You are on page 1of 11

ALAT PENGANGKAT (CRANE)

OLEH M DANIL FIRDAUS (1104101010079)

UNIVERSITAS SYIAH KUALA BANDA ACEH 2012

Pengertian Crane
Crane adalah alat yang biasa digunakan untuk memindakhkan barang-barang super berat dalam suatu pekerjaan konstruksi. Secara umum crane dikategorikan sebagai mesin yang dipergunakan untuk mengangkat beban, memindahkan secara horizontal dan menurunkannya ke tempat yang dituju dengan jangkauan terbartas. Keuntungan mekanis yang diperoleh adalah karena sebuah crane dapat mengangkat material yang jauh di atas kemampuan manusia atau hewan. Pada umumnya crane dipakai dalam pekerjaan transportasi, industry dan konstruksi. Dalam bidang transportasi crane digunakan untuk bongkar muat barang (loading and unloading) di pelabuhan, terminal kontener ataupun di yard. Crane juga merupakan perkakas krusial untuk mengangkat barang manufaktur dalam sebuah industry. Dalam hal ini biasanya yang dipakai adalah crane dalam ruangan semisal overhead crane dan jib crane dengan motor listrik sebagai penggeraknya. Satu lagi, kebutuhan crane menjadi sangat vital dalam bidang konstruksi. Saat ini sangat jarang pembangunan konstruksi besar tanpa menggunakan crane baik manual crane sederhana yang hanya menggunakan tali dan takel ataupun crane modern dengan segala atributnya. Apalagi pembangunan berskala besar, penggunaan crane mutlak diperlukan mulai sejak pondasi sampai tahap finishing, bahkan sampai tahap maintenance.

Jenis-jenis

crane

yang

umumnya

digunakan

pada

proyek

bangunan

tinggi

1.

Derrick crane

Derrick crane terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu guy derrick dan stiffleg derrick. Tipe guy derrick dapat mengangkat beban lebih dari 200 ton dan dapat berputar 360 derajat, sedangkan tipe stiffleg derrick dapat mengangkat beban antara 10-15 ton, dan mempunyai sudut horizontal 4090 derajat. Yang dapat berputar 270-290 derajat. Derrick crane mempunyai jangkauan kerja yang luas dan dapat melakukan berbagai cara pengangkutan beban. Pengoperasian derrick crane biasanya dilakukan secara otomatis dengan mesin diesel atau motor listrik, oleh karena itu pergerakannya paling lambat disbanding jenis crane yang lain.

2. Tower Crane

Tower crane sangat cocok dipakai untuk pelayanan bangunan tingkat tinggi (high rise building) untuk melayani daerah yang cukup luas. Pada proyek ini tower crane (TC) menjadi sentral atau alat yang paling utama karena dalam proyek gedung bertingkat tinggi transportasi vertikal maupun horisontal yang memegang peranan penting dan menentukan terutama soal kecepatan kerja. Tower crane digunakan untuk mengangkut concrete bucket untuk pengecoran kolom pada lokasi yang tinggi serta mengangkut peralatan bantu dan bahan-bahan untuk pekerjaan struktur, seperti air compressor, bekisting kolom, flying table form, besi beton, serta alat dan bahan lain. Seluruh operasional proyek sangat dipengaruhi oleh berfungsinya tower crane, disebabkan peranannya yang dominan untuk kelancaran jalannya pembangunan proyek. Prinsip kerja tower crane berdasarkan kekuatan mesin (genset), keseimbangan beban, momen dan tegangan tarik kabel, serta sifatnya dapat berputar 360 derajat. Tower crane mampu menjangkau tempat yang jauh, mempunyai kapasitas angkut yang besar, dan dapat diatur mengikuti ketinggian bangunan.Tower crane harus ditempatkan sebaik mungkin agar dapat menjangkau seluruh wilayah proyek dengan menggunakan panjang lengan (jib length) yang

