You are on page 1of 11

PELAKSANAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Telaah Kurikulum

Fisika Dosen Pengampu : Dra. Rini Budiharti, M.Pd

Disusun oleh : 1. Afanin Nur Khoirun Nisa 2. Dian Suryati Pangestika 3. Firsty Ristiana 4. Gilang Anindita (K2310003) (K2310025) (K2310039) (K2310045)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Jadi setiap satuan pendidikan mempunyai wewenang dalam pengembangan kurikulum berdasarkan kebutuhan dan potensi dari satuan pendidikan yang bersangkutan. Tentu saja antara satu dengan satuan pendidikan yang lain mempunyai potensi, kebutuhan dan bentuk pengembangan yang berbeda. Pada kesempatan telaah kurikulum mengenai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan kami melaksanakan observasi langsung ke lapangan di SMP N 16 Surakarta. Adapun hasil observasi yang kami lakukan meliputi beberapa aspek dasar pengembangan KTSP di sekolah yang bersangkutan. Berikut ini penjabaran dari setiap aspek yang kami dapatkan: 1. Pedoman Pengembangan KTSP Standar Isi Standar Kompetensi Lulusan Panduan dari BNSP

2. Prinsip Pengembangan KTSP Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Pengembangan kurikulum didasarkan pada potensi dan kebutuhan sekolah serta keadaan serta kebutuhanpeserta didiknya Beragam dan terpadu Penyusunan kurikulum menyertakan semua mapel yang ada meliputi (Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS, PKN, TIK, Penjaskes, Agama, IPA, Kesenian) dan bersifat terpadu artinya dalam satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan, seperti halnya pelaksanaan pembelajaran IPA di SMP yang merupakan satu kesatuan antara Fisika, Biologi dan Kimia. Mata pelajaran ini tidak dapat dipisahkan dan berdiri sendiri-sendiri.

Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni Pengembangan kurikulum bersifat fleksibel dengan dinamika

perkembangan iptek dan seni. Seperti halnya untuk SMPN 16 ini memilih seni tari tradisional untuk mengikuti perkembangan jaman yang disesuaikan dengan tetap melestarikan kebudayaan bangsa. Selain itu juga ada beberapa kegiatan muatan lokal berupa karawitan, pedalangan untuk mengembangkan potensi daerah. Relevan dengan kebutuhan kehidupan Pengembangan kurikulum sesuai dengan realitas kebutuhan yang ada dan rasional. Menyeluruh dan berkesinambungan Adanya keterkaitan antara satu aspek dengan aspek lain di dalam mata pelajaran yang diajarkan. Seperti halnya adanya nilai nilai agama dan social yang selalu disisipi dalam setiap pembelajaran semua mata pelajaran. Belajar sepanjang hayat Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Terdapat keterakitan antara unsur-unsur pendidikan formal, non formal dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah Menyelaraskan kepentingan dan tuntutan nasional dan daerah setempat. Hal ini ditunjukkan dengan pelaksanaan penambahan muatan lokal yang merupakan keputusan daerah setempat dan otonomi sekolah dalam pelaksanaannya.

3. Acuan Operasional Penyusunan KTSP Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia Hal ini disesuaikan dengan visi dan misi sekolah Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik Sebagai wujud pelaksanaanya sekolah mengadakan suatu kegiatan berbentuk extra kulikuler yang menjadi wadah untuk mengembangkan potensi peserta didiknya berdasarkan bakat dan minatnya. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan Tuntutan pembangunan daerah dan nasional Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni Agama Untuk memudahkan mengelompokkan sebagai berikut: Kelas A dan B terdiri dari siswa beragama Islam, Kristen, Hindu Kelas C terdiri dari siswa beragama Islam Katholik Kelas D terdiri dari siswa beragama Islam Dinamika perkembangan global Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan Kondisi sosial budaya masyarakat setempat Kesetaraan Jender Sekolah mengupayakan pemenuhan kebutuhan siswa berdasarkan perbedaan kebutuhan berdasarkan jenis kelaminnya. Seperti fasilitas kamar mandi untuk siswi yang lebih banyak daripada kamar mandi untuk siswa putra, meja dengan bagian depan yang tertutup untuk siswa putri dll. dalam pelaksanan pembelajaran, siswa berdasarkan sekolah agamanya

pendistribusian

Karakteristik satuan pendidikan Penyusunan KTSP tergantung pada sekolah masing masing yang menjadi karakteristik kuat yang ditonjolkan oleh masing masing sekolah

