You are on page 1of 16

Analisa Usaha Tani Tanaman Kacang Hijau

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Kacang hijau merupakan komoditas strategis di NTB karena sifat

agronomisnya yang relatif tahan kekeringan dengan umur panen yang pendek. Namun demikian produktivitasnya di tingkat petani masih relatif rendah yaitu 350 - 475 kg/ha. Areal tanaman kacang hijau yang terluas di NTB adalah di

Kabupaten Sumbawa dengan rata-rata setiap tahun seluas 26.987 ha (61,16% dari luas tanam kacang hijau NTB) (Dinas Pertanian NTB, 1999). Nilai strategis kacang hijau terletak pada kemampuannya sebagai tanaman penyelamat kegagalan panen dari tanaman sebelumnya seperti padi yang gagal panen akibat gangguan musim kering. Sifat kompetitif lainnya yang ditunjukkan adalah harganya relatif stabil dibanding kedelai yang di pasar bebas sering berfluktuasi harganya karena desakan kedelai asal impor. Hal tersebut didukung oleh pendapat Kasno (1990) yang menyatakan bahwa kelebihan kacang hijau ini terletak pada agronomis serta eknonomisnya. Kelebihan agronomi adalah

ketahanannya terhadap kekeringan, berumur genjah (55 - 60 hari), cocok untuk daerah dengan curah hujan rendah, hama penyakit relatif sedikit, tumbuh baik di tanah kurang subur, jenis tanah yang drainase kurang baik, cara budidaya mudah, resiko kegagalan panen secara total kecil dan harga jual relatif lebih tinggi dibanding kacang-kacangan lainnya. Kacang hijau banyak dibudidayakan di lahan kering pada musim hujan dan di lahan sawah setelah padi pada musim kemarau II. Potensi lahan untuk pengembangan kacang hijau di NTB yaitu di lahan kering yang berupa ladang dan tegalan seluas 211.635 ha (BPS, 2003), serta di lahan sawah seluas 225.026 ha (BPS, 2003). Pada tahun 2003 tercatat luas panen kacang hijau di NTB mencapai 47.114 ha dengan produktivitas 0,751 t/ha. Produktivitas ini masih sangat rendah dibanding potensi hasil kacang hijau dapat mencapai 2,0 t/ha (Santoso, 1996).

1
Produksi Tanaman Pangan

Analisa Usaha Tani Tanaman Kacang Hijau

Tingkat produktivitas yang rendah dipengaruhi oleh cara pengelolaan tanaman yang kurang intensif diantaranya belum menggunakan varietas unggul yang adaptif. Berbagai teknologi telah diuji terutama yang berkaitan dengan adaptasi varietas kacang hijau serta pola tanam di lahan kering. Di lahan kering kacang hijau di tanam sebagai tanaman relay menjelang panen jagung. Kajian tahun 1997 menunjukkan bahwa produktivitas kacang hijau dengan pola tanam relay yang menggunakan varietas lokal dapat mencapai 0,95 t/ha, sedang jagung Bisma sebagai tanaman utama dapat menghasilkan 3,73 t/ha pipilan kering. Dengan hasil panen tersebut, penerimaan petani dapat mencapai Rp.3.798.922,-/ha dengan B/C 2,26. Hasil kajian MH. 1998/1999 peningkatan pendapatan petani dengan menerapkan pola tanam relay dapat meningkat 30%. (Basuki. 2000). Selama ini petani telah mengenal berbagai varietas yang sudah dilepas oleh pemerintah diantaranya yang beredar di NTB seperti varietas Camar, Sriti, Walet, Betet, Kenari, Merak, dan Sampiong. Tujuan kajian ini adalah

menganalisis keuntungan usahatani kacang hijau di tingkat petani dan peluang pengembangannya di lahan kering.

