You are on page 1of 20

Immanuel Kant

Immanuel Kant Filsafat Barat Filsuf abad 18

Immanuel Kant Nama: Lahir: Immanuel Kant {{#if:April 22, 1724 Knigsberg, Kerajaan Prussia|{{{birth_date}}} 12 Februari 1804 (umur 79) Knigsberg, Kerajaan Prussia

Meninggal:

Aliran/tradisi: Kantianisme, Abad Pencerahan Minat utama: Epistemologi, Metafisik, Etika Gagasan penting: Imperatif kategoris, Idealisme transdental, Proposisi sintetik, Noumenon, Sapere aude, Hipotesis nebular Wolff, Tetens, Hutcheson, Empiricus, Montaigne, Hume, Descartes, Malebranche, Spinoza, Leibniz, Locke, Berkeley, Rousseau, Newton, Emanuel Swedenborg

Dipengaruhi:

Fichte, Schelling, Hegel, Schopenhauer, Memengaruhi: Nietzsche, Peirce, Husserl, Heidegger, Wittgenstein, Sartre, Cassirer, Habermas,

Rawls, Chomsky, Nozick, Karl Popper, Kierkegaard, Jung, Searle, Michel Foucault, Hannah Arendt, Karl Marx, Giovanni Gentile, Karl Jaspers, Hayek, Bergson, rsted, A.J. Ayer, Emerson, Weininger Immanuel Kant (lahir di Knigsberg, 22 April 1724 meninggal di Knigsberg, 12 Februari 1804 pada umur 79 tahun) adalah seorang filsuf Jerman. Karya Kant yang terpenting adalah Kritik der Reinen Vernunft, 1781. Dalam bukunya ini ia membatasi pengetahuan manusia. Atau dengan kata lain apa yang bisa diketahui manusia. Ia menyatakan ini dengan memberikan tiga pertanyaan:

Apakah yang bisa kuketahui? Apakah yang harus kulakukan? Apakah yang bisa kuharapkan?

Pertanyaan ini dijawab sebagai berikut:

Apa-apa yang bisa diketahui manusia hanyalah yang dipersepsi dengan panca indera. Lain daripada itu merupakan ilusi saja, hanyalah ide. Semua yang harus dilakukan manusia harus bisa diangkat menjadi sebuah peraturan umum. Hal ini disebut dengan istilah imperatif kategoris. Contoh: orang sebaiknya jangan mencuri, sebab apabila hal ini diangkat menjadi peraturan umum, maka apabila semua orang mencuri, masyarakat tidak akan jalan. Yang bisa diharapkan manusia ditentukan oleh akal budinya. Inilah yang memutuskan pengharapan manusia.

Ketiga pertanyaan di atas ini bisa digabung dan ditambahkan menjadi pertanyaan keempat: Apakah itu manusia? Biografi Immanuel Kant dilahirkan pada tahun 1724 di Knigsberg dari pasangan Johann Georg Kant, seorang ahli pembuat baju zirah (baju besi), dan Anna Regina Kant.[1] Ayahnya kemudian dikenal sebagai ahli perdagangan, namun di tahun 1730-1740, perdangangan di Knigsberg mengalami kemerosotan.[1] Hal ini memengaruhi bisnis ayahnya dan membuat keluarga mereka hidup dalam kesulitan.[1] Ibunya meninggal saat Kant berumur 13 tahun, sedangkan ayah Kant meninggal saat dia berumur hampir 22 tahun.[1] Pendidikan dasarnya ditempuh Kant di Saint George's Hospital School, kemudian dilanjutkan ke Collegium Fredericianum, sebuah sekolah yang berpegang pada ajaran Pietist.[2] Keluarga Kant memang penganut agama Pietist, yaitu agama di Jerman yang mendasarkan keyakinannya pada pengalaman religius dan studi kitab suci.[2] Pada tahun 1740, Kant menempuh pendidikan di University of Knigsberg dan mempelajari tentang filosofi, matematika, dan ilmu alam.[2] Untuk meneruskan pendidikannya, dia bekerja sebagai guru privat selama tujuh tahun dan pada masa itu, Kant mempublikasikan beberapa naskah yang berkaitan dengan pertanyaan ilmiah.[2] Pada tahun

1755-1770, Kant bekerja sebagai dosen sambil terus mempublikasikan beberapa naskah ilmiah dengan berbagai macam topik.[2] Gelar profesor didapatkan Kant di Knigsberg pada tahun 1770.[2] http://id.wikipedia.org/wiki/Immanuel_Kant

Immanuel Kant - Biography


Immanuel Kant (1724-1804) Immanuel Kant was born in Knigsberg, East Prussia in 1724. He attended the Collegium Fridiricianum at the age of eight, a Latin school that taught primarily classicism. After over eight years of study there, he went into the University Of Knigsberg, where he spent his academic career focusing on philosophy, mathematics and physics. The death of his father had a strong effect on Kant, he left the university and earned a living as a private tutor. However, in 1755 he accepted the help of a friend and resumed study, receiving his doctorate in 1756. He taught at the university and remained there for 15 years, beginning his lectures on the sciences and mathematics, though over time he covered most branches of philosophy. In spite of his growing reputation as an original thinker, he did not gain tenure at the university until 1770, receiving his professorship of logic and metaphysics. He continued writing and lecturing at Knigsberg for the next 27 years, drawing many students there due to his rationalist and hence, unorthodox approach to religious texts. This led to political pressure from the government of Prussia, and in 1792, he was barred from teaching or writing on religious subjects by the king, Fredrich William II. Kant dutifully obeyed the injunction until the death of the king five years later, returning to the writing and lecturing of his ideas. The year following his retirement, he published a summary of his views on religion. He died in 1804. Kant devised a model, an individual epistemology, by examining the basis of human knowledge and its limits. He brought together the ideas of rationalism, influential thinkers such as Leibniz and Wolff, with empiricism as proposed by David Hume. Kant's critical philosophy is presented in the Critique of Pure Reason (1781); the idea of critique is to establish and investigate the legitimate limits of human knowledge. Knowledge of sensible objects must form itself in advance to the structures of the human mind's ability to reason, and therefore all objects conform themselves a priori in such a relation -legitimate knowledge of objects is limited to how they appear for us. Kant's logic creates a division and complex interplay of judgments- a priori and a posteriori judgments and analytic or synthetic judgments. A judgment is analytic if the subject of its proposition is contained within its predicate, i.e. "Sound theories are theories". To state the reverse would be a logical absurdity. The judgment is considered analytic because the truth of the proposition lies in the validity of the concept itself. All analytic judgments are a priori and thus, as is the case for all a priori judgments, they are independent of experience. However, judgments about empirical knowledge can only be made upon experience, are synthetic, a posteriori, and can be reversed without such a contradiction, i.e. "The theory is sound".

Here unfolds three classes of judgments: a) analytic a priori, b) synthetic a posteriori, and c) synthetic a priori. The particular concern for Kant is the synthetic a priori, for the sciences and mathematics are as such, existing independent of experience and yet as syntheses of previous judgments (knowledge). The question as to the origins of judgments becomes necessary. Metaphysics describes a science concerned with this inquiry, a solution to unsolvable problems set by pure reason itself, namely the concepts of God, freedom and immortality. Kant developed a system of ethics in Metaphysics of Ethics (1797), in which he places reason as the fundamental authority for morality. Any action born of a mere expediency or servitude to law, politic or custom could be considered as moral, a sense of duty must arise solely as prescribed by reason. Reason dictates two imperatives: the hypothetical and the categorical. In the case of the former, a course of action to accomplish a specific task is presented, and in the latter a course of action that presents itself as appropriate, and necessary. The categorical is the basis for the ethical. This structure defends a fundamental freedom of the individual; that each one be responsible for their own ability, through reason, to obey consciously the laws of the universe. Kantian philosophy was to have an enormous impact on modern philosophy as well as the fine arts and literature. Hegel was to develop the dialectical method based on elements within the Critique of Pure Reason, which in turn functioned as an underlying structure in Marx's philosophy.

