You are on page 1of 4

POTENSIAL AKSI

Sinyal-sinyal saraf dihantarkan oleh potensial aksi. Setiap potensial aksi dimulai dengan perubahan mendadak dari potensial membran negatif istirahat normal menjadi positif dan kemudian berakhir dengan kecepatan yang hampir sama dan kembali ke potensial negatif.

Urutan tahap potensial aksi adalah sebagai berikut :

1. Tahap Istirahat Masa ini adalah masa sebelum terjadinya potensial aksi yang disebut juga dengan masa terpolarisasi dengan nilai potensial membran sebesar 90 mV. 2. Tahap Depolarisasi Pada tahap ini membran menjadi sangat permeabel terhadap sejumlah besar ion natrium bermuatan positif. Pada tahap ini, keadaan terpolarisasi sebesar -90 mV segera ternetralisasi oleh ion natrium bermuatan positif yang masuk,sehingga potensial membran menjadi positif.

3. Tahap Repolarisasi Setelah membran menjadi sangat permeabel terhadap ion natrium, kanal natrium mulai tertutup dank anal kalium terbuka lebih dari biasanya dan difusi ion kalium yang cepat akan

membentuk kembali potensial membran istirahat negatif yang normal.

Relaksasi Relaksasi otot terjadi jika : 1. Sinyal-sinyal elektrik yang digunakan untuk proses kontraksi habis
2. Konsentrasi Ca
2+

dalam membran tidak ada sehingga tidak ada


2+

yang mengikat troponin. Ca

ini dapat keluar dari mebran sel

atau kembali ke sarkoplasma.

Faktor-faktor yang memengaruhi kontraksi tegangan otot :

1. Frekuensi tegangan Frekuensi yang diberikan secara terus menerus akan menyebabkan otot mengalami sumasi yaitu penjumlahan setiap kontraksi kedutan otot untuk meningkatkan intensitas keseluruhan kontraksi otot, kemudian jika frekuensi terus ditingkatkan hingga mencapai titik kritis, maka kontraksi tersebut akan mencapai tahap tetanisasi,dimana keseluruhan kontraksi

Nampak seperti garis lurus. Pemberian frekuensi hingga tingkat maksimumnya menyebabkan tambahan peningkatan apapun tidak akan member efek peningkatan daya kontraksi lebih lanjut. Kontraksi yang terjadi pada otot yang telah lama beristirahat akan menyebabkan kekuatan kontraksi permulaannya hanya separuh dari kedutan otot sesudahnya, Treppe. yang disebut efek

2. Serabut otot a. Isometrik vs Isotonik Isometrik adalah kontraksi yang terjadi pada otot yang tidak memendek, karena otot berkontraksi melawan transduser kekuatan tanpa mengurangi panjang otot. Isotonik adalah kontraksi otot memendek akibat beban yang dilawan oleh kontraksi otot.

b. Serabut Otot Cepat vs Serabut Otot Lambat Otot-otot yang berkontraksi dengan cepat kebanyakan terdiri dari serabut-serabut otot cepat, begitu juga sebaliknya, otot-otot yang berkontraksi lambat terdiri dari serabut otot yang lambat

You might also like