You are on page 1of 9

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

DASAR KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

Disusun Oleh : NRANGWESTHI WIDYANINGRUM 12308144019

PROGRAM STUDI BIOLOGI SWADANA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012

A. B.

Judul Tujuan

: Dasar Klasifikasi Makhluk Hidup

1. Memahami prinsip atau dasar klasifikasi makhluk hidup 2. Mampu melakukan klasifikasi menggunakan dasar tertentu C. Latar Belakang Makhluk hidup sangat banyak dan beraneka ragam. Keanekaragaman makhluk hidup dapat dilihat dengan adanya perbedaan-perbedaan bentuk, struktur, warna, fungsi organ dan habitatnya. Bentuk tubuh cacing umumnya memanjang, tapi pada bekicot cangkangnya berbentuk membulat. Pohon jati bisa tumbuh tinggi dan besar, sedangkan pada rumput hanya kecil dan pendek. Ikan gurame hidup di air tawar, ikan hiu hidup di laut. Pada hewan hewan bersel satu, misal amoeba ukurannya hanya beberapa mikron, akan tetapi pada hewan bersel banyak ukurannya bisa besar. Burung menggunakan sayap untuk terbang, sedeangkan ikan menggunakan sayap untuk berenang. Kenaekaragaman makhluk hidup yang telah disebutkan diatas hanyalah sebagian kecil dari sekian banyak keanekaragaman makhluk hidup di bumi. Namun demikian, makhluk hidup tersebut telah menunjukkan keanekaragaman antara satu dan yang lainnya. Perbedaan itulah yang memungkinkan terjadinya keanekaragaman makhluk hidup. Untuk mengenai dan memahami makhluk hidup secara keseluruhan tidaklah mudah. Namun keanekaragamn makhluk hidup harus dipelajari. Untuk mempelajari makhluk hidup tersebut kita perlu melakukan pengklasifikasian atu pengelompokkan.

D.

Dasar Teori Kegiatan klasifikasi adalah pembentukan kelompok-kelompok makhluk hidup dengan cara mencari keseragamn ciri atau sifat dari bermacam-macam ciri yang dimiliki makhluk hidup tersebut (Tia Mutiara, 2006). Makhluk hidup yang mempunyai ciri dan sifat yang sama dimasukkan dalam satu kelompok. Dan apabila dalam satu kelompok terdapat perbedaan ciri dan sifat dipisahkan lagi kedalam kelompom lain yang lebih kecil. Sehingga kegiatan klasifikasi akan diperoleh jnjang-jenjang kelompok makhluk hidup yang berbeda. Pengelompokkan hasil klasifikasi pada tingkat yang berbeda disebut taksonomi. Semkin tinggi jenjangnya semakin banyak anggotanya, akan tetapi persamaa yang dimilikinya semakin sedikit (Gunawan Susilowarno, 2010 ). Ilmu yang

mempelajari tentang pengklasifikasian makhluk hidup adalah ilmu taksonomi (Deswati Furqonita, 2006 ).

Tujuan klasifikasi makhluk hidup adalah : 1. mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki 2. mendeskripsikan ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk

membedakannya dengan makhluk hidup dari jenis yang lain; 3. mengetahui hubungan kekerabatan antarmakhluk hidup; 4. memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya (Gunawan Susilowarno, 2010 ). Berdasarkan tujuan tersebut, sistem klasifikasi makhluk hidup memiliki manfaat seperti berikut. 1. Memudahkan kita dalam mempelajari makhluk hidup yang sangat beraneka ragam. 2. Mengetahui hubungan kekerabatan antara makhluk hidup satu dengan yang lain. Dasar Klasifikasi makhluk hidup adalah : 1. Klasifikasi Makhluk Hidup Berdasarkan Persamaan Dengan mengamati ciri-cirinya, maka kita dapat memasukkan bahwa ayam dan elang adalah golongan hewan, yaitu jenis aves (burung) karena memiliki bulu, sayap, dan paruh. 2. Klasifikasi Makhluk Hidup Berdasarkan Perbedaan Apabila mengamati perbedaan ciri yang dimiliki ayam dan elang berdasarkan jenis makanannya, maka ayam termasuk herbivora, sedangkan elang termasuk golongan karnivora, yaitu pemakan daging. 3. Klasifikasi Makhluk Hidup Berdasarkan Ciri Morfologi dan Anatomi Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan dari makhluk hidup pertama-tama yang dapat dilakukan adalah mengamati dari bentuk luar dari makhluk hidup tersebut, misalnya bentuk paruh dan jumlah sayap. Apabila hendak menggolongkan beberapa tumbuhan, maka yang dapat diamati adalah bentuk pohon, bentuk daun, bentuk bunga, warna bunga,

