You are on page 1of 10

Perkembangan Teknologi TRO VOL. XVI, No.

2, 2004
POLA BUDIDAYA UNTUK PENINGKATAN
PRODUKTIFITAS DAN MUTU MINYAK NILAM
(Pogostemon cablin Benth)
Emmyzar dan Yulius Ferry
Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat

ABSTRAK cukup penting, dikenal dengan nama


Tanaman nilam (Pogostemon cablin Patchouly Oil. Minyak nilam bersama
Benth) telah dibudidayakan di Indonesia dengan 14 jenis minyak atsiri lainnya
ratusan tahun dan telah dikenal di pasaran adalah komoditi ekspor menghasilkan
dunia sejak 65 tahun yang lalu. Walaupun devisa. Minyak nilam Indonesia sudah
sudah lama diusahakan, namun sampai
dikenal dunia sejak 65 tahun yang lalu,
sekarang budidaya nilam masih berbentuk
budidaya berpindah-pindah. Budidaya volume ekspor minyak atsiri selalu
berpindah-pindah ini tidak memerlukan mengalami peningkatan, tahun 2001
pemupukan karena pada tanah bukaan baru mencapai 5.080 ton dengan nilai US $
ketersediaan hara, bahan organik dan mineral 52,97 juta atau 4,4% nilai perdagangan
masih cukup, sehingga biayanya dianggap lebih
minyak atsiri dunia, Indonesia pemasok
murah. Tetapi membiarkan pola
pengembangan tanaman nilam secara utama minyak nilam dunia (90%).
berpindah-pindah, menyebabkan budidaya Sementara kebutuhan dunia berkisar
tanaman nilam mempunyai andil dalam 1.200 ton/tahun dengan pertumbuhan
memacu kerusakan lingkungan. Oleh sebab itu sebesar 5%. Sebagai komoditi ekspor,
dalam pengembangan nilam dimasa datang
minyak nilam mempunyai prospek
tantangan yang harus dihadapi adalah upaya
mengubah sistem perladangan berpindah- yang cukup baik, karena permintaan
pindah menjadi sistem budidaya menetap dan akan minyak nilam sebagai bahan baku
berkesinambungan. Teknologi untuk itu sudah industri parfum, kosmetik, sabun, dan
tersedia seperti teknolgi mempertahankan lainnya akan terus meningkat. Fungsi
kesuburan tanah dan sebagainya, sehingga
minyak nilam dalam industri parfum
memungkinkan tanaman nilam ditanam dalam
satu siklus pertanaman selama tiga tahun, adalah untuk mengfiksasi bahan
kemudian tanaman gilir dan siklus selanjutnya pewangi dan mencegah penguapan
pada tahun ke lima. Tulisan ini mencoba sehingga wangi tidak cepat hilang, serta
menguraikan beberapa aspek teknologi yang membentuk bau yang khas dalam suatu
dapat dilaksanakan dengan baik sehingga
campuran (Ketaren, 1985), hal ini
tanaman nilam dapat dibudidayakan secara
menetap, berkesinambungan dan menguntung- menyebabkan minyak nilam mutlak
kan. diperlukan dalam industri parfum.
Walaupun tanaman nilam sudah
PENDAHULUAN lama diperdagangkan dan merupakan
Tanaman nilam (Pogostemon sumber mata pencaharian petani nilam,
cablin Benth) merupakan salah satu namun sampai sekarang budidaya
tanaman penghasil minyak atsiri yang nilam masih berbentuk perladangan

