You are on page 1of 12

HUKUM TENTANG ORANG (SUBYEK HUKUM)

Makalah Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah

Hukum Perdata

Oleh:

M. Najid Aufar Rabiatul Adawiyah Akrom Auladi

: C51211146 : C51211155 : C51211160

Dosen Pengampu : Arif Wijaya, M.Hum.

JURUSAN AL-AHWAL AS-SYAKHSIYAH FAKULTAS SYARIAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI SUNAN AMPEL SURABAYA 2012

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Di Indonesia ini banyak sekali bermunculan masalah-masalah yang membutuhkan penyelesaian hukum dengan peraturan-peraturan yang jelas, salah satu contohnya adalah tentang hukum perdata. Hukum Perdata adalah salah satu bidang hukum yang mengatur hak dan kewajiban yang dimiliki subyek hukum. Hukum perdata disebut pula hukum privat atau hukum sipil sebagai lawan dari hukum publik. Dalam hukum perdata dikenal adanya subyek hukum yaitu manusia biasa (natuurlijk person) dan badan hukum (rechtspersoon). Subyek hukum merupakan segala sesuatu yang dapat mempunyai hak dan kewajiban untuk bertindak dalam hukum. Terjadinya hubungan hukum antara pihak-pihak menunjukkan adanya subyek sebagai pelaku. Setiap orang atau subyek hukum mempunyai kecakapan hukum (rechtsbekwaamheid) atau kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum (rechtsbevoegdheid), akan tetapi juga tidak semua subyek hukum mempunyai kecakapan serta kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum. Maka dari itu disini kami mencoba untuk memaparkan apa yang dimaksud dengan subyek hukum, kecakapan, kewenangan serta faktor-faktor lain yang

mempengaruhinya.

B. Rumusan masalah 1. Bagaimana definisi hukum tentang orang? 2. Apakah yang dimaksud dengan subyek hukum? 3. Bagaimana wewenang dan kecakapan subyek hukum manusia? 4. Bagaimana definisi dan ketentuan dalam subyek hukum badan hukum?

C. Tujuan Pembahasan 1. Mengetahui definisi hukum tentang orang. 2. Mengetahui definisi subyek hukum. 3. Mengetahui wewenang dan kecakapan subyek hukum manusia. 4. Mengetahui definisi dan ketentuan dalam subyek hukum badan hukum.

BAB II PEMBAHASAN

A. Hukum Orang Manusia dalam pengertian biologis ialah gejala biologika yaitu makhluk hidup yang mempunyai pancaindera dan mempunyai budaya. Sedangkan dalam pengertian yuridis, manusia adalah gejala dalam masyarakat. Dan dalam masyarakat, manusia atau person adalah pusat perhatian dari hukum.1 Istilah hukum tentang orang adalah terjemahan dari Personenrecht (Belanda) atau Personal Law (Inggris).2 Pengertian hukum orang ada beberapa pendapat ahli yang dapat kami kutip, diantaranya: Menurut Subekti, peraturan tentang manusia sebagai subyek dalam hukum, peraturanperaturan perihal kecakapan memiliki hak dan kewajiban untuk bertindak sendiri, melaksanakan hak-hak itu serta hal-hal yang mempengaruhi kecakapannya itu.3 Adapun Salim, mendefinisikan hukum orang dengan keseluruhan kaidah-kaidah hukum yang mengatur tentang subyek hukum dan wewenangnya, kecakapannya, domisili, dan catatan sipil.4 Dengan demikian, ada 2 unsur dalam definisi hukum orang yaitu wewenang subyek hukum dan ruang lingkup pengaturan hukum orang. Arti dari wewenang adalah hak dan kekuasaan dari seseorang dalam hukum untuk melakukan perbuatan hukum. Hukum tentang orang dalam BW diatur dalam buku I yang berjudul Van Personen (Tentang Orang).

B. Subyek hukum Istilah subjek hukum diambil dari terjemahan bahasa Belanda rechtsubject. Secara umum rechtsubject diartikan sebagai pendukung hak dan kewajiban, yaitu manusia dan badan hukum.