sependek mungkin tanpa harus melakukan pekerjaan bongkar pasang tower crane. Semakin jauh radius jib, maka kemampuan angkat menurun. Jenis tower crane yang dipakai pada Proyek tempat penulis kerja praktek adalah static base crane, yaitu tower crane berdiri secara tetap pada pondasi, dan untuk menambah kekakuannya dapat diangkurkan ke struktur gedung yang telah selesai dibangun. Tower crane biasanya digunakan untuk mendirikan bangunan tinggi, pabrik serta industry berat yang ketinggiannya mencapai lebih dari 100ft (1ft = 30,5cm). selain itu tower crane bisa juga digunakan untuk mengangkut bagian-bagian dari peralatan konstruksi. Tower crane dapat berdiri terpisah dan dapat pula berhubungan langsung (terpasang) dengan bangunannya. Pengoperasian crane ini menggunakan tenaga listrik. Penempatan tower crane harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: I. Lokasi penempatan tower crane minimal harus tersisa 10m untuk kepentingan pemasangan dan pembongkaran dengan menggunakan kendaraan seperti mobile crane ataupun truck crane. II. Jarak penempatan material sebaiknya radius 10m dari dasar tower crane agar pengontrolan pengangkatan bebannya lebih mudah. III. Tersedianya tempat yang cukup untuk keperluan servis atau pemeliharaan di sekitar dasar tower crane. IV. Ketinggian tower crane tergantung dari: a) Ketinggian bangunan yang didirikan b) Ketinggian banguan sekitar yang dilewati c) Ketinggian limit tower crane agar berdiri tanpa pendukung V. Penempatan fasilitas proyek tidak boleh menggangu tower crane. Sebaiknya direncanakan bersama-sama pada awal perencanaan. VI. Tower crane mampu menjangkau 100% area bangunan danmampu mengangkat beban terberat pada radius yang diperlukan.

Bagian bagian dari tower crane

Gambar bagian bagian tower crane Untuk keperluan operasional, ketinggian tower crane minimal harus lebih tinggi 4-6 meter dari ketinggian maksimum pekerjaan yang dilayani. Tower crane mempunyai bagian-bagian seperti:

a. Jib, merupakan bagian dari tower crane yang panjang dan bisa berputar secara horisontal sebesar 360 atau sering disebut lengan tower crane yang berfungsi untuk mengangkat material atau alat bantu pada proyek dengan bantuan kabel baja (sling). b. Counter weight, berupa beton pemberat yang terdapat pada bagian belakangtower crane yang berfungsi untuk memberikan keseimbangan pada tower crane. c. Mast section, adalah bagian dari tower crane yang menentukan tinggi dari tower crane, dimana pemasangan tiap-tiap mast section dibantu dengan alat hidrolik untuk

menyusun mast section tersebut ke arah vertikal. d. Joint pin, adalah bagian dari tower crane yang merupakan tempat operator

mengoperasikan tower crane. e. Sabuk pengaman (collar frame atau anchorages frame). Setelah ketinggian tower

crane melampaui batas free standing yang diijinkan oleh pabrik pembuat, tower craneharus dipasang sabuk pengaman (tie beam) yang diikatkan pada bangunan (kolom). Dalam pemasangannya, harus diperhatikan kekuatan bracing agar konstruksi stabil menerima beban tarik dan tekan.

3. Mobile Crane
Jenis crane ini bisa bergerak bebas karena dipasang pada kendaraan seperti truk atau roda crawler. Truk dapat bergerak cepat, sedangkan pada roda crawler bergerak lambat sesuai medan yang ditempuh.. kelebihan dari crawler adalah dapat bergerak pada tanah yang mempunyai permukaan bergelombang (macadam), dan memang biasa dipakai pada proyek yang memiliki keadaan tanah yang jelek. Mobile crane biasanya menggunakan outrigger untuk menambah kestabilan selama pengoperasian. Pengoperasian mobile crane biasanya menggunakan mesin diesel tapi umumnya lebih disukai menggunakan motor listrik karena lebih halus dan cepat.

