn terhadap peningkatan hasil belajar siswa;

H. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari kegiatan penelitian tindakan kelas ini adalah: 1. sebagai bahan pertimbangan atau masukan penulis dalam penyusunan strategi (penerapan metode, model dan langkah-langkah) pembelajaran PKn selanjutnya 2. diharapkan dapat dijadikan masukan bagi instansi pemerintah, Dinas Pendidikan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan 3. semoga dapat memberikan sumbang saran yang positif bagi para guruguru PKn di lapangan.

BAB II LANDASAN TEORITIS

D. Hakekat Pembelajaran 1) Pengertian Pembelajaran Pembicaraan tentang pembelajaran tidak bisa dilepaskan dari istilah kurikulum dan pengertiannya. Secara singkat hubungan keduanya dapat dipahami sebagai berikut: pembelajaran merupakan wujud pelaksanaan (implementasi) kurikulum., atau pembelajaran ialah kurikulum dalam kenyataan implementasinya. Munandir (2000:255) memberikan batasan mengenai pembelajaran sebagai berikut: Pembelajaran ialah hal membelajarkan, yang artinya mengacu ke segala daya upaya bagaimana membuat seseorang belajar, bagaimana menghasilkan peristiwa belajar di dalam diri orang tersebut. Selanjutnya Gagne dalam Munandir (2000:256) menjelaskan bahwa: Pembelajaran tersusun atas seperangkat peristiwa (event) yang ada di luar diri si belajar, diatur untuk maksud mendukung proses belajar yang terjadi dalam diri si belajar tadi. Peristiwa-peristiwa pembelajaran itu adalah: (1) menarik (membangkitkan) perhatian, (ii) memberitahukan tujuan belajar, (iii) mengingat kembali hasil belajar prasyarat (apa yang dipelajari), (iv) menyajikan stimulus, (v) memberikan bimbingan belajar, (vi) memunculkan perbuatan (kinerja) belajar, (vii) memberikan balikan (feedback), (viii) menilai kinerja belajar, dan meningkatkan retensi dan transfer.

Berdasarkan hal tersebut, terkandung pengertian bahwa pembelajaran bisa berlangsung tanpa kehadiran guru. Kalaupun guru hadir, ia bukan seorang penyampai bahan, atau penyaji materi, melainkan sekedar

media, guru adalah media, dan ia salah satu saja dari media pembelajaran. Pembelajaran tanpa seorang guru mengasumsikan kemandirian dan otoaktivitas siswa selaku pebelajar. Selanjutnya Depdiknas (2002:9) memberikan definisi pembelajaran sebagai berikut: Pembelajaran adalah suatu sistem atau proses membelajarkan subyek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subyek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Dengan demikian, jika pembelajaran dipandang sebagai suatu sistem, maka berarti pembelajaran terdiri dari sejumlah komponen yang terorganisir antara lain tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, strategi dan metode pembelajaran, media pembelajaran/alat peraga, pengorganisasian kelas, evaluasi

pembelajaran, dan tindak lanjut pembelajaran. Sebaliknya jika pembelajaran dipandang sebagai suatu proses, maka pembelajaran merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangkaian upaya atau kegitan guru dalam rangka membuat siswa belajar. Berdasarkan analisis teori-teori di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu sistem atau proses yang dilakukan oleh seorang guru dalam rangka menghasilkan terjadinya peristiwa belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. 2) Perencanaan Pembelajaran Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, langkah awal yang dilakukan guru adalah menyusun perencanaan pembelajaran secara tertulis yang dituangkan dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Silabus pada hakekatnya adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran yang merupakan penjabaran dari standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam buku Panduan Penyusunan KTSP BNSP (2006:14), sebagai berikut: Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.

Berdasarkan uraian di atas komponen silabus harus memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Dalam menyusun silabus guru harus memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan silabus. BNSP (2006:10-11) telah menetapkan penyusunan silabus, yakni: a. Ilmiah b. Relevan c. Sistematis d. Konsisten e. Memadai f. Aktual dan Kontekstual g. Fleksibel h. Menyeluruh

Selain membuat silabus guru wajib membuat Rencana Pelaksnaan Pembelajaran. RPP pada hakikatnya adalah proyeksi tentang apa yang harus dilakukan guru pada waktu melaksanakan kegiatan pembelajaran, tidak lain adalah perbuatan atau tingkah laku mengajar. Perbuatan mengajar dalam hal ini guru melaksanakan menentukan metode yang akan digunakan dalam proses pembelajaran, sehingga dapat mempengaruhi siswa secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Dengan demikian RPP sesungguhnya merupakan dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan Buku Panduan Penyususanan RPP (BNSP,2006), sebagai berikut: RPP merupakan pegangan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran baik di kelas, laboratorium, dan/atau lapangan untuk setiap Kompetensi dasar. Oleh karena itu, apa yang tertuang di dalam RPP memuat hal-hal yang langsung berkait dengan aktivitas pembelajaran dalam upaya pencapaian penguasaan suatu Kompetensi Dasar.

Menurut Buku Panduan Penyusunan RPP dari BNSP, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran disusun untuk satu Kompetensi Dasar. Artinya, satu kompetensi dasar minimal memiliki satu RPP. Adapun langkah-langkah dalam Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (BNSP, 2006) adalah sebagai berikut: a. Mencantumkan identitas b. Mencantumkan Tujuan Pembelajaran c. Mencantumkan Materi Pembelajaran d. Mencantumkan Metode Pembelajaran e. Mencantumkan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran f. Mencantumkan Sumber Belajar

g. Mencantumkan Penilaian 3) Pelaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran pada umum terbagi atas tiga komponen, yakni kegiatan awal atau pendahuluan, kegiatan inti atau pokok dan kegiatan akhir atau penutup. Uraian selengkapnya langkah-langkah dari ketiga komponen tersebut adalah: a. Kegiatan Awal Kegiatan yang dilakukan pada awal kegiatan belajar mengajar adalah: mengondisikan belajar siswa perkenalan dengan siswa dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada siswa agar dalam pelaksanaan kegiatan berlangsung lebih akrab. Apersepsi yakni kegiatan penghubung antara pelajaran yang telah disampaikan dengan pelajaran yang akan disampaikan b. Kegiatan Inti Dalam kegiatan inti guru akan menerapkan model-model pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sesuai dengan pendekatan yang digunakan. c. Kegiatan Akhir Kegiatan akhir merupakan tindak lanjut kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Oleh karena itu, sebagai akhir pelaksanaan kegiatan belajar pembelajaran adalah memberikan tindak lanjut belajar siswa. Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran adalah pelaksanaan kegiatan

membelajarkan siswa agar mereka mampu memahami materi pelajaran, baik yang disampaikan secara langsung maupun tidak langsung sehingga tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar dapat dikuasai oleh siswa. 4) Penilaian Pembelajaran Penilaian dalam pembelajaran merupakan umpan balik hasil kegiatan pembelajaran dalam rangka perbaikan setiap komponen program

pembelajaran. Melalui hasil penilaian, guru dapat mengukur keberhasilan penyususnan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran/program

