You are on page 1of 31

PRINSIP KERJA PLTA

Posted by Portal Pendidikan on 18:04 // 1 komentar 3 April 2011, PLTA Garung, Wonosobo, Air sungai merupakan salah satu potensi yang cukup besar untuk dapat membangkitkan tenaga listrik. Potensi tenaga air yang terdapat di seluruh Indonesia diperkirakan dapat memproduksi listrik sebesar 75 GW, namun adanya perbedaan antara potensi tenaga air dengan kebutuhan akan tenaga listrik menyebabkan pemanfaatan potensi tenaga air belum dapat dilakukan secara optimal. PLTA Garung merupakan penghasil tenaga listrik terbesar yang berada di bawah Telaga Menjer yang menggunakan waduk sebagai sarana penampung air.naga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik(dengan bantuan generator).

Kantor Pembangkit PLTA Garung Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada sekitar 675.000 MW ,setara dengan 3,6 milyar barrel minyak atau sama dengan 24 % kebutuhan listrik dunia yang digunakan oleh lebih 1 milyar orang. Komponen kompnen dasar PLTA berupa dam, turbin, generator dan transmisi. Adapun proses terjadinya Listrik yang berasal dari PLTA sebagai berikut :

1. Aliran sungai dengan jumlah debit air yang demikian besar ditampung dalam waduk yang ditunjang dengan bangunan bendungan 2. Air tersebut dialirkan melalui saringan Power Intake 3. kemudian masuk ke Pipa Pesat (Penstock) 4. untuk merubah energi potensial menjadi energi kinetik. Pada ujung pipa pesat dipasang Katup Utama (Main Inlet Valve) 5. untuk mengalirkan air ke turbin. Katup utama akan ditutup otomatis apabila terjadi gangguan atau di stop atau dilakukan perbaikan/pemeliharaan turbin. Air yang telah mempunyai tekanan dan kecepatan tinggi (energi kinetik) dirubah menjadi energi mekanik dengan dialirkan melalui sirip-sirip pengarah (sudu tetap) akan mendorong sudu jalan/runner yang terpasang pada turbin

Energi putar yang diterima oleh turbin selanjutnya digunakan untuk menggerakkan generator 7. yang kemudian menghasilkan tenaga listrik. Air yang keluar dari turbin melalui Tail Race 8. selanjutnya kembali ke sungai 9. Tenaga listrik yang dihasilkan oleh generator, tegangannya masih rendah. Oleh karena itu, tegangan tersebut terlebih dahulu dinaikkan dengan Trafo Utama 10. untuk efisiensi penyaluran energi dari pembangkit ke pusat beban. Tegangan tinggi tersebut kemudian diatur/dibagi di Switch Yard 11. dan selanjutnya disalurkan/interkoneksi ke sistem tenaga listrik melalui kawat saluran Tegangan Tinggi 12. Disamping itu waduk Telaga Menjer dengan sungai Serayunya yang mempunyai karakteristik khusus, apabila terjadi banjir maka kelebihan air tersebut akan dibuang melalui pintu pelimpas otomatis (spillway) 13. PLTA merubah energi yang disebabkan gaya jatuh air untuk menghasilkan listrik. Turbin mengkonversi tenaga gerak jatuh air ke dalam daya mekanik. Kemudian generator mengkonversi daya mekanik tersebut dari turbin ke dalam tenaga elektrik. Jenis PLTA bermacam-macam, mulai yang berbentuk mikro-hidro dengan kemampuan mensupalai untuk beberapa rumah saja sampai berbentuk raksasa seperti Bendungan Karangkates yang menyediakan listrik untuk berjuta-juta orang-orang. PLTA di Sungai Wisconsin, merupakan jenis PLTA menengah yang mampu mensuplai listrik untuk 8.000 orang. Dam berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar karena turbin memerlukan pasokan air yang cukup dan stabil. Selain itu dam juga berfungsi untuk pengendalian banjir. contoh waduk Jatiluhur yang berkapasitas 3 miliar kubik air dengan volume efektif sebesar 2,6 miliar kubik.

6.

