You are on page 1of 30

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Semua bangunan sipil berdiri atau dibangun di atas tanah dan karenanya kestabila n dan keamanan bangunan tergantung pada kestabilan pondasinya. Untuk dapat memenuhi hal tersebut maka diperlukan pengetahuan dasar akan mekanik a tanah dan pengetahuan itu meliputi pembagian jenis dan mekanis bahan bahan bawah permukaan. Olehnya itu untuk melengkapi pengetahuan yang dimaksud perlu ditunjang dengan pelaksanaan praktikum pengujian baik di lapangan maupun di laboratorium dengan t eliti sehingga penyajian data data pengujiannya akurat dan akhirnya dapat digunakan untuk peren canaan pondasi yang teliti dan dapat mengurangi kebutuhan perencanaan yang berlebihan bila diti njau dari segi ekonomisnya. B. Ruang Lingkup Kegiatan Ruang lingkup kegiatan praktikum yang dilakukan adalah praktikum di lapangan dan di laboraturium yang tentunya bersifat pengetahuan dasar yang meliputi pengenalan a lat alat uji, jenis alat uji, praktek pengujian, penggambaran, perhitungan, pelaporan hasil uji dan konsultasi atau finalisasi pelaporan yang dibimbing oleh asisten/instruktur laboraturium. C. Maksud dan Tujuan 1. Maksud Praktikum ini dimaksudkan agar para mahasiswa setelah mengikuti praktek di labor atorium akan lebih mengetahui bagaimana cara melakukan pengujian di lapangan maupun di laboratorium sebagai kontrol mutu dari suatu bahan yang akan digunakan pada bang unan sipil. 2. Tujuan Praktikum Laboratorium uji tanah bertujuan untuk membantu memberi pengetahuan pa da mahasiswa tentang penggunaan alat alat Laboratorium uji tanah dan lebih teliti d an benar sehingga kelak para peserta dapat mengoperasikan peralatan laboratorium sampai d engan pembuatan pelaporan hasil uji. D. Metodologi Praktikum Metodologi Praktikum yang digunakan adalah metode : 1. Persiapan peralatan yang akan digunakan didalam melakukan praktikum yang dise suaikan dengan buku standar pedoman yang ada 2. Pengujian dilakukan dengan mengikuti prosedur standar pengujian, baik itu di laboratorium maupun di lapangan 3. Perhitungan dan penggambaran yang diambil dari data hasil pengujian berpedoma n pada standar standar yang resmi 4. Studi kepustakaan baik yang ada pada mahasiswa maupun pada perpustakaan PanduanPraktikumLab.Uji Tanah 1 BAB II PRAKTIKUM LABORATORIUM UJI TANAH PENGAMBILAN CONTOH TANAH DENGAN BOR TANGAN (HANDBOR) A. Tujuan

Pekerjaan pengeboran dilakukan untuk mengambil contoh tanah dari berbagai kedala man. Biasanya dilakukan di samping lubang sondir agar didapatkan korelasi antara keku atan tanah dan jenis tanah yang dikandungnya. B. Peralatan 1. Iwan Auger 2. Stang bor 3. Pemutar stang bor 4. Tabung sample 5. Stick aparat 6. Kunci pipa 7. Palu besar 8. Kaleng (untuk penyimpanan sample) 9. Parafin 10. Kompor 11. Pan 12. Spoon C. Prosedur Percobaan a) Bersihkan daerah di sekitar lubang yang akan dibor b) Pasang Auger pada stang bor, lalu pasang pemutarnya c) Tekan Auger ke dalam tanah sambil diputar, setelah contoh tanah mengisi Auger sampai penuh (20 cm) kemudian Auger diangkat dengan hati hati d) Keluarkan contoh tanah dari dalam Auger untuk dibuat deskripsi jenis tanah da ri bahan bahan yang dikandungnya. Simpan dalam kaleng/plastik dan beri label yang memberikan keteran gan titik bor, kedalaman, tanggal pengeboran e) Ulangi prosedur (c) dan (d) sampai tercapai kedalaman yang diinginkan. Contoh tanah tidak asli (disturbed sample) dan hanya digunakan untuk keperluan dan deskripsi tanah f) Untuk mendapatkan contoh tanah asli (Undisturbed sample) digunakan tabung con toh. Auger yang tadi digunakan sekarang diganti dengan tabung contoh yang telah disambung dengan stick apparat. Masukkan ke dalam lubang yang telah dibentuk. Bila tanahnya cukup lunak, tabung contoh ditekan perlahan lahan sampai masuk sedalam 40 cm kemudian diputar satu kali untuk melepaskan/memotong contoh tanah pada dasar tabung kemudian diangkat. Bila tanah nya cukup keras sehingga tabung tidak dapat ditekan, gunakan palu untuk memukulnya, lakuka n dengan cara perlahan lahan g) Setelah didapatkan contoh tanah asli dalam tabung, lepaskan stick apparat lal u dinding luar tabung dibersihkan. Potonglah kedua bagian ujung tanah setebal 1 cm kemudian tutup deng an cairan paraffin. Lakukan satu persatu pada waktu menutupnya dengan paraffin h) Tulislah label yang berisis nomor titik bor, kedalaman, bagian atas/bagian ba wah, tanggal pengambilan contoh dan lain lain sebagainya di luar tabung i) Contoh tanah asli ini sebaiknya dimasukkan kembali ke dalam peti pelindung te rutama bila tempat pemeriksaan / laboratorium cukup jauh Catatan : a) Bersihkan mata bor dan stangnya setiap kali selesai dipakai lalu lumuri denga n oli secukupnya untuk menghindari karat b) Sebelum dipakai, tabung contoh harus dalam keadaan bersih dan bagian dalamnya

diberi pelumas sehingga tanah bisa masuk maupun keluar dengan mudah PanduanPraktikumLab.Uji Tanah 2 Pemeriksaan KEKUATAN TANAH DENGAN SONDIR A. Tujuan Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus dan hamb atan lekat tanah, untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras serta sifat daya dukung ta nah keras serta sifat daya dukung maupun daya lekat setiap kedalaman. Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah terhadap ujung konus yang din yatakan dalam gaya per satuan luas. Hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selu bung bikonus dalam gaya persatuan panjang. B. Peralatan a) Mesin sondir ringan ( 2 ton ) atau mesin sondir berat ( 10 ton ) b) Seperangkat pipa sondir lengkap dengan batng dalam, sesuai kebutuhan dengan p anjang masing masing 1 meter c) Manometer dengan kapasitas untuk sondir ringan 0 sampai 250 kg/cm d) Konus dan Bikonus e) 4 (empat) buah angker dengan perlengkapan (angker daun atau spiral) f) Kunci kunci pipa, alat alat pembersih, oli, minyak hidrolik (kastrol oli, SAE 10) dll. C. Prosedur Pelaksanaan a) Pasang dan aturlah agar mesin sondir vertical di tempat yang akan diperiksa d engan menggunakan angker yang dimasukkan secara kuat ke dalam tanah. Pengisian minyak hidrolik harus bebas dari gelembung udara b) Pasang konus dan bikonus, sesuai kebutuhan pada ujung pipa pertama c) Pasang rangkaian pipa pertama beserta konus tersebut pada mesin sondir d) Tekanlah pipa untuk memasukkan konus atau bikonus sampai kedalaman tertentu,u mumnya setiap 20 cm e) Tekanlah batang. Apabila dipergunakan bikonus maka penetrasi ini pertama tama akan menggerakkan u jung konus kebawah sedalam 4 cm, dan bacalah manometer sebagai perlawanan penetrasi konus ( PK). Penekanan selanjutnya akan menggerakkan konus beserta selubung ke bawah sedalam 8 cm, bacalah manometer sebagai hasil jumlah perlawanan (JP) yaitu perlawanan penetras i konus dan hambatan lekat (HL). Apabila dipergunakan konus maka pembacaan manometer hanya dilakukan pada penekan an pertama f) Tekanlah pipa bersama batang sampai kedalaman berikutnya yang akan diukur. Pe mbacaan dilakukan pada setiap penekanan pipa sedalam 20 cm D. Perhitungan Pekerjaan sondir dihentikan pada keadaan sebagai berikut : -Untuk sondir ringan pada waktu tekanan manometer tiga kali berturut turut meleb ihi 150 kg/cm atau kedalaman maksimum 30 meter -Untuk sondir berat pada waktu tekanan manometer tiga kali berturut turut melebi

hi 500 kg/cm atau kedalaman maksimum 50 meter. 1. Hambatan lekat dihitung dengan rumus : A HL = ( JP -PK ) B A = Tahap pembacaan = 20 cm B = Faktor alat atau, Luas konus = 10 Luas Torak 2. Jumlah hambatan lekat = JHL = S HL PanduanPraktikumLab.Uji Tanah 3 = kedalaman yang dicapai konus E. Pelaporan a) Lokasi titik sondir b) Titik nol sondir harus diikat terhadap suatu titik c) Laporan grafik : Perlawanan penetrasi konus terhadap kedalaman Jumlah hambatan lekat terhadap kedalaman Catatan : 1. Keuntungan yang diperoleh pada penggunaan alat ini adalah : Baik untuk lapisan tanah lempung Dapat dengan cepat menentukan letak lapisan tanah keras Dapat memperkirakan perbedaan lapisan tanah Dapat dipergunakan untuk menghitung daya dukung lapisan tanah lempung dengan menggunakan rumus empiris 2. Kerugian pada penggunaan alat ini adalah : Tidak dapat dipergunakan untuk lapisan tanah yang berbutir kasar, terutama lapis an tanah yang mengandung kerikil dan batu Hasil penyondiran sangat meragukan apabila letak alat tidak vertical atau konus/ bikonus tidak bekerja dengan baik 3. Setiap penggunaan alat sondir harus dilakukan kalibrasi dan pemeriksaan perle ngkapan : Manometer manometer yang akan digunakan masih dalam keadaan baik sesuai dengan standar yang berlaku Ukuran konus yang akan digunakan harus sesuai dengan ukuran standar 4. Setiap tahap pemeriksaan batang akan dimulai jarum manometer harus menunjukka n angka nol 5. Apabila alat sondir sudah mulai terangkat sedangkan tekanan manometer belum m encapai 150 kg/cm untuk sondir ringan ata 500 kg/cm untuk sondir berat, alat sondir diberi pem berat 6. Pada alat sondir yang masih baik batas kapasitas tersebut dapat dinaikkan men jadi 200 kg/cm untuk sondir ringan dan 550 kg/cm untuk sondir berat Pemeriksaan KADAR AIR TANAH A. Tujuan Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan kadar air tanah. Kadar air tanah adal ah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam tanah dengan berat kering te rsebut yang dinyatakan dalam persen B. Peralatan dan Bahan PERALATAN 1) Oven yang suhunya dapat diatur konstan (110 5)C