52
Perkembangan Teknologi TRO VOL. XVI, No. 2, 2004
berpindah-pindah. Dengan pola nilam di satu lahan secara bergilir dan
budidaya berpindah-pindah ini biaya menetap, namun mutu nilam yang
pemeliharaan lebih murah karena tanpa dihasilkan masih rendah seperti PA
pemupukan dan produksinya lebih (Patchouly Alkohal) yang hanya
stabil. Pada tanah bukaan baru mencapai 30 sementara di daerah
memiliki ketersediaan hara, bahan asalnya dapat mencapai 42.
organik dan meneral yang cukup. Oleh sebab itu tantangan yang
Tetapi membiarkan pola pengem- dihadapi dalam budidaya nilam adalah
bangan tanaman nilam secara upaya mengubah pola berladang
berpindah-pindah ini, akan berpindah menjadi pola budidaya
mengakibatkan petani selalu membuka menetap dengan mutu minyak yang
hutan untuk perladangan baru yang tinggi. Teknologi untuk menunjang
akhirnya menyebabkan kerusakan pola budidaya nilam secara menetap
lingkungan. Sebagai gambaran sudah tersedia, perinsipnya adalah
perkembangan perluasan tanaman mengkondisikan lahan pertanaman
nilam di Indonesia rata-rata mencapai nilam sama dengan lahan bukaan baru
150 ha per tahun, ini berarti terjadi (virgin soil), mempertahankan
kerusakan lingkungan seluas tersebut kesuburan tanah, menanam nilam di
diatas setiap tahun oleh penanam nilam daerah yang sangat sesuai dan sesuai,
saja. Selain itu akibat kebiasaan ladang bahan tanaman yang baik, dan
berpindah-pindah, petani tidak akan perbaikan teknik budidaya serta pasca
pernah berfikir untuk memiliki alat panen (pengolahan).
penyulingan sendiri, karena dalam Tulisan ini menguraikan
penyulingan memerlukan sumber air beberapa aspek yang mendukung
yang baik dan kontinu. Sementara itu, pengembangan tanaman nilam secara
melihat fluktuasi harga minyak nilam menetap dan berwawasan agribisnis,
dan ternanya yang sangat besar, sehingga dapat menahan lajunya
menyebabkan pendapatan petani yang pembukaan hutan, meningkatkan
hanya menjual bahan berangkasan akan pendapatan petani nilam, dan
rendah sekali, pendapatan petani akan meningkatkan produktifitas dan
dapat ditingkatkan kalau menjual kualitas minyak nilam Indonesia.
dalam bentuk minyak nilam hasil
suling, baik secara perorangan maupun BUDIDAYA TANAMAN NILAM
berkelompok. SECARA MENETAP
Di daerah pengembangan seperti Ketersediaan teknologi
di Majalengka Jawa Barat, Jawa Timur,
dan Kalimantan Tengah petani telah Kesesuaian lahan dan iklim
melakukan budidaya tanaman nilam Tanaman nilam dapat tumbuh,
secara menetap artinya petani tidak pada ketinggian 0 – 1.500 meter di atas
melakukan bukaan lahan baru untuk permukaan laut, dengan curah hujan
menaman nilam, tetapi telah menanam 2.500 – 3.000 mm per tahun dengan

