You are on page 1of 11

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Hidup pada era seperti saat ini masyarakat sangat dimanjakan oleh semua fasilitas yang cukup canggih. Melakukan segala kegian yang menunjang kehidupan dengan sangat mudah, cepat dan hasilnya memuaskan hal itu dikarenakan telah terjadi kemajuan pada segala bidang kehidupan atau yang sering dikenal sebagai peradaban global. Peradaban global tersusun dari kata yaitu peradaban dan global. Peradaban itu sendiri sangat erat kaitannya dengan kebudayaan. Kebudayaan itu sendiri hakikatnya adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat di terima oleh semua masyarakat. Kebudayaan terdiri dari cipta, rasa dan karsa. Cipta adalah kemampuan manusia menghasilkan ilmu pengetahuan. Rasa adalah kemampuan manusia untuk menciptakan beragam seni dan kesenian melalui inderanya. Sedangkan karsa manusia menginginkan kesempurnaan hidup sehingga mengahsilkan berbagai aktifitas hidup manusia guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Hasil atau produk manusia inilah yang menghasilkan sebuah peradaban. Peradaban berasal dari kata adab yang dapat diartikan sopan, berbudi pekerti, luhur, mulia, berakhlak, yang semuanya menunjuk pada sifat yang tinggi dan mulia. Huntington (2001) mendefinisikan peradaban tidak lain adalah perkembangan kebudayaan yang telah mendapat tingkat tertentu yang diperoleh manusia pendukungnya. Taraf kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu tercermin pada pendukungnya yang dikatakan sebagai beradab atau mencapai peradaban yang tinggi. Peradaban dapat juga digunakan dalam konteks luas untuk merujuk pada seluruh atau tingkat pencapaian manusia dan penyebarannya (peradaban manusia atau peradaban global). Kata global maknanya adalah universal. Dari kata itulah kemudian berkembang menjadi globalisasi yang sering kita kenal sekarang. Globalisasi merupakan proses system organisasi dan komunikasi antar masyarakat dunia untuk mengikuti sebuah system yang sama. Menurut Michael Haralambos dan Martin Holborn, Globalisasi adalah suatu proses dimana batas-batas negara luluh dan tidak penting lagi dalam kehidupan

sosial. Globalisasi memberi pengaruh positif maupun negatif dalam berbagai kehidupan politik, ekonomi, social budaya dan pertahanan.

1.2 Tujuan Tujuan dan manfaat adalah agar kita dapat mengetahui apa saja pengaruh negative dari peradaban global terhadap keutuhan budaya Indonesia budaya Indonesia dan solusi untuk mengatasi hal tersebut. Serta dapat memperoleh informasi mengenai dampak peradaban global, pengaruhnya terhadap system social dan budaya Indonesia serta cara mengatasi, dengan demikian akan sedikit mengurangi meminimalisir dampak negative dari peradaban global di kalangan masyarakat pada umumnya dan mahasiswa pada khususnya.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengaruh Globalisasi Terhadap Keutuhan Kebudayaan Indonesia Kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi system idea tau gagasan yang terdapat dalam fikiran manusia,sehingga kebudayaan itu bersifat abstrak. Perwujudan dari kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya yang berupa perilaku maupun benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola perilaku, bahasa, organisasi social, kesenian dan lain sebagainya yang berfungsi untuk menunjang kehidupan