Versi bahasa Indonesia (google translate)


Immanuel Kant - Biografi Immanuel Kant (1724-1804) Immanuel Kant lahir di Knigsberg, Prusia Timur pada tahun 1724. Dia menghadiri Fridiricianum Collegium pada usia delapan, sekolah Latin yang diajarkan terutama klasisisme. Setelah lebih dari delapan tahun belajar di sana, ia pergi ke Universitas Knigsberg, di mana ia menghabiskan karir akademisnya berfokus pada filsafat, matematika dan fisika. Kematian ayahnya memiliki efek yang kuat pada Kant, ia meninggalkan universitas dan mendapat hidup sebagai tutor pribadi. Namun, pada tahun 1755 ia menerima bantuan dari seorang teman dan melanjutkan studi, menerima gelar doktor pada 1756. Dia mengajar di universitas dan tinggal di sana selama 15 tahun, mulai kuliah di ilmu dan matematika, meskipun dari waktu ke waktu ia menutupi sebagian besar cabang filsafat. Meskipun reputasinya tumbuh sebagai pemikir asli, ia tidak mendapatkan jabatan di universitas sampai 1770, menerima jabatan profesor logika dan metafisika. Ia terus menulis dan mengajar di Knigsberg selama 27 tahun ke depan, menggambar banyak siswa ada karena rasionalis dan karenanya, pendekatan yang tidak lazim untuk teks-teks agama. Hal ini menyebabkan tekanan politik dari pemerintah Prusia, dan pada tahun 1792, ia dilarang mengajar atau menulis pada mata pelajaran agama oleh raja, Fredrich William II. Kant patuh menaati perintah sampai kematian raja lima tahun kemudian, kembali ke tulisan dan ceramah dari ide-idenya. Tahun setelah pensiun, ia menerbitkan ringkasan pandangannya tentang agama. Dia meninggal pada 1804.

Kant merancang sebuah model, sebuah epistemologi individual, dengan memeriksa dasar pengetahuan manusia dan batas-batasnya. Dia dibawa bersama ide rasionalisme, pemikir berpengaruh seperti Leibniz dan Wolff, dengan empirisme seperti yang diusulkan oleh David Hume. Filsafat kritis Kant disajikan dalam Critique of Pure Reason (1781), gagasan kritik adalah untuk membangun dan menyelidiki batas-batas yang sah dari pengetahuan manusia. Pengetahuan tentang benda-benda yang masuk akal harus membentuk dirinya sendiri di muka untuk struktur kemampuan pikiran manusia untuk alasan, dan karena itu semua benda menyesuaikan diri a priori sedemikian pengetahuan hubungan-sah obyek terbatas pada bagaimana mereka muncul untuk kita. Logika Kant menciptakan divisi dan interaksi yang kompleks dari penilaian-a priori dan aposteriori penilaian dan penilaian analitik atau sintetis. Penghakiman adalah analitik jika subjek proposisi yang terkandung dalam predikat, yaitu "teori Suara teori". Untuk menyatakan sebaliknya akan menjadi absurditas logis. Penghakiman dianggap analitik karena kebenaran proposisi terletak pada keabsahan konsep itu sendiri. Semua penilaian analitik adalah apriori dan dengan demikian, seperti halnya untuk semua penilaian apriori, mereka independen dari pengalaman. Namun, penilaian tentang pengetahuan empiris hanya dapat dilakukan pada pengalaman, sintetis, a posteriori, dan dapat dibalik tanpa seperti kontradiksi, yaitu "Teorinya adalah suara". Berikut terungkap tiga kelas dari penilaian: a) analitik apriori, b) sintetik aposteriori, dan c) sintetik apriori. Perhatian khusus untuk Kant adalah sintetik apriori, untuk ilmu dan matematika yang seperti itu, yang ada independen dari pengalaman dan belum sebagai sintesis dari penilaian sebelumnya (pengetahuan). Pertanyaan tentang asal-usul penilaian menjadi perlu. Metafisika menjelaskan ilmu yang bersangkutan dengan penyelidikan, solusi untuk masalah diselesaikan ditetapkan oleh akal murni itu sendiri, yaitu konsep tentang Tuhan, kebebasan dan keabadian. Kant mengembangkan sistem etika dalam Metafisika Etik (1797), di mana ia menempatkan akal sebagai otoritas dasar bagi moralitas. Setiap tindakan yang lahir dari kemanfaatan belaka atau penghambaan kepada hukum, politik atau kebiasaan dapat dianggap sebagai moral, rasa tugas harus muncul semata-mata seperti yang ditentukan oleh akal. Alasan menentukan dua imperatif: hipotetis dan kategoris. Dalam kasus mantan, suatu tindakan untuk menyelesaikan tugas tertentu disajikan, dan yang terakhir suatu tindakan yang menghadirkan dirinya sebagai yang sesuai, dan perlu. The kategoris adalah dasar bagi etika. Struktur ini membela kebebasan fundamental individu, yang masing-masing bertanggung jawab atas kemampuan mereka sendiri, melalui akal, mematuhi sadar hukum alam semesta. Kantian filsafat adalah untuk memiliki dampak yang sangat besar pada filsafat modern serta seni rupa dan sastra. Hegel adalah untuk mengembangkan metode dialektik berdasarkan unsur-unsur dalam Critique of Pure Reason, yang pada gilirannya berfungsi sebagai struktur dasar dalam filsafat Marx.
http://www.egs.edu/library/immanuel-kant/biography/

Foto: Immanuel Kant PROFIL BERITA FOTO

Nama Lengkap : Immanuel Kant Alias : No Alias Kategori : HUMANIORA Tempat Lahir : Knigsberg Tanggal Lahir : Senin, 22 Mei 1724 Zodiac : Taurus Warga Negara : Jerman

BIOGRAFI
Immanuel Kant adalah seorang filsuf Jerman, meneliti, mengajar dan menulis tentang filsafat dan Pencerahan antropologi pada akhir abad ke-18. Pada saat itu, ada keberhasilan besar dan kemajuan dalam ilmu (misalnya, Isaac Newton, Carl Friedrich Gauss, dan Robert Boyle) dengan menggunakan akal dan logika yang berdiri di kontras dengan sikap skeptis dan kurangnya kesepakatan atau kemajuan dalam filsafat empiris. Kant magnum opus, Critique of Pure Reason (Kritik der reinen Vernunft, 1781), yang bertujuan untuk menyatukan alasan dengan pengalaman untuk bergerak melampaui apa yang ia anggap sebagai kegagalan filsafat tradisional dan metafisika. Immanuel Kant lahir pada tahun 1724 di Knigsberg, ibukota Prusia pada waktu itu, saat ini disebut kota Kaliningrad di eksklave Oblast Kaliningrad Rusia. Dia adalah anak keempat dari sembilan

bersaudara. Ayahnya, Johann Georg Kant (1682-1746), adalah ahli pembuat baju zirah dan ibunya, Anna Regina Kant. Pada tahun 1730-1740, perdagangan di Knigsberg mengalami kemerosotan yang mempengaruhi kondisi perekonomian keluarga. Spanjang hidupnya, Kant tidak pernah bepergian lebih dari sepuluh mil dari Knigsberg. Kant dibesarkan dalam rumah tangga Pietist yang menekankan ketaatan beragama, kerendahan hati pribadi, dan interpretasi literal dari Alkitab. Pendidikan dasarnya ditempuh Kant di Saint George's Hospital School, kemudian dilanjutkan ke Collegium Fredericianum, sebuah sekolah yang berpegang pada ajaran Pietist. Pada tahun 1740, Kant menempuh pendidikan di University of Knigsberg dan mempelajari tentang filosofi, matematika, dan ilmu alam. Pada tahun 1755-1770, Kant bekerja sebagai dosen sambil terus mempublikasikan beberapa naskah ilmiah dengan berbagai macam topik. Gelar profesor didapatkan Kant di Knigsberg pada tahun 1770. Kant terkenal karena filsafat idealis transendental, yakni bahwa waktu dan ruang tidak nyata secara material tetapi hanya kondisi ideal apriori terhadap intuisi internal. Selain itu, ia juga membuat penemuan astronomi penting, yaitu penemuan tentang sifat rotasi bumi, yang mengantarnya memenangkan Berlin Academy Prize pada tahun 1754. http://profil.merdeka.com/mancanegara/i/immanuel-kant/