Telaga Menjer Turbin berfungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik. Air akan memukul susu sudu dari turbin sehingga turbin berputar. Perputaran turbin ini di hubungkan ke generator. Turbin terdiri dari berbagai jenis seperti turbin Francis, Kaplan, Pelton, dll. Generator dihubungkan ke turbin dengan bantuan poros dan gearbox. Memanfaatkan perputaran turbin untuk memutar kumparan magnet didalam generator sehingga terjadi pergerakan elektron yang membangkitkan arus AC.

Sungai Serayu yang dialirkan ke Danau Menjer Travo digunakan untuk menaikan tegangan arus bolak balik (AC) agar listrik tidak banyak terbuang saat dialirkan melalui transmisi. Travo yang digunakan adalah travo step up. Transmisi berguna untuk mengalirkan listrik dari PLTA ke rumah rumah atau industri. Sebelum listrik kita pakai tegangannya di turunkan lagi dengan travo step down.

Pembangkit listrik tenaga air konvensional bekerja dengan cara mengalirkan air dari dam ke turbin setelah itu air dibuang. Saat ini ada teknologi baru yang dikenal dengan pumped-storage plant .

pumped-storage plant memiliki dua penampungan yaitu:


y

Waduk Utama (upper reservoir) seperti dam pada PLTA konvensional. Air dialirkan langsung ke turbin untuk menghasilkan listrik.

Kantor Pengawasan Telaga Menjer


y

Waduk cadangan (lower reservoir). Air yang keluar dari turbin ditampung di lower reservoir sebelum dibuang disungai. Pada saat beban puncak air dalam lower reservoir akan di pompa ke upper reservoir sehingga cadangan air pada Waduk utama tetap stabil.

PLTA yang paling konvensional mempunyai empat komponen utama sebagai berikut : 1. Bendungan, berfungsi menaikkan permukaan air sungai untuk menciptakan tinggi jatuh air. Selain menyimpan air, bendungan juga dibangun dengan tujuan untuk menyimpan energi. 2. Turbine, gaya jatuh air yang mendorong baling-baling menyebabkan turbin berputar. Turbin air kebanyakan seperti kincir angin, dengan menggantikan fungsi dorong angin untuk memutar baling-baling digantikan air untuk memutar turbin. Selanjutnya turbin merubah energi kenetik yang disebabkan gaya jatuh air menjadi energi mekanik. 3. Generator, dihubungkan dengan turbin melalui gigi-gigi putar sehingga ketika balingbaling turbin berputar maka generator juga ikut berputar. Generator selanjutnya merubah energi mekanik dari turbin menjadi energi elektrik. Generator di PLTA bekerja seperti halnya generator pembangkit listrik lainnya. 4. Jalur Transmisi, berfungsi menyalurkan energi listrik dari PLTA menuju rumah-rumah dan pusat industri.

Jalur Pipa Air Dari Telaga Menjer Berapa listrik yang bisa dihasilkan oleh Besarnya listrik yang dihasilkan PLTA tergantung dua factor sebagai berikut :

PLTA

1. Berapa besar air yang jatuh. Semakin tinggi air jatuh, maka semakin besar tenaga yang dihasilkan. Biasanya, tinggi air jatuh tergantung tinggi dari suatu bendungan. Semakin tinggi suatu bendungan, semakin tinggi air jatuh maka semakin besar tanaga yang dihasilkan. Ilmuwan mengatakan bahwa tinggi jatuh air berbanding lurus dengan jarak

jatuh. Dengan kata lain, air jatuh dengan jarak dua satuan maka akan menghasilkan dua satuan energi lebih banyak. 2. Jumlah air yang jatuh. Semakin banyak air yang jatuh menyebabkan turbin akan menghasilkan tenaga yang lebih banyak. Jumlah air yang tersedia tergantung kepada jumlah air yang mengalir di sungai. Semakin besar sungai akan mempunyai aliran yang lebih besar dan dapat menghasilkan energi yang banyak. Tenaga juga berbanding lurus dengan aliran sungai. Dua kali sungai lebih besar dalam mengalirkan air akan menghasilkan dua kali lebih banyak energi.

tambahan berikut

contoh

analisa 1. 2.