bermasyrakatnya. Kebudayaan dari barat saat ini sudah mendominasi segala aspek kehidupan pada masyarakat Indonesia. Peradaban yang disebarkan oleh barat telah mengacu terhadap segala hal dan hal itu telah menguasai dunia tak terkecuali bangsa Indonesia, peradaban bangsa kita saat ini secara perlahan mulai mengikuti kebudayaan bangsa barat. Kebudayaan juga dapat diartikan sebagai nilai - nilai (values) yang dianut oleh masyarakat ataupun persepsi yang dimiliki oleh warga masyarakat terhadap berbagai hal. Baik nilai - nilai maupun persepsi berkaitan dengan aspek - aspek kejiwaan / psikologis, yaitu apa yang terdapat dalam alam pikiran. Aspek - aspek kejiwaan ini menjadi penting artinya apabila disadari, bahwa tingkah laku seseorang sangat dipengaruhi oleh apa yang ada dalam alam pikiran orang yang bersangkutan. Sebagai salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan. Globalisasi sebagai sebuah gejala tersebarnya nilai - nilai dan budaya tertentu keseluruh dunia (sehingga menjadi budaya dunia atau world culture) telah terlihat semenjak lama. Cikal bakal dari persebaran budaya dunia ini dapat ditelusuri dari perjalanan para penjelajah Eropa Barat ke berbagai tempat di dunia ini ( Lucian W. Pye, 1966 ). Namun, perkembangan globalisasi kebudayaan secara intensif terjadi pada awal ke-20 dengan berkembangnya teknologi komunikasi. Kontak melalui media

menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi antar bangsa. Perubahan

tersebut menjadikan komunikasi antar bangsa lebih mudah dilakukan, hal ini menyebabkan semakin cepatnya perkembangan globalisasi kebudayaan. Indonesia mempunyai berbagai macam kebudayaan. Hampir setiap pulau di Indonesia memiliki suku dan ras yang bermacam-macam dimana setiap masing-masing suku dan ras tersebut mempunyai kebudayaannya sendiri. Namun seiring berkembangnya zaman, kebudayaan di Indonesia mulai luntur. Hal ini dikarenakan semakin berkembangnya teknologi yang mempunyai dampak negatif terhadap kebudayaan Indonesia. Dengan banyaknya media elektronik kebudayaan barat mulai mengubah pola pikir masyarakat Indonesia. Karena pola pikir masyarakat Indonesia yang masih rendah, mereka dengan mudah mengikuti budaya barat tanpa adanya filtrasi. Sehingga mereka cenderung melupakan kebudayaanya sendiri. Selain itu, pemerintah terkesan asal- asalan mengurusi budaya. Sehingga dengan mudahnya Negara lain mengakui kebudayaan Indonesia sebagai miliknya. Apabila hal ini terus berlangsung maka kebudayaan Indonesia akan mati. Budaya global semakin lama telah menggusur budaya lokal Indonesia. Contoh untuk hal ini dapat kita lihat pada masyarakat keraton Indonesia. Dalam dua abad terakhir tata masyarakat kerajaan mulai memudar. Kedudukan bangsawan dikudeta oleh kaum pedagang dengan senjata teknologi dan uang. Legitimasi istana yang bersemboyan kawula gusti kini diinjak-injak oleh semangan individualisme, hak asasi, dan kemanusiaan. Mitos dan agama digeser sekularisme dan rasionalitas. Tata sosial kerajaan digantikan oleh nasionalisme. Akibat runtuhnya kerajaan yang mengayomi senimancendekiawan istana, berantakanlah kondisi kerja dan pola produksi seni-budaya istana. Kebudayaan nasional adalah kebudayan kita bersama yakni kebudayaan yang mempunyai makna bagi kita bangsa indonesia. Kalau bukan kita lalu siapa lagi yang akan menjaga dan meletarikannya. Seharusnya sebagai warga negara indonesia patut bangga dengan mempunyai kekayaan budaya. Hal ini sebenarnya akan menimbulkan rasa tanggung jawab untuk melestarikan kebudayaan tersebut. Sebagai warga negara kita hendaknya menanggapi dengan arif pengaruh nilai-nilai budaya barat untuk mengembangkan dan memperkaya, serta meningkatkan kebudayaan nasional dengan cara menyaring kebudayaan itu. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengambil nilai yang baik dan meninggalkan nilai yang tidak sesuai dengan kebudayaan kita.