A.Biografi Imanuel Kant Immanuel Kant(1724-1804) adalah seorang filsuf besar Jerman abad ke-18yang memiliki pengaruh sangat luas bagi dunia intelektual. Pengaruh pemikirannyamerambah dari wacana metafisika hingga etika politik dan dari estetika hinggateologi. Lebih dan itu, dalam wacana etika ia juga mengembangkan model filsafatmoral baru yang secara mendalam mempengaruhi epistemologi selanjutnya. Telaah atas pemikiran Kant merupakan kajian yang cukup rumit, sedikitnyakarena dua alasan. Pertama, Kant membongkar seluruh filsafat sebelumnya danmembangunnya secara baru sama sekali. Filsafatnya itu oleh Kant sendiri disebutKritisisme untuk melawankannya dengan Dogmatisme. Dalam karyanya berjudulKritik der reinen Vernunft (Kritik Akal Budi Murni, 1781/1787) Kant menanggapi,mengatasi, dan membuat sintesa antara dua arus besar pemikiran modern, yakniEmpirisme dan Rasionalisme. Revolusi filsafat Kant ini seringkali diperbandingkandengan revolusi pandangan dunia Kopernikus, yang mematahkan pandangan bahwa bumi adalah datar.Kedua, sumbangan Kant bagi Etika. Dalam Metaphysik der Sitten (MetafisikaKesusilaan, 1797), Kant membuat distingsi antara legalitas dan moralitas, sertamembedakan antara sikap moral yang berdasar pada suara hati (disebutnya otonomi)dan sikap moral yang asal taat pada peraturan atau pada sesuatu yang berasal dan luar pribadi (disebutnya heteronomi).Kant lahir pada 22 April 1724 di Konigsberg, Prussia Timur (sesudah PD IIdimasukkan ke Uni Soviet dan namanya diganti menjadi Kaliningrad). Berasal dankeluarga miskin, Kant memulai pendidikan formalnya di usia delapan tahun padaCollegium Fridericianum. Ia seorang anak yang cerdas. Karena bantuan sanak saudaranyalah ia berhasil menyelesaikan studinya di Universitas Konigsberg. Selamastudi di sana ia mempelajari hampir semua matakuliah yang ada. Untuk mencari nafkah hidup, ia sambil bekerja menjadi guru

pribadi (privatdozen) pada beberapakeluarga kaya.Pada 1775 Kant rnemperoleh gelar doktor dengan disertasi benjudulPenggambaran Singkat dari Sejumlah Pemikiran Mengenai Api (Meditationumquarunsdum de igne succinta delineatio). Sejak itu ia mengajar di Univensitas Konigsberg untuk banyak mata kuliah, di antaranya metafisika, geografi, pedagogi,fisika dan matematika, logika, filsafat, teologi, ilmu falak dan mineralogi. Kantdijuluki sebagai der schone magister (sang guru yang cakap) karena caramengajarnya yang hidup bak seorang orator.Pada Maret 1770, ia diangkat menjadi profesor logika dan metafisika dengan disertasi Mengenai Bentuk dan Azas-azas dari Dunia Inderawi dan Budiah (De mundisensibilis atgue intelligibilis forma et principiis). Kant meninggal 12 Februari 1804 diKonigsberg pada usianya yang kedelapanpuluh tahun. Karyanya tentang Etikamencakup sebagai berikut: Grundlegung zur Metaphysik der Sitten (PendasaranMetafisika Kesusilaan, 1775), Kritik der praktischen Vernunft (Kritik Akal BudiPraktis, 1 778), dan Die Metaphysik der Sitten (Metafisika Kesusilaan, 1797). B.Pemikiran Kant tentang Moral Deontologi berasal dari kata Yunani deon yang berarati apa yang harus dilakukan, kewajiban. Pemikiran ini dikembangkan oleh filosof Jerman,Immanuel Kant (1724-1804). Sistem etika selama ini yang menekankan akibat sebagai ukuran keabsahan tindakan moral dikritik habishabisan oleh Kant. Kant memulai suatu pemikiran barudalam bidang etika dimana ia melihat tindakan manusia absah secara moral apabila tindakan tersebut dilakukan berdasarkan kewajiban (duty) dan bukan akibat. Menurut Kant, tindakan yang terkesan baik bisa bergeser secara moral apabila dilakukan bukan berdasarkan rasa kewajiban melainkan pamrih yang dihasilkan. Perbuatan dinilai baik apabila dia dilakukan semata-mata karena hormat terhadap hukum moral, yaitukewajiban.Kant membedakan antara imperatif kategoris dan imperatif hipotetis sebagai dua perintah moral yang berbeda. Imperatif kategoris merupakan perintah tak bersyarat yang mewajibkan begitu saja suatu tindakan moral sedangkan imperatif hipotesis selalumengikutsertakan struktur jika.. maka.. . Kant menganggap imperatif hipotetis lemah secara moral karena yang baik direduksi pada akibatnya saja sehingga manusia sebagai pelaku moral tidak otonom (manusia bertindak sematamata berdasarkan akibat perbuatannya saja). Otonomi manusia hanyadimungkinkan apabila manusia bertindak sesuai dengan imperatif kategoris yangmewajibkan tanpa syarat apapun. Perintah yang berbunyi lakukanlah (du sollst!).Imperatif kategoris menjiwai semua perbuatan moral seperti janji harus ditepai, barang pinjaman harus dikembalikan dan lain sebagainya. Imperatif kategoris bersifat otonom(manusia menentukan dirinya sendiri) sedangkan imperati hipotetis bersifat heteronom(manusia membiarkan diri ditentukan oleh faktor dari luar seperti kecenderungan danemosi).Berkenaan dengan pemikiran deontologinya, Kant mengemukakan duktum moralnyayang cukup terkenal: bertindaklah sehingga maxim (prinsip) dari kehendakmu dapatselalu, pada saat yang sama, diberlakukan sebagai prinsip yang menciptakan hukumuniversal. Contoh tindalah moral jangan membunuh adalahbesar secara etis karena pada saat yang sama dapat diunverasalisasikan menjadi prinsip umum, (berlaku untuk semua orang dimana saja kapan saja). C. Pemikiran Etika Kant Etika Immanuel Kant (1724-1804) diawali dengan pernyataan bahwa satu-satunya hal baik tyang tak terbatasi dan tanpa pengecualian adalah kehendak baik. Sejauh orang berkehendak baik

