Professional Documents
Culture Documents
MATERIAL
Disusun oleh :
Apabila kita akan membuat sebuah rumah, kita harus melakukan persiapan
terlebih dahulu. Entah itu uang, tempat, pekerja, sampai bahan-bahan yang
dibutuhkan dalam pembuatan rumah tersebut.
Bahan/material perlu sekali untuk diketahui dan dimengerti sebelmu
membangun rumah. Hal ini bertujuan agarrumah yang nanti akan dihuni tidak
menjadi rumah yang asal-asalan.
Dalam bidang teknik banyak sekali material-material yang harus diketahui.
Sama halnya dengan ilustrasi tentang rumah, ini bertujuan agar nanti benda produksi
tidak asal-asaln.
Material-material teknik tersebut memiliki beragam jenis, sifat-sifat yang
bermacam-macam, bentuk dan wujud yang berbeda-beda pula, cara untuk
mendapatkannya pun tidak semuanya sama. Selain itu, material-material itu memiliki
fungsi dan kegunaan yang sangatbervariasi yang sangat membantu kehidupan
manusia.
Penyusunan kertas kerja ini tidak lain ialah untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah umum Kimia Terapan I di semester I Jurusan dan Program Studi
Teknik Mesin yang dibimbing oleh Rusli Ahmad, S.Si.
Kertas kerja ini sangat bermanfaat sekali agar bias menambah pengetahuan
tentang material. Gambaran umun sifat-sifat dan kegunaan material itu sendiri. Selain
itu, kertas kerja ini bias dijadikan sebagai referensi mahasiswa-mahasisa yang
berurusan dengan material.
2.1 MATERIAL
I. PENGERTIAN MATERIAL
Material atau bahan adalah zat yang dimana sesuatu dapat dibuat
darinya, atau barang yang dibutuhkan untuk membuat sesuatu. Bahan biasanya lebih
banyak digunakan untuk menuju ke pakaian atau bahan.
Material adalah sebuah bahan mentah dalam produksi, dan biasanya
adalah bahan mentah yang belum diproses, tetapi ada juga yang diproses sebelum
digunakan untuk proses produksi lebih lanjut. Umumnya, dalam masyarakat
teknologi maju, material adalah bahan konsumen yang belum selesai, sebagai
contohnya adalah kertas dan sutra.
Struktur logam
Susunan atom-atom
Logam merupakan struktur raksasa dari atom-atom yang berikatan satu sama lain
melalui ikatan logam. "Raksasa" menunjukkan jumlah yang sangat banyak tetapi
jumlah atom yang terlibat sangat bervariasi - tergantung pada ukuran potongan
logam.
Koordinasi 12
Kebanyakan logan adalah terjejal (close packed) - yakni, struktur tersebut memuat
atom sebanyak mungkin pada volum yang tersedia. Setiap atom pada struktur
mengalami 12 sentuhan dari atom tetangganya. Keadaan logam yang seperti ini
digambarkan sebagai terkoordinasi 12.
Dan juga tiga atom yang menyentuhnya pada lapisan diatasnya dan tiga atom yang
lain pada lapisan dibawahnya.
Diagram yang kedua tersebut menunjukkan lapisan yang terletak di atas lapisan
yang pertama. Lapisan tersebut akan saling berhubungan dengan lapisan dibagian
bawahnya. (Keduanya tersusun dengan cara penempatan yang berbeda dengan
lapisan yang ketiga pada struktur terjejal, tetapi hal ini dipelajari pada pembahasan
tingkat dasar)
Koordinasi 8
Beberapa logam (khususnya yang terletak pada golongan 1 pada tabel periodik)
terjejal kurang efektif, atom-atom logam tersebut hanya memiliki 8 sentuhan atom
tetangganya. Inilah yang disebut dengan terkoordinasi 8.