1 2

Riduan Syahroni, Seluk Beluk Dan Asas-Asas Hukum Perdata, ( Bandung: PT Alumni, 2006), 41. Titik Triwulan Tutik, Hukum Perdata Dalam Sistem Hukum Nasional, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), 39. 3 Subekti, Pokok-pokok Hukum Perdata, (Jakarta : PT. Intermasa, 1984),20. 4 Salim H.S. dalam Titik Triwulan Tutik, Hukum Perdata, 39.

Menurut Chaidar Ali, subjek hukum adalah manusia yang berkepribadian hukum, dan segala sesuatu yang berdasarkan tuntutan kebutuhan masyarakat demikian itu oleh hukum diakui sebagai pendukung hak dan kewajiban.5 Subjek hukum mempunyai peranan dan kedudukan yang penting dalam bidang hukum, khususnya hukum keperdataan karena subjek hukum tersebut yang dapat mempunyai wewenang hukum. Menurut ketentuan hukum dikenal dua macam subjek hukum, yaitu manusia dan badan hukum. Selain subjek hukum, dikenal istilah objek hukum. Dalam hukum perdata yang dimaksud objek hukum adalah benda dengan ketentuan : memiliki nilai uang yang efektif, merupakan satu kesatuan, dan bisa dikuasai manusia. Objek hukum dalam perdata dibahas secara khusus dalam hukum benda.6 Manusia sebagai pendukung hak dan kewajiban (subyek hukum) mulai sejak dia dilahirkan dan akan berakhir jika dia meninggal dunia. Artinya selama seseorang masih hidup, selama itu pula ia mempunyai kewenangan berhak. Pasa 3 BW menyatakan: Tiada suatu hukumanpun mengakibatkan kematian perdata atau kehilangan segala hak perdata.7 Menurut hukum modern, seperti hukum yang berlaku sekarang di Indonesia, setiap manusia diakui sebagai manusia pribadi. Artinya diakui sebagai orang atau persoon. Karena itu, setiap manusia diakui sebagai subyek hukum yaitu pendukung hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban perdata tidak tergantung pada agama, golongan, kelamin, umur, warganegaraa maupun orang asing. Demikian pula hak dan kewajiban perdata tidak bergantung pula kepada kaya atau miskin, kedudukan tinggi atau rendah dalam masyarakat, penguasa, ataupun rakyat biasa, semuanya sama.8

C. Wewenang dan Kecakapan Subyek Hukum Setiap manusia dalam kedudukannya sebagai subyek hukum mempunyai wewenang hukum, wewenang ini dibagi menjadi 2 yaitu wewenang untuk memiliki hak (rechtsbevoegheid) dan wewenang untuk melakukan (menjalankan) perbuatan hukum dan

5 6

Chaidar Ali dalam Titik Triwulan Tutik, Hukum Perdata, 41. Titik Triwulan, hukum perdata, 41. 7 Riduan Syahroni, Seluk Beluk, 43. 8 Titik Triwulan, hukum perdata, 41-42.

faktor-faktor yang mempengaruhinya.9 Dalam wewenang untuk mendapatkan hak subyektif, di mana hak-hak keperdataan tersebut tidak tergantung atau digantungkan kepada hak-hak kewarganegaraan. Hak-hak subyektif yang dimilki oleh setiap manusia dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu : 1. Mutlak, yaitu hak-hak subyektif yang dapat dilaksanakan terhadap setiap orang, dibalik wewenang daripada yang mempunyai hak, terdapat kewajiban bagi setiap orang lain untuk menghormati hak tersebut. Selanjutnya dikatakan, bahwa hak mutlak ini dapat dibagi 4, yaitu: Hak-hak kepribadian atas jiwa, badan, kehormatan dan nama Beberapa hak kekeluargaan seperti hak orang tua, hak perwalian dan hak marital hak-hak kebendaan (sebagian dari hak kekayaan), seperti hak eigendom, baik atas benda berujud ataupun tidak berujud. Hak-hak atas barang-barang inmaterial, seperti hak mengarang, hak otroi dsb.

