You are on page 1of 6

Hand Out Kuliah Gizi Dalam Daur Kehidupan GIZI PADA LANSIA

Di Indonesia tercinta ini, populasi lansia semakin meningkat. Bahkan, tahun 2020 diperkirakan populasi lansia mencapai angka 11,34%. Jika populasi lansia dari tahun ke tahun semakin meningkat, mungkin lama-kelamaan Indonesia akan menjadi negara lansia dengan propinsi tua yang semakin banyak. Contoh propinsi tua saat ini adalah Sumatra Barat, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Namun, di sisi lain meningkatnya populasi tua bisa menjadi indikator keberhasilan kemajuan teknologi kesehatan. Alat-alat kesehatan yang semakin modern dan canggih maupun tenaga medis yang semakin profesional menjadi salah satu hal yang menyebabkan orang semakin panjang umur. Proses menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia (Budi Anna Keliat, 1998) Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan yang terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan kronologis tertentu. Ini merupakan suatu fenomena yang kompleks dan multidimensional yang dapat diobservasi di dalam satu sel dan berkembang sampai pada keseluruhan sistem (Mickey, 2006).

Jadi, siapakah yang dianggap sebagai lansia?? Berikut ini adalah klasifikasi lansia menurut WHO: MIDDLE AGE (45 59 th) ELDERLY (60 74 th) OLD (75 90 th) VERY OLD (> 90 th)

Menurut Prof. Dr. Koesmanto Setyonegoro, usia lanjut (GERIATRIC AGE) adalah 65 75 th : YOUNG OLD (70 - 75 th) OLD (75 80 th) VERY OLD (> 80 th)

Sedangkan menurut Depkes RI (2003), klasifikasi pada lansia ada 5, yaitu: 1. Pralansia (prasenilis), yaitu seseorang yang berusia antara 45-59 tahun 2. Lansia, yaitu seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih 3. Lansia Resiko Tinggi, yaitus seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/ seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan. 4. Lansia potensial, yaitu lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa

5. Lansia tidak potensial, yaitu lansia yang tidak berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.

Apa yang terjadi pada lansia?? Mulai muncul kelemahan dan kemunduran atau penurunan fungsi organ Aktivitas "menurun" Merasa muncul banyak masalah Lebih "getol" mencari infrmasi kesehatan. Tapi kebanyakan info kesehatan yang didapat berasal dari sumber yang kurang tepat.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia meliputi: Perubahan fisik. Kelembaban kulit menurun Denyut nadi menurun Bibir pecah-pecah Keriput Peristaltik usus lemah Penyerapan di usus menurun, dapat menurunkan jumlah absorbsi zat gizi, terutama kalsium

Beberapa lansia juga mengalami inkontinensia urin, yaitu pengeluaran urin tanpa disadari dalam jumlah dan frekuensi yang cukup sehingga mengakibatkan masalah gangguan kesehatan atau sosial (Kane, dkk, 1989) Inkontinensia urin dapat bersifat akut. Inkontinensia urin yang akut, pelu diobati penyakit atau masalah yang mendasari, sepertiinfeksi saluran kemih, obat obatan, gangguan kesadaran, skibala, prolaps uteri. Biasanya,pada inkontinensia urin yang akut, dengan mengatasi penyebabnya, inkoninensia juga akan teratasi. Sedangkan pada Inkontinensia urin yang kronik, dapat dibedakan atas beberapa jenis, yaitu: o Inkontinensia urin tipe urgensi, dicirikan oleh gejala adanya sering berkemih (frekuensi lebih dari 8 kali), keinginan berkemih yang tidak tertahankan (urgensi), sering berkemih di malam hari, dan keluarnya urin yang tidak terkendali yang didahului oleh keinginan berkemih yangtidak tertahankan. o o Inkontinensia tipe sters, dicirikan oleh keluarnya urin yang tidak terkendali pada saat tekanan intraabdomen meningkat seperti bersin, batuk, dan tertawa. Inkontinensia urin tipe overflow, dicirikan oleh menggelembungnya kandung kemih melebihi volume yang seharusnya dimiliki kandung kemih, post-void resdu (PVR)>100 cc
Cek sumber: http://www.scribd.com/doc/6240327/IMOBILISASI-INKONTINENSIA-URIN