2) Cawan yang kedap udara dan tidak berkarat, dengan ukuran yang cukup, dapat te rbuat dari gelas atau logam 3) Neraca, meliputi : -Neraca dengan ketelitian 0,01 gram -Neraca dengan ketelitian 0,1 gram -Neraca dengan ketelitian 1 gram 4) Desikator BAHAN Jumlah bahan (benda uji) yang dibutuhkan untuk pemeriksaan kadar air tergantung pada ukuran butir maksimum dari contoh yang diperiksa dengan ketelitian sbb : Ukuran butir maximum Jumlah benda Uji maximum Ketelitian 3/41000 gram1 gramLewat saringan No.10100 gram0,1 gramLewat saringan No.4010 gram0,01 gram PanduanPraktikumLab.Uji Tanah 4 C. Prosedur pelaksanaan 1) Tempatkan benda uji yang mewakili tanah yang diperiksa ke dalam cawan yang be rsih, kering dan beratnya diketahui 2) Cawan dan benda uji ditimbang kemudian beratnya dicatat 3) Masukkan cawan ke dalam oven pengering selama 4 jam atau sampai beratnya kons tan 4) Cawan ditutup kemudian didinginkan dalam desikator 5) Setelah dingin ditimbang dan beratnya dicatat D. Perhitungan Kadar air dihitung sebagai berikut : Berat cawan + tanah basah = W1 gram Berat cawan + tanah kering = W2 Berat cawan kosong = W3 Berat air = (W1 -W2) Berat bahan kering = (W2 -W3) W1 -W2 = -------------x 100 % W2 -W3 E. Pelaporan. Kadar air dilaporkan dalam persen dengan ketlitian satu angka di belakang koma. Catatan : 1) Jika tidak terdapat oven pengering, maka pelaksanaan pengeringan dapat dilaku kan dengan cara ; -Bila benda uji yang akan diperiksa kadar airnya tidak mengandung bahan organic atau bahan yang mudah terbakar maka pengeringan dapat dilakukan di atas kompor atau dibakar langsung setelah disiram dengan spirtus. Penimbangan dan pengeringan dilakukan b erulang ulang, sehingga setelah 3 kali penimbangan terakhir tercapai berat yang konstan -Jika benda uji yang akan diperiksa mengandung bahan yang mudah terbakar, maka pengeringan tidak boleh dilakukan dengan cara dibakar dengan spirtus, tetapi har us dikeringkan dengan kompor dengan temperatur tidak lebih dari 60C 2) Untuk masing masing contoh harus diberi tanda pada cawan, dan tidak boleh sam pai tertukar 3) Untuk tiap benda uji harus dipakai minimal 2 cawan, sehingga kadar air dapat diambil rata rata 4) Agar pengeringan dapat berjalan dengan sempurna, maka susunana benda uji sede mikian rupa sehingga pengeringan tidak terganggu, serta saluran udara harus terbuka.

Pemeriksaan KADAR LUMPUR TANAH A. Tujuan Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan kadar Lumpur tanah. Kadar Lumpur tana h adalah perbandingan antara berat Lumpur yang terkandung dalam tanah dengan berat kering tersebut yang dinyatakan dalam persen. B. Peralatan dan bahan Peralatan 1) Saringan No.200 2) Bejana gelas dan pengaduk 3) Oven yang suhunya dapat diatur konstan (110 5)C 4) Cawan yang kedap udara dan tidak berkarat, dengan ukuran yang cukup, dapat te rbuat dari gelas atau logam 5) Neraca meliputi : -Neraca dengan ketelitian 0,01 gram -Neraca dengan ketelitian 0,1 gram -Neraca dengan ketelitian 1 gram 6) Desikator PanduanPraktikumLab.Uji Tanah 5 Bahan Jumlah bahan ( benda uji) yang dibutuhkan untuk pemeriksaan kadar Lumpur tergant ung pada ukuran butir maksimum dari contoh yang di periksa dengan ketelitian seperti daftar. Ukuran butir maximum Jumlah benda Uji maximum Ketelitian 3/41000 gram1 gramLewat saringan No.10100 gram0,1 gramLewat saringan No.4010 gram 0,01 gram C. Prosedur pelaksanaan 1) Tempatkan benda uji yang mewakili tanah yang diperiksa ke dalam cawan yang be rsih, kering dan beratnya diketahui 2) Cawan dan benda uji ditimbang kemudian beratnya dicatat 3) Masukkan benda uji ke dalam bejana, tuangkan air bersih ke dalam bejana terse but sehingga benda uji terendam 4) Aduk contoh benda uji, sehingga terpisah dari bagian halus 5) Tuangkan suspensi yang kelihatan keruh dengan perlahan lahan ke dalam saringa n 6) Ulangi langkah 3, 4, dan 5 di atas beberapa kali, sehingga air cucian didalam bejana kelihatan jernih 7) Bilas butiran butiran yang tertinggal di atas saringan sehingga air bilasan t ampak jernih 8) Tampung butiran butiran yang tertinggal di atas saringan ke dalam cawan 9) Keringkan butiran dalam cawan tersebut ke dalam oven pengering selama 4 jam a tau sampai beratnya konstan 10) Cawan ditutup kemudian didinginkan dalam desikator 11) Setelah dingin ditimbang dan beratnya dicatat D. Perhitungan Kadar Lumpur dihitung sebagai berikut : Berat cawan + tanah basah = W1 gram Berat cawan + tanah kering = W2 Berat cawan kosong = W3 Berat tanah basah = (W1 -W3) Berat tanah kering = (W2 -W3) (W1-W3)-(W2-W3) Kadar Lumpur = --------------------------x100 %

W1 -W3 E. Pelaporan Kadar Lumpur dilaporkan dalam persen dengan ketelitian satu angka dibelakang kom a. Catatan : 1) Jika tidak terdapat oven pengering, maka pelaksanaan pengeringan dapat dilaku kan dengan cara : -Bila benda uji yang akan diperiksa kadar lumpurnya tidak mengandung bahan organ ic atau bahan yang mudah terbakar, maka pengeringan dapat dilakukan di atas kompor atau dibakar langsung setelah disiram dengan spirtus. Penimbangan dan pengeringan dilakukan b erulang ulang, sehingga setelah 3 kali penimbangan terakhir tercapai berat yang konstan -Jika benda uji yang akan diperiksa mengandung bahan yang mudah terbakar, maka p engeringan tidak boleh dilakukan dengan cara dibakar dengan spirtus, tetapi harus dikeringk an dengan kompor dengan temperatur tidak lebih dari 60C 2) Untuk masing masing contoh harus diberi tanda pada cawan, dan tidak boleh sam pai tertukar 3) Untuk tiap benda uji harus dipakai minimal 2 cawan, sehingga kadar Lumpur dap at diambil rata rata 4) Agar pengeringan dapat berjalan sempurna, maka susunan benda uji di dalam ove n harus di atur sedemikian rupa sehingga pengeringan tidak terganggu, serta saluran udara harus terbuka. PanduanPraktikumLab.Uji Tanah 6 Pemeriksaan BERAT ISI TANAH A. Tujuan Secara umum pemeriksaan ini bertujuan untuk mendapatkan berat isi tanah yang mer upakan perbandingan berat tanah dengan volumenya dalam gr/cm B. Peralatan dan bahan Peralatan 1) Timbangan dengan ketelitian 0,1% berat contoh 2) Ring berat isi 3) Jangka sorong 4) Pisau pemotong 5) Oven yang suhunya dapat diatur konstan (110 5)C 6) Desikator Bahan Sebagai benda uji dipergunakan tanah C. Prosedur pelaksanaan 1) Bersihkan ring berat isi yang akan dipakai 2) Ukur diameter dalam dan tingginya dengan menggunakan jangka sorong, hitung vo lume ring 3) Timbang ring tersebut dengan ketelitian 0,01 gram (W1) 4) Masukkan sample tanah ke dalam ring langsung dari tabung contoh dengan menggu nakan extruder 5) Ratakan kedua permukaan tanah dan bersihkan sebelah luar ring 6) Timbang ring dan tanah basah dengan dengan ketelitian 0,01 gram (W2) 7) Masukkan ring yang berisi sample tanah ke dalam oven pengering sampai beratny a konstan. Kemudian ring yang berisi sample tanah didinginkan dalam desikator 8) Setelah dingin ditimbang dan beratnya dicatat. Berat tanah (W3) = (W2 -W1) D. Perhitungan Berat isi tanah dihitung sebagai berikut :

W3 Berat isi tanah = -------(gr/cm) V Dimana : V = Volume (isi wadah) cm W3 = Berat tanah Pemeriksaan BERAT JENIS TANAH (AASHTO T 100 74) (ASTM D 854 58) A. Tujuan Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan berat jenis tanah yang mempunyai buti ran lewat saringan No. 4 dengan piknometer. Berat jenis tanah adalah perbandingan antara berat butir tanah dan berat air sul ing dengan isi yang sama pada suhu tertentu. B. Peralatan dan Bahan 1. Peralatan a. Piknometer dengan kapasitas minimum 100 ml atau botol ukur dengan kapasitas m inimum 50 ml. b. Desikator. c. Oven yang suhunya dapat diatur konstan (110 5)C. d. Bak perendam. e. Botol berisi air suling. f. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram. PanduanPraktikumLab.Uji Tanah 7 g. Pompa hampa udara (vacuum, 1 -1 PK) atau tungku listrik (cookplate). h. Termometer ukuran 0-50C dengan ketelitian 1 C. i. Saringan No. 4, No. 10 dan No. 40 dan penadahnya. 2. Bahan. 1. Contoh tanah. 2. Air suling. C. Prosedur Pelaksanaan. 1. Persiapan Benda Uji. a. Saringlah bahan yang akan diperiksa dengan saringan No. 4 jika ternyata bahan tersebut terdiri dari butir yang tertahan pada saringan No. 4, maka pemeriksaan berat jenis harus dilakukan menurut pemeriksaan PB-0202-76. Jika bahan yang akan diperiksa mengandung campur an butir yang tertahan dan yang lewat dari saringan No. 4 diperiksa menurut cara pemeriks aan PB-0202-76 sedang yang melalui saringan No. 4 diperiksa dengan pemeriksaan PB-0202-76. Bera t jenis bahan adalah harga rata-rata (sebanding dengan prosentase berat kering masing-masing u kuran) yaitu yang dicantumkan pada pemeriksaan PB-0202-76. b. Contoh diperoleh dengan pemisah contoh atau cara perempat dari bahan yang lew at saringan No. 4 atau No. 10. Benda uji dalam keadaan kering oven tidak boleh kurang dari 10 gr am untuk botol ukur dan 50 gram untuk piknometer. c. Keringkan benda uji pada 105-110C dan didingink an sesudah itu dalam desikator . Atau benda uji dalam keadaan tidak dikeringkan. 2. Pelaksanaan Pemeriksaan. a. Cuci piknometer dengan air suling dan keringkan. Timbang piknometer dan tutup nya dengan

