You are on page 1of 17

Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Materi Penggolongan Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya Mata Pelajaran IPA Melalui

Strategi Numbered Heads Together Pada Peserta Didik Kelas VI Semester I SD Negeri 1 Batulicin

I.

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah SDN 1 Batulicin merupakan sebuah SD yang terletak di pusat kota Batulicin dan merupakan Ibu Kota Kabupaten Tanah Bumbu, dengan letak geografis ini tentu SDN 1 Batulicin memiliki sarana pembelajaran yang lengakap untuk mendukung prestasi belajar siswanya. sesunggunya dalam segi pencapaian Kriteria Ketuntasan Maksimum yang ditargetkan Guru kelas IV mata pelajaran IPA materi Penggolongan Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya belum sepenuhnya sesuai harapan, dalam hal ini ada berberapa siswa yang pencapaian KKM pada materi tersebut belum maksimal ( belum tuntas ). Di SD Negeri 1 Batulicin tersebut kelas IV terdapat dua rombongan belajar yang masing-masing kelas memiliki 38 siswa, berdasarkan jumlah siswa yang sebanyak itu tentu tidak efektif jika guru melakukan kegiatan pembelajaran hanya mengandalkan buku-buku saja, sejatinya banyak strategi yang perlu dikembangkan guna mendukung tercapainya target ketuntasan yang diinginkan makan, untuk mendukung pencapaian hasil maksimal dalam KKM dengan julah siswa sebasar itu, penyusun berusaha mencoba menggembangkan strategi Numbered Heads Together dalam kegiatan peneliatiannya. Sejalan dengan hal tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia tentang Standar Kompetensi Luusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah khususnya mata pelajaran Sains di SD dan MI menegaskan bahwa memahami konsep penyesuaian makhluk hidup dengan lingkungannya merupakan salah satu kompetensi dalam mata pelajaran Sains. Secara konkret untuk mencapai Standar Kompetensi lulusan tersebut diterjemahkan ke dalam proses pembelajaran. Salah satu upaya guru dalam mengkonkretkan proses pembelajaran tersebut dengan menyesuaikan konteks konsep dengan lingkungan belajar siswa dan oleh karena itu guru harus mampu dan terampil menguasai dan menerapkan beberapa pendekatan dalam belajar diantaranya adalah Strategi Numbered Heads Together .( Depdiknas, 2003: 17 )

II.

Ruang Lingkup Penelitian Penelitian yang dilakukan di SDN 1 Batulicin Kelas IV pada konsep Penggolongan Hewan Berdasarkan Jenis Makananya akan dibagi berberapa siklus penelitian sehingga tercapai target ketuntasan maksimum (KKM) yaitu 65 standar ketuntasan bidang studi IPA dapat tercapai. Metode Numbered Heads Together dalam pelaksanaannya merangkum beberapa aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik sehingga peneliti berkesimpulan ketiga aspek tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga dapat memfokuskan untuk meneliti ketiga aspek tersebut.

III. Rumusan Masalah Apakah penerapan Strategi Pembelajaran Numbered Heads Together pada materi Penggolongan Hewan Berdasarkan Jenis Makananya dapat meningkatkan Hasil Belajar Siswa SD Negeri 1 Batulicin? Bagaimanakah caranya memotivasi siswa agar minat belajar pada pembelajaran IPA konsep Penggolongan Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya agar dapat meningkatkan hasil belajar? Apakah aktivitas guru akan meningkat pada penerapan Strategi Numbered Heads Together pada materi Penggolongan Hewan Berdasarkan Jenis Makananya? IV. Tujuan Penelitian Media pembelajaran Numbered Heads Together diharapkan siswa SDN 1 Batulicin dapat dengan mudah menerima materi yang disampaikan oleh guru.

Dengan media pembelajaran tersebut siswa diharapkan termotivasi untuk mengikuti aktif mengikuti pembelajaran. Diharapkan standar yang telah ditentukan peneliti dapat tercapai dengan metode tersebut.

