You are on page 1of 27

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Media Gambar Seri a.

Pengertian Media Secara harafiah media berarti perantara atau pengantar Accociation for education and communication technologi (AECT) mengartikan media sebagai segala bentuk yang dipergunakaan untuk proses penyaluran informasi (Zaenal, 1984:35). Oleh Sadiman media dikemukakan bahwa media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan (1993:6). Gagne (dalam Sadiman dkk, 1993:1) menyatakaan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dan lingkungannya. Siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Di jelaskan pula oleh Raharjo (1989:25) bahwa media adalah wadah dari pesan yang oleh sumbernya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut, materi yang diterima adalah pesan intruksional, dan tujuan yang dicapai adalah tercapainya proses belajar. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa media adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar yang berfungsi memperjelas makna pesan yang disampaikan sehingga tujuan pelajaran lebih baik dan sempurna. Media pembelajaran sangat beragam. Secara garis besar media dapat dikategorikan menjadi empat macam, yaitu media visual, media dengar, media proyeksi (proyected still), dan proyected motion media (royak dan Zukarnaen dalam Zaenudin, 1984:3).

10

11 Media adalah sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Mengingat banyaknya macam media maka guru harus dapat berusaha memilihnya dengan cermat agar dapat digunakaan dengan tepat. Adapun beberapa hal yang diperhatikan dalam memilih media, antara lain: 1) Tujuan Media yang dipilih hendaknya menunjang tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. 2) Ketepatgunaan Media yang digunakan hendaknya sesuai untuk menyampaikaan pesan yang hendak di komunikasikan atau di informasikan. 3) Tingkat kemampuan siswa Media yang di gunakan hendaknya sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, tingkat pendekatan terhadap pokok masalah, besar kecilnya kelompok, atau jangkauan penggunaan media tersebut. 4) Biaya Biaya hendaknya seimbang dengan hasil yang telah diharapkan dan sesuai dengan dana yang tersedia. 5) Ketersediaan Apakah media yang digunakan cukup tersedia atau tidak? Apakah ada pergantian media media yang lain yang relevan? Apakah direncanakan untuk perorangan atau untuk kelompok? 6) Mutu Teknis

12 Kualitas media harus dipertimbangkan, jika media sudah rusak, kurang jelas atau terganggu, sehingga menganggap proses transfer informasi atau tidak menarik, kurang bisa dipahami (Daryanto, 1993:3). b. Gambar seri Apa bila sudah berbicara tentang media maka kita tidak lepas dari alat yang dipergunakan oleh seseorang untuk menunjang terjadinya proses belajar mengajar yang kompleks guna untuk menunjang pembelajaran itu sendiri serta untuk menarik perhatian dalam motifasi anak didik. Menurut Imam Supardi (1989:27) media gambar adalah suatu jenis media pengajaran yang berupa reproduksi bentuk aksi dalam dua dimensi dan gambar tersebut berupa photo atau lukisan. Seiring dengan dikemukakannya pengertian media gambar maka dapat pula dipetik pengertian dari media kartu gambar seri. Gambar seri dapat digunakan sebagai media pembelajaran dengan tujuan memungkinkan belajar secara efisien & efektif, dan dapat menarik perhatian siswa. Menurut Azhar (2003: 111) gambar seri adalah kumpulan dari beberapa gambar yang menceritakan suatu kejadian atau peristiwa yang menarik yang disusun secara acak atau berurutan untuk dijadikan sebuah cerita. Sedangkan menurut Arif (2003: 29), yang dimaksud dengan gambar seri adalah rangkaian beberapa gambar yang membuat sebuah cerita. Jadi menurut penulis gambar seri merupakan serangkaian gambar yang tersusun secara berurut atau acak sehingga dapat membentuk sebuah cerita.

13 1) Fungsi Gambar Seri Penggunaan gambar seri dalam proses pembelajaran akan dapat memfokuskan perhatian siswa terhadap pelajaran sehingga tidak

membosankan dan dapat meningkatkan hasil belajar. Gambar seri juga dapat menarik minat siswa untuk mengungkapkan idea atau gagasan dalam bentuk tulisan. Menurut Basuki (1991: 28) Media gambar seri dalam proses belajar mengajar dapat berfungsi untuk 1) mengembangkan kemampuan visual. 2) mengembangkan imajinasi. 3) membantu meningkatkan penguasaan anak terhadap hal-hal yang abstrak, dan 4) mengembangkan kreativitas anak. 2) Kelebihan dan kelemahan media gambar seri Setiap media memiliki kelebihan dan kekurangan begitu juga dengan media kartu gambar seri. Menurut Subana (2001:324) bahwa kelebihan media gambar seri adalah Mudah dibuat, mudah disimpan, dapat dibawa kemana pergi, memberikan informasi langsung, murah harganya dan dapat digunakan tanpa memerlukan peralatan khusus. Selain memiliki kelebihan media gambar seri juga memiliki kekurangan,kekurangannya yaitu kadang-kadang ukuran terlalu kecil,tidak bisa menyampaikan ke wujud makna secara keseluruhan. Dari uraian pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa media kartu gambar seri mempunyai kelebihan yakin mudah di peroleh dimana saja serta dapat menterjemahkan ide-ide atau gagasan dalam bentuk yang nyata, mudah cara pemakaiannya karena tidak menggunakan peralatan