pembelajaran. Uraian ini diperkuat oleh penjelasan berikut: Penilaian dalam proses belajar mengajar berfungsi sebagai alat untuk mengukur tercapai-tidaknya tujuan pengajaran. Melalui penilaian dapat ditetapkan apakah proses tersebut berhasil atau tidak. Kalau berhasil, guru dapat melanjutkan bahan pengajaran pada minggu atau pertemuan berikutnya, tetapi kalau belum berhasil bahan yang telah diberikan perlu pengulangan atau pemahaman kembali sampai siswa dapat menguasainya. Selanjutnya, Hidayat (1995:13) menjelaskan, bahwa siswa

dikatakan telah berhasil dalam penilaian jika mencapai taraf penguasaan minimal 75% dari tujuan yang ingin dicapai. Taraf penguasaan minimal yang dimaksud Hidayat sebenarnya sama dengan ketentuan BNSP tentang perlu adanya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Dalam penilaian yang disajikan pada akhir kegiatan pembelajaran terdapat dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu prosedur penilaian dan alat penilaian. Prosedur penilaian artinya penetapan bagaimana cara penilaian akan dilakukan. Apakah secara lisan, tertulis, atau tindakan. Sedangkan alat

penilaian berkenaan dengan pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan kepada siswa (Sudjana, 1996: 65). Selanjutnya, dalam penyusunan pertanyaan dijelaskan sebagai berikut. a. Isi pertanyaan harus betul-betul mengungkapkan makna yang terdapat dalam rumusan tujuan instruksional khusus. b. Kata-kata operasional yang digunakan sebagai titik-tolak rumusan pertanyaan. c. Setiap pertanyaan yang diajukan harus mempunyai jawaban yang pasti sehingga dijadikan pegangan dalam menetapkan tercapai-tidaknya tujuan instruksional khusus. d. Banyaknya pertanyaan sekuranng-kurangnya sama dengan banyaknya tujuan instruksional khusus. e. Rumusan pertanyaan harus jelas, tegas, dan dalam bahasa yang sudah dipahami maknanya oleh para siswa sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda diantara siswa (Sudjana, 1996:65).

E. Hakekat Metode Tanya Jawab 1. Pengertian Metode Tanya Jawab Adapun yang dimaskud metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, siswa kepada guru, atau dari siswa kepada siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Sudirman (1987:120) yang mengartikan bahwa: metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru.

10

Lebih lanjut dijelaskan pula oleh Sudirman (1987:119) menyatakan bahwa metode tanya jawab ini dapat dijadikan sebagai pendorong dan pembuka jalan bagi siswa untuk mengadakan penelusuran lebih lanjut (dalam rangka belajar) kepada berbagai sumber belajar seperti buku, majalah, surat kabar, kamus, ensiklopedia, laboratorium, video, masyarakat, alam, dan sebagainya. Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode Tanya Jawab adalah suatu model pembelajaran yang dilakukan dengan mengedepankan pertanyaan-pertanyaan baik yang dibuat oleh siswa sendiri maupun oleh guru yang bertujuan mengarahkan siswa untuk memahami materi pelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. 2. Manfaat Penggunaan Metode Tanya Jawab Penggunaan metode Tanya Jawab dengan baik dan tepat, akan dapat merangsang minat dan motivasi siswa dalam belajar. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode Tanya Jawab adalah: a. Materi menarik dan menantang serta memiliki nilai aplikasi tinggi. b. Pertanyaan bervariasi, meliputi pertanyaan tertutup (pertanyaan yang jawabannya hanya satu kemungkinan) dan pertanyaan terbuka

(pertanyaan dengan banyak kemungkinan jawaban). c. Jawaban pertanyaan itu diperoleh dari penyempurnaan jawaban-jawaban siswa. d. Dilakukan dengan teknik bertanya yang baik. (Depdikbud, 1996:26).

11

Adapun manfaat penerapan metode Tanya Jawab dalam sebuah pembelajaran yang produktif menurut buku Panduan CTL Direktirat PLP adalah, untuk a. menggali informasi, baik administrasi maupun akademis b. mengecek pemahaman siswa c. membangkitkan respon kepada siswa d. mengetahui sejauhmana keingintahuan siswa e. mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siwa f. menfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru g. untuk membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa. 3. Langkah-langkah Penerapan Metode Tanya Jawab Beberapa model penerapan metode Tanya Jawab yang akan dikembangkan dalam PTK ini adalah: a. Model Pertanyaan Siswa (Modifikasi model dari Siberman, 2002) Langkah-langkah (syntak) dalam pengembangan model ini adalah: Bagikan potongan kertas atau semacam kartu kepada siswa Minta kepada siswa menulis identitasnya dan membuat sebuah pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang dibahas. Setelah selesai, tukarkan potongan kertas tersebut kepada siswa lain di sampingnya (biasanya teman sebangku) Minta masing-masing siswa untuk menuliskan identitas dan memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut (jawaban betul diberi

12

nilai 100), serta memberikan tanda cek (v) apabila pertanyaan tersebut perlu dibahas lebih lanjut dan memberi tanda silang (x) apabila pertanyaan tersebut tidak perlu dibahas. Kembalikan potongan kertas tersebut kepada siswa yang membuat pertanyaan. Perintahkan kepada siswa untuk menilai jawaban dari temannya (jawaban betul diberi nilai 100). Selanjutnya setiap pertanyaan siswa yang mendapat tanda cek (v) diminta untuk dibacakan secara keras. Berikan respon atau jawaban atas pertanyaan tersebut, namun terlebih dahulu harus memberikan kesempatan kepada siswa yang untuk menjawabnya (terutama kepada siswa yang membuat pertanyaan) Buat rangkuman

b. Model membuat pertanyaan (modifikasi dari model Siberman, 2002) Langkah-langkah dalam pengembangan model ini adalah: Bagi siswa dalam beberapa 6 kelompok Cek kesiapan siswa, setiap kelompok harus memiliki buku teks pegangan, apabila tidak guru dapat mempersiapkannya dengan memberikan hasil foto copy atau rangkuman yang dibuat guru sendiri. Perintahkan kepada setiap kelompok untuk membuat 5 pertanyaan dan sekaligus jawaban sesuai dengan materi atau pokok bahasan yang sedang dibahas. (Materi bahasan atau tugas setiap kelompok berbeda),

13

Adakan kegiatan kuis yang bertindak sebagai juri adalah kelompok tertentu yang pertanyaan akan dibacakan, sedangkan kelompok lain sebagai peserta atau yang menjawab pertanyaan. Setiap kelompok yang dapat menjawab pertanyaan diberi nilai 100.

Lakukan secara bergiliran sampai setiap kelompok mendapat giliran sebagai juri.

Buatlah kesimpulan hasil diskusi

F. Idiologi 1. Pengertian tentang ideologi Istilah Ideologi berasal dari kata ideo (cita-cita) dan logy (pengetahuan). Menurut W. White definisi Ideologi ialah sebagai berikut : The sum of political ideas of doctrines of distinguishable class of group of people (ideologi ialah soal cita-cita politik atau dotrin (ajaran) dari suatu lapisan masyarakatatau sekelompok manusia yang dapat dibeda-bedakan). Sedangkan menurut pendapat Harold H Titus definisi ideologi ialah sebagai berikut : A term used for any group of ideas concerning various politicaland economic issues and social philosophies often appliedto a sistem atic schema of ideas held by group classes (suatu istilah yang dipergunakan untuk sekelompok cita-cita mengenai berbagai macam masalah politik dan ekonomi serta filsafat sosial yang sering dilaksanakan bagi suatu rencana yang sistematik tentang cita-cita yang dijalanakan oleh sekelompok atau lapisan masyarakat).

