You are on page 1of 7

PENGEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA Oleh : Siska Ayu Perwita

A. Pengertian Kurikulum Kurikulum merupakan seperangkat/sistem rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman untuk menggunakan aktivitas belajar mengajar.1 B. Fungsi Kurikulum Pada dasarnya kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman atau acuan. Bagi guru, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran. Bagi sekolah atau pengawas, berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan supervisi atau pengawasan. Bagi orang tua, kurikulurn itu berfungsi sebagai pedoman dalam membimbing anaknya belajar di rumah. Bagi masyarakat, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Bagi siswa itu sendiri, kurikulum berfungsi sebagai suatu pedoman belajar. Berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi siswa sebagai subjek didik

C. Prinsip-prinsip Pengembangan Kurikulum Prinsip umumnya yaitu sesuai yang dikemukakan oleh Nana Syodih Sukmadinata ( 2005: 150-155 ) 1. Prinsip relevansi Kurikulum harus memiliki relevansi keluar dan di dalam kurikulum itu sendiri. Dalam prinsip ini kurikulum harus sesuai dengan tujuan dan isi kurikulum itu sendiri. 2. Prinsip fleksibilitas Kurikulum hendaknya memiliki sifat lentur atau fleksibel yaitu kurikulum itu disesuaikan dengan kondisi daerah , waktu, kemampuan dan latar belakang anak. Kurikulum dibuat disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dalam daerah tersebut. 3. Prinsip kontinuitas

http://ikhwan-insancita.blogspot.com/2012/05/pengertian-kurikulum-fungsi-dan.html

Perkembangan dan proses belajar anak berlangsung secara berkesinambungan artinya dalam pembelajaran itu terdapat proses yang terus menerus dan kurikulum juga harus mempunyai sifat berkesinambungan antara satu tingkat kelas dengan kelas yang lain. 4. Prinsip efisiensi Kurikulum juga harus memiliki sifat praktis artinya kurikulum tersebut mudah dilaksanakan dan mudah diterapkan dalam dunia pendidikan menjawab tantangantantangan yang ada dalam masyarakat, dapat diterapkan dengan media pembelajaran yang sederhana dan memerlukan biaya yang murah. 5. Prinsip efektifitas Prinsip kurikulum harus efektif baik secara kontinuitas maupun kualitas.2

D. Jenis-jenis Kurikulum Jika dilihat dari sudut guru sebagai pengembang kurikulum dikenal jenis-jenis kurikulum sebagai berikut: Open curriculum (kurikulum terbuka), artinya kurikulum = guru. Guru memiliki kebebasan untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan keinginan dan kemampuannya. Close curriculum (kurikulum tertutup), artinya kurikulum sudah ditentukan secara pasti mulai tujuan,materi, metode dan evaluasinya, sehingga guru tinggal melaksanakan apa adanya. Guide curriculum (kurikulum terbimbing), artinya kurikulum setengah terbuka, setengah tertutup. Rambu-rambu pengajar telah ditentukan dalam kurikulum, akan tetapi guru masih diberi kemungkinan untuk mengembangkan lebih lanjut dalam kelas. Sedangkan Nasution mengatakan bahwa jenis-jenis kurikulum ada 3 (tiga), yaitu: 1. Separate subject curriculum Artinya segala bahan pelajaran yang disajikan dalam subject/mata pelajaran yang terpisah-pisah, yang satu lepas dari yang lain. Subject atau mata pelajaran ialah hasil pengalaman umat manusia sepanjang masa, atau kebudayaan dan pengetahuan yang dikumpulkan oleh manusia sejak dahulu, lalu disusun

http://pmat.uad.ac.id/prinsip-pengembangan-kurikulum.html

secara logis dan sistematis, disederhanakan dan disajikan kepada anak didik sesuai dengan usianya masing-masing. Keuntungan-keuntungan : Bahan pelajaran dapat disajikan secara logis dan sistematis Sederhana, mudah direncanakan dan dilaksanakan Mudah dinilai Dipakai di Perguruan Tinggi Sudah menjadi tradisi Memudahkan guru Mudah diubah

Kekurangan-kekurangan : Memberikan mata pelajaran yang lepas-lepas Tidak memperhatikan masalah-masalah sosial yang dihadapi anak-anak sehari-hari Menyampaikan pengalaman umat manusia yang lampaui Tujuannya terlampau terbatas Kurang mengembangkan kemampuan berfikir Statis dan ketinggalan zaman

2. Corelated curriculum Artinya masing-masing tiap mata pelajaran itu mempunyai hubungan. Korelasi ada 3 macam Korelasi secara incidental Hubungan yang lebih erat, satu pokok bahasan dilihat dari berbagai sudut mata pelajaran Mata-mata pelajaran yang difusikan/disatukan, dengan menghilang-kan batas-masingmasing. Misalnya IPS, IPA, Matematika, Kesenian (Broad field curriculum) Keuntungan-keuntungan Murid-murid mendapat informasi yang utuh/terintegrasi Minat murid bertambah Pengertian murid-murid tentang sesuatu lebih mendalam dan luas Memungkinkan murid-murid menggunakan pengetahuannya lebih fungsional

Kekurangan-kekurangan Tidak menghubungkan dengan masalah yang actual Guru sering tidak menguasai pendekatan interdisipliner

