You are on page 1of 22

Rudini Mulya_Praktikum Teknik Industri Universitas Mercu Buana

LAPORAN PRAKTIKUM
LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN,
POPULASI DAN SAMPEL
Diajukan untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Praktikum Metode penelitian Pada Program Studi Teknik Industri

Disusun Oleh : Kelompok VII Rudini mulya Herlian Saputra M.kasroniyanto Eza Efriza Paulus Fortunake Fake (41610010035) (41610010037) (41610010009) (41610010007) (41610010004)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2012
Diperiksa dan disetujui oleh : Asisten Praktikum

Rudini Mulya_Praktikum Teknik Industri Universitas Mercu Buana

LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN, POPULASI DAN SAMPEL

A. Langkah-langka Penelitian Skripsi / Tugas Akhir merupakan laporan dari suatu penelitian yang dilakukan sesuai dengan langkah-langkah metode ilmiah yang benar dan sistematis. Pada umumnya langkah-langkah penelitian yang sering dilakukan meliputi: 1. Mencari topik penelitian. Ini adalah awal dari penelitian, yaitu peneliti harus mencari topik atau ide penelitian yang ada disekelilingnya. Topik penelitian ini dapat diambil dari kantor peneliti, keluarga, tetangga, masyarakat, perusahaan swasta, pemerintahan, jurnal, gejala alam, majalah dan lain-lain. Dari topik

penelitain ini kemudian muncul judul penelitian. Topik penelitian dapat pula didapat dari konsultasi dengan dosen pembimbing, yang sebelumnya sudah disiapkan beberapa alternatif oleh mahasiswa. 2. Merumuskan Masalah. Setelah topik penelitian didapat maka langkah selanjutnya adalah merumuskan masalah penelitian yang didefinisikan dengan jelas keluasan dan kedalamannya. 3. Studi Pustaka. Studi pustaka dilakukan untuk mencari apakah mahasiswa sebelumnya telah meneliti masalah yang sama atau sebaliknya memang belum pernah diteliti. Selain itu juga untuk mengetahui teori-teori yang telah ada sehingga berdasarkan teori tersebut suatu masalah dapat dianalisis untuk dicarikan pemecahannya. 4. Merumuskan Hipotesis. Hipotesis yang adalah suatu dugaan sementara tentang suatu fenomena tertentu yang akan diselidiki, formulasinya disesuaikan dengan tujuan penelitian. 5. Mengumpulkan Data. Pengumpulan dan pemilihan data harus menggunakan kaidah-kaidah yang sesuai. Jika data yang diperoleh menggunakan cara yang salah maka akibatnya informasi yang diterima pun menjadi keliru. Data yang didapat bisa data primer dan atau sekunder. 6. Menganalisis dan Menginterpretasi Data. Data yan telah terkumpul disusun dalam bentuk tabel ataupun grafik supaya memudahkan analisis selanjutnya. Setelah dianalisis maka data diberikan tafsir penjelasannya.

Rudini Mulya_Praktikum Teknik Industri Universitas Mercu Buana

7. Generalisasi dan Kesimpulan. Setelah dilakukan interprestasi, selanjutnya mahasiswa membuat generalisasi dari hasil penelitiannya dan kemudian membuat kesimpulan berdasarkan hipotesisnya. 8. Pelaporan. Hasil kerja dari tahapan penelitian di atas selanjutnya dibuat laporan secara tertulis sesuai dengan tata penulisan yang telah ditentukan. Kemudian akan dikaji unuk diputuskan apakah perlu diubah, diterima atau ditolak sebagai sebuah tulisan ilmiah.

