Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH: Farisman Hidayah A4111176 DOSEN PEMBINA : Rohimatush Shofiyah, S.Si, M.Si
PROGRAM STUDI TEKNIK PRODUKSI BENIH JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN POLITEKNIK NEGERI JEMBER 2012
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Asam dan basa adalah sifat larutan yang ditentukan dari nilai pH atau tingkat keasaman. Menurut Svante Arrhenius, seorang ilmuwan Swedia, suatu larutan dapat digolongkan dalam larutan asam jika larutan tersebut dapat melepaskan ion H+ dalam air dalam proses yang disebut ionisasi. Sedangkan larutan disebut basa jika larutan tersebut melepaskan ion OH- dalam proses ionisasi. Secara umum reaksi ionisasi larutan basa dapat ditulis sebagai M(OH)x > Mx+ + xOH- dengan x adalah jumlah ion OH- yang dilepaskan. Asam dan basa dapat dikenali dengan menggunakan zat indikator, yaitu zat yang memberi warna berbeda dalam lingkungan asam dan lingkungan basa (zat yang warnanya dapat berubah saat berinteraksi atau bereaksi dengan senyawa asam maupun senyawa basa). Dalam laboratorium kimia, indikator asam-basa yang biasa di gunakan adalah indikator buatan dan indikator alami. Berikut ini penjelasan tentang indikator asam-basa buatan dan indikator asam-basa alami
1.2 Perumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan asam dan basa? 2. Apa yang dimaksud dengan indikator asam dan basa? 3. Apa saja macam-macam indikator asam dan basa?
1.3 Tujuan 1. Mahasiswa dapat mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan warna pada indikator asam dan basa. 2. Mahasiswa dapat mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perubahan pH pada indikator asam dan basa. 3. Mahasiswa dapat mempelajari mekanisme perubahan warna dan pH pada indikator asam dan basa.
1.4 Manfaat 1. Dapat mempelajari konsep dasar asam dan basa 2. Dapat mempelajari hubungan larutan dengan perubahan warna dan pH pada indikator asam dan basa. 3. Dapat memahami penerapan asam dan basa dalam usaha pertanian.
2.1 Teori Dasar Asam berasal dari bahasa latin, yaitu denfan ktaacidus yang artinya masam. Asam menurut Arrhenius adalah senyawa yang menghasilkan ion hidrogen ketika larut dalam pelarut air. Kekuatan asam ditentukan oleh banyak-sedikitnya ion hidrogen yang dihasilkan. Semakin banyak ion H+ yang dihasilkan, semakin kuat sifat asamnya. No Nama asam Terdapat dalam Larutan cuka Jeruk,tomat,sayuran Jeruk Teh Minuman berkarbonasi Lambung Pupuk,peledak (TNT) Susu yang difermentasikan Baterai mobil,pupuk bahan pengawet makanan
1. Asam asetat 2. Asam askorbat 3. 4. 5. 6. 7. Asam sitrat Asam tanat Asam karbonat Asam klorida Asam nitrat
1.Sifat asam Suatu zat dapat dikatakan asam apabila zat tersebut memiliki sifat-sifat sebagai berikut. a. Memiliki rasa asam/masam/kecut jika dikecap. b. Menghasilkan ion H+ jika dilarutkan dalam air. c. Memiliki pH kurang dari 7 (pH < 7). d. Bersifat korosif, artinya dapat menyebabkan karat pada logam. e. Jika diuji dengan kertas lakmus, mengakibatkan perubahan warna sebagai berikut.
Lakmus biru -> berubah menjadi warna merah. Lakmus merah -> tetap berwarna merah.