Kebudayaan barat masuk ke Indonesia disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah kerana adanya krisis globalisasi yang telah meracuni sebagian besar masyarakat Indonesia. Siapa yang bisa menolak segala kemajuan yang ditawarkan oleh peradaban barat. Pengaruh kebudayaan barat berjalan sangat cepat dan menyeluruh. Tentunya hal itu akan menimbulkan pengaruh yang sangat luas pada system social dan budaya masyrakat Indonesia. Pengaruh yang berjalan begitu cepat tersebut menimbulkan terjadinya goncangan social atau culture shock yaitu suatu keadaan dimana masyarakat tidak mampu menhan berbagai pengaruh kebudayaan yang dating dari luar sehingga terjadi ketidakseimbangan di dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Adanya penyerapan unsure budaya dari luar yang dilakukan secara cepat dan tidak melalui suatu proses internalisasi yang mendalam dapat menimbulkan ketimpangan antara wujud yang ditampilkan dan nilai-nilai yang menjadi landasannya atau yang biasa disebut sebagai ketimpangan budaya. Setiap peradaban akan saling mempengaruhi. Peradaban yang dianggap lebih maju cenderung memiliki pengaruh yang lebih luas bagi peradabanperadaban yang lain. Budaya barat yang masuk ke Indonesia menimbulkan multi efek. Perkembangan tekhnologi dan masuknya budaya barat ke Indonesia, tanpa disadari secara perlahan telah menghancurkan kebudayaan bangsa Indonesia. Rendahnya pengetahuan menyebabkan akulturasi kebudayaan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur yang terkandung didalam kebudayaan bangsa Indonesia. Masuknya kebudayaan barat tanpa disaring oleh masyarakat dan diterima secara mentah/apa adanya, mengakibatkan terjadinya degredasi yang sangat luar biasa terhadap kebudayaan asli. Budaya asli Indonesia secara perlahan mulai punah, berbagai budaya barat yang menghantarkan kita untuk hidup modern yang meninggalkan segala hal yang tradisional, hal ini memicu orang bersifat antara lain sebagai sikap individualis, matrealistis dan hedonisme. Individualis : Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk social. Matrialistis : Adalah sebuah faham dimana masyarakat memandang segalanya

dari segi materi. Orang yang memiliki jabatan dan harta yang melimpah pasti akan lebih

dihargai oeleh masyarakat sekitarnya, walaupun orang tersebut tidak memiliki intelektual yang bagus. Sebaliknya, orang yang memiliki intelektual tinggi tetapi tidak memiliki harta dan jabatan maka orang tersebut akan selalu direndahkan. Orang yang merasa dirinya kaya maka berhak merendahkan dan meremehkan orang yang miskin. Itulah yang sekarang terjadi dimasyarakat kita. Konsumerisme : adalah paham atau ideology yang menjadikan seseorang

atau kelompok melakukan atau menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barangbarang hasil produksi secara berlebihan atau tidak sepantasnya secara berkelanjutan. Hal tersebut menjadikan manusia menjadi pecandu dari suatu produk, sehingga

ketergantungan tersebut tidak dapat atau susah untuk dihilangkan. Sifat konsumtif yang ditimbulkan akan menjadikan penyakit jiwa yang tanpa sadar menjangkit manusia dalam kehidupan. Hedonisme : Hedonisme menurut Pospoprodijo (1999:60) adalah kesenangan