53
Perkembangan Teknologi TRO VOL. XVI, No. 2, 2004
penyebaran merata sepanjang tahun. merah, namun mempunyai rendemen
Suhu udara antara 24 – 28oC dengan minyak yang tinggi (Mansur dan
lengas nisbi yang tinggi di atas 75% Tasma 1987). Mengenal kebutuhan
(Tasma dan Hamid, 1990. Werkhoven optimal tanaman terhadap kondisi iklim
dalam Tasma dan Hamid, 1990) dan lahan adalah langkah awal untuk
menyatakan nilam dapat diusahakan pengembangkan tanaman secara
pada daerah bercurah hujan rendah profesional. Rosman et al., (1998),
(1.750 – 2.000 mm/tahun) dengan telah mengkarakterisasi berbagai
pemberian naungan dan mulsa. kondisi iklim dan lahan, untuk tanaman
Membudidayakan nilam tidaklah sulit, nilam dalam bentuk kesesuaian lahan
tanaman nilam bisa dikembangkan di dan iklim. Kesuaian lahan dan iklim
lahan apa saja, seperti pekarangan, yang sangat sesuai adalah sebagai
sawah, kebun, dan tegalan. Namun berikut : Ketinggian 100 – 400 dpl,
untuk mendapatkan produktifitas yang jenis tanah andosol dan latosol,
tinggi, tanaman nilam memerlukan drainase baik, tekstur lempung,
lapisan tanah yang dalam, subur, kaya kedalam air tanah > 100 m, pH 5,5 -
humus, berstruktur gembur, dan 7, C-Organik 2 - 3%, P2O5 16 - 25
drainase yang baik. Tanaman nilam ppm, K2O > 1,0 me/100mg, KTK > 17
yang diusahakan di dataran rendah me/100mg, curah hujan 2.300 – 3.000
mempunyai kandungan minyak lebih mm/thn, hari hujan 120 – 180 hari per
tinggi dari pada di dataran tinggi, tahun, bulan basah > 9 bulan,
sebaliknya mengandung “patchoully kelembaban 70 - 90% dan temperatur
alkohol” yang rendah. Tanah dengan 26oC. Menanam tanaman nilam pada
kandungan bahan organik yang tinggi daerah yang sangat sesuai akan
dapat memberikan hasil yang lebih megurangi biaya usahatani, sehingga
baik, sedangkan yang tergenang air, pendapatan petani menjadi lebih baik.
atau air tanah yang dangkal,
Bahan tanaman
kelembaban yang tinggi, mendorong
penyakit baik cendawan phytophtora Tanaman nilam merupakan
sp maupun bakteri menyerang tanaman penghasil minyak atsiri, yang lebih
nilam, untuk itu diperlukan parit-parit mengutamakan mutu daripada
drainase. Tanaman nilam respon kuantitas produksi. Untuk tanaman
terhadap naungan, nilam yang ditanam yang demikian, peran mutu genetik
di bawah naungan mempunyai daun lebih dominan dari pada mutu fisiologis
lebih lebar dan tipis dengan warna dalam menunjang nilai hasil produksi.
kehijauan, tetapi mempunyai rendemen Tanaman nilam umumnya dikembang-
minyak yang rendah, sebaliknya yang kan secara vegetatif, yaitu dengan
ditanam dilahan terbuka, pertumbuhan mempergunakan potong-potongan
tanaman kurang rimbun dengan habitus cabang. Bibit yang baik untuk ditanam
yang lebih kecil, daun lebih tebal, dan harus berasal dari induk yang sehat,
berwarna kekuning-kuningan sedikit berasal dari bahan tanaman jenis
unggul dan dijamin terbebas dari

54
Perkembangan Teknologi TRO VOL. XVI, No. 2, 2004
kontaminasi hama dan penyakit utama, dalam polibag, bibit sudah cukup kuat
karena hal ini dapat menggagalkan untuk ditanam ke lapangan (Sufiani
panen sampai 100%. Mutu fisiologis dan Hobir, 1998).
yang baik untuk setek nilam berperan Tanaman induk yang subur, dan
dalam penghematan biaya produksi telah berumur 6 - 12 bulan, pucuknya
bila persentase setek hidup cukup baik. dapat disetek setiap dua bulan,
Mutu fisiologis setek yang rendah sehingga dengan cara ini faktor
dapat pula mempengaruhi hasil panen multiplikasi dapat meningkat menjadi 1
karena tingkat kesuburan dan : (40-60) per bulan, meningkat sekitar
pertumbuhan tanaman tidak merata 3 kali lipat dari cara perbanyakan
(Rumiati et al., 1998). melalui setek batang atau cabang
Dalam upaya meningkatkan (Rumiati et al., 1998).
mutu bibit, telah dikembangkan Saat ini telah tersedia beberapa
penggunaan bibit yang telah diakarkan jenis bahan tanaman (klon) seperti klon
lebih dahulu (Tasma, 1989) serta No. 0003, 0007,0011 dan 0013. Klon
penggunaan setek pendek (Sufiani et tersebut akan segera dilepas. Selain itu
al., 1997). Dengan penggunaan teknik tersedia juga beberapa klon harapan
tersebut pemakaian bahan tanaman hasil somaklonal yang sedang
lebih hemat, pertumbuhan bibit cepat dimantapkan penelitiannya.
dan keberhasilan pertumbuhan di
Teknik budidaya
lapangan lebih tinggi. Perbanyakan
tanaman dapat juga melalui setek Mempertahankan kesuburan tanah
pucuk. Setek pucuk diambil yang Tanaman nilam termasuk
mempunyai 5 pasang daun, dua pasang tanaman yag memerlukan hara yang
daun termuda dibuang. Setek yang cukup tinggi (Wahid et al., 1986). Hasil
mempunyai tiga pasang daun ini, setiap analisis kadar hara dari batang dan
helai daun ditinggalkan separoh daun yang dipanen menunjukan bahwa
(dipotong) lalu setek ditanam di bak kandungan N, P2O5, K2O, CaO, dan
pasir. Sebelum ditanam setek direndam MgO mencapai masing-masing 5,8%,
dalam zat pengatur tumbuh NAA 500 4,9%, 22,8%, 5,3% dan 3,4% dari
ppm, selama 30 menit. Selama bahan kering atau sama dengan
pertumbuhan kondisi persemaian pemberian pupuk 232 kg N, 196 kg
dijaga tetap lembab dengan menyiran 2 P2O5, 912 kg K2O, 212 kg CaO dan
- 3 kali sehari disungkup dengan 135 kg MgO. Hal ini menunjukan
plastik. Selama 2-3 minggu setek sudah bahwa untuk mempertahankan
mulai keluar akar. Pada umur satu produksi agar tetap optimal pemberian
bulan setek sudah bisa dipindah ke pupuk sangat menentukan, apalagi
polibag berisi campuran tanah dan kalau ditanam secara menetap. Tanpa
pupuk kandang yang telah matang (1 : pemupukan produksi selanjutnya akan
1), dan dipelihara di bawah naungan menurun secara drastis dan masa panen
dan disiram. Setelah 1 – 1,5 bulan akan lebih pendek.

