You are on page 1of 4

Zikir, Menenangkan Hati Mengobati Sakit

Asih, ibu empat anak, sedih bukan main ketika dokter mengatakan dia mengidap penyakit kanker payudara stadium III. Pegawai negeri sipil ini divonis, usianya tinggal 8 bulan lagi. Peristiwa itu terjadi pada 1982. Sebagai upaya medis, Asih kemudian melakukan operasi. Karena kanker yang dideritanya sudah menjalar ke kelenjar getah bening ketiak kanan. Usai operasi penyakitnya berangsur pulih. Tetapi saat suaminya selingkuh, Asih mengalami stres yang berkepanjangan sehingga sakit di payudaranya kambuh lagi. Atas anjuran seorang sahabat, Asih bukan hanya melakukan perawatan medis, tapi juga ikut pengajian di salah satu majelis taklim di Jakarta. Di sini ia memperoleh tuntunan doa dan zikir untuk menenangkan batinnya. Dari sini batin Asih menjadi kaya. Ia memperoleh keyakinan, jika mendapat cobaan dan kita bertawakal kepada-Nya, maka Allah akan memberikan jalan keluar. Asih pun berusaha. Hari-harinya diisi dengan banyak melakukan sholat dan berzikir. Upaya Asih tidak sia-sia. Dua tahun kemudian Asih merasa tubuhnya semakin sehat. Pemeriksaan terakhir, membuat Asih hamper-hampir tak percaya. Ia dinyatakan sembuh total dan bisa menikmati hidup lebih panjang. Ini memang mengejutkan. Karena beberapa bulan sebelumnya, ketika ia memeriksakan penyakit nya ke sebuah rumah sakit kanker di Jepang, dokter memvonis kankernya telah mencapai stadium IV. Umurnya pun diperhitungkan hanya dalam hitungan bulan. Pengalaman Asih cuma sepenggal contoh bagaimana kekuatan zikir membangun harapan sekaligus kepasrahan diri seseorang kepada Allah SWT. Zikir menjadi terapi psikoreligius. Zikir sebagaimana sholat, merupakan sebuah media untuk mendekatkan diri kepada Allah, Pencipta langit dan bumi. Makna zikir bukan sebatas pada ucapan zikir itu sendiri. Zikir adalah segala ucapan dan perbuatan seseorang di jalan Allah. Setiap hari minimal kita melakukan lima kali zikir, yaitu saat sholat. Namun sebenarnya zikir bisa dilakukan dimanapun dan dalam keadaan apapun.
Mencegah Dan Mengobati Penyakit

Kemampuan seseorang mendekatkan diri kepada Allah merupakan hakikat dari zikir. Doa dan zikir merupakan salah satu bentuk komitmen keberagamaan seseorang. Manfaat zikir telah dibuktikan oleh banyak ilmuwan di berbagai belahan dunia. Dr. Francis Keefe, peneliti dari Duke University Medical School, North Carolina, Amerika Serikat, dalam sebuah tulisannya di The Journal of Pain, April 2001, mengulas hasil penelitiannya tentang efek beragama dalam mengatasi nyeri artritis rematik.

Diagnosanya pada 35 penderita artritis rematik membuktikan bila pasien yang taat dan dekat dengan Tuhan lebih mampu mengatasi rasa nyerinya. Kata Francis, beragama membuat orang mampu mengatasi rasa bersalah, menghilangkan pikiran buruk, dan meraih ketenangan hidup. Hal yang sama diungkapkan pula oleh Comstock, dalam Journal of Chronic Diseases, 1972. Bahwa orang yang melakukan kegiatan zikir dan doa secara teratur ternyata risiko kematian akibat penyakit jantung koroner lebih rendah 50 persen. Sementara kematian akibat emphysema (penggelembungan paru) lebih randah 56 persen, kematian akibat Cirrhois Hepatis (pengerasan hati) lebih rendah 74 persen, dan kematian akibat bunuh diri lebih rendah 53 persen. Selain itu, zikir dan doa bisa membuat usia hidup penderita HIV/AIDS lebih panjang.
Kunci Ketenangan Jiwa

