You are on page 1of 6

BERDISKUSI

Diskusi berasal dari bahasa Latin, yakni discutere yang berarti membeberkan masalah. Sesuai dengan hakikatnya, diskusi merupakan suatu proses berpikir bersama untuk memahami suatu masalah dan menemukan sebab musababnya, serta mencari pemecahannya. Dalam proses ini, orang mengemukakan pendapatnya, menjelaskan alasan, clan hubungan yang terjalin di antara permasalahan yang ada. Setelah kegiatan berdiskusi selesai, seharusnya para anggota diskusi suclah mempunyai/menemukan suatu keputusan atau setidaknya memiliki pandangan clan pengetahuan yang lebih jelas mengenai masalah yang didiskusikan. Berikut dibahas berturut-turut mengenai bentuk diskusi, tujuan, unsur-unsur diskusi, dan etika diskusi. Bentuk-Bentuk Diskusi Terdapat beragam bentuk diskusi, antara lain diskusi kelompok, diskusi pleno, diskusi panel, debat, diskusi fak, diskusi podium, kongres, simposium, seminar, konferensi, lokakarya, forum diskusi, dan diskusi kasualis. 1. Diskusi kelompok Diskusi ini mengacu pada terbatasnya jumlah peserta. Diskusi kelompok dapat terlaksana secara formal dan nonformal. Kelompok dapat terbentuk dari persamaan profesi, status, usia atau jenis kelamin. 2. Diskusi pleno Dalam diskusi ini, kelompok-kelompok berkumpul untuk melaporkan hasil diskusi dalam kelompoknya. Diskusi ini tindak lanjut dari diskusi kelompok. 3. Diskusi panel Diskusi jenis ini didahului dengan penyampaian uraian/ pembahasan. 4. Debat Debat merupakan pembahasan atau pertukaran pendapat mengenai suatu pokok masalah. Tiap peserta memberikan alasan untuk mempertahankan pendapatnya. 5. Diskusi fak Diskusi ini bertujuan untuk mengolah suatu bahan secara bersama-sama di bawah bimbingan seorang ahli. Diskusi fak merupakan suatu proses saling bertukar pikiran dan pendapat untuk mencapai suatu pengetahuan yang lebih tinggi. 6. Diskusi podium Dalam diskusi ini, wakil dari tiap kelompok menjelaskan masalah yang ada secara terbuka.

7. Kongres Kongres merupakan pertemuan para wakil organisasi (politik, social, dan profesi) untuk berpikir bersama dalam mengambil suatu keputusan. 8. Simposium Simposium adalah pertemuan yang diselenggarakan untuk membahas prasaran-prasaran dari beberapa ahli mengenai pokok persoalan tertentu. 9. Seminar Dalam seminar, para ahli menyampaikan pembahasan masalah. Peserta berperan serta dengan menyampaikan pertanyaan, ulasan, maupun pembahasan sehingga pengkajian masalah menjadi lebih mendalam. 10. Konferensi Pertemuan sejumlah orang dengan tujuan berpikir bersama untuk mencapai suatu keputusan. Peserta konferensi mempunyai latar belakang dan minas yang sama. 11. Lokakarya Lokakarya atau sanggar kerja merupakan pertemuan untuk membahas suatu masalah sesuai dengan profesi masing-masing. 12. Forum diskusi Forum diskusi merupakan kombinasi beberapa bentuk dialog. Forum diskusi memiliki kadar demokrasi yang tinggi. 13. Diskusi kasualis Diskusi kasualis adalah penelitian bersama atas satu masalah konkret atau situasi konkret yang mengandung berbagai kemungkinan jalan keluar. Diskusi ini bertujuan untuk mencari jalan keluar yang tepat. Tujuan Diskusi Tujuan diskusi, antara lain untuk menumbuhkembangkan tradisi intelektual; mengambil keputusan dan kesimpulan; menyamakan apresiasi, persepsi, dan visi, menghidupkan kepedulian dan kepekaan; serta menjadi sarana komunikasi dan konsultasi. Persiapan Diskusi Dalam persiapan diskusi, terdapat tiga bidang yang perlu diperhatikan antara lain: a. Persiapan bahan Persiapan bahan meliputi pembatasan tujuan, pembatasan pokok-pokok diskusi, dan penyiapan prosedur diskusi. Hal ini dimaksudkan agar diskusi berjalan tertib dan 8

terarah. Bahan yang diambil hendaknya menarik peserta diskusi dart merupakan persoalan yang aktual. b. Persiapan personal Sejak awal, kita harus memastikan peserta diskusi yang akan diundang, termasuk ahli jika diperlukan. Menurut Hendrikus dalam Retorika (1991: 100), sebuah kelompok diskusi yang ideal memiliki anggota 8-12 orang. c. Persiapan. ruangan Dalam mempersiapkan ruangan, perlu diperhatikan aspek estetis, fungsi, dan cara duduk. Aspek ini sangat menentukan proses diskusi. Beberapa contoh formasi diskusi 1. Formasi diskusi yang tidak lebih dari 18 peserta Model A : 9 peserta Model B : 9 peserta Model C : 9 peserta