Komponen Kurikulum Satuan Pendidikan A. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Sekolah mempersiapkan siswa siswinya untuk berkompetisi mendapatkan sekolah lanjutan yang diinginkan sesuai dengan minat dan bakat mereka melaui kegiatan pempelajaran yang telah diberikan. B. Struktur dan Muatan KTSP a. Mata pelajaran Jumlah Mata pelajaran yang disusun dalam kurikulum dari setiap jenjang sama yaitu sebanyak 12 mata pelajaran b. Muatan lokal Muatan Lokal yang dikembangkan di SMP N 16 Surakarta adalah seni tari, pedalangan, karawitan. Pelaksanaan muatan lokal ini disesuaikan dengan potensi sekolah c. Kegiatan Pengembangan Diri Kegiatan pengembangan diri yang dilaksanakan adalah ekstrakurikuler dan BP d. Pengaturan Beban Belajar Beban ajar yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 32 jam pelajaran ditambah dengan 2 tambahan jam yang dialokasikan untuk Fisika (1 jam pelajaran) dan PKN (1 jam pelajaran)

Dalam satu minngunya pelaksanaan IPA tepadu dialokasikan 5 jam pelajaran( 3 jam Fisika dan 2 jam Biologi) e. Kenaikan Kelas, Penjurusan, dan Kelulusan Dalam menentukan kenaikan kelas,penjurusan dan kelulusan dilaksanakan rapat yang bersifat insidental. Untuk kriteria kenaikan kelas didasarkan pada BNSP pelaksanaaan KTSP yang menyebutkan bahwa siswa tinggal kelas apabila minimal ada 4 mata pelajaran yang tidak bisa dicapai oleh siswa. Setiap mata pelajaran memiliki kriteria kelulusan minimal yang berbeda beda. Penentuan KKM ini didasarkan pada tiga hal yaitu: daya dukung, intake dan urgenci KKM untuk mata pelajaran Fisika adalah 66 (kelas VII), 68 (kelas VIII) ,dan 70 (kelas IX) f. Pendidikan Kecakapan Hidup Kecakapan hidup yang dimaksud mencakup kecakapan pribadi, kecakapan vokasional. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian dari pendidikan semua mata pelajaran g. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global h. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam sosial, kecakapan akademik dan/atau kecakapan

pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi. Satu jam pelajaran dialokasikan 40 menit Semua jenjang mendapatkan jam tambahan yang sama yaitu 2 jam pelajaran

Pelaksanaan jam tambahan bagi siswa kelas IX dilaksanakan di luar kegiatan KBM

C. Kalender Pendidikan Setiap kegiatan yang dilaksanakan telah dirancang dalam kalender pendidikan yang telah disusun (terlampir) D. Silabus Silabus disusun sebagai tujuan untuk mempermudah proses pembelajaran dan sistematis (terlampir) E. RPP Untuk setiap kali tatap muka guru diwajibkan membuat RPP terlebih dahulu agar pelaksanaan pembelajaran terarah dan sesuai denga Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang sesuai dengan materi (terlampir)

Pelaksanaan Penyusunan KTSP I. Analisis Konteks Analisis potensi dan kekuatan/kelemahan yang ada di sekolah: peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana, biaya, dan program-program yang ada di sekolah. Untuk SMP N 16 Surakarta hal hal yang masih belum optimal adalah bagian sarana prasarana dan tenaga kependidikannya. Belum memiliki laboratorium yang memadai untuk pelaksanaan praktikum Butuh laboran yang benar benar kompeten di bidangnya II. Mengidentifikasi Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan a. Bagaimanakah pelaksanaan KTSP di sekolah/ wilayah yang anda observasi ( sejauh manakah peran sekolah dalam mengembangkan rancangan program kurikulum sekolha) ? Pelaksanaan KTSP sudah cukup baik. Peran sekolah sudah cukup baik dalam merencanakan pelaksanaan pengembangan KTSP. Namun masih ada beberapa hal

yang harus dioptimalkan lagi seperti pemenuhan fasilitas dan prasarana untuk memperlancar kelangsungan KBM b. Model/ pendekatan / metode pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan KTSP ? Metode yang digunakan adalah SCL (Student Center Learning) dimana menuntut keaktifan siswa dalam pembelajaran. c. Bagaimanakah model implementasi muatan lokal dalam pelaksanaan pembelajaran Fisika di sekolah (sebagai suatu bentuk program unggulan wilayah) ? Belum ada wujud implementasai muatan lokal dalam pelaksanaan pembelajaran fisika di sekolah. d. Sejauh mana peran Lab sebagai sarana penunjang ? Karena keadaan yang mengkondisikan penggunaan laboratorium sebagai ruang kelas,maka untuk melaksanakan praktikum masih mengalami kendala dan peran laboratorium dalam pembelajaran fisika masih nihil. e. Bagaimanakah model pelaksanaan pembelajaran remidiasi di sekolah ? Pelaksanaan meremidiasi yang dilaksanakan oleh sekolah masih terbatas pada remidi hasil. Siswa diberi kesempatan remedial hingga benar benar mampu mencapai nilai KKm dengan cara menurunkan standar soal yang diujikan secara berkala f. Bagaimanakah model pelaksanaan evaluasi di sekolah (apakah sudah melaksanakan sistem autentik assesmen) ? Model evaluasi yang digunakan berupa tes tulis dan non tertulis yang berupa praktikum.Namun pada pelaksanaannya praktikum belum bisa berjalan secara optimal. Pelaksanaan evaluasi pembelajaran dilaksanakan setiap satu kompetensi dasar telah selesai diajarkan kepada siswa.