V. Manfaat Penelitian Bagi Guru : Hasil penelitian ini membantu guru menemukan strategi yang tepat untuk merancang suatu kegiatan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pembelajaran IPA dan Meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada konsep Penggolongan Hewan Berdasarkan Jenis Makananya Bagi siswa : Hasil penelitian ini bermanfaat membantu siswa lebih mudah dalam memecahkan masalah- masalah pembelajaran IPA terutama pada konsep penyesuaian makhluk hidup dengan lingkungannya, dan Peningkatan hasil belajar siswa sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu 80 % siswa memperoleh nilai 65 atau lebih. Kepala Sekolah : Kepala sekolah hendaknya dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai masukan dalam melaksanakan supervisi kelas dan acuan dalam pelaksanaan penelitian lanjutan, sehingga sekolah dapat menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu. Bagi Instansi :

Dengan PTK dapat menjadi tolak ukur untuk menentukan kemampuan guru diwilayah kerjanya, sehingga kualitas tenanga pendidik bisa dapat terpantau. VI. Definis Operasional Definisi Motivasi
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan. Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X dan Y Douglas McGregor maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Devinisi Hasil Belajar Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran. Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara 1. Ranah lain kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut: Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, 2. Ranah analisis, sintesis dan penilaian. Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai.

3. Ranah

Psikomotor

Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati). Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Nunbered Header Togedher Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang

mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam kelompokkelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk

memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam

proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan masalah. Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Ibrahim mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan tipe NHT yaitu : 1. Hasil belajar akademik stuktural Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. 2. Pengakuan adanya keragaman Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang. 3. Pengembangan keterampilan social Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa. Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen dalam Ibrahim (2000: 29), dengan tiga langkah yaitu : a) Pembentukan kelompok; b) Diskusi masalah; c) Tukar jawaban antar kelompok

Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan oleh Ibrahim (2000: 29) menjadi enam langkah sebagai berikut : Langkah 1. Persiapan Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Langkah 2. Pembentukan kelompok Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok. Langkah 3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru. Langkah 4. Diskusi masalah Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik sampai yang bersifat umum. Langkah 5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas. Langkah 6. Memberi kesimpulan Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan. Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh Lundgren dalam Ibrahim (2000: 18), antara lain adalah : Rasa harga diri menjadi lebih tinggi Memperbaiki kehadiran Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil Konflik antara pribadi berkurang

Pemahaman yang lebih mendalam Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi Hasil belajar lebih tinggi VII. Kajian Pustaka Motivasi Dengan model pembelajaran yang peneliti kembangkan di Sekolah Dasar Negeri 1 Batulicin kelas IV diharapkan dapat meotivas serta meningkatkan daya seraf dalam ke tiga ranah perkembangan peserta didik Hasil belajar yang diharapkan peneliti adalah Selain nilai akademis yang diharapakan karakter perkembangan Psikomotorik siswa dapat terpukuk sejak dini melalui kegiatan belajar yang interaktif berpusat pada siswa itu sendiri. Strategi yang dikembangkan peneliti tehadap siswa yaitu Numbered Heads Together dirasa mampu untuk meningkatkan nilai KKM yang peneliti targetkan karena metode tersebut terdapat unsur-unsur kognitif dan afektif serta penanaman karekter yang simpul dalam pysikomotorik.

Tinjauan Materi 1. Materi Pokok: Berbagai Jenis Makanan Hewan 2. Sub-Sub Materi Penggolongan Hewan Berdasarkan Makanannya 3. Materi