14

Dalam pengertian ideologi negara itu termasuk dalam golongan ilmu pengetahuan sosial, dan tepatnya pada digolongkan kedalam ilmu politik (political sciences) sebagai anak cabangnya. Untuk memahami tentang ideologi ini, maka kita menjamin disiplin ilmu politik. Suatu ideologi digolongkan pada tipe pragmatis, ketika ajaran ajaran yag terkandung dalam ideologi tersebut tidak dirumuskan secara sistematis dan terinci, melainkan dirumuskan secara umum (prinsup-prinsipnya saja). Dalam hal ini, ideologi itu tidak diindoktrinasikan, tetapi disosisalisasikan secara fungsional melalui kehidupan keluarga, sistem pendidikan, sistem ekonomi, kehidupan agama dan sistem politik. Individualisme (liberalisme) merupakan salah satu contoh ideologi pragmatis. 2. Ideologi-ideologi Dunia a. Liberalisme Liberalisme tumbuh dari konstek masyarakat Eropa pada abad pertengahan feudal, dimana sistem sosial ekonomi dikuasai oleh kaum aristrokasi feodal dan menindas hak-hak individu. Liberalisme tidak diciptakan oleh golongan pedagang dan industri, melainkan diciptakan oleh golongan intelektual yang digerakan oleh keresahan ilmiah (rasa ingin tahu da keinginan untuk mencari pengetahuan yang baru) dan artistic umum pada zaman itu. Ciri-ciri ideologi liberalisme sebagai berikut : anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk kebebasan berbicara

15

pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas. Keputusan yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar membuat keputusan untuk diri sendiri.

kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk.

suatu masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau sebagian terbesar individu berbahagia, kalau masyarakat secara keseluruhan berbahagia, kebahagiaan sebagian besar individu belum tentu maksimal.

b. Konservatisme Ketika liberalisme menggoncang struktur masyarakat feudal yang mapan, golongan feudal berusaha mencari ideologi tandingan untuk menghadapi kekuasaan persuasive liberalisme. Dari sinilah muncul ideologi konservatisme sebagai reaksi atas paham liberalisme. Paham konservatisme itu ditanda dengan gejala-gejala sebagai berikut : masyarakat yang terbaik adalah masyarakat yang tertata. paham ini menekankan tanggung jawab pada pihak penguasa dalam masyarakat untuk membantu pihak yang lemah. Ciri lain yang membedakan antara liberalisme dan konservatisme adalah menyangkut hubungan ekonomi dengan negara lain. Paham konservatif tidak menghendaki pengaturan ekonomi (proteksi), melainkan menganut paham ekonomi internasional yang bebas (persaingan bebas), sedangkan paham liberal cenderung mendukung pengaturan ekonomi

16

internasional sepanjang hal itu membantu buruh, konsumen dan golongan menengah domestik. c. Sosialisme dan komunisme Sosialisme merupakan reaksi terhadap revolusi industri dan akibatakibatnya. Awal sosialisme yang muncul pada bagian pertama abad ke-19 dikenal sosialis utopia. Sosialisme ini lebih didasarkan pada pandangan kemanusiaan (humanitarian), dan meyakini kesempurnaan watak manusia. Penganut paham ini berharap dapat menciptakan masyarakat sosialis yang dicita-citakan dengan kejernihan dan kejelasan argumen, bukan dengan cara-cara kekerasan dan revolusi. Sedang paham komunisme berkeyakinan perubahan sistem kapitalis harus dicapai dengan revolusi, dan

pemerintahan oleh dictator proletariat sangat diperlukan pada masa transisi. Dalam masa transisi dengan bantuan negara dibawah dictator proletariat, seluruh hak milik pribadi dihapuskan dan diambil untuk selanjutnya berada pada kontrol negara. Perbedaan sosialisme dan komunisme terletak pada sarana yang digunakan untuk mengubah kapitalisme menjadi sosialisme. Paham sosialis berkeyakinan perubahan dapat dan seyogyanya dilakukan dengan cara-cara damai dan demokratis. d. Fasisme Fasisme merupakan tipe nasionalisme yang romantis dengan segala kemegahan upacara dan simbol-simbol yang mendukungnya untuk mencapai kebesaran negara. Hal itu akan dapat dicapai apabila terdapat seorang pemimpin kharismatis sebagai simbol kebesaran negara yang

17

didukung oleh massa rakyat.. dukungan massa yang fanatik ini tercipta berkat indoktrinasi, slogan-slogan dan simbol-simbol yang ditanamkan sang pemimpin besar dan aparatnya. 3. Pengertian tentang reformasi Makna serta pengertian reformasi dewasa ini banyak disalah artikan sehingga gerakan masyarakat yang melakukan perubahan yang

mengatasnamakan gerakan reformasi juga tidak sesuai dengan gerakan reformasi itu sendiri. Hal ini terbukti dengan maraknya gerakan masyarakat dengan mengatasnamakan gerakan reformasi, melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan makna reformasi itu sendiri, misalnya dengan pemaksaan kehendak dengan menduduki kantor suatu instansi atau lembaga baik negeri atau swasta, dan tindakan lain yang justru tidak mencerminkan sebagai reformis. Makna reformasi secara etimologis berasal dari kata reformation dengan akar kata reform yang secara semantic bermakna make or become better by removing or putting right what is bad or wrong (oxford advanced leaners dictionary of current English, 1980, dalam Wibisono 1998 : 1). Secara harfiah reformasi memiliki makna: suatu gerakan untuk memformat ulang, menata ulang atau menata kembali hal-hal yang menyimpang untuk dikembalikan pada format atau bentuk semula sesuai dengan nilai-nilai ideal yang dicita-citakan rakyat (Riswanda, 1998). 4. Pancasila sebagai ideologi terbuka Pancasila sebagai filsafat bangsa / negara dihubungkan dengan fungsinya sebagai dasar negara, yang merupakan landasan ideal bangsa Indonesia dan

18

negara republik Indonesia dapat disebut pula sebagai ideologi nasional atau disebut juga sebagai ideologi negara. Artinya pancasila merupakan ideologi yang dianut oleh negara (penyelenggaraan negara dan rakyat) Indonesia secara keseluruhan, bukan milik atau monopoli seseorang atau sekelompok orang, disamping masih adanya beberapa ideologi yang dianut oleh masyarakat Indonesia yang lain, sepanjang tidak bertentangan dengan ideologi negara, sebab Pancasila merupakan kristalisasi nilai-nilai kebenaran yang telah dipilih oleh para pendiri negara ini, yang mana lima dasar atau lima silanya merupakan satu rangkaian kesatuan yang tidak terpisahkan walaupun terbedakan sebagai dasar dan ideologi pemersatu. Sebagai suatu rumusan dasar filsafat negara atau dalam kedudukan sebagai ideologi negara yang dikandung oleh pembukaan UUD 1945 ialah pancasila. Rumusan pancasila itu dapat pula disebut sebagai rumusan dasar cita negara (staatidee) dan sekaligus dasar dari cita hukum (rechtidee) negara republik Indonesia. (Turiman, 2000) Secara wacana akademik istilah ideologi pada awalnya digunakan oleh seorang filsuf Prancis, Antoine Destutt de Tracy, yang diartikannya ilmu pengetahuan mengenai gagasan-gagasan (science of ideas). Istilah ini mulamula mengandung konotasi politik karena penggunaanya berhubungan dengan epistmologi ilmu pengetahuan. (Turiman, 2000) Dalam sejarahnya istilah ideologi baru berhubungan dengan kehidupan politik setelah Napoleon Bonaparte dari Prancis menamakan semua orang yang menentang gagasan-gagasan patriotic yang dikemukakannya sebagai kaum ideologis. Bagi Napoleon, ideologi adalah pemikiran-pemikiran khayali kaum idealis yang menghalang-halangi pencapaian tujuan-tujuan

