You are on page 1of 4

ANALISIS KURIKULUM 2013

Selama ini ada anggapan bahwa setiap ganti menteri selalu ganti kurikulum dan kebijakan. Namun, jika memiliki rasionalitas yang kuat, perubahan itu tidak harus dipermasalahkan. Demikian penegasan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh, DEA., dalam kegiatan Sosialisasi Kurikulum 2013, di Ruang Sidang Utama Rektorat UNY, Sabtu, 1 Desember 2012. Mendikbud menegaskan bahwa ke depan, basis perubahan kurikulum terdiri dari dua komponen besar, yaitu pendidikan dan kebudayaan. Kedua elemen tersebut harus menjadi landasan agar generasi muda dapat menjadi bangsa yang cerdas dan berbudaya serta mampu berkolaborasi maupun berkompetisi. Sebagai gambaran, berikut kutipkan beberapa perubahan yang tampak mencolok dalam draft Kurikulum 2013. Elemen Perubahan Deskripsi SD SMP SMA SMK Struktur Holistik dan TIK menjadi Perubahan Penyesuaian Kurikulum integratif media semua sistem: ada jenis keahlian (Mata berfokus kepada matapelajaran matapelajaran berdasarkan pelajaran alam, sosial dan Pengembangan wajib dan ada spektrum dan budaya diri matapelajaran kebutuhan saat alokasi Pembelajaran terintegrasi pilihan ini waktu) dilaksanakan pada setiap Terjadi Penyeragaman (ISI) dengan matapelajaran pengurangan mata pelajaran pendekatan sains dan matapelajaran dasar umum Jumlah ekstrakurikuler yang harus Produktif matapelajaran Jumlah diikuti siswa disesuaikan dari 10 menjadi matapelajaran Jumlah jam dengan tren 6 dari 12 bertambah 2 perkembangan Jumlah jam menjadi 10 JP/minggu Industri bertambah 4 Jumlah jam akibat Pengelompokan JP/minggu bertambah 6 perubahan mata pelajarann akibat perubahan JP/minggu pendekatan produktif pendekatan akibat pembelajaran sehingga tidak pembelajaran perubahan terlau rinci pendekatan pembagiannya pembelajaran Elemen Perubahan Elemen Proses pembelajaran Deskripsi SD SMP SMA SMK Standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di

lingkungan sekolah dan masyarakat Guru bukan satu-satunya sumber belajar. Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan Tematik dan IPA dan IPS Adanya Kompetensi tepadu masingmata keterampilan masing pelajaran yang sesuai diajarkan wajib dan dengan secara pilihan standar terpadu sesuai industri dengan bakat dan minatnya Penilaian Penilaian berbasis kompetensi Pergeseran dari penilain melalui tes [mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja], menuju penilaian otentik [mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil] Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga kompetensi inti dan SKL Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian Ekstrakurikuler Pramuka (wajib) Pramuka (wajib) UKS OSIS PMR UKS Bahasa Inggris PMR Dll Perlunya ekstrakurikuler partisipasi aktif siswa dalam permasalahan kemasyarakatan (menjadi bagian dari pramuka)

Inti perubahan Kurikulum 2013 yaitu mengubah yang semula mempunyai mindset akademik (kognitif) menjadi di dalam kurikulum 2013 ini mempunyai mindset akademik yang berketerampilan dan berkarakter ( kognitif, psikomotorik, dan afektif secara seimbang). Apabila itu semua dapat dijalankan dengan baik maka akan terwujut manusia indonesia yang unggul. Semua itu belum dapat diwujutkan didalam kurikulum ktsp. Semoga dengan kurikulum yang baru ini semua dapat diwujutkan. Akan tetapi melihat dari faktor pendukung lainnya seperti guru, lingkungan, sarana dan prasarana kurikulum ini tidak akan berjalan secara maksimal.

