You are on page 1of 3

Teknologi Mutakhir Pembersih Sampah Zona Perairan

Ditulis oleh Luthfi Hani Selasa, 07 Juli 2009 08:15 -

Media Indonesia,Tuesday,7 Juli 2009-Suatu ide atau gagasan bisa muncul di mana saja. Itulah pengalaman Poltak U Sitinjak saat mendapatkan ide untuk menciptakan teknologi mutakhir pembersih sampah zona perairan. Teknologi yang berguna untuk membersihkan sampah di laut itu terpikirkan ketika ia sedang memancing di Taman Nasional Ujung Kulon dan Kepulauan Seribu.

Pada saat itu, dia melihat sampah berserakan di area pemancingan trolling dan bottom fishing. Fenomena tersebut membuat pemilik PT Asiana Technologies Lestary itu berpikir untuk mencari metode yang dapat membersihkan sampah tanpa merusak infrastruktur yang ada. Tak lama kemudian, tercetuslah ide untuk menciptakan teknologi yang merupakan pengembangan dari teknologi pembersih sampah di sungai yang sudah pernah dibuatnya. Dengan berbekal teknologi tersebut, sampah-sampah yang ada di sungai dapat dicegah agar tidak masuk ke laut. Teknologi pembersih sampah di sungai itu kini sudah diterapkan di Padang, Makassar, Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Bali. Teknologi pembersih sampah di sungai ini memang dapat mencegah sampah yang ada di sungai agar tidak masuk ke laut. Namun, bagaimana dengan sampah yang sudah ada di laut dan akan masuk ke laut? Padahal, sampah-sampah itu jumlahnya telah mencapai jutaan kubik sampah padat (solid ivaste). Solid wnste juga berbahaya karena dapat menimbulkan pencemaran yang berujung pada matinya biota laut dan terkontaminasinya ikan-ikan yang ada di laut. Problem yang ditimbulkan juga akan lebih parah apabila ikan-ikin yang terkontaminasi sampai termakan oleh manusia. Dampak negatif lain ialah dapat membuat citra pariwisata di Indonesia menjadi buruk. Sampah plastik, ranting, dan dahan pohon, misalnya, belakangan berserakan di Pantai Kuta dan perairan lain di Pulau Bali yang biasa digunakan untuk kegiatan olahraga air. Alhasil, sejumlah turis yang melakukan aktivitas olahragaair seperti menyelam dan surfing mengeluh bila permainan mereka terganggu oleh banyaknya sampah plastik. Sangat disayangkan karena pantai-pantai yang ada di Bali sebenarnya merupakan objek wisata favorit yang diminati turis asing. Persoalan sampah muncul pula di sejumlah pusat pembangkit listrik yang menggunakan media air sebagai penggerak atau pendingin. Sebut saja PLTU Muara Karang, PLTA Saguling, Cirata, dan Jatiluhur. Salah satu kendala yang dihadapi pemerintah saat membersihkan sampah di tempat-tempat tersebut ialah tingginya biaya perawatan. Dengan berla tarkan pemikiran tersebut, Poltak menciptakan teknologi mutakhir pembersih sampah zona perairan yang berguna untuk membersihkan laut dari berbagai sampah padat. Teknologi pembersih sampah itu adalah suatu sistem yang bekerja membersihkan sampah-sampah yang mengapung dan mengalir di zona perairan bebas seperti lautan, waduk, danau, dan muara sungai. Sistem bekerja dengan memanfaatkan ponton robotik jenis kata-maran yang akan membawa semua peralatan saringan sampah otomatis serta dapat bekerja dengan leluasa di atas laut, waduk, muara sungai, dan zona perairan lain. Ponton robotik jenis katamaran itu merupakan kapal induk yang berfungsi sebagai media

1/3

Teknologi Mutakhir Pembersih Sampah Zona Perairan


Ditulis oleh Luthfi Hani Selasa, 07 Juli 2009 08:15 -

penggerak yang dapat menciptakan aliran air yang akan melewati penyaring yang posisinya terdapat di antara dua lambung kapal ponton. Kapal yang dilengkapi navigasi kelautan itu dapat bergerak de-ngan kecepatan 1-15 knot. Dengan kecepatan 1-15 knot, kapal akan bergerak mencari dan menangkap sampah yang berhasil dideteksi dengan gelombang sonar maupun kamera. Selanjutnya, sampah-sampah yang telah tersangkut pada penyaring akan dikumpulkan, lalu diker-ingkan dan dipadatkan dengan mesin pres yang ada di dalam kapal. Setelah itu, sampah-sampah yang telah dipres akan dipindahkan ke kapal pengumpan dan dibawa ke dermaga. Kapal pengumpan atau feeder itu memiliki ukuran yang lebih kecil daripada kapal induk. Daridermaga, sampah-sampah tersebut diangkut ke tempat penampungan akhir (TPA).

