You are on page 1of 11

LAPORAN PRATIKUM PENGELOLAAN SAMPAH DAN PENYEHATAN LIMBAH PADAT B INCENERATOR

Disusun Oleh : Kelompok 1 AFRYAN SATREDY BIMA RAHMATULLAH DHIKA PRANITA IRMA RIZKY UTAMI IRVANDY MUSTIKA FITRI OKTA INDRA SARI REZI ERLIM RICI RIANSYAH SUCI HAYATU NUFUSI YULANDA TRISIA UTAMI Dosen Pembimbing : MUKHLIS, MT

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES PADANG 2012

LEMBARAN PENGESAHAN

Telah dilaksanakan Praktikum Penyehatan Air dan Pengolahan Limbah Padat B pada: Hari/ tanggal : Rabu / 27 Juni 2012 Jam Tempat Praktikum : 11.00 s.d 15.00 WIB : Workshop Kesling : Pembakaran sampah medis dengan incenerator

Menyetujui

Dosen Pembimbing

Instruktur pembimbing

Mukhlis, MT

Miladil Fitra, SKM

BAB I PENDAHULUAN
1.I LATAR BELAKANG Selama ini sampah menjadi masalah serius terutama di perkotaan. Banyak tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di permukiman penduduk, mencemari udara dan air tanah, dan menjadi tempat berkembang biak binatang maupun bakteri pembawa penyakit. Setelah berharihari menumpuk dan membusuk di TPS, sampah diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Puluhan truk pengangkut sampah melewati jalan umum, menebarkan bau tidak sedap dan bisa menyebarkan penyakit. Di TPA sampah juga hanya dibiarkan menumpuk, menggunung, mencemari udara, mencemari air tanah dalam skala lebih luas. Sementara itu seiring dengan melajunya waktu dan berkembangnya penduduk, Naiknya volume sampah jauh melebihi kapasitas sarana dan prasarana Dinas Kebersihan Kota. Akibatnya banyak komunitas yang mencari jalan keluar sendiri dengan membakarnya, atau malah membuang sendiri kesungai yang tentunya bukanlah jalan keluar yang baik, karena akan lebih memperparah kerusakan lingkungan. Salah satu teknologi alternatif telah dikembangkan untuk menangani permasalahan sampah dalam skala micro hingga makro. Teknologi tersebut dikenal dengan nama incinerator atau alat pembakaran sampah. Teknologi incinerator bekerja dengan cara membakar sampah secara optimal dengan pembakaran sempurna hingga sampah menjadi abu yang ramah lingkungan. Incinerator telah banyak digunakan di berbagai kota di Indonesia, akan tetapi incinerator yang digunakan masih belum optimal, tidak hanya mahal karena harganya sampai milyaran rupiah akan tetapi juga belum dapat menjawab semua permasalahan yang berhubungan dengan sampah dan lingkungan. Umumnya alat ini didatangkan dari luar negeri yang harganya mencapai milyaran rupiah, serta membutuhkan tenaga operator maupun teknisi yang terdidik dan terlatih. Incinerator luar ini dalam pengoperasiannya cukup memakan biaya besar karena dalam proses pemusnahan limbah membutuhkan bahan bakar dan listrik yang cukup besar secara kontinyu. Selain itu komponen alat tidak mudah didapatkan dipasaran dalam negeri sehingga cukup merepotkan takala terjadi kerusakan dan perawatan.

Lantas bagaimana cara memilih incinerator yang baik? Incinerator yang baik harus meliputi berbagai aspek, seperti aspek lingkungan, aspek ekonomis, aspek sosial dan lain sebagainya. Incinerator yang baik dituntut untuk dapat menjawab permasalahan-permasalahan berikut:

Pengurangan sampah yang efektif Lokasi jauh dari area penduduk Adanya sistem pemisahan sampah Desain yang estetis Pembakaran sampah mencapai suhu 8000celcius Emisi gas buang yang ramah lingkungan. Perawatan yang teratur/periodik Pelatihan Staf dan Manajemen

Permasalahan diatas menjadi syarat penting apabila incinerator dipilih sebagai alat pengolahan sampah modern yang ramah lingkungan. Dengan begitu, berbagai permasalahan sampah dari desa hingga kota dapat segera tertuntaskan hanya dengan adanya teknologi incinerator ini.