4. Whirler Crane

Whirler crane merupakan kombinasi dari derrick crane dengan mobile crane, dan diletakkan di puncak tower yang dapat bergerak secara longitudinal di atas rel. Pusat gravitasi dari jenis crane ini selalu di dalam jalur putar (swing radius) sehingga cukup stabil dalam segala posisi perputaran. Kapasitas beban yang dapat diangkut oleh whirler yang mempunyai panjang boom 24m , dan jarak kerja 15m adalah sebesar 45ton.

5. Hydraulic Crane

Jenis crane ini banyak digunakan karena mempunyai pergerakan yang cepat dengan didukung kendaraan truk, kelincahan, dan kemampuan membelok dengan stabil. Selain itu lengan boompada hydraulic crane dapat diganti-ganti ukurannya bahkan selama masih ada dalam proyek konstruksi. Semua pengoperasian crane ini menggunakan tenaga hydraulic. Hydraulic crane ini didukung oleh dua atau lebih variasi pergerakan roda.

Hand Signal Pada Crane

1.

Gerakan Boom Gerakan boom ditandai dengan ibu jari. Sedangkan arah gerakan boom hanya naik dengan turun. Gerakan boom naik ditandai oleh operator bila signalman mengacungkan ibu jari ke arah atas. Sebaliknya bila ibu jari diarahkan ke bawah, artinya signalman tersebut menghendaki agar operator menggerakkan boom turun. Hoisting / Lowering Pada proses pengangkatan barang, hoisting atau lowering ditandai de3ngan gerakan jari telunjut yang berputar. Apabila signalman menghendaki agar barang dinaikkan (hoisting), maka jari telunjuk tersebut diarahkan ke atas. Demikian sebaliknya untuk lowering, telunjuk diarahkan ke bawah sambil diputar putar. Gerakan swing Gerakan swing/ berayun ke kiri atau ke kanan ditandai oleh signalman yang membuka telapak tangannya namun jari jari saling rapat satu sama lain dengan mengarahkan tangan ke arah kanan atau kiri ke tempat yang dikehendaki. Travelling Adakalanya posisi crane kurang pas dengan keinginan juru ikat/rigger. Untuk itu diperlukan gerakan berpindah/moving. Oleh seorang signalman gerakan moving bisa berupa gerakan tangan yang statis maupun dinamis. Untuk gerakan statis, seorang signalman cukup mengangkat tangan setinggi dada. Arah gerakan crane didasarkan pada arah telapak tangan. Bila telapak tangan signalman menghadap ke arah crane berarti signalman menghendaki agar crane bergerak mundur. Begitu pula sebaliknya. Sementara gerakan dinamis diwujudkan dengan gerakan tangan berputar. Bila gerakan mengarah ke badan signalman, artinya crane harus beragerak mendekatinya, namun bila arah putaran menjauh dari signalman, artinya crane harus bergerak menjauh, atau dengan kata laun crane harus mundur. Extending/Retracting Aba aba ini hanya berlaku pada tipe telescopic crane dan signalman mengepalkan empat jarinya setiap tangan. Apabila signalman mengehendaki agar operator memanjangkan boom (extending) arah ibu jari dari kedua tangan tersebut akan berlawanan(mengarah keluar). Tentu saja untuk retracting, maka ibu jari harus mengarah ke dalam atgaiu saling berhadapan Namun jenis aba-aba itu bisa pula dilakukan hanya dengan satu tangan apabila tangan lain sedang memegang barang yang diangkat atau tali kendali. Extending boom ditandai dengan mengarahkan ibu jari ke badan signalman sendiri, sedangkan retracting apabila ibu jari diarahkan ke crane/operator.

2.

3.

4.

5.

6.

Gerakan Perlahan Secara khusus gerakan perlahan ini baik hoisting maupun lowering ditandai dengan gerakan jari memutar yang dibatasi dengan telapak tangan yang lain. 7. Gerakan Stop Gerakan stop standard ditandai dengan mengayunkan tangan ke samping. Atau kadang-kadang juga dengan kepalan tangan di acungkan ke atas. Satu hal yang perlu diketahui, untuk gerakan emergency stop boleh dilakukan siapa saja walaupun bukan seorang signalman yang ditunjuk.

You might also like