14 yang canggih serta harganya relative murah dan dapat digunakan dalam berbagai disiplin ilmu. Disamping ada kelebihan media kartu gambar seri juga mempunyai kekurangan. Kekurangannya yaitu karena berdimensi dan sukar mewakili bentuk sebenarnya, gambar tidak dapat memperlihatkan gerak

sepertihalnya gambar hidup, siswa tidak selalu dapat menginterpretasikan isi gambar. 3) Manfaat Kartu Gambar Seri Melihat dari banyaknya sisi kelebihan media kartu gambar seri maka dapat dirasakan manfaat penggunaan kartu gambar berseri. Menurut Subana (2001: 322) bahwa manfaat media kartu gambar seri antara lain sebagai berikut: a) Menimbulkan daya tarik pada diri siswa b) Mempermudah pengertian pada diri siswa c) Memudahkan penjelasan yang sifatnya abstrak sehingga siswa lebih mudah memahami apa yang dimaksud. d) Memperjelas bagian-bagian yang penting menyangkut suatu uraian. Dapat dimaknai bahwa media kartu gambar seri bermanfaat untuk menimbulkan daya tarik anak dalam belajar, sehingga dapat memudahkan anak dalam memahami hal yang sedang dipelajarinya.

2. Materi Gerakan Shalat a. Pengertian Shalat

15 Dalam Agama Islam shalat merupakan ibadah wajib yang harus dilakukan oleh setiap orang yang telah mencapai akil baliq, yang juga merupakan rukun Islam kedua setelah mengucapkan kalimat syahadah. Begitu agung kedudukannya di dalam Islam sehingga Rasulullah SAW menyebutnya sebagai pilar agama Islam. Shalat berasal dari bahasa Arab yaitu As-Sholah adapun pengertian Sholat secara bahasa (Etimologi) berarti doa, sebagaimana tertera dalam surah At-Taubah ayat ke 103, sedangkan secara Istilah (Terminologi) shalat adalah perkataan dan perbuatan tertentu/khusus yang dibuka/dimulai dengan takbir (takbiratul ihram) diakhiri/ditutup dengan salam. Adapun menurut Nuhuyanan, Kadir (2002:19) shalat secara istilah ialah ibadah dalam bentuk perkataan dan perbuatan tertentu dengan menghadirkan hati secara ikhlas dan khusyu, dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan. Sementara Abbas (1991:2) mengartikan sebagai at-tadliem yang berarti mengagungkan karena dalam shalat terdapat pengagungan terhadap rabb (Allah). Shalat merupakan rukun perbuatan yang paling penting dianatara rukun Islam yang lain sebab ia mempunyai pengaruh yang baik bagi kondisi akhlak manusia. Shalat didirikan sebanyak lima kali setiap hari, dengannya akan didapatkan pengaruh yang baik bagi manusia dalam suatu masyarakatnya yang merupakan sebab tumbuhnya rasa persaudaraan dan kecintaan diantara kaum muslimin ketika berkumpul untuk menunaikan ibadah shalat di salah satu rumah milik Allah, mesjid.

16 Permasalahan shalat merupakan permasalahan yang sangat penting, khususnya yang berkaitan dengan tata caranya, disamping beberpa permasalahan lain yang berkaitan dengan ibadah yang agung ini, seperti cara berwudhu, kiat shalat dengan khusyu dan lain-lain. Sehingga Rasulullah SAW memerintahkan kaum muslimin agar mengikuti cara shalat beliau. Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW bersabda: Shalatlah kamu

sebagaimana kamu lihat aku shalat HR. Bukhari, muslim dan Ahmad dalam Nasruddin (2006:46) b. Sejarah dan Dalil Kewajiban Sholat Perintah tentang diwajibkannya mendirikan sholat tidak seperti Allah mewajibkan zakat dan lainnya. Perintah mendirikan shalat yaitu melalui suatu proses yang luar biasa yang dilaksanakan oleh Rasulullah SAW yaitu melalui Isra dan Miraj, dimana proses ini tidak dapat dipahami hanya secara akal melainkan harus secara keimanan sehingga dalam sejarah digambarkan setelahnya Nabi melaksanakan Isra dan Miraj umat Islam ketika itu terbagi tiga golongan yaitu, yang secara terang-terangan menolak kebenarannya itu, yang setengah-tengahnya dan yang yakin sekali kebenarannya. Dilihat dari prosesnya yang luar biasa maka shalat merupakan kewajiban utama, yaitu mengerjakan shalat dapat menentukan amal-amal yang lainnya, dan mendirikan shalat berarti mendirikan agama dan banyak lagi yang lainnya. Al-Quran surat Al-Baqarah, 43 yang artinya: dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat dan apa-apa yang kamu usahakan dan kebaikan bagi dirimu, tentu kamu akan dapat pahalanya pada sisi Allah sesungguhnya Allah Maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan.