Diagram sebelah kiri menunjukkan bahwa tidak ada atom yang saling bersentuhan
satu sama lain pada satu lapisan yang sama. Atom-atom tersebut hanya tersentuh
oleh atom pada lapisan di atas dan dibawahnya. Diagram sebelah kanan
menunjukkan 8 atom (4 di atas dan 4 di bawah) yang menyentuh atom yang
berwarna gelap).
Butiran kristal
Adalah sesuatu hal yang dapat menyesatkan jika mengira bahwa semua atom pada
sepotong logam tersusun pada cara yang teratur. Tiap potong logam terdiri dari
jumlah "butiran kristal", yang sangat banyak, yang mana tiap butiran memiliki
daerah yang seragam. Pada atom yang terletak pada batas butiran dapat memiliki
struktur yang tidak lurus.
Logam-logam cenderung memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi karena
kekuatan ikatan logam. Kekuatan ikatan berbeda antara logam yang satu dengan
logam yang lain tergantung pada jumlah elektron yang terdelokalisasi pada lautan
elektron, dan pada susunan atom-atomnya.
Logam-logam golongan 1 seperti natrium dan kalium memiliki titik leleh dan titik
didih yang relatif rendah karena tiap atomnya hanya memiliki satu elektron untuk
dikontribusikan pada ikatan - tetapi ada hal lain yang menyababkan hal ini terjadi:
Cairan logam juga menghantarkan arus listrik, hal ini menunjukkan bahwa
meskipun atom logam bebas bergerak, elektron yang terdelokalisasi masih memiliki
daya yang tersisa sampai logam mendidih.
Logam adalah konduktor panas yang baik. Energi panas diteruskan oleh elektron
sebagai akibat dari penambahan energi kinetik (hal ini memnyebabkan elektron
bergerak lebih cepat). Energi panas ditransferkan melintasi logam yang diam
melalui elektron yang bergerak.
Jika tekanan yang kecil dikenakan pada logam, lapisan atom akan mulai
menggelimpang satu sama lain. Jika tekanan tersebut dilepaskan lagi, atom-atom
tersebut akan kembali pada posisi asalnya. Pada kondisi seperti itu, logam dikatakan
menjadi elastis.
Jika tekanan yang lebih besar dikenakan pada logam, atom-atom akan
menggelimpang satu sama lain sampai pada posisi yang baru, dan logam berubah
secara permanen.
Kekerasan logam
Penggelimpangan lapisan atom antara yang satu dengan yang lain ini dihalangi oleh
batas butiran karena baris atom tidak tersusun sebagai mana mestinya. Hal ini
mengakibatkan semakin banyak batas butiran (butiran-butiran kristal lebih kecil),
menyebabkan logam lebih keras.
Untuk mengimbangi hal ini, karena batas butiran merupakan suatu daerah dimana
atom-atom tidak berkaitan dengan baik satu sama lain, logam cenderung retak pada
batas butiran. Kenaikan jumlah batas butiran tidak hanya membuat logam menjadi
semakin kuat, tetapi juga membuat logam menjadi rapuh.
Jika kamu memiliki bagian logam yang murni, kamu dapat mengontrol ukuran
butiran kristal melalui perlakuan panas atau melalui pengerjaan logam.
Klasifikasi keramik
• Keramik tradisional
Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan
bahan alam, seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah:
barang pecah belah (dinnerware), keperluan rumah tangga (tile, bricks),
dan untuk industri (refractory).
• Keramik halus
Fine ceramics (keramik modern atau biasa disebut keramik teknik,
advanced ceramic, engineering ceramic, techical ceramic) adalah keramik
yang dibuat dengan menggunakan oksida-oksida logam atau logam,
seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO,dll). Penggunaannya: elemen
pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang medis.