maka orang itu baik, penilaian bahwa sesorang itu baik sama sekalitidak tergantung pada hal-hal diluar dirinya, tak ada yang baik dalam dirinya sendirikecuali kehendak baik. Wujud dari kehendak baik yang dimiliki seseorang adalah bahwaia mau menjalankan Kewajiban. Setiap tindakan yang kita lakukan adalah untuk menjalankan kewajiban sebagai hokum batin yang kita taati, tindakan itulah yangmencapai moralitas, demikian menurut Kant. Kewajiban menurutnya adalah keharusantindakan demi hormat terhadap hukum, tidak peduli apakah itu membuat kita nyamanatau tidak, senang atau tidak, cocok atau tidak, pokoknya aku wajib menaatinya Ketaatanku ini muncul dari sikap batinku yang merupakan wujud dari kehendak baik yang ada didalam diriku. Menurut Kant ada tiga kemungkinan seseorang menjalankankewajibannya, Pertama, ia memenuhi kewajiban karena hal itu menguntungkannya.Kedua, Ia memenuhi kewajibannya karena ia terdorong dari perasaan yang ada didalamhatinya, misalnya rasa kasihan. Ketiga, Ia memenuhi kewajibannya kerena kewajibannya tersebut, karena memang ia mau memenuhi kewajibannya. Tindakan yang terakhir inilah yang menurut Kant merupakan tindakan yang mencapai moralitas. Lalu Kant membedakan dua hal antara Legalitas dan Moralitas. Legalitas adalah pemenuhan kewajiban yang didorong oleh kepentingan sendiri atau oleh dorongan emosional. Sedang Moralitas adalah Pemenuhan kewajiban yang didorong oleh keinginan memenuhikewajiban yang muncul dari kehendak baik dari dalam diri.Selanjutnya Kant menjabarkan criteria kewajiban moral, landasan epistemologinya bahwa tindakan moral manusia merupakan apriori akal budi praktis murni yang manasesuatu yang menjadi kewajiban kita tidak didasarkan pada realitas empiris, tidak berdasarkan perasaan, isi atau tujuan dari tindakan. Kriteria kewajiban moral ini menurutKant adalah Imperatif Kategoris. Perintah Mutlak demikian istilah lain dari Imperatif Kategoris, ia berlaku umum selalu dan dimana-mana, bersifat universal dan tidak berhubungan dengan tujuan yang mau dicapai. Dalam arti ini perintah yang dimaksudkanadalah perintah yang rasional yang merupakan keharusan obyektif, bukan sesuatu yang berlawanan dengan kodrat manusia, misalnya kamu wajib terbang !, bukan juga paksaan, melainkan melewati pertimbangan yang membuat kita menaatinya. Ada tigaRumusan Imperatif kategoris menurut Kant, Pertama, Bertindaklah semata-matamenurut menurut maksim yang dapat sekaligus kau kehendaki menjadi hokum umum.Kata Maksim artinya adalah prinsip subyektif dalam melakukan tindakan. Maksim iniyang kemudian menjadi dasar penilaian moral terhadap tindakan seseorang, apakahtindakan moral yang berdasarkan maksimku dapat diuniversalisasikan, diterima olehorang lain dan menjadi hokum umum?. Prinsip penguniversalisasian ini adalah ciri hakikidari kewajiban moral. Rumusan kedua adalah Bertindaklah sedemikian rupa sehinggaengkau memperlakukan manusia entah didalam personmu atau didalam person orang lainsekaligus sebagai tujuan pada dirinya sendiri bukan semata-mata sebagai sarana belaka.Maksudnya bahwa segala tindakan moral dan kewajiban harus menjunjung tinggi penghormatan terhadap person. Dua rumusan diatas tidak dapat berlaku jika tidak adarumusan yang ketiga ini yaitu otonomi kehendak, tanpa otonomi kehendak, manusia tidak dapat bertindak sesuai dengan rumusan Imperatif Kategoris.Moralitas menurut Kant merupakan implikasi dari tiga Postulat antara lain ; Kebebasankehendak manusia, immortalitas jiwa dan Eksistensi Allah. Kehendak bebas manusiamerupakan kenyataan yang tidak dapat disangkal karena terimplikasi langsung dalamkesadaran moral. Immortalitas jiwa menyatakan bahwa kebahagiaan tertinggi manusiatidak munggkin dicapai didunia tapi dikehidupan nanti. Dan Keberadaan Allah yangmenjamin bahwa pelaksanaan kewajiban moral manusia akan merasakan ganjarannyadikemudian hari berupa kebahagiaan sejati. Ketiganya itu disebut Kant sebagai

Postulatyaitu suatu kenyataan yang sungguh ada dan harus diterima, dan tidak perlu dibuktikansecara teoritis, ini merupakan hasil penyimpulan akal budi praktis atas moral manusia.

DAFTAR PUSTAKA Magnis-Suseno, Franz. 1997. 13 Tokoh Etika. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Kant, Immanuel. 2005. Kritik Atas Akal Budi Praktis. Diterjemahkan dari judul Critiqueof Practical Reason (1956) oleh Nurhadi. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar. Bagus, Loren, Kamus Filsafat, PT Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 2002.BudiHardiman, F, Filsafat Modern dari Machiavelli sampai Nietzsche, PT Gramedia Pustakautama, 2007 Magnis-Suseno, Franz, 13 Tokoh Etika, Sejak Zaman Yunani sampai abad 19, PenerbitKanisius Yogyakarta, 1997. Standford Encyclopedia of Philosophy on-line, Kants Moral Philosophy,http://plato.stanford.edu

(Diambil dari : http://id.scribd.com/doc/47363796/Biografi-Imanuel-Kant)

Biografi Immanuel Kant


Immanuel Kant adalah seorang filsuf besar yang pernah tampil dalam pentas pemikiran filosofis zaman Aufklarung Jerman menj elang akhir abad ke18. Lahir pada tanggal 22 April 1724 di Konigsberg, sebuah kota kecil di Prussia Timur. Anak keempat dari seorang pembuat pelana kuda Konigsberg yang setia dengan gerakan Pietisme. Immanuel Kant berkembang dalam suasana kekristenan. Pada usia delapan tahun Immanuel Kant memulai pendidikan formalnya di Collegium Fredericanum sekolah yang berlandaskan semangat Pietisme. Di sekolah ini ia mendalami bahasa Latin, bahasa yang sering dipakai oleh kalangan terpelajar dan para ilmuwan saat itu untuk mengungkapkan pemikiran mereka. Immanuel Kant belajar hampir semua mata kuliah yang diberikan di universitas kotanya. Karena alasan keuangan, Kant kuliah sambil bekerja. Kant menjadi guru pribadi di beberapa keluarga kaya di Konigsberg. Di universitasnya dia berkenalan baik dengan Martin Knutzen (1713-1751), dosen yang mempunyai pengaruh besar terhadap Kant. Knutzen adalah seorang murid dari Chistian Von Wolff (1679-1754), dan seorang profesor logika dan metafisika. Meskipun demikian, ia menaruh minat khusus pada ilmu alam, dan sanggup mengajarkan fisika, astronomi dan matematika. Tahun 1755, Immanuel Kant memperoleh gelar Doktor dengan disertasi berjudul Penggambaran Singkat dari Sejumlah Pemikiran Mengenai Api (Meditationum Quarundum de Igne Succinta Delineatio), sebuah karya di bidang ilmu alam. Setelah itu, Immanuel Kant bekerja sebagai privatdozent di Konigsberg dengan mengajarkan mata kuliah: metafisika, geografi, pedagogi, fisika dan matematika, logika, filsafat, teologi, ilmu

