You are on page 1of 8

A.

PENGERTIAN Perawatan klien setelah meninggal, termasuk menyiapkan jenazah untuk diperlihatkan pada keluarga, transportasi ke kamar jenazah, dan melakukan disposisi (penyerahan) barang barang milik klien.

B. INDIKASI Perawatan jenazah dimulai setelah dokter menyatakan kematian klien. Jika klien meninggal karena kekerasan atau dicurigai akibat tindak kriminalitas, perawatan jenazah dilakukan setelah pemeriksaan medis lengkap melalui autopsi.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.

C. PERSIAPAN ALAT Kasa / perban gulung 3 helai @ 50 cm Sarung tangan Pengganjal dagu Kapas sublimat Kain penutup jenazah Label identifikasi Plester penahan untuk menutup luka atau pungsi Tas plastic untuk tempat barang barang klien Air dalam baskom Sabun Handuk Selimut mandi Daftar barang berharga Peniti Sisir

D. PERSIAPAN PERAWAT 1. Mencuci tangan 2. Mempersiapkan alat 3. Menggunakan sarung tangan E. PROSEDUR KERJA 1. Siapkan alat yang diperlukan dan bawa ke dalam ruangan 2. Atur lingkungan di sekitar tempat tidur. Jika kematian terjadi pada unit multibed, jaga privasi klien yang lain, tutup pintu koridor, cuci tangan. 3. Pastikan pasien sudah dalam kondisi meninggal (pupil melebar, nadi tidak teraba, henti nafas) . 4. Atur posisi jenazah supinasi 5. Lepaskan semua alat alat invasif yang masih terpasang pada tubuh jenazah

6. Bersihkan badan. Dengan menggunakan air bersih, bersihkan area tubuh dari kotoran, seperti darah, feses, atau muntahan. Jika kotoran terdapat pada area rectum, uretra, atau vagina, letakkan kasa untuk menutup setiap lubang dan rekatkan dengan plester untuk mencegah pengeluaran lebih lanjut.

Gambar 1. Menutup setiap lubang tubuh dengan kapas 7. Bila ada luka tutup luka dengan kassa. Ganti balutan bila ada. Balutan yang kotor harus diganti dengan yang bersih. Bekas plester dihilangkan dengan bensin atau larutan yang lain sesuai dengan peraturan RS. 8. Rapikan rambut dengan sisir rambut

9.

Gambar 2. Menutup Mata dengan kapas Tutup mata, dengan menggunakan kapas yang secara perlahan ditutupkan pada kelopak mata dan plester jika mata tidak tertutup. Gambar 3. Lengan diletakkan di dada menyilang dan diikat pada pergelangan tangan

10. Luruskan badan, dengan lengan diletakkan menyilang tubuh pada pergelangan tangan dan menyilang abdomen dan diikat dengan perban.

Gambar 4. Kedua ibu jari diikat dengan kassa perban

11. Luruskan dan satukan kedua ibu jari kaki dan diikat dengan kassa perban. 12. Ambil gigi palsu jika diperlukan dan tutup mulut. Bila perlu lakukan pengikatan dagu menggunakan tali perban dari dbawah dagu ke kepala agar mulut tertutup. 13. Lepaskan perhiasan dan barang berharga di hadapan keluarga. Pada umumnya semua cincin, anting, gelang, dll dilepas dan ditempatkan pada tas plastic tempat barang berharga, termasuk kacamata, kartu, surat, kunci, barang religi. Beri label identitas. 14. Jaga keamanan barang berharga klien. Ikuti peraturan RS untuk barang berharga. Tempatkan di kantor perawat sampai dapat disimpan di tempat yang lebih aman atau diserahkan kepada keluarga. 15. Beri label identifikasi pada jenazah. Label identitas berisi nama, umur dan jenis kelamin, tanggal, nomor RS, nomor kamar, dan nomor dokter. Sesuai dengan peraturan RS, ikatkan label identitas pada pergelangan tangan atau pergelangan kaki atau plester label pada dada depan klien. Gambar 5. Tutup jenazah dengan kain penutup jenazah 16. Tutup jenazah dengan kain penutup jenazah. 17. Bereskan dan bersihkan kamar pasien.

18. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan (identitas pasien waktu meninggal, barang berharga yang diserahkan pada keluarga).

3. Diagnosis Keperawatan yang muncul adalah : a. Berduka berhubungan dengan kehilangan orang yang dicintai

4.

Rencana Keperawatan untuk diagnosis berduka berhubungan dengan kehilangan orang yang dicintai NOC : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x 24 jam diharapkan Keluarga dapat mengekspresikan kedukaan yang dialaminya.