19

revolusioner. Istilah ini semakin popular pada abad pertengahan ke 19 setelah Karl Marx menerbitkan buku German Ideologi. Menurut ideologi hanyalah kesadaran yang palsu, ideologi adalah kesadaran sebuah kelas sosial dan ekonomi dalam masyarakat demi mempertahankan kepentingan-kepentingan mereka. Dan sejarah mencatat, berbagai akibat yang ditimbulkan oleh ideologi Karl Marx, sejak kemenangan revolusi kaum Bolsjevik di Rusia pada tahun 1926 sampai masa keruntuhan kemunisme pada tahun-tahun belakangan ini. Kajian komprehensif dari segi sosiologi pengetahuan mengenai ideologi dipelopori oleh Karl Mannheim. Tokoh ini menerima dasar pemikiran Karl Max bahwa ideologi adalah kesadaran kelas. Mann Heim membuat dua kategori ideologi, yaitu Ideologi yang bersifat particular dan Ideologi yang bersifat menyeluruh. Bagi bangsa Indonesia ideologi tentu bukan kesadaran sebuah kelas sebagaimana dipahami Karl Marx. Cara pandang kenegaraan bangsa Indonesia menolak penggunaan analisis kelas karena negara diciptakan untuk semua. Negara mengatasi paham golongan dan paham perseorangan, demikian ditegaskan dalam penjelasan umum UUD 1945, jadi ideologi negara dimaksudkan untuk mengatasi kemungkinan adanya paham golongangolongan di dalam masyarakat karena keberadaan golongan-golongan itupun diakui oleh ketentuan pasal 2 UUD 1945. penjelasan atas pasal ini menerangkan bahwa yang dimaksud dengan golongan-golongan ialah badanbadan seperti koperasi, serikat sekerja, dan badan-badan kolektif lain. Dengan demikian dari dua kategori ideologi yang dikemukakan oleh Mann Heim di atas, ideologi pancasila dapat digolongkan sebagai ideologi

20

menyeluruh. Memang lima sila didalam pancasila itu mengandung cirri universal sehingga mungkin saja ia ditemukan dalam gagasan berbagai masyarakat dan bangsa di dunia. Letak kekhasan dan orsinilitasnya sebagai dasar filsafat dan ideologi negara republik Indonesia ialah, kelima sila itu digabungkan dalam kesatuan yang integrative, bulat dan utuh. Dan sebagai ideologi bersifat menyeluruh, karena pancasila yang dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945 pada alinea keempat itu, ditafsirkan secara otentik oleh konstitusi / UUD 1945 dalam pokok-pokok pikiran pembukaan UUD 1945, oleh karena pancasila sebagai ideologi juga didalamnya sekaligus sebagai cita hukum, artinya pancasila membimbing arah pembentukan hukum dalam masyarakat. Sebagai norma-norma mendasar (staatfundamentalnorm) rumusan pancasila bukan rumusan hukum yang bersifat operasional yang pelaksanaanya dikenakan sanksi. Untuk membuat operasiaonal, negara membentuk berbagai peringkat peraturan perundangundangan. Penyelenggara negara dalam mengoperasionalkan ideologi pancasila, maka harus mengacu kepada penafsiran otentik dari pancasila, dan telah menjadi kesepakatan para ahli hukum Indonesia, bahwa pokok-pokok pikiran dalam penjelasan umum pembukaan UUD 1945 adalah tafsir otentik dari pancasila yang dirumuskan atas dasar kesepakatan pendiri negara dan itulah yang kemudian kita sebut Paradigma Pancasila. 5. Supremasi Hukum dalam konsep negara hukum Pancasila Berbicara tentang supremasi hukum, kita harus berbicara tentang masyarakat dimana hukum itu berlaku baik yang disebut masyarakat nasional

21

maupun internasional. Supremasi hukum didalam masyarakat nasional kita karena didalamnya ada aturan yang disebut hukum. Secara sederhana kita dapat mendefinisikan hukum sebagai aturan tentang tingkah laku manusia dimasyarakat tertentu. Aturan yang disebut hukum tadi akan terkait dengan tindakan manusia atau tingkah laku manusia didalam suatu masyarakat nasional yang mempunyai berbagai macam aspek atau bidang, didalamnya ada bidang politik, bidang ekonomi, bidang sosial, bidang budaya, pendidikan dan juga keamanan. Didalam berbagai bidang itulah manusia melakukan tingkah laku dan manusia satu dengan yang lain melakukan interaksi dan interaksi itu berjalan secara tertib, maka dibutuhkan aturan yang disebut hukum. Oleh karena itu ketika kita akan berbicara tentang supremasi hukum maka timbul beberapa pertanyaan yang perlu mendapat jawaban secara jelas yaitu apa dimaksud dengan supremasi hukum, untuk apa supremasi hukum itu ditegakkan dan bagaimana caranya supremasi hukum itu bisa diwujudkan. (Turiman, 2000)

22

BAB III METODELOGI PENELITIAN

F. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena memenuhi ciriciri penelitian kualitatif yaitu: a) dilakukan dalam kondisi yang alamiah, langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen kunci, b) penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif, data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka, c) penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses dari pada produk atau outcome, d) penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif, e) penelitian kualitatif lebih menekankan makna (Sugiyono,2008). Gay (2009) mengemukakan karakteristik dari penelitian kualitatif yaitu a) data berasal dari partisipan b) laporan yang di buat secara terperinci termasuk jika ada penyimpangan dalam penelitian. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena PTK dapat digunakan oleh guru untuk mengembangkan teori dan dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar di kelas (Gay, 2009). Selain itu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh guru atau seseorang tertentu di dalam kelas dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardani, 2003). Penelitian tindakan kelas mempunyai beberapa karakteristik, yaitu:

23

1. an inquiry of practice from within (penelitian berawal dari permasalahan praktis yang dialami oleh guru dalam melaksanakan tugas sehari-harinya sebagai pengelola pembelajaran di dalam kelas), 2. self reflective inquiry (penelitian melalui refleksi diri artinya lebih menekankan pada proses pemikiran kembali terhadap proses dan hasil penelitian secara berkelanjutan untuk mendapatkan penjelasan dan justifikasi tentang kemajuan, peningkatan, kemunduran, dan

kekurangefektifan dari pelaksanaan sebuah tindakan untuk dapat digunakan memperbaiki proses tindakan pada siklus-siklus selanjutnya) 3. fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran, 4. bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran (Wardani,2003).

G. Kehadiran Peneliti Berdasarkan pendekatan dan jenis penelitian yang dikemukakan sebelumnya, maka kehadiran peneliti mutlak diperlukan. Peneliti bertindak sebagai perancang instrumen penelitian sekaligus pemberi tindakan. Tugas peneliti adalah 1) perancangan instrumen yang meliputi kisi-kisi dan soal tes kemampuan awal (Tes 1), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), Lembar Observasi Aktivitas Siswa dan Lembar Angket, 2) pengumpulan data yaitu meliputi pengamatan kegiatan pembelajaran yang dicatat dalam lembar observasi dan lembar wawancara dengan siswa, 3) menganalisis data, 4) pelaporan hasil penelitian.