B. Jenis-jenis Penelitian

Menurut ada tidaknya hipotesis, penelitian dapat dibedakan menjadi dua yaitu penelitian yang menggunakan hipotesis dan yang tidak menggunakan hipotesis. Jenisjenis penelitian yang tidak menggunakan hipotesis. Di antara ialah penelitian deskriptif, penelitian filosofis, penelitian historis, dan penelitian evaluasi. Sedabg menurut jenis data yang dipergunakan penelitian dibagi menjadi penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Penelitian bisa bersifat kuantitatif maupun kualitatif, misalnya: Historis, Deskriptif, Perkembangan, Kasus dan penelitian lapangan, Korelasional, Kausal komparatif, Eksperimen murni, Eksperimen semu dan Kajian tindak. 1. Penelitian Analisis. Adalah penelitian yang desain risetnya dimulai dari teori dan berakhir pada fakta, oleh karenanya dalam riset ini terlibat satu atau lebih hipotesis. Teori berfungsi sebagai masukan sekaligus sebagai pemecahan masalah yang bersangkutan. 2. Penelitian Tindakan atau Action Research merupakan suatu kerja sama antara mahasiswa dengan para pengambil keputusan misalnya perusahaan di mana hasil penelitian ini akan dapat langsung dipakai dalam rangka mengambil keputusan manajemen. Validitas penelitian ini secara relatif lemah karena sampel kurang representatif juga kontrol terhadap variabel bebas tidak ditekankan. 3. Penelitian Deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti dan menemukan informasi sebanyak-banyaknya dari suatu fenomena. Teorisasi dan hipotesis dalam penelitian jenis ini kurang diperlukan. Penelitian ini dapat dilakukan dengan menggunakan satu jenis variabel.

Rudini Mulya_Praktikum Teknik Industri Universitas Mercu Buana

4. Penelitian Eksperimental. Suatu penelitian eksperimen didesain di mana variabel bebas diperlakukan secara terkontrol dan pengaruhnya terhadap variabel terantung dipantau dengan teliti. Metode ini lebih cocok untuk aplikasi ekstra. 5. Penelitian Eksploratif. Penelitian Eksplorasi menjadi langkah awal setiap penelitian yang bertolak dari variabel, bukan dari fakta. Jika tujuan riset deskriptif bersifat kumulatif, maka desain riset eksploratif bersifat alternatif. 6. Penalitian Historis. Penelitian historis memiliki tujuan yaitu menemukan sumber sejarah, pengukuran secara kritis serta penyajian hasil kajiannya. Produk masa lalu itu biasanya terekam dalam bentuk dokumen maupun artefak disamping imajinasi tradisional. Macam-macam metode penelitiannya yaitu penelitian sejarah komparatif, penelitian yuridis, penelitian biografis dan penelitian bibliografis. 7. Penelitian Komparatif. Penelitian komparatif tidak memakai data masa lalu, melainkan data masa sekarang dengan sifat expost facto yaitu data dikumpulkan setelah suatu kejadian selesai berlangsung. Sifat desain ini hampir sama dengan desai eksperimental, hanya dalam desain komparatif ini alat kontrol dianggap tidak dimiliki. 8. Penelitian Studi Kasus. Penelitian studi kasus mengkaji unit analisisnya amat terbatas dan kesimpulannya pun hanya berlaku untuk kasus tertentu, walupun dapat saja dalam praktek menjadi preseden bagi kasus berikutnya, tetapi temuan studi kasus tidak dijadikan teori.

Pemilihan jenis penelitian dilakukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan berikut: Topik penelitian yang menarik Rumusan masalah Kesesuaian dengan kemampuan dan latar belakang pendidikan; Tersedianya alat dan kondisi kerja; Kesesuaian dengan kemampuan untuk mengumpulkan data yang diperlukan; Kesesuaian dengan waktu, tenaga dan biaya; Resiko kegagalan.

Rudini Mulya_Praktikum Teknik Industri Universitas Mercu Buana

Jenis penelitian dimaksud dapat dilacak dari judul, latar belakang permasalahan dan tujuan penelitian, sehingga dapat dijelaskan alasan penentuan jenis penelitian tentu tanpa menyajikan definisi jenis penelitian itu sendiri.

