You are on page 1of 61

HEWAN DAN LINGKUNGAN PART 2

Kelompok 2
Ayu Sulistyowati Eka Yunia Asti Ratna Dwi Ramadani 1003424009 1003424009 100342400924

OFFERING G 2010

Kisaran toleransi dan faktor pembatas Aspek terapan kisaran toleransi dan faktor pembatas

Gambaran umum faktorfaktor lingkungan

Setiap hewan harus mampu beradaptasi untuk menghadapi kondisi faktor lingkungan abiotik namun tidak mungkin dapat hidup pada kisaran faktor abiotik yang seluasluasnya. Pada prinsipnya masing-masing hewan memiliki kisaran toleransi tertentu terhadap semua faktor lingkungan

HUKUM TOLERANSI SHELFORD

Setiap organisme mempunyai suatu minimum dan maksimum ekologis, yang merupakan batas bawah dan batas atas dari kisaran toleransi organisme itu terhadap kondisi faktor lingkungan

Cekaman (stress) fisiologis terjadi akibat suatu kondisi dimana faktor lingkungan hidup hewan mendekati batas kisaran toleransinya.

Contoh: ketika hewan berada pada suhu ekstrim rendah akan menunjukkan kondisi kritis Hipotermia sedangkan pada suhu ekstirm tinggi akan mengakibatkan gejala Hipertemia. Apabila kondisi lingkungan suhu yang demikian tidak segera berubah maka hewan akan mati.

DIAGRAM HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS SUATU HEWAN DENGAN


SUATU KONDISI LINGKUNGANNYA

(IBKAR-KRAMADIBRATA, 1992)

a = kinerja hewan maksimal b-c = batas-batas kondisi sekitar kisaran optimum yang diperlukan untuk berkembang biak pertumbuhan d-e = batas-batas kondisi untuk pertumbuhan f-g = batas kelulusan kehidupan

Kesimpulan: Prasayarat kondisi lingkungan untuk terjadinya perkembangbiakan harus lebih baik dari pada prasyarat kondisi lingkungan untuk pertumbuhan. prasyarat kondisi lingkungan untuk tumbuh harus lebih baik dari pada untun kelulusan hidup semata.

DIAGRAM KISARAN TOLERANSI TERHADAP


SUATU FAKTOR LINGKUNGAN

KESIMPULAN
Untuk menyatakan derajat toleransi sering dipakai istilah steno untuk sempit dan euri untuk luas.

Misal: ikan mujair memiliki kisaran toleransi luas terhadap salinitas (eurihalin), sedangkan ikan laut memiliki kisaran toleransi yang sempit terhadap salinitas (stenohalin).

Preferendum : kondisi faktor lingkungan yang optimum atau yang paling disukai hewan, yang kemudian dapat menghasilkan kinerja biologis yang paling tinggi.

Kisaran toleransi hewan ditentukan secara herediter, namun demikian dapat mengalami perubahan oleh terjadinya proses aklimatisasi (di alam) atau aklimasi (di lab).

Aklimatisasi adalah usaha manusia untuk menyesuaikan hewan terhadap kondisi faktor lingkungan di habitat buatan yang baru.

Aklimasi adalah usaha yang dilakukan manusia untuk menyesuaikan hewan terhadap kondisi suatu faktor lingkungan tertentu dalam laboratorium.

AKLIMASI

Back

ASPEK TERAPAN KISARAN TOLERANSI DAN


FAKTOR PEMBATAS
faktor pembatas maupun preferendum diterapkan di bidang-bidang pertanian, peternakan, kesehatan, konservasi dan lain-lain.
untuk jenis-jenis hewan yang berguna, yang produksinya diupayakan agar sebanyak mungkin, lingkungan hidupnya oleh si pemelihara akan dibuat sedemikian rupa agar kondisi berbagai faktor lingkungan hewan itu mendekati preferendumnya

PENGENDALIAN HAMA

upaya yang dilakukan dalam pengendalian hama ialah dengan membuat kondisi lingkungan di luar batas atas ataupun bawah kisaran toleransi hama tersebut.

CONTOH KASUS
Hama: larva serangga Limonius Obyek: tanaman bit gula di daerah pantai barat Amerika Serikat. faktor pembatas: kelembaban tanah Cara pengendalian: 1. membuat kondisi lingkungan melampaui batas maksimum toleransi dengan cara mengairi lahan 2. membuat kondisi melampaui batas bawah kisaran toleransinya dengan menanam tumbuhan yang mengeringkan tanah seperti alfafa (Medicago sativa, Leguminosae) atau gandum.