falak, dan mineralogi. Kant dijuluki dengan Sang Guru yang Cakap (Der Schone Magister) karena cara mengajarnya hidup dengan kepandaian seorang orator. Immanuel Kant mampu menggerakkan pikiran dan perasaan para pendengarnya, dan dengan ketajaman pikirannya Pada bulan Maret 1770, Immanuel Kant memperoleh gelar profesor logika dan metafisika dari Universitas Konigsberg dengan disertasi Mengenai Bentuk dan Azas-azas dari Dunia Inderawi dan Budiah (De Mundi Sensibilis Atgue Intelligibilis Forma et Principlis). Kehidupan Immanuel Kant sebagai filsuf dapat dibagi menjadi dua periode yakni zaman PraKritis dan Kritis. Kehidupan Immanuel Kant sebagai privatdozent dari tahun 1755-1770 di atas dikenal dengan zaman Pra-Kritis. Pada zaman Pra-Kritis Kant menganut pendirian rasionalistisnya Wolff dan kawan-kawannya. Kemudian terpengaruh dengan konsep empiris Hume, dan berangsur-angsur meninggalkan Rasionalisme. Immanuel Kant mengatakan, Hume-lah yang telah membangunkan diri dari tidur dogmatisnya, yang menyusul ialah zaman Kritis. Dalam zaman kedua ini Kant mengubah wajah filsafat secara radikal dengan filsafat Kritisismenya dan ia mempertentangkan Kritisisme dengan Dogmatisme. Immanuel Kant membujang seumur hidupnya, mungkin ia berpikir seperti Nietsche yang berpandangan bahwa kawin akan merintangi pencapaian kebenaran, atau Telleyrand yang berpendapat bahwa orang yang kawin akan melakukan apa saja demi uang. Pada umur 22 tahun, Immanuel Kant menyatakan saya sudah menetapkan jalan yang pasti, saya ingin berlajar, tidak satupun yang dapat menghalangi saya dalam mencapai tujuan itu. Menurut salah seorang penulis biografi, kehidupan Kant berlangsung menurut aturan yang tegas, bangun, minum kopi, menulis, memberi kuliah, makan, jalan-jalan, masing-masing mempunyai waktunya sendiri. Lalu Kant muncul dari pintu rumahnya, berjalan menuju jalan kecil di bawah pepohonan yang rindang yang sering disebut Tempat Jalan-jalan Sang Filosof. Kemudian pada tahun 1796 M, Immanuel Kant berhenti memberi kuliah dengan alasan usia tua, pada tahun 1798 M kesehatannya mulai menurun. Akhirnya pada tanggal 12 Februari 1804 Kant meninggal dunia pada usia 80 tahun dalam keadaan pikun. Banyak pelayat berdatangan dari segenap penjuru Konigsberg, dan seluruh Jerman. Jenazahnya dikuburkan di perkuburan kota. Kubur itu kemudian rusak dan diperbaiki pada tahun 1881, pada tahun 1924, pada peringatan 200 tahun kelahiran Kant, sisa-sisa tulang-belulangnya dipindahkan ke serambi katedral di pusat kota Konigsberg. Ketika perang dunia kedua berkecamuk hebat, serambi katedral porak poranda akibat perang melawan Jerman. Tahun 1950, beberapa orang tidak dikenal membongkar peti batu kuburan Immanuel Kant, dan membawa kabur tulang-belulangnya. Yang masih tinggal hingga sekarang adalah sebuah nisan dari perunggu yang melekat pada dinding serambi, dan memuat tulisan langit berbintang di atas saya, hukum moral di dalam saya (coelum stellatum supreme, lex moralis intra me). Dua hal yang dikagumi Kant selama hidupnya di dunia ini, bila ia merenungkan misteri alam semesta (fisika) dan misteri pribadi sang manusia (etika). Dalam hal karya-karyanya, Immanuel Kant sangat berjasa dalam perkembangan bidang ilmu pengetahuan. Karya-karyanya penuh dengan berbagai dilema dan paradoks yang sangat abstrak, yang mula-mula terkesan jauh dari masalah-masalah manusia sehari-hari. Karyakarya itu ditulis dalam gaya yang sangat akademis, yang akan sangat mengejutkan siapapun yang membaca karya itu. Karya-karya yang monumental dan sangat berharga telah tercipta dari buah pemikirannya. Karya-karyanya memberi suatu perubahan dan bentuk baru dalam cara berfikir yang dituangkan dalam bentuk filsafat kritis (Kritisisme). Beberapa karya Kant yang telah menegakkan popularitasnya antara lain :

1. Kritik der Reiner Vernunf/ Critique of Pure Reason, 1781 M (Kritik Atas Rasio Murni) 2. Prolegomena zu Einer Jeden Kunftigen Metaphysik/Prolegomena to Any Future Metaphisics, 1783 (Pengantar Metafisika Masa Depan) 3. Idea for Universal History, 1784 M 4. Grundlegung zur Metaphysik der Sitten/Groundwork of The Metaphysic of Morals, 1785 (Pendasaran Metafisika Kesusilaan) 5. Metaphysical Faundations of Normal Science, 1786 M. (Pendasaran Metafisika Pengetahuan Alam) 6. Kritik der Praktischen Vernunft/Critique of Practical Reason, 1787 M (Kritik Atas Rasio Praktis) Di antara karya-karya Kant tersebut, tiga karya terbesar sehingga filsafatnya disebut dengan Kritisisme antara lain Critique of Pure Reason (1781), Critique of Practical Reason (1787 M) dan Critique of Judgement (1790). Referensi Makalah Kepustakaan: S.P. Lili Tjacjadi, Hukum Moral Ajaran Immanuel Kant tentang Etika dan Imperatif Kategoris, (yogyakarta: Kanisius, 1991). M. Amin Abdullah, Antara Al-Ghozali dan Kant Filsafat Etika Islam, (Bandung: Mizan, 2002). Ahmad Tafsir, Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003). Henry D. Aiken, Abad Ideologi, terj. The Age of Ideology, penj. Sigit Djatmiko, (Yogyakarta: Yayasan Bintang Budaya, 2002). Immanuel Kant, The Doctrine of Virtue-Part II of The Metaphisic of Morals, terj. Mary J. Gregor, (Philadelphia: University of Pennsylvania Press, 1964).

Diambil dari : http://www.referensimakalah.com/2012/11/biografi-immanuel-kant.html

Gagasan Estetika Immanuel Kant Immanuel Kant dipandang sebagai filsuf yang sangat berpengaruh dalam filsafatmodern dan setelahnya. Ia membuat suatu sintesa epistemologis dalam menanggapi persoalan kebenaran, baik yang diperoleh melalui penalaran rasio dan persepsi inderawi.Upaya kritisisme Kant ini dapat dipandang sebagai pendamaian antara rasionalisme danempirisme yang sama-sama bersikukuh pada pendiriannya soal pengetahuan. Kantmenyebut usahanya ini sebagai revolusi Kopernikan yang memberikan arah baru dalam persoalan kebenaran dan pengetahuan. Sebelumnya para filsuf berpegang pada prinsip bahwa pengenalan berpangkal dari objek, sedangkan Kant membuat revolusidenganmenyatakan bahwa pengenalan berpangkal dari subjek 1 .Selain gagasan epistemologisnya, Immanuel Kant juga menyampaikangagasannya tentang estetika. Immanuel Kant menjelaskan gagasannya tentang estetika,khususnya tentang apa itu keindahan2 dalam karyanya,

Kritik der Urtheilskraft (Kritik atas Daya Pertimbangan).Fokus tulisan ini berkisar pada konsep keindahan dan pertimbangan estetikaImmanuel Kant yang garis besarnya terdapat dalam Bagian Pertama karyanya Kritik atasDaya Pertimbangan yaitu pada Kritik atas Pertimbangan Estetika tentang Analisistentang Keindahan.3.

1.

2.

3.

Riwayat Hidup Singkat Immanuel Kant Immanuel Kant lahir di Konigsberg, Prussia (sekarang bernama Kalingrad diRusia) pada tanggal 22 April 1724. Ia dididik dan dibesarkan dalam suasana pietisme (spiritualitas kristiani yang menekankan kesalehan hidup) di keluarganya. Kant jarangmeninggalkan kota kediamannya dan memiliki kebiasaan yang teratur dalam hidupnya. Masa pendidikan Kant dijalaninya di Universitas Konigsberg. Mulanya iamendalami teologi, namun ia tertarik pada bidang fisika, khususnya pada karya Isaac Newton. Semasa kuliah ia dipengaruhi oleh rasionalisme Wolff. Pada tahun 1755 iameraih gelar doktor dengan disertasi berjudul Meditationum quarundum de igne succintadelineatio (Uraian Singkat atas Sejumlah Pemikiran tentang Api), lalu bekerja sebagai privatdozent (dosen yang menerima honor dari mahasiswa yang mengikutikuliahnya).4 Pada masa-masa ini Kant dipengaruhi oleh pandangan rasionalisme dariLeibniz dan Wolff.5 Pada tahun 1770 Kant mendapat pengukuhan sebagai professor dengan disertasi De mundi sensibilis atque intelligibilis forma et principiis (Tentang Bentuk dan Asas-asas dari Dunia Inderawi dan Dunia Akal Budi), khususnya dalam bidang logika danmetafisika 6. Dalam kurun waktu tersebut Kant mulai dipengaruhi oleh filsafat Hume yang berhaluan empiris. Pada periode ini Kant terbangun dari tidur dogmatis dan mulaimengembangkan apa yang disebut kritisisme. Sebab itu periode ini sering disebut sebagai periode kritis bagi Kant.7 Beberapa Karya Immanuel KantKarya-karya Kant antara lain: 1. Kritik der reinen Vernunft (Kritik atas Rasio Murni) 2. Kritik der praktischen Vernunft (Kritik atas Rasio Praktis) 3. Kritik der Urtheilskraft (Kritik atas Daya Pertimbangan) 4. Grundlegung zur Metaphysik der Sitten (Pondasi Metafisika Moral) 5. Die Religion innerhalb den Grenzen der blossen Vernunft (Agama didalam Batas-batas Rasio Saja) 6. Metaphysik der Sitten (Metafisika Moral) Gagasan Estetika Immanuel Kant Secara khusus gagasan estetika Kant tertuang dalam karyanya, Kritik atas DayaPertimbangan ( Kritik der Urtheilskraft ), pada bagian pertama berjudul Kritik atasPertimbangan Estetika8. Namun perlu kiranya untuk melihat beberapa pandangan dasar Kant tentang epistemologi, yang disusunnya dalam karya pertamanya, Kritik der reinenVernunft. Upaya kritisisme Kant ini dapat dipandang sebagai pendamaian antararasionalisme dan empirisme yang sama-sama bersikukuh pada pendiriannya soal pengetahuan. Kant menyebut usahanya ini sebagai revolusi Kopernikan yangmemberikan arah baru dalam persoalan kebenaran dan pengetahuan. Sebelumnya parafilsuf berpegang pada prinsip bahwa pengenalan berpangkal dari objek, sedangkan Kantmembuat revolusidengan menyatakan bahwa pengenalan berpangkal dari subjek. Kantmembagi tiga tahap pencerapan pengetahuan9, yaitu: 1.Tahap pertama, yang terendah, adalah pencerapan inderawi( Sinneswahrnehmung). 2.Tahap kedua adalah tingkat akal budi (Verstand )