Intervensi : a. Tingkatkan hubungan saling percaya b. Dukung reaksi berduka individu dan keluarga c. Jelaskan reaksi berduka mis : syok dan tidak percaya, mengembangkan kesadaran, resusistasi, manifestasi kronis d. Kaji adanya pengalaman kehilangan e. Kenali dan telaah kekuatan yang dimiliki oleh setiap anggota keluarga f. Dorong keluarga untuk mengevaluasi perasaannya dan saling mendukung, beri waktu anggota keluarga privasi untuk saling menceritakan rasa berdukanya g. Tingkatkan upaya berduka terhadap setiap respon : Menyangkal Jelaskan manfaat tahap menyangkal oleh seorang anggota keluarga ke anggota keluarga yang lain Jangan memaksa pasien untuk terlalu cepat melewati tahap menyangkal tanpa kesiapan emosional Isolasi Perkuat harga diri pasien dengan memberi privasi Dorong pasien/keluarga untuk meningkatkan aktivitas sosial secara bertahap (kelompok pendukung, kelompok gereja, kelompok masjid, dll) Depresi Identifikasi tingkat depresi dan kembangkan pendekatan yang sesuai Gunakan rasa berbagi dengan empati : hargai rasa berduka (Ini pastinya sangat sukar) Marah Jelaskan kepada keluarga bahwa marah membantu untuk mencoba mengontrol lingkungan seseorang Dorong untuk mengungkapkan kemarahan Rasa Bersalah Anjurkan pasien untuk mengidentifikasi kontribusi/aspek yang positif dari hubungan antar manusia Hindari mengargumentasi dan berpartisipasi dalam sistim pendukung tentang apa yang seharusnya dan apa yang tidak seharusnya dikerjakan Ketakutan Fokuskan pada keadaan sekarang dan pertahankan keamanan dan perlindungan dukungan

Penolakan Jelaskan tentang respons ini pada anggota keluarga Histeria Kurangi stress lingkungan (mis : batasi interaksi personal) Sediakan individu keamanan, area yang bersifat pribadi untuk menunjukkan rasa berduka Tentukan apakah keluarga mempunyai permintaan khusus misalnya untuk melihat mayat Hargai permintaan mereka Siapkan mereka terhadap adanya perubahan pada mayat Lepaskan semua alat : ganti linen yang kotor Dukung permintaan mereka (mis : menggendong, memandikan, menyentuh, mencium) h. Identifikasi faktor yang dapat mengancam penyelesaian proses berduka yang komplet 5. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah merawat jenazah (SOP dan Lembar observasi terlampir) 6. Evaluasi mengacu pada tujuan

7. Langkah dokmentasi keperawatan merujuk pada kompetensi.

DAFTAR PUSTAKA A.Aziz Alimul H, Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Buku 1, Penerbit Salemba Medika, Jakarta. Kozier, 1991, Fundamentals of Nursing; Concepts, Process and Practice. Edisi 4, Penerbit Buku Kedokteran, EGC Jakarta NANDA NOC NIC Potter & Perry, 2006, Buku Ajar Fundamental Keperawatan ; Konsep, Proses dan Praktik, Penerbit Buku Kedokteran EGC Jakarta. B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN 1. Ketakutan berhubungan dengan ancaman kematian (proses sekarat) 2. Keputusasaan berhubungan dengan penyakit terminal 3. Berduka berhubungan dengan kehilangan orang yang dicintai

C. PERENCANAAN DAN TINDAKAN KEPERAWATAN Hal yang dapat dilakukan dalam perencanaan tujuan keperawatan adalah membantu mengurangi depresi dan ketakutan pasien, memperathankan harapan, membantu pasien menerima kenyataan, serta memberikan rasa nyaman. Rencana yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, antara lain : 1. Memberi dukungan dan mengembalikan kontrol diri pasien dengan cara penggunaan sumber pelayanan kesehatan. 2. Membantu pasien mengatasi kesepian, depresi, dan rasa takut 3. Membantu pasien mempertahankan rasa aman, percaya diri, dan harga diri 4. Membantu pasien mempertahankan harapan yang dimiliki 5. Membantu pasien menerima kenyataan 6. Memenuhi kebutuhan fisiologis 7. Memberi dukungan spiritual dengan memfasilitasi kegiatan spiritual pasien. D. TINDAKAN DALAM MENGHADAPI KEMATIAN 1. Perawatan Jenazah Tempatkan dan atur jenazah pada posisi anatomis Singkirkan pakaian atau alat tenun Lepaskan semua alat kesehatan Bersihkan tubuh dari kotoran dan noda Tempatkan kedua tangan jenazah di atas abdomen dan ikat pergelangannya Tempatkan satu bantal di bawah kepala Tutup kelopak mata, jika tidak ada tutup bisa menggunakan kapas basah. Katupkan rahang atau mulut, kemudian ikat dan letakkan gulungan handuk di bawah dagu. Letakkan alas di bawah glutea. Tutup sa,pai sebatas bahu, kepala ditutup dengan kain tipis. Catat semua milik pasien dan berikan kepada keluarga. Beri kartu atau tanda pengenal Bungkus jenazah dengan kain panjang.

a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m.

a. b. c. d.

2. Perawatan Jenazah yang akan diotopsi Ikuti prosedur rumah sakit dan jangan lepas alat kesehatan Beri label pada pembungkus jenazah Beri label pada alat protesa yang digunakan Tempatkan jenazah pada lemari pendingin

a. b. c. d. e.

