You are on page 1of 26

KEMAMPUAN ADAPTASI NYAMUK AEDES AEGYPTI TERHADAP KONDISI AIR UNTUK TEMPAT PERINDUKANAN Oleh Mira Firdianti P07133111022

BAB I Latar Belakang


Demam berdarah dengue(DBD) merupakan penyakit menular yang berpotensi menimbulkan wabah di berbagai negara termasuk Indonesia. Diperkirakan 60% penduduk yang sakit mengidap penyakit ini. Tentu tidak menggembirakan sebagai akibat dari tingkat pendidikan yang belum memuaskan dan ditambah lagi lingkungan yang kurang terawat.

Berdasarkan teori yang ada bahwa nyamuk Ae aegypti hanya mau berkembangbiak di air bersih saja tapi beberapa penelitian menemukan larva aedes terdapat di dalam sumur gali.A Hal ini mengindikasikan adanya perubahan perilaku nyamuk Aedes dalam beradaptasi dengan lingkungan.9 Bila Aedes benar-benar dapat berkembang biak tanpa air bersih maka potensi bahaya penularan DBD dan penyakit lain yang ditularkan Aedes akan semakin besar dimasa yang akan datang, oleh karena itu perlu diteliti apakah nyamuk Ae aegypti dapat berkembang biak di luar air bersih.

1. Tujuan Umum Membuktikan bahwa nyamuk Ae aegypti dapat bertelur pada berbagai perindukan selain air bersih. 2. Tujuan Khusus a. Membuktikan bahwa nyamuk Ae aegypti dapat bertelur di air tanah. b. Membuktikan bahwa nyamuk Ae aegypti dapat bertelur di air Comberan. c. Menganalisis perbedaan rata-rata jumlah telur Ae aegypti berdasarkan jenis air pada TPA. d. Membandingkan jumlah telur Ae aegypti berdasarkan kombinasi jenis air pada tempat perindukan.

Manfaat
Memberikan bukti bahwa nyamuk Aedes aegepti dapat berkembang biak di luar air bersih. Hal ini dapat menjadi pedoman untuk menyusun kebijakan dan strategi baru dalam pengendalian nyamuk Ae aegypti , terkait dengan usaha-usaha Pencegahan DBD.

BAB II TINJUAN PUSTAKA


A.Nyamuk Aedes aegepti
1. Klasifikasi 2. Ciri-ciri 3. Siklus Hidup

Telur,pupa,larva,dewasa
1. Bionomi a. Tempat Perindukan / Perkembangbiakan, Perilaku makan, Perilaku istirahat, Jarak terbang, Lama hidup

Pengertian Air Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak ada satu pun makhluk hidup yang berada di planet bumi ini, yang tidak membutuhkan air. Batasan Air Limbah Kepmen LH No. KEP-51/MENLH/10/1995 Setiap saat sumber sumber air baru dicari dan dicoba kemungkinannya. Hal ini berkaitan dengan kemajuan dan peningkatan taraf kehidupan manusia yang membutuhkan air, baik untuk kepentingan rumah tangga secara langsung ataupun untuk kepentingan lainnya secara tidak langsung. Sumbersumber air yang ada di bumi ini antara lain adalah air laut, air atmosfer, air permukaan, dan air tanah

Air tanah adalah air yang bergerak dalam tanah terdapat diantara butir-butir tanah atau retakan bebatuan dengan kedalaman 15-30 meter Air comberan (Air limbah rumah tangga) Menurut Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001, air limbah adalah sisa dari suatu usaha kegiatan yang berwujud cair Air bersih Menurut perturan Menteri Kesehaten Republik Indonesi Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 air bersih adalah air yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi sarat kesehatan dan dapat diminum setelah dimasak.

