You are on page 1of 4

LAPORAN INVENTARISASI EMISI GAS RUMAH KACA

A. Latar Belakang Saat ini isu yang sedang berkembang dan menjadi perhatian negara didunia adalah perubahan iklim akibat pemanasan global. Pemanasan global adalah adanya peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-rata di bumi telah meningkat selama 100 tahun terakhir. Peningkatan suhu ini telah dirasakan diberbagai belahan bumi yang terlihat dari mencairnya es di kutub dan naiknya suhu/temperatur rata-rata bumi. Kenaikan suhu dibumi ini disebabkan oleh adanya gas seperti karbondioksida, sulfurdiokasida, metana dan lainnya (disebut gas rumah kaca). Dari semua jenis gas rumah kaca tersebut, gas CO2 menempati urutan pertama penyebab pemanasan global. Banyak sumber yang menjadi penyebab dilepaskannya gas CO2 ke udara, diantaranya kegiatan pertanian, peternakan, kehutananan, industri, kendaraan bermotor dan lain-lain. Meningkatnya suhu dibumi berakibat negatif pada berbagai sektor seperti pertanian, kehutanan, perikanan, dan lainnya. Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Melihat perkembangan isu global yaitu perubahan iklim akibat kenaikan gas rumah kaca serta dampak negatif yang ditimbulkan, negara-negara di dunia sepakat untuk melakukan usaha yang dapat mengurangi dampak negatif tersebut melalui pertemuan antar negara yang menghasilkan berbagai kesepakatan. Menindaklanjuti kesepakatan Bali Action Plan pada The Conferences of Parties (COP) ke-13 United Nations Frameworks Convention on Climate Change (UNFCCC) dan hasil COP-15 di Copenhagen dan COP16 di Cancun serta memenuhi komitmen pemerintah Indonesia dalam pertemuan G-20 di Pitsburg untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 26 % dengan usaha sendiri dan mencapai 41 % jika mendapat bantuan internasional pada tahun 2020 dari kondisi tanpa adanya rencana aksi (business as usual/BAU), dibutuhkan usaha dan langkah-langkah untuk menurunkan emisi gas rumah kaca.

Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah Indonesia menyusun Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK). Kebijakan ini diwujudkan dalam Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca dan Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Inventarisasi Gas Rumah Kaca Nasional. Dalam Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca, terdapat kegiatan inti dan kegiatan pendukung yang harus dilakukan setiap bidang untuk menurunkan emisi GRK meliputi bidang pertanian, kehutanan dan lahan gambut, energi dan transportasi, industri dan pengelolaan limbah. Pemerintah Daerah sebagai pihak yang berperan penting dalam penurunan emisi GRK diwajibkan untuk menyusun dokumen Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RADGRK). RAD-GRK adalah dokumen rencana kerja untuk pelaksanaan berbagai kegiatan yang secara langsung dan tidak langsung menurunkan emisi gas rumah kaca sesuai dengan target pembangunan daerah. Dalam rangka penyusunan Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD-GRK), Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Kalimantan Barat melakukan kegiatan inventarisasi emisi gas rumah kaca dengan mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK). B. Tujuan Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah :
Meningkatkan upaya dalam mengurangi dampak terjadinya perubahan iklim dengan

menyusun suatu pedoman yang didasarkan pada data-data yang ada.


Meningkatkan komitmen dan kerja sama para stakeholder terkait upaya pengelolaan

lingkungan hidup khususnya dalam upaya adaptasi dan mitigasi menghadapi perubahan iklim.

C. Sasaran Sasaran dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah : Mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penyusunan Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK).
D. Pendanaan.

Berdasarkan DPA SKPD tahun 2012, maka dana yang dianggarkan untuk kegiatan ini adalah sebesar E. Kegiatan inventarisasi Dalam rangka mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK), Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Kalimantan Barat melakukan koordinasi ke seluruh kabupaten/kota se-Kalimantan Barat. Data data yang dikumpulkan dari berbagai sektor yang terkait dengan perubahan iklim akan digunakan untuk menghitung emisi baseline sehingga didapatkan berapa besar emisi yang ada di Kalimantan Barat. Perhitungan tersebut menjadi dasar untuk melakukan upaya-upaya pengurangan emisi GRK. Adapun bidang-bidang yang terkait dengan penyusunan dokumen RAD-GRK meliputi bidang pertanian, kehutanan dan lahan gambut, energi dan transportasi, industri dan pengelolaan limbah F. Hasil kegiatan Data data yang berhasil dikumpulkan antara lain :

Sektor pertanian (terlampir) Sektor kehutanan(terlampir) Sektor lahan gambut (terlampir) Sektor energi (terlampir) Sektor transportasi (terlampir) Sektor industri (terlampir) Sektor pengelolaan limbah (terlampir)

G. Penutup Data yang dibutuhkan dalam penyusunan Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RADGRK) dapat diakses melalui data yang sudah dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan data yang tidak dipublikasikan oleh sektor-sektor yang terkait dalam perubahan iklim. Untuk data-data yang tidak dipublikasikan, pengumpulan data dilakukan dengan melakukan koordinasi secara langsung ke kabupaten/kota seKalimantan Barat dalam hal ini ke Badan/kantor Lingkungan Hidup sebagai instansi lintas sektoral yang mempunyai data-data tersebut. Diharapkan dengan adanya kegiatan inventarisasi gas rumah kaca ini, data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan Rencana Aksi Daerah Gas Rumah Kaca (RAD-GRK) dapat dipenuhi.

You might also like