(Joelianingsih, 2004)
Sifat Keramik
sifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis
keramik adalah britle atau rapuh, hal ini dapat kita lihat pada keramik jenis
tradisional seperti barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah dan sebagainya,
coba jatuhkan piring yang terbuat dari keramik bandingkan dengan piring dari
logam, pasti keramik mudah pecah, walaupun sifat ini tidak berlaku pada jenis
keramik tertentu, terutama jenis keramik hasil sintering, dan campuran
sintering antara keramik dengan logam. sifat lainya adalah tahan suhu tinggi,
Sintesis organik
Reaksi yang digunakan dalam sintesis organik dapat digolongkan menjadi dua
golongan;
Bagi bidang sintesis organik pembentukan ikatan C-C dan pengubahan gugus fungsi
seperti roda kendaraan. Tidak pantas menanyakan mana yang lebih penting.
Berbagai reaksi pembentukan ikatan C-C telah dilaporkan. Berdasarkan gaya dorong
a. Reaksi Grignard
Reaksi Grignard ditemukan oleh kimiawan Perancis Auguste Victor Grignard (1871-
1935) di tahun 1901. Tahap awal reaksi adalah reaksi pembentukan metilmagnesium
iodida, reagen Grignard, dari reaksi antara alkil halida (metil iodida dalam contoh di
bawah ini) dan magnesium dalam dietil eter kering.
Anda pasti melihat bahwa magnisium terikat langsung dengan karbon. Senyawa
semacam ini yang sering disebut sebagai reagen Grignard dengan ikatan C-logam
dimasukkan dalam golongan senyawa organologam. Ikatan C-logam sangat labil
dan mudah menghasilkan kabanion seperti CH3- setelah putusnya ikatan logam-
karbon. Ion karbanion cenderung menyerang atom karbom bermuatan positif. Telah
dikenal luas bahwa atom karbon gugus aldehida atau gugus keton bermuatan positif
karena berikatan dengan atom oksigen yang elektronegatif. Atom karbon ini akan
diserang oleh karbanion menghasilkan adduct yang akan menghasilkan alkohol
sekunder dari aldehida atau alkohol terseir dari keton setelah hidrolisis.
benzaldehida
1-fenilletanol
Reaksi Grignard adalah contoh reaksi senyawa oragnologam. Karena berbagai jenis
aldehida dan keton mudah didapat, berbagai senyawa organik dapat disintesis
dengan bantuan reaksi Grignard.
Gaya dorong reaksi Grignard adalah tarik-menarik antara dua muatan listrik yang
berbeda antara dua atom karbon. Reaksi semacam ini disebut dengan reaksi ionik
atau reaksi polar. Ada pula jenis lain reaksi organik. Salah satunyaa adalah reaksi
radikal, yang gaya dorongnya adalah radikal reaktif yang dihasilkan dalam reaksi.
Bila dihasilkan radikal fenil, radikal ini akan menyerang molekul benzene akan
menghasilkan bifenil.
Sebagian besar reaksi organik diklasifikasikan dalam reaksi ionik dan reaksi radikal.
Di pertengahan pertama abad 20, kemudian muncul, golongan lain reaksi yang tidak
dapat dimasukkan dalam dua golongan tadi. Salah satu yang khas adalah reaksi
Diels-Alder yang ditemukan di tahun 1928 oleh dua kimiawan Jerman Paul
Hermann Diels (1876-1954) dan Kurt Alder (1902-1958).
Dalam reaksi ini butadiena yang secara muatan netral bereaksi dengan anhidrida
maleat yang juga netral menghasilkan produk siklik.
Menariknya, ternyata kemudaian banyak contoh reaksi semacam ini: diena (senyawa
dengan ikatan rangkap) dan alkena diaktivasi oleh gugus karbonil dan bereaksi
menghasilkan produk siklik. Harus ditambahkan bahwa tidak ada reaksi antara dua
molekul butadiena atau dua anhidrida maleat.
Di tahun 1965, dua kimiawan Amerika, Woodward dan Roald Hoffmann (1935-)
menjelaskan bahwa jenis reaksi ini bukan reaksi ionik maupun reaksi radikal, tetapi
reaksi yang dihasilkan oleh tumpang tindih orbital molekul dua reaktan. Interpretas
ini memungkinakan elusidasi mekanisme reaksi yang sebelumnya belum dikenal.
