You are on page 1of 3

WAWASAN KEMARITIMAN

Oleh : Octorany Silitonga, Yuniar Marbun, Rosmirati, Riviana Dias Pratami, Ibrohim, Edi Permadi, Angga Tri Cahyono, Erwin Prayoga, T.Diaz Adhyatma, M.Eka Putra Galus

KAWASAN EKONOMI KHUSUS : LANDASAN KONSEPTUAL DAN PENGALAMAN NEGARA-NEGARA LAIN

Latar Belakang Sejak tahun 1970 pembentukan kawasan-kawasan khusus pembangunan ekonomi semakin marak. Pertimbangan pembentukan kawasan ini adalah : - Good governance, yaitu bagaimana membangun suatu kawasan yang terbatas luasnya, dengan sumber daya yang sedikit dan dalam jangka waktu yang pendek - Penerapan jaringan infrastruktur modern yang lebih ekonomis pada kawasan tertentu agar proses bisnis berlangsung efektif dan efisien - Keterkaitan antar industri, yaitu bagaimana membangun aglomerasi industri yang berpotensi memberikan biaya bisnis yang murah dalam lokasi berdekatan antar berbagai perusahaan - Efisiensi yang ditimbulkan oleh aglomerasi industri, yaitu tingkat keberhasilan KEK yang bergantung pada proses aglomerasi yang dipengaruhi pembentukan kawasan khusus yang memprecepat proses aglomerasi

Evolusi Menuju ke Kawasan Ekonomi Khusus Awalnya, sebagian besar negara berkembang menerapkan kontrol atas perdagangan internasional, baik terhadap impor maupun ekspor, KEK pada umumnya adalah Export Processing Zone(EPZ). Perusahaan yang berada dalam kawasan EPZ ini dibebaskan dari bea masuk dan pajak ekspor, dan kemudahan administrasi impor dan ekspor. Kegiatan perusahaan dalam EPZ terbatas pada bidang industri pengolahan. Perkembangan berikutnya adalah pendirian Free Trade Zone(FTZ), perusahaan yang berada di kawasan ini bergerak dalam kegiatan yang lebih luas dari EPZ, yaitu perdagangan, jasa keuangan, dll. FTZ diperuntukkan bagi kegiatan ekspor. Pengelolaan FTZ pada umumnya dilakukan oleh badan otorita khusus. Kemudian berkembang Special Economic Zone (SEZ) atau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang dapat menghasilkan berbagai produk baik untuk ekspor maupun impor. KEK juga memiliki badan otorita sendiri.

Faktor-faktor pendorong keberhasilan Kawasan Ekonomi Khusus - Keseimbangan ekonomi makro Jangan sampai nilai tukar mata uang domestik terlalu kuat (over valued)maka ekspor tidak akan berkembang - Lokasi geografis Lokasi merupakan salah satu faktor keberhasilan KEK yang akan membentuk sebuah jaringan perdagangan, keuangan dan kelembagaan. Kepri memiliki lokasi yang sangat strategis karena berdekatan dengan negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia, sehingga memiliki peluang lebih besar dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia untuk melakukan kerjasama dibidang ekonomi khusus. - Manajemen kawasan yang efektif dan efisien Siapapun pengelola KEK baik pemerintah maupun swasta bukanlah menjadi permasalahan, akan tetapi kualitas kelembagaannya. Badan tersebut mendapat otoritas penuh, mandat yang jelas, pembiayaan yang memadai, perencanaan yang matang dan manajemen yang profesional. - Jaringan infrastruktur dan fasilitas publik yang berkualitas dan memadai Tersedianya kebutuhan utama jalannya perindustrian dan perekonomian yang berkualitas seperti tenaga listrik, pelabuhan-pelabuhan sehingga tidak menghambat jalannya perekonomian dan perindustrian. - Keterkaitan dengan ekonomi domestik Dibutuhkan kerjasama antara perusahaan dalam KEK dengan perusahaan domestik (di daerah lain) agar lingkungan usaha lebih kompetitif dan pemerintah melaksanakan pemberdayaan UKM untuk meningkatkan efisiensi administrasi negara dan pembangunan. - Peningkatan teknologi Penyediaan infrastruktur teknologi yang berkualitas dapat menguntungkan dalam hal peningkatan upah riil karena produktivitas tenaga kerja juga lebih meningkat dibantu oleh peralatan produksi yang lebih baik.