d. Menghantarkan arus listrik. e. Bereaksi dengan logam menghasilkan gas hidrogen. Pengelompokan asam Berdasarkan kekuatannya, asam itu terbagi menjadi dua kelompok, yaitu: Asam kuat, yaitu asam yang banyak menghasilkan ion yang ada dalam larutannya (asam yang terionisasi sempurna dalam larutannya). Asam lemah, adalah asam yang sedikit menghasilkan ion yang ada dalam larutannya (hanya terionisasi sebagian). Asam juga berguna dalam kehidupan sehari-hari kita lho, contohnya berikut: a. Proses dalam pembuatan pupuk b. Proses dalam Pembuatan obat-obatan c. Pembersih permukaan logam d. Proses pembuatan Bahan peledak e. Proses pembuatan Pengawet makanan Basa menurut Arrhenius ialah senyawa yang terlarut dalam air yang sudah menghasilkan ion hidroksida (OH). Semakin banyaknya jumlah ion OH yang dihasilkan, maka semakin kuat lah sifat basanya. Basa juga dapat menetralisasikan asam (H+) dan menghasilkan air (H20) Inilah Beberapa basa yang sudah dikenal oleh manusia yang dapat dilihat pada tabel berikut: No 1 2 3 4 Nama Asam Aluminium hidroksida Kalsium hidroksida Magnesium hidroksida Natrium hidroksida Terdapat Dalam Deodoran dan antasida Mortar dan plester Obat urus-urus dan antasida Bahan sabun adalah sebagai
Karakteristik basa
Suatu zat dapat dikatakan basa jika zat tersebut punya sifat sebagai berikut. a. Rasanya itu Pahit dan terasa licin pada kulit. b. Apabila dilarutkan dalam air zat tersebut akan akan menghasilkan ion OH. c. Memiliki pH di atas 7 (pH > 7). d. Bersifat elektrolit. e. Jika diuji menggunakan kertas lakmus akan memberikan hasil sebagai berikut. f. Lakmus merah -> berubah warnanya menjadi biru. Lakmus biru -> tetap berwarna biru
Pengelompokan basa Berdasarkan kemampuan melepaskan ion OH, basa dapat terbagi menjadi 2 yaitu Basa kuat, yaitu basa yang bisa menghasilkan ion OH dalam jumlah yang besar. Basa kuat biasanya disebut dengan istilah kausatik. Contohnya kayak Natrium hidroksida, Kalium hidroksida, dan Kalsium hidroksida. Sedangkan Basa lemah, yaitu basa yang bisa menghasilkan ion OH dalam jumlah kecil.Contohnya kayak ammonia. Penggunaan basa dalam suatu kehidupan sehari-hari 1. Bahan dalam pembuatan semen. 2. Pembuatan deterjen/sabun. 3. Baking soda dalam pembuatan kue. Berikut ini ragam indikator. 1. Indikator alami (terbuat dari zat warna alami tumbuhah) Indikator alami hanya bisa menunjukkan apakah zat tersebut bersifat asam atau basa, tetapi tidak dapat menunjukan nilai pH-nya. Contohnya kayak Ekstrak bunga mawar. Ekstrak kembang sepatu. Ekstrak kunyit. Ekstrak temulawak. Ekstrak wortel. Ekstrak kol (kubis) merah. Tanaman Hydrangea
2. Indikator sintetis yang umum ini digunakan di laboratorium adalah: a. Kertas lakmus. Indikator lakmus tidak dapat menunjukkan nilai pH, tetapi hanya mengidentlfikasikan apakah suatu zat bersifat basa atau asam. Jika lakmus berwarna merah berarti zat bersifat asam dan jika lakmus berwarna biru berarti lakmus bersifat basa. b. Indikator sintesis, yang memiliki kisaran nilai pH adalah: Nama indikator trayek pH Perubahan warna 8,3-10 3,2-4,4 4,8-6,0 tak berwarna-merah muda Merah-kuning Merah-kuning Kuning-biru Biru-ungu
Indikator universal, yakni indikator yang punya warna standar yang berbeda untuk setiap nilai pH 1 14. Fungsi indikator universal adalah untuk memeriksa derajat keasaman (pH) suatu zat secara akurat. Mat yang termasuk indikator universal adalah pH meter yang menghasilkan data pembacaan indikator secara digital.
3.1 Peralatan dan bahan 3.1.1 Peralatan Peralatan dalam percobaan ini adalah: a) Tabung reaksi b) c) d) e) f) g) Rak tabung reaksi Beaker glass Pipet tetes Bunsen Penangas air Mortal
3.1.2 Bahan Bahan dalam percobaan ini adalah: a) 0,1M HCl b) 0,1 M asam asetat c) 2% asam borat d) 5% NaCl e) 5% NaHCO3 f) 5% Na2CO3 g) 0,01 M NaOH h) CH3COOH 3.2 Prosedur penelitian a. Perubahan warna indikator pada keadaan asam, basa dan netral Siapkan 6 tabung reaksi 3 diisi 5 HCl dan 3 diisi 5 ml CH3COOH Siapkan 6 tabung reaksi 3 diisi 5 NaOH dan 3 diisi 5 ml NaHCO3 Masing-masing ditetesi indikator pp, mm dan mj Amati perubahan warna yang terjadi an kenali apakah tergolong asam atau basa serta tentukan pH nya. Tuangkan NaOH kedalam HCl dan selanjutunya sesuaikan dengan indikator yang sejenis Amati perubahan yang terjadi.