17 Al-Quran surat An-Nuur ayat 56 yang artinya Dan kerjakanlah shalat, berikanlah zakat, dan taat kepada Rasul agar supaya kalian semua diberi rahmat. Dari dalil-dali Al-Quran di atas tidak kata-kata perintah shalat dengan perkataan laksanakanlah tetapi semuanya dengan perkataan dirikanlah. Dari unsur kata-kata melaksanakan itu tidak mengandung unsur batiniah sehingga banyak mereka Islam dan melaksanakan shalat mereka tetapi masih berbuat keji dan munkar. Sementara kata mendirikan selain mengandung unsur lahir juga mengandung unsur batiniah sehingga apabila shalat telah mereka dirikan, maka mereka tidak akan berbuat jahat.

c. Hukum, Syarat, Rukun dan Pembelajaran Shalat Hukum shalat fardhu lima kali sehari adalah wajib bagi orang yang telah dewasa atau akil baligh serta normal tidak gila. Tujuan shalat adalah untuk mencegah perbuatan keji dan munkar. Secara bahasa, syruuth (syarat-syarat) adalah jamak dari kata syarth yang berarti alamat. Sedangkan menurut istilah adalah apa-apa yang ketiadaanya menyebabkan ketidak adaan (tidak sah), tetapi adanya tidak mengharuskan (sesuatu itu ) ada (sah). Contohnya, jika tidak ada thaharah (kesucian) maka shalat tidak ada (yakni tidak sah), tetapi adanya thahar tidak berarti adanya shalat (belum memastikan sahnya shalat karena harus memenuhi syarat-

syarat yang lainnya, rukun-rukunnya, hal-hal yang wajibnya dan menghindari hal-hal yang membatalkannya). Adapun yang dimaksud dengan syarat-syarat shalat di sini ialah syarat-syarat sahnya shalat tersebut.

18 Shalat tidak akan sah kecuali jika memenuhi syarat-syarat, rukun dan wajib serta menghindari hal-hal yang akan membatalkannya. Adapun syaratsyaratnya ada sembilan: 1) Beragama Islam Lawannya adalah kafir. Orang kafir amalannya tertolak walaupun dia banyak mengamalkan apa saja, dalilnya firman Allah, Tidaklah pantas bagi orang-orang musyrik untuk memakmurkan masjid-masjid Allah padahal mereka menyaksikan atas diri mereka kekafiran. Mereka itu, amal-amalnya telah runtuh dan di dalam nerakalah mereka akan kekal. (Q.S A-Taubah:17) Dan firman Allah, Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan. (Q.S. Al-Furgqan:230). Shalat tidak akan diterima selain dari seorang muslim, dalilnya firman Allah, Barang siapa mencari agama selain agama Silam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. 2) Sudah Baligh dan berakal Baligh maksudnya adalah orang yang telah mencapai umur atau tanda-tanda tertentu yang mewajibkannya untuk shalat sementara berakal yaitu anak-anak yang sudah dapat membedakan anatara yang baik dan yang buruk, dimulai dari umur sekitar tujuh tahun. Jika sudah berumur tujuh tahun maka mereka diperintahkan untuk melaksanakan shalat, berdasarkan sabda Nabi SAW, Perintahkanlah anak-anak kalian shalat ketika berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka ketika berumur sepuluh

19 tahun (jika mereka enggan untuk shalat) dan pisahkanlah mereka di tempat tempat tidur mereka masing-masing. (H.R. Al-Hakim, Al-Imam Ahmad dan Abu Dawud)

3) Suci Dari Hadast dan Najis Hadast yang dimaksud adalah hadast besar seperti janabah dan haid, dihilangkan dengan mandi, yakni mandi janabah dan hadats ashghar kecil yang dihilangkan dengan wudhu sesuai sabda Rasulullah SAW, Allah tidak akan menerima shalat tanpa bersuci. (H.R. Muslim dan selainnya), dan sabda yang lain, Allah tidak akan menerima shalat orang yang berhadats hingga dia berwudhu (HR. muttafaqunalaih). Adapun suci dari najis adalah suci seluruh anggota badan termasuk juga tempat di mana kita akan melaksanakan shalat. 4) Menutup Aurat Menutup aurat dengan apa yang tidak menampakkan kulit (dan bentuk tubuh), berdasarkan sabda Rusullah SAW, Allah tidak akan menerima shalat wanita yang telah haid (yakni yang telah baligh) kecuali dengan khimar (pakaian yang menutup seluruh tubuh, seperti mukenah). (HR. abu Dawud) sedangkan batasan aurat laki-laki ialah dari pusar hingga lutut. 5) Masuknya Waktu Shalat Firman Allah, Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (Q.S. An-Nisa:103) diapahami dari hadits di atas bahwa diwajibkan shalat dalam waktu-waktu