ketelitian 0,01 gram (W1). b. Masukkan benda uji ke dalam piknometer dan timbang bersama tutupnya dengan ke telitian 0,01 gram (W2). c. Tambahkan air suling sehingga piknometer terisi dua pertiga. Untuk bahan yang mengandung lempung diamkan benda uji terendam selama paling sedikit 24 jam. d. Didihkan isi piknometer dengan hati-hati selama minimal 10 menit, dan miringk an botol sekalisekali untuk membantu mempercepat pengeluaran udara yang tersekap. e. Di dalam hal mempergunakan pompa vacuum tekanan udara di dalam piknometer ata u botol ukur tidak boleh di bawah 100 mm Hg. Kemudian isilah piknometer dengan air sulin g dan biarkan piknometer beserta isinya untuk mencapai suhu konstant di dalam bejana air atau dalam kamar. Sesudah suhu konstant tambahkan air suling seperlunya sampai tanda batas atau sa mpai penuh. Tutuplah piknometer, keringkan bagian luarnya dan timbang dengan keteliti an 0,01 gram (W3). Ukur suhu dari isi piknometer dengan ketelitian 1C. f. Bila isi piknometer belum diketahui maka tentukan isinya sebagai berikut : Ko songkan piknometer dan bersihkan. Isi piknometer dengan air suling yang suhunya sama den gan suhu pada c dengan ketelitian 1C dan pasang tutupnya. Keringkan bagian luarnya dan timbang dengan ketelitian 0,01 gram dan dikoreksi t erhadap suhu. g. Pemeriksaan dilakukan ganda (duplo). D. Perhitungan. a. Hitung berat jenis contoh dengan rumus dibawah ini : W2-W1 Gs = ---------------------------(W3-W2) (W4-W1) W1 = Berat piknometer (gram). W2 = Berat piknometer dan bahan kering (gram). W3 = Berat piknometer, bahan dan air (gram). W4 = Berat piknometer dan air (gram). Apabila hasil kedua pemeriksaan berbeda lebih dari 0,03 pemeriksaan harus diulan g. b. Ambil harga rata-rata dari hasil kedua pemeriksaan. E. Pelaporan. Berat jenis dilaporkan dalam dua angka dibelakang koma, sesuai denga form PB-010 8-76. PanduanPraktikumLab.Uji Tanah 8 Catatan : a. Kalibrasi Piknometer. 1. Piknometer dibersihkan, dikeringkan, ditimbang dan beratnya dicatat (W1). Pik nometer diisi air suling, dan dimasukkan kedalam bejana air pada suhu 25C, sesudah itu isi botol (p iknometer) mencapai suhu 25C tutupnya dipasang. Bagian luar p iknometer dikeringkan dan pikn ometer beserta isinya ditimbang (W25). 2. Dari nilai (W25) yang ditentukan pada suhu 25C susunlah table harga W4 untuk s uatu urutan suhu kira-kira antara 18C sampai 31C. Harga W4 dihitung sebagai berikut : W4 = W25 x K

Dimana : W4 = Berat piknometer dan air yang telah dikoreksi. W25 = Berat piknometer dan air pada suhu 25C. K = Faktor koreksi (Daftar No. 1). 3. Faktor koreksi : K. Suhu : T. Daftar No. 1. T 18 19 20 21 22 23 24 K 1. 0016 1.0014 1.0012 1.0010 1.0007 1.0005 1.0003 T 25 26 27 28 29 30 31 K 1. 0000 0.9997 0.9995 0.9992 0.9989 0.9986 0.9983 b. 1. Untuk uji kering. Benda uji kering oven sesudah ditumbukdan diayak harus dimasukkan kedalam oven k embali sampai beratnya konstant. 2. Untuk benda uji tanpa pengeringan oven harus diketahui berat keringnya denga perhitungan kadar air. Pemeriksaan KONSISTENSI ATTERBERG BATAS CAIR (LIQUID LIMIT) PB-0109-76 (AASHTO T 89 -74*) (ASTM D 423 -66*) A. Tujuan. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kadar airuatu tanah pada keadaan ba tas cair. Batas cair adalah kadar air batas dimana suatu tanah berubah dari keadaan cair menjadi keadaan plastis. B. Peralatan dan Bahan. 1. Peralatan. a. alat batas cair standard. b. Alat pembuat alur (grooving tool). c. Sendok dempul. d. Plat kaca ukuran (45 x 45 x 0,9) cm. e. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram. f. Spatula denga panjang 12,5 cm. g. Botol tempat air suling. h. Oven yang suhunya dapat diatur konstant (110 5)C. 2. Bahan. a. Contoh tanah. b. Air suling. PanduanPraktikumLab.Uji Tanah 9 C. Prosedur Pelaksanaan. 1. Persiapan Benda Uji. a. Jenis-jenis tanah yang tidak mengandung batu dan hampir semua butirannya lebi h halus dari saringan 0,42 mm (No. 40). Dalam hal hal ini benda uji tidak perlu dikeringkan d an tidak perlu disaring dengan saringan 0,42 mm (No. 40). b. Jenis-jenis tanah yang mengandung batu, tau banyak mengandung butiran yang le bih kasar dari saringan 0,42 mm (No. 40). Keringkan contoh diudara sampai bisa disaring. Ambil benda uji yang lewat saringan 0,42 mm (No. 40). 2. Pelaksanaan Pemeriksaan. a. Letakkan100 gram benda uji yang sudah dipersiapkan didalam plat kaca pengaduk . b. Benda uji diaduk denga menggunakan spatula, tambahkan air suling sedikit demi

sedikit, sampai homogen. c. Setelah contoh menjadi campuran yang merata, ambil sebagian benda uji ini dan letakkan di atas mangkok alat batas cair, ratakan permukaannya sedemikian sehingga sejajar dengan dasar alat, bagian yang paling tebal harus 1 cm. d. Buatlah alur dengan jalan membagi dua benda uji dalam mangkok itu, dengan men ggunakan alat pembuat alur (grooving tool) melalui garis tengah pemegang mangkok dan simetris. Pada waktu membuat alur grooving tool harus tegak lurus permukaan mangkok. e. Putarlah alat sedemikian, sehingga mangkok naik jatuh dengan kecepatan dua pu taran per detik. Pemutaran ini dilakukan terus sampai dasar alur benda uji bersinggungan sepanjan g kita-kira 1,25 cm dan catat jumlah pukulannya pada waktu persinggungan. f. Ulangi pekerjaan (a) sampai dengan (e) beberapa kali sampai diperoleh jumlah pukulan yang sama, hal ini untuk meyakinkan apakah pengadukan contoh sudah betul-betul merata kadar airnya. Jika ternyata pada tiga kali percobaan telah diperoleh jumlah pukulan sa ma, maka ambillah benda uji langsung dari mangkok pada alur, kemudian masukkan ke dalam c awan yang telah dipersiapkan. Maka periksalah kadar airnya. g.Kembalikan benda uji keatas kaca pengaduk, dan mangkok alat batas cair bersihk an. Benda uji diaduk kembali dengan merubah kadar airnya. Kemudian ulangi langkah (b) sampai ( f) minimal 3 kali berturut-turut dengan variasi kadar air yang berbeda, sehingga akan diperol eh perbedaan jumlah pukulan sebesar 8-10. D. Perhitungan Hasil-hasil yang diperoleh berupa jumlah pukulan dan kadar air yang bersangkutan kemudian digambarkan dalam bentuk grafik. Jumlah pukulan sebagai sumbu mendatar dengan sk ala logaritma, sedang besarnya kadar air sebagai sumbu tegak dengan skala biasa. Buatlah garis lurus melalui titik-titik itu. Jika ternyata titik-titik yang dipe roleh tidak terletak pada satu garis lurus, maka buatlah garis lurus melalui titik berat titik-titik tersebut. tentukan besarnya kadar air pada jumlah pukulan 25 dan kadar air inilah yang merupakan batas cair (liquid li mit) dari benda uji tersebut. E. Pelaporan Catatlah pada formulir laboratorium, benda uji yang diperiksa dalam keadaan asli atau telah kering udara, disaring atau tidak. Hasil dilaporkan sebagai bilangan bulat. Catatan : 1. Alat-alat yang akan dipakai harus diperiksa dulu sebelum dipakai dan harus da lam keadaan bersih dan kering. a. Periksa tinggi jatuh mangkok alat batas cair apakah sudah tepat 1,0 cm, mangk ok ini harus bersih, kering dan tidak goyang. b. Alat pembuat alur harus bersih, keing dan tidak aus. c. Cawan kadar air yang akan dipakai diberi tanda kemudian ditimbang untuk menen tukan beratnya.