1.2

Rumusan Masalah
1.2.1 1.2.2 1.2.3 1.2.4 1.2.5 Bagaimana klasifikasi tanaman kacang hijau ? Apa saja manfaat tanaman kacang hijau ? Bagaimana teknik budidaya tanaman kacang hijau ? Bagaimana analisa usaha tani kacang hijau dalam bentuk biji kering ? Seperti apa pengkajian masalah tingkat keuntungan analisa usahatani kacang hijau sebagai komoditas unggulan daerah NTB ? 1.2.6 1.2.7 Apa sajakah dinamika kinerja produksi ? Bagaimana kentungan analisa usaha tani kacang hijau ?

2
Produksi Tanaman Pangan

Analisa Usaha Tani Tanaman Kacang Hijau

1.3

Tujuan
Untuk mengetahui analisa usahatani tanaman kacang hijau pada umumnya

serta mengetahui peningkatan daya produktivitas petani agar lebih produktif lagi dan mengetahui dinamika kerja produksi tanaman kacang hijau di kalangan petani.

3
Produksi Tanaman Pangan

Analisa Usaha Tani Tanaman Kacang Hijau

BAB II PEMBAHASAN

2.1

Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau


Devisio (divisi) Subdivisio (sub divisi) Clas (kelas) Ordo (bangsa) Familia (suku ) Subfamilia Genus (marga) Spesies (jenis) : Spermatophyta (tanaman berbiji) : Angeaspermae (biji berada di dalam buah ) : Dicotyledoneae (biji berkeping dua) : leguminales : leguminoceae (kacang-kacangan) : papillionoideae : phaseolus : Phaseolus arus atau Phaseolusradiatus L.

Kacang hijau merupakan salah satu tanaman semusim yang berumur pendek (kurang lebih 60 hari). Tanaman ini disebut juga mungbean, green gram atau golden gram. Dalam dunia tumbuh-tumbuhan. Kemudian didalam tanaman kacang ada beberapa jenis tanaman yang ada di Indonesia ada 2 ( dua ) tipe yaitu : a. Tipe tegak. Jenis Kacang ini tumbuh lurus atau sedikit miring keatas, buahnya terdapat pada ruas-ruas dekat rumpun, umumnya pendek ( genjah ) dan kemasakan buahnya serempak. b. Tipe menjalar Jenis ini tumbuh kearah samping, batang utama berukuran panjang, buah terdapat pada ruas-ruas yang berdekatan dengan tanah dan umumnya berumur panjang.

4
Produksi Tanaman Pangan

Analisa Usaha Tani Tanaman Kacang Hijau

2.2

Manfaat Tanaman Kacang Hijau


Kacang hijau sebagai bahan pangan sumber protein nabati sudah sangat

populer di dalam kehidupan manusia sehari-hari. Di Indonesia, kacang hijau merupakan komoditas kacang-kacang yang penting setelah kacang kedelai dan kacang tanah.kajang hijau memiliki bermacam-macam manfaat d dalam kehidupan manusia,antara lain sebagai bahan makanan manusia,untuk mengobati (terapi), dan untuk bahan pakan ternak.sedangkan kegunaan kacang hijau adalah dapat di olah menjadi bermacam-macam produk makanan yang lebih sempurna. Penggunaan kacang hijau untuk bahan makanan manusia harus diolah terlebih dahulu.pengolahan kacang hijau menjadi makanan, misalnya untuk tauge,campuran pembuatan tahu,tepung kacang hijau,bubur,pembuatan mie dan kue-kue.kacang hijau sebagai bahan makanan manusia cukup baik d konsumsi untuk memenuhi kebutuhan gizi dan kesehatan tubuh,karena di samping sudah kaya protein,juga mengandung zat-zat gizi lainnya yang cukup lengkap.

2.3
2.3.1

Teknik Budidaya Tanaman Kacang Hijau


Varietas Semua varietas kacang hijau yang telah dilepas cocok ditanam di lahan sawah maupun lahan kering. Varietas terbaru tahan penyakit embun tepung dan bercak daun seperti sriti, kenari, perkutut, murai dan kutilang dapat dianjurkan untuk ditanam di daerah endemik penyakit tersebut. Kebutuhan benih sekitar 25-30 kg/ha dengan daya tumbuh 90%.