20 yang telah ditentukan. Dalil tentang waktu-waktu itu adalah firman Allah, Dirikanlah shalat dari sesudah tergelincirnya matahari sampai gelap malam dan (dirikanlah pula shalat) shubuh. Sesungguhnya shalat Shubuh itu disaksikan (oleh malaikat). (Q.S. Al-Israa:78) 6) Menghadap Kiblat Tentang shalat menghadap kiblat berdasarkan firman Allah, Sungguh Kami melihat wajahmu sering menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil-Haram, dan di mana saja kalian berada maka palingkanlah wajah kalian ke arahnya. (QS. AlBaqarah:144) Adapun rukun shalat adalah sesuatu yang harus dikerjakan dalam memulai suatu pekerjaan, rukun di sini berarti bagian yang poko, rukunrukun tersebut adalah; a) Niat Shalat Berniat shalat di dalam hati, sedangkan melafazkannya adalah bidah (karena tidak ada dalilnya). Dalil wajibnya niat adalah hadits yang masyhur, Sesungguhnya amal-amal itu didasari oleh niat dan sesungguhnya setiap orang akan diberi (balasan sesuai niatnya. (Muttafaqun alaih dari umar Ibnul Khaththab) b) Berdiri tegak pada shalat fardhu bagi yang mampu Dalilnya firman Allah, Jagalah shalat-shalat dan shalat wustha shalat Ashar), serta berdirilah untuk Allah dengan khusyu. (QS. AlBaqarah:238). Rasulullah SAW bersabda, Shalatlah dengan

21 berdiri(HR. Al-Bukhary) di sini ada pengecualian bagi yang tidak mampu. c) Takbiratul-ihram Yaitu ucapan: Allahu Akbar, tidak boleh dengan ucapan lain. Dalilnya hadits, Pembukaan (dimulainya) shalat dengan takhir dan penutupnya dengan salam. (HR.Abu Dawud dan dishahihkan AlHakim) Juga hadits tentang orang yang salah shalatnya, Jika kamu telah berdiri untuk shalat maka bertakbirlah. d) Membaca Al-Fatihah Membaca Al-Fatihah adalah rukun pada tiap rakaat sebagaimana dalam hadits, Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca AlFatihah. (Muttafaqun alih) e) Rukuk f) Itidal (berdiri tegak setelah rukuk) g) Sujud dengan tujuh anggota tubuh h) Duduk di antara dua sujud i) Duduk tasyahud akhir j) Membaca tasyahud akhir k) Membaca salawat Nabi pada tasyahud akhir l) Membaca Salam m) Tertib, berurutan mengerjakan rukun-rukun shalat

d. Tata Cara Shalat dan Peranan

22 Dalam pelaksanaannya shalat dilakukan menurut pemahaman berbagai ulama yang berbeda-beda, tetapi selama dalam batas-batas kaidah yang benar, maka hal itu adalah wajar. Menurut sebagian ulama diantaranya Syaikh Abdulaziz bin Abdullah bin Baz, Syaikh Shalih bin Muhammad Al-Utsaimin, Syaikh bin Jabrin, tata cara tersebut adalah: 1) Menghadap kiblat kemudian mengucapkan Takbiratul ihram. Allahu Akbar, mengucapkan takbiratul ihram adalah rukun shalat, tidak sah shalat tanpa mengucapkannya. 2) Mengangkat kedua tangan setentang dengan merapatkan jari jemari. Berdasarkan hadits Malik bin Al-Huwaints bahwa ia berkata: Rasulullah SAW biasa mengangkat kedua tangannya setentang telinga setiap kali takbir. 3) Menggenggam pergelangan tangan kanan serta melatakkannya di atas dada. Berdasarkan hadits riwayat An-Nisa yang telah dinyatakan shalih oleh syaikh Al-Albani, atau meletakkan telapak tangan kanan di atas telapak tangan kiri serta meletakkannya di atas dada. 4) Mengarahkan pandangannya ke tempat sujud. 5) Membaca doa iftitah. 6) Membaca surat Al-Fatihah di setiap rakaat. 7) Membaca surat yang dihafal. 8) Rukuk sambil mengucapkan takbir dengan mengangkat kedua tangan setentang bahu atau telinga. Hendaknya membaca doa rukuk. 9) Itidal, bangkit dari rukuk seraya mengucapkan

Samiallahulimanhamidah sampai berdiri tegak.