2. Beberapa jenis lempung akan mengalami kesulitan untuk diaduk dan kadang-kadan g jika terlalu banyak atau lama pengadukannya akan berubah sifat. Agar pengadukan dapat dilakukan deng an lebih mudah dan lebih cepat, maka adukan disimpan dulu dan ditutup dengan kain basah atau co ntoh yang terlah disiapkan direndam dulu selama 24 jam. PanduanPraktikumLab.Uji Tanah 10 3. Beberapa jenis tanah lempung menunjukkan bahwa pada waktu pemukulan ternyata bersinggungan alur disebabkan karena kedua baagian massa tanah diatas mangkok bergeser terhadap per mukaan mangkok, sehingga jumlah pukulan yang didapat lebih kecil. Jumlah pukulan yang b etul adalah jika proses berimpitnya dasar alur disebabkan massa tamah seolah-olah mengalir dan bu kan karena bergeser. Kalau ternyata terjadi pergeseran maka percobaan harus diulangi bebera pa kali dengan kadar air berbeda, dan kalau masih terjadi penggeseran ini maka harga batas cair ini t idak dapat diperoleh. 4. Selama berlangsungnya percobaan pada kadar air tertentu, benda uji tidak bole h dibiarkan mengering atau terjadi perubahan kadar air. 30, 5. Untuk memperoleh hasil yang teliti, maka jumlah pukulan diambil antara 40 30 20, 20 10, sehingga akan diperoleh tiga titik. 6. Alat pembuat alur Casagrande dipergunakan untuk tanah cohesive. Alat pembuat alur ASTM untuk tanah yang kepasiran. BATAS PLASTIS (PLASTIC LIMIT) PB 0110 76 (AASHTOOT 90 74) (ASTM D 424 74) A. Tujuan Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk menentukan kadar air suatu tanah pada keadaa n batas plastis. Batas plastis adalah kadar air minimum dimana suatu tanah masih dalam keadaan pl astis. B. Peralatan dan Bahan 1. Peralatan a. Pelat kaca 45 X 45 X 0,9 cm. b. Sendok dempul panjang 12,5 cm. c. Batang pembanding dengan diameter 3 mm panjang 10 cm. d. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram. e. Botol tempat air suling. f. Oven yang suhunya dapat diatur konstan (110 5)C. g. Cawan untuk menentukan kadar air 2 buah. 2. Bahan a. Air suling. b. Contoh tanah pada kadar air asli. C. Prosedur Pelaksanaan 1. Letakkan benda uji di atas pelat kaca. Kemudian diaduk sehingga kaadar airnya merata. 2. Setelah kadar air cukup merata, buatlah bola-bola tanah dari benda uji itu se berat 8 gram, kemudian bola-bola tanah itu digeleng di atas pelat kaca. Penggelengan dilakukan dengan t elapak tangan, dengan kecepatan 80 90 gelengan per menit. 3. Penggelengan dilakukan terus sampai benda uji berbentuk batang dengan diamete

r 3 mm. Jika pada waktu penggelengan itu ternyata sebelum benda uji mencapai diameter 3 mm sudah r etak, maka benda uji disatukan kembali, ditambah air sedikit dan diaduk sampai merata. Jika ternyata penggelengan bola-bola itu bisa mencapai diameter lebih kecil dari 3 mm tanpa me nunjukkan retakratak, maka contoh perlu dibiarkan beberapa saat di udara, agar kadar airnya berkurang sedikit. 4. Pengadukan dan penggelengan diulang terus sampai retakan-retakan itu terjadi tepat pada saat gelengan mencapai diameter 3 mm. 5. Periksa kadar air batang tanah pada (4) dilakukan ganda, benda uji untuk peme riksaan kadar air 5 gram. D. Perhitungan Tentukan kadar air rata-rata sebagai harga batas plastis. E. Pelaporan 1. Hasil dilaporkan sebagai bilangan bulat dalam persen. 2. Catatlah pada formulir. PanduanPraktikumLab.Uji Tanah 11 Benda uji yang diperiksa dalam keadaan asli atau sudah kering udara, disaring at au tidak. Catatan : 1. Alat-alat yang akan dipakai harus dalam keadaan bersih dan kering. 2. Untuk lebih cepatnya pemeriksaan, maka pengadukan benda uji untuk pemeriksaan batas cair dan batas plastis dilakukan sekaligus, setelah pengadukan merata pisahkan 20 gram be nda uji untuk pemeriksaan batas plastis. 3. Indeks plastisitas adalah selisih batas cair dan batas plastis (Plastisitas I ndeks = Liquid Limit Plastic Limit). Pemeriksaan ANALISA SARINGAN TANAH A. Tujuan Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan pembagian butir (gradasi) tanah den gan menggunakan saringan. B. Peralatan dan Bahan 1. Peralatan a. Timbangan / neraca dengan ketelitian 0,2 % dari benda uji. b. Satu set saringan dengan ukuran 1,5" ; 1" ; " ; 3/8" ; No. 4 ; No. 8 ; No. 16 ; No. 40 ; No. 50 ; No. 100 ; No. 200. c. Mesin pengguncang saringan. d. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 + 5)C. e. Alat pemisah contoh. f. Talam-talam. g. Kuas, sikat kuningan, sendok dan lain-lain. 2. Bahan Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempat. C. Prosedur Pelaksanaan 1. Persiapan Benda Uji Benda uji dikeringkan di dalam oven dengan suhu (110 + 5)C, sampai berat tetap. 2. Pelaksanaan Pemeriksaan a. Timbang berat masing-masing saringan. b. Susun saringan benda uji dengan ukuran saringan paling besar ditempatkan pali ng atas. Saring

benda uji ke dalam saringan,saringan diguncang dengan mesin pengguncang selama 1 5 menit. c. Timbang kembali saringan beserta benda uji yang telah diguncang. D. Perhitungan (Data Terlampir) Hitunglah presentase berat benda uji yang tertahan di atas masing-masing saringa n terhadap berat total benda uji. E. Pelaporan Laporan meliputi : a. Jumlah presentase melalui masing-masing saringan atau jumlah presentase di at as masing-masing saringan dalam bilangan bulat. b. Grafik akumulatif. PanduanPraktikumLab.Uji Tanah 12 Pemeriksaan KEPADATAN STANDAR PB 0111 76 (AASHTO T 99 74*) (ASTM D 698 70*) A. Tujuan Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk menentukan hubungan antara kadar air da n kepadatan tanah dengan memadatkan di dalam cetakan silinder berukuran tertentu dengan meng gunakan alat penumbuk 2,5 kg (5,5 lbs) dan tinggi jatuh 30 cm (12"). Pemeriksaan kepadatan dibagi dalam 4 cara sebagai berikut : Cara A : Cetakan . 102 mm (4") bahan lewat saringan 4,75 mm (No. 4). Cara B : Cetakan . 152 mm (6") bahan lewat saringan 4,75 mm (No. 4). Cara C : Cetakan . 102 mm (4") bahan lewat saringan 19 mm (3/4"). Cara D : Cetakan . 152 mm (6") bahan lewat saringan 19 mm (3/4"). Bila tidak ditentukan cara yang harus dilakukan maka ditetapkan cara A atau D. B. Peralatan dan Bahan 1. Peralatan a. Cetakan diameter 102 mm (4") kapasitas 0,000943 0, 000008 m3 (0,0333 0,0003 c u.ft) dengan diameter dalam 101,6 0,406mm (4,000" 0,016") tinggi 116,43 0,1270 mm (4,5 84" 0,005"). b. Cetakan diameter 152 mm (6") kapasitas 0,002124 0,000021 m3 (0,07500 0,00075 cu.ft) dengan diameter dalam 152,4 0,6609 mm (6,000" 0,024") tinggi 116,43 0,1270 mm (4 ,584" 0,005"). Ukuran cetakan harus sesuai dengan di atas dan terbuat dari logam yang mempunyai dinding teguh. Cetakan harus dilengkapi dengan leher sambung, terbuat dari bahan yang sama dengan tinggi lebih kurang 60 mm yang dapat dipasang kuat-kuat dan dapat dilepas kan. Cetakan-cetakan yang dipergunakan telah lama sehingga tidak memenuhi toleransi d i atas, masih dapat dipergunakan bila toleransi tersebut tidak lebih dari 50 %. c. Alat penumbuk tangan dari logam yang mempunyai permukaan tumbuk rata, diamete r 50,8 0,127 mm (2,000" 0,005"), berat 2,495 0,0009 kg (5,50 0,02 lb) dilengkapi dengan selubung yang bisa mengatur tinggi jatuh secara bebas setinggi 304,8 1,524 mm (12,00" 0,0 6"). Selubung harus sedikitnya mempunyai 2 X 4 buah lubang udara yang berdiameter tid

ak lebih kurang dari 9,5 mm (3/8") dengan poros tegak lurus satu sama lain berjarak 19 mm dari kedua ujung. Selubung harus cukup longgar sehingga batang penumbuk dapat jatuh bebas. Alternatif lain dapat juga dipergunakan alat penumbuk mekanis, dari logam yang d ilengkapi alat pengontrol tinggi jatuh bebas 304,8 1,524 mm (12,00" 0,06") dan dapat membagi-ba gi tumbukan secara merata ddi atas permukaan benda uji. Alat penumbuk ini harus mempunyai permukaan tumbuk yang rata berdiameter 50,8 0, 127 mm (2,000" 0,05") dan berat 2,4959 0,009 kg (5,50 0,02lb). d. Alat pengeluar contoh. e. Timbangan kapasitas kira-kira 11,5 kg dengan ketelitian sampai 5 gram. f. Oven yang suhunya dapat diatur konstan (110 5)C. g. Alat perata dari besi (traight edge) panjang 25 cm, salah satu sisi memanjang harus tajam dan sisi lain datar (0,01 % dari panjang). h. Saringan 50 mm (2"), 19 mm (3/4") dan 4,75 mm (No. 4). i. Talam, alat pengaduk dan sendok. 2. Bahan a. Contoh tanah yang diambil dari Lapangan. b. Air. C. Prosedur Pelaksanaan 1. Persiapan Benda Uji PanduanPraktikumLab.Uji Tanah 13 a. Bila contoh tanah yang diterima dari Lapangan dalam keadaan lembab (damp) con toh tersebut dikeringkan dahulu sehingga menjadi gembur. Untuk pengeringan dapat dilakukan di udara atau digunakan alat pengering lain dengan suhu 60C. Kem udian gumpalan-gumpalan terseb ut ditumbuk tetapi butir aslinya tidak pecah. b. Tanah yang sudah gembur disaring dengan saringan 4,75 mm (No. 4) untuk cara A dan B, sedangkan untuk pengujian cara C dan D contoh tanah disaring dengan saringan 19 mm (3/4"). c. Jumlah contoh yang sesuai untuk masing-masing cara pemeriksaan adalah sebagai berikut : Cara A sebanyak 15 kg. Cara B sebanyak 45 kg. Cara C sebanyak 35 kg. Cara D sebanyak 65 kg. d. Benda uju dibagi menjadi 6 bagian, tiap-tiap bagian dicampur dengan air yang jumlahnya ditentukan, dan kemudian diaduk sampai merata. Penambahan air diatur sehingga didapat benda uji sebagai berikut: 3 contoh dengan kadar air kira-kira di bawah kadar air optimum. 3 contoh dengan kadar air kira-kira di atas kadar air optimum. Perbedaan kadar air dari benda uji masing-masing antara 1 3 %. e. Masing-masing benda uji disimpan dalam kantong plastik dan disimpan selama 12 jam atau sampai kadar airnya merata. 3. Pelaksanaan Pemeriksaan a. Cara A : 1) Timbang cetakan diameter 102 mm (4") dari keeping atas dengan ketelitian 5 gr am (B1 gram). 2) Cetakan, leher dan keping atas dijadikan satu, dan tempatkan pada landasan ya

