You are on page 1of 44

Mimosa Pudica (Tantri)

Bismillah.. semoga bisa bermanfaat bagi yang membacanya :)

Minggu, 15 Juli 2012


emulsi
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Farmasi adalah ilmu yang mempelajari cara membuat, mencampur, meracik formulasi obat, identifikasi, kombinasi, analisis dan standarisasi obat serta pengobatan, termasuk pula sifat-sifat obat dan distribusinya serta penggunaannya yang aman. Profesi farmasi merupakan profesi yang berhubungan dengan seni dan ilmu penyediaan atau pengolahan bahan sumber alam dan bahan sintesis yang cocok dan menyenangkan untuk didistribusikan dan digunakan dalam pengobatan dan pencegahan suatu penyakit. Dengan adanya manusia di dunia ini mulailah muncul peradaban dan mulai terjadi penyebaran penyakit yang dilanjutkan dengan usaha masyarakat untuk melakukan pencegahan terhadap penyakit. Pada perkembangan selanjutnya masyarakat melakukan pencegahan atupun penyembuhan suatu penyakit dengan menggunakan ataupun mengkonsumsi obat yang diantaranya yaitu obat dalam bentuk sediaan emusi.

Dalam dunia farmasi kita mungkin mengetahui beberapa bentuk sediaan obat yang umunya dipakai dalam pembuatan obat, setiap bentuk sediaan memiliki fungsi dan kegunaannya masingmasing sesuai dengan kebutuhan dan untuk apa obat tersebut dipakai. Salah satu bentuk sediaan dari obat yang sering dijumpai dan sering digunakan adalah emulsi. Emulsi dibuat dengan maksud untuk menyatukan dua fase yang tidak dapat bercampur yaitu fase minyak dan fase air. Emulsi dapat digunakan untuk pemakaian dalam maupun pemakaian luar. Untuk menjaga kestabilan emulsi, digunakan emulgator yang bekerja untuk mengurangi tegangan antar muka fase minyak dan fase air. Emulsi berasal dari kata emulgeo yang artinya menyerupai susu, dan warna emusi memang putih seperti susu. Pada abad XVII hanya dikenal emulsi dari biji-bijian yang mengandung lemak, protein, dan air. Hingga akhirnya pada pertengahan abad XVIII , seorang ahli farmasi dari perancis memperkenalkan pembuatan emulsi dari oleum olivarum, oleum anisi dan eugenol oil dengan menggunakan penambahan gom arab, tragakan, dan kuning telur sebagai emulgator. Pada dasarnya sudah menjadi ketentuan umum bahwa yang disebut sebagai emulsi menunjukan pada sediaan cair yang dimaksudkan untuk penggunaan oral. Emulsi untuk penggunaan eksternal biasanya langsung disebut sebagai cream (sediaan semisolid), lotion atau liniment (sediaan liquid), hingga akhirnya sediaan emulsi ataupun lotio banyak digunakan oleh kalangan masyarakat dalam penyembuhan suatu penyakit. Pada zaman sebelum adanya pembuatan sediaan cair berupa emulsi rasa minyak yang tidak enak dalam sediaan obat terkadang mempengaruhi masyarakat untuk mengkonsumsinya terutama bagi anak-anak yang sukar menelan sediaan obat yang berupa tablet dan kapsul. Serta banyak keluhan-keluhan dari masyarakat yang anak-anaknya tidak mau mengkonsumsi obat tersebut karena tampilannya kurang menarik.

Selain itu pembuatan emulsi ini didasarkan pada sediaan rasa minyak yang tidak enak dapat tertutupi , lebih mudah diabsorpsi daripada sediaan tablet/kapsul, selain itu pembuatan emulsi ini dapat memperbaiki penampilan sediaan sehingga pasien lebih berminat mengkonsumsinya terutama pada anak-anak seperti adanya pewarna dan perasa. Oleh karena itu dibuatlah emulsi. Dari pengembangan sediaan emulsi ini sehingga masyarakat tidak kesulitan memberikan kepada keluarganya yang berupa anak-anak maupun lansia suatu obat. Dalam pembuatan emulsi yang memiliki keuntungan inilah sediaan emulsi semakin banyak di kembangkan oleh pabrik-pabrik farmasi dengan mengikuti tata cara pembuatan emulsi dan menjaga stabilitas emulsi. Peracikan obat berupa emulsi ataupun lotio ini yang memenuhi persyaratan farmasetik penting diketahui untuk dapat diterapkan pada pelayanan kefarmasian di lingkungan masyarakat.

B. PERMASALAHAN DAN PENYELESAIAN PERMASALAHAN

1. Emulsi balsm peruv.

a. -

Permasalahn Meracik balsem. Peruv Menghitung jumlah PGA yang digunakan

b. Penyelesaian permasalahan Dalam meracik balsem peruv, lumpang yang digunakan harus dipanaskan terlebih dahulu dengan cara memberikan sedikit etanol dalam lumping lalu dibakar Dalam mengihtung jumlah PGA, sama banyaknya dengan jumlahnya dalam lemak yang digunakan. 2. Emulsi Champorae

a. -

Permasalahn Menghitung PGA yang digunakan Emulsi dengan bahan tambahan yang larut dalam minyak lemak.

b. Penyelesaian permasalahan Dalam menghitung PGA sama banyaknya jumlahnya dalam lemak yang digunakan Champora larut dalam minyak sesuai dengan kelarutannya. Untuk mempercepat kelarutan champora dalam minyak lemak atau oleum olivae yang menyebabkan campuran titik beku pada champora, sehingga mudah mencair dan larut dalam minyak lemak. 3. a. Emulsi (Cream) Permasalahan b. penyelesaian permasalahan -

BAB II LANDASAN TEORI

Menurut Farmakope Indonesia Edisi III , Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok.

Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV , Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. Menurut Formularium Nasional Edisi 2 , Emulsi adalah sediaan berupa campuran terdiri dari dua fase cairan dalam sistem dispersi; fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya, umumnya dimantapkan oleh zat pengemulsi. Emulsi terdiri dari dua fase cairan, yaitu fase cairan terdispersi yang disebut fase dalam, dan fase cairan pembawa yang disebut fase luar. Jika fase dalam berupa minyak atau larutan dalam minyak dan fase luarnya berupa air atau larutan, maka emulsi tersebut adalah emulsi minyak dalam air (M/A). Sedangkan, jika fase dalam berupa air atau larutan dan fase luarnya berupa minyak , maka emulsi tersebut adalah emulsi air dalam minyak (A/M). Dalam pembuatan emulsi, pemilihan emulgator merupakan faktor yang penting untuk diperhatikan karena mutu dan kestabilan suatu emulsi banyak dipengaruhi oleh emulgator yang digunakan. Mekanisme kerjanya adalah menurunkan tegangan antar permukaan air dan minyak serta membentuk lapisan film pada permukaan globul-globul fase terdipersinya.

Mekanisme kerja emulgator : Membentuk lapisan film monomolekuler yaitu emulgator membentuk sebuah lapisan tunggal yang diabsorpsi oleh molekul atau ion pada permukaan antara minyak dan air sehingga menghasilkan emulsi yang lebih stabil karena adanya pengurangan sejumlah energi bebas permukaan dimana tetesan dikelilingi oleh sebuah lapisan tunggal koheren yang mencegah terjadinya penggabungan tetesan yang mendekat.

Pembentukan Kristal partikel-partikel padat yaitu pembiasan ganda yang kuat dan dapat dilihat secara mikroskopik polarisasi. Daerah strukturisasi kristal cair yang berbeda disebabkan oleh adanya pengaruh terhadap distribusi fase emulsi.

Emulsi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : 1. Emulsi vera (emulsi alam) Emulsi vera dibuat dari biji atau buah, dimana terdapat disamping minyak lemak juga emulgator yang biasanya merupakan zat seperti putih telur. Emulsi yang dibuat dari biji adalah amygdala dulcis, amygdale amara, lini semen, curcubitae semen.

2. Emulsi spuria (emulsi buatan) Emulsi dengan minyak lemak Pembuatan emulsi minyak lemak biasanya dengan emulgator gom arab, dengan perbandingan untuk 10 bagian minyak lemak dibuat 100 bagian emulsi. Gom arab yang digunakan adalah separuh jumlah bagian minyak lemak Emulsi dengan parafinum liquidum Dibuat dengan menggunakan PGA sama berat parafinum liquidum Emulsi dengan cera atau lemak padat Dibuat dengan melebur lemak padat atau cera di atas penangas air, setelah meleleh tambahkan PGA sama berat lemak dan tambahkan segera air panas sebanyak 1,5 x berat PGA dan dibuat corpus emulsi, setelah diencerkan dengan air hangat dimasukkan dalam botol dan dikocok sampai emulsi dingin

Emulsi dengan extactum spissum Apabila jumlah ektrak sedikit maka digunakan PGA 2,5% dari berat total emulsi. Bila disamping ekstrak terdapat minyak lemak, maka ekstrak dicampur dulu dengan minyak lemak dan selanjutnya di emulsi dengan PGA. Jumlah PGA yang digunakan adalah untuk ekstraknya sama berat dan untuk lemak minyaknya separuh berat minyak lemak. Jumlah air yang digunakan untuk membuat corpus emulsi 1,5 x berat PGA. Setelah corpus emulsi jadi baru diencerkan dengan sisa airnya.

Emulsi dengan minyak eteris kreosotum , benzylis benzoas

Zat-zat dengan benzylis benzoas untuk kulit sebaiknya dibuat dengan trietanolamin dan asam stearat dalam perbandingan 1 : 4 Emulsi dengan balsamum peruvianum copaivae dan terebinthia laricina Dibuat dengan PGA sebanyak 2x berat balsam. Bila disamping balsam terdapat pula minyak lemak maka PGA yang digunakan adalah jumlah berat dari semua berat untuk balsem dan separuh berat untuk minyak lemak Emulsi dengan bromoforfum Karena berat jenis bromoforfum 2,8 maka sulit dibuat emulsi yang baik maka perlu ditambah minyak lemak sebanyak 10x berat bromoforfum. Penambahan minyak lemak sebanyak 7x berat bromoforfum akan menurunkan berat jenis bromoforfum menjadi 1.