55
Perkembangan Teknologi TRO VOL. XVI, No. 2, 2004
Hasil percobaan yang dilakukan kembali ke satatus kualitas virgin soil,
di Kebun Bangun Purba (Sumatera kondisi mana sangat diperlukan oleh
Utara) pada tanah podsolik coklat tanaman nilam dan dapat
kemerahan (dengan kadar N, dan P meningkatkan efisiensi produksi.
tanah termasuk rendah dan kadar K Dengan catatan, jangan memberikan
termasuk cukup dan pH = 6,0) mulsa dari semak belukar yang sedang
menunjukkan bahwa pemupukan berbunga, sebab dapat tumbuh gulma
dengan 120 kg N + 80 kg P2O5 + 100 di sekitar tanaman. Penggunaan mulsa
kg K2O dapat menghasilkan terna alang-alang mampu meningkatkan
kering 4058 kg (pada umur tanaman 4 produksi daun dan minyak masing-
bulan setelah tanam) produksi masing 159,6% dan 181,7%. Mulsa
meningkat 275% (Adiwiguna et al., belukar meningkatkan produksi sebesar
1973). Hasil penelitian yang dilakukan 286,5%.
pada tanah latosol merah kecoklatan
Bercocok tanam nilam
dengan kandungan hara tanah N, P, K,
Ca dan Mg (rendah) dan C-organik Persiapan lahan
(sedang) pH = 4,4. Dengan pemberian Persiapan lahan dilakukan
280 kg Urea + 70 kg TSP +140 kg sebelum atau bersamaan dengan
KCl/ha, produksi terna dan minyak persiapan pembibitan, agar penanaman
meningkat masing-masing 64 dan 77%. di lapangan dapat dilakukan bersamaan
Dengan peningkatan pupuk dua kali dengan tersedianya bibit (umur bibit 1
lipat dosis di atas yaitu 560 kg Urea + – 1,5 bulan). Pengolahan tanah
140 kg TSP + 280 kg KCl/ha produksi sebaiknya dilakukan secara intensif
terna dan minyak, naik menjadi tidak seperti budidaya berpindah-
masing-masing 98,4% dan 77%. Bila pindah, agar diperoleh kondisi tanah
perlakuan tersebut ditambah mulsa, yang gembur dan bebas gulma. Pada
maka peningkatan produksi terna dan saat pengolahan tanah dibuat juga parit-
minyak, masing-masing mencapai 159 parit drainase agar air tidak mudah
- 286% dan 182 – 286% (Tasma dan tergenang, air yang tergenang
Wahid, 1988). menyebabkan tanaman nilam mudah
Penggunaan mulsa secara nyata diserah hama/penyakit. Untuk lahan
dapat meningkatkan produksi dan miring, parit-parit dibuat searah dengan
kualitas terna dan minyak. Keadaan ini garis kontur, guna menghindari
disebabkan karena mulsa dapat terjadinya erosi.
menambah bahan organik dalam tanah
Jarak tanam
melalui pelapukan. Jelas bahwa
pemberian mulsa (semak, belukar, Jarak tanam akan menentukan
ampas penyulingan, jerami populasi tanaman dan luas permukaan
palawija,dan ampas sagu dan lain-lain) daun yang aktif melakukan fotosintesa
dalam budidaya nilam menunjukkan sehingga akan mempengaruhi
harapan untuk mengkondisikan lahan kompetisi tanaman dalam penggunaan
cahaya, air dan unsur hara, pada