dan

gambar

head

: tank head-tank-0 head-tank-1

3. haed-tank-analisa

Pintu Air Telaga Menjer Analisis : Listrik adalah sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Setiap hari bahkan setiap waktu manusia membutuhkan listrik. Kebutuhan manusia akan listrik inilah yang akhirnya mengharuskan manusia untuk berfikir bagaimana cara untuk menciptakan listrik dan menggunakannya secara efektif den efisien. Sumber tenaga yang digunakan untuk menghasilkan listrik beragam jenisnya, ada yang menggunakan sumber tenaga air, nuklir, panas bumi, angin, dll. Pada pembahasan ini salah satu sumber tenaga yang digunakan untuk menghasilkan lisrtik yang akan dibahas adalah sumber tenaga air yang dikenal dengan sumber listrik tenaga air. Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) adalah pembangkit listrik yang mengandalkan energi potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi listrik. Energi listrik yang dibangkitkan dari ini biasa disebut sebagai hidroelektrik. Bentuk utama dari pembangkit listrik jenis ini adalah motor yang dihubungkan ke turbin yang digerakkan oleh tenaga kinetik dari air. Namun, secara luas, pembangkit listrik tenaga air tidak hanya terbatas pada air dari sebuah waduk atau air terjun, melainkan juga meliputi pembangkit listrik yang menggunakan tenaga air dalam bentuk lain seperti tenaga ombak

Pengamanan Pipa Air Yang Dilalui Jalan Desa

Pengolahan Listrik

Jalur Pipa Air PLTA Garung

MAKALAH PLTA
Untuk memenuhi tugas Mata kuliah Instalasi tenaga yang dibina oleh Pak Sunaryo

Oleh Alhdila Rifqi Belly Karunia Dyah Palupi Raden Roro Kartika Satria Jabar Haq Syarif Albar

0851140019 0851140005 0841150032 0841150035 0841150030

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009

Kata Pengantar
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan.Dalam makalah ini kami membahas Pembangkit Listrik Tenaga Air Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman tentang PLTA dan sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Pembangkit Listrik Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang dalam-dalamnya kami sampaikan : Ir. Sunaryo, selaku dosen mata kuliah Pembangkit Rekan-rekan mahasiwa yang telah banyak makalah ini. Demikian makalah ini saya buat semoga bermanfaat, Malang, November 2009 Penyusun, memberikan masukan untuk

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Masalah BAB II PEMBAHASAN 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 Energi 2.8 Energi 2.9 2.10 2.11 Aspek Gempa Analisis SWOT Kelebihan PLTA 16 17 18 Pengembangan Industri Padat 16 Definisi PLTA Jenis-Jenis PLTA Komponen komponen dasar PLTA Desain PLTA Prinsip Kerja Pemanfaatan PLTA Pengembangan Industri Padat 2 2 5 10 11 15 15 1 1 1 i ii

ii

BAB I PENDAHULUAN
Pendahuluan 1.1 Latar belakang PLTA adalah suatu pusat tenaga air yang memiliki peralatan tertentu dan bertujuan merubah (konversi) energi potensial air menjadi energi listrik. Pembangkit tinggi tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator). Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada sekitar 675.000 MW ,setara dengan 3,6 milyar barrel minyak atau sama dengan 24 % kebutuhan listrik dunia yang digunakan oleh lebih 1 milyar orang. PLTA termasuk jenis pembangkitan hidro. Karena pembangkitan ini menggunakan air untuk kerjanya. Saat ini pengetahuan tentang PLTA sangat dibutuhkan oleh para mahasiswa sebagai bekal ilmu ketika akan bekerja di PLTA, dimana para pekerja dituntut untuk benar benar paham tentang segala sesuatu yg ada di PLTA. Diharapkan dengan adanya makalah ini mahasiswa dapat memahami segala sesuatu tentang PLTA. 1.2 Rumusan masalah Masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini meliputi definisi, gambar, macam macam (klasifikasi), prinsip kerja, pemasangan. Hal hal diluar dari yang disebutkan tadi tidak akan dibahas dalam makalah ini. 1.3 Tujuan Makalah ini dibuat dengan tujuan Untuk mempermudah mahasiswa dalam memahami tentang PLTA Supaya mahasiswa mengerti prinsip kerja PLTA Supaya mahasiswa bisa mengoperasikan PLTA

