You are on page 1of 39

PENERAPAN METODE BERMAIN DALAM BIDANG PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

I. PENDAHULUAN Tugas observasi ini dilakukan sebagai salah satu tugas dalam Mata kuliah Psikologi Bermain. Psikologi Bermain itu sendiri merupakan salah satu Mata Kuliah Pilihan dari Psikologi Perkembangan. Sebagai mata kuliah pilihan, maka diharapkan mahasiswa tidak hanya memahami konsep materi perkuliahan namun lebih lanjut lagi, mahasiswa diharapkan dapat memahami penerapan konsep yang telah dipelajari secara langsung di lapangan. Bermain sebagai salah satu metode yang dapat diterapkan dalam berbagai konteks kehidupan sehari-hari, dan salah satunya adalah dalam dunia pendidikan. Melalui observasi, diharapkan mahasiswa dapat lebih memahami penerapan dari konsep-konsep psikologi bermain, terutama dalam dunia pendidikan anak usia dini.

II. KEPUSTAKAAN 2.1 Psikologi Bermain 2.1.1 Bermain Bermain adalah kegiatan yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Bermain harus dilakukan atas inisiatif anak dan atas keputusan anak itu sendiri. Bermain juga harus dilakukan dengan rasa senang, sehingga semua kegiatan bermain yang menyenangkan akan menghasilkan proses belajar pada anak. 2.1.2 Fungsi bermain bagi anak kaitannya dengan aspek-aspek perkembangan Aspek-aspek perkembangan yang dapat dioptimalkan dalam kegiatan bermain, antara lain : a. Bermain untuk Pengembangan Kognitif Anak Bermain membantu anak membangun konsep dan

pengetahuan, misalnya pengetahuan tentang sekolah, pengetahuan tersebut dibangun anak lewat informasi yang didengarnya dari orang lain (termasuk teman sebaya), mengamati bangunan sekolah atau apapun tentang sekolah, maka hal itu akan diolahnya sehingga membentuk konsep yang semakin lama semakin sempurna. Bermain membantu anak mengembangkan kemampuan berpikir abstrak, bermain ini terjadi ketika anak bermain peran dan bermain pura-pura, misalnya ketika anak bermain telepon-teleponan, anak belajar bagaimana

memahami perspektif orang lain dan memecahkan masalah. Bermain mendorong anak untuk berpikir kreatif, karena didalam bermain anak memilih sendiri kegiatan yang mereka sukai, belajar membuat identifikasi tentang banyak hal, belajar menikmati proses sebuah kegiatan, belajar mengontrol diri mereka sendiri dan belajar mengenali makna sosial dan keberadaan diri di antara teman sebaya.

b. Bermain untuk Pengembangan Sosial Emosi Bermain membantu anak mengembangkan kemampuan mengorganisasi dan menyelesaikan masalah, misalnya ketika bermain dokter-dokteran, anak harus berpikir dimana ruang dokter, apa yang digunakan sebagai stetoskop, dan anak juga akan memikirkan tugas dokter serta mempertimbangkan materi-materi tertentu, seperti warna, ukuran, dan bentuk agar sesuai dengan karakteristik dokter yang diperankan. Bermain meningkatkan kompetensi sosial anak Menurut Catron dan Allen (1999), bermain mendukung perkembangan sosialisasi dalam hal interaksi sosial, kerja sama, menghemat sumber daya, dan peduli terhadap orang lain. Bermain membantu anak mengekspresikan dan mengurangi rasa takut, misalnya ketika anak menyaksikan kecelakaan ditaman bermain maka anak akan mengungkapkan ketakutan mereka melalui permainan rumah sakit rumah sakitan atau permainan lain yang menceritakan orang yang kesakitan. Bermain membantu anak menguasai konflik dan trauma sosial, karena melalui bermain anak dapat belajar mengekspresikan, dan menguasai peranan mereka secara positif dan konstruktif.

Bermain membantu anak mengenali diri mereka sendiri, karena pengalaman bermain memungkinkan mereka

menemukan jawaban dan pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam hati, seperti bagaimana aku meyakini keberadaanku? serta anak belajar tentang diri mereka sendiri sebagai individu-individu yang terpisah dan unik yang mempunyai pikiran dan perasaan yang bermacammacam, yang direalisasikan melalui pengalaman bermain imajinatif c. Bermain untuk Pengembangan Motorik Bermain membantu anak mengontrol gerak motorik kasar, seperti berlari, meloncat, melompat, mendorong, menarik, memanjat, berayun, dan berjalan, karena dengan kegiatan tersebut anak jadi dapat menguasai tubuh mereka. Bermain membantu anak menguasai keterampilan motorik halus, seperti menjahit, menata puzzle, memaku paku ke papan, mengecat, dll. d. Bermain untuk Pengembangan Bahasa/Komunikasi Bermain membantu anak meningkatkan kemampuan komunikasi, karena dengan bermain anak dapat

berinteraksi dengan orang lain, seperti saling berbicara, mengeluarkan pendapat, bernegosiasi, dan menemukan jalan tengah bagi setiap persoalan yang muncul, terlebih ketika anak bermain peran. Bermain menyediakan konteks yang aman dan memotivasi anak belajar bahasa kedua, karena pada saat bermain, anakanak mempraktikan serpihan-serpihan bahasa lain, seperti Hello, how are you?. Oleh karena serpihan-serpihan bahasa memberikan efek kebanggaan, maka anak semakin terpacu untuk menambah kosakata bahasa kedua tersebut.