INDIKATOR EKOLOGI
Kehadiran hewan di suatu habitat sangat ditentukan oleh kondisi faktor lingkungan di tempat tersebut, maka:
kehadiran dan kinerja populasi hewan di suatu tempat dapat memberikan gambaran umum tentang kondisi faktor-faktor lingkungan di tempat tersebut.

Spesies indikator ekologi adalah suatu spesies organism yang kehadirannya atau kelimpahannya dapat memberikan petunjuk mengenai bagaimana kondisi faktor-faktor fisiko-kimia lingkungan di suatu tempat.

CONTOH INDIKATOR EKOLOGI


Lingkungan perairan laut dengan dasar berlumpur dikenal Capitella capitata (termasuk Polychaeta), sebagai spesies indikator untuk pencemaran bahan organik.
Untuk lingkungan perairan tawar, spesies indikator untuk pencemaran bahan organic adalah cacing Tubifex (Olygochaeta) dan larva Chironomus (Diptera).

Suatu spesies yang baik digunakan sebagai indikator biasanya memenuhi criteria sebagai berikut:

Kisaran toleransinya sempit untuk satu atau beberapa faktor lingkungan, Berukuran tubuh cukup besar sehingga mudah terdeteksi dan memiliki laju balikan yang rendah, Kelimpahannya tinggi sehingga mudah didapatkan dan mudah dijadikan sampel Mudah diidentifikasi Mempunyai distribusi yang kosmopolit, Mudah mengakumulasikan zat-zat polutan Mudah dipelihara di laboratorium Mempunyai keragaman jenis atau genetic dan relung yang sempit
(Ibkar-Kramadibrata,1992; Tresna, 1991).

Penggunaan spesies hewan sebagai indikator dapat didasarkan pada:

spesies

Kehadiran spesies indikator, Ketidak-hadiran spesies lain yang biasanya ada, Hubungan numerical populasi dalam komunitas, Indeks keanekaragaman spesies, atau yang lainnya.

Back

GAMBARAN UMUM FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN suhu air dan kelembaban cahaya matahari

gas-gas atmosfer
arus dan tekanan garam-garam mineral pencemar

suhu
Suhu merupakan faktor lingkungan yang sangat penting bagi hampir semua makhluk hidup, suhu sangat menentukan aktivitas enzim di di dalam tubuh suatu organisme
Dalam suatu ekosistem suhu dapat mengatur pertumbuhan dan penyebaran hewan yang hidup di dalamnya

PENGARUH SUHU LINGKUNGAN TERHADAP AKTIVITAS ENZIM

Berdasarkan daya toleransi hewan terhadap suhu

euthermal

stenothermal

EUTHERMAL
euthermal merupakan hewan yang mampu
hidup pada suhu lingkungan dalam kisaran yang luas, artinya hewan euthermal memiliki selisih antara suhu maksimum dan suhu minimum yang besar

STENOTERMAL
hewan stenothermal adalah hewan yang mampu hidup pada suhu lingkungan dalam kisaran yang sempit, artinya selisih suhu makimum dan minimum kecil . yang masih memungkinkan

Suhu maksimum adalah suhu tertinggi yang masih dapat memungkinkan 50% anggota dari suatu populasi dapat bertahan hidup

suhu minimum merupakan titik suhu terendah yang memungkinkan 50% anggota dari suatu populasi dapat bertahan hidup suhu optimum merupakan nilai suhu yang memungkinkan populasi suatu hewan menjalani hidup paling baik dan menghasilkan keturunan paling maksimal.

MIGRASI BURUNG SEBAGAI AKIBAT DARI PEMANASAN GLOBAL.

Back

AIR DAN KELEMBABAN

Air dapat menjadi kondisi maupun sumber daya bagi beberapa jenis hewan, pada lingkungan terestrial air beroperasi sebagai indikator pembatas bagi kelimpahan dan penyebaran hewan-hewan terestrial

Pada daerah tropis, kedudukan air dan kelembaban sama pentingnya dengan peranan cahaya, fotoperiodisme dan ritma suhu pada daerah bertemperatur dan beriklim dingan

Kelembaban udara merupakan kandungan uap air dalam udara yang dinyatakan dalam mmHg tekanan uap air atau mmHg defisit tekanan uap yang berarti tekanan perbedaan parsial uap air jenuh dengan tekanan parsial uap air yang sebenarnya

Kelembaban absolut merupakan banyaknya uap air atau udara yang dinyatakan dalam g uap air/kg udara atau ppm. Kadar jenuh uap air di udara bervariasi menurut suhu udara dengan hubungan berbanding lurus, semakin tinggi suhu maka semakin tinggi pula uap air maksimum yang dikandung

Kelembaban nisbi atau kelembaban relatif merupakan perbandingan antara banyaknya uap air dalam udara dengan banyaknya air dalam udara bila jenuh, pada suhu dan tekanan yang sama dan dinyatakan dalam persen (%). Alat pengukurnya menggunakan pembacaan suhu termometer kering dan termometer basah.