23 10) Sujud seraya mengucapkan Allahu Akbar. 11) Iftirasy atau gerakan duduk di antara dua sujud yaitu duduk dengan bertumpul di atas telapak kaki kiri dan menegakkan telapak kaki kanan, sementara dibenarkan meletakkan telapak tangan di atas kedua paha atau pada lutut. 12) Duduk tasyahud awal yang dimaksud adalah gerakan sama dengan duduk iftirasy dengan meletakkan tangan di atas paha adapun posisi jari kanan adalah sebagai berikut: jari manis dan jari kelingking digenggam, sementara jari tengah ditautkan dengan ibu jari serta menginsyaratkan dengan jari telunjuk saat berdoa. 13) Duduk tasyahud akhir, dilakukan dengan bertawarruk yaitu

menegakkan/merebahkan telapak kaki kanan dan mengeluarkan telapak kaki kiri dari bawah betis kaki kanan dengan menjadikan lantai tempat betelekan, sementara posisi jari kanan sama seperti pada duduk tasyahud awal dan disertai membaca tahiyat akhir. 14) Mengucapkan salam dengan memalingkan wajah ke kanan dan ke kiri.

e. Hal-hal Yang Membatalkan Shalat Shalat akan batal (tidak sah apa bila salah satu rukunnya tidak dilaksanakan atau ditinggalkan dengan sengaja. Shalat juga akan batal dengan hal-hal tersebut di bawah ini: 1) Berhadast 2) Terkena najis yang tidak termaafkan

24 3) Berkata-kata dengan sengaja walaupun dengan satu huruf yang memberi pengertian 4) Terbuka auratnya 5) Mengubah niat, misalnya ingin memutuskan shalat 6) Makan dan Minum meskipun sedikit 7) Bergerak berturut-turut tiga kali 8) Membelakangi kiblat 9) Menambahkan rukun dalam shalat, seperti menambah rukuk dan sujud 10) Tertawa terbahak-bahak 11) Mendahului imam dengan sengaja 2 rukun, jika shalat berjamaah 12) Murtad, artinya ke luar dari Islam

3. Perkembangan motorik Kasar Anak a. Pengertian Perkembangan Motorik Anak Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir antara susunan saraf, otot, dan spinal cord. Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Perkembangan motorik anak dibagi menjadi dua: 1) Keterampilan atau gerakan kasar seperti berjalan, berlari, melompat, naik turun tangga. 2) Keterampilan motorik halus atau keterampilan manipulasi seperti menulis, menggambar, memotong, melempar dan menagkap bola serta memainkan

25 benda-benda atau alat-alat mainan (Curtis,1998; Hurlock, 1957 dalam Yusuf 2002) c. Motorik kasar anak usia dini Keterampilan motorik kasar adalah bagian dari aktivitas motorik yang mencakup keterampilan otot-otot besar. Gerakan ini lebih menuntut kekuatan fisik dan keseimbangan, seperti merangkak, berjalan, berlari, melompat atau berenang. Pada usia dini diharapkan telah mampu melakukan gerakan-gerakan motorik kasar seperti, menurunkan tangga langkah demi langkah, tetap seimbang ketika berjalan mundur, berlari dan langsung menendang-nendang bola, melompat-lompat dengan kaki bergantian, melompati selokan selebar setengah meter dengan satu kaki, berjinjit dengan tangan di pinggul, melambungkan bola tenis dengan satu tangan dan menangkapnya dengan menggunakan dua tangan, menyentuh jari kaki tanpa menekuk lutut, mengendarai sepeda roda tiga dan membuat belokan tajam dengan sepeda roda tiga, memanjat tanggatangga di lapangan bermain. Sesuai dengan perkembangan kemampuan melakukan gerakan motorik kasar seperti contoh-contoh yang diuraikan di atas, maka sebagaimana yang sering kita lihat, alat permainan yang umumnya disediakan di Taman Kanakkanak yang akan mendukung perkembangan kemampuannya tersebut lebih banyak berupa alat-alat permainan yang menuntut keseimbangan dan kekuatan fisik serta kecekatan dan kecepatan gerak. b. Motorik Halus Anak Usia Dini

26 Bila kita mengamati anak-anak yang sedang bermain di halaman sekolah Taman Kanak-kanak terlihat bahwa sebagian besar dari mereka selalu bergerak, berlari-lari dan seringkali dengan kecepatan yang cukup tinggi. Mereka belum terlalu mampu untuk memperkirakan kecepatan dan gerakangerakan yang tepat, selain karena daya antisipasi (kemampuan