2.1.3

Jenis-jenis permainan Terdapat beberapa jenis permainan, sebagai berikut : 1. Bermain Peran Bermain peran disebut juga main simbolik, pura-pura, makebelieve, fantasi, imajinasi, atau main drama, sangat penting untuk perkembangan kognisi, sosial, dan emosi anak pada usia 3-6 tahun (Vygotsky, 1967; Erikson, 1968). Bermain peran terdapat 2 jenis, yaitu sebagai berikut : Makro Anak berperan sesungguhnya dan menjadi seseorang atau sesuatu. Saat anak memiliki pengalaman sehari-hari dengan main peran makro (tema sekitar kehidupan nyata), mereka belajar banyak keterampilan praakademis seperti : mendengarkan, tetap dalam tugas, menyelesaikan masalah, dan bermain kerja sama dengan yang lain. Mikro Anak memegang atau menggerak-gerakkan benda-benda

berukuran kecil untuk menyusun adegan. Saat anak main peran mikro, mereka belajar untuk menghubungkan dan mengambil sudut pandang dari orangh lain. 2. Bermain Konstruktif Bermain Konstruktif membantu anak mengembangkan keterampilan yang mendukung tugas-tugas di sekolahnya dikemudian hari (Piaget: 1962). Bahan bahan bermain konstruktif diantaranya sebagai berikut :

Bahan Sifat Cair Bahan sifat cair/ bahan alam (penggunaan & bentuk ditentukan oleh anak) oleh karena itu ada bermacam-macam alat bermain yang digunakan diantaranya adalah : Air, Pasir, Cat Jari, Lumpur Tepung, Tanah Liat, Play Dough, Plastisin, Clay Dough Krayon, Pensil Warna, Spidol, Pensil, Pulpen Arang, Kapur Cat Air dengan Kuas, Cat Minyak Bahan Terstruktur Bahan pembangunan yang terstruktur (penggunaan dikontrol oleh bentuk dari bahan) oleh karena itu ada bermacam-macam alat bermain yang digunakan diantaranya adalah : Balok Unit, Hollow Balok, Balok Berongga, Balok Berwarna LegoTM, Lincoln LogsTM, Bristle BlocksTM, Tinker Toys Puzzle dua dimensi, Puzzle tiga dimensi Barang barang bekas : dus besar-kecil, botol, cup es krim, stik, dan lain-lain. 3. Bermain Sensorimotor dan Fungsional Anak usia dini yang belum mempunyai pengalaman dengan bahan main pembangunan akan memulai dengan kegiatan sensorimotor dan fungsional. Dengan sensorimotor mereka akan memperlihatkan perilaku untuk memperoleh kenikmatan dari melatih perkembangan (skema) sensorimotor mereka, sedangkan dengan fungsional mereka akan mengulang ngulang kegiatan sederhana dan menemukan kesenangan dalam bermain dengan lingkungannya, karena mereka sedang melakukan permainan pertama pada awal masa anak-anak. Permainan ini berguna untuk meningkatkan motorik anak.

2.1.4

Definisi Psikologi Pendidikan Anak Usia Dini Psikologi Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu cabang ilmu psikologi pendidikan yang mempelajari tentang berbagai perilaku anak usia dini baik secara overt (tampak/nyata) maupun cover, untuk dipelajari sehingga dapat diberikan berbagai upaya yang sistematis, logis, dan terencana dalam rangka memberikan stimulasi/intervensi sejak dini secara tepat agar potensi anak dapat berkembang sesuai dengan apa yang diharapkan.

2.1.5

Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini Rangsangan pendidikan pada usia dini diberikan untuk membantu pertumbuhan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan lebih lanjut. Selain itu agar anak dapat diberikan berbagai upaya sistematis, logis, dan terencana dalam memberikan stimulasi atau intervensi sejak dini secara tepat, dan agar potensi anak dapat berkembang sesuai dengan yang diharapkan.

2.1.6

Model Pembelajaran dalam pendidikan anak usia dini Model pembelajaran adalah suatu desain atau rancangan yang

menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan anak berinteraksi dalam pembelajaran, sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri anak.

Komponen dari model pembelajaran yaitu : Konsep Tujuan Pembelajaran Materi/Tema Langkah-langkah/Prosedur Metode Alat/Sumber Belajar Teknik Evaluasi

Jenis Model Pembelajaran yaitu : Model Pembelajaran Klasikal Model Pembelajaran berdasarkan sudut-sudut Kegiatan Model Pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman Model Pembelajaran Area Model Pembelajaran berdasarkan Sentra

Adapun model pembelajaran yang digunakan di RA/TK. Islam Almanar yaitu Model Pembelajaran Klasikal dengan tambahan kegiatan pengaman, Model Pembelajaran Klasikal itu sendiri yaitu pola pembelajaran dimana dalam waktu yang sama, kegiatan dilakukan oleh seluruh anak sama dalam satu kelas. Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran yang paling awal digunakan di TK, dengan sarana pembelajaran yang pada umumnya sangat terbatas, serta kurang memperhatikan minat individu anak. Seiring dengan perkembangan teori dan pengembangan model pembelajaran, model ini sudah banyak ditinggalkan. Sedangkan dengan kegiatan pengaman yang dimaksud diatas, diambil dari Model Pembelajaran Kelompok dengan Kegiatan Pengaman, yang berarti pola pembelajaran di mana anak-anak dibagi ke dalam beberapa kelompok dengan kegiatan yang berbeda-beda. Anak-anak yang sudah menyelesaikan tugasnya lebih cepat daripada temannya dapat meneruskan kegiatan di kelompok lain. Jika tidak tersedia tempat, anak tersebut dapat melakukan kegiatan di kegiatan pengaman. Tetapi yang terdapat di RA/TK. Islam Almanar anak tidak dikelompokkan melainkan hanya per individu. Jadi model pembelajarannya dapat digolongkan kedalam Model Pembelajaran Klasikal dengan tambahan kegiatan pengaman.