dan lain-lain. Ciri-ciri inilah yang dinamakan ciri morfologi. Apabila mengamati dari ada tidaknya sel trakea, kambium, ada tidaknya berkas pengangkut, ada tidaknya sel kambium, ciri-ciri ini dinamakan ciri anatomi. 4. Klasifikasi Makhluk Hidup Berdasarkan Ciri Biokimia Sejalan dengan masa perkembangannya, untuk menentukan klasifikasi makhluk hidup selain berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan di atas, bisa pula menggunakan ciri-ciri biokimia, misalnya jenis-jenis enzim, jenisjenis protein, dan jenis-jenis DNA. Hal tersebut dapat menentukan hubungan kekerabatan antara makhluk hidup satu dengan lainnya. 5. Klasifikasi Makhluk Hidup Berdasarkan Manfaat Tujuan pengelompokan ini adalah untuk memudahkan kita

memanfaatkan suatu makhluk hidup. (Tia Mutiara, 2006) Macam-Macam Sistem Klasifikasi 1. Sistem Klasifikasi alami, Merupakan suatu cara pengelompokan makhluk hidup berdasarkan banyaknya persamaaan ciri morfologi yang dimiliki.Pengamatan dilakukan menggunakan mata telanjang dengan mengamati bentuk luar tubuh suatu makhluk hidup, antara lain warna,ukuran tubuh, tinggi/pendek, bentuk daun, bentuk paruh, bentuk kakidan bentuk batang. Kelebihan sistem ini ialah identifikasi yang mudah. dan sistem ini juga relatif lebih stabil karena tidak akan berubah oleh perubahan perkembangan pengetahuan. 2. Sistem klasifikasi buatan adalah pengelompokan makhluk hidup yang didasarkan atas adanya beberapa persamaan ciri morfologi, alat reproduksi, lingkungan tempat tumbuh, dan daerah penyebarannya tanpa memperhatikan kesamaan struktur yang mungkin memperlihatkan hubungan kekerabatan. Misalnya kupu-kupu dan kelelawar merupakan satu kelompok karena keduanya dapat terbang. Kelebihan sistem ini adalah semua orang dapat melakukan pengelompokan makhluk hidup dengan menentukan sendiri aturan yang digunakan. 3. Sistem klasifikasi filogenik, Pengelompokan berdasarkan jauh dekatnya hubungan kekerabatan antar takson (kelompok) (Gunawan Susilowarno, 2010 ).

Tahapan dalam klasifikasi mahluk hidup yang dilakukan oleh Linnaeus adalah sebagai berikut: 1. Pencandraan atau identifikasi, yaitu proses mengidentifikasi atau mendeskripsikan ciri-ciri mahluk hidup yang akan diklasifikasi. 2. Pengelompokan, yaitu mengelompokkan mahluk hidup berdasarkan ciriciri yang dimilikinya. Mahluk hidup yang mempunyai ciri-ciri yang sama dikelompokkan dalam satu kelompok yang sama yang disebut dengan takson. 3. Pemberian nama takson. Mahluk hidup yang telah dikelompokkan tadi, selanjutnya diberi nama untuk mempermudah kita mengenal ciri-ciri suatu kelompok mahluk hidup tertentu (Gunawan Susilowarno, 2010 ).

Cara mengklasifikasikan makhluk hidup pertama kali diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus (1707-1778). Ilmu yang mempelajari klasifikasi makhluk hidup disebut taksonomi. Taksonomi merupakan salah satu cabang biologi..Karena Carolus Linnaeus sebagai orang pertama meletakkan dasar taksonomi, ia dianggap sebagai Bapak Taksonomi. Carolus Linnaeus menyusun klasifikasi menurut persamaan dan perbedaan struktur tubuh. Kelompok-kelompok makhluk hidup dalam taksonomi disebut takson. Jadi, takson merupakan tingkatan dalam klasifikasi. Takson tersebut dari atas sampai ke bawah adalah: No. Bahasa Latin 1. 2. 3. 4. 5. 6. Regnum Phylum/Divitio Classis Ordo Familia Genus Bahasa Inggris Kingdom Phylum/Division Class Order Family Genus Bahasa Indonesia Kerajaan Filum/Divisi Kelas Bangsa Suku Marga

7.

