You are on page 1of 5

Lordosis, Kifosis, dan Skoliosis Tulang belakang normal manusia tidak lurus benar.

Dilihat dari samping, susunan tulang belakang membentuk beberapa lengkungan. Di bagian dada, tulang belakang membentuk lengkungan cembung menghadap belakang. Di bagian pinggang, susunan tulang belakang membentuk lengkungan cembung menghadap depan. Bentuk tulang belakang mempengaruhi bentuk tubuh kita. Cobalah amati bentuk badan teman laki-lakimu saat berdiri dan dilihat dari samping! Bagaimana bentuknya? Tulang belakang bisa mengalami kelainan. Tiga kelainan tulang belakang yang umum terjadi adalah lordosis, kifosis, dan skoliosis. Lordosis Lordosis merupakan kelainan dengan melengkungnya tulang belakang yang berlebihan ke arah depan di bagian pinggang. Orang yang mengalami kelainan ini pinggangnya terlihat lebih menonjol ke depan. Lordosis bisa disebabkan karena perut penderita yang terlalu besar (misalnya karena hamil atau kegemukan), riketsia, atau karena kebiasaan yang salah. Kifosis Kifosis merupakan kelainan dengan melengkungnya tulang belakang yang berlebihan di bagian dada ke arah belakang. Penderita kifosis tubuhnya terlihat bungkuk. Kifosis bisa disebabkan karena, penyakit (misalnya TBC dan riketsia) atau kebiasaan duduk yang salah.

Skoliosis Skoliosis adalah melengkungnya tulang belakang ke arah samping (Gambar 2.13). Skoliosis bisa disebabkan oleh polio atau kebiasaan duduk atau berposisi yang salah. Sistem gerak pada manusia tersusun atas rangka dan otot. Rangka merupakan alat gerak pasif yang tersusun atas tulang-tulang dengan berbagai bentuk. Sebagian besar tulang penyusun rangka adalah tulang keras, selebihnya berupa tulang rawan. Antara tulang satu dengan tulang lain dihubungkan oleh sendi. Keberadaan sendi di sebagian besar persambungan antar tulang memungkinkan bagian-bagian tubuh bisa digerakkan. Otot merupakan alat gerak aktif. Bagian-bagian tubuh bisa bergerak karena kontraksi dan relaksasi otot. Penyakit dan kelainan sistem gerak pada manusia bisa terjadi pada berbagai usia. Penyakit dan kelainan ini terjadi karena bebagai sebab, antara lain virus, bakteri, kekurangan zat tertentu, dan kesalahan posisi..

1. 1. Skoliosis

DEFINISI Skoliosis adalah kelengkungan tulang belakang yang abnormal ke arah samping, yang dapat terjadi pada segmen servikal (leher), torakal (dada) maupun lumbal (pinggang). Sekitar 4% dari seluruh anak-anak yang berumur 10-14 tahun mengalami skoliosis; 40-60% diantaranya ditemukan pada anak perempuan. PENYEBAB Terdapat 3 penyebab umum dari skoliosis: 1. Kongenital (bawaan), biasanya berhubungan dengan suatu kelainan dalam pembentukan tulang belakang atau tulang rusuk yang menyatu 2. Neuromuskuler, pengendalian otot yang buruk atau kelemahan otot atau kelumpuhan akibat penyakit berikut: - Cerebral palsy - Distrofi otot - Polio - Osteoporosis juvenil 1. Idiopatik, penyebabnya tidak diketahui. GEJALA Gejalanya berupa: - tulang belakang melengkung secara abnormal ke arah samping - bahu dan/atau pinggul kiri dan kanan tidak sama tingginya - nyeri punggung - kelelahan pada tulang belakang setelah duduk atau berdiri lama - skoliosis yang berat (dengan kelengkungan yang lebih besar dari 60?) bisa menyebabkan gangguan pernafasan. Kebanyakan pada punggung bagian atas, tulang belakang membengkok ke kanan dan pada punggung bagian bawah, tulang belakang membengkok ke kiri; sehingga bahu kanan lebih tinggi dari bahu kiri. Pinggul kanan juga mungkin lebih tinggi dari pinggul kiri. DIAGNOSA Pada pemeriksaan fisik penderita biasanya diminta untuk membungkuk ke depan sehingga pemeriksa dapat menentukan kelengkungan yang terjadi. Pemeriksaan neurologis (saraf) dilakukan untuk menilai kekuatan, sensasi atau refleks. Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:

Rontgen tulang belakang Pengukuran dengan skoliometer (alat untuk mengukur kelengkungan tulang belakang) MRI (jika ditemukan kelainan saraf atau kelainan pada rontgen). PENGOBATAN Pengobatan yang dilakukan tergantung kepada penyebab, derajat dan lokasi kelengkungan serta stadium pertumbuhan tulang. Jika kelengkungan kurang dari 20?, biasanya tidak perlu dilakukan pengobatan, tetapi penderita harus menjalani pemeriksaan secara teratur setiap 6 bulan. Pada anak-anak yang masih tumbuh, kelengkungan biasanya bertambah sampai 25-30?, karena itu biasanya dianjurkan untuk menggunakan brace (alat penyangga) untuk membantu memperlambat progresivitas kelengkungan tulang belakang. Brace dariMilwaukee & Boston efektif dalam mengendalikan progresivitas skoliosis, tetapi harus dipasang selama 23 jam/hari sampai masa pertumbuhan anak berhenti. Brace tidak efektif digunakan pada skoliosis kongenital maupun neuromuskuler. Jika kelengkungan mencapai 40? atau lebih, biasanya dilakukan pembedahan. Pada pembedahan dilakukan perbaikan kelengkungan dan peleburan tulang-tulang. Tulang dipertahankan pada tempatnya dengan bantuan 1-2 alat logam yang terpasang sampai tulang pulih (kurang dari 20 tahun). Sesudah dilakukan pembedahan mungkin perlu dipasang brace untuk menstabilkan tulang belakang. Kadang diberikan perangsangan elektrospinal, dimana otot tulang belakang dirangsang dengan arus listrik rendah untuk meluruskan tulang belakang. 1. Kifosis

DEFINISI Penyakit Scheuermann adalah suatu keadaan yang ditandai dengan nyeri punggung dan adanya bonggol di punggung (kifosis). Kifosis adalah suatu kelainan bentuk pada tulang belakang yang bisa terjadi akibat trauma, gangguan perkembangan atau penyakit degeneratif. Kifosis pada masa remaja juga disebut penyakit Scheuermann.

PENYEBAB Penyebab dari penyakit Scheuermann tidak diketahui. Penyakit ini muncul pada masa remaja dan lebih banyak menyerang anak laki-laki. GEJALA Gejalanya berupa: - nyeri punggung yang menetap tetapi sifatnya ringan - kelelahan - nyeri bila ditekan dan kekakuan pada tulang belakang - punggung tampak melengkung - lengkung tulang belakang bagian atas lebih besar dari normal. DIAGNOSA Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik (lengkungan punggung yang abnormal). Juga dilakukan pemeriksaan neurologis (saraf) untuk mengetahui adanya kelemahan atau perubahan sensasi). Rontgen tulang belakang dilakukan untuk mengetahui beratnya lengkungan tulang belakang. PENGOBATAN Kasus yang ringan dan non-progresif bisa diatasi dengan menurunkan berat badan (sehingga ketegangan pada punggung berkurang) dan menghindari aktivitas berat. Jika kasusnya lebih berat, kadang digunakan brace (penyangga) tulang belakang atau penderita tidur dengan alas tidur yang kaku/keras. Jika keadaan semakin memburuk, mungkin perlu dilakukan pembedahan untuk memperbaiki kelainan pada tulang belakang. 1. 3. Lordosis

Tulang belakang yang normal jika dilihat dari belakang akan tampak lurus. Lain halnya pada tulang belakang penderita lordosis, akan tampak bengkok terutama di punggung bagian bawah . Gejala yang timbul akibat lordosis berbeda-beda untuk tiap orang. Gejala lordosis yang paling sering adalah penonjolan bokong. Gejala lain bervariasi sesuai dengan gangguan lain

yang menyertainya seperti distrofi muskuler, gangguan perkembangan paha, dan gangguan neuromuskuler. Nyeri pinggang, nyeri yang menjalar ke tungkai, dan perubahan pola buang air besar dan buang air kecil dapat terjadi pada lordosis, tetapi jarang. Jika terjadi gejala ini, dibutuhkan pemeriksaan lanjut oleh dokter. Selain itu, gejala lordosis juga seringkali menyerupai gejala gangguan atau deformitas tulang belakang lainnya, atau dapat diakibatkan oleh infeksi atau cedera tulang belakang. Untuk membedakannya dilakukan beberapa pemeriksaan seperti :

Sinar X. Pemeriksaan ini digunakan untuk mengukur dan menilai kebengkokan, serta sudutnya. Magnetic resonance imaging (MRI) Computed tomography scan (CT Scan) Pemeriksaan darah Tujuan pengobatan lordosis adalah menghentikan semakin membengkoknya tulang belakang dan mencegah deformitas (kelainan bentuk). Penatalaksanaan lordosis tergantung pada penyebab lordosis. Latihan untuk memperbaiki sikap tubuh dapat dilakukan jika lordosis disebabkan oleh kelainan sikap tubuh. Lordosis yang terjadi akibat gangguan paha harusdiobati bersama dengan gangguan paha tersebut.

You might also like