I.2 TUJUAN Mengetahui bagaimana pengolahan sampah dengan metode pembakaran menggunakan incinerator. Mengetahui cara penggunaan alat incenerator

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Pengelolaan limbah padat rumah sakit dengan incinerator Limbah rumah sakit disamping berupa limbah cair dapat pula berbentuk limbah padat,

misalnya botol dan selang infus, spuit dan jarum suntik, serta peralatan medis lain. Atau bisa juga kain, kassa yang tercemar oleh darah atau cairan tubuh lainnya. Sering kali pula dijumpai jaringan tubuh manusia. Ada beberapa cara yang dianjurkan dalam pengelolaan limbah padat antara lain: mengubur atau membakar limbah padat tersebut. Yang paling aman adalah dengan melakukan pembakaran dalam suhu tinggi hingga 1200 C. Alat tersebut adalah incinerator. Pembakaran limbah merupakan tahap akhir dan mungkin tahap yang paling komprehensif setelah pengurangan limbah, daur ulang dan pembersihan. Insinerator adalah tungku pembakaran dengan bilik ganda yang berjajar. Dua ruang bakar bekerja di bawah berbagai kondisi temperatur, tekanan dan konfigurasi pembakaran. Ruang utama beroperasi dalam mode Tanpa udara atau Pirolisis dan ruang Sekunder bekerja di bawah mode Udara Berlebih. Ruang pembakaran yang berlapiskan di bagian dalam yang berbatasan dengan udar panas terbuat dari aluminium dan yang berbatasan dengan bagian dingin brelapiskan batu bata dendan dan lapisan rangka baja yang kokoh di luar.Tingginya efisiensi pembakaran diperoleh dari hubungan anatara suhu ruang bakar yang khusus dan adanya pembakar otomatis (burner) dengan bahan bakar dari minyak bakar atau gas alam (LPG). Setiap incinerator dilengkapi dengan sistem gas buang yang dibuat khusus untuk menghilangkan polutan gas sebelum dibuang ke atmosfir (pembakaran asap) sehingga didapatkan gas buang yang bebas asap (smokeless).

2.2

Pengertian Incenerator Pembakaran sampah menggunakan incinerator adalah salalah satu cara pengelolaan sampah,

baik padat maupun cair. Di dalam incinerator sampah dibakar secara terkendali dan berubah menjadi gas (asap) dan debu. Dalam proses pembuangan sampah, cara ini bukan merupakan proses akhir. Abu dan gas yang dihasilkan masih memerlukan penanganan lebih lanjut untuk dibersihkan dari zatzat pencemar yang terbawa, sehingga cara ini masih merupakan intermediet treatment.

Menurut Sidik et al. (1985), system incinerator pada dasarnya terdiri atas dua macam yaitu: 1. Sistem pembakaran berkesinambungan Sistem ini menggunakan gerakan mekanisasi dan otomatisasi dalam kesinambungan pengumpanan sampah ke dalam ruang bakar dan pembuangan sisa pembakaran. Sistem ini umumnya dilengkapi fasilitas pengendali pembersih sisa pembakaran untuk membersihkan abu dan gas. System ini dapat digunakan untuk instalasi dengan kapasitas besar (lebih besar dari 100 ton/hari) dan beroperasi selama 24 jam atau 16 jam perhari. 2. Sistem pembakaran terputus Sistem ini umumnya sederhana dan mudah dioperasikan. Digunakan untuk kapasitas kecil (kurang dari 100 ton/hari) dan beroperasi kurang dari 8 jam perhari. Cara kerjanya terputusputus dalam arti bila sampah yang sudah dibakar menjadi abu, maka untuk pembakaran berikutnya abu tersebut harus dikeluarkan terlebih dahulu. Setelah bersih baru dapat dilakukan pembakaran sampah selanjutnya.

2.3

Prinsip Kerja Incenerator Proses incenerasi akan berlangsung dalam 3 tahapan yaitu: 1. Tahap pertama adalah membuat air dalam sampah menjadi uap air, hasilnya limbah menjadi kering dan siap terbakar. 2. Terjadi proses pirolisis, yaitu pembakaran tidak sempurna, dimana temperature belum terlalu tinggi. 3. Fase berikutnya adalah pembakaran sempurna. Ruang bakar pertama digunakan sebagai pembakar limbah, suhu dikendalikan antara 400-600 0C. Ruang bakar kedua digunakan sebagai pembakar asap dan bau dengan suhu antara 600-1200 0C. suplai oksigen dari udara luar ditambahkan agar terjadi oksidasi sehingga materi-materi limbah akan teroksidasi dan menjadi mudah terbakar, dengan terjadi proses pembakaran yang sempurna, asap yang keluar dari cerobong menjadi transparan.