2. Nisbi, yaitu hak-hak kekayaan dan kekeluargaan yang tidak termasuk sebagai hak mutlak. Telah disebutkan diatas, bahwa seseorang mulai membawa hak sejak dia dilahirkan sampai meninggal dunia, namun ada pengecualian. Untuk kepentingannya, dapat dihitung mulai orang itu berada didalam kandungan, asal saja kemudian ia dilahirkan hidup, hal mana penting sekali berhubungan dengan warisan yang terbuka pada suatu waktu, dimana orang itu masih berada didalam kandungan.10 Atau secara detail harus memenuhi beberapa syarat. Ada 3 syarat-syarat yang harus dipenuhi, diantaranya adalah : 1. Bahwa anak itu telah lahir 2. Bahwa ia lahir hidup 3. Bahwa kepentingannya itu membawa serta tuntutan akan hak-haknya.11 Selanjutnya, meskipun setiap orang tanpa terkecuali sebagai pendukung hak dan kewajiban atau disebut subyek hukum (rechtspersoonlijkkheid), tetapi tidak semuanya cakap untuk melakukan perbuatan hukum. Adapun syarat-syarat seseorang dinyatakan cakap hukum adalah:12
9

Ibid., 39-40. Subekti, Pokok-pokok Hukum Perdata, 20. 11 Soetojo Prawirohamidjojo dan Marthalena Pohan, Hukum Orang dan Keluarga, (Surabaya: Airlangga University Press, 1974), 3.
10

Seseorang yang sudah dewasa (berumur 18 tahun), orang-orang yang ditaruh dibawah pengampuan (curatele) dalam melakukan perbuatan hukum diwakili oleh orang tuanya, walinya, atau pengampunya (curator).

Seseorang yang berusia dibawah 18 tahun tetapi pernah menikah. Seseorang yang sedang tidak menjalani hukum. Berjiwa sehat & berakal sehat. Sedangkan orang-orang yang menurut undang-undang dinyatakan tidak cakap untuk

melakukan perbuatan hukum adalah :13 Seseorang yang belum dewasa, yaitu anak yang belum mencapai umur 18 tahun atau belum pernah melangsungkan perkawinan (pasal 1330 BW jo pasal 47 UU No. 1 Tahun 1974). Orang yang ditaruh dibawah pengampuan, yaitu orang-orang dewasa dalam keadaan dungu, gila, mata gelap, dan pemboros (pasal 1330 BW jo pasal 433 BW). Orang-orang yang dilarang undang-undang untuk melakukan perbuatan-perbuatan hukum tertentu, misalnya orang dinyatakan pailit (pasal 1330 BW jo Undang-undang Kepailitan).14 Seorang wanita yang bersuami (Pasal 1330 KUH Perdata).15 Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kewenangan bertindak seseorang, tetapi tidak bersifat membedakan. Faktor-faktor tersebut secara garis besarnya adalah sebagai berikut:16 1. Nationeliteit atau kebangsaan Kebangsaan seseorang akan mempengaruhi kewenangan berhak seseorang. Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam hukum positif Indonesia, yaitu pasal 580 sub. 9 R.Rv.: tentang peksaan badan dilakukan terhadap orang asing, bukan penduduk senegara, untuk semua hutang yang dibuat guna kaula negeri Belanda. Selanjutnya dalam pasal 872 ayat (2) R.Rv. dinyatakan, kepada orang asing bukan penduduk negara tidak diberikan izin cuma-cuma,kecuali jikalau dengan perjanjian tegas-tegas diperjanjikan berlainan. Maka

12 13

R. Soeroso, Perbandingan hukum perdata, (Jakarta : Sinar Grafika, 1995), 145. Ibid.. 14 Ridwan Syahroni, seluk beluk dan asas-asas hukum perdata,45 15 Titik Triwulan, hukum perdata,44 16 R. Soeroso, 143.