C. Substansi Penelitian 1. Arti dan Maksud Penelitian

Langkah selanjutnya adalah substansi penelitiannya. Pada umumnya skripsi ditekankan pada pelatihan kriris, metodologi dan penguasaan prosedur-prosedur penelitian, maka substansi penelitian menjadi kurang penting. Dalam hal ini kelonggaran otentisitas substansi dapat diberikan, tuntunan bobotnya pun tidak perlu terlalu tinggi, sehingga sikap menuntut mahasiswa S-1 membuat skripsi yang membahas pembuatan alat atau metode yang sama sekali baru menjadi tidak masuk akal. Pada jenjang S-2, syarat otentisitas ini baru dapat diterapkan pada tugas akhir (tesis) karena mahasiswanya suda terspesialisasi pada lingkup hidup yang lebih sempit dan terarah. Penelitian adalah suatu penyelidikan yang terorganisasi yang bertujuan untuk mengubah kesimpulan yang telah diterima ataupun mengubah teori-teori dengan adanya aplikasi baru dari teori-teori tersebut. Penelitian merupakan suatu pencarian pengetahuan yang terus-menerus terhadap suatu fenomena secara kritis dan teliti. Membuat Skripsi atau Thesis mempunyai langkah belum berbeda, namun keduanya memiliki prinsip yang sama. Keduanya pada prinsipnya adanya adanya masalah dan masalah itu diteliti untuk dicarikan pemecahannya. Ada baiknya sebelum membahas hal-hal yang menyangkut pembuatan penelitian ilmiah khusunya dalam membuat skripsi atau tesis, terlebih dahulu penting dijelaskan beberapa hal mendasar mengenai aspekaspek penelitian. Hal ini penting mengingatkan kembali mahasiswa pada teori pada teori ataupun metode penelitian agar terhindar dari kesalahan dalam membuat skripsi atau tesis lebih-lebih yang bersifat mendasar. 2. Penelitian Dasar dan Terapan Penelitian dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu penelitian dasar dan penelitian terapan. Penelitian dasar dilakukan tanpa mempertimbangkan apakah hasilnya dapat langsung diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hasil penelitian dasr bersifat umum yang dapat diarahkan untuk dimanfaatkan untuk keperluan penelitian terapan.

Rudini Mulya_Praktikum Teknik Industri Universitas Mercu Buana

Penelitian terapan bukanlah suatu penelitian baru namun dapat merupakan suatu inovasi. Umumnya hasil penelitian terapan dilandasi pertimbangan praktis untuk dimanfaatkan masyarakat luas. Suatu skripsi atai tesis sebagai salah satu bentuk dari penelitian harus dibuat mengacu ciri khas penelitian. Dalam ujian pendadaran pada poin ini sering kali mahasiswa keteteran, yakni ketika validitas teori dan hasil yang dipertanyakan. Menurut Crawfort (1928), terdapat sembilan kriteria penting dan penelitian seperti berikut ini: a. Penelitian harus berdasarkan pandangan rasa ingin tahu. b. Penelitian bertujuan untuk menemukan generalisasi atau dalil. c. Penelitian merupakan suatu studi sebab-akibat. d. Penelitian harus mengandung keaslian. e. Penelitian harus berkisar di sekeliling masalah yang harus dipecahkan. f. Penelitian harus dilakukan berdasarkan pandangan terbuka.

g. Penelitian harus berdasrkan pada asumsi bahewa suatu fenomena mempunyai hukum dan pengaturan. h. Penelitian harus menggunakan pengukuran yang akurat. i. Penelitian harus menggunakan teknik yang secara sadar diketahui.

Metode-metode yang akan dipergunakan suatu penelitian ilmiah termasuk dalam membuat skripsi maupun tesis harus mempunyai kriteria-kriteria tertentu. Kriteria itu menjadi ukuran keilmiahan studi itu. Ukuran keilmiahan penelitian itu adalah berdasarkan fakta, bebas dari prasangka, menggunakan prinsip analisis, jika perlu menggunakan hipotesis, obyektif, dan menggunakan teknik kuantifikasi. 1. Objektif, artinya proses analisis harus memakai ukuran yang obyektif, tidak gampangnya saja yang mengakibatkan hasil ukuran menjadi tidak akurat dan tidak sesuai dengan syarat tertentu. 2. Berdasarkan fakta, artinya data dan proses pengolahannya harus berdasarkan fakta, bukan atas imajinasi atau khayalan belaka. 3. Bebas dari prasangka, artinya penelitian itu harus dilakukan secara obyektif bukan didasari pertimbangan subyektif. Penelitian ditujukan untuk mencari kebenaran. 4. Menggunakan prinsip analisis, artinya semua kegiatan penelitian dalam proses pemecahan masalah harus menggunakan analisis yang logis.

Rudini Mulya_Praktikum Teknik Industri Universitas Mercu Buana

5. Menggunakan hipotesis. Jika penelitian menggunakan hipotesis, hal ini dimaksudkan supaya penelitian dapat terarah dalam menganalisis masalah, sehingga hasil yang diperoleh akan sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai. Ada juga desain atau metode penelitian yang tidak dianjurkan memakai hipotesis. 6. Menggunakan Teknik Kuantifikasi. Kecuali untuk data yang tidak dapat dikuantifikasi data menjadi hal yang penting untuk dikerjakan. Data yang akan dipakai untuk diolah harus dalam bentuk kuantitatif.