3. Integrated kurikulum

Dalam integrated curiculum meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan sehingga diharapkan akan membentuk anak-anak menjadi pribadi yang terintegrated. Keuntungan-keuntungan Merupakan suatu keseluruhan yang bulat Menerobos batas-batas mata pelajaran Didasarkan atas kebutuhan dan minat anak Life centered Perlu waktu panjang Anak-anak dihadapkan pada situasi-situasi yang mengandung problema Dengan sengaja memajukan perkembangan sosial pada anak-anak Direncanakan bersama oleh guru dan murid

Kelemahan-kelemahan Guru-guru tidak disiapkan untuk menjalankan kurikulum seperti ini Dianggap tidak mempunyai sistem organisasi yang logis sistematis Memberatkan tugas guru Tidak memungkinkan ujian umum Alat-alat sangat kurang3

E. Pengembangan Kurikulum di Indonesia Perkembangan kurikulum di Indonesia bisa di katakan sangat kompleks, bahkan hampir setiap 10tahun sekali ada pembaharuan dan pengembangan kurikulum yang dilakukan oleh pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan nasional. Kurikulum yang digunakan dalam dunia pendidikan setelah Indonesia resmi merdeka dari penjajahan Belanda adalah : 1) Rencana pelajaran 1947 Perubahan kisi-kisi pendidikan lebih bersifat politis: dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Bentuknya memuat dua hal pokok: daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, plus garis-garis besar pengajaran. Rencana Pelajaran 1947 mengurangi pendidikan pikiran. Yang pelajaran

http://ellykartikaki2.blogspot.com/2012/07/kurikulum-pendidikan-di-indonesia.html

dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani.4 2) Rencana pelajaran terurai 1952 Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang kemudian diberi nama Rentjana Pelajaran Terurai 1952. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan nasional. Yang paling menonjol dan sekaligus ciri dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Fokusnya pada pengembangan Pancawardhana, yaitu :a) Daya cipta, b) Rasa, c) Karsa, d) Karya, e) Moral.5 3) Rencana pendidikan 1964 Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah: bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga

pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana (Hamalik, 2004), yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan, dan jasmani.6 4) Kurikulum 1968 Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Tujuannya pada pembentukan manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan

http://dedidwitagama.wordpress.com/2008/03/24/tentang-kurikulum-indonesia/ http://heriebciq.blogspot.com/2012/04/perkembangan-kurikulum-di-indonesia.html http://ekagurunesama.blogspot.com/2012/01/sejarah-kurikulum-indonesia.html

organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya 9.7 5) Kurikulum 1975 Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien dan efektif. Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah satuan pelajaran, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Pada Kurikulum 1975 guru dibuat sibuk dengan berbagai catatan kegiatan belajar mengajar.8 6) Kurikulum 1984 Berorientasi proses dan lebih menekankan pada keaktifan siswa di dalam proses pembelajaran. Mengubah prilaku guru dari komunikator menjadi fasilitator. Munculnya model pembelajaran yang dikenal dengan istilah CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif). Istilah Pengajaran dialihkan menjadi Pembelajaran9 7) Kurikulum 1994 dan suplemen kurikulum 1999 beban belajar siswa dinilai terlalu berat. Dari muatan nasional hingga lokal. Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya bahasa daerah kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum. Walhasil,menjelma menjadi kurikulum super padat.Kejatuhan rezim Soeharto pada 1998, diikuti kehadiran suplemen Kurikulum 1999.Tapi perubahannya lebih pada menambah sejumlah materi.10
7

http://pjjpgsd.dikti.go.id/file.php/1/repository/dikti/Revisi_Bahan_Ajar_Cetak/BAC_Pengkur _SD/UNIT-4_PERKEMBANGAN_KURIKULUM_.pdf
8

http://ekagurunesama.blogspot.com/2012/01/sejarah-kurikulum-indonesia.html http://ropandi.blogspot.com/2012/06/pengembangan-kurikulum-di-indonesia.html

10

http://gledysapricilia.wordpress.com/study/sejarah-perkembangan-kurikulum-di-indonesia/

8) Kurikulum 2004 Pada kurikulum KBK ini, Setiap pelajaran diurai berdasar kompetensi apakah yang mesti dicapai siswa. Sayangnya, kerancuan muncul bila dikaitkan dengan alat ukur kompetensi siswa, yakni ujian. Ujian akhir sekolah maupun nasional masih berupa soal pilihan ganda. Bila target kompetensi yang ingin dicapai, evaluasinya tentu lebih banyak pada praktik atau soal uraian yang mampu mengukur seberapa besar pemahaman dan kompetensi siswa. Hasil dari uji coba kurikulum ini kurang memuaskan. Banyak guru yang kurang memahami dan kurang mengerti tentang apa diinginkan dan kompetensi apa yang diharapkan dari kurikulum ini.11 9) KTSP 2006 Perbedaan yang paling menonjol adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini disebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi pengambangan perangkat pembelajaran, seperti silabus dan sistem penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan (sekolah) dibawah koordinasi dan supervisi pemerintah Kabupaten/Kota. (TIAR).12

11

http://heriebciq.blogspot.com/2012/04/perkembangan-kurikulum-di-indonesia.html http://www.infodiknas.com/027-pengembangan-kurikulum-pendidikan-di-indonesia/

12

You might also like