memperkirakan) mereka belum berkembang dengan baik, pengendalian emosi dan gerak merekapun belum cukup memadai, sehingga peluang untuk mengalami resiko kecelakaan pada usia ini masih cukup besar. Alat-alat permainan yang disediakan untuk mereka selain memang bermanfaat, juga dapat menimbulkan bahaya bagi keselamatan dan keamanan dirinya. Kesadaran mereka terhadap bahaya juga masih kurang, sehingga perilakunya seringkali tampak seolah-olah ia tidak takut akan bahaya dan terkesan nekat. Oleh karena itu seharusnya guru AUD menyadari hal ini dan melakukan upaya-upaya pengamanan dan pencegahan yang cukup matang. Cara yang dapat dilakukan untuk itu, selain harus mengingatkan anak-anak untuk berhatihati, juga melakukan pengawasan langsung selama mereka bermain. Harus selalu ada beberapa guru yang bertugas menemani dan mengawasi anak-anak selama mereka bermain di halaman sekolah. Kecelakaan yang terjadi pada anak di sekolah sepenuhnya adalah tanggung jawab guru, walaupun sebenarnya hal itu seringkali karena ulah mereka sendiri. Dan orang tua sangat menekankan masalah keamanan dan kepercayaan terhadap sekolah dalam menentukan pilhan sekolah bagi anaknya yang masih Taman Kanak-kanak.

c. Motorik Halus Anak Usia Dini

27 Motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan aktivitas otot otot kecil atau halus; gerakan ini lebih menuntut koordinasi mata dan tangan dan kemampuan pengendalian yang baik, yang memungkinkannya untuk melakukan ketepatan dan kecermatan dalam gerakan-gerakannya. Yang termasuk gerakan motorik halus ini antara lain adalah kegiatan mencoret, melempar, menangkap bola, meronce manik-manik, menggambar, menulis, menjahit dan lain-lain. Keterampilan ini berkembang lebih lambat dibandingkan dengan keterampilan motorik kasar karena memang tuntutannya lebih tinggi. Anak usia pra sekolah diharapkan sudah menguasai beberapa keterampilan yang menuntut kemampuan motorik halus ini, seperti menggunakan gunting dengan baik meskipun belum lurus, melipat kertas dan memasukkan surat ke dalam amplop, membawa secangkir teh sejauh beberapa meter tanpa tumpah, memasukkan benang ke dalam jarum, mengoleskan selai di atas roti, mengikat tali sepatu, membentuk berbagai obyek dengan tanah liat, mencuci dan mengeringkan muka tanpa membasahi baju, membuka dan memasang kancing baju serta melepas ikat pinggang dan lain-lain. Sesuai dengan perkembangan motorik halus yang sudah harus dicapainya tersebut, maka kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada anak usia dini harus diarahkan untuk meningkatkan keterampilannya dalam hal itu. Hal ini penting, karena seperti telah diuraikan sebelumnya, hanya kesempatan dan latihanlah yang diyakini akan dapat meningkatkan keterampialan anak dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang menuntut gerakan motorik halus tersebut.

28 Kemampuan motorik halus bisa dikembangkan dengan cara anak-anak menggali pasir dan tanah, menuangkan air, mengambil dan mengumpulkan batu-batu, dedaunan atau benda-benda kecil lainnya dan bermain permainan di luar ruangan seperti kelereng. Pengembangan motorik halus ini merupakan modal dasar anak untuk menulis. Seperti halnya pada kegiatan motorik kasar yang dilakukan oleh anak usia sekolah, kegiatan motorik haluspun mengandung resiko kecelakaan tertentu. Tetapi karena untuk dapat melakukannya anak dituntut untuk lebih tenang dan lebih memusatkan perhatian dan mengendalikan geraknya, maka resiko tersebut diharapkan lebih kecil. Perkembangan motorik berbeda dari setiap individu, ada orang yang perkembangan motoriknya sangat baik, seperti para atlit, ada juga yang tidak seperti orang yang memiliki keterbatasan fisik. Gender pun memiliki pengaruh dalam hal ini, sesuai dengan pendapat Sherman (1973) yang menyatakan bahwa anak perempuan pada usia middle childhood kelenturan fisiknya 5% 10 % lebih baik dari pada anak laki-laki, tapi kemampuan fisik atletis seperti lari, melompat dan melempar lebih tinggi pada anak laki-laki dari pada perempuan. Perkembangan motorik beriringan dengan proses pertumbuhan secara genetis atau kematangan fisik anak, Motor development comes about through the unfolding of a genetic plan or maturation (Gesell, 1934 dalam Santrock, 2007). Anak usia 5 bulan tentu saja tidak akan bisa langsung berjalan. Dengan kata lain, ada tahapan-tahapan umum tertentu yang berproses sesuai dengan kematangan fisik anak.