3.Tahap ketiga, yang tertinggi, adalah tingkat budi atau intelek (Vernunft ). Kant membahas daya pertimbangan estetika atas keindahan dengan menggunakanistilah momen. Setiap momen memuat pembahasan tentang pertimbangan atas selera;selera di sini terkait erat dengan keindahan. Dari penjelasan tentang pertimbangan atasselera pada setiap momen, Kant merumuskan satu pokok gagasan singkat tentang apa itukeindahan. Berikut ini adalah garis besar gagasan Kant dalam setiap momen 1.Momen Pertama: Tentang Pertimbangan Selera menurut Kualitas Kant mengawali penjelasannya dengan menyatakan bahwa pertimbanganselera adalah hal yang estetis sebab selera terkait dengan keindahan. Selera (taste)adalah kemampuan untuk mempertimbangkan suatu objek atau suatu metode penggambarannya dengan kepuasan yang sepenuhnya tidak tertarik (disinterested) atau tidak memiliki kepuasan (dissatisfaction)10. Pertimbangan estetika tidak mempunyai maksud (disinterested) atau kepuasan (dissatisfaction). Apa yangdimaksud dengan disinterested? Maksud atau ketertarikan mempunyai dua aspek,yaitu: (1) melalui sensasi dalam rasa menyenangkan, dan (2) melalui konsep dalamkebaikan. Nah, pertimbangan estetika dalam hal ini bebas dari kedua aspek maksudatau ketertarikan tersebut. Secara khusus Kant menegaskan bahwa pertimbanganestetika hanya berurusan dengan bentuk yang ditampilkan objek, bukan dengan isiyang sifatnya terinderai, sebab penginderaan akan terkait dengan rasa menyenangkandan akan jatuh pada maksud atau ketertarikan. Dari momen pertama ini Kantmengaitkan selera dengan keindahan. Jika selera diartikan sebagai kemampuan ataumetode dalam mempertimbangkan objek tanpa maksud atau intensi tertentu, makakeindahan merupakan objek yang mengandung kepuasan yang sepenuhnya tidak memiliki ketertarikan/maksud (disinterested satisfaction).11 2.Momen Kedua: Tentang Pertimbangan Selera menurut Kuantitas Dari gagasan momen pertama, Kant melangkah kepada gagasan kedua bahwa pertimbangan estetika berlaku secara universal. Hal ini berasal dari kebebasan yangdimiliki setiap orang dalam mempertimbangkan suatu objek, yaitu bahwa dia tidak terikat oleh maksud-maksud (interest) dari dirinya. Sebab itu dia juga memperolehkepuasan karena kondisi-kondisi pribadinya secara subjektif sehingga dasar pertimbangannya dapat diterapkan pada orang lain pula.Sifat universal pertimbangan estetika tersebut dibedakan dari dua hal, yakni:(1) atau hanyalah subjektivitas pertimbangan pribadi atau (2) objektivitas yang ketatdari suatu pertimbangan. Kant dalam hal ini ingin menekankan sifat pertimbanganestetika yang bebas/ netral dari subjektivitas dan objektivitas dengan intensi didalamnya. Secara ringkas, Kant menyatakan bahwa Keindahan adalah yangmenyenangkan secara universal tanpa (membutuhkan) suatu konsep 3. Momen Ketiga: Tentang Pertimbangan Selera menurut Hubungan dengan Tujuan yang Dibawa dalam Pertimbangannya. Pada momen ketiga ini Kant berbicara tentang persoalan tujuan (purpose) danketertujuan (purposiveness). Tujuan merupakan objek dari suatu konsep, sejauhkonsep tersebut dipandang sebagai sebab dari objek (dasar riil dari kemungkinannya);dan kausalitas dari suatu konsep dalam kaitan objeknya itu merupakanketertujuannya.13

Tujuan dapat dikatakan sebagai konsep menurut maksud pembuatannya, sedangkan ketertujuan merupakan hal-hal yang paling tidak munculuntuk dibuat atau dirancang. Dalam hal ini bisa saja ada ketertujuan tanpa tujuan.Dalam kaitan dengan keindahan, Kant menyatakan bahwa keindahan harusdipahami memiliki ketertujuan tanpa suatu tujuan yang definitif. Tujuan selalu berdasarkan kepada suatu kepuasan, yang secara langsung membawa maksud didalamnya, sebab itu tujuan tidak dapat menjadi landasan bagi pertimbangan estetika.Kant berbicara tentang Pertimbangan Estetis Murni, yaitu pertimbanganestetis yang bebas dari pesona dan emosi serta konsep yang definitif. Hal yang ingindigarisbawahi oleh Kant adalah independensi pertimbangan estetis seseorang darikonsep-konsep, baik secara emosional maupun secara kognitif. Kant menekankan pada ketertujuan pertimbangan estetis tanpa dipengaruhi oleh tujuan atau intensiseseorang. Pada momen ini Kant merumuskan keindahan sebagai bentuk dariketertujuan suatu objek, sejauh hal ini dicerap di dalamnya tanpa adanya perwujudandari tujuan.14 4.Momen Keempat: Tentang Pertimbangan Selera menurut Modalitas Kepuasan didalam Objek .Pertimbangan Selera menurut Kant harus memenuhi syarat perlu(necessity). Keperluan yang ada dalam pertimbangan estetis Kant juga menghadirkan istilah pengertian umum (common sense). http://id.scribd.com/doc/21973089/Gagasan-Estetika-Immanuel-Kant

Peta Pemikiran Immanuel Kant


REP | 13 June 2011 | 02:15 Dibaca: 1848 Komentar: 2 2 bermanfaat Apabila kita bertanya siapa filosof yang melakukan dobrakan kritis 500 tahun terakhir , jawabannya adalah tokoh kritisisme. Tokoh utama Kritisisme adalah Immanuel Kant yang melahirkan Kantianisme. Pendirian aliran rasionalisme dan empirisme sangat bertolak belakang, Aliran Rasionalisme berpendirian bahwa rasio merupakan sumber pengenalan atau pengetahuan, sedangkan Aliran Empirisme berpendirian sebaliknya bahwa pengalaman menjadi sumber tersebut. Kant berusaha Mengadakan penyelesaian atas pertikaian yang terjadi antara aliran rasionalisme dan empirisme. 1. Biografi Immanuel Kant lahir pada tanggal 22 April 1724 di Koninsberg, Prusia, Jerman. Berasal dari keluarga kekurangan, Dipengaruhi oleh pieltisme ibumya dan skeptisisme Hume. Pada tahun 1770, dia diangkat menjadi Guru Besar Logika dan Metafisika di Konigsberg, Immanuel Kant meninggal pada 12 Februari 1804 di Konigsberg. Orang-orang menyukai Kant karena dia menjunjung tinggi Moral, sangat santun, sering kali akrab berdialog dengan orang-orang pada saat jalan-jalan sore di Koninsberg. Faktanya, Kant tidak terlalu menonjolkan keilmuannya atau dengan kata lain Kant itu orang yang Rendah diri1 2. Kritisisme (Aliran Kritis)