D.LINGKUP PENELITIAN 1. Lingkup Permasalahan Lingkup permasalahan (fokus) penelitian kebijakan pendidikan berkaitan dengan tiga masalah pokok pendidikan nasional yakni: (1) perluasan dan pemerataan akses, (2) peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing, serta (3) Peningkatan tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan publik.

Misalnya pada ruang lingkup penelitian perluasan dan pemerataan akses pendidikan antara lain: Penelitian kebijakan dan inovasi terkait dengan penuntasan wajar dikdas 9 tahun serta perluasan akses PAUD dan Dikmen, Penelitian dan pengkajian kebijakan tentang gender, daerah khusus. Selanjutnya lingkup penelitian mutu pendidikan antara lain berkaitan dengan kurikulum dan pembelajaran, penilaian, administrasi dan manajemen sekolah, dan tenaga kependidikan. Kemudian, lingkup penelitian terkait dengan good governance antara lain berkaitan dengan Penelitian tingkat pencapaian standar dan pengelolaan (i) sarana dan prasarana, (ii) pembiayaan, (iii) pendidik & tenaga kependidikan, dan (iv) manajemen PAUD, dikdas, dikmen, dikti, dewan pendidikan, komite sekolah, pendidikan formal, non-formal, informal, partisipasi masyarakat dalam bidang pendidikan, dan Studi kesiapan lembaga pendidikan terhadap BHP dan pelaksanaan BHMN.

Rudini Mulya_Praktikum Teknik Industri Universitas Mercu Buana

2. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian kebijakan yang digunakan dapat berupa penelitian kuantitatif maupun penelitian kualitatif. Metode-metode yang bisa dipilih untuk penelitian kuantitatif antara lain penelitian eksploratif, penelitian deskriptif, penelitian survei, penelitian korelasional, penelitian eksperimen, penelitian ex-post fakto (kausal komparatif, penelitian tindakan. Alat pengumpul data bisa menggunakan tes hasil belajar, kuesioner, pedoman observasi, pedoman wawancara. Sumber data bisa siswa, orang tua, guru, kepala sekolah, pengawas pendidikan. Analisis data dapat menggunakan statistik sederhana seperti tabel-tabel, grafik, nilai rata-rata, simpangan baku, korelasi, uji perbedaan dua rata-rata dll. Penelitian kualitatif dapat menggunakan penelitian historis, penelitian deskriptif analitik, penelitian teoritik, studi kasus, analisis isi dll. Penelitian kualitatif sifatnya induktif, alamiah, kontekstual, lebih menekankan pada proses dan makna, bersifat kasus, menghasilkan teori/hipotesis bukan menguji hipotesis. Oleh sebab itu penelitian kualitatif lebih kompleks daripada penelitian kuantitatif. Metode pengumpulan data kualitatif dapat berupa wawancara mendalam, pengamatan, diskusi kelompok terfokus, dan studi dokumentasi. Penelitian kualitatif tidak mengenal populasi dan sampel karena tidak untuk membuat generalisasi.

E. Populasi Populasi merupakan seluruh subjek atau objek penelitian yang mempunyai dengan karaktristik tertentu, bersifat homogen yang akan ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan akan ditarik kesimpulannya. Bukan hanya objek atau subjek yang

dipelajari saja tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek atau objek tersebut. Sedangkan menurut Riduwan (2004:55) populasi adalah obyek atau subyek di wilayah tertentu dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Menentukan populasi adalah hal yang sangat penting sebelum melakukan penelitian. Dengan menentukan populasi maka kita dapat membatasi penelitian dan

Rudini Mulya_Praktikum Teknik Industri Universitas Mercu Buana

tidak melebar ke wilayah-wilayah lain dalam pengambilan menghemat baiya, waktu dan tenaga.