Berdasarkan jenis makanannya, hewan dikelompokkan menjadi 3 jenis yaitu: herbivora, karnivora, dan omnivore. Herbivora adalah hewan yang makananyan berasal dari tumbuhan saja, misalnya kelinci, kambing, sapi, dan kuda. Karnivora adalah hewan yang makananya berasal dari hewan saja, misalnya kucing, anjing, singa, dan buaya. Omnivora adalah hewan yang makananya berasal dari tumbuhan dan hewan, misalnya ayam, tikus, dan beruang. Makanan bagi hewan dapat berasal dari tumbuhan dan hewan, bagian tumbuhan yang paling banyak dimakan hewan adalah daun, batang, dan nectar. Hewan yang paling banyak dimakan hewan lain adalah hewan herbivore dan hewan bertubuh kecil, misalnya serangga. Kerangka Pemikiran
Tiga elemen utama dalam definisi motivasi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan. Berdasarkan teori hierarki kebutuhan Abraham Maslow, teori X dan Y Douglas McGregor maupun teori motivasi kontemporer, arti motivasi adalah alasan yang mendasari sebuah perbuatan yang dilakukan oleh seorang individu. Dapat dikaitkan dengan hasil belajar siswa, Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Sehingga dengan keterkaitan antara komponen utama dalam peningkatan kualitas hasil pemaham siswa SD Negeri 1 Batulicin tersebut peneliti dapat mendeteksi bahwa model pembelajaran Numbered Header Together dapat sejalan beriringan hal ini disebabkan oleh pemikiran peneliti bahwa model tersebut juga mengutamakan tiga ranah perkembangan peserta didik yaitu kognitif, apektif, psikomotorik. Hipotesis Tindakan

Jika Peneliti dalam proses pembelajaran mata pelajaran IPA materi Penggolongan Hewan Berdasarkan Jenis Makanannya menggunakan pendekatan Kooperatif maka motivasi dan hasil belajarnya dapat memenuhi standar ketuntasan maksimum KKM yang telah di targetkan peneliti yaitu 65.

VIII.

Bagan Kerangka Pemikiran


Perencanaan Tindakan - II Perencanaan Tindakan - I Pengamatan / pengumpulan Data - I

Siklus I (1 x pertemuan ) (2 Permasalahan baru, hasil Refleksi Siklus II (1 x pertemuan ) Refleksi - I

Permasalahan

Catatan; Siklus akan berlanjut sesuai pencapaian hasil persiklus siswa.

IX. Metode Penelitian a. Setting Penelitian

1. Alamat Sekolah: Penelitian dilaksankan di SD Negeri 1 Batulicin Kecamatan Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu Jl. Intan No. 33, web: http://sdn1batulicin.blogspot.com 2. Waktu Penelitian Waktu kegiatan dilaksanakan selama dua bulan 3. Pysikologi Lingkungan Siswa SD Negeri 1 Batulicin adalah hotrogen artinya multi etnis karena berbagai macam suku baik Banjar, Dayak, Makasar maupun Jawa, begitu juga siswa dikelas IV, begitu pula siswa di kelas IV. Dari segi ekonomi keluarga kebanyakan siswa kelas IV dari kalangan ekonomin yang pendapatan keluarganya rendah sehingga sekolah membebaskan biaya pendidikan termasuk buku-buku dibagikan secara Cuma-Cuma kepaada siswa hal ini sejalan dengan program pemerintah daerah, hanya sebagain siswa yang latar belakang keluarganya dari keluaga yang mampu.

b. Variabel yang diteliti 1. Faktor hasil belajar siswa terhadap Strategi Pembelajaran Kontekstual pada Konsep penyesuaian makhluk hidup dengan lingkungannya 2. Faktor Guru berupa kemampuan guru dalam melakukan aktivitas pembelajaran menggunakan Strategi Pembelajaran Kontekstual pada Konsep penyesuaian makhluk hidup dengan lingkungannya 3. Faktor Proses berupa berlangsungnya segala kegiatan seperti yang sudah ditentukan sebelumnya.