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi Potensial Transformer
Pembangkit listrik tenaga air (PLTA) bekerja dengan cara merubah energi potensial (dari dam atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator). Kapasitas PLTA diseluruh dunia ada sekitar 675.000 MW ,setara dengan 3,6 milyar barrel minyak atau sama dengan 24 % kebutuhan listrik dunia yang digunakan oleh lebih 1 milyar orang. Pembangkit listrik tenaga air konvensional bekerja dengan cara mengalirkan air dari dam ke turbin setelah itu air dibuang. Saat ini ada teknologi baru yang dikenal dengan pumped-storage plant . pumped-storage plant memiliki dua penampungan yaitu:

Waduk Utama (upper reservoir) seperti dam pada PLTA konvensional. Air dialirkan langsung ke turbin untuk menghasilkan listrik. Waduk cadangan (lower reservoir). Air yang keluar dari turbin ditampung di lower reservoir sebelum dibuang disungai.

Pada saat beban puncak air dalam lower reservoir akan di pompa ke upper reservoir sehingga cadangan air pada Waduk utama tetap stabil. 2.2 Jenis-Jenis PLTA 1. Berdasarkan Tinggi Terjun PLTA PLTA jenis terusan air (water way) Adalah pusat listrik yang mempunyai tempat ambil air (intake) di hulu sungai dan mengalirkan air ke hilir melalui terusan air dengankemiringan (gradient) yang agak kecil. Tenaga listrik dibangkitkan dengan cara memanfaatkan tinggi terjun dan kemiringan sungai.

PLTA jenis DAM /bendungan Adalah pembangkit listrik dengan bendungan yang melintang disungai, pembuatan bendungan ini dimaksudkan untuk menaikkan permukaan air dibagian hulu sungai guna membangkitkan energi potensial yang lebih besar sebagai pembangkit listrik. PLTA jenis terusan dan DAM (campuran) Adalah pusat listrik yang menggunakan gabungan dari dua jenis sebelumnya, jadi energi potensial yang diperoleh dari bendungan dan terusan. 2. PLTA Berdasarkan Aliran Sungai PLTA jenis aliran sungai langsung (run of river) Banyak dipakai dalam PLTA saluran air/terusan, jenis ini membangkitkan listrik dengan memanfaatkan aliran sungai itu sendiri secara alamiah. PLTA dengan kolam pengatur (regulatoring pond) Mengatur aliran sungai setiap hari atau setiap minggu dengan menggunakan kolam pengatur yang dibangun melintang sungai dan membangkitkan listrik sesuai dengan beban. Disamping itu juga dibangun kolam pengatur di hilir untuk dipakai pada waktu beban puncak (peaking power plant) dengan suatu waduk yang mempunyai kapasitas besar yang akan mengatur perubahan air pada waktu beban puncak sehingga energi yang dihasilkan lebih maksimal. Pusat listrik jenis waduk (reservoir) Dibuat dengan cara membangun suatu waduk yang melintang sungai, sehingga terbentuk seperti danau buatan, atau dapat dibuat dari danau asli sebagai penampung air hujan sebagai cadangan untuk musim kemarau.

PLTA Jenis Pompa (pumped storage) adalah jenis PLTA yang memanfaatkan tenaga listrik yang berlebihan ketika musim hujan atau pada saat pemakaian tenaga listrik berkurang saat tengah malam, pada waktu ini sebgian turbin berfungsi sebagai pompa untuk memompa air yang di hilir ke hulu, jadui pembangkit ini memanfaatkan kembali air yang dipakai saat beban puncak dan dipompa ke atas lagi saat beban puncak terlewati. 2.3 Komponen komponen dasar PLTA