atau (kenikmatan) adalah tujuan akhir hidup dan yang baik yang tertinggi. Namun, kaum hedonis memiliki kata kesenangan menjadi kebahagiaan. Kemudian Jeremy Bentham dalam Pospoprodijo (1999:61) mengatakan bahwasanya kesenangan dan kesedihan itu adalah satu-satunya motif yang memerintah manusia, dan beliau mengatakan juga bahwa kesenangan dan kesedihan seseorang adalah tergantung kepada kebahagiaan dan kemakmuran pada umumnya dari seluruh masyarakat. Adapun hedonisme menurut Burhanuddin (1997:81) adalah sesuatu itu dianggap baik, sesuai dengan kesenangan yang didatangkannya. Disini jelas bahwa sesuatu yang hanya mendatangkan kesusahan, penderitaan dan tidak menyenangkan, dengan sendirinya dinilai tidak baik. Orang-orang yang mengatakan ini, dengan sendirinya, menganggap atau menjadikan kesenangan itu sebagai tujuan hidupnya. Orang-orang lebih senang menghabiskan waktu di tempattempat perbelanjaan dan tempat hiburan malam dari pada melakukan hal-hal yang lebih bermanfaat. Pergaulan bebas, narkotika dan miras semakin digemari oleh generasi muda saat ini.

2.2 Aspek - Aspek Positif dan Negatif dari Globalisasi Terhadap Keutuhan Budaya

Berkembangnya atus globalisasi jelas memberikan dampak pada kebudayaan manusia. Banyak yang terlihat jelas dalam perubahan dan pegeseran pola hidup masyarakat, yaitu: Agraris tradisional menjadi masyarakat industri modern; Kehidupan berasaskan kebersamaan menjadi kehidupan individualis; Kehidupan lamban menjadi kehidupan serba cepat; Kehidupan berasaskan nilai sosial menjadi konsumeris menjadi materialis; Kehidupan yang bergantung pada alam menjadi kehidupan yang menguasai alam. Dari contoh tersebut, terdapat beberapa macam pengaruh terhadap kehidupan masyarakat, dibagi menjadi 2 aspek, yaitu aspek positif dan aspek negatif.

a. Aspek Positif Beberapa aspek positif dari perkembangan teknologi dan arus globalisasi 1. Pola Hidup yang serba cepat Teknologi memberikan manfaat waktu bagi masyarakat, misalnya dalam bidang pertanian, petani yang awalnya memanen padinya 6 bulan sekali sekarang sudah dapat memanenkan 3 bulan sekali, kemudian dalam bidang makanan banyak produk makanan siap saji (serba instant). 2. Pesatnya Perkembangan Informasi dan Transformasi, Manfaat yang dapat diperoleh masyarakat dengan adanya perkembangan informasi sangat banyak, misalnya dengan adanya internet anda dapat mencari ilmu pengetahuan secara gratis dan berlimpah. Selain itu, perkembangan teknologi transformasi yang semakin cepat dan akurat, misalnya dengan adanya pesawat terbang kita dapat lebih cepat. 3. Pemanfaatan Sumber Daya Alam yang Melimpah, Dengan adanya pemanfaatan sumber daya alam akan memberikan peluang pekerjaan bagi masyarakat, misalnya pemanfaatan sumber daya emas oleh PT Freport di Papua akan memberikan peluang pekerja bagi masyarakat Papua itu sendiri