2.1.7

Contoh penerapan metode bermain dalam pendidikan Permainan dengan angka Penguasaan matematika melalui tiga tahapan: Tingkat pemahaman konsep: anak memahami konsep melalui pengalaman bekerja/bermain dengan benda konkret Tingkat menghubungkan konsep konkrit dengan lambang bilangan Tingkat lambang bilangan

Contoh Bentuk permainan dengan angka: Menghitung jari tangan, jari kaki Menghitung jumlah mainan, balon, Membiasakan kegiatan berhitung dalam keseharian

Untuk mengenalkan konsep bilangan: Melalui bentuk-bentuk angka, puzzle, magnet Melalui bernyanyi: penambahan (lagu 1+1) , pengurangan (tekkotek-kotek) Permainan Dengan Huruf Belajar bahasa Kemampuan berbahasa dapat diperoleh melalui pengalaman komunikasi yang kaya, Pengalaman yang kaya akan muatan bahasa yaitu Mendengarkan, Membaca, Berbicara, dan Menulis. Membaca Membaca adalah penerjemahan simbol dan suara ke dalam makna oleh karena itu membaca sangat terkait dengan masalah pancaindera. Anak perlu membedakan suara huruf yang berbeda-beda dan mencocokkan suara dengan tulisannya, kuncinya adalah Repetisi/Pengulangan.

Permainan dengan gerak dan lagu (ritmis) Gerak Berpartisipasi dalam latihan yang menggunakan gerak dapat memberikan anak kesempatan untuk menyalurkan energi. Gerak yang erat kaitannya dengan musik merupakan isyarat yang ekspresif membebaskan diri dari ketegangan melalui gerakan ritmis. Melalui media gerak-ritmis, anak yang agresif dapat menyalurkan energi negatif dengan cara yang dapat diterima lingkungan

Lagu/Musik Musik dapat diibaratkan sebagai bahasa dari emosi (Boyden, 1971). Kesenangan dirasakan ketika berkaitan langsung dengan musik, seperti: bernyanyi, bertepuk tangan, tertawa, berayun-ayun, melompat, berputar, berbaris, menari, dsb

Manfaat dari latihan ritmis Membantu anak untuk melepaskan ketegangan. Memberi kesempatan untuk anak mengekspresikan diri, melepaskan energi dalam cara yang positif Seashore, 1967: latihan ritmis memberikan sifat kebebasan dalam mengekspresikan diri pada anak dan memberikan perasaan keseimbangan Permainan Kreatif Melalui pemikiran kreatif, seseorang dapat melepaskan diri dari pola pemikiran yang lama, untuk melihat alternatif-alternatif baru. Melalui proses belajar, anak menyelidiki dan mencoba aktivitas tertentu yang mendorong munculnya kreativitas. Adapun kondisi yang mempengaruhi proses kreatif yaitu Aspek internal anak dan Aspek eksternal anak .

10

2.2 Keterlibatan orang dewasa dalam bermain 2.2.1 Beberapa bentuk keterlibatan orang dewasa Izin (approval) Kelekatan (attachment) Kompleksitas kognitif (cognitive complexity) Rentang perhatian (attention span) Interaksi dengan teman sebaya (peer interaction) Memperkaya (enrichment) Penopang (scaffolding)

2.2.2

Tiga tahapan strategi untuk memperkaya bermain 1. PROVISION:

WAKTU: Jangan terlalu lama karena bisa menimbulkan kebosanan Bermain ketika anak sedang berminat (jangan dipaksa) Untuk prasekolah waktu yang disarankan 45 menit (Johnson, 1999)

RUANG: Luas & lapang Bersih Aman

MATERIALS: Faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih alat permainan: Jumlah/banyaknya Keamanannya Derajat kesulitan yang sesuai dengan tingkat usia Kegunaan Daya tahan Desain menarik
11

EXPERIENCE: Orang dewasa perlu menyediakan berbagai informasi yang dapat menambah experience pada anak, sehingga anak akan memiliki banyak perbendaharaan pengalaman untuk dimainkan Misal: pada bermain sosiodrama, anak perlu tahu tentang koki sebelum mampu berperan sebagai koki.

2. OBSERVASI: Observasi merupakan jembatan antara PROVISION dengan INVOLVEMENT. Observasi menentukan apakah bantuan diperlukan anak untuk mengembangkan dan memperluas permainan mereka, selain itu observasi juga memberi informasi apakah anak sudah siap untuk bermain atau tidak, karena dengan observasi memungkinkan orang dewasa untuk terlibat dalam kebutuhan dan ketertarikan anak sesuai zaman.

3. INVOLVEMENT: Keterlibatan orang dewasa dalam bermain (Johnson, 1999): Onlooker Apresiasi audience bagi aktivitas bermain anak, yang ditunjukkan dalam bentuk memperhatikan dan bertanya Keuntungannya yaitu: Melalui komunikasi dan perhatian menjadikan anak mengetahui bahwa aktivitas bermain mereka penting. Observasi menjadi senjata kapan bentuk keterlibatan yang lain dibutuhkan. Stage manager Seperti onloooker, stage manager tidak masuk dalam wilayah bermain anak, tetapi stage manager lebih aktif dalam membantu anak ketika mempersiapkan bermain, dan menawarkan bantuan sesekali ketika permainan berlangsung dan anak bebas menerima atau menolak tawaran bantuan dari stage manager.
12

Coplayer Orang dewasa ikut bermain dan aktif berpartisipasi dalam permainan serta orang dewasa menjadi partner bermain anak, selain itu orang dewasa juga memberi contoh untuk memperkaya pengetahuan dan pengalaman anak. Biasanya orang dewasa mengambil peran minor (peran utama dibiarkan untuk anak) Play leader Orang dewasa ikut berpartisipasi dalam permainan anak dan orang dewasa juga yang memberikan saran tema baru untuk dimainkan, serta orang dewasa memberikan tambahan dalam permainan agar anak tidak kehilangan ketertarikannya saat bermain. Directur/instructur Orang dewasa bertugas mengajarkan dan sekaligus memberikan latihan dan bimbingan serta pengasuhan kepada anak.