X. Instrumen Penelitian Isntrumen yang digunakan peneliti antara lain 1. Isntrumen observasi guru 2. Angket 3. Soal-soal evaluasi siswa XI. Prosedur Penelitian 1. Tahap Pendahuluan a. Menyusun jadwal penelitian b. Menentukan observer dan melaporkan kepada kepala sekolah c. Menyusun Rencana Pelaksanan Pembelajaran yang digunakan untuk siklus 1

d. Menyusun angket e. Menyusun Soal Ulangan f. Menyusun denah duduk g. menyusun lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran 2. Tahap tindakan A. Deskripsi Per Siklus Secara prosedural pelaksanaan pebaikan ini melalui tiga tahapan penting, yaitu tahapan penjajakan, persiapan dan pelaksanaan. Namun semua prosedur ini dilaksanakan penulis dengan bantuan oleh teman sejawat, supervisor hingga pihak sekolah tempat pelaksanaan. Pada Proposal dibagian ini penulis hanya menampilkan sisi prosedur pelaksanaan di kelas sesuai program yang direncanakan. Hal ini dimaksudkan bahwa bagian ini merupakan bagian paling penting dimana dari bagian ini sudah dapat dilihat bagaimana persiapan telah dilakukan dan bagimana pula gambaran hasil kegiatan yang akan diraih. Berikut ini akan penulis paparkan tahapan-tahapan prosedural penting pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilapangan.

a. Pembelajaran IPA kelas IV Siklus I Kegiatan pembukaan yang berisi penyampaian tujuan pembelajaran dan penggalian problem belajar siswa Menempatkan siswa secara berkelompok

Kegiatan penyampaian konsep dari teori yang disertai penyampaian contoh yang diarahkan pada Bangun Datar Siswa akan diarahkan pada kegiatan Model Numberede Heads Together Kegiatan penutup dengan orientasi materi, pemberian tugas rumah dan menutup Menyiapkan lembar kegiatan siswa Observasi strategi pembelajaran Observasi keterlaksanaan pembelajar Refleksi b. Pada perbaikan pembelajaran Matematika kelas VI siklus II

mbukaan yang berisi penyampaian tujuan pembelajaran dan penggalian problem belajar siswa

an siswa secara berkelompok

nyampaian konsep dari teori yang disertai penyampaian contoh yang diarahkan pada Bangun Datar

diarahkan pada kegiatan Model Numberede Heads Together

nutup dengan orientasi materi, pemberian tugas rumah dan menutup

pkan lembar kegiatan siswa

asi strategi pembelajaran

asi keterlaksanaan pembelajar XII. Data dan Sumber Data a. Hasil penilan prose belajar peserta didik b. Lembar kegiatan peserta didik

c. Soal ulangan XIII. Analisis Data Penarikan data yang digunakan peneliti meliputi : a. Analisis kualitatif Antara lain kecerdasan, kepekaan konseptual siswa, dan kerativitas

b. Analisis kuantitatif Penskoran tehadap kelompok yang berhasil menyelasaikan tugas-tugas yang diberikan peneliti. XIV. Indikator keberhasilan Indicator yang diterapkan peneliti berupa penilaian kognitif dengan standar KKM yang telah ditargetkan dan disampaikan kepada siswa dengan ketentuan sebagai berikut: 1. 80-100 = sangat memuaskan 2. 60-79 = memuaskan 3. 40-59 = cukup memuaskan 4. 20-59 = kurang memuaskan 5. 0-19 = gagal

XV.

Jadwal Kegiatan
Mata No Pelajaran Ruang Kelas 1 IPA I (2 X 35 Menit) IV Ruang Kelas 2 IPA II (2 x 35 Ment ) IV 2012 2012 02 Juli Siklus Alokasi Waktu Tempat Realisasi 01 Juni Waktu Ket

Daftar pustaka Haryanti, Drs. 2004. Sains Untuk SD Kelas IV KTSP. Erlangga www.wikipedia.org/wiki/Motivasi di download pada tanggal 4 juni 2012 jam 10.20 www.wikipedia.org/wiki/Hasil belajar di download pada tanggal 4 juni 2012 jam 11.00 http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-pembelajaran-nht-numbered-headtogether/ di download pada tanggal 4 juni 2012 jam 11.06 http://ian43.wordpress.com/2010/05/25/perbedaan-dan-pengertian-penelitiankualitatif-dan-kuantitatif/ di download pada tanggal 5 juni 2012 jam 02.030

Diklat Sertifikasi Angkatan ke-2 Oleh Rafii Hamdi, S.Pd.SD Pembimbing Prof .Wahyu

You might also like