You are on page 1of 7

Laporan Ekologi umum 29 Nov 2012 KOMPETISI INTERSPESIFIK Ezzwan, A1C410060 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN

DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI, 2012 ABSTRAK Kompetisi antara tanaman tersebut terjadi karena faktor tumbuh yang terbatas. Faktor yang dikompetisikan antara lain hara, cahaya, CO2, cahaya dan ruang tumbuh. Besarnya daya kompetisi tumbuhan kompetitor tergantung pada beberapa faktor antara lain jumlah individu dan berat tanaman kompetitor, siklus hidup tanaman kompetitor, periode tanaman, dan jenis tanaman. Oleh karena itu dalam praktikum ini kita akan mengetahui faktor penentu apa saja yang berpengaruh terhadap tanaman jagung dan kacang hijau yang di amati serta interaksi yang terjadi diantara keduanya. Keyword: I. Pendahuluan

2.1 Faktor-faktor Biotik dalam Interaksi Populasi Faktor yang berpengaruh dalam interaksi populasi adalah faktor biotik lingkungan yang pada dasarnya bersifat acak tidak langsung terkait dengan perubahan komunitas, terutama faktor iklim dan curah hujan. Banyak data mengarahkan perubahan acak iklim itulah yang pertama-tama menentukan kerapatan populasi. Perubahan yang cocok dapat meningkatkan kerapatan populasi, sebaliknya poipulasi dapat mati kalau tidak cocok. Pada dasarnya pengaruh yang baru diuraikan berlaku bagi kebanyakan organisme tetapi pengaruh yang sebenarnya malah dapat memicu perubahan mendasar sampai kepada variasai. Jika pembahasan berbagai factor abiotik lingkungan terkait dengan berbagai parameter toleransi, sebaran dan optimasi, factor biotic didak langsung terkait dengan factor itu. Tetapi di sisi lain factor biotic lebih realistic, bervariasi dan mampu menciptakan stabilitas populasi. 2.2 Persaingan dalam komunitas

Laporan Ekologi umum 29 Nov 2012 Dalam artian yang luas persaingan ditunjukan pada interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Persaingan ini dapat terjadi antara indifidu yang sejenis ataupun antara indifidu yang berbeda jenis. Persaingan yang terjadi antara individu yang sejenis disebut dengan persaingan intraspesifik sedangkan persaingan yang terjadi antara individu yang berbeda jenisnya disebut sebagai persaingan interspesifik. Persaingan yang terjadi antara organisme-organisme tersebut mempengaruhi

pertumbuhan dan hidupnya, dalam hal ini bersifat merugikan (Odum, 1971). Setiap organisme yang berinteraksi akan di rugikan jika sumber daya alam menjadi terbatas jumlahnya. Yang jadi penyebab terjadinya persaingan antara lain makanan atau zat hara, sinar matahari, dan lain lain (Setiyadi, 1989). Faktor-fator intraspesifik merupakan mekanisme interaksi dari dalam individu organisme yang turut mengendalikan kelimpahan populasi. Pada hakikatnya mekanisme intraspesifik yang di maksud merupakan perubahan biologi yang berlangsung dari waktu ke waktu (Wirakusumah, 2003). Harter (1961), mengatakan bahwa persaingan intraspesifik di gunakan untuk menggambarkan adanya persaingan antar individu-individu tanaman yang sejenis. Persaingan intraspesifik terdiri atas : 1 Persaingan aktivitas 2 Persaingan sumber daya alam Dua jenis populasi tumbuhan dapat bertahan bersama bila individu-individunya secara bebas di kendalikan oleh hal hal sebagai berikut: 1. Perbedaan unsur hara 2. Perbedaan sebab sebab kematian 3. Kepekaan terhadap berbagai senyawa racun 4. Kepekaan terhadap faktor faktor yang mengendalikan sama dan pada waktu yang berbeda.