Menurut Kant, pengetahuan yang dihasilkan aliran rasionalisme tercermin dalam putusan yang bersifat analitik-Apriori. Putusan ini memang mengandung suatu kepastian dan berlaku umum. Sedangkan pengetahuan yang dihasilkan aliran empirisme tercermin dalam putusan Sintetik-Aposteriori . Yang sifatnya tidak tetap. Kant memadukan keduanya dalam suatu bentuk putusan yang Sintetik-Apriori. Di dalam putusan ini, akal budi dan pengalaman indrawi dibutuhkan serentak. Cara kita untuk mendapatkan putusan Sintetik-Apriori, menurut Kant, syarat rasio untuk dapat mencapai tahap rasionalitasnya yakni melewati tiga tahap. Yaitu : a. Tahap Inderawi ; disini peranan subjek lebih menonjol, tapi harus ada bentuk rasio murni yaitu ruang dan waktu yang dapat diterapkan pada pengalaman. Hasil pencerapan indrawi inderawi yang dikaitkan dengan bentuk ruang dan waktu ini merupakan fenomena konkret. Namun pengetahuan yang diperoleh dalam bidang inderawi ini selalu berubah-ubah tergantung pada subjek yang mengalami, dan situasi yang melingkupinya. b. Akal Budi ; apa yang telah diperoleh melalui bidang inderawi tersebut untuk memperoleh pengetahuan yang bersifat objektif-universal haruslah dituangkan ke dalam bidang akal. c. Tahap Rasional ; pengetahuan yang telah diperoleh dalam bidang akal itu baru dapat dikatakan sebagai putusan Sintetik-Apriori, setelah dikaitkan dengan tiga macam ide, yaitu Allah (ide teologis) Jiwa (ide psikologis) dan dunia (ide kosmologis). Namun ketiga macam ide itu sendiri tidak mungkin dapat dicapai oleh akal pikiran manusia. Ketiga ide ini hanya merupakan petunjuk untuk menciptakan kesatuan pengetahuan. 3. Karya-karya Immanuel Kant a. Kritik der Reinen Vernunft Reason, Critique of Pure Reason (Kritik Atas Rasio Murni). Pada taraf indra, ia berpendapat bahwa dalam pengetahuan indrawi selalu ada dua bentuk apriori yaitu ruang dan waktu. Pada taraf akal budi, Kant membedakan akal budi dengan rasio. Tugas akal budi ialah memikirkan suatu hal atau data-data yang ditangkap oleh indrawi. Pengenalan akal budi juga merupakan sintesis antara bentuk dengan materi. Materi adalah data-data indrawi dan bentuk adalah apriori, bentuk apriori ini dinamakan Kant sebagai kategori.Pada taraf rasio, kant menyatakan bahwa tugas rasio adalah menarik kesimpulan dari keputusan-keputusan. Dengan kata lain, rasio mengadakan argumentasiargumentasi. Kant memperlihatkan bahwa rasio membentuk argumentasi itu dengan dipimpin oleh tiga ide, yaitu Allah, jiwa dan dunia. Apa yang dimaksud ide menurut Kant ialah suatu cita-cita yang menjamin kesatuan terakhir dalam gejala psikis (jiwa), gejala jasmani (dunia) dan gejala yang ada (Allah) . Akal murni adalah akal yang bekerja secara logis. Menurut Kant, pengetahuan yang mutlak benarnya memang tidak akan ada bila seluruh pengetahuan datang melalui indra. Menurut Kant, jiwa kita merupakan organ yang aktif, dimaksudkan sebagai jiwa yang inheren, secara aktif mengkoordinasi sensasi-sensasi yang masuk dengan idea-idea kita. Karena dikoordinasi itulah maka pengalaman yang masuk, yang tadinya kacau, menjadi tersusun teratur. Apa makna kata sensasi dan persepsi menurut Kant? Sensasi ialah pengindraan, sensasi itu hanyalah suatu keadaan jiwa menanggapi rangsangan (stimulus) . Sensasai itu masuk melalui alat indra, melalui indra itu lalu masuk ke otak, lalu objek itu diperhatikan,kemudian disadari.

Akan tetapi, bagaimana caranya? Ternyata, sensasi-sensasi itu masuk ke otak melalui saluran-saluran tertentu. Saluran itu adalah hukum-hukum . Karena hukum-hukum itulah maka tidak semua stimulus yang menerpa alat indra dapat masuk ke otak. Penangkapan itu diatur oleh persepsi sesuai dengan tujuan. Contohnya, Jam berdetak, Anda tidak mendengarnya, akan tetapi, detak yang sama bahkan lebih rendah, akan didengar bila kita bertujuan ingin mendengarkannya. Kemudian Jiwa (mind) yang memberi arti terhadap stimulus itu mengadakan seleksi dengan menggunakan dua cara yang amat sederhana, Menurut Kant, Pesan-pesan (dari Stimulus) disusun sesuai dengan ruang (tempat) datangnya sensasi, dan waktu terjadinya itu. Mind itulah yang mengerjakan sesuatu itu, yang menempatkan sensasi dalam ruang dan waktu, menyifatinya dengan ini atau itu. Ruang dan waktu bukanlah sesuatu yang dipahami, ruang dan waktu itu adalah alat persepsi. Oleh karena itu ruang dan waktu itu apriori. Kant kemudian memberikan penjelasan lagi, Dunia mempunyai susunan seperti yang kita pahami bukanlah oleh dirinya sendiri, melainkan oleh pikiran kita. Mula-mula berupa klasifikasi sensasi, selanjutnya klasifikasi sains, seterusnya klasifikasi filsafat. Hukum-hukum itulah yang mengerjakan klasifikasi itu. Selanjutnya Kant membatasi sains, namun kepastian, keabsolutan dasar sains tetap terbatas, Objek yang tampak merupakan fenomenon (penampakan) . Keutuhan objek yang kita tangkap dengan daya struktur mental yang inheren, melalui sensasi, terus ke persepsi lalu ke konsep idea, Contoh, Kita tidak tahu pasti dengan bulan, yang kita tahu hanya idea tentang bulan. Sains tidak mengetahui noumenon (tidak tampaknya suatu) ia hanya tahu fenomenon saja. Dari sini jelas bahwa Kant mampu memisahkan fenomenon dengan noumenon . Dalam bukunya ini ia membatasi pengetahuan manusia. Atau dengan kata lain apa yang bisa diketahui manusia. Ia menyatakan ini dengan memberikan tiga pertanyaan: * Apakah yang bisa kuketahui? * Apakah yang harus kulakukan? * Apakah yang bisa kuharapkan? Pertanyaan ini dijawab sebagai berikut: * Apa-apa yang bisa diketahui manusia hanyalah yang dipersepsi dengan panca indra. Lain daripada itu merupakan ilusi(noumenon) saja, * Semua yang harus dilakukan manusia harus bisa diangkat menjadi sebuah peraturan umum. Hal ini disebut dengan istilah imperatif kategoris. Contoh: orang sebaiknya jangan mencuri, sebab apabila hal ini diangkat menjadi peraturan umum, maka apabila semua orang mencuri, masyarakat tidak akan jalan. * Yang bisa diharapkan manusia ditentukan oleh akal budinya. b. The Critique of Practical Reason (Pembahasan tentang Akal Praktis)