56
Perkembangan Teknologi TRO VOL. XVI, No. 2, 2004
kerapatan yang tinggi kompetisi akan setek ditanam, tunas-tunas baru sudah
tinggi dibandingkan dengan yang lebih mulai tumbuh.
jarang. Jarak tanam yang edeal adalah
Pemeliharaan
sesuai bagi perkembangan tanaman
bagian atas serta tersedianya ruang bagi Nilam memerlukan pemelihara-
perkembangan perakaran dalam tanah. an yang intensif terutama pada awal
Jarak tanam yang umum dipakai yaitu pertumbuhan dan setelah panen.
75 – 100 cm antar baris dan 50 – (75 – Pemelihaharan yang dilakukan berupa
100) cm dalam baris. Pada lahan datar penyulaman tanaman yang mati,
dan subur dapat digunakan jarak tanam penyiangan, pembumbunan, pemang-
yang lebih lebar misalnya 100 x 100 kasan, pemupukan dan pemberian
cm, sedangkan dilahan miring jarak mulsa. Pemberian pupuk dan mulsa
tanam yag digunakan lebih sempit sangat penting sekali dilakukan
misalnya 50 x 75 cm atau 75 x 75 cm. terutama setelah panen pertama (umur
Kebutuhan bibit tergantung dengan 6 bulan), tujuannya guna merangsang
jarak tanam ini. pertumbuhan tunas-tunas baru.
Sedangkan pemangkasan dilakukan
Penanaman apabila tanaman tumbuh sangat subur
Penanaman dapat dilakukan dimana perkembangan kanopinya
dengan menanam setek langsung sangat lebar, yang menyebabkan
dilapang atau dengan mempersiapkan tanaman saling menutupi, sehingga
bibit dipolybag lebih dahulu bersamaan kekurangan cahaya matahari dan
dengan persiapan lahan, setelah lembab, kondisi ini akan mengundang
tumbuh baru dilakukan penanaman di penyakit.
lapangan. Penanaman setek secara Pergiliran tanaman dilakukan
langsung memerlukan penyiapan setiap selesai satu siklus pertanaman
jumlah bahan setek yang cukup besar nilam, yaitu dengan menggunakan
(2 - 3 setek/lobang), karena resiko tanaman-tanaman yang sesuai dan
kematian cukup tinggi terutama bila berfungsi ganda, selain berfungsi
curah hujan rendah/minimum. memotong siklus hama dan penyakit
Pembuatan lubang dengan cara juga dapat memperbaiki sifat fisik,
dicangkul, sesuai dengan jarak tanam. kimia dan biologi tanah. Upaya
Seminggu sebelum bibit ditanam, pencegahan serangan hama dan
lubang diberi kompos dari ampas daun penyakit, dilakukan sejak evaluasi
nilam yang telah diambil minyaknya. kesesuaian lahan untuk tempat areal
Tiap lobang tanam ditancapkan 1 – 2 pertanaman, pemilihan bahan tanaman,
setek untuk setek langsung, dan satu tindakan pemupukan dan melakukan
bibit untuk bibit yang telah aspek-aspek lain yang dapat mencegah
dtumbuhkan. Setelah tanam tanah berkembangnya serangan hama dan
disekitar tanaman dipadat, agar bibit penyakit yang sekaligus merupakan
tidak mudah rebah. Satu bulan setelah syarat-syarat untuk pembudidayaan
nilam secara menetap.