Menurut mereka, interaksi yang disukai akan ada bila salah satu reaktan (misalnya
butadiena) memiliki empat elektron π dan reaktan lain (misalnya anhidrida maleat)
memiliki elektron πmenghasilkan produk siklik. Dapat ditunjukkan bahwa orbital
molekul yang terisi dengan energi tertinggi [highest occupied molecular orbitals
(HOMO)] dan orbital molekul tak terisi terendah [lowest unoccupied molecular
Pentingnya reaksi yang dibahas ini jelas dengan diberikannya hadiah Nobel untuk
Grignard, Diels, Adler, Woodward, Hoffmann dan Fukui.
c. Sintesis asimetrik
Sebagaimana telah dibahas di Bab 4, banyak senyawa organik alami, semacam asam
amino, gula dan steroid, memiliki atom karbon asimetrik. Kuinin, yang dikenalkan
di bab ini juga mengandung atom karbon asimetrik. Atom karbon asimetrik
memainkan peran dalam aktivitas fisiologis semua senyawa ini. Harus ditambahkan
bahwa dalam banyak kasus hanya satu dari pasangan enansiomer ini bermanfaat
bagi manusia. Dengan demikian, apakah kita dapat mencapai sintesis asimetrik, seni
sintesis selektif satu dari pasangan enansiomer, adalah isu yang sangat penting.
Dalam contoh-contoh sintesis asimetrik yang berhasil, senyawa dengan atom karbon
asimetrik, seperti terpen, asam amino dan gula, dipilih sebagai salah satu reaktan.
Atom karbon asimetrik mungkin akan lebih menyukai pembentukan salah satu
enansiomer. Pembentukan selektif salah satu isomer mungkin dipengaruhi oleh efek
sterik. Dalam kasus tertentu, laju reaksi mungkin berbeda antara kedua stereoisomer.
Dalam kasus lain, kesetimbangan antara dua produk isomer akan bergeser ke salah
satu sisi kesetimbangan. Sintesis selektif isomer yang penting akan sangat penting
dan topik yang paling banyak dilakukan di kimia organik abad 21.
Sintesis anorganik
Di waktu lampau soda didapatkan dari sumber alami, dan kalium karbonat K2CO3,
yang juga digunakan dalam sabun, didapatkan dalam bentuk abu kayu. Setelah
revolusi industri, kebutuhan sabun meningkat dan akibatnya metoda sintesis baru
dengan bersemangat dicari. Waktu itu telah dikenali bahwa soda dan garam (NaCl)
mengandung unsur yang sama, natrium, dan penemuan ini mengakibatkan banyak
orang berusaha membuat soda dari garam. Di awal abad 19, suatu proses baru
dikembangkan: natrium sulfat yang merupakan produk samping produksi asam
khlorida (yang digunakan untuk serbuk pengelantang, bleaching), batu bara dan besi
dinyalakan. Namun, hasilnya, rendah dan tidak cocok untuk produksi skala besar .
Satu abad setelah usulan proses Leblanc, inventor Belgia Ernest Solvay (1838-1922)
mengusulkan proses Solvay (proses soda-amonia), yang lebih maju dari aspek kimia
dan teknologi. Telah diketahui sejak awal abad 19 bahwa soda dapat dihasilkan dari
garam denagn amonium karbonat (NH4)2CO3. Solvay yang berpengalaman dengan
mesin dan dapat mendesain proses produksi tidak hanya dari sudut pandang kimia
tetapi juga dari sudut pandang teknologi kimia. Dia berhasil mengindustrialisasikan
prosesnya di tahun 1863.