Kahidupan memerlukan kebenaran, Kebenara tidak dapat seluruhnya diperoleh dengan indra dan akal, indra dan akal itu terbatas kemampuannya. Menurut Kant, dasar apriori itu ada pada sains, akan tetapi, indra (sains) itu terbatas, disinilah Critique of The Practical Reason berbicara, Kant bertanyaBila akal dan indra tidak dapat diandalkan dalam mempelajari agama, apa selanjutnya? Jawabannya adalah akal atau indra dapat terus berkembang dan dikembangkan, namun setelah semua itu, moral merupakan ukuran kebenaran. Apa moral itu? Moral adalah suara hati, Perasaan, menentukan sesuatu itu benar atau salah . Moral itu Imperatif Kategori, Perintah tanpa syarat yang ada dalam kesadaran kita. Kata hati itu memerintah, perintah itu ialah perintah untuk berbuat sesuai dengan keinginan tetapi dalam batas kewajaran. Hukum kewajaran bersifat universal. Ia merincikan moral sebagai berikut ; Menurut Kant, apa yang dianggap sebagai sikap moral sering kali merupakan sikap yang secara moral justru harus dinilai negatif. Heteronomi moral adalah sikap dimana orang memenuhi kewajibannya bukan karena ia insaf bahwa kewajiban itu pantas dipenuhi, melainkan karena tertekan, takut berdosa, dan sebagainya. Dalam tuntutan agama, Moralitas heteronom berarti bahwa orang menaati peraturan tetapi tanpa melihat nilai dan maknanya. Heteronomi moral ini merendahkan pandangan terhadap seseorang, dan merupakan penyimpangan dari sikap moral yang sebenar-benarnya. Sikap moral yang sebenarnya adalah sikap otonomi moral, otonomi moral berarti bahwa manusia menaati kewajibannya karena ia sadar diri, bukan karena terbebani, terkekang, tuntutan, dsb . Otonomi juga menuntut kerendahan hati untuk menerima bahwa kita menjadi bagian dari masyarakat dan bersedia untuk hidup sesuai dengan aturan-aturan masyarakat yang berdasarkan hukum. Hukumadalah tatanan normatif lahiriah masyarakat . c. Critique of Judgement (kritik atas daya pertimbangan) Buku ini tentang persesuaian antara keperluan bidang duniawi (alam) dengan tingkah laku manusia,. Dengan menggunakan konsep finalitas (tujuan). Menjelaskan ulang secara lengkap tentang buku pertama dan kedua Finalitas dapat bersifat subjektif dan objektif. Kalau finalitas bersifat subjektif, manusia mengarahkan objek pada diri manusia itu sendiri. Dengan finalitas yang bersifat objektif dimaksudkan keselarasan satu sama lain dari benda-benda.
http://filsafat.kompasiana.com/2011/06/13/peta-pemikiran-immanuel-kant/ Aliran filsafat ini adalah aliran yang bisa dikatakan gabungan atau campuran antara rasionalisme dan empirisme. Di satu sisi aliran ini mendukung teori rasionalisme tetapi disisi lain aliran ini juga mendukung teori empirisme. Tokoh yang terkenal karena aliran ini adalah Immanuel Kant.

Immanuel Kant (22 April 1724 - 12 Februari 1804) adalah seorang filsuf asal Jerman pada abad ke-18. Kant menciptakan sebuah perspektif baru dalam filsafat yang berpengaruh luas pada filsafat terus berlanjut sampai ke abad ke-21 . Ia menerbitkan karya-karya penting pada epistemologi , serta karya-karya relevan dengan agama, hukum dan sejarah. Salah satu yang paling menonjol adalah karya-karyanya Critique of Pure Reason, penyelidikan dan struktur keterbatasan akal itu sendiri. Ini mencakup serangan terhadap tradisional metafisika dan epistemologi dan menyoroti kontribusi Kant

sendiri ke daerah-daerah. Karya-karya utama lain dari kedewasaannya adalah Critique of Practical Reason, yang berkonsentrasi pada etika dan Kritik kiamat yang menyelidiki estetika dan teleologi .

Karyanya banyak dipisahkan perbedaan antara tradisi rasionalis dan empiris abad ke-18. Dia memiliki dampak yang menentukan pada filsafat Romantis dan Idealis Jerman abad ke-19. Karyanya juga menjadi titik awal bagi banyak filsuf abad ke-20.

Filsafat Kant dirumuskan dalam perdebatan dua pandangan besar pada waktu itu, yakni rasionalisme dan empirisme, khususnya rasionalisme Leibniz dan empirisme David Hume. Kant dipengaruhi oleh mereka, tetapi mengkritik kedua pemikiran filsuf ini untuk menunjukkan kelemahan-kelemahan mereka, serta kemudian merumuskan pandangannya sendiri sebagai sintesis kritis dari keduanya, yakni filsafat transendental (transcendental philosophy).

Filsafat sebelum Kant memiliki proses berpikir yang mana subjek harus mengarahkan diri pada objek (dunia, benda-benda). Kehadiran Kant membawa sebuah evolusi besar dalam cara berpikir metafisis, karena menurutnya, bukan subjek yang mengarahkan diri pada objek, tetapi sebaliknya. Yang mendasar dari pemikiran Kant ini adalah ia tidak memulai dari objek-objek tetapi dari subjek. Objekobejk itu yang harus menyesuaikan diri dengan subjek. Dengan demikian menurut filsafat Kant, realitas itu ada dalam akal budi manusia. Inilah yang disebut sebagai revolusi Copernican, artinya sebuah perubahan cara berpikir semendasar Copernicus yang mengubah pandangan dari geosentris menuju heliosentris.

Tujuan utama dari filsafat kritis Kant adalah untuk menunjukkan, bahwa manusia bisa memahami realitas alam (natural) dan moral dengan menggunakan akal budinya. Pengetahuan tentang alam dan moralitas itu berpijak pada hukum-hukum yang bersifat apriori, yakni hukum-hukum yang sudah ada sebelum pengalaman inderawi. Pengetahuan teoritis tentang alam berasal dari hukum-hukum apriori yang digabungkan dengan hukum-hukum alam obyektif. Sementara pengetahuan moral diperoleh dari hukum moral yang sudah tertanam di dalam hati nurani manusia.

Kant membedakan jenis-jenis putusan menjadi dua jenis yang selama ini diterima umum. Kedua jenis putusan itu adalah (1) putusan analitis, dan (2) putusan sintetis. Pada putusan analitis, predikat sudah terkandung dalam subjek. Di sini predikat dalam putusan adalah analisis atas subjek, karena itu tidak ada unsur baru dalam putusan itu. Sifat putusan analitis adalah apriori murni, disebut juga pengetahuan murni. Disebut demikian karena konsep-konsep yang membangun pengetahuan tidak diturunkan dari pengalaman, melainkan berasal dari struktur-struktur pengetahuan subjek sendiri (kosong dari pengaman empiris). Sementara dalam putusan sintetis, predikat tidak terkandung dalam subjek. Predikat memberikan informasi baru yang sifatnya aposteriori. Jenis putusan sintetis adalah aposteriori. Ilmu alam memiliki karakter putusan sintetis ini.

Ada jenis pengetahuan lain yang tidak bersifat apriori murni tetapi juga bukan sintetis aposteriori. Jenis putusan ketiga inilah yang diusulkan dan menjadi sumbangan terbesar Immanuel Kant, yakni putusan sintetis apriori. Menurut Kant, selalu ada dua unsur dalam setiap penampakan objek, yakni unsur materi (materia) dan unsur bentuk (forma). Unsur materi selalu berhubungan dengan isi pengindraan, sementara unsur bentuk memungkinkan berbagai penampakan tersusun dalam hubungan-hubungan tertentu. Di sini forma atau bentuk merupakan unsur apriori dari pengindraan sementara materi merupakan unsur aposteriori. Dalam setiap pengindraan, selalu beroperasi dua kategori ini dalam rasio manusia, yakni forma ruang (raum) dan forma waktu (Zeit). Kant menunjukkan adanya sintesis jenis pengetahuan rasionalisme dan pengetahuan empirisme. Sehingga dalam pemikiran Kant jelas diperlihatkan bagaimana unsur jenis pengetahuan analitis apriori (rasionalisme) dan sintetis aposteriori (empirisme) dapat didamaikan. Bagi Kant, putusanputusan yang adalah pengetahuan tidak lain adalah sintesis antara aspek aposteriori (benda yang menampakan diri dan yang sudah melalui proses pengindraan internal) dengan aspek apriori. http://filsafat.kompasiana.com/2011/03/26/rasionalisme-empirisme-dan-kritisisme/

You might also like