Emulsi dikatakan stabil jika : Tidak ada perubahan yang berarti dalam ukuran partikel atau distribusi partikel dari globul fase dalam selama life time produk.

Distribusi globul yang teremulsi adalah homogen. Mudah mengalir atau tersebar tetapi memiliki viskositas yang tinggi untuk meningkatkan stabilitas fisiknya.

Flokulasi dan creaming

Flokulasi adalah suatu peristiwa terbentuknya kelompok-kelompok globul yang posisinya tidak beraturan. Creaming adalah suatu peristiwa terjadinya lapisan-lapisan dengan konsentrasi yang berbedabeda di dalam emulsi. Koalesen dan breaking Koalesen merupakan proses bergabungnya droplet yang akan diikuti dengan breaking yaitu pemisahan fase terdispersi dari fase kontinu. Proses irrevesibel karena lapisan emulgator yang mengelilingi cairan sudah tidak ada. Inversi fase

Infersi fase adalah proses perubahan dimana fase terdispersi berubah fungsi menjadi medium pendispersi dan sebaliknya.

Faktor faktor yang Mempengaruhi Stabilitas Emulsi : 1. Ukuran partikel 2. Perbedaan bobot jenis kedua fase 3. Viskositas fase kontinyu

4. Muatan partikel 5. Sifat efektifitas dan jumlah emulgator yang digunakan 6. Kondisi penyimpanan, suhu ada/tidaknya agitasi dan vibrasi 7. Penguapan atau pengenceran selama penyimpanan 8. Adanya kontaminasi dan pertumbuhan mikroorganisme.

Metode pembuatan emulsi, yaitu : Metode gom basah (Anief, 2000) Cara ini dilakukan bila zat pengemulsi yang akan dipakai berupa cairan atau harus dilarutkan terlebih dahulu dalam air seperti kuning telur dan metilselulosa. Metode ini dibuat dengan terlebih dahulu dibuat mucilago yang kental dengan sedikit air lalu ditambah minyak sedikit demi sedikit dengan pengadukan yang kuat, kemudian ditambahkan sisa air dan minyak secara bergantian sambil diaduk sampai volume yang diinginkan. Metode gom kering Teknik ini merupakan suatu metode kontinental pada pemakaian zat pengemulsi berupa gom kering. Cara ini diawali dengan membuat korpus emulsi dengan mencampur 4 bagian minyak, 2 bagian air dan 1 bagian gom, lalu digerus sampai terbentuk suatu korpus emulsi, kemudian ditambahkan sisa bahan yang lain sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai terbentuknya suatu emulsi yang baik. Metode HLB (Hidrofilik Lipofilik Balance) Cara ini dilakukan apabila emulsi yang dibuat menggunakan suatu surfaktan yang memiliki nilai HLB. Sebelum dilakukan pencampuran terlebih dahulu dilakukan perhitungan harga HLB dari fase internal kemudian dilakukan pemilihan emulgator yang memiliki nilai HLB yang sesuai

dengan HLB fase internal. Setelah diperoleh suatu emulgator yang cocok, maka selanjutnya dilakukan pencampuran untuk memperoleh suatu emulsi yang diharapkan. Umumnya emulsi akan berbantuk tipe M/A bila nilai HLB emulgator diantara 9 12 dan emulsi tipe A/M bila nilai HLB emulgator diantara 3 6. Emulgator Untuk mencegah penggabungan kembali globul-globul diperlukan suatu zat yang dapat membentuk lapisan film diantara globul-globul tersebut sehingga proses penggabungan menjadi terhalang, zat tersebut adalah zat pengemulsi (emulgator).

Emulgator dapat dibedakan berdasarkan : 1. Berdasarkan mekanismenya a. Golongan surfaktan, memiliki mekanisme kerja menurunkan tegangan permukaan / antar permukaan minyak-air serta membentuk lapisan film monomolekuler ada permukaan globul fase terdispersi. Jenis-jenis surfaktan : Berdasarkan jenis surfaktan Surfaktan anionic, contoh : na- lauril sulfat, na-oleat sulfat, na-stearat. Surfaktan kationik, contoh : zehiran klorida, setil trimetil ammonium bromide. Surfaktan non ionic, contoh : tween 80, span 80.

Berdasarkan HLB (hidrophyl lipophyl balance) b. Golongan koloid hidrofil, membentuk lapisan film multimolekuler di sekeliling globul yang terdispersi. Contoh : akasia, tragakan, CMC, tylosa. c. Golongan Zat Terbagi Halus, membentuk lapisan film mono dan multimolekuler, oleh adanya partikel halus yang teradsorpsi pada antar permukaan kedua fase. Contoh: bentonit, veegum.

2. Berdasarkan sumber a. Bahan alam, contoh : gom arab, tragakan, agar, male extract.

b. Polisakarida semisintetik, contoh : metyl selulosa, na- carboxymethylselulosa CMC) c. Emulgator sintetik : surfaktan, sabun, dan alkali, alcohol (cetyl alcohol, gliserin), carbowaxes (PGA), lesitin (fosfolipid).