b. Aspek Negatif

Perkembangan teknologi juga emberikan dampak negatif bagi kebudayaan masyarakat, dampak tersebut sebagai berikut: 1. Beralihnya Masyarakat Agraris Menjadi Masyarakat Industri Modern. Banyak industry modern berdampak pada kebutuhan tenga kerja yang sangatr banyak sehingga masyarakat yang awalnya bekerja sebagai petani beralih pekerjaan menjadi buruh pabrik. 2. Perubahan dari kehidupan Berasaskan Kebersamaan Menjadi Kehidupan Individualis. Hal ini terjadi karena kesibukan masyarakat yang sudah bersifat materialistis dan melupakan kehidupan sosialnya. 3. Masuknya Pola Hidup budaya barat Dampak Negatifnya seperti masuknya budaya barat yang bertolak belakang dengan budaya timur yang sederhana, sopan, dan santun. Fenomena anak melawan kepada orang tua, murid yang mengancam guru, perkelahian antara pelajar, model pakaian yang tidak sesuai, dan pemakaian perhiasan wanita oleh laki-laki merupakan perilaku menyimpang sebagai dampak negatif dari era globalisasi dan arus informasi yang tidak terbendung. Pendapat Selo Sumardjan bahwa perubahan budaya yang cepat dan saling menyusul mengakibatkan suasana yang berkepanjangan. Suasana anomi ialah suasana ketika masyarakat yang sedang mengalami perubahan budaya yang tidak megetahui secara jelas nilai - nilai budaya mana yang perlu diambil dan mana yang ahrus dikembangkan. 4. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan Pengaruh globalisasi disatu sisi menimbulkan pengaruh yang negatif bagi kebudayaan bangsa Indonesia. Norma-norma yang tertanam didalam kebudayaan bangsa Indonesia perlahan-lahan mulai pudar. Berkembanganya teknologi disertai nilai-nilai interinsik yang diberlakukan di dalamnya, telah menimbulkan isu mengenai globalisasi dan pada akhirnya menimbulkan nilai baru tentang kesatuan dunia. Radhakrishnan dalam bukunya Eastern Religion and Western Though (1924) menyatakan untuk pertama kalinya dalam sejarah umat manusia, kesadaran akan kesatuan dunia telah menghentakkan kita, entah suka atau tidak, Timur dan Barat telah menyatu dan tidak pernah lagi terpisah. Artinya adalah bahwa antara barat dan timur tidak ada lagi perbedaan. Atau dengan kata lain kebudayaan kita dilebur dengan kebudayaan asing. Apabila timur dan barat bersatu,maka secara tidak langsung budaya yang terdapat didalam kebudayaan timur secara perlahan akan luntur karena kebudayaan barat telah berorientasi pada kemajuan dan kemudahan. Sikap-sikap yang negative akan terus berkembang dimasyarakat,seperti individualis, matrialistis dan hedonis.

3.2. Saran Oleh karena itu perlu dipertahanan aspek sosial budaya Indonesia sebagai penguat identitas bangsa. Caranya adalah dengan penyaringan budaya yang masuk ke Indonesia dan pelestarian budaya bangsa. Bagi masyarakat yang mencoba mengembangkan seni tradisional menjadi bagian dari kehidupan modern, tentu akan terus berupaya memodifikasi bentuk-bentuk seni yang masih berpolakan masa lalu untuk dijadikan komoditi yang dapat dikonsumsi masyarakat modern. Kebudayaan adalah kekayaan bangsa yang tidak ternilai. Kebudayaan kita sebagai bangsa Indonesia memiliki cirikhas dan makna yang begitu mendalam,yang tidak dimiliki oleh bangsa lain di seluruh penjuru dunia. Oleh sebab itu, sebagai generasi muda, yang merupakan pewaris budaya bangsa, hendaknya memelihara segala macam yang

terdapat didalam kebudayaan kita yang luhur, serta menjadikan kebudayaan sebagai jati diri kita. Pemerintah harus tegas dalam menjaga dan melestarikan kebudayaan 10ndonesia dengan cara membuat peraturan perundangan yang bertujuan untuk melindungi budaya bangsa. Dan jika perlu pemerintah harus mematenkan budaya-budaya yang ada di Indonesia agar budaya-budaya bangsa tidak jatuh ke tangan bangsa lain. Pemerintah harus membangun sumber daya manusia dan meningkatkanan daya saing bangsa dapat dilakukan dengan menanamkan norma dan nilai luhur budaya Indonesia sejak dini, dengan cara sosialisasi nilai budaya yang ditanamkan kepada anak sejak usia prasekolah. Hal ini ditujukan untuk mengangkat kembali identitas bangsa Indonesia.

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Pengaruh Globalisasi Terhadap Keutuhan Budaya Indonesia

Dosen : Tatik Fidowaty, S.IP

Disusun Oleh : Junaida Wally 13010003

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL BANDUNG 2012

You might also like