3. Perawatan terhadap Keluarga Dengarkan ekspresi keluarga Beri kesempatan bagi keluarga untuk bersama dengan jenazah selama beberapa saat Siapkan ruangan khusus untuk memulai rasa berduka Bantu keluarga untuk membuat keputusan serta perencanaan pada jenazah. Beri dukungan jika terjadi disfungsi berduka

E. EVALUASI KEPERAWATAN Evaluasi terhadap masalah sekarat dan kematian secara umum dapat dinilai dari kemampuan untuk menghadapi atau menerima makna kematian, reaksi terhadap kematian, dan perubahan perilaku, yaitu menerima arti kematian.

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN Pengkajian masalah ini antara lain adanya tanda klinis saat menghadapi kematian (sekarat), seperti perlu dikaji adanya hilangnya tonus otot, relaksasi otot wajah, kesulitan untuk berbicara, kesulitan menelan, penurunan altivitas gastrointestinal, melemahnya tanda sirkulasi, melemahnya sensasi, terjadi sianosis pada ekstremitas, kulit teraba dingin, terdapat perubahan tanda vital seperti nadi melambat dan melemah, penurunan tekanan darah, pernafasan tidak teratur melalui mulut, adanya kegagalan sensori seperti pandangan kabur dan menurunnya tingkat kesadaran. Pasien yang mendekati kematian ditandai dengan dilatasi pupil, tidak mampu bergerak, refleks hilang, nadi naik kemudian turun, respirasi cheyne stokes (nafas terdengar kasar), dan tekanan darah menurun. Kematian ditandai dengan terhentinya pernafasan, nadi, dan tekanan darah, hilangnya respons terhadap stimulus eksternal, hilangnya pergerakan otot, dan terhentinya aktivitas otak. Arti Kematian Kematian terjadi bila: - Fungsi spontan pernafasan dan jantung telah terhenti secara pasti - Penghentian ireversibel setiap fungsi otak telah terbukti Meninggal dunia adalah keadaan insani yang diyakini oleh ahli kedokteran yang berwenang bahwa fungsi otak, pernafasan dan denyut jantung terhenti.jantung seseorang telah terhenti. Tanda-tanda Kematian 1. Dini: Pernafasan terhenti , penilaian > 10 menit (inspeksi, palpasi auskultasi) Terhentinya sirkulasi, penilaian 15 menit, nadi karotis tidak teraba Kulit pucat Tonus otot menghilang dan relaksasi Pembuluh darah retina bersegmentasi beberapa menit pasca kematian Pengeringan kornea yang menimbulkan kekeruhan dalam 10 menit (hilang dengan penyiraman air) 2. Lanjut (Tanda pasti kematian) Lebam mayat (livor mortis) Kaku mayat (rigor mortis) Penurunan suhu tubuh (algor mortis)

Pembusukan (dekomposisi) Adiposera (lilin mayat) Mumifikasi

Perawatan Setelah Kematian Menangani tubuh klien secepat mungkin untuk mencegah kerusakan jaringan atau perubahan bentuk tubuh (setelah kematian tubuh akan mengalami perubahan fisik) Beri kesempatan keluarga untuk melihat tubuh klien Luangkan waktu bersama keluarga untuk membantu mereka dala melewati masa berduka Siapkan kondisi ruangan sebelum keluarga melihat mayat klien Perawat menyiapkan tubuh klien dengan membuatnya tampak sealamiah dan senyaman mungkin

PERSEPSI KEMATIAN PERSEPSI POSITIF = suatu perjalanan; teman yang melepaskan dari rasa nyeri dan penderitaan; menuju hidup yang kekal

PERSEPSI NEGATIF = pelarian dari situasi yabg tidak dapat diatasi the great destroyer yang menyebabkan kematian; hukuman; perpisahan PERILAKU LANSIA MENGHADAPI KEMATIAN Khawatir menjadi beban, penderitaan, dan penggunaan tehnologi yang memperpanjang kehidupan Tingkat kekhawatiran lansia yang sakit dan dirawat di rumah sakit lebih rendah dari mereka yang menunggu giliran masuk ke rumah sakit Yang menjadi perhatian adalah dimana, bagaimana, kematian itu terjadi, dan kehidupan setelah kematian PENGKAJIAN KLIEN FISIK = perubahan cardiovaskulair, gastro, perkemihan, persyarafan, persepsi sensori, integritas kulit PSIKOSOSIAL = proses kehilangan SPIRITUAL = kebutuhan akan cinta dan perhatian PENGKAJIAN KELUARGA Pengetahuan akan kondisi pasien Observasi tingkah laku Kaji respon patologi keluarga

PERHATIKAN Berikan barang barang milik klien kepada keluarga atau bawa barang tersebut ke kamar jenazah. Jika perhiasan atau uang diberikan kepada keluarga, pastikan ada petugas / perawat lain yang menemani. Minta tanda tangan anggota keluarga yang sudah dewasa untuk verifikasi penerimaan barang berharga atau status perhiasan yang masih ada pada klien. Berikan dukungan emosional kepada keluarga yang ditinggalkan dan teman serta klien lain yang sekamar. Pengangkatan jenazah dilakukan secara perlahan untuk mencegah lecet dan kerusakan kulit.

You might also like