24

H. Tahap-tahap Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dibagi dalam dalam 3 siklus. Pelaksanaan untuk setiap siklus dilakukan sesuai dengan model yang dikembangkan Kemmis dan Mc Tagart meliputi 4 langkah kegiatan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), observasi (obsevation) dan refleksi (reflection). Keempat langkah tersebut membentuk suatu siklus dan dalam pelaksanaannya satu siklus yang direncanakan dapat menjadi lebih dari satu siklus. Kegiatan pada setiap siklus digambarkan sebagai berikut: 1. Perencanaan Kegiatan yang dilakukan adalah menyusun rencana pembelajaran, menyiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS), menyiapkan lembar observasi, menyiapkan lembar angket, menyiapkan perangkat tes akhir siklus. 2. Pelaksanaan Tindakan Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melakukan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat. 3. Observasi Observasi dilakukan selama pelaksanaan pembelajaran. Pengamatan dilakukan oleh 2 orang pengamat (rekan sejawat) sedangkan peneliti sendiri melakukan pembelajaran. Obyek yang diamati adalah aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. 4. Refleksi Refleksi dilakukan untuk melihat proses pembelajaran dan hasil Tes. Pada tahap ini, data yang diperoleh yaitu hasil Tes, hasil observasi dan hasil angket. Pada tahap ini peneliti melakukan analisis terhadap semua data yang

25

diperoleh dan mengkaji hasil pelaksanaan tindakan sebagai pertimbangan pada siklus selanjutnya.

Gambar 3.1 Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas

I. Instrumen Penelitian Agar terlaksana pembelajaran yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan diperlukan perangkat pembelajaran. Beberapa perangkat pembelajaran yang diperlukan adalah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS) dan instrumen tes.

26

Penilaian belajar yang diupayakan dapat mengukur pemahaman siswa selama pembelajaran. Instrumen penelitian dibutuhkan sebagai salah satu alat untuk mengumpulkan data. Instrumen penelitian dibuat oleh peneliti, kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Instrumen penelitian yang dimaksud adalah 1. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Lembar observasi aktivitas siswa berisi aktivitas-aktivitas yang harus dilakukan siswa pada tiap kegiatan pembelajaran. Aktivitas tersebut harus mendukung terciptanya peran aktif siswa dalam proses belajar yang disajikan. Lembar observasi yang dibuat mengacu pada rencana pelaksanaan

pembelajaran yang dibuat. Secara garis besar, lembar observasi berisi petunjuk pengisian, kriteria penskoran, tabel penilaian, keterangan dan catatan. Lembar observasi berguna untuk memeriksa apakah aktivitas-aktivitas yang dilakukan siswa dan guru telah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. 2. Format Angket Tujuan dari angket yaitu untuk mengetahui pendapat siswa atau pun kesulitan dan pemahaman siswa dalam kegiatan pembelajaran diberikan kepada siswa. Format angket berisi pertanyaan-pertanyaan yang diharapkan dapat mengungkap pemahaman dan kerja sama siswa dalam belajar kelompok. 3. Instrumen tes Tes dilakukan pada akhir kegitan pembelajaran pada setiap siklus, untuk memperoleh data tentang hasil belajar. Instrumen tes yang dirancang agar

27

memberi informasi mengenai pemahaman selama mengikuti kegiatan pembelajaran.

J. Analisis Data Moleong (2006:190) menyatakan bahwa proses analisis data di mulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu hasil tes, hasil observasi dan hasil wawancara. Mengacu dari pendapat tersebut, maka analisis data dalam penelitian ini dilakukan selama dan setelah pengumpulan data. Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan model alir (flow model). Yang meliputi 3 tahap yaitu 1. Kriteria keberhasilan data hasil tes Data tentang hasil tes siswa berupa tes tertulis pada akhir seluruh siklus. Setelah hasil tes siswa di dapat sesuai dengan pedoman penskoran, kemudian dianalisis menggunakan rumus:

TB

t x 100% n

TB : persentase siswa yang tuntas belajar t n : banyak siswa yang mendapat skor minimal 75 : banyak siswa yang mengikuti tes

Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar, hasil tes akhir siswa dikatakan tuntas secara klasikal apabila siswa yang mendapat skor minimal 75 paling sedikit 85% dari jumlah siswa. 2. Kriteria keberhasilan data hasil pengamatan Data pengamatan di peroleh dari kegiatan pengamatan yang dilakukan pengamat selama pembelajaran berlangsung, berupa data pengamatan aktivitas 28

siswa dan guru. Setelah lembar pengamatan diisi, kemudian hasil pengamatan dianalisis menggunakan rumus persentase sebagai berikut:

Persentase nilai rata rata ( NR )

Jumlah skor x 100% Skor maksimal

Kriteria persentase nilai rata-rata hasil pengamatan adalah sebagai berikut: 81% NR 100% 61% NR 80% 41% NR 60% 0% NR 40% (Sahertian, 2000) : sangat baik : baik : cukup : kurang

29

BAB IV HASIL PENELITIAN

Pada bab ini penulis akan mencoba menyajikan data hasil penelitian dan hasil analisis data yang diuraikan persiklus penelitian. Adapun jumlah siklus penelitian ini adalah 3 siklus. Hal ini disebakan peroleh data dari tiga siklus penelitian telah memberikan gambaran yang cukup signifakan pencapaian tujuan penelitian. Artinya, data yang diperoleh siklus demi siklus menunjukkan pada peningkatan hasil belajar siswa yang menjadi konstrasi dalam penelitian ini.

A. Siklus 1 Pada siklus ini, pembelajaran materi Ideologi Pancasila membahas mengenai Pengertian Ideologi, Fungsi Ideologi, Dimensi Ideologi dan Pancasila sebagai Ideologi Negara Perangkat pembelajaran yang digunakan pada siklus ini Silabus dan RPP. Silabus yang digunakan adalah silabus hasil refleksi pada tahap perencanaan antara peneliti dan mitra peneliti. Sesuai dengan silabus dan RPP dapat dijelaskan langkah pokok kegiatan pembelajaran pada tahap ini, yakni sebagai berikut: 1. Siswa diberikan lembaran kertas kerja 2. Pada lembaran kertas kerja siswa diperintahkan membuat karangan mengenai: Cita-cita yang diinginkan Cara-cara untuk mencapai cita-cita tersebut

30

3. Setelah kegiatan di atas dianggap selesai, guru kepada beberapa siswa mengadakan tanya jawab terkait dengan cita-cita seseorang dan cara-cara mempertahankan cita-cita tersebut. 4. Setalah materi tersebut dianggap cukup, selanjutnya bagikan potongan kertas kosong yang lain 5. Minta kepada siswa menulis identitasnya dan membuat sebuah pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran fungsi ideologi dan dimensi ideologi 6. Setelah selesai, tukarkan potongan kertas tersebut kepada siswa lain di sampingnya (biasanya teman sebangku) 7. Minta masing-masing siswa untuk menuliskan identitas dan memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut (jawaban betul diberi nilai 100), serta memberikan tanda cek (v) apabila pertanyaan tersebut perlu dibahas lebih lanjut dan memberi tanda silang (x) apabila pertanyaan tersebut tidak perlu dibahas. 8. Kembalikan potongan kertas tersebut kepada siswa yang membuat pertanyaan. Perintahkan kepada siswa untuk menilai jawaban dari temannya (jawaban betul diberi nilai 100). Selanjutnya setiap pertanyaan siswa yang mendapat tanda cek (v) diminta untuk dibacakan secara keras. 9. Berikan respon atau jawaban atas pertanyaan tersebut, namun terlebih dahulu harus memberikan kesempatan kepada siswa yang untuk menjawabnya (terutama kepada siswa yang membuat pertanyaan)