Contoh Kawasan Ekonomi Khusus di Malaysia Salah satu kawasan ekonomi khusus di Malaysia terdapat di kawasan Penang. Dimana sistem kerjasama antara pemerintah dan swasta telah berhasil mengembangkan industri elektronik denagn cepat, mengembangkan lingkungan bisnis yang mendukung dan relevan serta responsif terhadap kebutuhan. Pengawasan kawasan di Penang mulai tahun 1950an dengan visi menjadikan Malaysia pemain kelas dunia khusus di bidang elektronika. Badan pengelola KEK yaitu PDC (Penang Development Corporation) pada tahun 1959. PDC bekerjasama dengan MIDA (Malaysia Industrial Development Authority). MIDA melakukan pendekatan produktif dengan melakukan kunjungan dan perundingan dengan perusahaan terkemuka di AS seperti Fairchild, Intel, Seagate, Hewlett-Packard, AMD dan lain-lain. Selain PDC juga didirikan PSDC (Penang Skill Development Center), dimana merupakan usaha patungan pemerintah dan usaha dalam rangka pengembangan pelatihan

yang langsung dengan kebutuhan industri elektronik. Selain industri elektronik, PDC dan PSDC juga mendirikan berdirinya SCOPE (Software Consortium of Penang).

Contoh Kawasan Ekonomi Khusus di China Kawasan Ekonomi Khusus di China terdapat di kawasan Shenzen. Kawasan Ekonomi khusus merupakan bagian integral dari kebijakan industri dan kebijakan pembangunan wilayah China. Kebijakan pendalaman teknologi, keterkaitan dengan perusahaan dalam negeri, daerah hinterland, dan pangkalan utama peningkatan ekspor menjadi tujuan jangka menengah dan panjang. Tujuan-tujuan yang saling berkaitan tersebut dikelola secara efektid oleh otoritas KEK yang bekerja sama dengan badan-badan pemerintah yang lainnya

Kawasan Ekonomi Khusus Kepulauan Riau Salah satu Kawasan Ekonomi Khusus di Kepulauan Riau adalah Batam. Batam merupakan daerah yang berdekatan langsung dengan negara tetangga yaitu Malaysia dan Singapura. Selain itu jati diri Batam sebagai daerah industri juga menjadikan batam daerah strategis untuk dijadikan Kawasan Ekonomi Khusus. Bentuk nyata dari KEK di Batam belum terlihat secara utuh. Tetapi jika kita melihat adanya Batam sebagai Free Trade Zone Area yang maju, ini sudah mewakili bentuk kedepannya Kawasan Ekonomi Khusus di Batam. Beberapa bulan lalu Badan Pengusahaan Batam sebagai pengelola KEK bekerja sama dengan pihak Santacruz Electronics Export Processing Zone (SEEPZ) Special Economic Zone Republik India. Kerja sama kedua belah pihak ini berbentuk ekspor dan impor barang elektronik.

Pelajaran bagi Indonesia, khususnya Batam Ekonomi terus berkembang sehingga membuat sebuah visi dan misi yg berjangka panjang, oleh karna itu banyak daerah yang semata-mata entreport atau pangkalan ekspor banyak meninggalkan system FTZ. KEK seharusnya memfasilitasi skema industrial upgrading, training and R&D, backward linkage, enterprise development dan lain-lain. Hubungan yang tidak harmonis antara wilayah FTZ dengan wilayah lainnya di pulau Batam itu terjadi karna gagalnya pendekatan enclave dalam pembentukan KEK. KEK yang berhasil pada umumnya karna badan pelaksananya memiliki hak otoritas yang jelas dengan mandat penuh untuk melaksanakan misinya. Sedangkan masalah yang sentral bagi keberhasilan KEK adalah kualitas kelembagaan, baik public maupun swasta. Sedangkan kegagalan pada KEK lebih mengacu pada bnyaknya misi yang terbebani dari berbagai macam badan pemerintah sehingga pengambilan keputusan berjalan lambat. Oleh karna itu, selain kerangka pengelolaannya harus jelas, pengembangan kapasitasnya juga harus jelas dalam pengelolaan KEK.

You might also like