dengan adanya orang asing yang tidak boleh membeli tanah, dalam hukum Internasional, misalnya di Inggris ada kalangan kewenangan berhak seseorang dibatasi misalnya terhadap seseorang yang berasal dari negara musuh, tetapi hanya kaula dalam keadaan perang.17 2. Orang yang mempunyai kedudukan tertentu dalam masyarakat Yaitu karena kedudukannya tidak boleh memperoleh barang-barang tertentu, misalnya pejabat hukum tidak diperbolehkan memperoleh barang-barang yang masih dalam berperkara. 3. Tingkah laku atau perbuatan Misalnya dalam pasal 380 ayat (1) KUH Perdata: Seseorang yang berkelakuan tidak hormat tidak dapat menjadi wali. Ini berarti membatasi wewenang berhak seseorang untuk menjadi wali. Seorang wali adalah bertugas untuk membimbing anak yang belum dewasa melaluipendidikan yang positif. Oleh karenanya disyaratkan agar wali tersebut dapat melaksanakan tugas kewajibannya dengan baik, makadia harus mempunyai kelakuan yang terhormat. 4. Tempat tinggal Misalnya dalam pasal 3 Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1960 dalam pasal 1 peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1964 (tambahan pasal 3a s/d 3c) jo pasal 10 ayat (2) UUPA disebutkan larangan pemilikan tanah pertanian oleh orang yang bertempat tinggal diluar kecamatan tempat letak tanahnya. 5. Jenis kelamin Asasnya tidak menimbulkan perbedaan kewenangan berhak dalam lapangan hukum Perdata.18 Hanya menimbulkan sekedar perbedaan-perbedaan, sebagaimana diatur dalam pasal-pasal sebagai berikut : Pasal 332 KUH Perdata, menyatakan bahwa seorang wanita yang telah kawin dan diangkat menjadi wali, tidak wajib untuk menerima pengangkatan tersebut. Selanjutnya dalam pasal 337 no. 9 KUH Perdata dinyatakan, bahwa wanita dapat menolak untuk menjadi wali. Juga wanita tidak wajib menerima kalau ditunjuk sebagai curatrice.
17 18

H.F.A Vollmar, Pengantar Studi Hukum Perdata, (Jakarta : Rajawali, 1992), 31-32. file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND...H.../PIH_7.pptx.

Pasal 29 KUH perdata: yang menentukan saat kapan seseorang itu boleh kawin, di mana seorang laki-laki baru boleh menikah pada saat minimal berusia 18 tahun, sedangkan bagi wanita minimal berusia 15 tahun. Begitu juga dalam undang-undang perkawinan yang sekarang berlaku di Indonesia, yaitu undang-undang nomor 1 tahun 1974, dimana bagi seorang perempuan dipersyaratkan minimal berusia 16 tahun, sedangkan bagi laki-laki 19 tahun barubdapat melangsungkan pernikahan. Hal ini berdasarkan perbedaan kodrat, dalam arti ukuran kedewasaan seseorang dilihat dari usia, walaupun ini juga tidak menjamin 100%. Selanjutnya apabila dihubungkan dengan kecakapan hukum (rechtbekwaamheid) dan

kewenangan hukum (rechtsbevoegdheid), maka orang yang cakap untuk melakukan perbuatan hukum tidak selalu berwenang untuk melakukan perbuatan hukum. Dengan demikian kecakapan hokum adalah syarat umum, sedangkan kewenangan hukum adalah syarat untuk melakukan perbuatan hukum.19