ng kokoh. 3) Ambil salah satu dari 6 contoh, aduk dan dipadatkan di dalam cetakan dengan c ara sebagai berikut : Jumlah seluruh tanah harus tepat sehingga tinggi kelebihan tanah yang diratakan setelah leher dilepas tidak lebih dari 0,5 cm. Pemadatan dilakukan dengan alat penumbuk standar 2,5 kg (5,5 pound) dengan tingg i jatuh 30,5 mm (12"). Tanah dipadatkan dalam 3 lapisan yang masing-masing lapisan mempunyai ketinggian yang sama dengan penumbukkan 25 kali untuk masing-masing lapisan. 4) Kelebihan tanah dari bagian keliling leher dipotong dengan pisau, dan lepaska n leher sambung. 5) Ratakan permukaan cetakan hingga tidak ada kelebihan tanah. 6) Timbang cetakan berisi benda uji beserta keeping atas dengan ketelitian 5 gra m (B2 gram). 7) Keluarkan benda uji tersebut dari cetakan dengan mempergunakan alat pengeluar benda uji (extruder) dan potong sebagian kecil dari benda uji pada keseluruhan tingginya u ntuk pemeriksaan kadar air. Tentukan kadar air (W) dari benda uji. b. CaraB : 1) Timbang cetakan diameter 152 mm (6") dan keeping atas dengan ketelitian 5 gra m (B1 gram). 2) Cetakan, leher dan keeping atas dijadikan satu, dan tempatkan pada landasan y ang kokoh. 3) Ambil salah satu dari 6 contoh, diaduk dan dipadatkan dalam cetakan dengan ca ra sebagai berikut : Jumlah tanah yang digunakan harus tepat hingga tinggi kelebihan tanah yang diratakan setelah leher dilepas tidak lebih dari 0,5 cm. Pemadatan dilakukan den gan alat penumbuk standar 2,5 kg (5,5 pound) dengan tinggi jatuh 30,5 mm (12"). Tanah dip adatkan dalam 3 lapisan yang masing-masing lapisanmempunyai ketinggian yang sama dengan penumbukkan 56 kali untuk masing-masing lapisan. 4) Kelebihan tanah dari bagian keliling leher dipotong dengan pisau, dan lepaska n leher sambung. 5) Ratakan permukaan cetakan hingga tidak ada kelebihan tanah. 6) Timbang cetakan berisi benda uji beserta keping alas dengan ketelitian 5 gram (B2 gram). PanduanPraktikumLab.Uji Tanah 14 7) Keluarkan benda uji tersebut dari cetakan dengan mempergunakan alat pengeluar benda uji (extruder) dan potong sebagian kecil dari benda uji pada keseluruhan tingginya u ntuk pemeriksaan kadar air. Tentukan kadar air (W) dari benda uji. c. Cara C : 1) Timbang cetakan diameter 102 mm (4") dan keeping alas dengan ketelitian 5 gra m (B1 gram ). 2) Cetakan leher dan keping alas dijadikan satu, dan tempatkan pada landasan yan g kokoh. 3) Ambil salah satu dari 6 contoh, diaduk dan dipadatkan di dalam cetakan dengan cara

sebagai berikut : Jumlah seluruh tanah harus tepat sehingga tinggi kelebihan tan ah yang diratakan setelah leher dilepas tidak lebih dari 0,5 cm. Pemadatan dilakukan den gan alat penumbuk standar 2,5 kg (5,5 pound) dengan tinggi jatuh 30,5 mm (12"). Tanah dip adatkan dalam 3 lapisan yang masing-masing lapisan mempunyai ketinggian yang sama dengan penumbukkan 25 kali untuk masing-masing lapisan. 4) Kelebihan tanah dari bagian keliling leher dipotong dengan pisau, dan lepaska n leher sambung. 5) Ratakan permukaan cetakan hingga tidak ada kelebihan tanah. 6) Timbang cetakan berisi benda uji beserta keeping alas dengan ketelitian 5 gra m (B2 gram). 7) Keluarkan benda uji tersebut dari cetakan dengan mempergunakan alat pengeluar benda (extruder) dan potong sebagian kecil dari benda uji pada keseluruhan tingginya u ntuk pemeriksaan kadar air. Tentukan kadar air (W) dari benda uji. d. Cara D : 1) Timbang cetakan diameter 152 mm (6") dan keeping alas dengan ketelitian 5 gra m (B1 gram). 2) Cetakan, leher dan keping alas dijadikan satu, dan ditempatkan pada landasan yang kokoh. 3) Ambil salah satu dari 6 contoh, aduk dan dipadatkan di dalam cetakan dengan c ara sebagai berikut : Jumlah seluruh tanah harus tepat sehingga tinggi kelebihan tan ah yang diratakan settelah leher dilepas tidak lebih dari 0,5 cm. Pemadatan dilakukan de ngan alat penumbuk standar 2,5 kg (5,5, pound) dengan tinggi jatuh 30,5 mm (12"). Tanah di padatkan dalam 3 lapisan yang masing-masing lapisan mempunyai ketinggian yang sama dengan penumbukkan 56 kali untuk masing-masing lapisan. 4) Kelebihan tanah dari bagian keliling leher dipotong dengan pisau, dan lepaska n leher sambung. 5) Ratakan permukaan cetakan hingga tidak ada kelebihan tanah. 6) Timbang cetakan berisi benda uji beserta keping alas dengan mempergunakan ala t pengeluar benda uji (extruder) dan potong sebagian kecil daribenda uji pada kese luruhan tingginya untuk pemeriksaan kadar air. Tentukan kadar air (W) dari benda uji. D. Perhitungan a. Hitung berat isi basah dengan mempergunakan rumus-rumus berikut : B2 -B1 . = -----------------gram / cm3. V . = berat isi basah (gram/cm3) B1 = berat cetakan + keping alas (gram) B2 = berat cetakan + keping alas dan benda uji (gram) V = isi cetakan (cm3) b. Hitung berat isi kering dengan mempergunakan rumus berikut: . x 100 . d = ----------------gram/cm3 (100 + W) . d = berat isi kering (gr/cm3)

W = kadar air (%) PanduanPraktikumLab.Uji Tanah 15 E. Pelaporan Gambarkan grafik berat isi tanah kering terhadap kadar air dari hasil percobaan. Kemudian gambarkan sebuah kurva yang paling mendekati dengan titik-titik yang digambarkan dan tentukan berat isi maksimum dari kurva tersebut dengan ketelitian 0,01 gram/cm3. Kadar air yang sesuai dengan berat isi kering maksimum, ini adalah kadar air opt imum dan harus dicatat dengan ketelitian 0,5 %. Setelah diketahui Wopt dan . d maksimum gambarlah zero air void line (ZAL) dengan rumus : Gx . W . d = -------------------1 + G + W . d = berat isi kering (gram/cm3) G = berat jenis tanah . W = berat isi air (gram/m3) W = kadar air (%) Grafik pemadatan tidak boleh memotong zero air void line dan pada harga kadar ai r yang tinggi menjadi sejajar dengan garis tersebut. Laporan harus mencantumkan hal-hal di bawah ini : a. Cara yang digunakan (cara A,B,C atau D) b. Bila cara C dan D yang dipergunakan apakah bahan tertahan saringan 19 mm (3/4 ") dibuang atau diganti. c. Jenis dari permukaan alat tumbuk. Catatan : 1. Tanah yang telah dipadatkan dapat dipergunakan lagi untuk percobaan bila buti r tanah tidak pecah akibat penumbukan. 2. Untuk cara C dan D bila diinginkan supaya presentase bahan kasar lewat saring an 50 mm (2") dan tertahan 4,75 mm (No. 4) dipertahankan sama seperti keadaan aslinya di Lapan gan, maka material yang tertahan saringan 19 mm (3/4") harus diganti sebagai berikut : bah an yang lewat saringan 50 mm (2") dan tertahan saringan 10 mm (2/4") diganti dengan bahan yang lewat saringan 19 mm (3/4") tertahan saringan 4,75 mm (No. 4) dengan jumlah yang sama. Bahan pe ngganti diambil dari sisa. 4. Untuk tanah yang berbutir halus (lanau dan lempung) petunjuk yang baik guna m endapatkan kadar air optimum adalah batas plastis. Kadar air optimum untuk pemadatan Modified kira-ki ra 2 sampai 4 % di bawah plastis. 5. Kerataan alat perata harus diperhatikan. 6. a. Alas untuk meletakkan cetakan waktu dilakukan pemadatan dapat dibuat dari beton denganberat tidak kurang dari 91 kg, dan diletakkan pada dasar yang relatif stabil. b. Bila di lapangan dapat dipergunakan lantai beton atau permukaan gorong-gorong persegi atau lantai jembatan. 7. Volume cetakan dikalibrasi menurut cara pemeriksaan berat isi agregat. 8. Cara pemadatan seperti gambar No. 1. Pemeriksaan