13

III. IDENTITAS : Nama Sekolah : RA/TK. Islam Almanar (Kindergarten Islamic School) Hari/Tanggal : Rabu / 21 November 2012 Kelas Play Group TK (Marwah 1) Jumlah Guru 2 Orang 2 Orang Jumlah Siswa 6 Orang 18 Orang Nama Observer Abdul Kodir Dedeh Suherni Sentike Duka Rahmat Hidayat

14

HASIL OBSERVASI

KELAS PLAY GROUP

Observer: Abdul Kodir Sentike Duka

15

IV. A. HASIL OBSERVASI Deskripsi kondisi fisik sekolah Halaman bermain: Halaman bermain yang ada di RA/TK. Islam Almanar sangat memadai untuk kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, karena sekolah memiliki lapangan yang luas sekitar berukuran 10 x 20 meter untuk melakukan kegiatan olahraga dan bermain, tetapi lapangan tersebut di gabung dengan lapangan SD Islam Almanar, jadi penggunaan lapangan saling bergantian, biasanya anak RA/TK. Islam Almanar menggunakan lapangan ketika anak SD Islam Almanar sedang berada di dalam kelas selain itu lingkungan bermain yang ada di dekat kelas juga cukup efektif untuk di gunakan anak anak bermain, seperti bermain perosotan, ayunan, patung binatang, dll. Karena jarak antara mainan satu dengan yang lainnya tidak terlalu dekat.

16

Kelas : RA/TK Islam Almanar memiliki ruang kelas yang di buat nyaman dengan diadakannya fasilitas-fasilitas pendukung seperti pendingin ruangan sehingga anak anak yang bermain dan belajar disitu tidak merasa kepanasan, diruanganpun di sediakan loker untuk menyimpan barang-barang siswa dan disediakannya alat-alat bermain, selain itu di dalam kelas juga cara duduk yang di terapkan model lesehan sehingga siswa lebih leluasa bergerak tanpa khawatir terbentur kursi ketika bermain, bahkan ketika makan juga siswa tetap duduk secara lesehan, tetapi ketika menulis di sediakan meja lipat untuk digunakan oleh siswa, meja lipat tersebut sengaja dibawa oleh siswa dari rumah masing-masing tetapi disimpan disekolah agar siswa lebih mudah untuk menggunakannya ketika meja tersebut dibutuhkan. Tetapi ruang kelas yang digunakan kurang efektif karena kelas tersebut di pakai bergantian dengan anak kelas siang, dan beberapa anak kelas siang tersebut ada yang sudah keluar masuk kelas terlebih dahulu ketika anak kelas pagi masih dalam proses belajar, hal tersebut dapat mengganggu konsentrasi anak kelas pagi.

17

TEMA DAN JADWAL KEGIATAN

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

WAKTU 07.45-07.50 07.50-07.55 07.55-08.00 08.00-08.30 08.30-08.45 08.45-09.00 09.00-09.20 09.20-09.25 09.25-09.27 09.27-09.30

TEMA Gerak Lagu Agama/Ketuhanan Gerak Angka Kreativitas Istirahat Ritmis Agama/Ketuhanan Review Pelajaran

BENTUK KEGIATAN Baris - berbaris Bernyanyi Berdoa & Membaca Ikrar Olahraga Mengenal Angka Mewarnai Berdoa & Makan Bernyanyi Berdoa Evaluasi Pembelajaran

KETERANGAN

*Keterangan : Warna

menunjukan bahwa kegiatan tersebut tidak menggunakan metode

bermain, sehingga tidak kami bahas dalam laporan.

18

V. A. PROSES YANG BERLANGSUNG Kegiatan Awal Tema 1 Waktu : Gerak : 07.45 s/d 07.50

No 1.

Jenis Kegiatan Baris - berbaris

Alat Bermain -

Peran Guru Instructur

Deskripsi interaksi siswa-guru: Guru membimbing siswa untuk berbaris yang rapih, dan setelah semuanya berbaris dengan rapih guru membimbing siswa untuk melakukan gerakan-gerakan ringan agar siswa menjadi lebih bersemangat dalam melakukan kegiatan-kegiatan selanjutnya Stimulasi terhadap aspek: Fisik Stimulasi pada aspek Fisik ini didapat ketika siswa melakukan gerakan-gerakan ringan seperti peregangan fisik karena adanya kordinasi antara gerakan tangan dan gerakan kaki, gerakan-gerakan tersebut dilakukan untuk melatih

keseimbangan antara tangan dan kaki. Kognitif Stimulasi pada aspek Kognitif ini didapat ketika siswa meniru gerakan-gerakan yang diberikan oleh guru. Sosial Stimulasi pada aspek Sosial ini didapat ketika kegiatan ini berlangsung , karena pada saat kegiatan ini semua siswa baik dari kelas playgroup ataupun TK digabungkan menjadi satu sehingga anak bisa bersosialisasi dengan yang lainnya. Emosi Anak-anak merasa bergembira karena kegiatan ini sangat menghibur dan dapat membangkitkan semangat.

19

Tema 2 Waktu

: Lagu : 07.50 s/d 07.55

No 1.

