You are on page 1of 13

Jurnal : SISTEM PAKAR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBAGIAN HARTA WARISAN MENURUT HUKUM ISLAM MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.

0 Oleh : Afijal, S.Kom Abstrak Membangun suatu sistem pakar untuk pendukung keputusan pembagian harta waris yang berdasarkan pada hukum Islam. Sistem pakar ini diharapkan dapat membantu setiap orang yang membutuhkan nilai pembagian harta waris dengan menggunakan cara pembagian yang berdasarkan hukum Islam. Nilai harta waris yang akan dibagi adalah harta waris setelah dikurangi wasiat pewaris bila ads wasiat, hutang piutang dan biaya pengurusan jenazah. Hasil pembagian adalah berupa nilai prosentase untuk setiap ahli waris yang berhak mendapatkan harta waris setelah proses pembagian. Penentuan nilai nominal harta waris tidak akan dihitung dalam sistem ini. Pengguna sistem dapat memperoleh nilai nominal harta pembagian dengan cara mengkalikan prosentase pembagian dengan nilai keseluruhan harta waris. Hasil yang diperoleh dari sistem pakar ini adalah output berupa informasi golongan ahli waris yang berhak mendapatkan harta waris, dan nilai prosentase pendapat waris untuk masingmasing ahli waris yang berhak mendapatkan harta, waris.Metode inferensi yang digunakan Sistem Pakar ini menggunakan metode Forward Chaining. Metode yang digunakan untuk analisis dan perancangan sistem adalah metoda Data Flow Oriented dengan menggunakan tool Data Flow Diagram (DFD). Perancangan basis data menggunakan model relasi dengan tool Entity-Relationship Diagram (E-R Diagram). Build an expert system for decision support division of the estate which is based on Islamic law. Expert system is expected to help everyone in need of the division of the estate by using a distribution based on Islamic law. Value of the estate to be divided is the net estate ads will heir when wills, accounts payable and cost of handling the bodies. The division is a percentage value for each of the heirs are entitled to the estate after the division process. Determination of nominal value of the estate will not be counted in this system. System users can obtain the nominal value of the property division by division by multiplying the percentage of the overall value of the estate. The results of this expert system is the output of the information class heirs are entitled to the estate, and the percentage value the opinion of each heir to heir entitled to the property, which use inference waris.Metode Expert System uses a method of Forward Chaining. The method used for analysis and design of the system is the method by using the Data Flow tool Oriented Data Flow Diagram (DFD). Database design tool using the relational model with Entity-Relationship Diagram (ER Diagram) Kata Kunci : Sistem Pakar, Pendukung Keputusan, Pembagian Waris. (Expert System, Decision Support, Division of Hereditary) 1. Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi telah memungkinkan pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan cermat.Penggunaan komputer telah berkembang dari sekedar pengolahan data ataupun penyajian informasi, menjadi mampu untuk menyediakan pilihan-pilihan sebagai pendukung pengambilan keputusan.Hal tersebut dimungkinkan berkat adanya perkembangan teknologi perangkat keras, yang diiringi oleh perkembangan perangkat lunak, serta kemampuan perakitan dan penggabungan beberapa teknik pengambilan keputusan di dalamnya.Integrasi dari perangkat keras, perangkat lunak, dan pengetahuan seorang pakar menghasilkan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yang memungkinkan pengguna untuk melakukan pengambilan keputusan dengan lebih cepat dan cermat. Sistem Pendukung Keputusan berbasis komputer (Computer Based Decision Support System) adalah suatu sistem berbasis komputer yang dirancang untuk meningkatkan efektivitas pengambil