Dilihat dari kualiatas guru di indonesia masih rendah. Dikutip dari halaman internet http://indonesiaberkibar.org/id/fakta-pendidikan 54% Guru di Indonesia Tidak Memiliki Kualifikasi yang Cukup untuk Mengajar. Guru merupakan ujung tombak dalam meningkatkan kualitas pendidikan, dimana guru akan melakukan interaksi langsung dengan peserta didik dalam pembelajaran di ruang kelas. Melalui proses belajar dan mengajar inilah berawalnya kualitas pendidikan. Artinya, secara keseluruhan kualitas pendidikan berawal dari kualitas pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di ruang kelas. Apakah dapat terimplementasi secara maksimal apabila kualitas guru masih kurang. Sebaiknya pemerintah lebih dahulu memperbaiki kualitas guru sebelum mengubah kurikulum. Untuk kulikulum Sekolah Dasar dasar Pemikiran Perancangan Struktur Kurikulumnya sebagai berikut: No 1 2 3 Komponen Rancangan Berbasis tematik-integratif sampai kelas VI Menggunakan kompetensi lulusan untuk merumuskan kompetensi inti pada tiap kelas Menggunakan pendekatan sains dalam proses [mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyimpulkan, mencipta] semua mata pelajaran pembelajaran menyajikan,

4 5

Menggunakan IPA dan IPS sebagai materi pembahasan pada semua mata pelajaran Meminimumkan jumlah mata pelajaran dengan hasil dari 10 dapat dikurangai menjadi 6 melalui pengintegrasian beberapa mata pelajaran: - IPA menjadi materi pembahasan pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dll - IPS menjadi materi pembahasan pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, dll - Muatan lokal menjadi materi pembahasan Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan - Mata pelajaran Pengembangan Diri diintegrasikan ke semua mata pelajaran Menempatkan IPA dan IPS pada posisi sewajarnya bagi anak SD yaitu bukan sebagai disiplin ilmu melainkan sebagai sumber kompetensi untuk membentuk sikap ilmuwan dan kepedulian dalam berinteraksi sosial dan dengan alam secara bertanggung jawab.

Perbedaan antara IPA/IPS dipisah atau diintegrasikan hanyalah pada apakah buku teksnya terpisah atau jadi satu. Tetapi bila dipisah dapat berakibat beratnya beban guru, kesulitan bagi bahasa Indonesia untuk mencari materi pembahasan yang kontekstual, berjalan sendiri melampaui kemampuan berbahasa peserta didiknya seperti yang terjadi saat ini, dll Menambah 4 jam pelajaran per minggu akibat perubahan proses pembelajaran dan penilaian

Perombakan kurikulum menimbulkan perubahan besar-besaran terhadap kurikulum tingkat sekolah dasar (SD). Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) bakal dihapus dan materinya akan diintegrasikan dengan mata pelajaran pokok, seperti Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), Bahasa Indonesia, dan Matematika. Apabila itu semua benar-benar terlaksana maka akan terjadi IPA dan IPS sangat penting diajarkan sejak dini untuk memekali siswa akan tekhnologi dan sosial. Misal IPA terintegrasi didalam bahasa indonesia maka pada saat indikatornya membaca maka siswa itu hanya bisa membaca saja tidak mengetahui IPA, alias hanya mendapatkan pelajaran Bahasa indonesia. IPA itu bukanlah bahasa indonesia yang hanya membaca, menulis dan mendengarkan dan IPA bukanlah matematika yang hanya terampil menghitung jadi IPA tidak bisa dicampur adukkan dengan yang lain. Apabila IPA dibilang memberatkan anak SD maka hal itu bukanlah alasan. Sebenarnya IPA itu sangat mengasikkan apabila di ajarkan secara menarik. Misal dengan demonstrasi, percobaan, melihat fenomena alam maka IPA itu akan sangat mengasikkan. Yang di jumpai di sekolah guru itu hanya ceramah sehingga siswa tidak dapat mengerti apa yang di sampaikan. Pembelajan berbasis tematik sangatlah tidak cocok saat ini karena sebagian besar guru yang mengajar tidak memahami apa itu pembelajarn tematik. Hanya sarjana saat ini saja yang mengetahuinya. Saya rasa kurikulum ini belum siap untuk di implementasikan. Masih banyak perubahan-perubahan yang harus di perbaiki demi kesempurnaan kurikum.

You might also like