Reaksi utama
Sirkulasi ammonia
Satu-satunya produk samping proses Solvay adalah kalsium khlorida, dan amonia
dan karbondioksida disirkulasi dan digunakan ulang. Dalam produksi soda dari
garam, poin penting adalah pembuangan khlorin. Dalam proses Leblanc, khlorin
dibuang sebagai gas asam khlorida, namun di proses Solvay, khlorin dibuang
sebagai padatan tak berbahaya, kalsium khlorida. Karena keefektifan dan
keefisienan prosesnya, proses Solvay dianggap sebagai contoh proses industri kimia.
b. Asam sulfat
Sejak akhir pertengahan abad 16, kimiawan Jerman Andreas Libavius (1540?-1616)
memaparkan proses untuk mendapatkan asam sulfat H2SO4 dengan membakar
belerang dalam udara basah.
S + O2 SO2
2NaCl+H2SO4 Na2SO4+2HCl
Reaksi yang dibahas di buku teks sekolah menengah itu digunakan di sini. Glauber
mengiklankan natrium sulfat sebagai obat dengan efek yang menakjubkan dan
mendapatkan banyak keuntungan dari penjualan garam ini.
Proses yang lebi praktis untuk menghasilkan asam sulfat dikenalkan yakni dengan
cara memanaskan belerang dengan kalium nitrat KNO3. Awalnya pembakaran
dilakukan di wadah gelas besar yang mengandung air.
Asam sulfat yang terbentuk terlarut dalam air. Walaupun proses kedua (SO2
SO3) lambat dan endotermik, dalam proses ini oksida nitrogen nampaknya
berfungsi sebagai katalis yang mempromosikan reaksi ini.
Ide penggunaan katalis dalam produksi asam sulfat, atau secara khusus dalam
oksidasi belearng dioksida telah dikenali sejak kira-kira tahun 1830. Katalis platina
terbuki efektif tetapi sangat mahal sehingga tidak digunakan secara meluas. Seteleah
setengah abad kemudian, ketika kebutuhan asam sulfat meningkat banyak, ide
penggunaan katalis muncul kembali. Setelah masalah keracunan katalis
diselesaikan, proses penggunaan katalis platina, yakni proses kontak, menjadi proses
utama dalam produksi asam sulfat. Proses kontak masih digunakan sampai sekarang
walaupun katalisnya bukan platina, tetapi campuran termasuk vanadium oksida
V2O5.
Selain itu, nitrat diperlukan sebagai bahan baku pupuk buatan. Di akhir pertengahan
abad 19 kimiawan Jerman Justus von Liebig (1803-1873) membuktikan kefektifan
dan pentingnya pupuk buatan. Masalah yang menghalangi pemakaian bear-besaran
pupuk buatan adalah harganya yang tinggi, khususnya pupuk nitrogen.
Situasi semacam memicu ilmuwan untuk menyelidiki fiksasi nitrogen artifisial atau
menemukan proses untuk mengubah nitrogen yang tidak terbatas persediaanya di
udara menjadi senyawa yang dapat digunakan. Jelas diperlukan cara untuk
melakukan fiksasi dalam skala besar. Jadi, percobaannya harus dimulai di skala
laboratorium untuk dapat diperbesar ke skala pabrik.
Fiksasi nitrogen berhasil dilakukan oleh kimiawan Jerman Fritz Haber (1868-1934)
dan insinyur kimia Jerman, yang bekerja untuk BASF, Carl Bosch (1874-
1940).Persamaan reaksi untuk
Proses modern untuk menghasilkan asam nitrat HNO3 adalah okidasi amonia di
udara. Dalam proses ini, amonia dicampur dengan udara berlebih, dan campurannya
dipanaskan sampai temperatur tinggi dengan katalis platina. Amonia akan diubah
menjadi nitrogen oksida NO, yang kemudian dioksidasi lebih lanjut di udara
menjadi nitrogen dioksida NO2. Nitrogen dioksida direaksikan dengan air
menghasilkan asam nitrat. Metoda ini dikembangkan oleh Ostwald, kimiawan yang
banyak memberikan kimia katalis, dan disebut proses Ostwald.