Kelembaban rendah pada lingkungan terestrial menyebabkan suhu menjadi tinggi adaptasi lingkungan untuk mengurangi kehilangan air dari tubuh Contoh: Estivasi pada beberapa jenis hewan yang seringkali tidur pada siang hari dengan mereduksi laju metabolisme hewan

Dua faktor iklim yakni suhu dan kelembaban dapat dinyatakan dalam bentuk klimograf yang berfungsi sebagai bahan pembanding kondisi faktor iklim pada tempat-tempat berbeda atau ditempat yang sama dalam waktu yang berbeda.

Back

CAHAYA MATAHARI
cahaya matahari berperan penting bagi hewanhewan diurnal yang mencari makan dan melakukan interksi biotik lain secara visual atau mempergunakan rangsang cahaya untuk melihat benda.
Efek ekologis cahaya matahari dapat diamati dengan memperhatikan aspek intensitas cahaya, aspek kualitas cahaya dan aspek lama penyinaran cahaya.

Intensitas cahaya dan kualitas cahaya berkorelasi dengan warna tubuh hewan. Pada decapoda berdasarkan macam sinar yang menembus hingga pada kedalaman tertentu (kedalaman 750 m di lautan daerah tropika) berwarna merah.

Back

GAS-GAS ATMOSFER
Atmosfer merupakan lapisan permukaan planet bumi yang berisi campuran berbagai gas.

Selain berperan sebagai medium hidup berbagai jenis hewan, atmosfer juga berperan dalam menapis energi panas yang tinggi atau berbagai sinar dengan gelombang yang membahayakan tubuh makhluk hidup, misalnya adalah sinar ultraviolet.

Gas-gas

atmosfer jarang sekali beroperasi sebagai faktor pembatas karena kandungan gas-gas atmosfer di dalam lingkungan daratan relatif stabil. lingkungan akuatik kandungan gas atmosfer bersifat lebih variabel sehingga memiliki peranan yang penting sebagai faktor pembatas

Dalam

Back

ARUS DAN TEKANAN


Arus udara (angin) berperan secara langsung dalam hal transfer panas melalui pengaruhnya terhadap penguapan.

Angin mempunyai pengaruh membatasi terhadap berbagai hewan terbang sepert serangga dab burung dalam hal pergerakan serta penyebarannya faktor pembatas pada beberapa hewan air yang tidak teradaptasi dengan lingkungan berarus.

Back

GARAM-GARAM MINERAL

Pengaruh garam yang terdapat di lingkungan terhadap hewan pada umumnya bersifat fisiologis melalui berbagai fungsinya sebagai zat hara (nutrien) yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi hewan yang bersangkutan.

Pada hewan-hewan akuatik, garam terlarut berpengaruh secara langsung sebagai faktor salinitas oleh karenanya oada hewanhewan yang bersifat stenohalin, kadar garam (tingkat salinitas) lingkungan dapat beroperasi sebagai faktor pembatas, baik pada konsentrasi tinggi maupun konsentrasi rendah.

Garam hanya diperlukan dalam jumlah sedikit oleh tubuh hewan dan apabila jumlah garam berlebihan maka akan berperan sebagai faktor pembatas karena akan memberikan efek negatif yaitu mengganggu atau menurunkan peluang untuk keberhasilan hidup hewan.

Back

PENCEMARAN
Faktor-faktor pencemar lingkungan pada dasarnya merupakan hasil sampingan berbagai aktivitas manusia.
Hal ihwal pencemar-pencemar dibahas dalam suatu cabang ilmu biologi yang disebut

eko-toksikologi.

Efek pencemar lingkungan / polutan terhadap hewan terjadi secara langsung, misalnya melalui kontak atau tidak secara langsung melalui rantai makanan. Di daerah yang mengalami pencemaran (polusi), konsentrasi ataupun intensitas polutan dapat mencapai tingkat letal, sehingga langsung mematikan.

Back

Terima Kasih...

Semoga Bermanfaat!!!

You might also like