BAB III ISI

3.1

JADWAL PELAKSANAAN : Rabu / 27 Juni 2012 : 11.00 15.00 : Workshop Jurusan Kesehatan Lingkungan

Hari / tanggal Waktu Tempat

3.2

ALAT DAN BAHAN

3.2.1 Alat 1. Incinerator 2. Timbangan 3. Sarung tangan 3.2.2 Bahan 1. Solar 2. Sampah infeksius ( sampah botol, sampah suntik, jarum suntik ) 3500 gram

3.3

CARA KERJA 1. Bersihkan ruang pembakaran incinerator 2. Timbang sampah ( 1 L = 350 gram ) 3. Masukkan sampah ke dalam incinerator 4. Tutup dan kunci ruang pembakaran incinerator dengan erat 5. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON dan atur suhu incinerator menjadi 12000C. 6. Lampu power serta burner 1 akan menyala, beberapa saat kemudian burner 2 juga akan menyala. 7. Catat suhu, waktu burner 2 menyala dan waktu waktu perubahan suhu incinerator. 8. Timbang hasil pembakaran sampah

BAB IV HASIL
4.1 CATATAN WAKTU DAN SUHU INCENERATOR 1. Pukul 11.55 pembakaran incinerator dimulai dengan suhu 260C (Burner 1 dan lampu power menyala). 2. Pukul 11.56 lampu burner 2 juga menyala dengan suhu 550C. 3. Pukul 12.05 suhu turun dari 8960C menjadi 8910C. 4. Pukul 12.07 suhu meningkat lagi dari8910C menjadi 8960C. 5. Pukul 12.07 lewat 5 detik suhu dari 8960C meningkat menjadi 9000C. 6. Pukul 12.10 suhu turun dari 9140C menjadi 9130C 7. Pukul 12.11 suhu meningkat dari 9130C menjadi 9150C 8. Pukul 12.23 suhu mencapai 10000C 9. Pukul 12.29 suhu turun dari 10180C menjadi 10170C 10. Pukul 12.30 suhu incinerator dikurangi menjadi 7500C sehingga suhu turun menjadi 8150C dan burner 2 mati. 11. Pukul 12.32 suhu incinerator dikurangi lagi menjadi 5000C sehingga suhu turun menjadi 6730C 12. Pukul 12.55 suhu meningkat dari 5520C menjadi 5530C 13. Pukul 12.58 suhu meningkat dari 5530C menjadi 5540C 14. Pukul 12.59 suhu turun dari 5540C menjadi 5530C 15. Pukul 13.00 suhu incinerator dikurangi lagi menjadi 1000C dan suhu pembakaran meningkat menjadi 5540C 16. Pukul 13.03 suhu turun menjadi 5530C dan terus turun 17. Pukul 13.20 suhu incinerator dikurangi lagi menjadi 00C dan suhu pembakaran meningkat menjadi 5560C 18. Pukul 13.54 suhu turun dari 5590C menjadi 5580C 19. Pukul 13.55 suhu meningkat dari 5590C menjadi 5600C 20. Pukul 13.56 suhu turun dari 5610C menjadi 5600C

21. Pukul 13.59 suhu meningkat dari 5630C menjadi 5640C 22. Pukul 14.00 suhu turun dari 5050C menjadi 2310C 23. Pukul 14.15 suhu turun dari 2310C menjadi 2060C 24. Pukul 14.27 dengan suhu 1950C dan incinerator dimatikan.

4.2

BERAT HASIL PEMBAKARAN INCENERATOR Berat total sampah sebelum di incenerasi Berat total sampah setelah di incenerasi : 3500 gram : 1200 gram

Jadi secara keseluruhan pengurangan berat sampah sebanyak 2300 gram

BAB V PENUTUP
5.1 KESIMPULAN

5.1.1 Pembakaran sampah menggunakan incinerator adalah salalah satu cara pengelolaan sampah, baik padat maupun cair. Di dalam incinerator sampah dibakar secara terkendali dan berubah menjadi gas (asap) dan debu. 5.1.2 Incenerator dihidupkan dengan memutar tombol ke arah ON dan atur suhunya lebih dari 10000C. pada incinerator terdapat tombol emergency untuk penanggulangan terjadinya kebakaran.

5.2

SARAN

5.2.1 Sebaiknya pembakaran dengan incinerator dilakukan oleh orang yang telah berpengalaman. 5.2.2 Janganlah lupa memakai alat pelindung diri. 5.2.3 Bagi mahasiswa yang melakukan pratikum sebaiknya mencatat setiap terjadinya perubahan suhu, seperti peningkatan atau penurunan suhu.

DARTAR PUSTAKA
http:// www. Incinerator.com/Wikipedia. Akses pada tanggal 28 Juni 2012 http:// www. pengertian Incinerasi.com. Akses pada tanggal 28 Juni 2012 http://www.prinsip kerja incinerator.com. Akses pada tanggal 28 Juni 2012 http://www.sampah medis.com. Akses pada tanggal 28 Juni 2012

You might also like