Hak paten Rekayasa teknologi ciptaan Poltak U Sitinjak itii telah mendapatkan hak paten dari Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia.Paten tersebut bernomor ID P 0023240. Sertifikat paten diserahkan Pemerintah Republik Indonesia kepada Poltak Sitinjak selaku inventor pada 19 Juni 2009, di sela-selaacara Gelar Teknologi Tepat Guna Nasional. Menurut Direktur Paten Razilu,teknologi mutakhir pembersih sampah zona perairan bisa mendapatkan hak paten karena telah memenuhi persyaratan administratif dan substantif. "Persyaratan administratif berupa kelengkapan dokumen sebagaimana tercantum di dalam Undang-Undang Paten Pasal 24 telah dipenuhi. Begitu pula dengan persyaratan substantif," terang Razilu kepada Media Indonesia di Jakarta, Senin (6/7). Razilu menjelaskan setelah seseorang meng-ajukan paten, pihak Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia akan memeriksa kelengkapan administratif dan memberi serta mencantumkan tanggal penerimaan pada sertifikat. Pengajuan paten untuk invensi teknologi mutakhir pembersih sampah zona perairan itu diterima pada 22 November 2007. Pemeriksaan proses administrasi, antara lain, meliputi pengecekan ter-robotik hadap alamat lengkap pengaju, surat kuasa apabila ada, dan judul invensi. Kemudian, paten diumumkan untuk melihat tanggapan publik yang selanjutnya akan menjadi referensi ketika pemeriksaan substantif dilakukan. Setelah pengumuman, inventor mengajukan pemeriksaan substantif untuk menilai berbagai hal seperti penjelasan yang rinci mengenai ide yang akan dipatenkan, lalu apakah ide yang diajukan tidak termasuk yang dikecualikan untuk paten, apakah ide baru dan masuk kriteria inventif, serta apakah ide dapat diterapkan dalam industri. Jika semua persyaratan sudah dipenuhi, pengaju paten seperti Poltak berhak mendapatkan patenatas ide yang dimilikinya. Dengan berbekal paten yang telah diterimanya. Poltak berharap teknologi itu dapat membersihkan zona perairan yang sudah tercemar sampah, baik yang ada di Indonesia maupun belahan dunia lain. Penggemar olahraga luar ruang itu menegaskan pula teknologi temuannya tersebut saat ini telah didaftarkan ke International Patent Organization untuk mendapatkan perlindungan secara internasional dan dapat menjadi kebanggaan bagi bangsa Indonesia. Apabila teknologi itu sudah terdaftar, setiap negara yang ingin memproduksi teknologi sesuai dengan invensi Poltak Sitinjak harus mendapatkan persetujuan dari pemerintah Indonesia. Pada saat ini, paten memang sudah dilindungi negara lewat Undang-Undang Paten Nomor 14.

2/3

Teknologi Mutakhir Pembersih Sampah Zona Perairan


Ditulis oleh Luthfi Hani Selasa, 07 Juli 2009 08:15 -

Kemudian, berbagai perkara yang terkait dengan paten akan ditangani di pengadilan niaga. Penanganan kasus paten di Indonesia berbeda dengan Jepang dan Thailand. Di negara-negara tersebut, hakim-hakimnya telah dididik dan dibekali dengan berbagai pengetahuan di bidang HaKI. Kemudian, mereka juga dibantu oleh pemeriksa paten yang terdiri dari orang-orang yang ahli di bidang paten secara teknis. Para pemeriksa paten itu juga direkrut secara khusus. Di Indonesia, hakim yang menangani kasus paten adalah hakim yang biasa menangani kasus perdata dan belum mempunyai kapabilitas dalam aspek teknis. Kalaupun menggunakan bantuan Direktorat Paten, perwakilan dari Direktorat Paten itu biasanya hanya diminta sebagai saksi ahli yang bertanggung jawab untuk memberikan keterangan. Keputusan tetap di tangan hakim. Setelah melihat fenomena tersebut. Poltak dan Razilu berharap ada lembaga peradilan khusus yang menangani masalah paten seperti di Jepang dan Thailand.(S-25)

3/3

You might also like