Spesies

Species

Jenis

Catatan: Phylum untuk Kingdom Animalia (hewan), Division untuk Kingdom Plantae (tumbuhan). Semakin ke atas, jumlah makhluk hidup semakin banyak, lebih sedikit persamaan, lebih banyak perbedaan, dan penggolongan semakin lebih secara umum. Semakin ke bawah, jumlah makhluk hidup semakin sedikit, lebih banyak persamaan, lebih sedikit perbedaan, dan penggolongan semakin lebih secara khusus. Di atas, masih terdapat bagian-bagian yang diberi nama dengan tambahan sub, seperti sub filum dan sub divisi, sub kelas, sub famili, sub genus, dan sub spesies. Letak sub filum di antara filum dan kelas, letak sub divisi di antara divisi dan kelas, letak sub kelas di antara kelas dan ordo, letak sub ordo di antara ordo dan kelas, dan seterusnya (Tia Mutiara, 2006).. Sistem klasifikasi pada dasrnya merupakan sistem yang kita gunakan saat ini, yaitu berdasarkan prinsip homologi. Sistem klasifikasi yang berdasrakan pronsip homologi, atau menggunakan organ-organ homologi sebagai dasarnya,

merupakan klasifikasi yang berdasarkan kekerabatan. Semua makhluk hidup yang bersama-sama mempunyai organ homolog adalah berkerabat satu sama lain., karena mewarisi organ-organ homolgnya dari nenek moyang yang sama. Jadi manusia, kelelawar, dan ikan paus semua mempunyai moyang tunggal yang mempunyai struktur anggota depan dasar yang dimiliki makhluk-makhluk kini, walapun jelas dalam bentuk yang amat termodifikasi (Paidi, 2012). E. Alat dan Bahan 1. Bolpen 2. Kertas 3. Penggaris 4. 10 macam daun

F.

Cara Kerja Mengumpulkan individu-individu berupa organ daun sebanyak 10 buah

Menempatkan seluruh organ pada meja

Memisah-misahkan organ tersebut kedalam kelompok-kelompok yang lebih kecil berdasarkan ciri kesamaan tertentu Melakukan pemisahan dan pengelompokkan ini selangkah demi selangkah dengan dasar tertentu sampai tidak mampu dipisahkan lagi

Mencatat hasil pemisahan dalam bentuk skema dikotomis

H. Pembahasan Pada praktikum kali ini membahas tentang dasar klasifikasi makhluk hidup. Dengan tujuan agar mampu memahami prinsip atau dasar klasifikasi makhluk hidup, serta mampu melakukan klasifikasi menggunakan dasar tertentu. Praktikum kali ini digunakan organ dari suatu makhluk hidup, yaitu berupa daun. Daun yang digunakan ada 10 macam, diantaranya adalah : daun rambutan, mangga, cacao, euphorbia, kelengkeng, jambu, kayumanis, melati, cola, dan daun gaharu. Proses

pengkalsifikasian yang dilakukan ini hany berada di laboratorium ekologi dan lingkungan lantai 3 FMIPA UNY, pada tanggal 17 Oktober 2012. Pengklasifikasian hanya dilakukan secara dikotomis dengan melihat morfologi pada daun, dengan berbagai parameter seperti bentuk daun, tepi daun, ujung daun, pertulangan daun, tipe daun, ujung daun, pangkal daun, kenampakan pertulangan daun dan bentuk spesifik pertulangan daun. Klasifikasi ini dilakukan hingga tidak terdapat percabangan lagi dalam setiap parameter yang ada. Seperti yang terdapat pada bentuk skema dikotomis berikut ini (terlampir pada gambar 1.1.). Dari skema tersebut dapat disimpulkan bahwa, dari parameter yang paling luas anggotanya akan lebih banyak dibanding dengan yang lebih spesifik. Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa : Semakin ke atas, jumlah makhluk hidup semakin banyak, lebih sedikit persamaan, lebih banyak perbedaan, dan penggolongan semakin lebih secara umum. Semakin ke bawah, jumlah makhluk hidup semakin sedikit, lebih banyak persamaan, lebih sedikit perbedaan, dan penggolongan semakin lebih secara khusus.

I. Kesimpulan Klasifikasi makhluk hidup didasarkan pada persamaan dan perbedaan ciri yang dimiliki makhluk hidup, misalnya bentuk tubuh atau fungsi alat tubuhnya. Selain itu dasar klasifikasi didasarkan pada ciri morfologi dan anatomi. Berdasarkan ciri biokimia, dan juga berdasarkan manfaatnya. Makhluk hidup yang memliliki ciri yang sama dikelompokkan dalam satu golongan. Pada praktikum kali ini digunakan pegklasifikasian makhluk hidup berdasar atas perbedaan dan persamaan ciri morfologi yang ada pada daun dengan dikotomis. J. Daftar Pustaka Mutiara, Tia, dkk. 2006. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Erlangga Susilowarno, Gunawan, dkk. 2010. Biologi. Yogyakarta : Grasindo Furqonita,Deswati. 2006. Seri IPA Biologi. Bandung : Quadra Paidi. 2012. Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Yogyakarta : UNY Press Plantamor. _ . Informasi Spesies. Diunduh pada http://www.plantamor.com pada tanggal 25 Oktober 2012 pada pukul 20.50 WIB

You might also like