Manusia seringkali terlibat dalam kegelisahan. Padahal kegelisahan adalah awal datangnya penyakit. Seluruh kegelisahan itu bisa diatasi dengan berzikir. "Zikir merupakan kunci ketenangan," ujar KH Abdullah Gymnastiar. Menurut Aa Gym, setiap gerak kita bisa dibarengi dengan zikir kepada Allah. Jika itu dilakukan, kita akan tenang dalam melakukan sesuatu. Namun, yang terbaik dari zikir adalah memahami apa yang diucapkan dan bisa merefleksikannya dalam kehidupan sehari-hari. Iman dan kekuatan zikir bisa menjadi stabilisator jiwa, sehingga seseorang selalu diliputi ketenangan dan ketenteraman. Seorang mukmin tidak akan gembira berlebihan, atau hanyut dalam duka berkepanjangan. Seperti sabda Rasulullah SAW: "Sungguh ajaib orang yang beriman. Bila diberi karunia ia bersyukur dan itu baik untuknya. Bila diberi musibah ia bersabar dan itu baik untuknya". Kata Rasulullah SAW, ada ucapan zikir yang ringan diucapkan tapi berat timbangan kebaikannya, yaitu subhanallah, walhamdulillah, wa laa ilaaha ilallah, wallahu akbar. Mengacu pada ilmu kedokteran jiwa saat ini, ditemukan adanya hubungan antara jiwa,saraf, dan kelenjar hormon. Cabang ilmu yang mempelajari masalah ini adalah psiko-neuro-endokrinologi. Doa dan zikir dalam ilmu kedokteran jiwa menjadi terapi psikiatrik. Hal ini karena kemampuan doa dan zikir dalam menenangkan hati sehingga kerja hormone menjadi sempurna dan tubuh pun sehat. Manusia modern kerap hidup dalam ketergesaan, tekanan waktu, serta himpitan target. Kapan dan dimanapun ia dibayang-bayangi tekanan itu. Ketika target tidak tercapai, ia kelabakan dan stres. Dari sinilah rupa-rupa penyakit akan menggerogoti tubuh, seperti susah tidur sampai yang paling serius seperti kanker. Semua ancaman itu tidak akan terjadi jika kita mampu mengelola hati. Yakinlah, apa yang ditentukan Allah untuk kita, tidak akan lepas dari tangan kita. Sebaliknya, apa

yang tidak ditentukan Allah untuk kita, tidak akan mampu kita meraihnya, sekuat apapun kita berusaha. Pasti ada hikmah dibalik setiap ketentuan-Nya. Ketenangan hati kita akan berbuah pada cara pandang yang positif atas berbagai persoalan yang kita hadapi. Ini merupakan bekal hidup yang paling berharga, untuk menjaga kesehatan fisik dan meraih ketenangan hidup.
Zikir Along The Way

Kita perlu menyempatkan waktu khusus untuk berzikir, berdoa, dan bermunajat kepadaNya. Selebihnya, kita bisa melakukannya kapan saja dan di mana saja. Seusai Sholat Sempatkan untuk berzikir seusai sholat, terutama sholat fardhu. Pusatkan konsentrasi pada bacaan yang kita lantunkan dari dalam hati. Kita akhiri dengan membaca doa. Akan lebih bagus lagi jika kita ikuti dengan membaca beberapa ayat Al-Quran. Awali dengan Basmalah Kita awali kegiatan kita hari ini, saat melangkahkan kaki ke luar rumah, dengan membaca "Bismillahi tawwakaltu ala Allahi, la haula wala quwwata ilaabillah". Dengan menyebut asma Allah, aku bertawakal kepada-Nya, tidak ada daya upaya dan kekuatan apapun kecuali dari Allah. Di setiap kita memulai kegiatan, kita awali dengan membaca basmalah: bismillahi ar rahman ar rahim. Menurut Quraish Shihab, seraya membaca basmalah, kita menyadari sepenuhnya bahwa kita tidak dapat melakukan sesuatu kecuali atas izin dan pertolongan-Nya, dan kita melakukan segalanya semata karena Allah. Di jalan, dimanapun saat kita meluncur di keramaian jalan, mungkin kita sudah disibukkan oleh komunikasi dengan atasan atau kolega. Di sela itu, lantunkanlah zikir kepada-Nya. Subhanallah, walhamdulillah, wa laa ilaaha ilallah, wallahu akbar. Mahasuci Allah, segala puji hanya untuk Allah, tiada yang patut disembah kecuali Allah, dan Allah Mahabesar. Ini akan memberi dampak yang sangat positif, ketimbang kita membiarkan diri sewot oleh kemacetan, marah, mengumpat, memencet klakson keraskeras. Perilaku semacam ini justru akan membuat jantung berdegup lebih kencang dan menumpuk benih stres. Di sela-sela pekerjaan, saat menunggu giliran, saat waktu luang, selalu sempatkan untuk berzikir.

Akhiri dengan Hamdalah Kita syukuri sekecil apapun hasil yang kita capai, dengan mengucap puji kepada Allah. Ini akan membersihkan hati kita dari penyakit takabur dan sombong. Menjelang Tidur Kita akhiri hari ini dengan menuju peraduan, beristirahat tidur. Sebelum mata terlelap, kita muhasabah, introspeksi, menghitung apa yang telah kita lakukan hari ini. Jangan-jangan kita menumpuk lagi dosa sepanjang hari ini. Untuk itu kita beristighfar, lalu membaca doa tidur. Sholat Malam "Wa minal laili fatahajjad bihi nafilatallaka". Dan pada sebagian malam, bertahajjudlah sebagai ibadah tambahan bagimu. Meski statusnya adalah ibadah tambahan, tapi tahajjud menduduki posisi istimewa. Pertama, karena dikerjakan di tengah malam, ketika tidur adalah sebuah kenikmatan tiada tara, dan bangun adalah sebuah kesulitan yang luar biasa. Kedua, Allah menjanjikan pahala besar dan kemakbulan doa. Di keheningan malam inilah, kita mengerjakan sholat, berzikir sepuas hati, berdoa dan bermunajat kepada-Nya. Seolah kita berdialog langsung dengan Allah. Kita adukan semua persoalan kepada Allah, seraya menyadari betapa banyak dosa yang telah kita perbuat. Kita mohon ampun, sekaligus mophon dibukakan pintu rahmat, kemudahan, dan kelancaran atas segala urusan.

You might also like