b. Pembuatan indikator dari bunga Siapkan daun mawar, melati dan aggrek ( tergantung sampel bunga) dan timbang masing-masing 5 gram Gerus dengan menggunakan mortal dengan alkohol 20% Tentukan trayek pH dari bunga dengan larutan standart dibawah ini: No. Larutan pH 1 0,1 M HCl 1 2 0,1 M asam asetat 3 3 2% asam borat 5 4 5% NaCL 7 5 5% NaHCO3 8,3 6 5% Na2CO3 10,6 7 0,01 M NaOH 12 Ambil 1 ml masing dari larutan diatas dalam tabung reaksi kemudian tambahkan 5 tetes hasil daun ekstrak dan tentukan trayek pH bunga yang dibuat. c. Titrasi asam-basa Memipet sampel asam cuka 5 ml encerkan 100 ml Ambil 10 ml tambah 3 tetes indikator phenoflatin kemudian titer dengan NaOH 0,1 M menggunakan biuret Catat jumlah volume NaOH yang dipakai pada peniteran dan hitung jumlah sampel asam tersebut.
SKEMA KERJA
5 ml 0,1 HCl
5 ml CH3COOH
5 ml NaOH
5 ml NaHCO3
Tabung 1, 4, 7, 10 diberi indikator phenolplatein ( PP ) Tabung 2, 5, 8, 11 diberi metil merah ( MM) Tabung 3, 6, 9, 12 diberi metil jingga ( MJ )
pengenceran 100 ml
4.1 Analisa data 1. Perubahan warna indiaktor pada keadaam asam, basa dan netral Tabel pengamatan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Larutan HCl HCl HCl CH3COOH CH3COOH CH3COOH NaOH NaOH NaOH NaHCO3 NaHCO3 NaHCO3 NaOH + HCl NaOH + HCl NaOH + HCl Indikator Pp Mm Mj Pp Mm Mj Pp Mm Mj Pp Mm Mj Pp Mm Mj Warna Awal bening bening bening bening bening bening keruh keruh Keruh bening bening bening bening bening bening Akhir Bening Merah muda Merah bening Merah muda Merah Merah muda keunguan Kuning kemerahan Orange Merah muda keunguan Kuning tua Orange Violet Kuning jingga pH 8 4 4 8 6 4 10 8 6 9,7 8 8 10 6 3,7
2. Pembuatan Indikator dari bunga Tabel pengamatan No 1 2 3 4 5 6 7 Larutan 0,1 M HCl 0,1 M asam asetat 2% asam borat 5% NaCL 5% NaHCO3 5% Na2CO3 0,01 M NaOH pH 1 3 5 7 8,3 10,6 12 Warna Tanaman dan pH pH Melati pH 1 Bening 1 2 Bening 2 5 Kuning muda 5 6 Kuning muda 6,5 10 Kuning muda 7 10 Kuning 8 13 Kuning 12
Mawar Merah muda Merah muda terang Merah jambu Abu-abu Hijau lumut Hijau lumut terang Coklat kehijauan
kantil Coklat muda Coklat muda Coklat susu Coklat susu Coklat Coklat tua Coklat tua
pH 1 2 5 6,5 7 8 12
Ket : Berat mawar = 5,070 gram Berat melati = 5,108 gram Berat kantil = 5,070 gram 3. Titrasi asam-basa Tabel pengamatan No 1 Larutan 10 ml asam cuka yagng telah diencerkan Penambahan Warna Akhir Merah jambu Volume NaOH 59,2 ml
Pembahasan Pada percobaan pertama didapat tidak terjadi perubahan warna pada larutan Hcl dengan indikator pp dengan pH sebesar 8 dan CH3COOH indikator pp dengan pH 8. Sedangkan pH terbasa adalah NaOH indikator pp dan NaOH + Hcl indikator pp. pH terbasa didapat pada larutan NaOH+Hcl dengan indikator mj yaitu 3,7. Pada percobaan kedua kenaikan pH terjadi secara bertahap atau terus meningkat pH-nya semakin tinggi. Pada percobaan ketiga yaitu titrasi asam dan basa, yaitu 10 ml asam cuka yang telah diencerkan dengan penambahan 3 tetea indikator phenoftalin berubah warnanya dari bening menjadi merah jambu, volume NaOH yang dibutuhkan untuk menetralkan asam cuka adalah sebesar 59,2 ml. Untuk mengidentifikasi