SARAN DAN SOLUSI Menurut kelompok kami, terdapat beberapa hal yang perlu adanya perbaikan dari beberapa elemen, antara lain sebagai berikut. 1. Sarana dan prasarana a. Laboratorium. Menurut kami perlu dibangunnya laboratorium karena laboratorium dirasa perlu sebagai penunjang pelaksanaan pembelajaran IPA terpadu, karena terdapat beberapa materi yang memerlukan pendekatan ketrampilan proses setelah adanya penanaman konsep dalam diri siswa sehingga pembelajaran IPA terpadu dapat berjalan secara konteks menyesuaikan dengan perkembangan pola pemikiran siswa. b. Kamar mandi Dalam hal ini sangat berkaitan dengan kesetaraan gender. Mengingat jumlah siswa perempuan yang relatif lebih banyak jika dibandingkan dengan siswa laki-laki, sehingga perlu adanya penambahan kamar mandi khusus untuk perempuan. c. Meja tulis Menurut kelompok kami perlu adanya perbaikan pada bentuk meja dengan bagian depan yang tetutup khusus untuk siswa perempuan karena memang siswa perempuan dituntut untuk memakai rok atau mungkin lebih baik jika sekolah menetapkan kebijakan berupa penggunakan seragam rok panjang untuk siswa perempuan dan akan lebih baik jika ditetapkan pula siswa lakilaki menggunakan celana panjang. 2. Tenaga kependidikan a. Laboran Diperlukan adanya tenaga laboran yang berkompeten pada bidangnya karena di SMP N 16 Surakarta belum ada tenaga laboran tersebut. b. Guru IPA terpadu

Guru IPA terpadu jumlahnya sudah memenuhi tetapi perlu ditingkatkan keprofesionalitasannya dalam mengampu IPA Terpadu. 3. Teknik Evaluasi a. Pelaksanaan remidiasi seharusnya tidak hanya pada remidiasi pada hasil saja.Tetapi diperlukan remidiasi berbentuk materi juga. b. Evaluasi dengan menggunakan teknik non tertulis kurang bisa optimal.Akan bisa lebih optimal jika didukung oleh sarana prasarana seperti laboratorium dan alat serta bahan praktikum yang menunjang. 4. Instrumen pembelajaran a. Silabus Kekurangannya adalah sebagai berikut. 1) Sub-sub materi tidak diuraikan secara jelas dalam penjabaran materi pokok. 2) Penjabaran indikator dari KD kurang spesifik. Seharusnya dalam satu sub materi terdapat beberapa indikator agar lebih terperinci dan sesuai tujuan pembelajaran. 3) Satu indikator masih mengandung beberapa tujuan pembelajaran. Seharusnya satu indikator untuk satu tujuan pembelajaran. 4) Sumber belajar tidak disebutkan secara jelas. Kelebihannya adalah sebagai berikut. 1) Penjabaran SK menjadi KD sudah baik. 2) Teknik penilaian sudah sesuai dengan bentuk instrumen. 3) Teknik dan bentuk instrumen bervariasi/tidak monoton. b. RPP Kelemahannya adalah sebagai berikut. 1) Tidak terdapat penjabaran indikator. 2) Materi pembelajaran tidak dijabarkan secara sistematis hanya pokok materinya saja. 3) Tidak terdapat kunci jawaban pada cuplikan soal dalam RPP

Kelebihannya adalah sebagai berikut. 1) Penjabaran SK POmenjadi KD sudah sesuai. 2) Alokasi waktu antara silabus dengan RPP sudah sesuai. 3) Terdapat cuplikan soal 4) Terdapat kisi-kisi soal 5) Kegiatan pembelajaran sudah terperinci. c. Kalender Pendidikan Kelebihannya adalah sebagai berikut. 1) Jumlah minggu efektif sudah dicantumkan dengan jelas per bulan. 2) Perkiraan jam tidak efektif sudah dicantumkan dengan jelas (misal libur hari Kemerdekaan)

You might also like