1. DAM Sesuai dengan kondisi alam, pengembangan PLTA dapat dibagi atas 2 jenis yaitu : tipe waduk dan tipe aliran langsung. Tipe waduk dapat berupa bendungan (reservoir) dan keluaran danau (lake outlet), sedangkan tipe aliran langsung dapat berupa aliran langsung sungai (run-off river) dan aliran langsung dengan bendungan pendek (run-off river with low head dam). Bendungan Scrivener, Canberra Australia, dibangun untuk mengatasi banjir 5000-tahunan. Bendungan atau dam adalah konstruksi yang dibangun untuk menahan laju air menjadi waduk, danau, atau tempat rekreasi. Seringkali bendungan juga digunakan untuk mengalirkan air ke sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Air. Kebanyakan dam juga memiliki bagian yang disebut pintu air untuk membuang air yang tidak diinginkan secara bertahap atau berkelanjutan. Sedangkan waduk adalah kolam besar tempat menyimpan air sediaan untuk berbagai kebutuhan. Waduk dapat terjadi secara alami maupun dibuat manusia. Waduk buatan dibangun dengan cara

membuat bendungan yang lalu dialiri air sampai waduk tersebut penuh. Bendungan Hoover, sebuah bendungan beton lengkung di Black Canyon di Sungai Colorado. Dam dapat diklasifikasikan menurut struktur, tujuan atau ketinggian. Berdasarkan struktur dan bahan yang digunakan, bendungan dapat diklasifikasikan sebagai dam kayu, "embankment dam" atau "masonry dam", dengan berbagai subtipenya. Tujuan dibuatnya termasuk menyediakan air untuk irigasi atau penyediaan air di perkotaan, meningkatkan navigasi, menghasilkan tenaga hidroelektrik, menciptakan tempat rekreasi atau habitat untuk ikan dan hewan lainnya, pencegahan banjir dan menahan pembuangan dari tempat industri seperti pertambangan atau pabrik. Hanya beberapa dam yang dibangun untuk semua tujuan di atas. Menurut ketinggian, dam besar lebih tinggi dari 15 meter dan dam utama lebih dari 150 m. Sedangkan, dam rendah kurang dari 30 m, dam ketinggian-medium antara 30 100 m, dan dam tinggi lebih dari 100 m. Kadang-kadang ada yang namanya Bendungan Sadel sebenarnya adalah sebuah dike, yaitu tembok yang dibangun sepanjang sisi danau untuk melindungi tanah di sekelilingnya dari banjir. Ini mirip dengan tanggul, yaitu tembok yang dibuat sepanjang sisi sungai atau air terjun untuk melindungi tanah di sekitarnya dari kebanjiran. Sebuah bendungan Pengukur overflow dam didisain untuk dilewati air. weir adalah sebuah tipe bendungan pengukur kecil yang digunakan untuk mengukur input air. Bendungan Pengecek check dam adalah bendungan kecil yang didisain untuk mengurangi dan mengontrol arus soil erosion. 2. SWITCHYARD Serandang hubung ialah saluran air yang digunakna untuk mengairkan air yang berasal dari bendungan. Saluran ini terhubung dengan Gedung sentral. Pada saluran ini air memiliki energi kinetic yang sangat besar, karena dipenaruhi oleh tekanan air