V. KEGUNAAN MATERIAL
Ada bermacam-macam kegunaan dari material , diantaranya adalah
sebagai berikut :
• Badan dan Mesin Mobil
• Badan Pesawat
• Plastik Kemasan
• Alat Komunikasi
• Keramik Insulator,
• Filament X-ray
Yang terbuat dari metallic powder Hingga material tercanggih yang ada
saat ini, seperti :
• Titanium dan Fiber composites yang digunakan pada pesawat luar angkasa
• Ginjal buatan
• Body Implants, dan
• Semikonduktor
2.2 POLIMER
I. PENGERTIAN POLIMER
polimerisasi
Reaksi : monomer → polimer
nH2C = CH2 – (CH2 – CH2)n –
Keterangan:
n adalah derajat polimerisasi
n kecil disebut oligomer
n besar disebut polimer
• Polimer bercabang :
Polimer alam adalah polimer yang tersedia dan terbentuk di alam. Polimer
alam terbentuk di alam hasil metabolisme mahluk hidup, contohnya karet alam, pati,
selulosa dan protein (akan dibahas kemudian). Keterbatasan tersedianya polimer alam
untuk berbagai keperluan mendorong semakin banyak diproduksi polimer sintetik.
Lagi pula polimer alam sifat-sifatnya tidak stabil dan sukar dijadikan berbagai macam
bentuk. Misalnya: karet alam akan menggembung dan kehilangan kekenyalan setelah
lama terkena bensin atau minyak motor ; sutera dan wol (protein serat) dimakan
(diuraikan) jenis-jenis bakteri tertentu dan ulat-ulat kecil. Polimer alam umumnya
mudah menyerap air sehingga tidak mungkin digunakan untuk keperluan tertentu. Di
samping itu, polimer alam tidak stabil karena pemanasan dan tak bisa dicetak menjadi
bentuk yang sesuai keinginan.
H O
\ //
C H O H
׀
C H O H
׀
C H O H
׀
C H O H
׀
C H2 O H
Reaksi utama yang penting untuk teknik adalah pengesteran dari ketiga gugus
hidroksida yang belum bereaksi :
a. Dengan HNO3 membentuk nitro selulosa (selluloid)
b. Dengan anhidrida CH3COOH (asam asetat yang tidak menandung air)
membentuk selulosa asetat (asetat rayon, barang-barang plastik, film potret).
Dalam kedua hal diatas pengesterannya biasanya tidak sempurna. Biasanya rata-
rata 2 ½ gugus hidroksil persatuan monomer yang teresterkan pada pembekuan
zat-zat ini.
Dengan menghentikan pengesteran pada taraf ini, maka zat-zat ini lebih mudah
larut dalam pelarut-pelarut yang murah seperti Chloroform dan aseton.
Proteina adalah polimer asam amino dan biasanya terdiri dari campuran-campuran
monomer.
Berbagai macam propeina mempunyai susunan perbandingan asam amino yang
berbeda-beda dan sebenarnya inilah yang terutama menyebabkan adanya begitu
banyak macam proteina.
C. Tanah Liat
Lempung atau tanah liat ialah kata umum untuk partikel mineral berkerangka
dasar silikat yang berdiameter kurang dari 4 mikrometer. Lempung mengandung
leburan silika dan/atau aluminium yang halus. Unsur-unsur ini, silikon, oksigen,
Lempung membentuk gumpalan keras saat kering dan lengket apabila basah
terkena air.
D. Lipid
Lipid dikenal oleh masyarakat awam sebagai minyak (organik, bukan minyak
mineral atau minyak bumi), lemak, dan lilin. Istilah "lipid" mengacu pada
golongan senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar dan hidrofob yang esensial dalam
menyusun struktur dan menjalankan fungsi sel hidup. Karena nonpolar, lipida
tidak larut dalam pelarut polar, seperti air atau alkohol, tetapi larut dalam pelarut
nonpolar, seperti eter atau kloroform.