Adapun cara pembuatan emulsi dapat dilakukan dengan : 1. Mortir dan stamper Sering digunakan membuat emulsi minyak lemak dalam ukuran kecil 2. Botol Minyak dengan viskositas rendah dapat dibuat dengan cara dikocok dalam botol pengocokan dilakukan terputus-putus untuk memberi kesempatan emulgator untuk bekerja

3. Dengan Mixer Partikel fase dispersi dihaluskan dengann memasukkan ke dalam ruangan yang di dalamnya terdapat pisau berputar dengan kecepatan tinggi. 4. Dengan Homogenizer Dengan melewatkan partikel fase dispersi melewati celah sempit, sehingga partikel akan mempunyai ukuran yang sama

Cara Membedakan Tipe Emulsi :

1.

Dengan Pengenceran, Tipe O/W dapat diencerkan dengan air, Tipe W/O dapat diencerkan dengan minyak

2.

Cara

Pengecatan,

Tipe

O/W

dapat

diwarnai

dengan

amaranth/metilen

blue, Tipe W/O dapat diwarmai dengan sudan III 3. Cara creaming test, creaming merupakan peristiwa memisahkan emulsi karena fase internal dari emulsi tersebut melakukan pemisahan sehingga tdk tersebar dlm emulsimis : air susu setelah dipanaskan akan terlihat lapisan yang tebal pada permukaan. Pemisahan dengan cara creaming bersifat refelsibel. 4. Konductifitas Elektroda dicelup di dalam cairan emulsi, bila ion menyala tipe emulsi O/W demikian sebaliknya.

Keuntungan dan kerugian emulsi : Keuntungan sediaan Emulsi : Menutupi rasa minyak yang tidak enak Lebih mudah dicerna dan diabsorpsi karena ukuran minyak diperkecil Memperbaiki penampilan sediaan karena merupakan campuran yang homogen secara visual Meningkatkan stabilitas obat yang lebih mudah terhidrolisa dalam air.

Kerugian sediaan Emulsi : Sediaan emulsi kurang praktis daripada sediaan tablet

Sediaan emulsi mempunyai stabilitas yang rendah daripada sediaan tablet karena cairan merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri

Takaran dosisnya kurang teliti.

BAB III METODE PRAKTIKUM

A. RESEP EMULSI BALSM PERUV

Dr. Rahmat Saleh SIP 339/IDI/2001 Jln. Malik Raya Kendari R/ Balsem peru PGA Tannin Gliserin Aqua ad s. u. e Pro : ridha 4 qs 3 40 60

B. KELENGKAPAN RESEP

Keterangan : : Ambillah M.f.emuls : misce fac emulsi : campur dan buat emulsi R/ : Recipe

pro

: propere

: untuk

C. URAIAN BAHAN 1. BALSEM PERU (FI. Edisi III Hal. 102) : BALSAMUM PERUVIANUM : balsam peru : cairan kental, lengket, tidak berserat, coklat tua, dalam lapisan tipis berwarna coklat, transparan kemerahan, bau aromatic khas menyerupai vanilin : larut dalam kloroform p, sukar larut dalam eter p, dalam eter minyak tanah p, dan dalam asam asetat glasial p : dalam wadah tertutup baik : antiseptikum ekstern (obat yang digunakan untuk mencegah luka luar agar tidak membusuk)

a resmi

a sinonim

rian

utan

mpanan

iat

2. PULVIS GUMMI ACACIAE (FI. Edisi IV Hal. 718) : PULVIS GUMMI ACACIAE : serbuk Gom Arab, serbuk Gom Akasia : serbuk, putih atau putih kekuningan, tidak berbau : larut hampir sempurna dalam air, tetapi sangat lambat, meninggalkan sisa bagian tanaman dalam jumlah sangat sedikit, dan memberikan cairan seperti mucillago, tidak berwarna atau kekuningan, kental, lengket, transparan, bersifat asam lemah terhadap kertas lakmus biru, praktis tidak larut dalam etanol dan dalam eter p : dalam wadah tertutup baik : zat tambahan

a resmi

a sinonim

rian

utan

mpanan

gunaan

3. TANIN (FI. Edisi V Hal. 594) : TANNINUM : Tannine : sisik yang mengkilap, ringan atau serbuk kuning kelabu, ringan, hampir tak berbau dan rasanya sangat kelat : mudah larut dalam air, dalam spiritus, dan dalam gliserol : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya : zat tambahan

a resmi

a sinonim

rian

utan

mpanan

iat

4. GLISERIN (FI Edisi III Hal. 271) : GLYCEROLUM : gliserol, gliserin : cairan seperti sirop, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, manis diikuti rasa hangat, higroskopik. Jika disimpan beberapa lama pada suhu rendah dapat memadat membentuk massa hablur tidak berwarna yang tidak melebur hingga suhu mencapai lebih kurang 200 : dapat campur dengan air, dan dengan etanol (95%)p, praktis tidak larut dalam kloroform p, dalam eter p dan dalam minyak lemak : dalam wadah tertutup baik : zat tambahan

a resmi

a sinonim

rian

utan

mpanan

iat

1. AQUADEST (FI.Edisi III Hal.96) : AQUA DESTILLATA : Air suling, Air murni : H2O : 18,02 : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa : Dalam wadah tertutup baik D. PERHITUNGAN BAHAN 1 Balsem peru :4g : 2 x BB balsem peru =2 x 4 = 8 g : 1,5 x 8 = 12 g 12 mL :3g