Jenis Kegiatan Bernyanyi

Alat Bermain -

Peran Guru Instructur

Deskripsi interaksi siswa-guru: Guru memilih 2 orang siswa untuk memimpin teman temannya menyanyikan lagu bebas dan menyanyikan yel yel sekolah mereka. Stimulasi terhadap aspek: Kognitif Melatih ingatan siswa ketika bernyanyi karena siswa diharapkan hafal yel-yel sekolah mereka. Sosial Stimulasi pada aspek Sosial-emosi ini didapat ketika kegiatan ini berlangsung , karena pada saat kegiatan ini semua siswa baik dari kelas playgroup ataupun TK digabungkan menjadi satu sehingga anak bisa bersosialisasi dengan yang lainnya. Emosi Anak-anak merasa bergembira karena dengan bernyanyi anak jadi bisa mengekspresikan perasaannya.

20

Kegiatan Inti Tema 1 Waktu : Gerak : 08.00 s/d 08.30

No 1.

Jenis Kegiatan Olahraga

Alat Bermain Bola Kecil, Keranjang, dan Bola Futsal

Peran Guru Instructur

Deskripsi interaksi siswa-guru: Guru ikut serta dan berperan aktif dalam permainan lempar bola yang dilakukan oleh anak-anak perempuan, dengan berperan sebagai pelempar bola, setelah itu membimbing siswa untuk memasukan bola ke dalam keranjang, mengenal warna-warna bola, dan menghitung jumlah bola. Disisi lain anak laki-laki diarahkan untuk bermain bola futsal dengan peran guru sebagai pengarah. Kegiatan olahraga ini anak - anak dipisahkan berdasarkan jenis kelamin dan digabungkan antara anak playgroup dengan anak TK (Marwah 1). Stimulasi terhadap aspek: Motorik/Fisik Stimulasi pada aspek Motorik/Fisik ini didapat ketika siswa melakukan Olahraga, dalam kegiatan olahraga ini terjadinya kordinasi gerak ketika mereka berlari dalam kegiatan main futsal dan ketika mereka melempar bola. Kognitif Stimulasi pada aspek Kognitif ini didapat ketika siswa perempuan menyebutkan warna-warna bola dan menghitung jumlah bola sedangkan pada siswa laki-laki ketika mereka menduga bola tersebut tepat sasaran atau tidak. Sosial-emosi Stimulasi pada aspek Sosial-emosi ini didapat ketika siswa berinteraksi dengan lawan mainnya dan ketika permainan berlangsung mereka juga mengendalikan emosinya masing-masing agar tetap solider dalam satu tim. Selain itu siswa juga patuh terhadap aturan main.

21

Tema 2 Waktu

: Angka : 08.30 s/d 08.45

No 1.

Jenis Kegiatan Mengenal Angka

Alat Bermain Lilin

Peran Guru Instructur

Deskripsi interaksi siswa-guru: Guru mengajarkan siswa untuk membentuk angka dari lilin, dan siswa yang membentuk angka dengan baik mendapatkan bintang. Stimulasi terhadap aspek: Motorik Melatih motorik halus, pada saat siswa membentuk angka. Kognitif Melatih ingatan siswa pada saat siswa mengenal angka. Sosial Mematuhi guru untuk membentuk angka.

22

Tema 3 Waktu

: Kreativitas : 08.45 s/d 09.00

No 1.

Jenis Kegiatan Mewarnai

Alat Bermain Cat Air, Belimbing, Buku Kreatif dengan gambar batang & daun

Peran Guru Instructur

Deskripsi interaksi siswa-guru: Guru membimbing siswa untuk mewarnai daun & batang bunga kemudian setelah selesai mewarnai daun & batang bunga, siswa dibimbing untuk mengecap gambar tersebut dengan buah belimbing yang telah dipotong dan diberi cat air. Stimulasi terhadap aspek: Motorik Melatih motorik halus pada saat siswa mewarnai dan mengecapkan belimbing ke kertas. Kognitif Melatih siswa untuk mengenal warna dan mengembangkan kreativitasnya dalam pemilihan warna ketika mewarnai. Sosial Mendengarkan aturan yang dibuat oleh guru ketika mewarnai dan mengecapkan belimbing. Selain itu siswa juga di harapkan menunggu giliran atau bergantian dengan temannya untuk dibimbing guru ketika mengecapkan belimbing.

23

Istirahat/Makan Waktu : 09.00 s/d 09.20 Aspek yang dipelajari saat makan/istirahat Pada kegiatan ini anak diajarkan untuk cuci tangan dan berdoa terlebih dahulu sebelum makan dan juga anak diajarkan makan menggunakan tangan kanan serta anak diajarkan untuk saling berbagi dengan teman-temannya. Deskripsi interaksi siswa-guru: Dalam kegiatan ini guru berperan aktif karena guru dituntut untuk lebih sabar dalam membimbing siswa ketika makan, karena siswa harus diajarkan makan dengan benar dan diajarkan pentingnya berbagi. Stimulasi terhadap aspek: Kognitif Melatih ingatan siswa pada saat membacakan doa sebelum dan sesudah makan. Sosial Siswa diajarkan untuk berinteraksi dengan teman-temannya melalui berbagi makanan.

24

Kegiatan Penutup Tema Waktu No 1. : Ritmis : 09.20 s/d 09.25 Jenis Kegiatan Bernyanyi (gelang sipatu gelang) Alat Bermain Boneka Tangan Peran Guru Play Leader

Deskripsi interaksi siswa-guru: Guru membimbing siswa untuk bernyanyi dengan menggunakan boneka tangan. Stimulasi terhadap aspek: Kognitif Melatih ingatan siswa untuk menghafal lagu yang dinyanyikan. Sosial-emosi Siswa dapat merespon gerakan boneka tangan yang dimainkan oleh gurunya, dengan begitu siswa menjadi senang.