Hasil analisis data yang diperoleh pada siklus 1 terangkuman pada tabel berikut ini:

31

Tabel 4.1 MATRIK ANALISIS DATA Siklus Ke-1


Teknik Pengumpulan Data Observasi dan data lapangan Deskripsi pelaksanaan Dan hasil yang diperoleh Pelaksanaan observasi dilakukan oleh mitra peneliti. Hasil yang diperoleh, yakni: a) Sebagai besar siswa terlihat aktif mengikuti kegiatan pembelajaran karena guru melakukan KBM yang dapat memberdayakan kemampuan siswa sendiri (lihat lampiran catatan lapangan) b) Keaktifan sebagian siswa itu dalam kegiatan pembelajaran, terlihat dari kegiatan tanya jawab terhadap media pembelajaran yang disajikan, serta dalam kegiatan membuat pertanyaan dan menjawab pertanyaan temannya. c) Sekalipun keaktifan pada sebagian siswa sudah tampak, namun kualitas jawaban sebagian siswa masih kurang baik. d) Media pembelajaran yang dibuat cukup variatif dan mudah dipahami anak (familier) sehingga merangsang keaktifan siswa. Beberapa hal yang masih tampak kurang maksimal pada siklus ini adalah: a) Pada siswa yang memiliki latar belakang prestasi yang kurang baik (slow learner) tampak adanya rasa ketakutan untuk ditanya atau bertanya. (perlu usaha maksimal) b) Perlu persiapan pada siswa itu sendiri, dalam artian siswa terlebih dahulu harus mendapat tugas mempelajari materi tersebut. c) Perlunya peningkatan motivasi belajar siswa melalui pemberian reward (hadiah) kepada siswa baik berupa katakata maupun dalam bentuk lain. Analisis Refleksi Refleksi dilakukan dengan cara diskusi antara peneliti dengan mitra peneliti. Diskusi ini membicarakan data yang diperoleh melalui observasi (data lapangan), wawancara dan nilai tes. Hasil refleksi pada tahap ini menyimpulkan bahwa kualitas pembelajaran masih perlu ditingkatkan, melalui: a) Penyajian pertanyaan sebaik menggunakan bahasa yang lebih ringan, dalam artian mudah dipahami siswa b) Perlunya pemberian reward atau penguatan guna peningkatan motivasi belajar siswa. c) Siswa sebaiknya diberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas seminggu sebelumnya atau pada pertemuan sebelumnya .

32

Teknik Pengumpulan Data Wawancara

Hasil Tes

Deskripsi pelaksanaan Dan hasil yang diperoleh Pada umumnya responden menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran seperti ini membuat mereka termotivasi, namun kadang-kadang timbul ketegangan dan rasa takut untuk ditanya atau bertanya. Ketakutan itu disebabkan mereka tidak mempersiapkan sebelumnya permasalahan atau materi pelajaran yang sedang di pelajari Dari jumlah siswa 32 orang, dengan Kreiteria Ketuntas Belajar nilai 70, 20 orang telah mencapai batas kelulusan (nilai di atas atau sama dengan 70) , sedangkan sisanya masih memiliki nilai dibawah batas kelulusan. Dari 20 siswa yang lulus tersebut bahkan 6 orang diantaranya telah mencapai nilai sangat baik (nilai di atas 90)

Analisis Refleksi

Temuan yang diperoleh dari hasil analisis data dari kegiatan pembelajaran pada siklus 1 adalah bahwa: 1. Dilihat dari sisi proses dan hasil pembelajaran telah menunjukkan aktivitas peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa 2. Dilihat dari segi guru itu sendiri terlihat adanya suatu proses optimalisasi tugas dengan memberikan pembelajaran yang sebaik-baiknya. 3. Dalam upaya peningkatan proses pembelajaran sekalipun telah tampak peningkatan kualitas, namun masih terdapat beberapa hal yang perlu peningkatan diantaranya: a) penyajian pertanyaan sebaik menggunakan bahasa yang lebih ringan, dalam artian mudah dipahami siswa b) perlunya pemberian reward atau penguatan guna peningkatan motivasi belajar siswa. 33

c) siswa sebaiknya diberitahukan materi pelajaran yang akan dibahas seminggu sebelumnya atau pada pertemuan sebelumnya . Berdasarkan hal tersebut di atas peneliti dan mitra peneliti selanjutya menyusun perencanaan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya dengan memperhatikan temuan-temuan di atas.

B. Siklus 2 Pada siklus 2 ini, pembelajaran materi Ideologi Pancasila membahas mengenai Pancasila Sebagai Ideologi Negara, Pancasila Sebagai Dasar Negara, Kedudukan Pancasila bagi Bangsa Indonesia selain sebagai Ideologi dan Dasar Negara. Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus ini mengunakan RPP yang telah dibuat berdasarkan kesepatakan hasil refleksi pada siklus 1 (RPP Siklus-2 dapt lihat pada lampiran 8). Langkah-langkah pokok pembelajaran pada tahap ini adalah sebagai berikut: 1) Siswa diberikan lembaran kertas kerja 2) Pada lembaran kertas kerja siswa diperintahkan membuat gambar bangunan, rumah atau gedung. 3) Setelah kegiatan di atas dianggap selesai guru kepada beberapa siswa mengadakan tanya jawab terkait dengan gambar yang dibuat dan hubungannya dengan materi pembelajaran. 4) Setalah materi tersebut dianggap cukup, selanjutnya bagikan potongan kertas kosong yang lain

34

5) Minta kepada siswa menulis identitasnya dan membuat sebuah pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran Kedudukan Pancasila selain sebagai ideologi dan dasar negara 6) Setelah selesai, tukarkan potongan kertas tersebut kepada siswa lain di sampingnya (biasanya teman sebangku) 7) Minta masing-masing siswa untuk menuliskan identitas dan memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut (jawaban betul diberi nilai 100), serta memberikan tanda cek (v) apabila pertanyaan tersebut perlu dibahas lebih lanjut dan memberi tanda silang (x) apabila pertanyaan tersebut tidak perlu dibahas. 8) Kembalikan potongan kertas tersebut kepada siswa yang membuat pertanyaan. Perintahkan kepada siswa untuk menilai jawaban dari temannya (jawaban betul diberi nilai 100). Selanjutnya setiap pertanyaan siswa yang mendapat tanda cek (v) diminta untuk dibacakan secara keras. 9) Berikan respon atau jawaban atas pertanyaan tersebut, namun terlebih dahulu harus memberikan kesempatan kepada siswa yang untuk menjawabnya (terutama kepada siswa yang membuat pertanyaan)

Berdasarkan data penelitian dibuat matrik rangkuman data penelitian siklus2 dan hasil analisisnya, seperti tampak pada tabel berikut ini:

35

Tabel-3 MATRIK ANALISIS DATA Siklus Ke-2


Teknik Pengumpulan Data Observasi Deskripsi pelaksanaan dan hasil yang diperoleh Pelaksanaan observasi dilakukan oleh mitra peneliti. Hasil yang diperoleh, yakni: a) Sebagai besar siswa terlihat aktif mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini karena guru melakukan KBM yang dapat memberdayakan melalui kegiatan yang menarik perhatiannya (yakni kegiatan mempehatikan gambar bangunan dan memberi kesempatan kepada siswa untuk membuatnya di buku pelajaran mereka) b) Kegiatan tanya jawab terhadap media pembelajaran yang disajikan dikaitkan dengan materi pembelajaran mempelihatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. c) Pemilihan media menggambar selain sangat disenangi siswa juga memperlihatkan usaha guru untuk mencoba melibatkan siswa yang memiliki latar belakang prestasi yang kurang baik dalam pembelajaran. Dengan mengkaitkan materi dengan sesuatu yang konkrit tampaknya siswa dari kelompok slow learner pun tampak terlibat aktif dan dapat memahaminya.. d) Reward atau penguatan tampak sudah diberikan oleh guru guna peningkatan motivasi belajar siswa Hal yang masih tampak kurang maksimal pada siklus ini adalah: a) Tidak adanya penjelasan tentang adanya penilaian proses kepada siswa, walaupun kegiatan tersebut telah dilakukan oleh guru. b) Waktu pelaksanaan kegiatan belajar belum sesuai dengan perencanaan Analisis Refleksi Berdasarkan hasil refleksi, yakni dari hasil kegiatan diskusi antara peneliti dan mitra peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran sudah cukup efektif terhadap peningkatan hasil belajar siswa Selain itu, guna kegiatan pembelajaran yang lebih optimal hasil refleksi juga mencatat beberapa hal penting yang perlu diperhatikan guru, diantaranya: a) Penjelasan adanya penilaian proses perlu disampaikan kepada siswa. Hal ini dimaksud agar siswa betul-betul serius dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. b) Peningkatan motivasi belajar siswa perlu terus diupayakan c) Agar diupayaka waktu pelaksanaan kegiatan pembelajaran dapat sesuai dengan yang direncanakan.

36

Teknik Pengumpulan Data Wawancara

Hasil Tes

Deskripsi pelaksanaan dan hasil yang diperoleh Sebagian besar responden menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran seperti ini menyenangkan dan membuat mereka termotivasi, walaupun motivasi mereka masih bersifat motivasi eksternal yakni ingin mendapat nilai yang lebih baik. Dari jumlah siswa 32 orang, dengan Kreiteria Ketuntas Belajar nilai 70, 26 orang telah mencapai batas kelulusan (nilai di atas atau sama dengan 70) , sedangkan sisanya masih memiliki nilai dibawah batas kelulusan. Dari 26 siswa yang lulus tersebut bahkan 12 orang diantaranya telah mencapai nilai sangat baik (nilai di atas 90)

Analisis Refleksi

Simpulan sementara yang dapat diperoleh dari hasil analisis data tersebut adalah bahwa 1. Dilihat dari segi proses pembelajaran, tampak bahwa kegiatan pembelajaran sudah cukup efektif terhadap peningkatan hasil belajar siswa. 2. Dilihat dari dari segi siswa terlihat adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar. 3. Dilihat dari segi guru, terlihat adanya peningkatan keterampilan mengajar dan kemampuan mengelola kelas dalam arti keseluruhan. Beberapa hal masih perlu mendapat perhatian guru dalam kegiatan pembelajaran, diantaranya: a) Penjelasan adanya penilaian proses perlu disampaikan kepada siswa. Hal ini dimaksud agar siswa betul-betul serius dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. b) Media dalam bentuk cerita dapat dibuat dengan cara tertulis (analisis kasus) yang dilengkapi dengan pertanyaan-pertanyaan pengarah.

37

c) Peningkatan motivasi belajar siswa perlu terus diupayakan

C. Siklus 3 Pada siklus 3 ini, pembelajaran materi Ideologi Pancasila membahas mengenai Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat. RPP yang digunakan pada siklus ini merupakan RPP memperhatikan masukan-masukan yang diperoleh pada siklus sebelumnya. Langkah-langkah pokok pembelajaran pada tahap ini adalah sebagai berikut: 1) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok 2) Setiap kelompok mendapat tugas membuat karangan: Kel 1 membuat karangan perbuatan yang mengamalkan dan tidak mengamalkan pancasila sila Ke-1 Kel 2 membuat karangan perbuatan yang mengamalkan dan tidak mengamalkan pancasila sila Ke-2 Kel 3 membuat karangan perbuatan yang mengamalkan dan tidak mengamalkan pancasila sila Ke-3 Kel 4 membuat karangan perbuatan yang mengamalkan dan tidak mengamalkan pancasila sila Ke-4 Kel 5 membuat karangan perbuatan yang mengamalkan dan tidak mengamalkan pancasila sila Ke-5 3) Guru memfasilitasi siswa membahas hasil kegiatan mengarang dengan model tanya jawab.

38

4) Guru menyampaikan materi dan mengadakan tanya jawab tentang nilai-nilai Pancasila dalam buku Sutasoma dan nilai-nilai masyarakat Indonesia yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila Adapun data hasil penelitian pada siklus 3 ini dapat dibentuk dalam tabel analisis data, seperti tampak berikut ini: Tabel-4 MATRIK ANALISIS DATA Siklus Ke-3
Teknik Pengumpulan Data Observasi Deskripsi pelaksanaan dan hasil yang diperoleh Pelaksanaan observasi dilakukan oleh mitra peneliti. Hasil yang diperoleh, yakni: a) Umumnya siswa tampak aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Ini disebabkan ketertarikan siswa terhadap bentuk kegiatan pembelajaran yang diterapkan, yakni kegiatan mengarang yang ada kaitannya dengan pengamalan sila-sila Pancasila. b) Motivasi siswa mengikuti pelajaran tampak pada keseriusan siswa dalam mengerjakan tugas dan menjawab pertanyaan yang diberikan guru ketika diadakan pembahasan hasil pekerjaannya dengan model tanya jawab (questioning). c) Ketepatan jawaban jiwa dalam kegiatan tanya jawab, baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan guru mencerminkan adanya peningkatan pemahaman siswa akan materi pelajaran yang sedang dipelajari. d) Reward atau penguatan tampak sudah terbiasa diberikan oleh guru sehingga memiliki pengaruh terhadap peningkatan motivasi belajar siswa e) Adanya penjelasan mengenai kegiatan penilaian proses juga sangat jelas memberikan kontrinbusi terhadap peningkatan motivasi belajar Analisis Refleksi Berdasarkan hasil refleksi, yakni dari hasil kegiatan diskusi antara peneliti dan mitra peneliti menyimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran dengan metode Tanya Jawab yang telah dipraktekkan dalam kegiatan penelitian ini ternyata telah memberikan dampak yang efektif terhadap peningkatan hasil belajar siswa Oleh karena, kegiatan pembelajaran sudah dianggap optimal maka berdasarkan hasil refleksi kegiatan Penelitian ini dianggap selesai.