sampel, sehingga bisa

Contoh dalam populasi adalah : Sekelompok mahasiswa teknik mesin UMB Meruya Selatan, STIDDI Al Hikmah Jakarta, Sekelompok civitas akademika Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Sejumlah kelompok Majelis taklim yang berlokasi di Bantul, Yogyakarta dan lain-lain. Namun demikian arti populasi tidak hanya terbatas pada kelompok orang saja. Sedikit orang atau bahkan satu orang saja pun dapat disebut dengan populasi. Menurut Sugiyono ( 2003: 90 ) satu orang pun dapat digunakan sebagai populasi, karena satu orang itu mempunyai berbagai karakteristik, misalnya gaya bicaranya, disiplin pribadi, hobi, cara bergaul, kepemimpinannya dan lain-lain. Misalnya akan melakukan

penelitian tentang kepemimpinan presiden Y maka kepemimpinan itu merupakan sampel dari semua karakteristik yang dimiliki presiden Y. Dalam bidang kedokteran, satu orang sering bertindak sebagai populasi. Darah yang ada pada setiap orang adalah populasi, kalau akan diperiksa cukup diambil sebagian darah yang berupa sampel. Data yang diteliti dari sampel tersebut selanjutnya diberlakukan ke seluruh darah yang dimiliki orang tersebut.

F. Sampel Sampel merupakan bagian populasi yang terwakili dan akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang terwakili. Dalam

setiap penelitian keperawatan kriteria sampel dapat meliputi kriteria inklusi dan kriteria ekslusi, dimana kriteria tersebut menentukan dapat dan tidaknya sampel yang akan digunakan.

Rudini Mulya_Praktikum Teknik Industri Universitas Mercu Buana

10

Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel. Sedangkan kriteria ekslusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian, seperti adanya hambatan etis, menolak menjadi responden atau suatu keadaan yang tidak memungkinkan untuk dilakukan penelitian.

G. Sampling Sampling merupakan suatu proses dalam menyeleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, dengan menggunakan tehnik sampling.

1. CIRI UTAMA SAMPLING Metode sampling digunakan karena dalam suatu penelitian tidak mungkin diteliti semua individu populasi. Dengan metode sampling berarti peneliti hanya mengambil sebagian dari populasi dengan harapan bahwa sampel yang diambil dapat menggambarkan sifat populasi, sehingga hasilnya juga mewakili populasi yang diteliti tersebut. Ciri utama metode sampling adalah setiap sampel dipilih sedemikian rupa sehingga memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih. pengambilan sampel dikatakan ideal apabila memiliki sifat-sifat sebagai berikut : 1) Dapat memberikan gambaran yang representatif dapat dipercaya untuk semua populasi. 2) Dapat menentukan presisi/tingkat ketelitian dari hasil penelitian. 3) Bersifat sederhana sehingga tidak sulit untuk dilaksanakan. 4) Dapat memberikan penjelasan sebanyak-banyaknya dengan biaya seminimal mungkin. Metode

Rudini Mulya_Praktikum Teknik Industri Universitas Mercu Buana

11

2. MANFAAT SAMPLING Dalam penelitian atau research ilmiah, banyak masalah yang tidak dapat dipecahkan tanpa memanfaatkan sampling. Untuk itu sangat diharapkan agar peneliti dapat memilih unit-unit tertentu yang representatif terhadap sejumlah unit yang menjadi obyek penelitian. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dari teknik sampling. menggambarkan tentang manfaat sampling sebagai berikut : 1) Sampling menghemat biaya penelitian. Pelaksanaan penelitian membutuhkan Cochran

banyak biaya. Biaya penelitian akan lebih banyak lagi bila dilakukan terhadap keseluruhan obyek/populasi penelitian.

2) Mempercepat pelaksanaan penelitian.

Pelaksanaan penenlitian yang dilakukan

terhadap populasi, maka unit yang menjadi obyek penelitian lebih banyak. Oleh karena itu, penelitian yang dilakukan terhadap sampel dengan menggunakan teknik sampling tertentu, akan membutuhkan waktu lebih pendek daripada pelaksanaan penelitian dengan menggunakan populasi.

3) Memperluas ruang lingkup penelitian.

Bila penelitian dilakukan terhadap sampel

maka dengan biaya yang sama, ruang lingkup populasi dapat diperluas. Jadi teknik sampling memperluas ruang lingkup sampling.

4) Memperoleh hasil yang lebih akurat (tepat).

Bila penelitian dilakukan terhadap

sampel, maka lingkupnya menjadi sempit, sehingga diharapkan akan memperoleh analisis yang mendalam dan kritis. Sedangkan simpulan yang diperoleh baik dari

Rudini Mulya_Praktikum Teknik Industri Universitas Mercu Buana

12

penelitian terhadap populasi maupun sampel, sama-sama berlaku untuk seluruh unit yang menjadi obyek penelitian.

