You are on page 1of 5

3 (Tiga) Komponen Pendidikan Kondisi Saat ini Berdasarkan pada latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka

ada 3 (tiga) komponen pendidikan yang penting untuk dikaji, yakni: 1. Peserta Didik Dalam pendidikan, peserta didik merupakan komponen yang utama karena merupakan subjek ukuran dari tingkat keberhasilan suatu program pendidikan yang dilaksanakan dalam suatu lembaga pendidikan. Taruna Akademi Kepolisian yang saat ini sedang melaksanakan pendidikan dengan kurikulum STIK-PTIK dengan program pendidikan jarak jauh di luar domisili. Dengan status Taruna yang dimiliki oleh peserta didik juga sebagai mahasiswa, yakni Taruna Akademi Kepolisian dan Mahasiswa STIK-PTIK memiliki beban yang cukup berat. Kondisi saat ini yang dialami oleh Taruna adalah adanya perubahan iklim pembelajaran yang menuntut agar peserta didik lebih respon dan aktif untuk mencari dan mengembangkan pola pikir sebagai akademisi. Sebagaimana paradigma akademi kepolisian sebagai lembaga pembentukan kemudian berkembang menjadi lembaga pengembangan, maka peserta didik (Taruna) harus segera mampu mengadaptasikan diri dengan kurikulum yang tentunya memiliki tingkat kesulitan mata kuliah daripada mata kuliah dari kurikulum sebelumnya. Taruna dalam hal ini sebagai mahasiswa STIK-PTIK di akademi kepolisian selaku peserta didik, meskipun dinilai memiliki pengalaman tidak setara dengan mahasiswa STIK-PTIK di Jakarta, namun Taruna di akademi kepolisian tetap mampu untuk mengimbangi hal tersebut dengan memanfaat berbagai media dalam mencari dan menggali suatu informasi yang dibutuhkan pada setiap mata kuliah yang diajarkan. Program pendidikan jarak jauh di luar domisili bukanlah menjadi persoalan terhadap peserta didik guna mencapai visi dan misi lembaga STIK-PTIK, karena Taruna selaku peserta didik tetap mampu melaksanakan pembelajaran berdasarkan pada kurikulum yang telah dilaksanakan. Hingga saat ini belum ditemui kendala yang berarti dalam pelaksanaan perkuliahan STIK-PTIK di akademi kepolisian. Kurikulum tetap terlaksana berdasrkan kalender pendidikan yang telah ditetapkan. Sebagai akademisi, peserta didik yakni Taruna sekaligus sebagai mahasiswa STIK-PTIK saat ini melaksanakan pendidikan dengan mengacu pada standar penilaian yang telah ditetapkan lembaga STIK-PTIK. Maka diyakini bahwa peserta didik akan mampu melaksanakan kurikulum hingga memperoleh gelar sarjana ilmu kepolisian. 2. Fasilitas Pendidikan Pelaksanaan program pendidikan jarak jauh di luar domisili STIK-PTIK di Akademi Kepolisian tentunya memiliki resiko yang cukup besar dibandingkan dengan pelaksanaan program pendidikan di kampus utama STIK-PTIK Jakarta. Berkenaan dengan fasilitas pendidikan yang dimiliki oleh kampus STIK-PTIK Jakarta tentunya telah memenuhi standar pendidikan yang dibutuhkan oleh mahasiswa. Meskipun dengan program pendidikan jarak jauh di luar domisili di Akademi Kepolisian, namun Akademi Kepolisian mampu untuk mengimbangi hal tersebut karena fasilitas yang dimiliki oleh lembaga ini mampu menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang dapat menunjang proses belajar mengajar.