29 Teori yang menjelaskan secara detail tentang sistematika motorik anak adalah Dynamic System Theory yang dikembangkan Thelen & whiteneyerr. Teori tersebut mengungkapkan bahwa untuk membangun kemampuan motorik anak harus mempersepsikan sesuatu di lingkungannya yang memotivasi mereka untuk melakukan sesuatu dan menggunakan persepsi mereka tersebut untuk bergerak. Kemampuan motorik merepresentasikan keinginan anak. Misalnya ketika anak melihat mainan dengan beraneka ragam, anak mempersepsikan dalam otaknya bahwa dia ingin memainkannya. Persepsi tersebut memotivasi anak untuk melakukan sesuatu, yaitu bergerak untuk mengambilnya. Akibat gerakan tersebut, anak berhasil mendapatkan apa yang di tujunya yaitu mengambil mainan yang menarik baginya..to develop motor skill, infants must perceive something in the environment that motivates them to act and use their perceptions to fine-tune their movement. Motor skills represent solutions to the infants goal. Teori tersebut pun menjelaskan bahwa ketika bayi di motivasi untuk melakukan sesuatu, mereka dapat menciptakan kemampuan motorik yang baru, kemampuan baru tersebut merupakan hasil dari banyak faktor, yaitu perkembangan sistem syaraf, kemampuan fisik yang memungkinkannya untuk bergerak, keinginan anak yang memotivasinya untuk bergerak, dan lingkungan yang mendukung memperolehan kemampuan motorik. Selain berkaitan erat dengan fisik dan intelektual anak, kemampuan motorik pun berhubungan dengan aspek psikologis anak. Damon & Hart, 1982 (Petterson 1996) menyatakan bahwa kemampuan fisik berkaitan erat dengan self-image anak. Anak yang memiliki kemampuan fisik yang lebih baik di

30 bidang olah raga akan menyebabkan dia dihargai teman-temannya. Hal tersebut juga seiring dengan hasil penelitian yang dilakukan Ellerman, 1980 (Peterson, 1996) bahwa kemampuan motorik yang baik berhubungan erat dengan self-esteem. Fisik atau tubuh manusia merupakan system organ yang kompleks dan sangat mengagumkan. Semua organ ini terbentuk pada periode prenatal (dalam kandungan). Kuhlen dan Thomshon. 1956 (Yusuf, 2002) mengemukakan bahwa perkembangan fisik individu meliputi empat aspek, yaitu (1) system syaraf yang sangat mempengaruhi perkembangan kecerdasan dan emosi; (2) otot-otot yang mempengaruhi perkembangan kekuatan dan kemampuan motorik; (3) kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya pola-pola tingkah laku baru, seperti pada remaja berkembang perasaan senang untuk aktif dalam suatu kegiatan yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis; dan (4) struktur fisik/tubuh yang meliputi tinggi, berat dan proposi.

d. Pentingnya Perkembangan Motorik Ada 5 prinsip utama perkembangan motorik yaitu kematangan, urutan, motivasi, pengalaman, dan praktik (Malina & Bouchard, 1991). 1) Kematangan Kemampuan anak melakukan gerakan motorik sangat ditentukan oleh kematangan syaraf yang mengatur gerakan tersebut. Pada waktu anak dilahirkan, syaraf-syaraf yang ada di pusat susunan syarat belum berkembang dan berfungsi sesuai dengan fungsinya, yaitu mengontrol gerakan-gerakan motorik. Pada usia 5 tahun syaraf-syaraf ini sudah mencapai kematangan, dan menstimulasi berbagai kegiatan motorik. Otot-otot besar mengontrol

31 gerakan motorik kasar, seperti berjalan, berlari, melompat dan berlutut, berkembang lebih cepat bila dibandingkan dengan otot-otot halus yang mengontrol kegiatan motorik halus, seperti menggunakan jari-jari tangan untuk menyusun puzzel, memegang pensil atau gunting membentuk dengan plastisin atau tanah liat, dan sebagainya. 2) Urutan Pada usia 5 tahun anak telah memiliki kemampuan motorik yang bersifat kompleks, yaitu kemampuan untuk mengkoordinasikan gerakan motorik dengan seimbang seperti berlari sambil melompat, mengendarai sepeda. 3) Motivasi Motivasi yang datang dari dalam diri anak perlu didukung dengan motivasi yang datang dari luar. Misalnya, dengan memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan berbagai kegiatan gerak motorik serta menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang dibutuhkan anak. Pengaruh kesempatan dan kebebasan anak untuk bergerak pada usia muda mengandung implikasi terhadap pentingnya perkembangan keterampilan gerak anak. Kurangnya kesadaran orang dewasa termasuk guru-guru akan hal ini mengakibatkan langsung terhadap berkurangnya keuntungan yang dapat diperoleh, terutama untuk mencegah pengaruh yang menghambat tumbuhkembang anak secara keseluruhan. 4) Pengalaman Perkembangan gerakan merupakan dasar bagi perkembangan berikutnya. Latihan dan pendidikan gerak pada anak usia dini lebih ditujukan bagi