2.3.2Penyiapan Lahan Pada lahan sawah bekas tanaman padi, tidak perlu dilakukan pengolahan tanah (Tanpa Olah Tanah = TOT). Tunggul padi perlu dipotong pendek dan jerami padi dibersihkan. Apabila tanah becek, perlu dibuat saluran drainase.

5
Produksi Tanaman Pangan

Analisa Usaha Tani Tanaman Kacang Hijau

Pada lahan kering (tegalan) pengolahan tanah dilakukan intensif dibersihkan dari rumput, dicangkul hingga gembur (untuk tanah tegalan yang berat pembajakan dilakukan sedalam 15-20 cm) dibuat petakan 3-4 m.Pemberian mulsa jerami sekitar 5 ton/ha agar dapat menekan pertumbuhan gulma, mencegah penguapan air dan perbaikan struktur tanah. 2.3.3 Penanaman 1. Waktu Tanam pada lahan sawah tanaman kacang hijau ditanam pada musim kemarau setelah tanaman padi. Sedangkan di lahan tegalandilakukan pada awal musim hujan. 2. Cara Tanam, Benih ditanam dengan cara tugal, dengan jarak 40 cm x 15 cm untuk musim hujan, sehingga populasinya sekitar 300-400 ribu tanaman per hektar. Sedangkan untuk musim kemarau digunakan jarak tanam 40 cm x 10 cm, tiap lubang diisi 2 biji. Sehingga populasinya sekitar 400-500 ribu tanaman per hektar. 3. Penyulaman dapat dilakukan sebelum tanaman berumur 7 hari.

2.3.4

Pemupukan 1. Pada lahan sawah bekas tanaman padi yang subur, tanaman kacang hijau pada umumnya tidak perlu dilakukan pemupukan. 2. Pada lahan kering diperlukan pemupukan dengan NPK. 3. Pada tanah yang kurang subur dilakukan pemupukan 45 kg Urea, 45 90 kg TSP dan 50 kg KCL/ha yang diberikan pada saat tanam secara larikan di sisi lubang tanam sepanjang barisan tanaman. 4. Penambahan pupuk organik seperti pupuk kompos, pupuk kandang dapat meningkat kapasitas menahan air di dalam tanah. Pupuk organik diberikan dengan sebanyak 15-20 ton/ha 5. Abu dapur sangat baik digunakan sebagai penutup lobang tanam

2.3.5

Penggunaan Mulsa Jerami Jerami padi dapat diaplikasikan sebagai mulsa, dengan takaran 5

6
Produksi Tanaman Pangan

Analisa Usaha Tani Tanaman Kacang Hijau

ton jerami padi/ha. Penggunaan mulsa dapat menekan serangan lalat bibit, pertumbuhan gulma dan penguapan air. 2.3.6Pengairan Tanaman kacang hijau relatif tahan kering, namun tetap memerlukan pengairan terutama pada periode kritis pada waktu perkecambahan, menjelang berbunga (umur 25 hari) dan pembentukan polong (umur 45-50 hari). 2.3.7 Penyiangan Penyiangan dilakukan seawal mungkin karena kacang hijau tidak tahan bersaing dengan gulma. Penyiangan dilakukan 2 kali pada umur 2 dan 4 minggu.

2.4
No

Analisa Usaha Tani Kacang Hijau dalam Bentuk Biji Kering


Uraian Volume Satuan Biaya (Rp) Jumlah Biaya /Ha (Rp) 600.000 800.000 400.000 800.000 160.000 120.000 800.000 400.000 4.080.000 15.000 1.600 2.000 2.300 100.000 375.000 40.000 50.000 115.000 100.000 680.000

Tenaga Kerja Penyiapan Lahan Penanaman Pemupukan Penyiangan Penyemprotan Pengairan P anen Pengangkutan / Penyimpanan Jumlah Sarana Produksi Benih Urea Sp-36 KCL Pupuk Kandang Pestisida Jumlah