Model D : 12 peserta

Model E : 14 peserta

Model C : 18 peserta

Model Schlenzka

Model Magda Magda Kelber : Diskusi dengan peserta di atas 18 peserta

Unsur-Unsur Diskusi Dalam sebuah diskusi, diperlukan adanya seorang ketua/pemimpin diskusi, moderator/pemandu, sekretaris, peserta, pembicara diskusi, clan pengamat. Untuk diskusi formal, semua unsur harus ada, sedangkan untuk diskusi kecil terkadang tidak ada pengamat. Selain itu, pemandu dan pembicara terkadang dirangkap menjadi satu orang. Secara ringkas, unsur-unsur diskusi antara lain: 1. Ketua diskusi Ketua/pemandu diskusi mempunyai tugas antara lain: membuat persiapan diskusi, membuka diskusi, mengemukakan tujuan diskusi, menetapkan clan mengatur waktu diskusi, mengatur arus pertukaran pendapat, menjaga agar minas peserta tetap besar, dan menjaga agar diskusi terns berjalan. Pemandu diskusi harus memiliki kepandaian untuk menghidupkan suasana, taktis berbicara, sabar, tegas, lugas, objektif, dan ramah. 2. Sekretaris/notulis Sekretaris atau notulis bertugas untuk mencatat proses berlangsungnya diskusi, membantu kelancaran diskusi, dan bersama ketua menyimpulkan hasil diskusi. 3. Anggota/peserta Peserta atau anggota bertugas untuk aktif mengikuti diskusi, menjaga kelancaran diskusi, dan tertib selama diskusi berlangsung. 10

4. Pembicara/panelis Pembicara (panelis) berfungsi sebagai narasumber/ penceramah/pemrasaran. Selain itu, pembicara menyampaikan makalah/prasaran. 5. Pengamat/peninjau Pengamat/peninjau berperan sebagai pendengar/ penyeimbang dalam sebuah diskusi. Etika Diskusi Dalam sebuah diskusi, hendaknya ada etika atau hal-hal yang harus diperhatikan. Untuk itu, perlu ada aturan main yang jelas. Setiap unsur yang terlibat dalam diskusi harus mengetahui, memahami, dan melaksanakan perannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Hal-hal yang harus diperhatikan oleh ketua diskusi antara lain: 1. Memahami aturan main diskusi; 2. Memimpin diskusi dengan sabar, ramah, jujur, dan tidak memihak; 3. Menghargai setiap pendapat; 4. Berbahasa yang efektif dan sopan; 5. Menengahi masalah apabila ada ketegangan; 6. Menyimpulkan pembicaraan yang dikemukakan peserta; 7. Bijaksana, tegas, dan disiplin. Etika sekretaris antara lain: 1. Tanggap, maksudnya dapat cepat mengetahui, memahami, dan mengerti pokok-pokok pembicaraan; 2. Tangkas, maksudnya cekatan, sigap, dan gesit dalam memahami dan menangkap isi permasalahan; 3. Tangguh, maksudnya kuat dalam pendirian dan prinsip; 4. Teliti, maksudnya hati-hati dan cermat dalam mencatat ide, gagasan, pandangan, ulasan, sanggahan atau usulan. Etika peserta diskusi antara lain: 1. Mempersiapkan diri sebaik-baiknya; 2. Ikut berta dalam pembicaraan dengan penuh perhatian; 3. Peka terhadap teknik-teknik diskusi; 4. Berbicara melalui moderator; 5. Berbahasa dengan baik dan sopan; 6. Tidak boleh memaksakan pendapat; 7. Menyanggah berdasarkan bukti dan fakta yang tepat; 11

8. Menghindarkan hal-hal yang mengganggu diskusi. Contoh-contoh kalimat dalam diskusi. 1. Pemimpin diskusi membuka diskusi "Saudara-Saudara, perkenankanlah saya menyampaikan terima kasih atas kesediaan Saudara sekalian menghadiri pertemuan pada pagi hari ini. Oleh karena semua yang diundang sudah Nadir, diskusi pagi ini segera saya buka." (ketok palu) "Sesuai dengan acara yang telah ditentukan, masalah yang akan kita diskusikan adalah . 2. Peserta menyampaikan gagasan "Terima kasih kepada Saudara Moderator." "Saudara-saudara dalam kesempatan ini, saya akan membahas masalah yang telah dikemukakan secara sekilas oleh pembicara tentang ...... (dan seterusnya) 3. Peserta menyanggah pendapat peserta lain "Saya tertarik sekali akan uraian Saudara Yono tentang ... Ada pendapat yang menurut saya agak kurang lengkap, yaitu . . . ." (dan seterusnya) Diskusi dapat berlangsung dengan baik apabila terjadi hubungan yang harmonis di antara. unsur-unsurnya. (dan seterusnya)

12

You might also like