a resmi

a sinonim

us molekul molekul

rian

mpanan

2. PGA Air untuk PGA 3. Tannin

4. Gliserin 5. Aqua ad 60 g

: 20 g : 60 (4+12+8+20+3) = 60 47 = 13 mL

E. ALAT DAN BAHAN ALAT 1. Batang pengaduk 2. Botol 60 g 3. Kertas perkamen 4. Lumpang dan alu 5. Sendok tanduk 6. Sudip 7. Timbangan kasar BAHAN 1. Aquadest 2. Balsem peru 3. Gliserin 4. PGA 5. Tanin F. CARA KERJA 1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan 2. Tara botol 60 gram 3. Buat corpus emulgator PGA dengan cara timbang PGA 8 g lalu larutkan dengan air panas 13 mL, gerus hingga terbentuk corpus emulgator PGA

4. Timbang balsm peru 4 g, masukan dalam lumpang yang berbeda, gerus hingga homogen 5. Masukkan corpus emulgator dalam balsm peru, kemudian tambahkan tannin 3 g, gerus gingga homogen 6. Tanbahkan gliserin 20 g, gerus hingga homogen 7. Tambahkan aquadest sedikit demi sedikit 8. Masukan dalam botol 9. Cukupkan volumenya dengan aquadest ad 60 g , lalu kocok 10. Beri etiket biru

G. WADAH Botol 60 g

H. ETIKET BIRU

Apotek Bina Husada Kendari Jln. Asrama Haji no.17 Telp. 0401 319093 Apoteker : Tantri SIK : F.11.113

No : 09 Tgl : 4-5-2012 Nama : Ridha Aturan Pakai : 3 x sehari Dioleskan pada bagian yang sakit Obat Luar

A. RESEP NO.10

Dr. Andika Pratama .SIP 456/IDI/2002 Jln. Merpati 12 Kendari R/ Camphorae Ol.olivae Sir. Simplex PGA Aqua ad s. u. e Pro : Tika 1 5 15 qs 60

B. KELENGKAPAN RESEP

Keterangan : R/ : Recipe : Ambillah

S. ad us ext : signa adde usus externum : tandai untuk pemakaian luar pro : propere : untuk

C. URAIAN BAHAN 1. CAMPHORA (FI.Edisi III Hal.130) : CAMPHORA : Kamper : C10H16O : 152,24 : CH3

a resmi

a sinonim

us molekul molekul

mus bangun

CH3-CCH3

rian

: Hablur butir atau massa hablur; tidak berwarna; atau putih; bau khas; tajam; rasa pedas dan aromatik : Larut dalam 700 bagian air, dalam 1 bagian etanol (95%)p, dalam 0,25 bagian kloroform p; sangat mudah larut dalam eter p; mudah larut dalam minyak lemak

utan

mpanan

: Dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk

iat

: Antiiritan (obat yang digunakan untuk mengobati iritasi pada kulit yang disebabkan oleh bakteri atau bahan kimia)

2. OLEUM OLIVAE (FI. Edisi III Hal. 452) : OLEUM OLIVAE : Minyak zaitun : cairan, kuning pucat atau kuning kehijauan, bau tengik, rasa khas, pada suhu rendah sebagian atau seluruhnya membeku : sukar larut dalam etanol (95%)p, mudah larut dalam kloroform p, dalam eter p, dan dalam eter minyak tanah p : dalam wadah tertutup baik dan terisi penuh : Zat tambahan

a resmi

a sinonim

rian

utan

mpanan

iat

3. SIRUP SIMPLEX (FI. Edisi III, hal. 576) : SIRUPUS SIMPLEX : sirup gula : cairan jernih, tidak berwarna : larutkan dalam 65 bagian sakarosa dalam larutan Metil Paraben 0,25% b/v secukupnya hingga diperoleh 100 bagian sirup : dalam wadah tertutup baik di tempat yang sejuk

a resmi

nim

rian

buatan

mpanan

4. PULVIS GUMMI ACACIAE (FI. Edisi IV Hal. 718) : PULVIS GUMMI ACACIAE

a resmi

a sinonim

: serbuk Gom Arab, serbuk Gom Akasia : serbuk, putih atau putih kekuningan, tidak berbau : larut hampir sempurna dalam air, tetapi sangat lambat, meninggalkan sisa bagian tanaman dalam jumlah sangat sedikit, dan memberikan cairan seperti mucilago, tidak berwarna atau kekuningan, kental, lengket, transparan, bersifat asam lemah terhadap kertas lakmus biru, praktis tidak larut dalam etanol dan dalam eter : dalam wadah tertutup baik

rian

utan

mpanan

5. AQUADEST (FI.Edisi III Hal.96) : AQUA DESTILLATA : Air suling, Air murni : H2O : 18,02 : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa : Dalam wadah tertutup baik

a resmi

a sinonim

us molekul molekul

rian

mpanan

D. PERHITUNGAN BAHAN 1. Kamfer 2. Ol. Olivae 3. Sirup simplex 4. PGA Air untuk PGA 5. Aqua ad 60 =1g =5g = 15 g = (1 + 2,5) = 3,5 g = 1,5 x 3.5 = 5,25 g ~ 5,25 mL = 60 (1+5+15+3,5+5,25)

= 60 29,75 = 30,25 g 30,25 mL

Catatan : banyaknya PGA adalah jumlah dari zat padat dari bahan resep.