25

HASIL OBSERVASI

KELAS TK (MARWAH 1)

Observer: Dedeh Suherni Rahmat Hidayat

26

VI. B. HASIL OBSERVASI Deskripsi kondisi fisik sekolah Halaman bermain: Halaman bermain yang ada di RA/TK. Islam Almanar sangat memadai untuk kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, karena sekolah memiliki lapangan yang luas sekitar berukuran 10 x 20 meter untuk melakukan kegiatan olahraga dan bermain, tetapi lapangan tersebut di gabung dengan lapangan SD Islam Almanar, jadi penggunaan lapangan saling bergantian, biasanya anak RA/TK. Islam Almanar menggunakan lapangan ketika anak SD Islam Almanar sedang berada di dalam kelas selain itu lingkungan bermain yang ada di dekat kelas juga cukup efektif untuk di gunakan anak anak bermain, seperti bermain perosotan, ayunan, patung binatang, dll. Karena jarak antara mainan satu dengan yang lainnya tidak terlalu dekat.

27

Kelas : RA/TK Islam Almanar memiliki ruang kelas yang di buat nyaman dengan diadakannya fasilitas-fasilitas pendukung seperti pendingin ruangan sehingga anak anak yang bermain dan belajar disitu tidak merasa kepanasan, diruanganpun di sediakan loker untuk menyimpan barang-barang siswa dan disediakannya alat-alat bermain, selain itu di dalam kelas juga cara duduk yang di terapkan model lesehan sehingga siswa lebih leluasa bergerak tanpa khawatir terbentur kursi ketika bermain, bahkan ketika makan juga siswa tetap duduk secara lesehan, tetapi ketika menulis di sediakan meja lipat untuk digunakan oleh siswa, meja lipat tersebut sengaja dibawa oleh siswa dari rumah masing-masing tetapi disimpan disekolah agar siswa lebih mudah untuk menggunakannya ketika meja tersebut dibutuhkan. Tetapi ruang kelas yang digunakan kurang efektif karena kelas tersebut di pakai bergantian dengan anak kelas siang, dan beberapa anak kelas siang tersebut ada yang sudah keluar masuk kelas terlebih dahulu ketika anak kelas pagi masih dalam proses belajar, hal tersebut dapat mengganggu konsentrasi anak kelas pagi.

28

TEMA DAN JADWAL KEGIATAN

No 1 2 3 4 5 6

WAKTU 07.45-07.50 07.50-07.55 07.55-08.00 08.00-08.30 08.30-08.52 08.30-08.52

TEMA Gerak Lagu Agama/Ketuhanan Gerak Huruf Lingkungan Sekitar

BENTUK KEGIATAN Baris - berbaris Bernyanyi Berdoa & Membaca Ikrar Olahraga Membaca Bernyanyi mengenal nama bulan masehi, nama bunga, dan nama tanaman obat

KETERANGAN

7 8 9 10 11 12

08.52-09.03 09.03-09.15 09.15-09.45 09.45-09.52 09.52-09.56 09.56-10.00

Angka Kreativitas Istirahat Kedisiplinan Agama/Ketuhanan Review Pelajaran

Berhitung Mewarnai Makan & Bermain Sosio Drama Belajar Disiplin Berdoa Evaluasi Pembelajaran

*Keterangan : Warna

menunjukan bahwa kegiatan tersebut tidak menggunakan metode

bermain, sehingga tidak kami bahas dalam laporan.

29

V. B. PROSES YANG BERLANGSUNG Kegiatan Awal Tema 1 Waktu : Gerak : 07.45 s/d 07.50

No 1.

Jenis Kegiatan Baris - berbaris

Alat Bermain -

Peran Guru Instructur

Deskripsi interaksi siswa-guru: Guru membimbing siswa untuk berbaris yang rapih, dan setelah semuanya berbaris dengan rapih guru membimbing siswa untuk melakukan gerakan-gerakan ringan agar siswa menjadi lebih bersemangat dalam melakukan kegiatan-kegiatan selanjutnya Stimulasi terhadap aspek: Fisik Stimulasi pada aspek Fisik ini didapat ketika siswa melakukan gerakan-gerakan ringan seperti peregangan fisik karena adanya kordinasi antara gerakan tangan dan gerakan kaki, gerakan-gerakan tersebut dilakukan untuk melatih

keseimbangan antara tangan dan kaki. Kognitif Stimulasi pada aspek Kognitif ini didapat ketika siswa meniru gerakan-gerakan yang diberikan oleh guru. Sosial Stimulasi pada aspek Sosial ini didapat ketika kegiatan ini berlangsung , karena pada saat kegiatan ini semua siswa baik dari kelas playgroup ataupun TK digabungkan menjadi satu sehingga anak bisa bersosialisasi dengan yang lainnya. Emosi Anak-anak merasa bergembira karena kegiatan ini sangat menghibur dan dapat membangkitkan semangat.

30

Tema 2 Waktu

: Lagu : 07.50 s/d 07.55

No 1.

Jenis Kegiatan Bernyanyi

Alat Bermain -

Peran Guru Instructur

Deskripsi interaksi siswa-guru: Guru memilih 2 orang siswa untuk memimpin teman temannya menyanyikan lagu bebas dan menyanyikan yel yel sekolah mereka. Stimulasi terhadap aspek: Kognitif Melatih ingatan siswa ketika bernyanyi karena siswa diharapkan hafal yel-yel sekolah mereka. Sosial Stimulasi pada aspek Sosial-emosi ini didapat ketika kegiatan ini berlangsung , karena pada saat kegiatan ini semua siswa baik dari kelas playgroup ataupun TK digabungkan menjadi satu sehingga anak bisa bersosialisasi dengan yang lainnya. Emosi Anak-anak merasa bergembira karena dengan bernyanyi anak jadi bisa mengekspresikan perasaannya.

31

Kegiatan Inti Tema 1 Waktu : Gerak : 08.00 s/d 08.30

No 1.