yang disebabkan ketinggian bendungan. Semakin tinggi bendungan dan semakin banyak jumlah air, maka semakin besar pula energi kinetic yang dihasilkan. 3. GEDUNG SENTRAL Terdiri atas Turbin dan Generator. Turbin adalah alat yang dapat merubah energi kinetic air menjadi energi mekanik, sedangkan generator ialah alat yang digunakan untuk merubah energi mekanik menjadi energi listrik. 3.1 TURBIN Turbin air dikembangkan pada abad 19 dan digunakan secara luas untuk pembangkit tenaga listrik.. Turbin air mengubah energi potensial air menjadi energi mekanis. Energi mekanis diubah dengan generator listrik menjadi tenaga listrik. Berdasarkan prinsip kerja turbin dalam mengubah energi potensial air menjadi energi mekanis, turbin air dibedakan menjadi dua kelompok yaitu turbin impuls dan turbin reaksi. Turbin Impuls Energi potensial air diubah menjadi energi kinetik pda nozle. Air keluar nozle yang mempunyai kecepatan tinggi membentur sudu turbin. Setelah membentur sudu arah kecepatan aliran berubah sehingga terjadi perubahan momentum (impulse). Akibatnya roda turbin akan berputar. Turbin impuls adalah turbin tekanan sama karena aliran air yang keluar dari nosel tekanannya adalah sama dengan tekanan atmosfir sekitarnya. Semua energi tinggi tempat dan tekanan ketika masuk ke sudu jalan turbin dirubah menjadi energi kecepatan. Turbin Pelton Pelton wheel from Walchensee, Germany hydro power station. Turbin pelton merupakan turbin impuls. Turbin Pelton terdiri dari satu set sudu jalan yang diputar oleh pancaran air yang disemprotkan dari satu atau lebih alat yang disebut nosel. Turbin Pelton adalah salah satu dari jenis turbin air yang paling efisien. Turbin Pelton adalah turbin yang cocok digunakan untuk head tinggi. Bentuk sudu turbin terdiri dari dua bagian yang simetris. Sudu dibentuk sedemikian sehingga pancaran air akan mengenai tengah-tengah sudu dan pancaran air tersebut akan berbelok ke kedua arah sehinga bisa membalikkan pancaran air dengan baik dan

membebaskan sudu dari gaya-gaya samping. Untuk turbin dengan daya yang besar, sistem penyemprotan airnya dibagi lewat beberapa nosel. Dengan demikian diameter pancaran air bisa diperkecil dan ember sudu lebih kecil. Turbin Pelton untuk pembangkit skala besar membutuhkan head lebih kurang 150 meter tetapi untuk skala mikro head 20 meter sudah mencukupi. Turbin Turgo Turbin Turgo dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti turbin pelton turbin turgo merupakan turbin impulse, tetapi sudunya berbeda. Pancaran air dari nozle membentur sudu pada sudut 20 o. Kecepatan putar turbin turgo lebih besar dari turbin Pelton. Akibatnya dimungkinkan transmisi langsung dari turbin ke generator sehingga menaikkan efisiensi total sekaligus menurunkan biaya perawatan. Turbin Crossflow Salah satu jenis turbin impuls ini juga dikenal dengan nama Turbin Michell-Banki yang merupakan penemunya. Selain itu juga disebut Turbin Osberger yang merupakan perusahaan yang memproduksi turbin crossflow. Turbin crossflow dapat dioperasikan pada debit 20 litres/sec hingga 10 m3/sec dan head antara 1 s/d 200 m. Turbin Zcrossflow menggunakan nozle persegi panjang yang lebarnya sesuai dengan lebar runner. Pancaran air masuk turbin dan mengenai sudu sehingga terjadi konversi energi kinetik menjadi energi mekanis. Air mengalir keluar membentur sudu dan memberikan energinya (lebih rendah dibanding saat masuk) kemudian meninggalkan turbin. Runner turbin dibuat dari beberapa sudu yang dipasang pada sepasang piringan paralel. Turbin Reaksi Sudu pada turbin reaksi mempunyai profil khusus yang menyebabkan terjadinya penurunan tekanan air selama melalui sudu. Perbedaan tekanan ini memberikan gaya pada sudu sehingga runner (bagian turbin yang berputar) dapat berputar. Turbin yang bekerja berdasarkan prinsip ini dikelompokkan sebagai turbin reaksi. Runner turbin reaksi sepenuhnya tercelup dalam air dan berada dalam rumah turbin. Turbin Francis Turbin francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang diantara sumber