Kerangka Teori
Fogging Densitas Dewasa pupa Air Bersih

PSN

Larva

Telur

TPA

Air Tanah

Bakteri

Parasit

Abatisasi

Air Comberan

Kerangka Konsep
Variabel bebas: Jenis air - Air tanah - Air tercemar (air comberan) - Air bersih Variabel pengendali; - Temperatur - Volume - komposisi Variabel terikat; Jumlah telur yang terdapat di masingmasing air

Hipotesis A.Ditemukan telur Ae aegypti pada perindukan berisi air tanah. B.Ditemukan telur Ae aegypti pada perindukan berisi air comberan. C.Ada perbedaan rata-rata jumlah telur pada masing-masing jenis air.

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian Dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah explanatory research dan pelaksanaanya menggunakan metode Eksperimen Kuasi.Sebagai variabel bebas dan telur Ae aegypti sebagai variabel terikat disain post test only with control group. B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Penelitian ini dilakukan di desa Kertosari Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal. 2. Pemeriksaan air yang akan digunakan penelitian yaitu di laboraturium Stikes Hakli Semarang. 3. Penghitungan telur dilaksanakan di laboraturium Parasitologi Universitas Muhamadiyah Semarang.

C. Subyek Penelitian Subjek penelitian ini adalah nyamuk Ae aegypti yang sudah kenyang darah dan siap untuk bertelur dilaboraturim B2P2VRP. Perlakuan dalam penelitian ini adalah variasi jenis air perindukan. Variasi ini berasal dari tiga macam kondisi air yaitu air bersih (AB), air tanah (AT) dan air comberan (AC). Dari ketiga air tersebut di buat tuju macam variasi sebagia berikut: I. AB-AB-AB V AB-AC II AT-AT-AT VI AT-AC III AC-AC-AC VII AB-AT-AC IV AB-AT

D. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian a. Variabel dependen (terikat) Jumlah telur yang dihasilkan untuk masing-masimg tempat perindukan. b. Variabel independen (bebas) Jenis air tempat bertelur nyamuk Ae aegypti. c. Variabel pengendali Temperatur air, Volume air dan komposisi air.

2. a. b. c. d. e.

Definisi Operasional Menghitung jumlah telur nyamuk Ae aegypti Jenis air tempat bertelur nyamuk Ae aegypti Temperatur air Volume air Komposisi air

E. Metode Pengumpulan Data 1. Data Primer Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan perhitungan jumlah telur yang terdapat di masingmasing tempat eksperimen. 2. Data Sekunder Data yang diperoleh dari studi pustaka yang berasal dari internet, buku-buku, majalah atau hasil penelitian sebelumnya yang mendukung penelitian ini.

F. Prosedur Penelitian 1. Bahan 2. Alat a. Ovitrap berwarna hitam b. Kandang c. Alat tulis d. Thermometer e. Kertas saring 3. Tenaga 4. Cara kerja penelitian

G. Metode Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data dilakukan dengan: a. Entri Data b. Editing c. Tabulasi Data 2. Analisis Data a. Analisis Univariat b. Analisis Bivariat 3. Kemudian untuk mengetahui perbedaan dari masing-masing perlakuan analisis yang dipakai adalah Post Hoc Test dengan pilihan uji LSD (Least Signifikan Difference).

BAB IV Hasil dan Pembahasan


Berdasarkan pemeriksaan air yang digunakan sebagai perlakuan atau kontrol yang diperiksa kendungannya di laboratorium STIKES HAKLI Semarang di peroleh hasil sebagai berikut :

Hasil pemeriksaan air di laboratorium


No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Parameter TDS BOD COD Suhu CO total Amonia pH Satuan Mg/l Mg/l Mg/l
0

Air Tanah 12,6 4,2 12,5 28,1 2,6 0,4 7,3

Air Comberan 532,8 62,5 135,0 27,6 20,9 4,5 8,1

Air Hujan 9,2 3,1 7,2 28,5 2,3 0,2 6,7

NAB 1000 6 50 +/- 3 1,5 6,5 8,5

Mg/l Mg/l

Jumlah telur nyamuk Ae aegypti berdasarkan jenis kombinasi air

Kode AB AT AC

Minimum 98 15 107

Maksimum 377 264 478

Jumlah 3213 1969 3160

Rata-rata Standar Devisiasi 214,20 131,27 211,67 73,921 64,351 114,481

Keterangan : Air Bersih (AB), Air tanah (AT), dan Air Comberan (AC)

Berikut ini rata-rata perolehan jumlah telur nyamuk Ae aegypti berdasarkan jenis air tempat perindukan.
220 214 200 211

180

160

Mean JMLTELUR

140 131 120 AB AT AC

KODE

Keterangan : AB (air bersih), AC (Air Comberan), dan AT (Air tanah)

Hasil jumlah telur nyamuk Ae aegypti berdasarkan kombinasi air dalam kandang
Kode AB, AT dan AC AB dan AT AB dan AC AT saja AC saja AB saja AT dan AC Minimum Maksimum Jumlah 15 88 123 89 122 173 72 208 193 302 264 478 377 163 1055 926 1148 1073 1730 1656 754 Rata-rata 117,22 154,33 191,33 178,83 288,33 276,00 125,67 Standar Devisiasi 54,302 43,339 73,527 59,781 136,008 69,085 38,396

Keterangan : AB (air bersih), AC (Air Comberan), dan AT (Air tanah)

Berikut ini merupakan grafik perolehan telur nyamuk Ae aegypti berdasarkan kombinasi dari ke tiga jenis air
400

300 288 276

200 182

199

183

Mean JMLTELUR

179 151

137 143 100 72 0 AB, AT & AC

KODE
AB AT AC

126 101

AB & AC AT saja

AC saja AB saja

AT & AC

AB & AT

KOM_AIR

Penelitian membuktikan bahwa nyamuk Ae aegypti kenyang darah mau bertelur pada tempat perindukan (ovitrap) yang berisi air bersih, air tanah, (air sumur gali), maupun air comberan (air yang diambil dari got buangan limbah cair rumah tangga). Hal ini menyimpulkan bahwa Ae aegypti mampu beradaptasi dengan lingkungan yang ada, khususnya lingkungan yang tidak menguntungkan. Hasil penelitian ini berbeda dengan teori lama tentang bionomi Ae aegypti dalam bertelur (memilih tempat perindukan). Secara teoritis bahwa nyamuk Ae aegypti hanya mau berkembang biak pada tempat-tempat yang berisikan air jernih misalnya dikaleng bekas, pecahan botol, pecahan gelas, pot bunga, tempat minum burung, gentong, bak mandi, lubang pohon (pisang, kelapa, aren, atau juga pada bekas potongan pohon bambu dan bekas batang atau cabang pohon yang tumbang).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan a. Nyamuk Ae aegypti mau bertelur pada semua jenis telur perindukan baik air bersih, air tanah, maupun air comberan. b. Jumlah telur nyamuk Ae aegypti dari 21 kandang (45 ovitrap) yang terdiri dari air bersih (3213 butir), air tanah (1969 butir) dan air comberan (3160 butir) dengan total jumlah telur 8342 butir. c. Rata-rata jumlah telur pada ketiga jenis air tersebut hasilnya hampir sama artinya tidak ada perbedaan pada masing-masing temapt perindukan (bahwa nyamuk Ae aegypti mau bertelur di air tersebut).

Saran Tindakan penguburan atau pemusnahan tandon air disekitar rumah harus digalakkan, mengingat nyamuk Ae aegypti mau bertelur baik pada air bersih, air tanah, dan air comberan. perlu dikaji lebih lanjut tentang daya tarik air comberan terhadap perilaku bertelur nyamuk Ae aegypti : kandungan-kandungan kimia yang menarik perhatian Ae aegypti dalam memilih tempat bertelur. Pada penelitian ini air perindukan yang digunakan sudah diendabkan selama 24 jam, hasilnya menunjukan bahwa nyamuk Ae aegypti mau bertelur pada semua jenis air. Hal ini menimbulkan pertanyaan baru : apakah nyamuk Ae aegypti mau bertelur pada air tanah dan air comberan yang baru diambil (belum diendabkan) atau dalam keadaan yang selalu teraduk.

You might also like