57
Perkembangan Teknologi TRO VOL. XVI, No. 2, 2004
Polatanam tanaman nilam matahari, 2) tidak merupakan sumber
Umumnya tanaman nilam hama/penyakit bagi tanaman nilam
diusahakan secara monokultur, namun sebaiknya yang saling menguntungkan.
dapat juga ditanam secara tumpangsari Oleh sebeb itu waktu dan jarak
dengan tanaman lain, seperti dengan tanaman antara sesama tanaman pokok
tanaman palawija (jagung, cabe, terung, dan antara tanaman pokok dengan
dan lainnya). Selain dengan tanaman tanaman sela harus diperhitungkan
palawija, nilam dapat di polatanamkan dengan cermat.
dengan tanaman tahunan seperti Polatanam nilam dapat juga
diantara kelapa, kelapa sawit, karet dilakukan dengan pergiliran tanaman/
yang masih berumur muda, karena rotasi, dimana setelah penanaman
tanaman nilam masih berproduksi nilam 1 – 2 siklus, dilakukan pergiliran
dengan baik pada intensitas cahaya tanaman dengan tanaman lain seperti
minimum 75%. Polatanam ini akan legum, palawija yang tidak banyak
memberikan keuntungan antara lain, menguras usur hara, setelah itu kembali
menekan biaya operasional terutama ditanami nilam. Pergiliran tanaman
biaya pemeliharaan, mengurangi resiko untuk nilam sangat diperlukan,
terjadi penurunan harga, kegagalan gunanya untuk mempertahankan
panen akibat serangan hama/penyakit, kesuburan tanah, mengindari efek
curah hujan yang sangat tinggi atau alelopati dan memutus siklus
kekeringan, dan meningkatkan hama/penyakit.
produktivitas tanah oleh hasil tanaman Panen dan penanganan prapanen
sela. Selain itu bila limbah padat nilam Panen pertama dilakukan saat
hasil penyulingan dikembalikan ke umur tanaman 6 – 8 bulan, dan panen
lahan, dimana limbah padat ini masih berikutnya dilakukan setiap 3 – 4 bulan
mempunyai aroma dan bau khas, maka sampai tanaman berumur tiga tahun.
limbah ini akan berfungsi sebagai Setelah itu sebaiknya tanaman
penolak serangga (insect repelen), diremajakan, karena hasilnya sudah
sehingga tanaman selanya terhindar makin menurun. Panen sebaiknya
dari serangan hama. Dari hasil dilakukan pada pagi atau menjelang
penelitian polatanam menunjukan malam hari agar kandungan minyaknya
bahwa nilam, dapat di polatanamkan tetap tinggi. Bila pemetikan dilakukan
dengan jagung atau nilam + kacang siang hari, sel-sel daun sedang
tanah atau nilam + kedele, atau nilam + berfotosintesa sehingga laju
kacang hijau, atau nilam + jagung + pembentukan minyak berkurang, daun
kacang tanah. kurang elastis dan mudah robek. Di
Pada prinsipnya hampir semua samping itu, pada siang hari transpirasi
tanaman dapat ditumpang sarikan daun berlangsung lebih cepat sehingga
dengan nilam asal ; 1) tidak jumlah minyak yang dihasilkan
menimbulkan persaingan dalam hal berkurang. Panen sebaiknya dilakukan
penyerapan unsur hara, air, dan cahaya sebelum daun nilam menjadi coklat