D. Badan Hukum 1. Definisi Badan Hukum Dalam pergaulan ditengah-tengah masyarakat, disamping manusia sebagai pembawa hak, di dalam hukum juga ada badan hukum atau perkumpulan-perkumpulan dipandang sebagai subjek hukum. Perkumpulan-perkumpulan tersebut dinamakan badan hukum (rechtpersoon), yang berarti orang yang dciptakan oleh hukum. Hal ini berarti pula bahwa badan hukum adalah orang ( badan-badan atau perkumpulan ) yang ditetapkan oleh hukum merupakan subjek didalam hokum. Dengan demikian, badan hukum dapat melakukan perbuatan hukum sebagaimana manusia. Atau dengan kata lain, badan hukum tersebut diperlakukan sepenuhnya selayaknya manusia. Menurut Sri Soedewi Masjhoen, badan hukum adalah sekumpulan orang-orang yang bersama-sama bertujuan mendirikan suatu badan, yaitu berwujud himpunan, harta kekayaan yang disendirikan untuk tujuan tertentu, dan dikenal dengan yayasan. Selanjutnya lebih jelas Salim H.S mengatakan bahwa badan hukum adalah kumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan tertentu, harta kekayaan, serta hak dan kewajiban.
19

R. Soeroso, Perbandingan hukum perdata, 145.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikemukakan unsur- unsur badan hukum, antara lain: mempunyai perkumpulan, mempunyai tujuan tertentu, mempunyai harta kekayaan, mempunyai hak dan kewajiban, dan mempunyai hak untuk digugat dan menggugat.20 2. Pembagian Badan Hukum Menurut pasal 1653 BW badan hukum dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu: 1. Badan hukum yang diadakan oleh pemerintah/kekuasaan umum. Misalnya Daerah Provinsi, kabupaten/kota, Bank-bank yang didirikan oleh Negara atau sebagainya 2. Badan hukum yang diakui oleh pemerintah/kekuasaan umum, misalnya perkumpulanperkumpulan, gereja, organisasi agama dan yang lainnya. 3. Badan hukum yang didirikan untuk suatu maksud tertentu yang tidak bertentangan dengan undang-undang dan kesusilaan, seperti Perseroan Terbatas (PT), koperasi, dan lain sebagainya. Ditinjau dari segi wujudnya, maka dapat dibedakan menjadi dua macam: 1. Korporasi (corporatie) adalah gabungan atau kumpulan orang-orang yang dalam pergaulan hukum bertindak berama-sama sebagai suatu subyek hukum tersendiri. Karena itu korporasi ini merupakan badan hukum yang beranggota, tetapi mempunyai hak-hak dan kewajiban tersendiri yang terpisah dengan hak-hak dan kewajiban para anggotanya. Misanya : Perseroan Terbatas (PT), koperasi dan sebagainya 2. Yayasan (stichting) adalah harta kekayaan yang ditersendirikan untuk tujuan tertentu yaitu untuk kepentingan sosial, keagamaan dan kemanusiaan. Jadi dalam yayasan tidak ada anggota yang ada hanyalah pengurusnya. Badan hukum juga dapat dibagi menjadi 2 yaitu: 1. Badan hukum publik 2. Badan hukum privat Di Indonesia untuk membedakan badan hukum publik dan privat dapat di lihat dari 2 aspek, yaitu: 1. Berdasarkan terjadinya. Badan hukum publik didirikan oleh pemerintah atau negara, badan hukum privat didirikan oleh perseorangan.

20

Titik Triwulan, hukum perdata,47.