Fasilitas pendidikan yang dimiliki oleh Akademi Kepolisian apabila dibandingkan dengan kampus STIK-PTIK tentunya ada perbedaan dalam hal fasilitas pendidikan yang dimiliki oleh masing-masing lembaga. Apabila dikaji secara sistemik, maka akan nampak perbedaan pada aspek referensi mata kuliah yang tersedia di masing-masing lembaga. Menurut fungsi kelembagaan, bahwa pada awalnya akademi kepolisian adalah lembaga pembentukan, dimana bertujuan untuk membentuk karakter sipil menjadi polisi dalam hal ini perwira polisi. Sementara untuk STIK-PTIK adalah lembaga pengembangan yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan perwira polri khususnya terkonsentrasi pada kemampuan analisis dan manajerial. Akan tetapi sampai saat ini, bagi peserta didik di Akademi Kepolisian yang melaksanakan program pendidikan jarak jauh di luar domisili belum menemui kendala yang berarti, dikarenakan lembaga Akademi Kepolisian terus berupaya dalam pemenuhan kebutuhan peserta didik, khususnya terhadap minimnya bahan ajaran yang relevan dengan mata kuliah yang diajarkan pada kurikulum STIK-PTIK. 3. Metode Pembelajaran Penerapan metode pembelajaran dalam perkuliahan yang dilaksanakan di luar domisili STIK-PTIK Jakarta di Akademi Kepolisian hingga saat ini tetap mengacu kepada Satuan Acara Pelajaran (SAP) yang berdasarkan pada kurikulum dalam semester tersebut. Metode pembelajaran dalam melaksanakan pembelajaran diantaranya adalah ceramah, tanya jawab, kuis, diskusi multi arah, penugasan individu dan kelompok secara berkala. Pelaksanaan proses pembelajaran di kelas tentunya berbeda dengan Taruna Akademi Kepolisian yang didominasi dengan ceramah dan penugasan secara individu. Melalui kurikulum STIK-PTIK tersebut, lebih mengutamakan kemampuan analisa dan mempertahankan pendapat dari peserta didik dengan menggunakan pendekatan teoritis dan faktual empiris di masyarkat. Namun, dalam melaksanakan program pendidikan jarak jauh di luar domisili STIK-PTIK Jakarta, mengalami sedikit keterbatasan dimana waktu pelajaran dan tatap muka dengan dosen/tenaga pengajar yang sangat terbatas. Hal ini dikarenakan status dosen STIK-PTIK sebagai dosen terbang yang memiliki keterbatasan waktu terhadap taruna yang sekiranya membutuhkan bimbingan yang bersifat peribadi dalam memahami mata kuliah yang diajarkan. Metode pembelajaran yang diterapkan oleh dosen di kelas, sangat membantu Taruna dalam pelaksanaan pembelajaran, dimana terdapat perubahan paradigma yang semula Taruna sebagai praktisi, saat ini pun sebagai akademisi. Guna menunjang pola pikir sebagai akademisi, tentunya metode pengajaran diarahkan pada peningkatan kemampuan dalam analisa dan kajian-kajian tentang segala persoalan yang terjadi dalam masyarakat. Metode pembelajaran yang diterapkan di Akademi Kepolisian sama dengan yang dikembangkan di STIK-PTIK Jakarta, hal ini bertujuan agar tidak ada perbedaan output (lulusan) antara keluaran Akademi Kepolisian dengan STIK-PTIK Jakarta. Meskipun dinilai bahwa kemampuan Taruna yang notabene belum mengenyam pengalaman dinas di kewilayahan, namun lembaga tetap optimis dapat menghasilkan kualitas lulusan yang tidak berbeda dengan mahasiswa STIK-PTIK Jakarta. Hal tersebut di atas disebabkan karena pada prinsipnya tidak ada perbedaan mata kuliah dan tetap memperhatikan kualitas pengajaran di kedua lembaga pendidikan yang berbeda. Maka kondisi saat ini yang terjadi bahwa proses pembelajaran jarak jauh di luar domisili yakni di akademi kepolisian tidak terdapat perbedaan yang signifikan dengan di kampus STIK-PTIK Jakarta.