air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di bagian keluar. Turbin Francis menggunakan sudu pengarah. Sudu pengarah mengarahkan air masuk secara tangensial. Sudu pengarah pad turbin Francis dapat merupakan suatu sudu pengarah yang tetap ataupun sudu pengarah yang dapat diatur sudutnya. Untuk penggunaan pada berbagai kondisi aliran air penggunaan sudu pengarah yang dapat diatur merupakan pilihan yang tepat. Turbin Kaplan & Propeller Turbin Kaplan dan propeller merupakan turbin rekasi aliran aksial. Turbin ini tersusun dari propeller seperti pada perahu.. Propeller tersebut biasanya mempunyai tiga hingga enam sudu. 3.2 Generator Listrik Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanikal. Proses ini dikenal sebagai pembangkit listrikSebelum hubungan antara magnet dan listrik ditemukan, generator menggunakan prinsip elektrostatik. Mesin Wimshurst menggunakan induksi elektrostatik atau "influence". Generator Van de Graaff menggunakan satu dari dua mekanisme: * Penyaluran muatan dari elektroda voltase-tinggi * Muatan yang dibuat oleh efek triboelectric menggunakan pemisahan dua insulator Generator elektrostatik tidak efisien dan berguna hanya untuk eksperimen saintifik yang membutuhkan voltase tinggi. * Generator portabel (pandangan samping) * Generator portabel (pandangan sudut) Pada 1831-1832 Michael Faraday menemukan bahwa perbedaan potensial dihasilkan antara ujung-ujung konduktor listrik yang bergerak tegak lurus terhadap medan magnet. Dia membuat generator elektromagnetik pertama berdasarkan efek ini, menggunakan cakram tembaga yang berputar antara kutub magnet tapal kuda. Proses ini menghasilkan arus searah yang kecil.

2.4 Desain PLTA Rekayasa di bidang PLTA telah berkembang dengan pesat. Ditemukannya turbinturbin yang mempunyai efisiensi tinggi, penggunaan pembangkit listrik tenaga pompa, dan tunnel dalam PLTA banyak mempengaruhi konsep dalam mendesain PLTA. Secara umum ada 5 tahapan sebelum pembangunan PLTA dapat terwujud. Tahapan tersebut adalah : - Studi Pendahuluan (Preliminary Study) - Studi Kelayakan - Studi Dampak Lingkungan - Desain Rinci - Pembangunan, yang dibagi menjadi 3 tahapan lagi yaitu : persiapan konstruksi, pekerjaan utama, dan memonitor data hidrologi. Persiapan konstruksi meliputi pembuatan akses jalan atau memperbaiki jalan yang sudah ada dan mempersiapkan sumber tenaga untuk keperluan konstruksi. Mulai dari studi pendahuluan sampai pembangunan diperlukan waktu yang berkisar antara 7 sampai 15 tahun, tergantung dari besar atau kecilnya proyek. Untuk dapat membuat desain suatu PLTA diperlukan survey dan studi tentang berbagai aspek. Survei dan studi yang diperlukan tersebut adalah : - Survei topografi - Studi geologi dan fondasi - Studi meteorologi dan hidrologi - Penyelidikan material bangunan

- Studi sarana komunikasi - Studi dampak lingkungan, dan - Studi tata letak. 2.5 Prinsip Kerja Energi Potensial Air pada dam yang memiliki ketinggian Energi Kinetik Air yang bergerak melalui reservior Energi Mekanik Putaran pada turbin Energi Listrik Putaran rotor generator Sementara prinsip kerja suatu PLTA secara umum adalah menghimpun air dalam waduk atau bendungan atau kolam tando tahunan yang berfungsi dasar untuk menampung air dan menaikkan tinggi tekan air (head) yang merupakan potensi air sungai lalu menyalurkannya ke turbin dalam gedung sentral yang terletak lebih rendah dari waduk. Selanjutnya turbin menyalurkan energi air ke generator yang akan mengubahnya menjadi energi listrik. Prinsip dasar pembangkitan energi PLTA adalah pokok hukum hidrodinamika persamaan Bernoulliyang merupakan turunan dari hukum kekekalan energi dalam fluidayang secara matematis adalah P + V2 + gh = konstan, yakni P (pressure) adalah tekanan, (dibaca: rho) merupakan massa jenis dan V (velocity) adalah