CBR LABORATORIUM PB 0113 76 (AASHTO T 193 74*) (ASTM D 1883 73*) A. Tujuan Untuk menentukan CBR (California Bearing Ratio) tanah dan campuran tanah agregat yang dipadatkan di laboratorium pada kadar air tertentu. CBR (California Bearing Ratio) adalah perbandingan antara beban penetrasi suatu bahan terhadap bahan standar dengan kedalaman dan kecepatan penetrasi yang sama. PanduanPraktikumLab.Uji Tanah 16 B. Peralatan dan Bahan 1. Peralatan a. Mesin penetrasi (loading machine) berkapasitas sekurang-kurangnya 4,45 ton (1 0.000 lb) dengan kecepatan penetrasi swebesar 1,27 mm per menit. b. Cetakan logam berbentuk silinder dengan diameter dalam 152,4 0,6609 mm dengan tinggi 177,8 0,13 mm. Cetakan harus dilengkapi dengan leher sambung dengan tinggi 50,8 dan ke ping alas logam yang berlubang-lubang dengan tebal 9,35 mm, diameter lubang tidak lebih da ri 1,59 mm. c. Piringan pemisah dari logam (spacer disk) dengan diameter 150,3 mm dan tebal 61,4 mm. d. Alat penumbuk sesuai dengancara pemeriksaan pemadatan. e. Alat pengukur pengembangan (swell) yang terdiri dari keping pengembangan yang berlubang dengan batas pengatur tripod logam dan arloji penunjuk. f. Keping beban dengan berat 2,27 kg, diameter 194,2 mm dengan lubang tengah dia meter 54,0 mm. g. Torak penetrasi dari logam berdiameter 49,5 mm, luas 1935 mm2 dan panjang tid ak kurang dari 101,6 mm. h. Satu buah arloji beban dan satu buah arloji pengukur penetrasi. i. Peralatan lain seperti talam, alat perata, tempat untuk merendam. j. Timbangan dengan ketelitian 5 gram. 2. Bahan a. 15 kg tanah. b. 16,5 kg campuran tanah agregat. c. Air secukupnya. d. Kertas saring. C. Prosedur Pelaksanaan 1. Persiapan Benda Uji Benda uji dipersiapkan menurut cara pemeriksaan pemadatan (Standard Compaction M odified). a. Ambil contoh kira-kira seberat 5 kg atau lebih untuk tanah dan 5,5 kg untuk c ampuran tanah agregat. b. Kemudian campur bahan tersebut dengan air sampaikadar air optimum atau kadar air lain yang dikehendaki. c. Pasang cetakan pada keeping alas dan timbang. Masukkan piringan penisah (spac er disk) di atas keping alas dan pasang kertas saring di atasnya. d. Padatkan bahan tersebut di dalam cetakan sesuai dengan cara standar atau modi fied. Bila benda uji akan direndam periksa kadar airnya sebelum dipadatkan. Bila benda uji

tersebut tidak direndam, pemeriksaan kadar air dilakukan setelah benda uji dikeluarkan dari cet akan. e. Buka leher sambung dan ratakan dengan alat perata. Tambal lubang-lubang yang mungkin terjadi pada permukaan karena lepasnya butir-butir kasar dengan baahanyang lebih halus.keluarkan piringan pemisah, balikkan dan pasang kembali cetakan berisi ben da uji pada keping alas dan timbang. f. Untuk pemeriksaan CBR langsung, benda uji ini telah siap untuk diperiksa. Bil a dikehendaki CBR yang direndam (soaked CBR) harus dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : Pasang keping pengembangan di atas benda uji dan kemudian pasang keping pemberat yang dikehendaki (seberat 4,5 kg) atau esuai engan keadaan beban perkerasan. Rendam cetakan beserta beban di dalam air sehingga air dapat meresap dari atas m aupun dari bawah. Pasang tripod beserta arloji pengukur pengembangan. Catat pembacaan pertama dan biarkan benda uji selama 96 jam. Permukaan air selama perendaman harus tetap (kira-kira 2,5 cm di atas permukaan benda uji). Tanah berbutir halus atau berbutir kasar yang dapat melalukan air lebih cepat da pat direndam dalam waktu yang lebih singkat sampai pembacaan arloji tetap. Pada akhi r perendaman catat pembacaan arloji pengembangan. Keluarkan cetakan dari bak air dan miringkan selama 15 menit sehingga air bebas mengalir habis. Jagalah agar selama pengeluaran air permukaan benda uji tidak terganggu. Ambil beban dari keping alas, kemudian cetakan beserta isinya ditimbang. Benda u ji CBR yang direndam telah siap untuk diperiksa. PanduanPraktikumLab.Uji Tanah 17 2. Pemeriksaan CBR a. Letakkan keping pemberat di atas permukaan benda uji seberat minimal 4,5 kg a tau sesuai dengan beban perkerasan. b. Untuk benda uji yang direndam beban harus sama dengan beban yang digunakan wa ktu perendaman. Letakkan pertama-tama keping pemberat 2,27 kg untuk mencegah mengembangnya permukaan benda uji pada bagian lubang keping pemberat. Pemberat selanjutnya dipasang setelah torak disentuhkan pada permukaan benda uji. c. Kemudian atur torak penetrasi pada permukaan benda uji sehingga arloji beban menunjukkan beban permulaan sebesar 4,5 kg. Pembebanan permulaan ini diperlukan untuk menjam in bidang sentuh yang sempurna antara torak dengan permukaan benda uji. Kemudian arloji pe nunjuk beban dan arloji penetrasi dinaikan. d. Berikan pembebanan dengan teratur sehingga kecepatan penetrasi mendekati kece patan 1,25 mm ; 0,187 mm ; 2,5 mm ; 3,75 mm ; 5 mm ; 7,5 mm ; 10 mm ; 12,5 mm. e. Catat beban maksimum dan penetrasinya bila pembebanan maksimum terjadi sebelu m penetrasi 12,5 mm.

f. Keluarkan benda uji dari cetakan dan tentukan kadar air dari lapisan atas ben da uji setebal 25,4 mm. g. Pengambilan benda uji untuk kadar air dapat diambil dari seluruh kedalaman bi la diperlukan kadar air rata-rata. Benda uji untuk pemeriksaan kadar air sekurang-kurangnya 10 0 gram untuk tanah berbutir halus atau sekurang-kurangnya 500 gram untuk tanah berbutir kasar . D. Perhitungan 1. Pengembangan (swell) adalah perbandingan antara perubahan tinggi selama peren daman terhadap tinggi benda uji semula dinyatakan dalam persen. 2. Hitung pembebanan dalam kg dan gambarkan grafik beban terhadap penetrasi. Pad a beberapa keadaan permulaan dari kurva beban cekung akibat dari ketidak teraturan permukaa n atau disebabkan oleh faktor lain. Dalam keadaan ini titik nolnya harus dikoreksi. 3. Dengan menggunakan harga-harga beban yang sudah dikoreksi pada penetrasi 2,54 mm dan 5,08 mm, hitung harga CBR dengan cara membagi beban standar masing-masing 70,31 kg/cm 2 dan 105,47 kg/cm2 dan kalikan dengan 100 harga CBR diambil harga pada penetrasi 2,54 mm. Umumnya harga CBR diambil pada penetrasi 5,08 mm bila harga yang ternyata lebih besar percobaan tersebut diulangi. Apabila percobaan ulangan ini masih tetap menghasilkan nilai CBR pada penetrasi 5,08 mm lebih besar dari nilai CBR pada penetrasi 2,54 mm maka harga CBR diambil harga penetra si 5,08 mm. Bila beban maksimum dicapai pada penetrasi sebelum 5,08 mm maka harga CBR diambi l dari beban maksimum dengan standar yang sesuai. E. Pelaporan Laporan harus mencantumkan hal-hal seperti berikut : 1. Cara yang dipakai untuk mempersiapkan dan memadatkan benda uji menurut pemada tan (modified). 2. Keadaan benda uji (direndam atau tidak direndam). 3. Berat isi kering benda uji sebelum direndam. 4. Berat isi kering benda uji setelah direndam. 5. Kadar air benda uji (%) sebelum dan sesudah direndam. 6. Kadar air setelah perendaman yang diambil dari lapisan atas benda uji setebal 25,4 mm. 7. Pengembangan (swell) dalam persen. 8. Harga CBR (direndam atau tidak direndam) dalam persen. Catatan : 1. Bila dikehendaki harga CBr dapat diperiksa pada kadar air atau berat isi keri ng yang berlainan. 2. Untuk menentukan CBR rencana ada beberapa cara diantaranya : Cara menurut buku Penetapan Tebal Perkerasan Bina Marga 0/PD/BM. Cara AASHTO T 193 74. 3. Berat isi kering dihitung dengan kadar air pada waktu perencanaan. PanduanPraktikumLab.Uji Tanah 18 4. Bila dikehendaki nilai CBR pada penetrasi 7,5 mm ; 10,0 mm ; dan 12,5 mm ; ba gi besarnya beban pada penetrasi yang bersangkutan masing-masing dengan 5700 ; 6900 ; 7800 pound d aan kalikan

dengan angka 100. Pemeriksaan KEKUATAN TEKANAN BEBAS (UNCONFINED COMPRESSIVE STRENGTH) PB 0114 76 (AASHTO T 208 70) (ASTM D 2166 66 ) A. Tujuan Menentukan besarnya kekuatan tekan bebas contoh tanah dan batuan yang bersifat k ohesif dalam keadaan asli maupun buatan (remoulded). Yang dimaksud dengan kekuatan tekan bebas adalah besarnya beban aksial per satua n luas pada saat benda uji mengalami keruntuhan atau pada saat regangan mencapai 20 %. B. Peralatan dan Bahan 1. Peralatan a. Mesin tekan bebas (unconfined compressive machine). b. Alat untuk mengeluarkan contoh (extruder). c. Cetakan benda uji berbentuk silinder dengan tinggi dua kali diameter. d. Pisau tipis dan tajam. e. Neraca dengan ketelitian 0,1 gram. f. Pisau kawat. g. Stopwatch. 2. Bahan a. Tanah. b. Kantong plastik. C. Benda Uji a. Benda uji yang dipergunakan berbentuk silinder. b. Benda uji mempunyai diameter minimal 2,2 cm dan tingginya diambil 2 kali diam eter. Biasanya dipergunakan benda uji dengan diameter 6,0 cm dan tingginya 10,6 cm. c. I . Untuk benda uji dengan diameter 3,3 cm besar butir maksimum yang terkandu ng dalam benda uji harus < 0,1 diameter benda uji. II. Untuk benda uji berdiameter 6,8 cm besar butir maksimum yang terkandung dala m benda uji harus < 1/6 diameter benda uji. III. Jika setelah pemeriksaan ternyata dijumpai butir yang > dari pada ketentuan tersebut di atas, hal ini dicantumkan dalam laporan. D. Prosedur Pelaksanaan 1. Persiapan Benda Uji a. Menyiapkan benda uji asli dari tabung contoh. 1) Contoh dikeluarkan dari tabung 1 2 cm dengan alat pengeluar contoh, kemudian dipotong dengan pisau kawat daan ratakan dengan pisau. 2) Pasang alat cetak benda uji di depan tabung contoh, keluarkan contoh dengan a lat pengeluar contoh (extruder) sepanjang alat cetak kemudian dipotong dengan pisau kawat. 3) Alat cetak yang berisi benda uji didirikan dengan ujung yang sudah dibentuk d i atas alas yang rata. Kemudian ujung sebelah atas diratakan dengan pisau. 4) Keluarkan benda uji dari alat cetak. b. Menyiapkan benda uji buatan. 1) Benda uji buatan bisa dipersiapkan dari bena uji bekas atau dari contoh lain yang tidak asli. 2) Dalam hal menggunakan benda uji bekas menyiapkan benda uji dari tabung sample , benda tersebut dimasukkan dalam kantong plastik kemudian diremas dengan jari sampai me rata.