32 pengayaan gerak, pemberian pengalaman yang membangkitkan rasa senang dalam suasana riang gembira anak. 5) Praktik Beberapa kebutuhan anak usia dini yang berkaitan dengan

pengembangan motoriknya perlu dipraktikkan anak dengan bimbingan guru. Kebutuhan anak-anak tersebut menurut Bucher dan Reade (1959) adalah sebagai berikut. (a) Ekspresi melalui gerakan (b) Bermain, sebagai bagian dari perkembangan anak (c) Kegiatan yang berbentuk drama (d) Kegiatan yang berbentuk irama (e) Banyak latihan motorik kasar maupun motorik halus. Kebutuhan untuk bergerak dan kebutuhan untuk mengungkapkan perasaan terdapat pada tiap insan sejak dilahirkan. Kedua kebutuhan tersebut dapat disalurkan dengan bermain, melalui prgoram pelatihan gerakan bagi anak usia dini. Beberapa pengaruh perkembangan motorik terhadap konstelasi perkembangan individu dipaparkan oleh Hurlock (1996) sebagai berikut: 1). Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap bola atau memainkan alat-alat mainan. 2) Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan-bulan pertama dalam kehidupannya, ke kondisi yang independent. Anak dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya dan

33 dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan rasa percaya diri. 3) Melalui perkembangan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah. Pada usia prasekolah atau usia kelas-kelas awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis, dan barisberbaris. 4) Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayanya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan terkucilkankan atau menjadi anak yang fringer (terpinggirkan)

B. Penelitian yang Relevan Pada dasarnya suatu penelitian yang akan dibuat dapat

memperhatikan penelitian lain yang dapat dijadikan rujukan dalam mengadakan penelitian. Adapun penelitian terdahulu yang hampir sama diataranya sebagai berikut: Joni (2010) dalam skripsinya yang berjudul Pengembangan Sopan Santun dan Keterampilan Melakukan Gerakan Sholat Melalui Metode Role Playing Pada Anak Usia Dini menyimpulkan bahwa Metode role playing terbukti dapat meningkatkan perkembangan sopan santun dan keterampilan melakukan gerakan sholat pada murid. Dengan demikian role playing gerakan sholat dapat meningkatkan sopan santun anak.

34 Rosita (2010) dalam skripsinya yang berjudul Meningkatkan Keterrampilan Siswa Dalam Menulis Cerita Melalui Penggunaan Gamabar Seri menyimpulkan bahwa gambar seri dapat dugunakan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis cerita. Penelitian-penelitian tersebut diatas walaupun berbeda akan tetapi masih berhubungan dengan penelitian ini. Pada penelitian Joni pemeblajaran gerakan sholat dapat dijadikan referensi bagi penulis hanya bedanya penulis menggunakan gambar seri dalam belajarar gerakan sholat untuk perkembangan psikomotorik kasar anak sedangkan Joni menggunakan pembelajaran gerakan sholat untuk peningkatan sopan santun anak. Begitu juga dengan penelitian Rosita,A.Md. Persamaan penelitian penulis dengan penelitian Rosita adalah sama-sama menggunakan media gambar seni untuk

pembelajaran namun bagi Rosita media tersebut digunakan untuk peningkatan anak dalam menulis cerita sedangkan penulis

menggunakannya untuk penignkatan psokomotorik kasar anak. Dengan demikian penelitian di atas mendukung penelitian ini. Pada penelitian ini menekankan penggunaan gambar seri untuk meningkatkan perkembangan motorik kasar anak usia dini pada aktivitas gerakan sholat. C. Kerangka Konseptual Penelitian ini adalah penelitian tindakan yang terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas adalah penggunaan media gambar seri dan variabel terikat yaitu peningkatan pengembangan motorik kasar.

35 Untuk mempermudah kita dalam memahami alur dari penelitian tindakan kelas ini maka saya membuat kerangka berpikir yang disesuaikan dengan langkah-langkah strategi dari pembelajaran

gerakan shalat berdasarkan gambar seri, sehingga dengan melihat dan membaca kerangka berpikir ini kita bisa melihat gambaran apa saja yang peneliti lakukan di dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi peneliti. Kemampuan Psikomotorik

Mengingat gerakan dan bacaan sholat

Media Gambar Seri

Tahapan Pengguanaan media gambar seri gerakan sholat untuk perkembangan psikomotorik kasar anak

Tahapan Penelitian: Mengenalkan Konsep Sholat Mengenalkan Gerakan Sholat Menunjukkan gambar seri Gerakan Shalat Berdasarkan Urutan sambil menanamkan konsep Menunjuk murid secara bergantian untuk memasang gambar seri sesuai urutan Memberikan contoh sambil Mempraktekkan gerakan sholat sesuai berdasarkan urutan gambar seri Memantau perkembangan psikomotorik kasar berdasarkan aspek yang diobservasi

HASIL YANG AKAN DICAPAI

36

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir Penggunaan Media Gambar Seri Dalam Meningkatkan perkembangtan Psikomok kasar anak

D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan pada latar belakang masalah dan kajian pustaka yang telah diuraikan di atas, peneliti dapat mengemukakan hipotesis tindakan sebagai berikut: Dengan menerapkan media gambar seri pada pembelajaran gerakan dan bacaan shalat, maka perkembangan psikomotorik kasar anak pada murid TK Adzkia I Padang akan meningkat.

You might also like