Faktor yang mempengaruhi Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pada kondisi yang terjadi saat ini terhadap ketiga komponen pendidikan di atas, diantaranya: 1. Peserta Didik Faktor utama yang menyebabkan Taruna memiliki beban yang cukup berat dalam melaksanakan program pendidikan jarak jauh di luar domisili STIK-PTIK berkenaan status Taruna yang masih melekat pada peserta didik, dalam hal ini tentunya memiliki aturan yang berbeda dengan status mahasiswa yang melekat pada mahasiswa STIK-PTIK Jakarta. Sebagai Contoh, dalam hal perolehan hak bagi peserta didik untuk keleluasaan dalam mencari dan memperoleh referensi mata kuliah dan informasi. Dengan status Taruna, maka peserta didik terikat oleh aturan (Peraturan Kehidupan Taruna) dimana hanya dapat diperkenankan ke luar lembaga pendidikan pada hari-hari pesiar, yakni rabu, sabtu dan minggu dengan batasan waktu terentu. Tentunya sangat berbeda dengan status mahasiswa STIK-PTIK Jakarta dimana dapat mengakses informasi seluas-asnya pada setiap sore hingga malam di luar lembaga pendidikan. Selain itu, aturan-aturan lain yang masih mengikat Taruna Akademi Kepolisian tentunya lebih ketat daripada mahasiswa STIK-PTIK Jakarta. Dengan demikian, dengan keterbatasan yang dimiliki oleh peserta didik yakni Taruna Akademi Kepolisian yang sekaligus sebagai mahasiswa STIK-PTIK sangat membutuhkan kerja keras dan keinginan yang kuat dari peserta didik. Kondisi saat ini tentunya harus memacu Taruna untuk mampu memanfaatkan setiap kesempatan yang memungkinkan untuk mencari dan menggali informasi seluas-luasnya berkenaan dengan berlangsungnya proses pembelajaran di lembaga pendidikan. 2. Fasilitas Pendidikan Suatu alasan dimana terdapatnya perbedaan antara fasilitas pendidikan di lembaga STIK-PTIK Jakarta dengan di akademi kepolisian, seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa hanyalah perbedaan yang tidak memberi pengaruh yang besar, dikarenakan perbedaan tersebut berkenaan dengan literatur/referensi bahan ajar atau mata kuliah. Tentunya hal ini sangat dapat dipahami dengan alasan bahwa pembentukan program pendidikan jarak jauh di luar domisili yang dilaksanakan di Akademi kepolisian adalah yang pertama kali. Maka pemenuhan kekurangan tersebut tetap dilaksanakan secara bertahap. Meskipun disadari bahwa hingga saat ini pengaruhnya belum cukup signifikan, tetapi pihak Lembaga pendidikan STIK-PTIK terus berupaya dalam pemenuhan kebutuhan yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. 3. Metode Pembelajaran Hingga saat ini, metode pembelajaran yang diterapkan terhadap Taruna selaku mahasiswa STIK-PTIK tetap mengacu pada Satuan Acara Pelajaran (SAP) belum menemui kendala yang signifikan. Hal ini dikarenakan pihak lembaga STIK-PTIK Jakarta menginginkan output (lulusan) dari Taruna STIK-PTIK dengan program jarak jauh di luar domisili yakni di Akademi Kepolisian memiliki kompetensi yang setara dengan mahasiswa yang melaksanakan

pendidikan di STIK-PTIK Jakarta. Maka segala metode pembelajaran yang diterapkan oleh dosen/tenaga pendidik dari kedua kampus yang berbeda tetap sama. Upaya yang dilakukan Berdasarkan pada faktor yang dituliskan di atas, maka upaya-upaya yang perlu dilakukan, adalah: 1. Peserta Didik Dalam melaksanakan kurikulum STIK-PTIK, tentunya Taruna sekaligus sebagai mahasiswa STIK-PTIK yang notabenenya masih terikat pada aturan (Peraturan Kehidupan Taruna) sangat membutuhkan bimbingan dari tenaga pendidik secara intensif. Agar mampu mempertahankan kualitas out put (lulusan), maka diharapkan agar lembaga akademi kepolisian selaku tempat pelaksanaan program pendidikan jarak jauh di luar domisili STIK-PTIK Jakarta untuk memberi dukungan kepada peserta didik berupa alokasi waktu dalam pelaksanaan pembelajaran yang cukup terhadap peserta didik. Selain itu peserta didik dalam hal ini Taruna membutuhkan perubaham iklim pembelajaran yang nyaman terhadap pelaksanaan pembelajaran. Sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara optimal. 2. Fasilitas pendidikan Berkenaan dengan fasilitas pendidikan yang dimiliki oleh lembaga akademi kepolisian yang notabenenya tidak jauh berbeda dengan yang dimiliki oleh kampus STIK-PTIK Jakarta, maka dapat diupayakan adalah peningkatan literatur/bahan ajar ataupun diktat yang menunjang pembelajaran peserta didik yang saat ini pelaksanaannya hingga saat ini sedang dilaksanakan. 3. Metode Pembelajaran Guna menyetarakan hasil out put (lulusan) peserta didik dari kedua lembaga pendidikan yang berbeda domisili yakni mahasiswa STIK-PTIK Jakarta dan Taruna sekaligus mahasiswa STIKPTIK di luar domisili di akademi kepolisian, maka sangat penting untuk tetap mempertahankan kesesuaian metode pembelajaran yang diterapkan terhadap kedua kampus yang berbeda. Selain itu, tentunya sangat diperlukan pengembangan metode pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif, mengingat bahwa pada masa yang akan datang tantangan yang akan dihadapi polri semakin hari kian rumit dan kompleks dimana sangat membutuhkan kemampuan perwiraperwira yang handal.

Samsudin Taufik, M. Kom e-mail : infosamsudin@gmail.com sofian.hadie@gmail.com

You might also like