E. ALAT DAN BAHAN ALAT 1. Batang pengaduk 2. Botol 60 mL 3. Cawan krus 4. Gelas ukur 5. Kaca arloji 6. Kertas perkamen 7. Lumpang dan alu 8. Pipet tetes 9. Sendok tanduk 10. Sudip 11. Timbangan halus 12. Timbangan kasar BAHAN : 1. Aqua 2. Champora 3. Oleum olivae

4. PGA 5. Sirup simplex

F. CARA KERJA 1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan 2. Tara botol 60 gram 3. Buat corpus emulgator PGA dengan cara timbang PGA 3,5 g lalu larutkan dengan air panas 5,25 mL, gerus hingga terbentuk corpus emulgator PGA 4. Timbang kamfer 1 g dikaca arloji, gerus dalam lumpang yang berbeda, kemudian masukan dalam corpus emulgator PGA, gerus hingga homogen 5. Tambahkan ol.olivae 5 g, sedikit demi sedikit, gerus ad homogen 6. Tambahkan sirup simplex 15 g, gerus hingga homogen, dan masukan dalam campuran PGA, gerus 7. Masukkan dalam botol, kemudian cukupkan volumenya dengan aquadest ad 60 g, kocok hingga homogen 8. Beri etiket biru

G. WADAH Botol 60 mL

H. ETIKET BIRU

Apotek Bina Husada Kendari Jln. Asrama Haji no.17 Telp. 0401 319093 Apoteker : Tantri SIK : F.11.113

No : 10 Tgl : 4-5-2012 Nama : Tika Aturan Pakai : 3 x sehari Dioleskan pada bagian yang sakit Obat Luar

A. RESEP NO. 11

R/

Asam stearat Cera alba Vaselin album TEA Propilenglikol Aqua ad S.vanishing cream

15 2 8 1,5 8 65,5

da 50 g Pro : Mitha

B. KELENGKAPAN RESEP

Keterangan : R/ S pro da 60 : Recipe : signa : propere : Ambillah : tandai : untuk : buat 60

C. URAIAN BAHAN 1. ASAM STEARAT (FI Edisi III Hal. 57) : ACIDUM STEARICUM : asam stearat

a resmi

a sinonim

rian

: zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur, putih atau kuning pucat, mirip lemak lilin : praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian etanol (95%)p, dalam 2 bagian kloroform p, dan dalam 3 bagian eter p : dalam wadah tertutup baik : Zat tambahan

utan

mpanan

iat

2. CERA ALBA (FI Edisi III Hal. 140) : CERA ALBA : malam putih : zat padat, lapisan tipis bening, putih kekuningan, bau khas lemah : praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol (95%)p dingin, larut dalam kloroform p, dalam eter p hangat, dalam minyak lemak dan dalam minyak atsiri : dalam wadah tertutup baik : Zat tambahan

a resmi

a sinonim

rian

utan

mpanan

iat

3. VASELIN ALBUM (FI Edisi III Hal.633) : VASELINUM ALBUM : vaselin putih : massa lunak, lengket, bening, putih. Sifat ini tetap setelah zat dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanpa diaduk. : praktis tidak larut dalam air dalam etanol (95%)p, larut dalam kloroform p, dalam eter p, dan dalam eter minyak tanah p. Larutan kadang-kadang beropalesensi lemah

a resmi

a sinonim

rian

utan

mpanan

: dalam wadah tertutup baik : Zat tambahan

iat

4. TRIETANOLAMIN (FI Edisi IV Hal.1203) : TRIETHANOLAMINUM : triaethanolamina : cairan tidak berwarna, berbau kuat amoniak : sukar larut dalam air, dapat bercampur dengan etanol, dengan eter dan dengan air mendidih : dalam wadah tertutup baik : Zat tambahan

a resmi

a sinonim

rian

utan

mpanan

iat

5. PROPILENGLIKOL (FI. Edisi III Hal. 534) : PROPYLENGLYCOLUM : propilenglikol : C3H8O2 : 76,10 : Cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis, higroskopik : Dapat campur dengan air, dengan etanol (95%)p, dan dengan kloroform p, larut dalam 6 bagian eter p, tidak dapat campur dengan eter minyak tanah p, dan dengan minyak lemak : Dalam wadah tertutup baik : Zat tambahan, pelarut

a resmi

a sinonim

us molekul molekul

rian

utan

mpanan

iat

6. AQUADEST (FI.Edisi III Hal.96) : AQUA DESTILLATA : Air suling, Air murni : H2O

a resmi

a sinonim

us molekul

molekul

: 18,02 : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa : Dalam wadah tertutup baik : Zat tambahan

rian

mpanan

gunaan

D. PERHITUNGAN BAHAN 1. Asam stearat 2. Cera alba 3. Vaselin albun 4. TEA 5. Propilenglikol 6. Aquadest : : : : : : x 50 x 50 x 50 x 50 x 50 x 50 = 7,5 g =1g =4g = 0,75 g =4g = 32,75 g ~ 32,75 mL

