You are on page 1of 8

Nutrisi Pada Lanjut Usia

Dr. RA Tuty Kuswardhani Suastika SpPD KGer * Instalasi Geriatri RS Sanglah Denpasar/ ** Divisi Geriatri Bagian Penyakit Dalam FK Unud Nutrisi/gizi dari makanan tidak bisa dipungkiri lagi merupakan bagian penting hidup kita. Sejak lahir, tubuh bergantung dari makanan untuk tumbuh dan berkembang. Makanan berperan menyediakan sumber energi/bahan bakar bagi tubuh kita setiap hari, bahan baku untuk membangun sel-sel tubuh, dan menjaga supaya tubuh dapat bekerja optimal melalui kerja vitamin dan mineral. Nutrisi atau gizi yang baik merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan agar tetap sehat di usia baya. Seiring bertambahnya usia, fungsi organorgan tubuh semakin menurun, sehingga penyakit pun mudah menyerang. Otomatis, tubuh butuh makanan bergizi yang cukup dan seimbang agar lebih kuat menghadapi serangan bermacam penyakit yang sering menyerang di usia tua. Mengapa Makin Tua Tubuh Cenderung Lebih Mudah Sakit ? Semakin tua, kemampuan mempertahankan fungsi normal organ-organ tubuh semakin berkurang (sering disebut dengan homeostenosis). Akibatnya tubuh lebih lemah dan sedikit gangguan saja, yang biasanya pada usia muda tidak menjadi masalah, kini dapat menimbulkan penyakit. Meskipun demikian, tidak berarti semua lansia harus sakit-sakitan. Homeostenosis dipengaruhi banyak hal, antara lain makanan, lingkungan, kebiasaan atau faktor genetik (keturunan). Proses penuaan normal dapat diperlemah dengan mengatur faktor-faktor tersebut, antara lain makanan. Karena itu, penting bagi lansia untuk memiliki pola makan yang sehat sehingga tubuh tidak rentan terserang penyakit. Berbagai penyakit yang banyak ditemui pada lanjut usia antara lain : penyakit jantung dan pembuluh darah, tekanan darah tinggi, kencing manis, kurang gizi, sembelit ataupun diare sering kali erat kaitannya dengan masalah gizi. Gangguan kesadaran juga bisa disebabkan oleh karena salah satunya adalah kekurangan zat yang terdapat dalam garam dapur, kekurangan zat putih telur (protein makanan), kekurangan gula didalam darah. Kekurangan vitamin B6 dan B9 seringkali mengakibatkan penurunan tingkat kecerdasan lanjut usia. Permasalahan gizi pada populasi lanjut usia menjadi sangat

penting karena acap kali gejala dan tanda-tanda kekurangan gizi pada lanjut usia tidak jelas sehingga tidak dapat terdeteksi dengan baik dan bilamana sudah diketahui akhirnya sudah jatuh pada kondisi gizi buruk. Masalah ini seharusnya dapat dihindari apabila setiap tenaga kesehatan mewaspadainya dan mampu mendeteksi secara dini. Jumlah Unsur Zat Gizi Yang Dianjurkan Zat gizi terdiri atas : Sumber tenaga, Sumber pembangunan (protein), Lemak, Vitamin, Mineral, Serat, Air. Jumlah unsur zat sumber tenaga dari karbohidrat (= hidrat arang) dianjurkan sekitar 60% dari total sumber yang dimakan dalam sehari. Jika seseorang kekurangan karbohidrat dalam makanannya maka kebutuhan tenaga yang akan dipakai harus dipenuhi dengan jalan memecah protein atau lemak yang ada dalam tubuhnya sehingga lama-kelamaan orang tersebut akan menjadi kurus. Protein yang dikonsumsi seseorang sebaiknya merupakan sekitar 15%-20% dari total kalori atau sekitar 40 gram hingga 75 gram sehari. Sumber yang kaya protein nabati adalah kacang kedelai (tahu dan tempe, serta kembang tahu) dan kacang tanah. Sumber protein hewani yang baik adalah ikan laut atau ikan darat, ayam dan daging sapi. Lemak juga perlu dikonsumsi dalam jumlah yang tidak melebihi 25% dari total kalori atai sekitar 50 gram sehari. Vitamin dan mineral sangat diperlukan untuk kebugaran dan meningkatkan daya tahan tubuh. Sumber vitamin dan mineral adalah semua buah berwarna dan sayur berwarna. Serat juga diperlukan khususnya pada kelompok orang lanjut usia. Karena sulit buang air besar (sembelit) acapkali menyerang kelompk ini, jumlah serat yang dikonsumsi juga perlu diperhatikan. Sekitar 30 gram serat sehari dikatakan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari. Air termasuk zat yang sangat diperlukan khususnya bagi orang lanjut usia. Jumlah air yang harus diminum tergantung pada ada atau tidaknya gangguan berkemih serta fungsi jantung seseorang. Jika orang tersebut masih dapat berkemih dengan baik dan tidak ada pembatasan masukan air karena penyakit jantung atau penyakit lainnya, maka 1500 mililiter (1,5 liter) sampai 2000 mililiter (2 liter) air sudah mencukupi konsumsi sehari. Berbagai perubahan faal organ pada proses menua

Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada tubuh dan berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut. Perubahan secara biologis ini dapat mempengaruhi status gizi pada masa tua, antara lain : 1. Masa otot yang berkurang dan masa lemak yang bertambah, mengakibatkan jumlah cairan tubuh juga berkurang, sehingga kulit kelihatan mengerut dan kering, wajah keriput serta muncul garis-garis yang menetap. Oleh karena itu, pada lanjut usia seringkali terlihat kurus. 2. Penurunan indera penglihatan akibat katarak pada lanjut usia sehingga dihubungkan dengan kekurangan vitamin A, vitamin C dan asam folat. Sedangkan gangguan pada indera pengecap yang dihubungkan dengan kekurangan kadar Zn dapat menurunkan nafsu makan. 3. Dengan banyaknya gigi geligi yang sudah tanggal, mengakibatkan gangguan fungsi mengunyah yang berdampak pada kurangnya asupan gizi pada lanjut usia. 4. Penurunan mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti perut kembung, nyeri yang menurunkan nafsu makan lanjut usia. 5. Kemampuan motorik yang menurun, selain menyebabkan lanjut usia menjadi lamban, kurang aktif dan kesulitan untuk menyuap makanan, dapat mengganggu aktivitas/ kegiatan sehari-hari. 6. Pada lanjut usia terjadi penurunan fungsi sel otak, yang menyebabkan penurunan daya ingat jangka pendek, melambatnya proses informasi, kesulitan berbahasa, kesulitan mengenal benda-benda, kegagalan melakukan aktivitas bertujuan (apraksia) dan gangguan dalam menyusun rencana, mengatur sesuatu, mengurutkan, daya abstraksi, yang dapat mengakibatkan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. 7. Akibat proses menua, kapasitas ginjal untuk mengeluarkan air dalam jumlah besar juga berkurang. 8. Incontinensia urin adalah pengeluaran urin di luar kesadaran merupakan salah satu masalah kesehatan yang besar yang sering diabaikan pada kelompok lanjut usia, sehingga lanjut usia yang mengalami incontinensia urin seringkali mengurangi minum yang dapat menyebabkan dehidrasi. Mengapa Lanjut usia Kehilangan Nafsu Makannya Baik buruknya keadaan gizi seseorang ditentukan antara lain oleh nafsu makannya. Nafsu makan seseorang dipengaruhi oleh berbagai hal antara lain gigi geligi,

komposisi makanan, penyajian makanan, penyakit yang diderita, obat-obatan yang diminum serta kondisi psikososial. Pada lanjut usia keadaan gigi geligi yang kurang baik mempengaruhi kenyamanan untuk makan. Daya kecap dan penghidu mulai berkurang pada lanjut usia juga pemakaian gigi tiruan turut mempengaruhi rasa kecap menjadi lebih pahit dan asam. Kesedihan yang mendalam karena kehilangan orang yang disayang dapat menekan jiwa lanjut usia sehingga dapat mengakibatkan berkurangnya nafsu makan. Kurangnya nafsu makan merupakan gejala awal yang pantas diwaspadai. Gejala ini dalam bentuk malas makan, merasa kurang berselera untuk makan, merasa tidak lapar, merasa masih kenyang. Bila gejala tersebut tidak diperhatikan maka orang tersebut dapat mengalami kekurangan cairan tubuh (dehidrasi). Gejala dehidrasi biasanya tidak berupa rasa haus sebagaimana lazimnya orang muda melainkan misalnya tiba-tiba terjadi perubahan sikap menjadi pendiam, tidak mau bicara, seperti orang ngambek. Jika tidak dimengerti maka dapat saja disangka menarik perhatian. Perubahan sikap yang juga memerlukan perhatian dan mungkin berhubungan dengan kondisi gizi adalah menjadi lupa, sulit berkonsentrasi, jika diajak berbicara sulit memusatkan perhatian pada salah satu topik yang dibicarakan dan sering melompatlompat pembicaraannya. Berbagai hal dan perilaku lanjut usia yang mempengaruhi berkurangnya nafsu makan tersebut perlu perhatian yang seksama serta perlu ditindak lanjuti oleh pengasuh lanjut usia (care giver) keluarga dan tenaga medis yang merawatnya. Status Gizi Pada Lanjut usia Mengkaji status gizi pada lanjut usia memerlukan kecermatan dan sebaiknya menggunakan lebih dari 1 (satu) parameter. Parameter yang sering kali digunakan adalah pengukuran antropometrik yaitu mengukur tinggi badan dan berat badan kemudian menghitung indeks masa tubuh. Indeks masa tubuh dihitung dengan membagi berat badan (kg) dengan tinggi badan kuadrat dalam meter (m2) perlu diingat pada saat mengukur tinggi badan seseorang berusia lanjut dalam perjalanan usianya dapat terjadi pengurangan tinggi badan. Pengurangan tersebut bisa disebabkan karena keropos tulang (osteoporosis) yang sering kali terjadi pada wanita lanjut usia mengakibatkan patah tulang punggung (vertebra) sehingga tinggi badan berkurang. Makin tua seseorang cenderung semakin bongkok (kifosis) yang mengakibatkan tinggi tegak lurusnya berkurang, penurunan tinggi badan tersebut mempengaruhi hasil perhitungan indeks

masa tubuh karenanya dianjurkan menggunakan tinggi lutut (knee height). Tinggi lutut ini tidak akan berkurang kecuali bilamana terdapat kelainan tulang atau patah tulang pada tungkai bawah. Dari tinggi lutut dapat dihitung tinggi badan sesungguhnya dengan rumus : Tinggi badan laki-laki = 59,01 + (2,08 x TL ) Tinggi badan perempuan = 75,00 + ( 1,91 x TL ) (0,17 x U ) TL adalah tinggi lutut (cm) sedangkan U adalah umur (tahun) IMT (indeks masa tubuh) dihitung dengan rumus laki-laki : (13,5 x BB) + 487 kkal perempuan : (10,5 x BB) + 596 kkal, BB adalah berat badan (kg). Normal untuk perempuan 17-23 sedangkan untuk laki-laki 18-25. Parameter lain adalah dengan melakukan penghitungan asupan makanan yang dikonsumsi sehari-hari jumlah energi (kkal), lemak dan protein (gr). Kecukupan energi sehari dihitung berdasarkan rumus kebutuhan energi (resting energy expenditure) belum termasuk aktivitas dan demam, Kelebihan lemak Makanan berlemak, terutama dari jenis asam lemak jenuh (seperti daging berlemak, daging merah, mentega dan minyak sawit) serta kolesterol (seperti kuning telur, susu full-cream dan keju), akan diubah tubuh menjadi kolesterol. Terlalu banyak kolesterol membuat tubuh rentan terserang penyakit jantung koroner dan stroke. Namun ada jenis lemak tertentu yang mampu menurunkan kolesterol darah, yaitu asam lemak tak jenuh (misalnya asam lemak omega 3 dan 6 dari ikan serta minyak tumbuh-tumbuhan), sehingga konsumsinya sebaiknya ditingkatkan. Sulit buang air besar Karena pergerakan usus besar semakin lambat, makanan lambat diolah dalam tubuh. Akibatnya, buang air besar jadi jarang.

Kelebihan gula dan garam Garam (natrium) dapat meningkatkan tekanan darah, terutama pada orangtua Makanan tinggi gula membuat tubuh mudah gemuk, meningkatkan kolesterol dan gula darah Karena itu, sebaiknya kurangi konsumsi gula dan garam Kesulitan mengunyah, misalnya karena gigi yang sudah tanggal. Tidak dapat belanja/masak sendiri Kurang napsu makan Kebiasaan makan yang tidak teratur Masukan makanan yang kurang, karena:

Gizi Seimbang untuk Lansia di Indonesia Departemen Kesehatan menetapkan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) yang berisi 13 pesan dasar gizi seimbang bagi lansia dengan dasar PUGS dan dengan mempertimbangkan pengurangan berbagai resiko penyakit degenerasi yang dihadapi para lansia. 1. Mengkonsumsi aneka ragam makanan Mengkonsumsi berbagai bahan makanan secara bergantian akan menurunkan kemungkinan kekurangan zat gizi tertentu. 2. Sumber karbohidrat kompleks (serealia, umbi) dalam jumlah sesuai dengan anjuran. Tujuannya adalah menjamin cukup serat, serta tidak bersifat refined carbohydrate. 3. Membatasi konsumsi lemak dan minyak secara berlebihan, Lebih baik berasal dari sumber lemak nabati seperti kacang-kacangan. Tujuannya mengurangi konsumsi lemak jenuh, trigliserida dan kolesterol yang merupakan faktor resiko penyakit kardiovaskuler. 4. Sumber zat besi secara cukup, bergantian antara sumber hewan dan nabati, sumber hewani ada pada daging (red meat) dan sumber nabati ada pada semua sayur yang berwarna hijau pekat. Hal ini perlu ditekan karena anemi masih merupakan masalah gizi utama di Indonesia dan terdapat di berbagai kelompok umur. 5. Air yang bersih, aman, cukup jumlahnya dan telah dididihkan. Anjuran ini bersifat mendidik agar tiap orang meminum air bersih yang tidak membawa kontaminan baik bahan kimiawi maupun mikroorganisme.

6. Mengurangi konsumsi makanan, jajanan dan minuman yang tinggi gula murni dan lemak. Anjuran ini diberikan untuk mengurangi kemungkinan terkena penyakit diabetes mellitus. 7. Memperbanyak frekuensi konsumsi hewani laut dalam menu harian. Lemak tak jenuh omega-3 yang banyak pada golongan ikan telah terbukti memberikan perlindungan terhadap/ mencegah terjadinya aterosklerosis. 8. Menggunakan garam ber-iodium, namun batasilah penggunaan garam secara berlebihan, atau kurangi konsumsi makanan yang diawetkan atau diolah dengan banyak menggunakan garam, penyedap atau pengawet lainnya. Penggunaan garam iodium masih perlu dikampanyekan mengingat gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI) masih merupakan masalah gizi utama di Indonesia dan dapat mengenai semua golongan umur. 9. Menperbanyak konsumsi sayur dan buah-buahan berwarna hijau, kuning maupun oranye karena banyak mengandung serat, vitamin C, provitamin A dan vitamin E yang melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan yang terjadi secara dini.
Tabel Kecukupan makanan satu hari (usia 60 tahun keatas) Jenis bahan makanan 1. Nasi 2. Lauk daging/ ikan, tempe Kalau tahu Sayur Buah Gula Minyak/ santan encer Laki-laki 3 x 200 gram (3 x 1,5 gls blimbing) 1,5 x 50 gram 5 x 25 gram (1 pt kecil) 5 x 50 gram 1,5 x 100 gram (1,5 x 1 gls penuh sayur) 2 x 100 gram (1 pt sedang) 2 sendok makan (sdm) 2 sdm/ 1,5 gls Perempuan 2 x 200 gram (2 x 1,5 gls blimbing) 2 x 50 gram 4 x 25 gram (1 pt kecil) 4 x 50 gram 1,5 x 100 gram 2 x 100 gram (1 pt sedang) 2 sendok makan (sdm) 2 sdm/ 1,5 gls

3. 4. 5. 6.

Tips Menu Sehat untuk Lansia 1. Membuat masakan dengan bumbu yang tidak merangsang seperti pedas, asam karena dapat mengganggu kesehatan lambung dan alat pencernaan. 2. Mengurangi pemakaian garam, yaitu tidak lebih dari 4 gram perhari, hal ini ditujukan untuk mengurangi risiko tekanan darah tinggi.

3. Mengurangi santan, daging yang berlemak dan minyak agar kolesterol darah tidak tinggi. Karena santan kelapa, daging berlemak mengandung kolesterol yang tinggi. 4. Memperbanyak makanan yang berkalsium tinggi seperti susu dan ikan. Karena pada lanjut usia khususnya ibu-ibu yang menopause sangat perlu mengkonsumsi kalsium, untuk mengurangi resiko keropos tulang. 5. Memperbanyak makanan berserat, sayuran mentah agar pencernaan lancar dan tidak sembelit. 6. Mengurangi mengkonsumsi gula dan makanan yang mengandung karbohidrat tinggi agar gula darah normal khususnya bagi penderita kencing manis agar tidak terjadi komplikasi lain. 7. Menggunakan sedikit minyak untuk menumis dan kurangi makanan yang digoreng. Minyak mengandung kolesterol dan di dalam pembuluh darah dapat menyumbat pembuluh darah yang dapat mengakibatkan penyakit jantung. 8. Memperbanyak makanan yang diolah dengan dipanggang atau direbus. Karena makanan tidak mengandung kolesterol dan mudah dicerna tubuh. 9. Membuat masakan agar lunak dan mudah dikunyah sehingga kesehatan gigi terjaga.

Ket : Foto : Perawat Gerontik dan Ahli Gizi Memberikan Penyuluhan Tentang Nutrisi Pada Pasien Lanjut Usia di InstalasiGeriatri RS Sanglah Denpasar (foto doc geriatri).jpg Denpasar, Desember 2006

You might also like