keputusan dalam memecahkan masalah. Teknik yang digunakan untuk pemecahan masalah pada kasus ini menggunakan forward channing. Pembagian warisan sering kali menjadi suatu permasalahan yang terkadang memicu pertikaian dan menimbulkan keretakan hubungan keluarga. Penyebab utamanya adalah keserakahan atau ketamakan manusia, dan juga karena kurangnya pengetahuan pihak-pihak yang terkait tentang hukum pembagian warisan. Di samping itu terbatasnya pakar atau orang-orang yang memiliki pengetahuan dan keahlian khusus yang dapat memberikan solusi terhadap orang-orang yang membutuhkan informasi tentang pembagian harta warisan secara Islam Pada prinsipnya pembagian warisan dalam hukum Islam bukan untuk menyulitkan manusia, tetapi untuk memberikan kemudahan bagi manusia dan agar tidak terjadi pertengkaran dalam keluarga setelah almarhum maninggal. Ilmu faraid (waris) memberikan penjelasan tentang cara-cara pembagian harta waris, seperti siapa saja yang berhak mendapat harta waris dari semua ahli waris dan berapa jumlah bagiannya. Salah satu pengaruh negatif dari globalisasi dalam kehidupan masyarakat adalah terjadinya pergeseran gaya hidup dan cara pandang masyarakat pada hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam. Hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam pada sebagian masyarakat dianggap sebagai suatu hal yang kuno dan ketinggalan zaman.Banyak orang Islam yang alergi dengan aturan-aturan ditetapkan oleh agama, termasuk dalam hal pembagian harta warisan atau ilmu faraid.Karena itu mengakibatkan ilmu faraid menjadi suatu ilmu yang langka, sehingga saat melakukan pembagian pembagian harta warisan sering terjadi kebingungan karena pengetahuan yang kurang susah mencari tempat bertanya tentang hal tersebut. Kurangnya kepedulian umat Islam terhadap disiplin ilmu ini memang tidak kita pungkiri, bahkan Imam Qurtubi telah mengisyaratkannya: "Betapa banyak manusia sekarang mengabaikan ilmu faraid." Setiap orang yang memerlukan cara pembagian harta waris menurut hukum Islam akan sangat terbantu bila terdapat aplikasi sistem pakar untuk mendukung pengambilan keputusan pembagian harta waris tersebut. Masalah yang dihadapi dari latar belakang tersebut diatas adalah bagaimana menentukan besar nilai yang didapat dalam pembagian harta warisan berdasarkan hukum islam yang berbasis komputer serta menyusun rule based forward chaining pada sistem pakaruntuk pembagian harta warisan berdasarkan hukum islam. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian sistem pakar untuk pendukung keputusan pembagian harta warisan menurut hukum islam ini adalah : a) Memberikan kemudahan bagi orang-orang yang akan melakukan pembagian harta waris dengan menggunakan cara pembagian Islam secara cepat dan tepat. b) Penerapan sistem pakar untuk pengambilan keputusan dalam pembagian harta waris menurut hukum Islam. c) Membantu proses pengambilan keputusan secara cepat dan cermat mengenai pembagian harta waris. 2. Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System/DSS)

Salah satu jenis sistem aplikasi yang sangat popular di kalangan manajemen perusahaan adalah Decision Support System atau disingkat DSS. DSS ini merupakan suatu sistem informasi yang diharapkan dapat membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan. Hal yang perlu ditekankan di sini adalah bahwa keberadaan DSS bukan untuk menggantikan tugas-tugas manajer, tetapi untuk menjadi sarana penunjang (tools) bagi mereka. DSS sebenarnya merupakan implementasi teori-teori pengambilan keputusan yang telah diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research dan management science. Hanya bedanya adalah bahwa jika dahulu untuk mencari penyelesaian masalah yang dihadapi harus dilakukan perhitungan iterasi secara manual (biasanya untuk mencari nilai minimum, maksimum, atau optimum), saat ini komputer PC telah menawarkan kemampuannya untuk menyelesaikan persoalan yang sama dalam waktu relatif singkat. Menurut Keen dan Scoot Morton, bahwa Sistem Pendukung Keputusan adalah :Sistem Pendukung Keputusan merupakan penggabungan sumbersumber kecerdasan individu dengan kemampuan komponen untuk memperbaiki kualitas keputusan. Sistem Pendukung Keputusan juga