Beberapa factor-faktor yang berpengaruh terhadap persaingan intraspesifik dan interspesifik pada tumbuhan, yaitu : 1. Jenis tanaman

Laporan Ekologi umum 29 Nov 2012 Factor ini meliputi sifat biologi tumbuhan, system perakaran, bentuk pertumbuhan secara fisiologis. Misalnya adalah pada tanaman ilalang yang memiliki system perakaran yang menyebar luas sehingga menyebabkan persaingan dalam memperebutkan unsure hara. Bentuk daun yang lebar pada daun talas menyebabkan laju transpirasi yang tinggi sehingga menimbulkan persaingan dalam memperebutkan air. 2. Kepadatan tumbuhan Jarak yang sempit antar tanaman pada suatu lahan dapat menyebabkan persaingan terhadap zat-zat makanan hal ini karena zat hara yang tersedia tidak mencukupi bagi pertumbuhan tanaman. 3. Penyebaran tanaman Untuk menyebarkan tanaman dapat dilakukan dengan penyebaran biji atau melalui rimpang (akar tunas). Tanaman yang penyebarannya dengan biji mempunyai kemampuan bersaing yang lebih tinggi daripada tanaman yang menyebar dengan rimpang. Namun persaingan yang terjadi karena factor penyebaran tanaman sangat dipengaruhi factor-faktor lingkungan lain seperti suhu, cahaya, oksigen, dan air. 4. Waktu Dalam hal ini waktu adalah lamanya tanaman sejenis hidup bersama. Periode 2530% pertama dari daur tanaman merupakan periode yang paling peka terhadap kerugian yang disebabkan oleh persaingan.

Berikut adalah tabel pengaruh interaksi populasi A vs B terhadap kelangsungan kehidupan pertumbuhan populasi

Tidak No Tipe interaksi berinteraksi A 1 Netralisme 0 B 0

Apabila berinteraksi A 0 B 0 Tidak ada yang terpengaruh Yang paling terpengaruh punah Hasil interaksi

Kompetisi

Laporan Ekologi umum 29 Nov 2012 Obligatori bagi kedua populasi Menguntungkan 4 Protokooperasi 0 0 + + keduabelah pihak namun tidak obligatori 5 Komensalisme 0 + 0 Obligatori bagi A, B tidak terpengaruh A tuan rumah, B tak terpengaruh Obligatori bagi A, B tuan rumah Obligatori bagi A, B tuan rumah

Mutualisme

Amensalisme

Parasitisme

Predasi

Keterangan : + Populasi tumbuh 0 Populasi menurun Pertumbuhan populasi tidak terpengaruh

II.

Bahan dan Metode Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah 3 polibag, tanah bakar, biji

jagung (Zea mays), biji kacang hijau (Phaseolus radiatus), air, mistar, dan kertas label.

PROSEDUR KERJA Mula-mula disediakan beberapa pot plastik atau polibag yang telah diisi dengan tanah. Sementara itu, dipilih biji kacang hijau dan jagung yang masih baik. Setelah itu ditanamalah biji tersebut ke dalam polibag yang sudah disediakan dengan pengaturan penanaman (perlakuan) sebagai berikut: polibag A diisi dengan 3 biji kacang hijau dan 3 biji jagung, polibag B diisi dengan 3 biji kacang hijau sebagai kontrol, dan polibag C diisi dengan 3 biji jagung sebagai kontrol. Penyiraman dilakukan setiap hari sampai tanaman berumur 3 minggu. Pengukuran tinggi dilakukan setiap 1 minggu, kemudian dibandingkan tinggi tanaman kontrol dengan yang diberi perlakuan dan dibuat diagram pertumbuhannya di dalam tabel.

Laporan Ekologi umum 29 Nov 2012 I. Hasil dan Pembahasan Hasil yang didapatkan dari pengamatan yang dilakukan pada pertumbuhan tanaman yang diberi perlakuan beserta kontrol disajikan dalam bentuk tabel berikut. Tabel. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Kacang Hijau dan Jagung (cm) Minggu A J1 1 2 3 3,7 J2 6,8 J3 23 K1 18 32 34 K2 K3 B J1 3,6 J2 J3 C K1 K2 K3 0 0 0