Agar sampel dapat dimanfaatkan dalam pelaksanaan penelitian, maka dalam menggunakan teknik sampling harus dipertimbangkan berbagai faktor yang dapat berpengaruh langsung terhadap keberhasilan penelitian yang dilakukan terhadap sampel. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut : 1) Membatasi daerah penelitian 2) Mendaftar seluruh unit yang menjadi anggota populasi 3) Menentukan sampel yang akan dipilih 4) Menentukan teknik sampling

3. TEKNIK SAMPLING Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk

menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitan, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan.

Rudini Mulya_Praktikum Teknik Industri Universitas Mercu Buana

13

TEKNIK SAMPLING

Probability Sampling

Non probability Sampling

1. Simple random sampling 2. Proportionate stratified random sampling 3. Disproportionate stratified random sampling 4. Area (cluster) sampling (sampling menurut daerah)

1. Sampling sistematis 2. Sampling kuota 3. Sampling Incidents 4. Purposive Sampling 5. Sampling jenuh 6. Snowball sampling

Gambar 3.1 Teknik Sampling

1. Probability Sampling Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi: a. Simple Random Sampling Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Pengambilan sampel dengan cara ini dapat dilakukan dengan menggunakan

Rudini Mulya_Praktikum Teknik Industri Universitas Mercu Buana

14

bilangan random atau bilangan acak.

Ilustrasi mengenai random sampling

sederhanana dapat dilihat pada gambat berikut ini:

Populasi homogen relatif homogen

Diambil secara Random

Sampel yang represent aktif

Gambar 3.2 Teknik Simple Random Sampling b. Proportionate Stratified Random sampling Teknik dilakukan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari latar belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu berstrata. Misalnya jumlah pegawai yang lulus S1 = 45, SMA = 800, SMK = 900, SMP = 400, SD = 300. Maka jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut, dengan mengambil 10%nya misalnya. pegawai yang diambil sebagai sampel adalah S1 = 5, SMP = 40, SD = 30. Maka jumlah

SMA = 80, SMK = 90,

c. Disproportionate Stratified Random Sampling Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 30 orang S1, 70 orang SMU, maka tiga orang lulusan S3 dan empat orang S2 itu diambil semuanya sebagai

Rudini Mulya_Praktikum Teknik Industri Universitas Mercu Buana

15

sampel.

Karena dua kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan Sedangkan lulusan S1, diambil 50% misalnya

kelompok S1, SMU, dan SMP. sehingga jumlah 35 orang SMU.

Diambil secara random

Populasi Berstrata

Proporsional

Sample yang representatif

Gambar 3.3 Teknik Stratified Random Sampling d. Cluster Sampling (Area Sampling) Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan. Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menetukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga.

2. Nonprobability Sampling

Rudini Mulya_Praktikum Teknik Industri Universitas Mercu Buana

16

Nonprobability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi :

a. Sampling Sistematis Sampling Sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertenti, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk itu maka yang diambil sebagai

sampai adalah nomor 1, 5, 10, 15, 20, dan seterusnya sampai 100. b. Sampling Kuota Sampling Kuota adalah teknik untuk menetukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sebagai contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dalam urusan Ijin Mendirikan Bangunan. Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Kalau pengumpulan data belum

didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai, karena belum memenuhi kuota yang ditentukan. Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5 otang, maka setiap data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5 orang, maka setiap anggota kelompok harus dapat menghubungi 100 orang anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat mencari data dari 500 angota sampel. c. Sampling Insidental

Rudini Mulya_Praktikum Teknik Industri Universitas Mercu Buana

17

Sampling Insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. d. Sampling Purposive Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu.

Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas

makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan, atau penelitian tentang kondisi politik disuatu daerah, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli politik. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi. e. Sampling Jenuh Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah

populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh

adalah semua, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. f. Snowball Sampling Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding

yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang leboih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak. Pada penelitian dengan latar belakang sejarah dan bersifat kualitatif banyak

Rudini Mulya_Praktikum Teknik Industri Universitas Mercu Buana

18

menggunakan sampel Purposive dan Snowball. Misalnya akan meneliti siapa provokator kerusuhan, maka akan cocok menggunakan Purposive dan snowball Sampling.
A
Pilihan A Sampel pertama

Pilihan B

Pilihan C

E
Pilihan E

F
Pilihan H

Gambar 3.4 Snowball Sampling Dalam penelitian AGAMA ada beberapa teknik sampling yang dapat digunakan. Ketepatan pemakaian teknik akan berpengaruh terhadap hasil sampling. dasarnya hanya ada dua cara, yaitu Random dan Non random sampling. Pada Random

sampling adalah pengambilan sampel secara acak. Adapun cara-cara yang digunakan untuk radnom sampling itu adalah : 1) Cara Undian, dilakukan sebagaimana biasa orang mengundi sesuatu. 2) Cara Ordial, yaitu dengan mengambil daftar subjek dalam nomor-nomor ganjil atau genap. Siapa-siapa yang menempati urutan nomor-nomor yang ditentukan itu menjadi anggota sampel.

Rudini Mulya_Praktikum Teknik Industri Universitas Mercu Buana

19

3) Cara memakai tabel bilangan random.

Cara ini yang banyak digunakan, sebab

prosedurnya gampang dan mudah menghindar dari penyelewengan. Tabel tersebut biasanya terdapat di banyak buku statistik.

Jenis teknik sampling yang lain adalah non random sampling. Dalam sampling ini tidak semua anggota populasi mendapat kesempatan untuk menjadi anggota sampel. Untuk memakai teknik non random ini perlu kecermatan yang tinffi dalam menarik kesimpulan generalisasi.

H. PROSEDUR PENGAMBILAN SAMPEL Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam mengmabil sampel dari populasi adalah sebagi berikut : 1) Menentukan tujuan penelitian 2) Menentukan populasi penelitian 3) Menentukan jenis data yang dibutuhkan 4) Menentukan taraf arti atau tingkat signifikansi (level of significance) yang digunakan 5) Menentukan metode penelitian 6) Menentukan unit sampel yang diperlukan 7) Memilih sampel.

Rudini Mulya_Praktikum Teknik Industri Universitas Mercu Buana

20

IDENTIFIKASI VARIABEL DAN DEFINISI OPERASIOANAL

Identifikasi variabel merupakan bagian penelitian dengan cara menentukan variabel-variabel yang ada dalam penelitian seperti variabel independen, dependen, moderator, kontrol dan intervening. Variabel penelitian ditentukan oleh landasan Oleh

teoritisnya dan kejelasan-kejelasannya ditegaskan oleh hipotesis penelitian.

karena itu, apabila landasan teoritis suatu penelitian berbeda, akan berbeda pula variabelnya. Macam-macam variabel antara lain sebagai berikut : 1) Menurut Fungsinya Variabel Independen ( Variabel Bebas ) Merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen ( terikat ), variabel ini dikenal dengan nama variabel bebas artinya bebas dalam mempengaruhi Variabel lain. Variabel Dependen Merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena variabel bebas. Variabel ini dapat tergantung dari variabel bebas terhadap perubahan. Variabel Moderator Merupakan variabel yang memperkuat atau memperlemah antara

hubungan variabel independen dan dependen, dan yang mempengaruhi kedua variabel tersebut.

Variabel Kontrol Merupakan variabel yang dibuat secara konstan sehingga peneliti dapat melakukan penelitian yang bersikap membandingkan, yang dijadikan sebagai kontrol dalam penelitian.

Rudini Mulya_Praktikum Teknik Industri Universitas Mercu Buana

21

Variabel Intervening Merupakan variabel yang memperkuat atau memperlemah variabel dependen dan independen tetapi tidak dapat diukur.

Variabel Rambang atau acak Merupakan variabel yang fungsinya dapat diabaikan atau pengaruhnya dapat tidak diperhatikan terhadap bebas maupun tergantung.

Definisi Operasional Adalah mendefinisikan variabel secara operasional dan berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. Pada definisi operasional dapat ditentukan parameter yang dijadikan ukuran dalam penelitian.

Sumber Rujukan :

Sugiyono. 2008. Metodologi Penelitian Bisnis. Penerbit Alfabeta. Bandung Sritono Wignyosubroto. 2003. Pengantar Teknik dan Manajemen Industri. Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Rudini Mulya_Praktikum Teknik Industri Universitas Mercu Buana

22

You might also like