2. Berdasarkan lapangan kerjanya. Kalau lapangan pekerjaannya utnuk umum maka termasuk badan hukum publik, sedangkan bila untuk kepentingan kepentingan perseorangan maka termasuk badan hukum privat. Contoh badan hukum publik yaitu: Negara RI, Daerah propinsi, Daerah Kabupaten, Bank Negara. Contoh badan hukum privat yaitu: Perseroan Terbatas, koperasi, yayasan.21 3. Syarat-syarat badan hukum a) Adanya harta kekayaan yang terpisah Harta ini diperoleh dari peranggotaan maupun perbuatan pemisahan yang dilakukan seseorang untuk tujuan tertentu. Adanya harta kekayaan ini dimaksudkan sebagai alat untuk mencapai apa yang menjadi tujuan badan hukum. b) Mempunyai tujuan tertentu Tujuan tertentu ini dapat berupa tujuan idiil maupun tujuan komersil yang merupakan tujuan tersendiri daripada badan hukum. Jadi bukan tujuan untuk kepentingan satu atau beberapa anggota. c) Mempunyai kepentingan tersendiri Dalam mencapai tujuannya, badan hukum mempunyai kepentingan sendiri yang dilindungi oleh hukum. Kepentingan-kepentingan tersebut merupakan hak-hak subjektif sebagai akibat dari peristiwa-peristiwa hukum. d) Ada organisasi yang mengatur Badan hukum adalah konstruksi yuridis. Karena itu sebagai subyek hukum selain manusia, badan hukum dapat melakukan perbuatan hukum dengan perantara organnya.bagaimana tata cara organ badan hukum yang terdiri dari manusia itu bertindak mewakili badan hukum, bagaimana organ badan hukum itu dipilih, diganti, dan sebagainya tu diatur dalam anggaran dasar dan peraturan-peraturan lain atau keputusan rapat anggota. Dengan demikian badan hukum mempunyai organisasi. Syarat mutlak untuk diakui sebagai badan hukum, himpunan/perkupulan/badan usaha itu harus mendapatkan pengesahan dari pemerintah c.q. Mentri Kehakiman (d/h gubernur Jendral Pasal 1 stb.1870 No. 64).22

21 22

Ridwan Syahroni, seluk beluk dan asas-asas hukum perdata,54-56. Titik Triwulan, hukum perdata,56.

KESIMPULAN

1. Istilah hukum tentang orang adalah terjemahan dari Personenrecht (Belanda) atau Personal Law (Inggris). Ada 2 unsur dalam definisi hukum orang yaitu wewenang subyek hukum dan ruang lingkup pengaturan hukum orang. Arti dari wewenang adalah hak dan kekuasaan dari seseorang dalam hukum untuk melakukan perbuatan hukum. 2. Subyek Hukum adalah terjemahan dari bahasa Belanda rechtsubject. Secara umum rechtsubject diartikan sebagai pendukung hak dan kewajiban, yaitu manusia dan badan hukum. 3. Wewenang subyek hukum ini dibagi menjadi 2 yaitu wewenang untuk memiliki hak (rechtsbevoegheid) dan wewenang untuk melakukan (menjalankan) perbuatan hukum dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sedangkan syarat-syarat seseorang dinyatakan cakap hukum adalah: Seseorang yang sudah dewasa (berumur 18 tahun), orang-orang yang ditaruh dibawah pengampuan (curatele) dalam melakukan perbuatan hukum diwakili oleh orang tuanya, walinya, atau pengampunya (curator). Seseorang yang berusia dibawah 18 tahun tetapi pernah menikah. Seseorang yang sedang tidak menjalani hukum. Berjiwa sehat & berakal sehat.

4. Dalam badan hukum ada beberapa unsur, antara lain: mempunyai perkumpulan, mempunyai tujuan tertentu, mempunyai harta kekayaan, mempunyai hak dan kewajiban, dan mempunyai hak untuk digugat dan menggugat. Adapun syarat-syarat badan hukum adalah a) Adanya harta kekayaan yang terpisah b) Mempunyai tujuan tertentu c) Mempunyai kepentingan tersendiri d) Ada organisasi yang mengatur

DAFTAR PUSTAKA

H.F.A Vollmar. 1992. Pengantar Studi Hukum Perdata. Jakarta : Rajawali. Riduan Syahroni. 2006. Seluk Beluk Dan Asas-Asas Hukum Perdata. Bandung: PT Alumni. Soetojo Prawirohamidjojo dan Marthalena Pohan. 1974. Hukum Orang dan Keluarga. Surabaya: Airlangga University Press. Soeroso. 1995. Perbandingan hukum perdata. Jakarta : Sinar Grafika. Subekti. 1984. Pokok-pokok Hukum Perdata. Jakarta : PT. Intermasa. Titik Triwulan Tutik. 2010. Hukum Perdata Dalam Sistem Hukum Nasional. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND...H.../PIH_7.pptx.

You might also like