15 HOK 20 HOK 10 HOK 20 HOK 4 HOK 3 HOK 20 HOK 10 HOK 102 HOK 25 Kg 25 Kg 25 Kg 50 Kg 1 LTR

40.000 40.000 40.000 40.000 40.000 40.000 40.000 40.000

7
Produksi Tanaman Pangan

Analisa Usaha Tani Tanaman Kacang Hijau

Lain Lain Pengeluaran Sewa Lahan Pajak Jumlah Jumlah A+B+C Total Biaya Produksi Total Produksi Harga Jual Produksi Pendapatan Bersih (3-1) R/C (3/1)

Per MT

4.760.000 4.760.000 1.500 Kg 1.500 Kg 11.000 16.500.000 11.740.000 3,47

2.5

Pengkajian MasalahTingkat Keuntungan Analisa Usahatani Kacang Hijau Sebagai Komoditas Unggulan Daerah NTB
Pengkajian dilakukan di desa Bantu Lanteh Kecamatan Empang Sumbawa

selama dua tahun yaitu dimulai bulan Juni hingga Desember tahun 2003 dan tahun 2004. Pengkajian menggunakan metoda survai dan desk study. Petani

sampel ditentukan berdasarkan lokasi sentra komoditas unggulan tersebut. Penentuan petani responden dilakukan dengan cara purposive sampling, dengan jumlah responden 15 orang. Data yang dikumpulkan meliputi input saprodi, tenaga kerja, harga saprodi, upah tenaga kerja, harga jual, dan biaya lain. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara langsung pada petani menggunakan bantuan kuesioner terstruktur. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif misalnya, rataan, dan pertumbuhan/trend, sedang untuk mengetahui keuntungan usahatani digunakan analisis B/C ratio.

2.6

DinamikaKinerjaProduksi
Produktivitas merupakan salah satu indikator yang menjadi ukuran Dari studi kajian adaptasi

diadopsi atau tidaknya suatu varietas introduksi.

bersama beberapa galur lainnya beberapa varietas menampilkan produktivitasnya. Riyanti, dkk (2003) melaporkan di Narmada potensi hasil kajian uji adaptasi dari tahun 2001 dan tahun 2002 beberapa varietas lokal dan varietas yang telah dilepas 8
Produksi Tanaman Pangan

Analisa Usaha Tani Tanaman Kacang Hijau

oleh Balit kabi untuk kacang hijau Sampiong adalah 1.230 t/ha di Narmada Lombok dan di P. Sumbawa mencapai 1,485 t/ha. Sedangkan Perkutut 1,760 t/ha di Narmada dan produksi Walet di Sumbawa 2 t/ha. Data perkembangan produksi kacang hijau per kabupaten menunjukkan variasi yang tinggi. Di beberapa kabupaten terjadi kenaikan produksi yang relatif tinggi sementara itu di kabupaten lain terjadi sebaliknya. Kenaikan produksi kacang hijau sekitar 90 - 100 persen terjadi di Kabupaten Lombok Barat, Lombok Tengah dan Lombok Timur. Peningkatan produksi yang tinggi namun lebih rendah dibandingkan peningkatan di tiga kabupaten sebelumnya juga terjadi di Kabupaten Sumbawa (48,33%). Produksi kacang hijau di Kabupaten Dompu, Bima dan Kota Mataram selama dua tahun menurun disebabkan berkurangnya areal panen yang relatif besar. Perkembangan luas panen, produktivitas dan produksi kacang hijau di Provinsi NTB per kabupaten dapat dilihat pada Tabel 1. Data pada tabel tersebut menunjukkan peningkatan produksi kacang hijau yang relatif tinggi yaitu sebesar 47,59 persen. Peningkatan produksi ini disebabkan oleh adanya penambahan luas areal panen dan produktivitas secara bersamaan. Namun peningkatan

produktivitas yang tinggi (37,55%) lebih dominan menentukan kenaikan produksi kacang hijau di NTB dibandingkan peningkatan luas areal panen (7,28%).

Tabel 1.