16,2 14

10,3 13,2 15,6 0 23 5 0 29,3 0 35 0

42,6 30,1 0 43 34,2 0

29,2 27,8 39

30,6 30,2 42,5 27

Faktor- faktor lingkungan yang mungkin diperebutkan oleh tumbuhan tumbuhan dalam kompetisi atau persaingan diantaranya adalah cahaya, air, tanah, oksigen, unsur hara dan karbon dioksida. Selain faktor yang diperebutkan terdapat pula faktor eksternal yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dari tanaman tersebut. Adapun faktor eksternal tersebut diantaranya adalah keberadaan hewan penyerbuk, agen dispersal biji, kondisi tanah, kelembaban tanah dan udara serta angin. Adanya gangguan dari spesies-spesies tertentu di suatu habitat juga berpengaruh terhadap kelangsungan hidup tumbuhan. Pada percobaan ini diamati pertumbuhan pada biji kacang hijau dan biji jagung yang di tanam pada polybag dengan jumlah, dan kepadatan yang berbeda pada setiap polybag. Semua polybag diberi perlakuan yang sama dimulai dari jumlah intensitas cahaya dan suplai air setip harinya. Perlakuan ini bertujuan untuk melihat perbandingan pertumbuhan suatu tanaman dengan ruang lingkup yang sama. Pengamatan dilakukan selama kurang lebih 4 minggu dengan pengukuran pertumbuhan tinggi tanaman dilakukan dalam jangka waktu 3 hari 1 kali sampai tanaman dipanen. Pengukuran ini dilakukan untuk melihat apakah trjadi persaingan jenis atau tidak karena pada umumnya tumbuhan yang berasal dari biji untuk awal kehidupannya mendapat suplai makanan dari kotiledonnya (cadangan makanan). Dan setelah beberapa hari secara perlahan kotiledon akan gugur dan dengan sendirinya suatu tumbuhan harus mendapatkan suplai makanannya sendiri dan harus bersaing dengan yang lainnya untuk mempertahankan hidupnya. Jadi, pada polibag B terjadi kompetisi interspesies di mana tanaman kacang hijau dan jagung saling berkompetisi dalam polibag yang sama. Menurut Begon (2006), kompetisi ini terjadi dikarenakan individu-individu tersebut mempunyai kebutuhan yang sama terhadap faktor-

Laporan Ekologi umum 29 Nov 2012 faktor tertentu yang tidak tersedia dalam jumlah yang cukup di dalam lingkungannya seperti cahaya, oksigen, air, hara, dan lain-lain. Akibat dari kompetisi ini kedua belah pihak akan saling mempengaruhi laju pertumbuhan kompetitornya. Selain itu, pada polibag B dan polibag C tidak tertutup kemungkinan terjadi kompetisi intraspesifik. Kompetisi intraspesifik adalah persaingan antara organisme yang sama dalam lahan yang sama (Kastono, 2005). Dalam kompetisi intraspesifik ini jelas sekali masing-masing individu memiliki kebutuhan yang sama bagi pertumbuhannya. Oleh karena itu, terjadilah persaingan memperebutkan berbagai nutrisi dalam lahan yang sempit seperti polibag tersebut. Persaingan tersebut sedikit banyaknya mengakibatkan terganggunya pertumbuhan sebagian individu sementara yang lainnya tumbuh normal. Bahkan pada tanaman jagung dalam polibag C, sebagian mengalami kematian yang kemungkinan disebabkan oleh kompetisi intraspesifik itu atau pun kualitas biji yang kurang baik untuk tumbuh.

II.

Kesimpulan Dari percobaan yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa kompetisi

interspesifik merupakan jenis interaksi berupa kompetisi antar individu yang berlainan jenis dalam suatu lahan yang sama. Kompetisi ini berpengaruh terhadap terhambatnya pertumbuhan salah satu atau kedua tumbuhan competitor. Hal ini terlihat pada tanaman yang diberi perlakuan dengan menanam kacang hijau dan jagung dalam polibag yang sama.

III.

Daftar Pustaka Odum, E.P. 1971. Dasar-dasar Ekologi (diterjemahkanTjahjono, S. dan Srigandono, B) Yogyakarta: Penerbit Universitas Gajah Mada. Setiadi, Dedi, Muhadiono, Ayip Yusron.1989. Penuntun Praktikum Ekologi.PAU Ilmu Hayat IPB: Bogor. Salisbury, F.B. 1995. Fisiologi Tumbuhan jilid 2. Penerbit ITB: Bandung Naughhton.1973. Ekologi Umum edisi Ke 2. UGM Press Yogyakarta Arnita,indriani.1990.Ekologi Umum.Gita Media Press: Jakarta Sowasono, Haddy. 1987. Biologi Pertanian. Rajawali Press: Jakarta Naughhton.1973. Ekologi Umum edisi Ke 2. UGM Press : Yogyakarta

Laporan Ekologi umum 29 Nov 2012 Wirakusumah, S. 1003. Dasar-dasar Ekologi bagi populasi dan Komunitas. UI-Press:Jakarta Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Bumi Aksara: Jakarta

You might also like