merupakan sistem informasi berbasis komputer untuk manajemen pengambilan keputusan yang menangani masalah-masalah semi struktur. Suatu Sistem Pendukung Keputusan (SPK) memiliki tiga subsistem utama yang menentukan kapabilitas teknis sistem pendukung keputusan, yaitu: a. Subsistem Manajemen Basis data b. Subsistem Manajemen Basis Model c. Subsistem Dialog Secara garis besar Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System/DSS) dibangun oleh tiga komponen besar: a. Database b. Model Base c. Software System DSS yang saat ini populer untuk digunakan adalah yang berbasis tabel atau spreadsheets, karena para manajer sudah terbiasa membaca data dengan cara tersebut. Tabel inilah yang menjadi media manajer dalam mengkutak-katik (mengganti atau merubah) variabel yang ada. Untuk keperluan ini, biasanya sebuah stand-alone PC sudah cukup untuk mengimplementasikannya. Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, telah banyak ditawarkan aplikasi DSS yang bekerja dalam infrastruktur jaringan (LAN, WAN, Intranet, Internet, dsb.). Beberapa manajer pengambil keputusan dihubungkan satu dengan lainnya melalui jaringan komputer, sehingga dapat saling mempertukarkan data dan informasi untuk keperluan pengambilan keputusan. Bahkan sudah ada DSS yang diperlengkapi dengan expert system (dibuat berdasarkan teori kecerdasan buatan/artifial intelligence), sehingga keputusan bisnis secara langsung dapat dilakukan oleh komputer, tanpa campur tangan manusia. 3. Perkembangan Teknologi Informasi

Pada umumnya, hampir setiap perusahaan modern memiliki sebuah divisi khusus yang bertanggung jawab terhadap asset teknologi informasi dan penggunaannya. Dilihat dari kacamata manajemen, terutama jika ditinjau dari perspektif finansial, peranan divisi teknologi informasi dapat dibagi menjadi empat kelas: cost center, profit center, service center, dan investment center. Masingmasing kelas memiliki karakteristiknya masing-masing yang akan membedakan dalam perlakuan yang diberikan manajemen terhadapnya. Klasifikasi yang sama dapat pula diberlakukan pada setiap jenis modul aplikasi atau infrastruktur teknologi informasi yang dimiliki perusahaan (technology portfolio) agar memudahkan manajemen dalam menilai teknologi mana saja yang: menghasilkan pendapatan, merupakan investasi jangka panjang perusahaan, menunjang pelayanan kepada pelanggan, dan merupakan bagian dari overhead sehari-hari. Sesuai dengan ilmu manajemen dan bisnis yang ada, tentu saja untuk setiap kelas akan diterapkan perlakuan khusus sesuai dengan hakekatnya masing-masing. Dengan mencermati keadaan ini, jelas terlihat kebutuhan baru akan teknologi informasi yang cocok untuk perusahaan, yaitu teknologi yang mampu adaptif terhadap perubahan. Para praktisi negara maju menjawab tantangan ini dengan menghasilkan produk-produk aplikasi yang berbasis objek, seperti OOP (Object Oriented Programming), OODBMS (Object Oriented Database Management System), Object Technology, Distributed Object. 4. Sistem Pakar

Sistem pakar adalah program komputer yang menggunakan strategi intelegensia buatan seperti representasi simbolik, inferensi, dan pencarian syaraf (Buchanan, 1985) untuk menjalankan tugas yang hanya mungkin dilakukan oleh pakar. Sistem pakar mempunyai beberapa latar belakang yang mempengaruhinya.Latar belakang tersebut adalah sebagai berikut: a. Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan orang tidak mampu lagi menguasai banyak hal, sehingga kebutuhan terhadap orang yang ahli dalam bidangnya semakin meningkat.

b. c.

Para pakar biasanya jumlahnya sedikit dan terkonsentrasi di kota-kota besar oleh karena itu biasanya jasa pakar mahal. Umur pakar terbatas sehingga jika pakar tersebut tidak tersedia lagi (meninggal) maka kepakarannya pun ikut hilang dan diperlukan waktu bertahun-tahun dengan biaya besar untuk menghasilkan pakar bidang tersebut. Definisi Ilmu Faraid

5.