E. Poliisoprena
Dalam suhu ruang isoprena berwujud cairan bening yang sangat mudah terbakar
dan terpantik. Bila tercampur dengan udara sangat mudah meledak dan sangat
reaktif bila dipanaskan. Pengangkutan isoprena memerlukan penanganan khusus.
Isoprena dihasilkan secara alamiah oleh tumbuhan dan hewan. Biasanya dapat
dikatakan bahwa senyawa ini adalah hidrokarbon yang paling umum ditemukan
pada tubuh manusia. Isoprena biasa juga dikandung pada kadar rendah pada
banyak bahan pangan. Hal ini tidak mengherankan karena isoprena merupakan
kerangka dasar dari banyak metabolit sekunder pada tumbuhan. Terpena,
terpenoid, dan koenzim Q tersusun dari isoprena. Golongan senyawa lain yang
dapat dianggap tersusun dari kerangka isoprena adalah fitol, retinol, tokoferol,
dolikol, dan skualena. Heme A memiliki ekor isoprenoid. Lanosterol, prekursor
sterol pada hewan, diturunkan dari skualena. Satuan isoprena fungsional dalam
organisme adalah dimetilalil pirofosfat (DMAPP) dan isomernya isopentenil
pirofosfat (IPP).
Pada tumbuhan, isoprena dihasilkan pada kloroplas daun melalui jalur DMAPP,
dengan enzim isoprena sintase bertanggung jawab sebagai pembuka proses.
Praktis pada semua organisme penurunan isoprena disintesis melalui jalur HMG-
CoA reduktase.
Karena turunan isoprena banyak yang merupakan minyak atsiri, banyak isoprena
dilepaskan ke udara. Isoprena diketahui mempengaruhi status oksidasi massa
udara, dan merupakan pemicu terbentuknya ozon, gas polutan pada lapisan bawh
atmosfer. Efek senyawa ini pada atmosfer banyak dipelajari.
F. Asam Nukleat
2. POLIMER SINTETIK
Polimer sintetik biasanya dikenali sebagai plastik, seperti polietilena dan nylon. Walau
bagaimanapun, kebanyakan polimer sintetik boleh diklasifikasikan dalam :
thermoplastik, thermoset.
Kebanyakan polimer tinggi sintetik ialah salah satu dari dua golongan zat yang
berbeda dalam cara sintesanya.
Contoh lain dari polimer alam yang mulai diganti penggunaannya adalah serat untuk
keperluan tekstil. Serat seperti kapas, wol, dan sutera meskipun sampai sekarang
masih digunakan sebagai bahan baku dalam industri tekstil, tetapi karena keterbatasan
ketersediaan dan memiliki kelemahan dalam hal ketahanan terhadap regangan dan
Polimer sintetik lain yang perkembangannya sangat pesat adalah plastik. Kemudahan
dan keistimewaan plastik sedikit banyak telah dapat menggantikan bahan-bahan
seperti logam dan kayu dalam membantu kehidupan manusia.
Sejak ditemukan oleh seorang peneliti dari Amerika Serikat pada tahun 1968 yang
bernama John Wesley Hyatt, plastik menjadi primadona bagi dunia industri.
Produksinya di seluruh negara lebih dari 100 juta ton per tahunnya.
Contoh plastik yang banyak digunakan dalam kehidupan kita adalah polietilena
(bahan pembungkus, kantong plastik, mainan anak, botol), teflon (pengganti logam,
pelapis alat-alat masak), polivinilklorida (untuk pipa, alat rumah tangga, cat, piringan
hitam), polistirena (bahan insulator listrik, pembungkus makanan, styrofoam, mainan
anak), dan lain-lain.
Pada pembuatan polimer sintetik dapat diatur apakah strukturnya rantai linear atau
bercabang.
Salah satu cara untuk melakukan itu ialah dengan mengatur jumlah relative pereaksi
monomer yang berfungsi tiga yang ditambahkan kedalam campuran reaksi
polimerisasi.