58
Perkembangan Teknologi TRO VOL. XVI, No. 2, 2004
kemerahan, karena daun yang mencapai 15 – 20 ton daun basah atau
berwarna coklatkemerahan rendemen 5 ton daun kering per ha. Dengan
minyak sudah berkurang. Kandungan rendemen minyak 2,5 – 4%, sehingga
minyak tertinggi terdapat pada 3 produksi minyak mencapai 100 – 200
pasang daun termuda yang masih kg/ha/tahun.
berwarna hijau. Alat untuk panen bisa
Analisa ekonomi budidaya nilam
dipergunakan sabit dengan cara
secara menetap
memangkas tanaman pada ketinggian
15 - 30 cm dari permukaan tanah. Ada Budidaya tanaman nilam secara
baiknya kalau setiap kali panen berpindah–pindah selama ini dianggap
ditinggalkan satu tanaman tetap lebih menguntungkan, karena tidak
tumbuh untuk merangsang tumbuhnya membutuhkan pemupukan. Ternyata
tunas-tunas baru pada fase selanjutnya. budidaya tanaman nilam secara
Cara panen yang lain dapat dengan menetap apabila dilakukan sesuai
memungut daun dan ranting memakai dengan semestinya juga sangat
ani-ani tidak dengan sabit, dengan cara menguntungkan, karena produksinya
ini jarak waktu panen selanjutnya dapat mencapai 2 – 3 kali lipat
menjadi lebih pendek hanya setiap 2 budidaya berpindah-pindah. Dengan
bulan. Hasil pangkasan dipotong- produksi 5 ton daun kering/ha/tahun,
potong sepanjang 3 – 5 cm kemudian dan harga Rp. 2.000,-/kg, hasil
dijemur selama 1 – 2 hari atau dijemur penjualan daun kering sebesar
5 jam dan dikering anginkan selama 2 Rp. 10.000.000,-, dengan biaya sebesar
– 3 hari untuk mengurangi kadar airnya Rp. 7.735.000,- pada tahun pertama,
sampai 15%. Tebal lapisan penjemuran yang terdiri dari biaya sewa lahan,
sekitar 50 cm dan harus dibalik 2 – 3 bibit, pupuk, pestisida, dan tenaga
kali sehari. Daun yang telah cukup kerja. Maka pendapatan petani sebesar
kering dapat disimpan atau dilakukan Rp. 1.265.000,-/ha/tahun pada tahun
penyulingan. pertama. Pada tahun ke II dan ke III,
Hindari pengeringan yang terlalu biaya usahatani hanya sebesar
cepat atau terlalu lambat. Pengeringan Rp. 1.150.000,-, sehingga pendapatan
yang terlalu cepat membuat daun petani pada tahun Ke II dan Ke III
menjadi rapuh dan sulit disuling. Kalau mencapai masing-masing Rp.
terlalu lambat seperti musim hujan, 8.850.000,-/tahun. Pendapatan yang
daun menjadi lembab dan mudah diterima petani akan lebih besar dari
terserang jamur, hingga redemen dan angka di atas apabila biaya tenaga kerja
mutu minyak yang dihasilkan rendah. (tenaga kerja keluarga), sewa lahan dan
bibit tidak dibayarkan. Bagi petani
Produksi yang sekaligus menjadi pengrajin,
Produksi tanaman nilam ter- mempunyai alat suling sendiri dan
gantung sekali pada jenis/varitas yang menjual dalam bentuk minyak, hasil
ditanam, keadaan tanah, pertumbuhan penjualan dapat mencapai Rp.
tanaman. Produksi yang baik dapat 40.000.000,-/ha/tahun (dengan harga