Jenis Kegiatan Olahraga

Alat Bermain Bola Kecil, Keranjang, dan Bola Futsal

Peran Guru Instructur

Deskripsi interaksi siswa-guru: Guru ikut serta dalam permainan lempar bola yang dilakukan oleh anak-anak perempuan, dengan berperan sebagai pelempar bola, setelah itu membimbing siswa untuk memasukan bola ke dalam keranjang, mengenal warna-warna bola, dan menghitung jumlah bola. Disisi lain anak laki-laki diarahkan untuk bermain bola futsal dengan peran guru sebagai pengarah. Kegiatan olahraga ini anak - anak dipisahkan berdasarkan jenis kelamin dan digabungkan antara anak TK (Marwah 1) dengan anak playgroup. Stimulasi terhadap aspek: Motorik/Fisik Stimulasi pada aspek Motorik/Fisik ini didapat ketika siswa melakukan Olahraga, dalam kegiatan olahraga ini terjadinya kordinasi gerak ketika mereka berlari dalam kegiatan main futsal dan ketika mereka melempar bola. Kognitif Stimulasi pada aspek Kognitif ini didapat ketika siswa perempuan menyebutkan warna-warna bola dan menghitung jumlah bola sedangkan pada siswa laki-laki ketika mereka menduga bola tersebut tepat sasaran atau tidak. Sosial-emosi Stimulasi pada aspek Sosial-emosi ini didapat ketika siswa berinteraksi dengan lawan mainnya dan ketika permainan berlangsung mereka juga mengendalikan emosinya masing-masing agar tetap menjaga keutuhan tim mereka.

32

Tema 2 Waktu No 1.

: Lingkungan sekitar : 08.30 s/d 08.52 Jenis Kegiatan Alat Bermain Peran Guru Instructur

Bernyanyi mengenal nama bulan masehi (7 Menit)

2.

Bernyanyi mengenal Nama Bunga (8 Menit)

Instructur

3.

Bernyanyi mengenal Nama Tanaman Obat (7 Menit)

Instructur

Deskripsi interaksi siswa-guru: Di dalam kelas terdapat 2 orang guru, ketika guru yang satu membimbing siswa untuk belajar membaca secara bergantian dan guru yang 1 lagi membimbing siswa untuk mengenal nama-nama bulan masehi, mengenal nama-nama bunga, mengenal nama-nama tanaman sambil dinyanyikan agar anak-anak mudah dan cepat untuk menghafal namanama tersebut. Jadi waktu yang diberikan ketika guru memberikan tema huruf dan tema lingkungan sekitar dilakukan secara bersamaan. Stimulasi terhadap aspek: Kognitif Melatih ingatan siswa untuk mengingat apa saja nama-nama bulan masehi, namanama bunga dan nama-nama obat. Selain itu kognitif siswa pun jadi menerima informasi baru tentang hal-hal tersebut. Sosial Siswa dapat merespon guru dengan baik karena siswa juga dapat menyebutkan ulang apa yang telah disampaikan oleh guru. Emosi Siswa mendapat kesenangan ketika bernyanyi
33

Tema 3 Waktu

: Kreativitas : 09.03 s/d 09.15

No 1.

Jenis Kegiatan Mewarnai

Alat Bermain Buku Kreatif dengan gambar batang & daun, Krayon, Kaos Kaki, dan Cat Air

Peran Guru Instructur

Deskripsi interaksi siswa-guru: Guru membimbing siswa untuk membuat bunga dengan mengecapkan kaos kaki yang digulung oleh guru dengan diberi cat air, tetapi sebelum membuat bunga dengan mengecapkan kaos kaki, guru memerintahkan siswa agar mewarnai batang dan daunnya terlebih dahulu menggunakan krayon. Stimulasi terhadap aspek: Motorik Melatih motorik halus siswa ketika siswa mewarnai dan mengecapkan kaos kaki ke cat air yang kemudian ke buku kreatif masing-masing. Kognitif Kognitif siswa juga jadi bisa terasah dengan memadukan warna ketika mereka mewarnai batang dan daun. Sosial Terjadinya interaksi antara guru dan siswa, karena dalam kegiatan ini siswa diharapkan untuk mentaati aturan yang diberikan oleh guru.

34

Istirahat/Makan Tema Waktu : Sosio Drama : 09.15 s/d 09.45

Aspek yang dipelajari saat makan/istirahat Saat istirahat anak melakukan kegiatan makan dan bermain bebas tanpa bimbingan guru, pada saat makan anak belajar untuk berbagi makanan dengan temannya, setelah makan mereka melakukan kegiatan bermain bebas dengan pola bermain peran, didalam bermain itu anak dapat belajar untuk meningkatkan sosialisasi, saling menghargai, dan rasa solidaritas dengan teman-temannya. Deskripsi interaksi siswa-guru: Pada saat istirahat anak dibiarkan untuk makan dan bermain tanpa dibimbing oleh guru tapi sesekali guru mengingatkan kepada anak agar mainnya tidak kasar kepada temannya. Stimulasi terhadap aspek: Motorik Melatih motorik kasar siswa ketika siswa bermain peran, karena pada saat bermain peran siswa melakukan aktifitas kejar-kejaran dengan temannya dalam bermain peran kuda-kudaan, dengan kuda-kudaan tersebut siswa merangkak sehingga dapat meningkatkan kordinasi antara tangan dan kaki. Kognitif Melatih ingatan siswa untuk membacakan doa sebelum dan sesudah makan dan melatih siswa agar mengetahui batasan-batasan dalam bermain peran kudakudaan agar tidak saling melukai satu sama lain, dan tidak berlaku seenaknya kepada siswa yang menjadi kuda. Sosial Terjadinya interaksi dengan teman-temannya, dan melatih siswa untuk saling berbagi dan peduli kepada temannya. Emosi Siswa mendapat kesenangan melalui bermain peran tersebut.
35

Kegiatan Penutup Tema Waktu No 1. : Kedisiplinan : 09.45 s/d 09.52 Jenis Kegiatan Belajar Disiplin Alat Bermain Peran Guru Instructur

Deskripsi interaksi siswa-guru: Guru mengarahkan siswa untuk menyimpan barang-barang termasuk mainan yang telah digunakan pada tempatnya kembali dan setelah itu guru mentertibkan siswa untuk duduk dengan rapih. Stimulasi terhadap aspek: Kognitif Melatih kognitif siswa agar selalu disiplin dan rapih dalam hal apapun. Sosial Siswa dapat merespon apa yang telah di arahkan oleh gurunya.