Adanya kompresi pada tulang belakang menyebabkan pengukuran status gizi pada lansia, terutama untuk tinggi badan tidak dapat dilakukan sehingga lebih tepat digunakan estimasi tinggi badan dengan tinggi lutut atau rentang lengan. Hal ini dikarenakan proses penuaan tidak mempengaruhi panjang tulang di tangan, kaki, dan tinggi tulang vertebral. (tambahan: tinggi lutut juga dapat digunakan untuk melakukan estimasi TB pada orang cacat, terutama yang tidak bisa berdiri). Berikut ini rumus Chumlea yang digunakan untuk pengukuran estimasi TB dengan tinggi lutut TB pria = 64,19 (0,04 x usia dalam tahun) + (2,02 x tinggi lutut dalam cm) TB wanita = 84,88 (0,24 x usia dalam tahun) + (1,83 x tinggi lutut dalam cm)
Sumber: Makara, Kesehatan. Vol. 10, No.1, Juni 2006: 7-16

Sedangkan untuk rentang lengan tidak perlu dikonversi dengan rumus karena biasanya sudah menggambarkan hasil pengukuran yang sama dengan tinggi badan normal. Perubahan indra Penurunan produksi air mata Penurunan kepekaan indra perasa, terutama untuk rasa asin. Pendengaran berkurang Penciuman berkurang perlu diawasi dalam memilih makanan karena kurang peka membedakan makanan layak konsumsi atau tidak Dengan adanya perubahan dari indra tersebut, hal yang berpengaruh pada gizi adalah: Kepekaan terhadap rasa menurun Kemampuan mengunyah berkurang karena sudah banyak gigi yang tanggal. Biasanya disiasati menggunakan gigi palsu. Penggunaan gigi palsu harus sering dikontrol agar selalu memberikan kenyamanan pada pemakainya. Kebutuhan energi dan zat gizi menurun Variasi bahan makanan terbatas berkaitan dengan kemampuan mengunyah Daya beli menurun Banyak "sekilas info" yang perlu lebih dicermati o Jumlah sel berkurang, tetapi ukurannya membesar, ciran tubuh menurun dan cairan intraseluler menurun. o Temperatur tubuh lansia menurun (hipotermi) secara fisiologik 35oC akibat kecepatan metabolisme yang menurun. Lansia umumnya mengalami keterbatasan reflek menggigil dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak diakibatkan oleh rendahnya aktivitas otot. o Terjadinya penurunan berat, isi cairan dan aliran darah otak, peningkatan ukuran ventrikel serta penebalan korteks otak. Berkurangnya berat otak sekitar 10-20% menyebabkan reaksi menjai semakin lambat, kurang sensitif terhadap sentuhan, bertambahnya waktu jawaban motorik, dan kemunduran fungsi saraf otonom.

Tambahan dari suatu sumber

Saraf panca indra pun mengecil sehingga fungsinya menurun serta melambat dalam merespon. o Katup jantung menebal dan kaku, kemampuan memompa darah menurun (menurunnya kontraksi dan volume), elastisitas pembuluh darah menurutn, serta meningkatnya resistensi pembuluh dara perifer sehingga tekanan darah meningkat. o Paru-paru kehilangan elasitsitas, kapasitas residu meningkat, menarik nafas menjadi lebih berat, kapasitas pernafasan maksimum menuru, dan kedalaman bernafas menurun. o Esofagus melebar, asam lambung menurun, lapar menurun, dan peristaltik menurun sehingga daya absorbsi juga ikut menurun. Ukuran lambung mengecil serta fungsi organ aksesori menurun sehingga menyebabkan berkurangnya produksi hormon dan enzim pencernaan. o Dan muasih banyak yang lainnya, kalo penasaran coba cek di

http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1keperawatan/206312021/bab2.pdf, selamat menjelajaah :D Perubahan motorik Perubahan massa tulang Perubahan kemampuan menelan Perubahan fungsi otak