III. SIFAT FISIK DAN KIMIA DARI POLIMER ALAM DAN SINTETIK
Tanah liat
d. TITANIUM
Bertindak sebagai fluk.
e. KAPUR
( Lime ) disamping sebagai fluk, juga dapat sebagai pemutih ( bleacher )
f. OKSIDA BESI
Akan menurunkan suhu peleburan, juga dapat sebagai fluk dan juga sebagai zat
pemberi warna
Plastik
A. Sifat fisik dan Kimia dari Plastik :
Plastik termosetting berwujud cair teteapi akan mengeras dan menjadi rigid
ketika dipanaskan. Plastik ini memiliki tahanan terhadap serangan zat kimia yang
baik meskipun berada pada lingkungan ekstrim.
A. REAKSI ADISI
Polimerisasi adisi adalah polimerisasi yang disertai dengan pemutusan ikatan
rangkap diikuti oleh adisi monomer.
H
Contoh :
n H2C = CH CH2 C
n
Cl Cl
vinilklorida polivinilklorida (PVC)
Contoh :
H H
H2C C Cl C C
H n
H Cl
B. REAKSI KONDENSASI
Polimerisasi kondensasi adalah polimerisasi yang disertai dengan pembentukan
molekul kecil (H2O, NH3).
Contoh :
Alkohol + asam ester + air
HOCH2CH2OH + HOC - (CH2)4COH
+ H2O
O O
Reaksi kondensasi tergantung pada :
- Konsentrasi dari reaktan
- Konsentrasi dari katalisator
- Waktu dan temperatur reaksi
Fillers ( Bahan pengisi ) dan bahan tambahan.
Hal itu untuk menghendaki adanya hasil produksi yang berupa termosetting resin.
Bahan-bahan tadi dimasukan kedalam ketel sehingga terjadi, setelah resin keluar
dari ketel berupa termosetting yang panas dan reaktif, kemudian dipanaskan akan
menjadi suatu zat yang tak dapat cair dan tak dapat larut.
Contoh :
1. Formaldehide dengan fenol melepaskaskan air terjadi plastik bakelit.
OH
OH
H2 OH
C
OH + H
H C H
OH
Para
OH OH
H2
C
CH2OH
+ H2O
OH HO C OH
H2
HO OH HO
V. KEGUNAAN POLIMER
Banyak sekali kegunaan Polimer yang sering kita temui dalam kehidupan sehari –
hari, diantaranya adalah:
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
o Dalam penggunaan material harus memperhatikan jenis bahan tersebut, jangan
sampai memakai bahan yang berbahaya.
o Bahan-bahan yang tidak bisa diperbaharui harus digunakan seefisien mungkin
dengan jumlah yang tiudak berlebihan.
o Penggunaan material harus sesuai dengan kaidah-kaidah yang mendukung
tentang metalurgi.
DAFTAR PUSTAKA
www.bpkpenabur.or.id/kps-jkt/berita/9812/artikel1.htm
www.chem-is-try.org/?sect=belajar&ext=alkena01_09
Id.wikipedia.org/wiki/Polimer_sintetik
www.metal.ui.ac.id/Whatismetallurgy.html
ms.wikipedia.org/wiki/Polimer
(groups.or.id/wikipedia/id/m/a/t/Material.html )
(groups.or.id/wikipedia/id/t/e/k/Teknik_Material_50a9.html )
www.chem-is-try.org/?sect=artikel&ext=68
www1.bpkpenabur.or.id/kps-jkt/berita/9812/artikel1.htM
http://www.blogger.com/feeds/2452954481303067383/posts/default
Depdikbud,Kimia,1982
Drs. Agustinus Ngatin,Dra. Nancy, S.D.Msi,Dra. Mentik Hulupi, Msi,Kimia Fisika,Pusat
pengembangan Pendidikan Politeknik,Bandung,1996