Perkembangan Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang

Hijau menurut Kabupaten di Propinsi Nusa Tenggara Barat, 2002-2003 Kabu No. paten/ Kota 1 2 3 Lobar Loteng Lotim 2002 1333 3444 1298 2003 1743 5118 1920 r (%) 2002 2003 7.63 6.98 7.59 r (%) 2002 2003 1331 3570 1457 r (%) 91.79 91.63 104.63 Luas Panen (Ha) Produktivitas (Kw/Ha) Produksi (Ton)

30.76 5.21 48.61 5.41 47.92 5.48

46.45 694 29.02 1863 38.50 712

9
Produksi Tanaman Pangan

Analisa Usaha Tani Tanaman Kacang Hijau

Sumbawa 34521 36862 6.78 -

5.46

7.58

38.83 18836 27939 48.33

Dompu

925

533

42.38 5.03 -

6.99

38.97 466

373

-19.96

Bima

2338

902

61.42 5.93 -

7.86

32.55 1386

709

-48.85

Mataram

59

36

38.98 5.51 5.46

7.50 7.51

36.12 33

27

-18.18

Total NTB

43918 47114 7.28

37.55 23990 35406 47.59

Sumber : BPS Propinsi NTB, 2002-2003

2.7

Keuntungan Analisa Usahatani Kacang Hijau


Hasil Kajian Tahun 2003 Sebagai contoh produksi di tingkat usahatani, petani kacang hijau dipilih dari petani di Desa Batu Lanteh, Kecamatan Empang, Kabupaten Sumbawa. Rata-rata luas pengusahaan lahan kacang hijau 0,77 ha. Analisa dilakukan selama dua musim tanam yaitu MK II 2002 dan MH 2002/2003. Rataan produksi kacang hijau yang dapat dicapai petani sekitar

2.7.1

5,3 Kw per hektar per musim. Tingkat produksi ini tidak jauh berbeda dengan dataBPS tahun 2002 di kabupaten yang sama yaitu 5,46 Kw per hektar. Dilihat keragaan produksi pada setiap musimnya terlihat bahwa produksi kacang hijau yang ditanam pada musim hujan dua kali lipat lebih tinggi daripada yang ditanam pada musim kemarau. Tingkat produktivitas untuk produksi MK II 2002 dan MH 2002/2003 masingmasing 3,26 Kw/Ha dan 7,34 Kw/Ha. Bila produksi kacang hijau di Kabupaten Sumbawa dicapai paling tinggi pada MH, maka sebaliknya yang terjadi pada keadaan harga jual kacang hijau yang diterima petani. Harga jual tertinggi diperoleh pada penjualan produksi musim kemarau yaitu mencapai Rp 3090/kg,

10
Produksi Tanaman Pangan

Analisa Usaha Tani Tanaman Kacang Hijau

sedangkan pada musim hujan hanya mencapai Rp.2.964/kg. Dengan demikian hukum ekonomi berlaku disini, yaitu disaat suplai tinggi, ceteris paribus penawaran harga rendah dan sebaliknya. Meskipun demikian, pendapatan petani kacang hijau masih meningkat karena peningkatan produksi pada musim hujan relatif lebih tinggi dibandingkan penurunan harganya. Secara finansial analisa pendapatan usahatani kacang hijau per hektar selama dua musim di Kabupaten Sumbawa ditampilkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Analisis Usahatani Kacang Hijau per Hektar di Batu Lanteh Kabupaten Sumbawa, MK. II. 2002 dan MH. 2002/2003 Uraian MK. II. 2002 Fisik Persen (%) Produksi (kg) Harga (Rp/kg) Penerimaan (Rp) Biaya produksi (Rp) a. Sarana produksi - Benih 73.290 7,2 8 - Pupuk 22.500 2,2 3 - Obat-obatan 35.290 3,5 0 b. Tenaga kerja 657.050 65, 23 Total 788.130 78, 24 917.900 712.060 32,7 2 42,1 8 111.050 5,10 22.500 1,03 72.290 3,32 326 3.090 1.007.340 100 734 2.965 2.176.310 100 MH. 2002/2003 Fisik Persen (%)

11
Produksi Tanaman Pangan

Analisa Usaha Tani Tanaman Kacang Hijau

Keuntungan (Rp)

219.210

21, 76

1.258.410

57,8 2

R/C

1,28

2,37

Sumber : Data primer yang diolah Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa struktur biaya dan penerimaan per hektar bervariasi pada setiap musimnya, biaya usahatani sekitar 78,24 dan

42,18% dari total penerimaan usahatani masing-masing untuk MK dan MH. Komponen biaya terbesar dikeluarkan untuk biaya tenaga kerja yang mencapai 65,23 dan 32,72% dari total penerimaan usahatani. Petani belum menggunakan pupuk sesuai dengan rekomendasi, hanya menggunakan pupuk cair yang diaplikasikan menjelang tanaman berbuah. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli pupuk tidak terlalu besar yaitu sekitar 2,23% sampai 1,03% dari total penerimaan. Tanaman kacang hijau rentan terhadap serangan hama penyakit tanaman. Oleh karena itu petani harus mengeluarkan biaya yang besar untuk memberantas hama dan penyakit yang menyerang tanaman kacang hijau. Serangan hama

penyakit lebih banyak terjadi pada musim hujan dan konsekuensinya biaya untuk obat-obatan lebih besar pada musim tersebut. Biaya untuk obat-obatan pada MH mencapai 111 ribu rupiah per hektar (5,10%), sedangkan pada MK mencapai 35 ribu rupiah per hektar (3,50%). Pendapatan bersih atau keuntungan usahatani kacang hijau per hektar pada MK. 2002mencapai Rp. 210.290,-/ha dengan R/C 1,28, sementara pada MH. 2002/2003 mencapai Rp.1.258.410,-/ha dengan R/C 2,37Hal ini menunjukkan bahwa usahatani kacang hijau dapat memberikan keuntungan bagi petani yang ditunjukkan oleh R/C lebih besar dari satu. 2.7.2 HasilKajianTahun 2004 Pada umumnya sebagian besar petani menanam kacang hijau di lahan sawah pada musim kemarau sehingga analisa usahatani dilakukan hanya untuk satu musim yaitu MK I 2004. Teknologi yang diterapkan 12
Produksi Tanaman Pangan

Analisa Usaha Tani Tanaman Kacang Hijau

masih sederhana seperti belum menggunakan pupuk tunggal, varietas lokal (samsik) dengan cara tanam disebar. Produktivitas kacang hijau mencapai 0,4 t/ha, masih lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata produktivitas di Kabupaten Sumbawa dan Propinsi NTB pada tahun 2003 0,75 t/ha. Hal ini disebabkan karena pada fase pembungaan tanaman kekurangan air. Rata-rata penerimaan petani sekitar Rp 1.022.000,-/ha dengan R/C 1,6. Total biaya yang dikeluarkan untuk usahatani kacang hijau per hektar mencapai 62,04% dari total penerimaan dengan keuntungan yang diterima petani sebesar Rp. 384.000,/ha. Komponen terbesar dari biaya usahatani kacang hijau adalah biaya tenaga kerja yaitu mencapai 37,63% dari total penerimaan. Dilihat dari penggunaan saprodi, usahatani kacang hijau kurang intensif bahkan sebagian besar petani belum melakukan pemupukan. Komponen biaya saprodi yang relatif besar antara lain untuk biaya pestisida dan herbisida.

Tabel 3. Analisis Usahatani Kacang Hijau per Hektar di Desa Batu Lanteh Sumbawa, MK. 2004 No. Uraian A. Saprodi : 1. Benih 2. Pupuk : Indofloor 3. Pestisida 4. Herbisida Total saprodi B. Tenaga kerja : 1. Pengolahan lahan 2. Penanaman 3. Pemeliharaan 4. PHT HOK HOK HOK HOK 1,3 1 2,1 1,7 19.500 15.000 31.500 25.500 1,91 1,47 3,08 2,50 13
Produksi Tanaman Pangan

Satuan

Jumlah

Nilai (Rp)

Persen (%)

Kg

13,7

68.500

6,70

1,5

33.750 33.981 52.588 157.507

3,30 3,32 5,15 15,41

Analisa Usaha Tani Tanaman Kacang Hijau

5. Panen (borongan) 6. Pasca panen (borongan) Total tenaga kerja C. Biaya lain 1. Pengairan 2. Pajak 3. Zakat Total biaya lain D. II. Total biaya Produksi

HOK HOK

6 2,9

182.523 110.532 384.555

17,86 10,82 37,63

9.030 4630 81.970 95.630 637.692 Kg 408,8 1.022.000 384.308 1,60

0,88 0,45 8,02 9,36 62,40 100,00 37,60

III. Keuntungan IV. R/C

Sumber : Data primer yang diolah

14
Produksi Tanaman Pangan

Analisa Usaha Tani Tanaman Kacang Hijau

BAB III PENUTUP

3.1

Kesimpulan
Produktivitas kacang hijau di tingkat petani masih sangat rendah berkisar

antara 0,4-0,734 t/ha per musim, sedangkan tingkat keuntungannya berkisar antara Rp. 219.210,- hingga Rp.1.258.410,-/ha/musim.Usahatani kacang hijau yang dilakukan pada musim hujan, dapat memberikan keuntungan yang cukup memadai bagi petani. Sementara pada musim kemarau dilahan sawah,

keuntungan yang diperoleh masih belum cukup untuk menopang ekonomi keluarga. Kacang hijau merupakan komoditas strategis di NTB karena sifat agronomisnya yang relatif tahan kekeringan dengan umur panen yang pendek. Komoditas ini banyak dibudidayakan di lahan kering dan sebagian kecil di lahan sawah. Hasil kajian tahun 1998/1999 peningkatan pendapatan petani dengan

relay meningkat 30%. Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui keuntungan usahatani kacang hijau di tingkat petani. Metode yang digunakan adalah survai dan desk study data sekunder. Pengkajian dilakukan di Desa Bantu Lanteh Kecamatan Empang Sumbawa selama dua tahun yaitu dimulai bulan Juni hingga Desember tahun 2003 dan tahun 2004. Pengkajian menggunakan metoda survai dan desk study. Petani sampel ditentukan berdasarkan lokasi sentra komoditas unggulan tersebut di kabupaten. Penentuan petani responden dilakukan dengan cara purposive sampling, dengan jumlah responden 15 orang. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa : a. tingkat produktivitas kacang hijau di timgkat usahatani masih sangat rendah berkisar antara 0,4 0,53 t/ha per musim, masih jauh lebih rendah dari produksi rataaan kabupaten dan propinsi masing-masing 0,546 t/ha dan 0,75 t/ha. 15
Produksi Tanaman Pangan

Analisa Usaha Tani Tanaman Kacang Hijau

b. tingkat keuntungan usahatani kacang hijau di tingkat usahatani tahun 2003-2004 adalah berkisar antara Rp. 341.058,- hingga Rp. 1.271.487,-/ha/musim. Dengan tingkat keuntungan tersebut,

usahatani kacang hijau belum dapat digunakan sebagai sumber pendapatan utama keluarga. c. pada tahun 2004 besarnya kenaikan produksi komoditas kacang hijau (24,01%) jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan luas areal (3,89%). d. pada tahun 2003 kenaikan produksi kacang hijau lebih dominan disebabkan peningkatan produktivitas peningkatan luas areal panen (7,28%). e. produktivitas dan tingkat keuntungan yang lebih memadai akan dicapai bila melakukan perbaikan teknologi budidaya dengan mengintorduksi varietas berpotensi hasil tinggi. (37,55%) dibandingkan

3.2

Saran
Untuk meningkatkan produktivitas, upaya penerapan teknologi budidaya

mutlak diperlukan. Teknologi tersebut antara lain penggunaan varietas unggul baru yang berdaya hasil tinggi dan sesuai dengan preferensi konsumen.

16
Produksi Tanaman Pangan

You might also like