36

KESIMPULAN
Berikut akan kami sampaikan hasil kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada hari Rabu, tanggal: 21 November 2012. Dari hasil observasi yang didapat, maka dapat disimpulkan bahwa RA/TK Islam Almanar menggunakan model pembelajaran Klasikal dengan tambahan kegiatan pengaman, seperti misalnya anak yang sudah selesai membaca maka dia diperbolehkan kembali kepada anak yang lain untuk mengikuti kegiatan yang berlangsung pada anak yang lainnya seperti menyanyi, berhitung, mewarnai dll. Dengan demikian kondisi ini cukup efektif sehingga anak bisa tetap terarah dalam melakukan kegiatan. Jenis permainan yang digunakan pada tanggal 21 November 2012 adalah bermain peran yang dilakukan pada anak TK (Marwah 1) ketika istirahat, dimana anak berpura-pura menjadi kuda, selain itu jenis permainan konstruktif juga di gunakan oleh kedua kelas yang di observasi ketika kegiatan inti berlangsung, yaitu seperti yang terjadi di kelas playgroup anak dibimbing untuk membentuk angka dari lilin serta yang terjadi di kelas TK(marwah 1) dan playgroup juga anak di bimbing untuk mengecapkan kaos kaki / belimbing yang sudah di celupkan ke cat air untuk membentuk bunga dengan mengecapkannya ke dalam buku kreatif masing-masing. Jenis kegiatan yang dilakukan pada proses belajar mengajar sudah tersusun dengan rapih karena pada proses belajar mengajar sudah terdapat kegiatan pembuka, kegiatan inti, kegiatan penutup dan pada RA/TK Islam Almanar ini guru berperan sangat aktif untuk membimbing siswa siswanya dengan menerapkan bentuk keterlibatannya seperti kelekatan (attachment) dan memperkaya (enrichment). Dengan bentuk kelekatan (attachment) guru berusaha untuk memperhatikan kebutuhan siswa serta berusaha sabar dalam menghadapi siswa-siswa yang agak sulit untuk di atur. Sedangkan dengan bentuk memperkaya (enrichment) guru membimbing dan memberikan informasi-informasi kepada siswa, seperti misalnya memperkaya pengetahuan siswa tentang tumbuh-tumbuhan, hewan, nama-nama bunga, warna, huruf, angka, dan doa-doa yang biasanya digunakan sehari-hari.
37

Adapun tahapan untuk memperkaya bermain yang di gunakan di RA/TK. Islam Almanar sudah sesuai dengan tiga tahapan strategi untuk memperkaya bermain, yaitu adanya Provision seperti waktu yang di gunakan tidak terlalu lama sehingga membuat anak tidak bosan, ruangan yang di gunakan cukup nyaman karena ruang kelas cukup bersih dan aman di gunakan untuk bermain, selain itu materials yang ada juga cukup mendukung karena adanya berbagai macam alat permainan yang di sediakan, dan alat permainan tersebut juga sudah dipilihkan yang aman, derajat kesulitan sesuai dengan tingkat usia, kegunaannya di ketahui dengan jelas, dan desainnya juga menarik. Selain Provision untuk memperkaya bermain juga dapat di gunakan observasi, karena observasi merupakan jembatan antara Provision dengan Involvement. Observasi menentukan apakah bantuan diperlukan anak untuk mengembangkan dan memperluas permainan mereka, karena dengan observasi memungkinkan orang dewasa untuk terlibat dalam kebutuhan dan ketertarikan anak sesuai zaman. Keterlibatan orang dewasa/guru yang terjadi pada RA/TK. Islam Almanar secara umum adalah Instructur, dimana orang dewasa/guru bertugas mengajarkan dan sekaligus memberikan latihan, bimbingan serta pengasuhan kepada anak. Keterlibatan orang dewasa dalam bermain yang merupakan Instructur tersebut sudah sesuai dengan kondisi kelas, karena dengan guru menjadi Instructur maka pengajaran yang dilakukan dapat berjalan secara efektif karena semua siswa diberikan stimulasi yang sama. Dengan demikian maka terdapat beberapa aspek yang perlu dipertahankan oleh RA/TK Islam Almanar seperti tahap kegiatan yang dilakukan sudah tersusun dengan baik, ketersediaan alat alat bermain yang cukup lengkap dan aman, serta lingkungan bermain yang memadai, selain itu aspek pengajaran yang dilakukan oleh guru gurunya juga sudah dapat dibilang memenuhi kriteria pengajaran yang baik.

38

SARAN

Berdasarkan hasil observasi, ada hal yang perlu diperhatikan agar RA/TK Islam Almanar lebih baik lagi dalam proses belajar mengajar seperti lebih memfokuskan kegiatan belajar siswa yang berada di dalam kelas, misalnya siswa yang belajar pada kelas siang tidak diperbolehkan masuk kelas terlebih dahulu jika siswa kelas pagi masih dalam proses belajar, karena dengan masuknya beberapa anak kelas siang maka dapat mengganggu konsentrasi anak kelas pagi selain itu kegiatan belajar juga jadi kurang terfokus.

39

You might also like