sifat asam basa larutan, selain menggunakan kertas lakmus kita juga dapat menggunakan larutan yang berfungsi sebagai larutan indikator. Larutan indikator adalah larutan kimia yang akan berubah warna dalam lingkungan tertentu. Karena sifatnya yang dapat berubah warna inilah, larutan indikator dapat digunakan sebagai alat identifikasi larutan asam dan basa. Identifikasi larutan di laboratorium dapat menggunakan empat jenis larutan indikator, yaitu larutan fenolftalein, metil merah, metil jingga, dan bromtimol biru. Larutan indikator ini tidak seperti indikator lakmus yang mudah penggunaannya. Warna-warna yang terjadi pada larutan indikator jika dimasukkan ke dalam larutan asam dan basa, agak
sulit diingat. Sebagai contoh, larutan fenolftalein. Pada lingkungan asam, larutan fenolftalein tidak berwarna, di lingkungan basa berwarna merah, sedangkan di lingkungan netral tidak berwarna. Berarti, untuk membedakan apakah suatu larutan bersifat asam atau netral, tidak cukup hanya dengan menggunakan larutan fenolftalein. Larutan metil merah dapat membedakan antara larutan asam dengan larutan netral. Larutan asam yang ditetesi metil merah akan tetap berwarna merah, sedangkan larutan netral berwarna kuning. Akan tetapi, metil merah juga akan menyebabkan larutan basa berwarna kuning, Berarti, untuk mengetahui apakah suatu larutan bersifat basa atau netral kita tidak dapat menggunakan metil merah. Untuk lebih jelasnya, perhatikan tabel warna larutan berikut ini. Warna Larutan Indikator pada Lingkungan Asam, Basa, dan Netral : 1. Fenolftalein Asam : tidak berwarna; Basa : merah; Netral: tidak berwarna 2. Metil merah Asam : merah; Basa : kuning; Netral : kuning 3. Metil jingga Asam : merah; Basa : kuning; Netral : Kuning 4. Bromtimol biru Asam : Kuning; Basa : Biru; Netral : Biru agak kuning
Tabel hubungan indikator dengan trayek pH serta perubahan warna dari pH rendah ke pH tinggi
Perubahan warna (dari pH rendah ke pH tinggi)
Indikator
Trayek pH
Metil hijau Timol hijau Metil jingga Metil merah Metil ungu Bromokresol ungu Bromotimol biru Lakmus Kresol merah Timol biru
0.2 - 1.8 1.2 - 2.8 3.2 - 4.4 4.0 - 5.8 4.8 - 5.4 5.2 - 6.8 6.0 - 7.6 4.7 - 8.3 7.0 - 8.8 8.0 - 9.6
Kuning biru Kuning biru Merah - kuning Tidak berwarna - merah Ungu hijau Kuning ungu Kuning - biru Merah - biru Kuning - merah Kuning biru
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan Dari hasil praktikum percobaan 7 Asam dan Basa maka dapat ditarik kesimpulan yaitu : 1. Asam dan basa adalah sifat larutan yang ditentukan dari nilai pH atau tingkat keasaman. 2. Indikator asam dan basa merupakan bahan atau larutan dan atau alat yang dipakai untuk mengukur tingkat keasaman dan kebasaan suatu larutan. 3. Indikator asam dan basa yaitu indikator alami, indikator sintesis, dan indikator universal. 5.2 Saran Setiap pelaksanaan praktikum seharusnya dosen telah melakukan koordinasi terlebih dahulu dengan teknisi praktikum setidaknya datang lebih awal untuk mempersiapkan praktikum agar praktikum dapat terlaksana dengan efisiensi waktu yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA