You are on page 1of 8

TES INTELIGENSI KLASIKAL JENIS-JENIS TES INTELIGENSI 1.

Cara Penyajian individual test classical test

2. Waktu Mengerjakan speed test power test

3. Cara Mengerjakan verbal test paper and pencil test + performance test

4. Hal yang diungkap fluid intelligence crystalized intelligence

5. Hasilnya general intelligence defferential intelligence

6. Berdasarkan Usia anak dewasa + lansia

7. Pendidikan testee tidak berpendidikan pra sekolah SD + SLTP SLTP + SLTA Lulus SLTA

RAVEN TEST Progressive Matrices Dasar teori dari Spearman mengenai Teori Dua faktor Pelaksanaan setiap tugas kognitif membutuhkan faktor kemampuan umum (faktor g=general) dan faktor kemampuan spesifik (faktor s=spesifik) Berdasarkan analisa faktor tes ini memiliki beban faktor g. Selain itu mengukur bakat keruangan, penalaran induktif, dan ketepatan perseptual (Cronbach, 1988) 1928 J. C. Raven menciptakan tes Progressive Matrices untuk mengukur faktor : g Progressive Matrices lanjutan Soal terdiri dari suatu set matriks atau susunan bagian dari suatu desain atau corak Pada setiap persoalan terdapat bagian yang dihilangkan di ujung sebelah kanan bawah dari desain tersebut. Tugas subyek menemukan bagian yang hilang dari sejumlah alternatif yang ada di setiap soal Soal-soal dibuat dari soal yang mudah ke soal yang sulit Soal mudah menggambarkan ketepatan diskriminasi, sedang soal yang lebih sulit kemampuan analogi, permutasi dan pergantian pola serta hubungan logis Jadi tes ini mengukur kemampuan berpikir non verbal dalam bentuk simbol-simbol abstrak Standard Progressive Matrices (SPM) individual ataupun kelompok. Bersifat nonverbal. Raven sendiri menyebut skala ini sebagai tes kejelasan pengamatan dan kejelasan berfikir, bukan tes inteligensi umum. SPM tidak memberikan suatu angka IQ akan tetapi menyatakan hasilnya dalam tingkat atau level intelektualitas dalam beberapa kategori, menurut besarnya skor dan usia subjek yang dites, yaitu: Grade I Grade II Grade III Grade IV Grade V : Kapasitas intelektual Superior. (Persentil 95) : Kapasitas intelektual Di atas rata-rata (75-95) : Kapasitas intelektual Rata-rata. (25-75) : Kapasitas intelektual Di bawah rata-rata. (5-25) : Kapasitas intelektual Terhambat. (5 kebawah)

Terdiri dari 60 soal dikelompokan dalam 5 seri untuk usia 6-65 tahun tujuannya mengukur dan menggolongkan tingkat kecerdasan umum dari subjek, waktunya 30 menit Tabel RSPM Interpretasi RSPM Interpretasi :

K memiliki potensi kecerdasan yang tergolong rata-rata, tetapi apa yang tampil dalam tes ini terlihat belum optimal. Hal ini terlihat dari pola penyebaran kesalahannya tampak bahwa pada set awal untuk nomor 12, K sudah melakukan kesalahan. Sedangkan pada set C dan D, K cukup banyak melakukan kesalahan pada dua nomor-nomor akhir. Sedangkan pada set terakhir, ia melakukan kesalahan pada nomor tengah dan akhir. Berdasarkan potensinya, K memiliki kemampuan dalam mengerjakan tugas-tugas yang membutuhkan daya abstraksi, analisa & sintesa terhadap simbol-simbol abstrak tergolong cukup. Advanced Progressive Matrices (APM) Disusun oleh J.C Raven pada tahun 1943 Tes APM terdiri dari 2 set dan bentuknya non-verbal. Set 1 disajikan dalam buku tes yang berisikan 12 butir soal. Set II berisikan 36 butir soal tes. Untuk mengungkap kemampuam efisiensi intelektual. Tes APM ini sesungguhnya untuk membedakan secara jelas antara individu-individu yang berkemampuan intelektual lebih dari normal bahkan yang berkemampuan intelektual superior. Digunakan untuk orang normal tanpa batasan waktu. Untuk mengukur kemampuan observasi dan clear thinking. Jika tes ini dipergunakan dengan batasan waktu tertentu selama 40 menit misalnya, berarti untuk kecepatan dan ketepatan kemampuan intelektual Tujuan Untuk mengatur tingkat intelegensi, di samping untuk tujuan analisis klinis. Administrasi Waktu penyajian: - instruksi 5 - set 1= 5 - set 2 = 40 Colors Progressive Matrices (CPM)

Untuk: anak-anak yang berusia 5 sampai 11 tahun. orang-orang yang lanjut usia anak-anak defective Terdiri dari 36 soal dalam 3 seri: A, AB dan B, Dapat berbentuk buku soal maupun papan. Tidak ada pembatasan waktu Kalau pake waktu = 25 menit Aspek yang diukur 1. berpikir logis 2. kecakapan pengamatan ruang 3. kemampuan untuk mencari dan mengerti hubungan antara keseluruhan dan bagian-bagian, jadi termasuk kemampuan analisa dan kemampuan integrasi 4. kemampuan berpikir secara analogi. Ravens Colour Progressive Matrices (RCPM) Observasi : Ketika pemeriksa memberikan instruksi kepada E, kemudian E mengatakan bahwa dirinya pernah dites dengan menggunakan tes ini. Kemudian, E mengatakan bahwa gambar ini akan dipasangkan dengan pilihan yang ada di bawahnya. E mampu menyelesaikan tes dalam waktu 4 menit 18 detik. Kemudian pemeriksa mengatakan kepada E bahwa E masih mempunyai kesempatan untuk mengecek kembali jawabannya. E bertanya kepada pemeriksa mengenai waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan tes ini. Setelah itu ia nampak mengecek jawabannya, ketika sampai pada subtes B, no 2 11 Emerasa sudah yakin dengan jawabannya dengan mengatakan ini pasti sudah benar. Setelah itu, E langsung mengecek jawaban no 12 pada subtes B dan mengatakan Ini yang nomor terakhir susah banget. Hasil : RS = 34 Grade : III+ Tabel RCPM Interpretasi RCPM

Interpretasi :

E memiliki potensi kecerdasan yang tergolong berada di atas rata-rata, apa yang tampil dalam tes ini terlihat cukup optimal. Hal ini terlihat dari pola penyebaran kesalahannya tampak bahwa pada set pertama, kesalahan terjadi di tengah-tengah. Begitu juga pada set B, dimana kesalahan terjadi di tengah-tengah juga yaitu nomor 7. Berdasarkan potensinya, E memiliki kemampuan yang tergolong di atas rata-rata dalam mengerjakan tugas-tugas yang membutuhkan daya abstraksi, analisa & sintesa. Tes Cattell (Culture Fair Intelligence Test) James McKeen Cattell memperoleh gelar doktor di Leipzig, dengan disertasi mengenai perbedaan individu dalam waktu reaksi. Kontak dengan Galton, memperkuat minatnya pada perbedaan individu 1890 istilah tes mental tes yg diadakan tiap tahun untuk menentukan tingkat intelektualitas mahasiswa Cakupan tes = Ukuran kekuatan otot, kecepatan gerakan, sensitivitas rasa sakit, ketajaman penglihatan dan pendengaran, pembedaan berat, waktu reaksi, ingatan. Percaya bahwa pembedaan indrawi & waktu reaksi dapat menentukan intelektualitas.

Tes Cattell (Culture Fair Intelligence Test) 1973 Cattell mengembangkan CFIT Tujuan = mengukur inteligensi (faktor g) dengan mengurangi pengaruh kemampuan verbal, budaya dan tingkat pendidikan. Asumsi = perbedaan budaya dapat mempengaruhi hasil tes. Skala 1, untuk usia 48 tahun dan delayed person Skala 2A & B, untuk usia 8-15 tahun dan orang dewasa dengan kecerdasan di bawah normal Skala 3A & B, untuk usia sekolah lanjutan atas dan orang dewasa dengan kecerdasan tinggi.

Culture Fair Intelligence Test (CFIT) CFIT berusaha menghindari unsur: (1) bahasa (2) kecepatan (3) isi yang terikat budaya

Culture Fair Intelligence Test (CFIT),Scale 1, Scale 2 and 3 Form A and Form B Buku soal dan lembar jawaban yang terpisah. Tes ini mengukur factor kemampuan mental umum (g-factor) Tes ini dipergunakan untuk keperluan yang berkaitan dengan factor kemampuan mental umum atau kecerdasan. CFIT

Berisi tugas yang nampaknya menunjukkan pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan yang umum bagi semua budaya (Cohen, 1999) Memotivasi seluruh kelompok Meminimalisir keterampilan verbal (rendah pada kelompok minoritas) Bentuknya non verbal-sederhana, jelas, dapat diadministrasikan secara verbalsubyek mempersepsikan hubungan dalam ujud bentuk dan gambar CFIT Macam tes CFIT :