Faraid adalah bentuk jamak dari al-faridhah yang bermakna sesuatu yang diwajibkan, atau pembagian yang telah ditentukan sesuai dengan kadarnya masing-masing. Ilmu faraid adalah ilmu yang mempelajari tentang perhitungan dan tata cara pembagian harta warisan untuk setiap ahli waris berdasarkan syariat Islam. Ibnu Mas'ud r.a. berkata bahwa Nabi saw. bersabda, "Pelajarilah ilmu faraid serta ajarkanlah kepada orang-orang, karena aku adalah orang yang akan direnggut (wafat), sedang ilmu itu akan diangkat dan fitnah akan tampak, sehingga dua orang yang bertengkar tentang pembagian warisan, mereka berdua tidak menemukan seorang pun yang sanggup meleraikan (menyelesaikan perselisihan pembagian hak waris) mereka." (HR Imam Ahmad, at-Tirmidzi, dan al-Hakim). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari diagram hubungan antara pewaris dan ahli waris sebagaimana yang sudah Al-Quran jelaskan pada gambar sebagai berikut:

Gambar 1. Hubungan antara pewaris dan ahli waris 6. Analisa dan Desain sistem a. Analisa Kebutuhan Hukum pembagian waris Islam merupakan suatu aturan atau ketentuan dalam mengurus harta peninggalan orang yang meninggal dalam agama Islam. Hasil yang diperoleh dari aturan pembagian waris ini adalah siapa saja yang berhak menjadi ahli waris serta berapa hak yang akan diterima oleh tiap ahli waris sesuai ketentuan dalam hukum waris Islam. Seorang pakar hukum waris Islam biasanya menyelesaikan setiap kasus pembagian warisan dengan menelusuri syarat-syarat tertentu. Kemudian informasi yang diperoleh dicatat untuk dicocokkan dengan basis pengetahuan yang dimilikinya. Dari data yang diperoleh maka akan dapat disimpulkan orang-orang yang berhak menjadi ahli waris dan menentukan berapa hak yang akan diterima oleh tiap ahli waris. Data Harta Warisan Daftar Ahli Waris

Pengetahuan Proses Penghitungan

Bagian setiap ahli waris

b. Analisa Kebutuhan Data Ahli waris yang ditetapkan oleh Allah secara jelas di dalam Al-Quran adalah anak, orang tua, suami atau istri, saudara seibu, dan saudara sekandung atau saudara seayah. Namun para ulama telah menetapkan bahwa terdapat lima belas laki-laki dan sepuluh perempuan yang berhak untuk mendapatkan hak waris. Dalam hal ini tidak ada seorangpun yang menyalahi ijma para ulama tersebut, karena mereka bersandar kepada dalil Al-Quran dan hadits Rasulullah saw dan dapat digambarkan seperti :

Gambar 2. Diagram Ahli Waris 7. Representasi Pengetahuan

Untuk mendukung penalaran dalam pembagian harta warisan menurut hukum Islam, maka pengetahuan yang diperoleh dari pakar dapat direpresentasikan dalam bentuk pohon keputusan sebagai berikut :

Gambar3.Penalaran Keputusan Pembagian Harta Warisan 8. Mekanisme Inferensi

Teknik yang digunakan dalam mekanisme inferensi ini adalah penalaran maju (forward chaining), yaitu aturan-aturan diuji satu demi satu. Jika kondisinya benar maka aturan itu disimpan kemudian aturan berikutnya diuji. Sebaliknya jika kondisinya salah, aturan itu tidak disimpan dan aturan berikutnya diuji. Dengan semua fakta yang tersimpan dalam basis data, input yang masuk melalui antarmuka pemakai akan diproses dengan program inferensi menjadi data yang diinginkan sebagai outputnya. Algorithma mekanisme inferensi untuk menghitung warisan ini menggunakan penelusuran bread first engine. Proses penelusurannya dimulai dengan memasukkan ahli waris yang

ada satu persatu, ahli waris yang diinputkan akan di beri nilai true dan yang tidak akan diberi nilai false. selanjutnya diteruskan dengan penelusuran pada rule dan menghitung bagian untuk ashhabul furudh. Setelah didapatkan hasil untuk ashhabul furudh kemudian rule akan dibaca kembali untuk menetapkan bagian ashabah yang menerima sisa dari warisan. Logika untuk penelusuran inferensi engine dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 4. Algorithma Inferensi Engine 9. Perancangan sistem