E. ALAT DAN BAHAN ALAT 1. Batang pengaduk 2. Botol 60 mL 3. Cawan krus 4. Cawan porselen 5. Gelas kimia 6. Gelas ukur 7. Hot plate 8. Kertas perkamen 9. Lumpang dan alu 9. Pipet tetes 10. Sendok tanduk 11. Sudip 12.Timbangan kasar BAHAN 1. Aquadest 2. Asam stearat 3. Cera alba 4. Propilenglikol 5. TEA (Triaethanolamin) 6. Vaselin album

F. CARA KERJA 1. Siapkan alat dan bahan yang digunakan 2. Setarakan timbangan 3. Timbang bahan: As. Stearat 7,5 g (kertas perkamen) Cera alba 1 g (kertas perkamen) Vaselin album 4 g (cawan porselin) TEA 0,75 g (cawan krus) Propilenglikol 4 g (gelas kimia) Aquadest 32,75 mL (gelas ukur)

4. Gerus as.stearat dalam lumpang, tambahkan cera alba kemudian masukkan dalam veselin album, leburkan dalam cawan (diatas hot plate) 5. TEA dan aquadest, dimasukan dalam propilenglikol, dipanaskan di hot plate 6. Masukan secara bersamaan campuran (no.4 dan no.5) dalam lumpang yang panas, gerus hingga homogen 7. Masukkan dalam pot cream 8. Beri etiket biru

G. WADAH Pot cream

H. ETIKET BIRU

Apotek Bina Husada Kendari Jln. Asrama Haji no.17 Telp. 0401 319093 Apoteker : Tantri SIK : F.11.113

No : 11 Tgl : 24-03-2012 Nama : Mitha Aturan Pakai : 2-3 x sehari Dioleskan tipis-tipis Obat Luar

BAB IV

PEMBAHASAN

Emulsi merupakan sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok. secara umum emulsa dibedakan atas emulsa vera (emulsi alam) dan emulsa spuria (emulsi buatan). Pada peracikan R/9, yaitu emulsi dengan balsamum peruvianum. Emulsi ini dibuat dengan cara balsam peru dicampurkan pada corpus emulsi PGA, lalu digerus hingga homogen, yang dimana balsam peru akan terdispersi dalam air dengan adanya PGA atau emulgator. Pada pembuatan emulsi dengan balsam peru, jumlah PGA yang digunakan adalah sebanyak dua kali berat balsam. Pembuatan emulsi ini, pada saat penambahan balsam peru pada corpus emulsi PGA penggerusannya harus dilakukan dengan perlahan-lahan agar corpus emulsinya tidak pecah. Pada kelarutan balsam peru berdasarkan istilah kelarutannya adalah 10-30 bagian dalam kloroform p, dalam eter p, dalam eter minyak tanah p dan dalam asan asetat glasial p, adalah 100-1.000 bagian Pada kelarutan PGA berdasarkan istilah kelarutannya adalah 1-10 bagian dalam air dan dalam etanol lebih dari 10.000 bagian. Pada kelarutan gliserin berdasarkan istilah kelarutannya adalah larut dalam air dan dalam etanol, sedangkan dalam kloroform p, dalam eter p, dalam minyak lemak lebih dari 10.000 bagian. Pada kelarutan tannin berdasarkan istilah kelarutannya adalah dalam air dan dalam etanol sangat mudah larut, dalam eter p dan dalam kloroform lebih dari 10.000 bagian, dalam aseton p adalah kurang dari 1 bagian. Perlahan-lahan mudah larut dalam gliserol p.

Dalam resep ini merupakan emulsi tipe A/M dimana air larut dalam tipe minyak. Dalam pembuatan resep ini, jumlah PGA diganti dengan aqua untuk membuat corpus emulsi. Pada penimbangan balsam peru kita mengolesi paraffin cair pada kertas perkamen yang akan kita gunakan untuk menimbang balsam peru karena pemerian balsam peru adalah cairan kental, dan lengket, tidak berserat. Dalam resep ini masalah yang kita hadapi adalah meracik balsam peru dan menghitung jumlah PGA yang digunakan, maka kita lakukan emulsi dengan balsam peru dibuat dengan PGA sebanyak 2x berat balsam peru dengan penambahan balsam peru ke dalam corpus emulsi. Pada peracikan R/10, emulsi yang dibuat itu menggunakan bahan tambahan yang larut dalam minyak, yaitu campora yang mana kita ketahui sendiri bahwa campora larut dalam minyak lemak yang sesuai dengan kelarutannya oleh karena itu bahan camporanya dilarutkan dalam minyak lemak atau oleum lini yang menyebabkan penurunan titik beku pada campora sehingga mencair dan hingga akhirnya dapat larut dalam minyak lemaknya yaitu oleum lini. setelah campora larut dalam oleum lini maka ditambahkanlah PGA dan diaduk hingga terbentuk corpus emulsi lalu dicukupkan volumenya dengan air hangat kemudian dikocok hingga emulsi dingin. Pada pembuatan emulsi R/10 pertama-tama yang harus dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, setarakan timbangan, kemudian ditara botol 60 g, setelah itu dibuat corpus emulsi PGA,dengan cara di timbang PGA 3,5 g, kemudian tambahkan air panas 5,25 mL, lalu taburkan di atasnya sampai terbentuk corpus emulsi. Setelah itu ditambahkan camphora sebanyak 1 g yang telah ditimbang dikaca arloji, kemudian dimasukkan di dalam lumpang yang berbeda. Dan masukkan dalam corpus emulsi PGA, Digerus hingga homogen. Lalu ditambahkan 5 g oleum olivae dan sirup simplex 15 g, gerus hingga homogen. Kemudian