59
Perkembangan Teknologi TRO VOL. XVI, No. 2, 2004
minyak Rp. 200.000,- dan produksi Guna mengurangi resiko
minyak 200 kg/ha), dengan biaya kegagalan panen dan fluktuasi harga,
investasi hanya Rp. 8.725.000,- yang serta untuk meningkatkan produktivitas
terdiri dari peralatan, unit penyulingan lahan, sebaiknya pengembangan nilam
dan kompor, serta biaya operasional dilakukan dengan polatanam, baik
sebesar Rp. 3.139.000,- yang terdiri tumpangsari maupun sebagai tanaman
dari penyusutan alat, penyusutan sela. Dalam polatanam ini yang perlu
suling, kompor, upah penyulingan dan diperhatikan antara lain, waktu tanam
BBM. dan jarak tanam, baik antar tanaman
pokok maupun antara tanaman pokok
KESIMPULAN dengan tanaman sela. Setiap selesai
Hasil penelitian membuktikan satu siklus pertanaman untuk
bahwa tanaman nilam mengangkut mencegah akumulasi hama dan
unsur hara yang cukup tinggi setiap penyakit, dan juga dapat memperbaiki
panen, mengakibatkan lahan semakin sifat fisik, kimia dan biologi tanah, satu
miskin akan unsur hara, hal ini siklus pertanaman nilam hanya selama
merupakan salah satu penyebab tiga tahun, kemudian dilakukan
budidaya berpindah-pindah. Budidaya pergiliran tanaman, dan siklus
nilam menetap yang telah dilakukan di selanjutnya dilakukan pada tahun ke
daerah pengembanganpun belum lima.
memperlihatkan hasil dengan mutu
yang baik DAFTAR PUSTAKA
Selain menanam nilam di daerah Anonymous, 1993. Efisiensi usahatani
yang sesuai dan sangat sesuai, hal yang tataniaga dan peningkatan mutu
sangat penting dilakukan adalah minyak atsiri (nilam, akar wangi,
menjaga dan mempertahankan serai wangi dan kenanga). Laporan
kesuburan tanah, unsur hara yang Penelitian ARMP, 1992 – 1993.
terangkut panen, perlu dikembalikan, Balitro (tidak diterbitkan). 48 hal.
baik dengan pemupukan anorganik Askarach, A., 2000. Pertumbuhan dan
maupun dengan pupuk organik hasil tumpangsari pada berbagai
(mulsa). Penambahan mulsa alang- jarak tanam nilam dan populasi
alang atau mulsa semak belukar dapat jagung. Program Pasca Sarjana
meningkatkan produksi nilam (daun) UGM, Yogyakarta.
antara 159,6% - 286,5%. Hasil ini
menunjukan bahwa budidaya tanaman BPS., 1998. Statistik tanaman nilam
nilam secara menetap sangat mungkin Balai Pusat Statistik Jakarta.
dilaksanakan, dengan rinsip BPEN., 1993. Bayers Guide of
mengkondisikan lahan pertanaman Indonesia. Badan Pengembangan
nilam sama dengan lahan bukaan baru Ekspor Nasional. Departemen
(virgin soil). Perdagangan RI.

60
Perkembangan Teknologi TRO VOL. XVI, No. 2, 2004
Dhalimi, A. S. Rusli, Hobir dan Rusli, S. dan Hobir, 1990. Hasil
Emmyzar, 2000. Status dan penelitian dan pengembangan
Perkembangan Penelitian Tanaman tanaman minyak atsiri Indonesia.
Nilam. Makalah utama pada gelar Simposium I Hasil Penelitian dan
teknologi pengolahan gambir dan Pengembangan Tanaman Industri.
nilam, 24 – 25 Januari 2000 di Puslitbangtri – Bogor.
Padang. 4 hal. Tasma, I dan P. Wahid, 1988.
Djazuli, M. dan Emmyzar, 1998. Pengaruh mulsa dan pemupukan
Polatanam dalam monograf nilam. terhadap pertumbuhan dan hasil
Monograf no. 5. Balai Penelitian nilam. Pember. Penelitian Tanaman
Tanaman Rempah dan Obat. Hal. 15 (1 - 2) : 34 - 41.
70 – 74. Wahid, P., 1992. Peningkatan intensitas
Hasan, Z., 1994. Beberapa cara tanaman melalui tanaman sela dan
budidaya nilam secara menetap di tanaman campuran. Prosiding
Pasaman – Sumatera Barat. Pros. Temu Usaha Pengembangan Hasil
Seminar Penelitian Penelitian Penelitian Tanaman Rempah dan
Tanaman Rempah dan Obat. Sub Obat. Balittro, Bogor. hal 85 – 86.
Balittro Solok. Wahid, P., M. Pandji. L, E. Mulyono
Mulyodihardjo, S., 1991. Program dan S. Rusli, 1986. Masalah
pengembangan penanaman atsiri di pembudidayaan tanaman nilam,
Sumatera. Prosiding Komunikasi seraiwangi dan cengkeh. Diskusi
Ilmiah Pengembangan Atsiri di Minyak Atsiri V. 3 – 4 Maret 1986
Sumatera, Bukittinggi, 31 – 8 - di Bogor. 36 hal.
1991. Balittro Bogor. Wikandi. E.A, Ariful Asman dan Pasril
Tasma, I dan A, Hamid, 1990. Wahid, 1990. Perkembangan
Pembudidayaan nilam secara Penelitian Nilam. Edisi Khusus
menetap. Makalah pada Littro. Vol. VI. No. 2, 1990. 7 hal.
Simposium I Hasil Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Industri,
Minyak atsiri. Buku VII (Tanaman
Atsiri) Puslitbangtri: 1076 – 1082.

61

You might also like