PanduanPraktikumLab.Uji Tanah 19 Pekerjaan tersebut harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah udara masuk, memperoleh kepadatan yang merata dan penguapan yang merata. Padatkan benda uji tersebut pada cetakan. 3) Apabila menggunakan benda uji contoh tidak asli lain, benda uji dapat disiapk an dengan kadar air dan kepadatan yang ditentukan lebih dahulu. Jika dikehendaki benda uji tersebut dapat dijenuhkan lebih dulu sebelumdiperiksa. 2. Pelaksanaan Pemeriksaan a. Periksa kuat tekan beban dengan cara mengontrol regangan. b. Timbang benda uji dengan ketelitian 0,1 gram. Letakkan benda uji pada mesin t ekan bebas secara centris. Atau mesin diatur sehingga plat atas menyentuh permukaan benda u ji. c. Atur jarum arloji tegangan pada angka nol. Atur kedudukan arloji regangan pad a angka nol. d. Pembacaan beban dilakukan pada regangan-regangan 0,5 % , 1 %, 2 % dan seterus nya dengan kecepatan regangan sebesar 0,5 sampai 2 % per menit. e. Percobaan ini dilakukan terus sampai benda uji mengalami keruntuhan, keruntuh an ini dapat dilihat dari makin kecilnya beban walaupun regangan semakin besar. f. Jika regangan telah mencapai 20 % tetapi benda uji belum runtuh, maka pekerja an dihentikan. E. Perhitungan a. Besar tegangan aksial dihitung dengan rumus : . L . = ---------L0 Dimana : . = Regangan aksial (%). . L = Perubahan panjang benda uji (cm). L0 = Panjang benda uji semula (cm). b. Luas penampang benda uji rata-rata. A 0 A = -----------L 0 Dimana : A 0 = Luas penampang benda uji semula (cm2). c. Hitung besar tegangan normal dari : P p = -------(kg/cm2) A P =nx (kg). Dimana : n = Pembacaan arloji tegangan = Angka kalibrasi dari cincin penguji (Proving ring). F. Pelaporan 1. Hasil dilaporkan dalam bilangan desimal 1 angka di belakang koma. 2. Keterangan mengenai benda uji harus dicantumkan sebagai berikut : a. Contoh asli atau contoh buatan. b. Perbandingan tinggi dan diameter. c. Diskripsi visuil tanah. d. Kepadatan, kadar air dan derajat kejenuhan. 3. Catat setiap kondisi atau data lain yang dianggap perlu untuk menilai hasil p emeriksaan. 4. gambarkan grafik hubungan antara regangan dan tegangan, tegangan sebagai ordi nat dan regangan

sebagai absis. Tentukan harga maksimum tegangan atau harga tegangan pada reganga n 20 %. Catatan : 1. Untuk tanah yang getas kecepatan regangan diambil < 1 % per menit. 2. Besar sensitivitas suatu jenis tanah apat dihitung dari : qu st = -----qu PanduanPraktikumLab.Uji Tanah 20 Dimana : st = Sensitivitas. qu = Kuat tekan bebas benda uji asli. qu = Kuat tekan bebas benda uji buatan dengan berat isi yang sama dengan benda uj i asli. Pemeriksaan KEKUATAN GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR) PB 0116 76 (AASHTO T 236 72) (ASTM D 3080 72) A. Tujuan Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kohesi ( c ) dan sudut geser tanah ( . ). B. Peralatan dan Bahan 1. Peralatan a. Alat geser langsung terdiri dari : I. Setang penekan dan pemberi beban. II. Alat penggeser lengkap dengan cincin penguji (proving ring) dan 2 buah arloj i geser (extensiometer). III. Cincin pemeriksaan yang terbagi dua dengan penguncinya teretak dalam kotak. IV. Beban-beban. V. Dua buah batu pori. b. Alat pengeluar contoh dan pisau pemotong. c. Cincin cetak benda uji. d. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram. e. Stopwatch. f. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai ( 110 5 )C. 2. Bahan a. Tanah. b. Kertas saring. c. Air. C. Prosedur Pelaksanaan 1. Persiapan Benda Uji. a. Benda uji tanah dari tabung contoh. Contoh tanah asli dari dalam tabung ujungnya diratakan dan cincin cetak benda uj i ditekan pada ujung tanah tersebut, tanah dikeluarkan secukupnya untuk tiga benda uji. Pakai b agian yang rata sebagai alas dan ratakan bagian atasnya. b. Benda uji asli lainnya. Contoh yang dipergunakan harus cukup besar untuk membuat 3 buah benda uji. Persi apkan benda uji sehingga tidak terjadi kehlangan kadar air. Bentuk benda uji dengan ci ncin cetak. Dalam mempersiapkan benda uji terutama untuk tanah yang peka harus hati-hati gun a menghindarkan terganggunya struktur asli dari tanah tersebut. c. Benda uji buatan (dipadatkan).

Contoh tanah harus dipadatkan pada kadar air dan berat isi yang dikehendaki. Pem adatan dapat langsung dilakukan pada cincin pemeriksaan atau pada tabung pemadatan. d. Tebal minimum benda uji kira-kira 1,3 cm tapi tidak kurang dari 6 kali diamet er butir maksimum. e. Perbandingan diameter terhadap tebal benda uji minimal 2 : 1. untuk benda uji yang berbentuk empat persegi panjang atau bujur sangkar perbandingan lebar dan tebal minimal 2 : 1. Catatan : Untuk tanah lembek pembebanan harus diusahakan agaar tidak merusak benda uji. 2. Prosedur Pelaksanaan. a. Timbang benda uji. PanduanPraktikumLab.Uji Tanah 21 b. Masukkan benda uji ke dalam cincin pemeriksaan ang terlah terkunci menjadi sa tu dan pasanglah batu pori pada bagian atas dan bawah benda uji. c. Setang penekan dipasang vertikal untuk memberi beban normal pada benda uji da n diatur sehingga beban yang diterima oleh benda uji sama dengan beban yang diberikan pad a setang tersebut. d. Penggeser benda uji dipasang pada arah mendatar untuk memberi beban mendatar pada bagian atas cincin pemeriksaan. Atur pembacaan arloji geser sehingga menunjukkan angka nol. Kemudian buka kunci cincin pemeriksaan. e. Berikan beban normal pertama sesuai dengan beban yang diperlukan. Segera sete lah pembebanan pertama diberikan isilah kotak cincin pemeriksaan dengan air sampai p enuh di atas permukaan benda uji, jagalah permukaan ini supaya tetap selama pemeriksaan. f. Diamkan benda uji sehingga konsolidasi selesai. Catat proses konsolidasi ters ebut pada waktuwaktu 0115 76. tertentu sesuai cara pemeriksaan konsolidasi PB g. Seterlah konsolidasi selesai hitung t50 untuk menentukankecepatan penggeseran . Konsolidasi dibuat dalam tiga beban yang diperlukan. Kecepatan penggeseran dapat ditentukan dengan membagi deformasi geser maksimum dengan 50. Deformasi geser maksimum kira-kira 1 0 % diameter asli benda uji. h. Lakukan pemeriksaan sehingga tekanan geser konstan dan bacalah arloji geser s etiap 15 detik. i. Berikan beban normal pada benda uji kedua sebesar dua kali beban normal perta ma dan lakukan langkah-langkah ( f ), ( g ) dan ( h ). j. Berikan beban normal pada benda uji ketiga sebesar tiga kali beban normal per tama dan lakukan langkah-langkah ( f ), ( g ) dan ( h ). D. Perhitungan a. Hitung gaya geser (P) dengan jalan mengalikan pembacaan arloji geser dengan a ngka kalibrasi cincin penguji, dan hitunglah tegangan geser maksimum ( t ) yaitu gaya geser mak simum dibagi luas bidang geser. P max t = ------------

A t = Tegangan geser maksimum (kg/cm2) P max = Gaya geser maksimum (kg). A = Luas bidang geser benda uji (cm2). b. Buatlah grafik hubungan antara tekanan normal ( s ) dengan tegangan geser mak simum ( t ). Hubungkan ketiga titik yang diperoleh sehingga membentuk garis lurus yang memoto ng sumbu vertikal ( t ) pada harga kohesi ( c ) dan memotong sumbu horizontal ( s ) denga n sudut-sudut geser tanah ( . ) sesuai dengan persamaan : t = s tan . E. Pelaporan a. Uraian dari jenis alat yang dipakai. b. Ciri dan uraian dari pada contoh, apakah contoh tersebut termasuk asli, buata n, dipadatkan atau apakah tanah tersebut berstrata. c. Kadar air, berat isi basah, berat isi kering dan tebal. d. Semua data-data hasil pemeriksaan termasuk tekanan normal, jarak geser dan ha rga tahanan geser dan perubahan tebal dari benda uji. e. Grafik tegangan geser maksimum terhadap tegangan normal. PanduanPraktikumLab.Uji Tanah 22 PEMERIKSAAN K O N S O L I D A S I 0115 76 PB (AASHTO T 216 74 *) (ASTM D 2435 70 *) A. Tujuan Diharapkan dapat melakukan pengujian konsolidasi yang maksudnya untuk menentukan sifat pemampatan suatu jenis tanah, yaitu sifat-sifat perubahan isi dan proses keluarn ya air dari dalam pori tanah yang diakibatkan adanya perubahan tekanan vertical yang bekerja pada tanah tersebut. B. Peralatan dan Bahan Peralatan -Satu set alat konsolidasi yang terdiri dari alat pembebanan dan sel konsolidasi . -Arloji pengukur (ketelitian 0,01 mm dan panjang gerak tangkai minimal 1,0 cm) -Beban beban -Alat pengeluar contoh dari dalam tabung (extruder) -Pemotongan yang terdiri dari pisau tipis dan tajam serta pisau kawat -Pemegang cincin contoh -Neraca dengan ketelitian 0,1 gram -Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi -Stop watch Bahan -Tanah -Kertas saring -Air C. Prosedur Pelaksanaan Persiapan Benda Uji sampai 110 + 5 oC -Cincin (bagian dari sel konsolidasi) dibersihkan dan dikeringkan, ketelitian 0,1 gram. -Sebelum contoh dikeluarkan dari tabung, ujungnya diratakan dulu kemudian ditimbang sampai dengan jalan mengeluarkan