masukkan dalam botol dan cukupkan volemenya dengan aquadest ad 60 g, dan dikocok hingga homogen. Dan yang terakhir diberi etiket biru. Pada pembuatan emulsi R/11 yaitu cream , dimana cream adalah sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung air tidak kurang dari 60 %, dimasukkan untuk pemakaian luar. Pada R/11 yaitu vinishing cream, bahan fase minyaknya yaitu asam stearat, cera alba, vaselin album, terlebih dahulu dilebur dalam cawan sedangkan fase airnya yaitu tea, propilenglikol, dan aquadest dipanaskan di atas hot plate. Untuk mendapatkan hasil massa cream yang sempurna maka campuran TEA dan campuran asam stearat harus dimasukkan secara bersamaan ke dalam lumpang panas dan digerus sehingga massa cream yang terbentuk sesuai dengan yang diharapkan. Setelah itu masukkan dalam pot cream dan beri etiket biru.

BAB V PENUTUP

A. KESIMPULAN Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pangemulsi atau surfaktan yang cocok. Salah satu keuntungan sediaan dalam bentuk emulsi adalah tertutupnya rasa minyak yang tidak enak. Pembuatan emulsi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu dengan metode continental (gom kering), metode inggris (gom basah), dan metode botol.

B. SARAN Dalam melakukan praktikum terutama pada saat pembuatan emulsi, para praktikan harus meracik sediaan emulsi denga teliti dan sungguh-sungguh terutama pada saat melakukan pencampuran antara fase minyak dan fase air agar corpus emulsi yang terbentuk sesuai dengan yang diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh . 1997 . Ilmu Meracik Obat . Yogyakarta : Gadjah Mada Universitas Press

Departemen Kesehatan Republik Indonesia . 1979 . Farmakope Indonesia Edisi Dekpes RI

III . Jakarta :

Departemen Kesehatan Republik Indonesia . 1995 . Farmakope Indonesia Edisi Dekpes RI

IV . Jakarta :

Departemen Kesehatan Republik Indonesia . 1978 . Formularium Nasional Edisi 2. Jakarta : Dekpes RI

Syamsuni . 2007 . Ilmu Resep . Jakarta : EGC Diposkan oleh Tantri di 7/15/2012 Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook

Tidak ada komentar: Poskan Komentar Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Our Partners Mimosa pudica

putri malupun tak ingin disakiti

si mimioo pudiica :)

Labels

all about me (4) farmakologi (2) Farmasetika-1 (1) Laporan (jurnal) Farmasetika Dasar (5) laporan (jurnal) farmasetika-1 (3) laporan (jurnal) kimia dasar (5) Medicine (1) mikrobiologi n parasitologi (2)

praktikum Mikrobiologi dan parasitologi (jurnal) (3)

Popular Posts

contoh obat bebas terbatas PENGGOLONGAN OBAT MENURUT PERUNDANG-UNDANGAN FARMASI Golongan obat adalah penggolonga yang dimaksud untuk peningkatan keamanan dan ketepata...

UNGUENTA (SALEP) BAB 1 ...

Larutan (solutio) BAB I PEMBAHASAN I. LARUTAN A. Pengertian Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu jenis obat atau lebih dalam pelarut air...

larutan (solutio) BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam dunia farmasi terdapat berbagai macam sediaan yang berbentuk cair. Baik berupa larutan, su...

PULVERES (Serbuk Bagi) BAB I A. LATAR BELAKANG Dalam ilmu farmasi, sediaan serbuk dapat diartikan sebagai campuran homogeny dua atau lebih bahan obat yang telah ...

PULVIS ADSPERSORIUS (Serbuk Tabur)

.Resep2 Dr. Ida Ayu SIP. 921/101/2010 Jalan. Timah. No 70 No. 002 13/12/2011 R/ Acid Salicylic 2 Balsm...

tgl

Iodimetri I. JUDUL IODIMETRI II. konsentrasi larutan baku Na ... TUJUAN 1. Menentukan

keuntungan dan kerugian mikroorganisme Mikoorganisme Mikroorganisme yang ada di bumi tak terhitung jumlah jenis dan macamnya. Sayangnya, perkembangan ilmu pen...

Permanganometri I. JUDUL 1. Un... Permanganometri II. TUJUAN

uji salmonella BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pangan (makanan) adalah bahanbahan yang dimakan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan bagi ...

My facebook

Devancez Tantri

Buat Lencana Anda

Mengenai Saya

Tantri Education is ornament in prosperity and a refuge in adversity :) Lihat profil lengkapku

Followers Pages

Beranda

My visitorss ^^"

Template Watermark. Diberdayakan oleh Blogger.

You might also like