39

Teknik Pengumpulan Data Wawancara

Hasil Tes

Deskripsi pelaksanaan dan hasil yang diperoleh siswa Hampir seluruh responden menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran seperti ini menyenangkan dan membuat mereka termotivasi. Dari jumlah siswa 32 orang, dengan Kreiteria Ketuntas Belajar nilai 70, 32 orang telah mencapai batas kelulusan (nilai di atas atau sama dengan 70) dan sebanyak 26 mencapai nilai sangat baik (nilai di atas 90)

Analisis Refleksi

Simpulan sementara yang dapat diperoleh dari hasil analisis data tersebut adalah bahwa kegiatan pembelajaran dengan metode Tanya Jawab dengan variasi media ternyata cukup efektif terhadap peningkatan hasil belajar siswa

40

BAB V PENUTUP

A. Simpulan Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas mengenai penerapan Metode Tanya Jawab pada siswa kelas XII PMS 2 SMK Negeri I Lumajang dalam mata pelajaran PKn yang berlangsung selama 3 siklus penelitian dapat disimpulkan: 1. Penerapan Metode Tanya Jawab dapat meningkatkan aktivitas siswa pada mata pelajaran PKn. 2. Prestasi belajar siswa meningkat dengan Penerapan Metode Tanya Jawab.

B. Saran Adapun saran yang dapat penulis sampaikan adalah: 1. Pelaksanaan Metode Tanya Jawab, sebagai salah satu bagian dari pilar CTL dalam pembelajaran PKn khusus dan mata pelajaran laiinya perlu terus ditingkatkan mengingat cukup signifikan dampak postitif penerapannya terhadap peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa 2. Guru-guru harus dapat mengenali dan menggunakan berbagai metode, strategi dan/atau model pembelajaran; sehingga mempunyai banyak pilihan untuk diterapkan sesuai dengan materi dan/atau kompetensi dasar, karakteristik siswa serta ketersediaan sarana dan prasarana. 3. Selain keterampilan memilih model pembelajaran, guru yang professional juga hendaknya dapat memilih media yang tepat untuk menyampaikan materi

41

pembelajaran. Oleh karena itu, guru juga dituntut memliki kreativitas dan keterampilan memilih media pembelajaran yang tepat.

42

DAFTAR PUSTAKA

Arends, R. I. 1998. Classroom Instructional and Management. New York: Mc Grow-Hill. Arikunto, S. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Badudu. 1996. Kamus umum bahasa Indonesia, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan. Depdiknas. 2003. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning). Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktoral Pendidikan Lanjutan Pertama. Jakarta Depdiknas. 2006. KTSP. Jakarta. Depdiknas. 2008. Naskah Ujian Nasional Matematika SMP/MTs. PUSPENDIK BALITBANG dan BSNP. Gay, L. R. 2009. Educational Research.Competencies for Analysis and Applications.Upper Saddle River, New Jersey Columbus, Ohio.Pearson. Hidayat, K, dkk.. 1987. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia.Bandung: Bina Cipta. Hiebert, J & Lafevre. 1986. Conceptual and Procedural Knowledge in Mathematics: An Introduction to Analysis. Lawrence Erlbaum Associates, Publisers, Hillsdale, New Jersey. Mahendra, Y. I 1996. Dinamika Tata Negara Indonesia. Gema Isani Press Moleong, L.J. 2006. Metode Penelitian Kealitatif. Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Munandir. 2001. Ensiklopedia Pendidikan. Malang: UM Press Nur, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya. Pusat Sains dan Matematika Sekolah. UNESA. Sahertian, P. A. 2000. Supervisi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Silberman, M. L. 2002. Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran. Yappendis. Yogyakarta

43

Sudirman, dkk. 1987. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remadja Karya CV. Sudjana. 1992. Metoda Statistik. Bandung: Tarsito. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta Suriasumantri, J. S. 1999. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Wardani, I.G.A.K. 2003. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Wiriaatmadja, R. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas.PPS UPI dan Remaja Rosdakarya; Bandung Turiman. 2000. Menegakan Supremasi Hukum dan Demokrasi di Kalimantan Barat,

44

45

46

47

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (siklus 1)

SEKOLAH MATA PELAJARAN KELAS PROGRAM KEAHLIAN SEMESTER A. Standar Kompetensi

: SMK NEGERI 1 LUMAJANG : PKn : XII : PMS :5

Menampilkan Sikap Positif Terhadap Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka

B. Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Pancasila sebagai ideologi terbuka

C. Indikator Mendeskripsikan makna ideologi negara Menjelaskan proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara Menguraikan fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara D. Alokasi Waktu 2 jam pelajaran (2 x 45 menit)

E. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat Mendeskripsikan makna ideologi negara Siswa dapat Menjelaskan proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara Siswa dapat Menguraikan fungsi pokok Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara F. Materi Ajar Pancasila sebagai ideologi terbuka

48

G. Metode Pembelajaran Ceramah, Tanya Jawab, Diskusi Kelompok, Presentasi

H. Langkah-langkah Kegiatan a. Kegiatan awal Apersepsi

Menyampaikan tujuan dan cakupan materi yang akan dipelajari pada pertemuan yang bersangkutan Menanyakan materi sebelumnya b. Kegiatan inti 1. Siswa diberikan lembaran kertas kerja 2. Pada lembaran kertas kerja siswa diperintahkan membuat karangan mengenai: Cita-cita yang diinginkan Cara-cara untuk mencapai cita-cita tersebut

3. Setelah kegiatan di atas dianggap selesai, guru kepada beberapa siswa mengadakan tanya jawab terkait dengan cita-cita seseorang dan caracara mempertahankan cita-cita tersebut. 4. Setalah materi tersebut dianggap cukup, selanjutnya bagikan potongan kertas kosong yang lain 5. Minta kepada siswa menulis identitasnya dan membuat sebuah pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran fungsi ideologi dan dimensi ideologi 6. Setelah selesai, tukarkan potongan kertas tersebut kepada siswa lain di sampingnya (biasanya teman sebangku) 7. Minta masing-masing siswa untuk menuliskan identitas dan

memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut (jawaban betul diberi nilai 100), serta memberikan tanda cek (v) apabila pertanyaan tersebut perlu dibahas lebih lanjut dan memberi tanda silang (x) apabila pertanyaan tersebut tidak perlu dibahas.

49

8. Kembalikan potongan kertas tersebut kepada siswa yang membuat pertanyaan. Perintahkan kepada siswa untuk menilai jawaban dari temannya (jawaban betul diberi nilai 100). Selanjutnya setiap pertanyaan siswa yang mendapat tanda cek (v) diminta untuk dibacakan secara keras. 9. Berikan respon atau jawaban atas pertanyaan tersebut, namun terlebih dahulu harus memberikan kesempatan kepada siswa yang untuk menjawabnya (terutama kepada siswa yang membuat pertanyaan) c. Kegiatan akhir Bersama-sama dengan peserta didik dan atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran Tanya jawab Memberikan tugas untuk pertemuan berikutnya

I. Sumber Belajar Buku Paket

J. Penilaian Tugas Ulangan Harian Presentasi (Keaktifan siswa)

Mengetahui, Kepala SMKN 1 Lumajang

Lumajang, 20 Juli 2009 Guru Mata Pelajaran

Dra. SOETATIK, M.Pd. Pembina Tk. I NIP. 131 406 079

SUPARSIH, S.Pd. NIP. 131 846 155

50

You might also like