contoh tersebut 1 2 cm, kemudian dipotong dengan pisau. Permukaan ujung contoh i ni harus rata dan tegak lurus sumbu contoh. -Cincing dipasang pada pemegangnya, kemudia diatur sehingga bagian yang tajam be rada 0,5 cm dari ujung tabung contoh. -Contoh dikeluarkan dari tabung dan langsung masukan kedalam cincin sepanjang ki ra-kira 2 cm, kemudian dipotong. Agar diperoleh ujung yang rata pemotongan harus dilebihkan 0, 5 cm, kemudian diratakan dengan alat penentu tebal. Pemotongan harus dilakukan sehingga pisau p emotong tidak sampai menekan benda uji tersebut. Prosedur Pelaksanaan -Benda uji dan cincin kemudian ditimbang dengan ketelitian 0,1 gram -Tempatkan batu pori dibagian atas dan bawah dari cincin sehingga benda uji yang sudah dilapisi dengan kertas saring terakhir oleh kedua batu pori, masukan kedalam sel konsolid asi. -Pasanglah plat penumpu di atas batu pori. -Letakkan sel konsolidasi yang sudah terisi benda uji pada alat konsolidasi sehi ngga bagian yang runcing dari plat penumpu menyentuh tepat pada alat pembebanan. -Aturla kedudukan arloji kemudian dibaca dan dicatat. -Pasanglah beban pertama sehingga tekanan pada benda uji sebesar 0,25 kg / cm2, kemudian arloji dibaca dan dicatat pada 9,6 detik, 15 detik, 21,6 detik, 29,4 detik, 38,4 detik, 1 menit dan seterusnya 0115 76 A) setelah beban pertama dipasang. Biarkan beban per (sesuai formulir PB tama ini bekerja sampai pada bacaan arloji tepat (tidak terjadi penurunan lagi), biasanya 24 jam sudah dianggap cukup. Sesudah 1 menit pembacaan sel konsolidasi di isi dengan air. -Setelah pembacaan menunjukkan angka yang tepat atau setelah 24 jam catatlah pem bacaan arloji yang terakhir. Kemudian pasang beban yang kedua sebesar beban yang pertama sehin gga tekanan menjadi 2 kali. Kemudian baca dan catatlah arloji (dial) sesuai cara (f) di atas . PanduanPraktikumLab.Uji Tanah 23 -Lakukan cara (d) dan (g) untuk beban-beban selanjutnya. Beban-beban tersebut ak an menimbulkan 2 tekanan normal terhadap benda uji masing-masing sebesar : 0,25 kg/cm2 ; 0,50 kg/ cm ; 1,0 kg/cm2 2 ; 2,0 kg/cm2 ; 4,0 kg/cm ; 8,0 kg/cm2 ; dan seterusnya. -Besar beban maksimum sebetulnya tergantung kepada kebutuhannya, yaitu sesuai de ngan beban yang akan bekerja terhadap lapisan tanah tersebut. -Setelah pembebanan maksimum dan sesudah menunjukkan pembacaan yang tetap, kuran gilah beban dalam dua langkah sampai mencapai beban yang pertama. Misalnya jika dipaka i harga-harga tekanan dari 0,25 8,0 kg/cm2, maka sebaiknya beban dikurangi dari 8,0 menjadi 2, 0 kg/cm2, dan sesudah itu dari 2,0 menjadi 0,25 kg/cm2. Pada waktu beban dikurangi, setiap pem bebanan harus dibiarkan bekerja sekurang-kurangnya selama 5 jam. Arloji penunjuk hanya perlu d

ibaca sesudah 5 jam yaitu saat sebelum beban dikurangi lagi. -Segera setelah pembacaan terakhir dicatat, keluarkan cincin dan benda uji dari sel konsolidasi, ambillah batu pori dari permukaan atas dan bawah. Keringkan permukaan atas dan b awah benda uji. -Keluarkan benda uji dari cincin kemudian timbang dan tentukan berat kering dan kadar airnya D. Perhitungan -Hitunglah berat tanah basah, berat isi dan kadar air benda uji, sebelum dan ses udah percobaan serta hitung pula berat tanah keringnya (Bk). -Ada dua cara untuk menggambarkan hasil percobaan konsolidasi. Cara pertama adal ah membuat grafik penurunan terhadap tekanan, cara kedua adalah membuat grafik angka pori t erhadap tekanan. Pada kedua cara ini untuk harga-harga tekanan dipergunakan skala logaritmis. Bil a dipakai cara pertama, maka pembacaan penurunan terakhir pada setiap pembebanan digambarkan pa da grafik tekanan. bila dipakai cara kedua, maka dilakukan perhitungan seperti berikut : i) Menghitung tinggi efektif benda uji : B k Hitung Ht = A.G B Ht = tinggi efektif benda uji = tinggi butir-butiran tanah (jika dianggap menjad i satu) A = luas benda uji . G = berat jenis tanah k = berat tanah kering ii) Hitung besar penurunan total ( .H) yang terjadi pada setiap pembebanan. .H = pembacaan arloji pada permulaan percobaan dikurangi pembacaan arloji sesuda h pembeban yang bersangkutan. iii) Hitung angka pori semula (angka pori asli = eo) dengan rumus : Ho -Ht eo = Ht Ho = tinggi contoh semula iv) Hitung perubahan angka pori (.e) pada setiap pembebanan dari rumus : .H .e= Ht v) Hitung angka pori (e) pada setiap pembebanan dengan rumus : e = eo -. e vi) Gambarkanlah harga-harga angka pori ini pada grafik angka pori terhadap teka nan dengan mempergunakan skala logaritmis untuk tekanan. Hitunglah derajat kejenuhuan sebelum dan sesudah percobaan dengan rumus sebagai berikut : W.G Sr = derajat kejenuhan W = kadar air Sr = G = berat jenis tanah e e = angka pori Harga koefisien konsolidasi Cv. Hitunglah tinggi benda uji rata-rata (Hm) pada setiap pembebanan. Buatlah grafik pembacaan

penurunan terhadap akar pangkat dua dari waktu setiap pembebanan. Sebagian besar dari grafik ini merupakan garis lurus, dan titik potong garis ini dengan ordinat (O) dianggap se bagai titik 0 yang benar. PanduanPraktikumLab.Uji Tanah 24 Dari titik 0 ditarik garis OA dengan membuat jarak b = 1,15 a. Titik perpotongan garis OA ini dengan lengkung penurunan adalah harga t90 yaitu waktu untuk mencapai konsolidasi 90 %. Hitunglah harga koefisien konsolidasi pada setiap pembebanan dengan rumus : 0,212 Hm2 Dimana : Cv = koefesien konsolidasi (cm2/detik) Cv= t90 Hm = tinggi benda uji rata-rata pada pembebanan yang bersangkutan (cm) Gambar grafik hubungan antara Cv dan beban (skala logaritma) E. Pelaporan Pelaporan harus mencantumkan keterangan-keterangan sebagai berikut : -Identifikasi (pengenalan) dan deskripsi (uraian) dari benda uji termasuk apakah asli, buatan atau dipadatkan -Kadar air -Berat isi basah -Derajat kejenuhan -Berat jenis -Keadaan waktu pemeriksaan (kadar air asli) atau direndam -Grafik hubungan antara anka pori dan log tekanan atau penurunan dan log tekanan . -Grafik koefisien konsolidasi terhadap log tekanan. -Bila cara melakukan berbeda termasuk beban khusus Catatan : a) Setiap alat perlu diperhitungkan besar beban untuk mendapatkan tekanan sesuai dengan 4 h. b) Untuk memperhitungkan faktor pengaruh alat harus diadakan koreksi terhadap pe ngaruh alat dan dapat ditentukan dengan mempergunakan benda uji besi yang mempunyai ukuran sama dengan ukuran benda uji. Pembebanan dilakukan seperti biasa. Penurunan yang dibaca pada setiap pembebanan adalah harga koreksi yang diperlukan. c) Untuk menjaga supaya tidak terjadi perubahan pada kadar air semula, benda uji harus segera diperiksa. Benda uji tidak boleh dipasang dan dibiarkan dalam alat beberapa lama sebelum beban pertama diberikan. d) Pada permulaan percobaan, batu berpori harus benar-benar rapat pada permukaan benda uji dan plat penumpu serta alat pembebana harus rapat satu sama lainnya. Jika hal ini ti dak diperhatikan, maka pada pembebanan yang pertama mungkin diperoleh pembacaan penurunan yang jau h lebih besar dari pada harga sesungguhnya. e) Selama percobaan sel konsolidasi harus tetap penuh dengan air. f) Pada beberapa macam tanah tertentu ada kemungkinan bahwa pada pembebanan yang pertama akan terjadi pengembangan (Swelling) setelah sel konsolidasi di isi air. Bilaman a hal ini terjadi, pasanglah segera bennban yang kedua dan bacalah arloji penurunan seperti di atas . Jika

pembebanan yang kedua ini masih terjadi pengembangan, pasanglah beban ketiga, da n seterusnya sampai tidak terjadi pengembangan lagi. PanduanPraktikumLab.Uji Tanah 25 Catatan : 1. Setelah Selesai Praktikum tiap-tiap mahasiswa (kelompok) membuat laporan hasi l praktikum laboratorium yang terdiri atas : -Prosedur Percobaan -Data Hasil Percobaan (data mentah) -Data Hasil Analisa -Gambar-gambar dan grafik-grafik jika ada -Foto-foto peralatan -Analisa perhitungan data hasil percobaan 2. Laporan diasistensi minimal sebanyak 3 kali sebelum dijilid 3. Laporan diketik di atas kertas HVS kwarto (letter) 70 gram dengan jarak spasi 1,5 menggunakan jenis huruf arial atau times new roman. 4. Laporan dijilid bentuk jilid skripsi, sampul warna putih, tiap-tiap kelompok membuat satu laporan untuk disetor di laboratorium dan masing-masing anggota kelompok harus membuat arsip sebuah laporan untuk dimiliki. 5. Untuk keperluan pembuatan sertifikat laboratorium, tiap-tiap mahasiswa diwaji bkan menyetor pas foto hitam putih ukuran 3 x 4 cm sebanyak 2 (dua) lembar. PanduanPraktikumLab.Uji Tanah 26

You might also like