Keluhan lansia "Daya Tampung" berkurang. Maksudnya walaupun baru makan sedikit saja tapi sudah merasa kenyang. Kurang bisa "menikmati". Ini berkaitan dengan penurunan kepekaan indra pengecap yang dapat menyebabkan lansia merasa tidak cocok dengan menu yang disajikan, baik dalam segi rasa maupun konsistensinya. Pilihan terbatas Lebih "cepat" gemuk. Bisa terjadi karena aktivitas sudah mulai menurun tetapi porsi makan tetap banyak, bahkan berlebihan. Dukungan keluarga menurun Sulit tidur. Jika seorang lansia mulai mengalami sulit tidur maka perlu dilakukan cek kesehatan yang lebih akurat, karena lansia terkadang mengalami masalah kesehatan yang terselubung.

Masalah yang muncul Gizi kurang Defisiensi vitamin dan mineral

Obesitas Osteoporosis Hiperurisemia Rheumatik Hipertensi Dislipidemia

Masalah lain yang sering muncul pada lansia adalah pikun. Pikun dapat dicegah diantaranya dengan Belajar memainkan alat musik Mengisi teka-teki silang Berinteraksi dengan orang lain Memulai hobi baru (melukis, bercocok tanam, memelihara hewan) Bergabung dengan organisasi sosial

Kebutuhan energi & zat gizi Kebutuhan energi menurun dibandingkan usia dewasa Protein cukup (0,8 gram /Kg BB) Lemak cukup (25%) Cukup vitamin dan mineral Cairan berkisar 1500 cc

Gizi kurang pada lansia dapat terjadi karena 3 hal : Asupan kurang Gangguan penyerapan Aktivitas berlebihan

Kekurangan vitamin dan mineral Kurang konsumsi sumbernya Gangguan penyerapan Konsumsi pengganggu penyerapan Mengandalkan suplemen. Suplemen boleh digunakan asalkan dalam batas kewajaran, tidak berlebihan.

Kalsium Dibutuhkan sepanjang hayat Umumnya hanya dikonsumsi sekitar 300mg/hari tidak termasuk konsumsi susu harian

Sangat memerlukan vitamin D untuk penyerapannya Sumber selain susu: kedelai, teri tawar, brokoli, bengkoang, dll

Pemicu masalah lemak Jenis makanan selingan Porsi makanan selingan Frekuensi makanan selingan "perlakuan" terhadap bahan makanan "sekilas info" yang belum "tersaring"

Obesitas itu milik siapa saja, entah muda maupun tua. Lebih sulit diatasi karena orang yang sudah terkena obesitas akan lebih mudah terkena penyakit penyerta seperti hipertensi, DM, dislipidemia, atau hiperurisemia. Penyebab utama obesitas pada lansia adalah penurunan aktivitas fisik yang tidak disertai dengan penurunan asupan makanan. Oleh karena itu, perlu lebih arif dalam menyaring segala macam informasi yang datang.

Pendamping lansia. Pendamping lansia perlu dipertimbangkan orang yang bisa menyelesaikan masalah lansia tersebut. Pendamping tersebut harus bisa diterima oleh seorang lansia untuk dijadikan layaknya sahabat dekat. Oleh karena itu, biasanya pendamping lansia dipilih berdasarkan kriteria tertentu, misalkan lansia yang akan didampingi adalah seorang umat Islam, maka pendamping lansia yang cocok adalah yang beragama Islam agar ketika ditanya tentang masalah-masalah kesehatan juga bisa dikaitkan dengan ajaran agama yang dianut. Pendamping lansia dapat berasal dari keluarga dekat, tetangga, teman/sahabat lama, tenaga kesehatan, organisasi sosial, organisasi profesi, dan institusi tertentu

Penanganan tepat Diperlukan penanganan yang komprehensif untuk menyelesaikan segala masalah, terutama masalah kesehatan yang terjadi pada lansia. Mungkin juga perlu dilakukan suatu forum komunikasi dengan pendamping, karena mayoritas masalah kesehatan pada lansia diawali dengan adanya tekanan psikis. Sudah saatnya pemerintah membuat program lebih terpadu untuk lansia.

You might also like