Skala 1 untuk anak usia 4-8 tahun, orang tua cacat mental ~ terdiri dari 8 subtes dan tidak smua dapat disajikan klasikal Skala 2 Form A dan Form B usia 8-15 tahun Skala 3 form A dan Form B usia > 15 tahun Tes terdiri dari 4 subtes yang menuntut tugas perseptual : Subtes 1 Seri (3 menit) Subtes 2 Klasifikasi (4 menit) Subtes 3 Matriks (3 menit) Subtes Persyaratan (2,5 menit) Interpretasi skala deviasi IQ berdasarkan Standford Binet The Kauffman Assesment Battery for Children (K-ABC) Tes ini diciptakan oleh Alan S. Kaufman dan Nadeen L. Kaufman dari University of Alabama. Kumpulan tes ini menghasilkan empat skor global: Pemrosesan Berurutan, Simultan, Komposit, dan Pemrosesan Mental.

K-ABC dimaksudkan untuk mengakomodasi kebutuhan pengetesan bagi kelompokkelompok khusus,karena kurang mengandalkan kemampuan verbal Skala-skala inteligensi dalam baterai ini adalah: Sequential Processing Scale :Yaitu skala yang mengungkap kemampuan memecahkan permasalahan secara bertahap dengan penekanan pada hubungan serial atau hubungan temporal di antara stimulus. Simultaneous Processing Scale :Skala yang bertujuan mengungkap kemampuan anak memecahkan permasalahan dengan cara mengorganisasikan dan memadukan banyak stimuli sekaligus dalam waktu yang sama. Kaufman Addolesent And Adult Inteligence Test (KAIT) Tes ini dirancang untuk usia 11 hingga 85 tahun atau lebih. Tes ini menampilkan upaya untuk mengintegrasikan teori tentang inteligensi cair dan kristal. Skala yang dikristalisasikan mengukur konsep-konsep yang didapat dari proses sekolah dan akulturasi. Skala cairan mengukur kemampuan untuk menyelesaikan problem-problem baru. Soal-soal dalam tes ini cenderung menuntut semacam penyelesaian masalah dari pikiran operasional formal Piaget dan fungsi-fungsi evaluatif perencanaan Kaufman Brief Inteligence Test (K-BIT) Tes ini mencakup usia 4 hingga 90 tahun. Tes ini dirancang sebagai instrumen penyaringan yang cepat untuk memperkirakan tingkat fungsi intelektual. PENGGUNAAN TES INTELIGENSI untuk mengukur kemampuan verbal mencakup kemampuan-kemampuan yang berhubungan dengan simbol numerik dan simbol-simbol abstrak lainnya. Kemampuan-kemampuan ini dianggap dominan dalam proses belajar di sekolah. alat prediksi kinerja yang efektif dalam banyak bidang pekerjaan serta aktivitas-aktivitas lain dalam hidup sehari-hari. KETERBATASAN TES INTELIGENSI Tes inteligensi mengukur kemampuan bawaan. Tes inteligensi sebenarnya mengukur performansi individu pada suatu tugas mental tertentu yang dipengaruhi oleh pengalaman sehari-hari. Prediksi dari hasil tes inteligensi tentu akurat.

Hasil pengukuran tes inteligensi tidak menjanjikan apa-apa selama tidak didukung oleh faktor lain yang relevan. Skor tes inteligensi sangat reliable. Pengukuran aspek non fisik tidak dapat dilakukan secara sangat konsisten dikarenakan banyaknya faktor yang menjadi sumber kesalahan. Tes inteligensi dapat mengungkapkan semua informasi mengenai kompetensi potensial dan aktual yang dimiliki siswa dan kemampuannya sebagai manusia. Banyak deskripsi individu yang hanya dapat digali lewat observasi dan cara-cara pengungkapan yang lain. Evaluasi terhadap individu dengan hanya menyandarkan pada hasil tes akan menyesatkan. Kelemahan tes intelegensi: Tergantung pada kebudayaan Hanya cocok untuk jenis tingkah laku tertentu Hanya cocok untuk tipe kepribadian tertentu Materi tes masih mengandung banyak kelemahan Perbandingan IQ tidak hanya tergantung pada keturunan Perbandingan IQ tidak konstan Klasifikasi IQ mengandung kelemahan Saran.. Test depend on culture.so. Gunakan tes buatan sendiri J IQ tidak hanya tergantung keturunan so. Dont judge the book by its cover! IQ tidak konstan. So adakan pemeriksaan lanjutan Gunakan kombinasi alat tes (SO)

You might also like