You are on page 1of 6

1

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam masyarkat kita di Indonesia ini berkembang berbagai macam aliran yang berkenaan dengan masalah fiqih. Kendati mayoritas umat Islam mengaku bermadzhab Syafii, tetapi Madzhab lain pun sedikit banyak ada pengaruhnya terhadap umat Islam di Indonesia. Pemikiran ini di dasarkan atas kenyataan- kenyataan yang terjadi dalam masyarakat kita seharihari, bahwa ada saja terlihat perbedaan pendapat yang berkenaan dengan masalah furu (Cabang), baik mengenai Ibadah, Muamalah dan lain-lainnya1. Dalam tulisan singkat nan sedehana ini kami akan mencoba sedikit menguraikan tentang khilaf (perbedaan) yang terjadi pada masalah Ibadah. Kita tentu tahu bahwa sholat adalah pangkal dari segala ibadah. akan tetapi, tidak sedikit ikhtilaf ( Perbedaan) di antara pendapat para Imam Mujtahid mengenai Rukun, Syarat maupun tatacaranya. untuk memperjelas pembahasan maka kami tidak membahas semua ikhtilaf ( perbedaan) yang begitu banyak meski baru dalam hal Ubudiyah ( Sholat ). Kemudian untuk lebih spesifik dalam pembahsan nanti kita akan mengambil rukun sholat yaitu Hukum membaca Al-Fatihah menurut para Imam Madzhab terutama yang empat. B. RUMUSAN MASALAH Yang menjadi fokus utama dalam pembahasan makalah ini yaitu tentang hukum membaca surat Al-fatihah dalam sholat fardlu maupun sunah, menurut pandangan imam Madzhab yang empat.

Berbandingan Madzhab, M. Ali Hasan hal : 1

BAB II PEMBAHASAN A. DALIL - DALIL MEMBACA AL-FATIHAH DALAM SHOLAT JAMAAH Banyak sekali perbedaan mengenai Membaca Fatihah dalam sholat, disini kami mengutip beberapa terjemah hadist yang menjadi dasar dari perbedaan pendapat tersebut. Adapun dalildalilnya yaitu : 1. Terjemah Hadits Rasulullah SAW yang berbunyi Artinya : Tidak sah shalat orang yang tidak membaca Al-Fatihah ( H.R. Bukhori & Muslim)2. 2. Terjemah Hadits Rasulullah SAW yang berbunyi Artinya : Shalat tidak cukup ( tidak sah), di mana orang tidakk membaca Fatihah (H.R.Daruqutni)3. 3. Terjemah Hadits Rasulullah SAW yang berbunyi Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW selesai dari shalat yang beliau mengeraskan bacaannnya. Lalu beliau bertanya, Adakah diantara kami yang ikut membaca juga tadi?. Seorang menjawab,Ya, saya ya Rasulullah SAW. Beliau menjawab,Aku berkata mengapa aku harus melawan Al-Quran?. Maka orang-orang berhenti dari membaca bacaan shalat bila Rasulullah SAW mengeraskan bacaan shalatnya (shalat jahriyah). (HR. Tirmizy) 4. 4. Terjemah Hadits Rasulullah SAW yang berbunyi Dari Ubadah bin Shamit bahwa Rasulullah SAW shalat mengimami kami siang hari, maka bacaannya terasa berat baginya. Ketika selesai beliau berkata,Aku melihat kalian membaca di belakang imam. Kami menjawab,Ya . Beliau berkata,Jangan baca apa-apa kecuali Al-

2 3

Fikih Islam Lengkap, Drs. H. Abdul Fatah Idris & Drs. H. Abu Ahmadi, hal : 48 Fikih Islam Lengkap, Drs. H. Abdul Fatah Idris & Drs. H. Abu Ahmadi, hal : 48 4 http://www.mail-archive.com/assunnah@yahoogroups.com/msg22065.html

Fatihah saja.( Ibnu Abdil berkata bahwa hadits itu riwayat Makhul dn lainnya dengan isnad yang tersambung shahih). 5. Terjemah Hadits Rasulullah SAW yang berbunyi Dari Jabir dari Rasulullah SAW berkata,Siapa shalat di belakang imam, maka bacaannya adalah bacaan imam(HR. Ad-Daruquthuny dan Ibnu Abi Syaibah) 6. Terjemah Hadits Rasulullah SAW yang berbunyi Apabila imam membaca maka diamlah(HR. Ahmad) Dilihat dari begitu banyaknya dalil Hadist yang menyebabkan perbedaan dalam hukum membaca Surat Al-Fatihah dalam Sholat. Untuk lebih jelasnya kami uraikan beberapa pendapat Imam Madzhab di bawah ini B. HUKUM MEMBACA AL-FATIHAH DALAM SHOLAT BERJAMAAH MENURUT FUQOHA (Syafii, Maliki, Hambali, dan Hanafi) Untuk lebih memperjelas bagaimana perbedaan pendapat serta argumen dan dalil-dalil yang menjadi pegangan Imam Mdzhab kami rinci sebagai berikut. 1. Madzhab Hanafi Menurut pendapat mdazhab hanafi membaca di belakang imam baik al-fatehah atau surat yang lain hukumnya makruh yang mendekati haram, baik di sholat jahr atau siri. dasar mereka adalah sabda Rosulullah -sholallahu alaihi wasallam. Artinya : barang siapa yang mempunyai imam, maka bacaan imam adalah bacaan baginya. (HR. Ibnu Majjah dan yang lainnya - Hadits Dhoif [lemah])5. Dari keterangan pendapat Madzhab Imam Hanfi mengatakan bahwa siapa yang mempunyai imam maka bacaan imam adalah bacaan baginya. Secara tidak langsung Makmum tidak boleh membaca apapun di belakang imam.
5

http://muslimsein.wordpress.com/2010/06/16/hukum-membaca-al-fatihah-di-belakang-imam

2. Mazhab Syafii Menurut Mazhad Syafii Membaca al-fatehah adalah wajib hukumnya bagi setiap makmum di belakang imam. kecuali pada sholat jahr, maka diam mendengarkan bacaan imam lebih wajib. dasar meraka adalah hadist berikut : Artinya : Tidak sah shalat orang yang tidak membaca Al-Fatihah ( H.R. Bukhori & Muslim) Dari keterangan pendapat Madzhab Imam Syafii membaca Surat fatehah di belakang imam yang sholat siri ( Bacaannya Pelan) maka Wajib hukumnya membaca fatehah tetapi jika sholat jahr maka lebih wajib mendengarkan Bacaan imam. 3. Madzhab Maliki Menurut Pendapat Madzhab Imam Maliki, Membaca di belakang imam bagi makmum adalah sunnah hukumnya pada sholat siri. dan pada sholat jahr maka makruh hukumnya. Jadi menurut pendapat madzhab ini membaca al-fatehah di belakang imam dalam sholat jahr hukumnya makruh dan sunah pada sholat siri. 4. Madzhab Hambali Sebagaimana pendapat madzhab maliki, yaitu sunnah hukumnya membaca Al-fatehah di belakang imam pada sholat siri dan dalam diamnya imam. Dan makruh hukumnya pada sholat jahr. Dari semua pendapat Madzhab diatas, kita dapat menilai dan mengetahui pendapat mana yang lebih kuat dan pendapat mana yang akan kita aplikasikan dalam ibadah sholat kita, semua itu kembali pada masing-masing individu.

BAB III KESIMPULAN Sholat adalah ibadah yang di syariatkan kepada umat Islam dengan aturan dan syaratsyarat tertentu yang mesti dipenuhi guna kesempurnaan, akan tetapi dari beberapa syarat ( rukun) sholat terdapat beberapa perbedaan pendapat mengenai wajib tidaknya rukun tersebut dilakukan. Seperti perbedaan pendapat dalam hal hukum membaca fatihah dalam sholat Jamaah. Hal demikian lumrah terjadi mengingat begitu banyaknya dalil-dalil dan hadits-hadits. Serta begitu banyaknya kaum intelektual Islam ( Mujtahid ). Akan tetapi dalam menyikapi perbedaan ini kita sebagai kaum akademisi harus mampu menengahi masyarakat dalam perbedaan pendapat, Jangan sampai perbedaan masalah kecil menjadi penyebab perpecahan umat.

DAFTAR PUSTAKA 1. Abdul Fatah Idris Dr. H., Fikih Islam Lengkap, Rineka Cipta, Jakarta 2004 2. M. Ali Hasan., Perbandingan Madzhab, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta 1995 3. Imron Abu Amar Drs. H., Terjemah Fa-Hul Qarib Jilid 1, Menara Kudus, Kudus 1982 4. http://muslimsein.wordpress.com/2010/06/16/hukum-membaca-al-fatihah-di-belakangimam/ 5. http://www.mail-archive.com/assunnah@yahoogroups.com/msg22065.html

You might also like