Sistem pakar digunakan untuk menentukan hak masing-masing ahli waris berdasarkan kaidah-kaidah yang sudah ditetapkan menggunakan metode inferensi maju (Fordward Chaining).Pemilihan metode ini didasari karena metode ini cocok diterapkan untuk mendapatkan hasil dari pembagian harta warisan. Gambaran umum dari blok sistem pakar yang dirancang dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 5.Diagram Blok Sistem Pakar Diagram aliran data menggambarkan bagai interaksi antara user dengan sistem pakar yang dirancang.Entity yang terlibat pada sistem adalah admin dan user. Pada diagram aliran data dibawah ini dapat bagaimana bentuk hubungan antar entity dan proses apa saja yang terjadi pada sistem dan hasil akhir yang diterima oleh user, seperti gambar dibawah ini :

DataAhliWaris ADmin 1.0 InputAhli Waris Kaidah Pembagian

DataAhliWaris AhliWaris Kaidah Pembagian Kaidah

2.0 KelolaKaidah Pembagian

5.0 Tampilkan HakSetiap AhliWaris

HakAhli aris

4.0 Proses Pembagian

RulePembagian

HakAhli waris User

DataAhliWaris DataAhliWaris
3.0 InputAhli waris

Gambar 6.Diagram Aliran Data Sistem Pakar pembagian Harta Warisan 10. Diagram Relasi Entitas Relasi entitas digunakan untuk menggambarkan hubungan antar table pada database yang dirancang.Sistem pakar ini dibangun dengan menggunakan dua table, yaitu table ahli waris dan kaidah. Rancangan database Nama Database Nama Tabel Nama Field Kode Hubungan Nama Tabel Nama Field Kode Kaidah

: Warisan.MDB : Ahli waris Tipe Data Text Text : Kaidah Tipe Data Text Text

Ukuran 3 30

Ukuran 3 50

1. Tabel Ahli waris digunakan untuk menyimpan data semua ahli waris yang berhak menerima warisan. Terdiri dari filed kode dan hubungan. 2. Tabel hubungan digunakan untuk menyimpan data kaidah yang digunakan untuk membagi harta warisan sesuai dengan ketentuan yang ada pada hukum islam. Terdiri dari field kode dan kaidah.

Hubungan kedua table tersebut dapat digambarkan dengan bentuk relasi seperti pada gambar dibawah ini :

Ahli waris
Kode Hubungan 1 00

Kaidah
Kode Kaidah

Gambar7. Diagram Relasi Antar Tabel 11. Perancangan antar muka Interface merupakan penghubung antara user dengan sistem pakar. Interfase harus dirancang user friendly, agar user tidak kebingungan menggunakan sistem ini. Sistem pakar ini terdiri dari dua form input data master dan satu form untuk interface dengan user untuk penghitungan hak setiap ahli waris yang ditinggalkan. a. Form Input Data Daftar Ahli Waris Input data ahli waris digunakan untuk menginputkan master data semua ahli waris yang mungkin akan ditinggalkan oleh almarhum. Seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 8. Desain Input Master Ahli Waris b. Form Input Data Daftar Kaidah Pembagian Harta Warisan Input data kaidah pembagian warisan digunakan untuk menginputkan master data kaidah yang sudah ditetapkan untuk pembagian hak setiap ahli waris yang ditinggalkan. Seperti pada gambardibawah ini :

Gambar9. Desain Input Kaidah pembagian Warisan

c.

Form Penghitungan Hak Ahli Waris Form ini digunakan untuk menginputkan menghitung hak yang akan didapatkan oleh ahli waris yang tinggalkan sesuai dengan rule dan kaidah yang sudah menjadi ketetapan, seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 10.Desain Proses Pembagian Warisan 12. Implementasi Penggunaan Sistem a. Cara Menjalankan Sistem Berikut langkah menjalan Sistem Aplikasi Penghitungan Harta Warisan : a. Klik icon Warisan. Selanjutnya muncul Tampilan menu utama. Pada menu utama terdiri dari 2 (dua) menu pilihan dan 1 (satu) menu keluar, seperti pada gambar di bawah ini :

Gambar 11. Tampilan Menu Utama b. Form Input Data Ahli Waris Untuk mengaktifkan menu ini maka langkahnya adalah : Klik Menu Data Master kemudian klik Sub Menu Entri Ahli Waris. Setelah formnya tampil maka Bisa diinputkan data ahli waris, seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 12. Tampilan Input Data Ahli Waris c. Form Input Data Kaidah Pembagian Warisan. Menu ini berfungsi untuk menginputkan data kaidah pembagian yang ingin ditambahkan kedalam database. Untuk mengaktifkan menu ini maka langkahnya adalah : Klik Menu Data master kemudian klik Sub Menu Entri Kaidah Warisan. Setelah itu Tampilannya akan muncul seperti gambar dibawah ini :

Gambar 13. Tampilan Input Kaidah Warisan

d. Form Input Data Penghitungan Pembagian Warisan Untuk mengaktifkan menu ini maka langkahnya adalah : Klik Menu Penghitungan. Setelah itu tampilannya akan muncul seperti gambardibawah ini :

Gambar 14. Tampilan Penghitungan Pembagian Warisan

b.

Pengujian Sistem Setelah semua sistem kita terkonfigurasi dengan baik dan sistem dapat dapat berjalan dengan baik maka tahap terakhir kita lakukan pengujian sistem. Untuk hal ini kita coba dengan menerapkan pada contoh kasus untuk menguji beberapa rule. Contoh kasus 1: Seorang meninggal duniadan meninggalkan total warisan yang sudah dihargai dalam bentuk uang senilai RP 3.500.000.000,00 Ahli waris yang ditinggalkan : 1. Anak perempuan 1 orang 2. Ayah 3. Ibu 4. Suami

Setelah data warisan dan ahli waris di atas diinputkan ke sistem maka didapat hasil seperti gambar dibawah ini :

Gambar 15. Hasil Pengujian Terhadap Kasus 1 Contoh kasus 2: Seorang meninggal dunia dan meninggalkan total warisan yang sudah dihargai dalam bentuk uang senilai RP 2.565.500.000,00 Ahli waris yang ditinggalkan : 1. Anak Laki-laki 1 orang 2. Anak Perempuan 3 orang 3. Ayah 4. Istri 5. Kakek 6. Saudara Kandung Setelah data warisan dan ahli waris di atas diinputkan ke sistem maka didapat hasil seperti pada gambar dibawah ini :

Gambar 16. Hasil Pengujian Terhadap Kasus 2

13. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Sistem aplikasi berbasis sistem pakar yang dirancang dapat membantu ahli waris menghitung warisan yang ditinggalkan meski tanpa bantuan pakar dengan menggunakan Software Visual Basic 6.0 dan database microsoft access 2007. 2. Metode inferensi runut maju (fordward chaining) cocok digunakan untuk menangani masalah pengendalian (controling) dan diagnosa. 3. Keluaran dari sistem ini adalah informasi hak diterima oleh ahli waris berdasarkan ketetapan perhitungan pembagian harta warisan menurut hukum Islam. Daftar Pustaka Aziz, Farid ( 1994 ), Belajar Sendiri Pemograman Sistem Pakar , PT. Elekmedia Komputindo, Jakarta Tim Penerbit Andi ( 2003 ), Pengembangan Sistem Pakar Menggunakan Visual Basic , CV. Andi Offset, Yogyakarta Anita Desiani & Muhammad Arhami (2006), Konsep Kecerdasan Buatan, Andi Yogyakarta, Yogyakarta Arhami, Muhammad (2005), Konsep Dasar Sistem Pakar, Andi Yogyakarta, Yogyakarta Kusrini (2008), Aplikasi Sistem Pakar, Andi Yogyakarta, Yogyakarta Basyir, Ahmad Azhar, MA, (2001), Hukum Waris Islam, UII Press, Yogyakarta http://opi.110mb.com/ Penulis : Afijal, S.Kom Http ://ijalnewbie.wordpress.com Email : ijal.org@gmail.com Lahir di Pulau Kayu, Susoh, Abdya, 25 Agustus 1984. Sarjana Teknik Informatika STMIK Bina Bangsa Lhokseumawe, Aceh. Sedang menyelesaikan Thesis Study S-2 Magister Komputer di Universitas Putra Indonesia (UPI) YPTK Padang. Bekerja sebagai Dosen Tetap pada Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Universitas Almuslim, Bireuen, Aceh.

You might also like