kecepatan aliran, dan g (gravity) yakni gaya gravitasi bumi dan h (height) adalah tinggi zat cair. Dengan kata lain terdapat hubungan antara tekanan, kecepatan aliran dan letak (tinggi atau rendah) terhadap aliran air. Sehingga semakin tinggi letak air maka semakin besar tekanan air yang berefek semakin tingginya kecepatan air untuk menggerakkan turbin dan energi listrik yang dihasilkan pun semakin besar. Dalam hubungan dengan reservoir air maka h (height) adalah beda ketinggian antara muka air pada reservoir dengan muka air keluar dari kincir air/turbin air. Total energi yang tersedia dari suatu reservoir air adalah merupakan energi potensial air. Adanya udara bertekanan tinggi yang timbul akibat pengisian saluran pelimpah atau pipa pesat juga diperhitungkan dengan adanya pipa udara atau pipa gelombang yang diletakkan di ujung saluran pelimpah sebelum pintu masuk pipa pesat. Udara bertekanan tinggi tersebut dapat merusak turbin bila tidak diserap oleh pipa gelombang. Air yang mengalir menuju turbin juga menghasilkan arus balik yang bergelombang tinggi akibat pengaturan pemasukan air dalam turbin oleh penggerak turbin sehingga terjadi penolakan sebagian arus air. Arus balik ini dapat memperlambat arus air menuju turbin dan meningkatkan pukulan tekanan air (over pressure) terhadap dinding saluran pipa pesat. Dalam kasus seperti ini dibutuhkan tangki gelombang yang berfungsi sebagai penyangga yang menyerap peningkatan guncangan tekanan dengan cara menampung arus balik tersebut. Air yang mengalir melalui pipa-pipa selalu mempunyai head dan tinggi kinetik. Pada pintu pemasukan ke penggerak turbin (turbine runner), tinggi tekan dapat secara utuh diubah menjadi tinggi kinetik dalam keadaan tekanan jet air keluar dari satu atau lebih mulut pipa pemancar (nozzle) dan mengenai sudu-sudu roda. Pada kondisi seperti ini pancaran jet bebas akan menjadi tekanan atmosfer. Pada jenis turbin Francis yang digunakan PLTA Cirata yang termasuk turbin tekan atau turbin reaksi dan bekerja dengan aliran air bertekanan, penggerak turbin langsung mengubah tenaga kinetik dan tenaga tekanan menjadi tenaga mekanik secara bersamaan. Turbin-turbin hidrolik berhubungan erat dengan generator. Poros penggerak turbin berhubungan langsung dengan generator sehingga tenaga mekanik yang diproduksi

dialirkan ke generator yang memiliki kumparan kawat rotor dan stator yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Stator adalah susunan rangka baja yang dipipihkan sebagai inti magnet dan berbentuk medan magnet yang merupakan kepala rotor. Dengan berputarnya rotor karena perputaran poros turbin yang dihubungkan dengan poros generator, energi mekanik dari turbin memasuki medan magnet dan berubah menjadi energi listrik. Potensi tenaga air di seluruh Indonesia secara teoretis diperkirakan sekitar 75.000 MW yang tersebar pada 1.315 lokasi. Tenaga air merupakan salah satu potensi sumber energi yang sangat besar, tetapi pemanfaatannya masih jauh di bawah potensinya. Dari potensi tersebut diperkirakan sebesar 34.000 MW dapat dikembangkan untuk pusat pembangkit tenaga listrik dengan kapasitas cukup besar, yaitu 100 MW ke atas. Tenaga air dibagi dalam tiga kategori yaitu skala besar, mini, dan mikro. Belum ada ketentuan secara jelas mengenai pembagian skala tersebut. Tampaknya setiap negara mempunyai ukuran yang berbeda. Namun, secara umum tenaga air (hidro) skala besar mempunyai kapasitas diatas 10 MW, mini berkapasitas 200 kW sampai 10 MW, dan mikro berkapasitas sampai 200 kW. Pemanfaatan tenaga air skala besar untuk pembangkit tenaga listrik sampai dengan tahun 2000 mencapai 4.208 MW atau hanya sekitar 5,6% dari potensi yang ada. Namun, potensi tenaga air yang berada di Pulau Jawa telah dikembangkan secara optimal, yaitu telah dikembangkan sekitar 2.389 MW atau 53% dari total potensi yang ada. Sedangkan mini dan mikrohidro, potensinya sekitar 460 MW, dan yang sudah dimanfaatkan sekitar 64 MW yang pada umumnya dimanfaatkan untuk listrik perdesaan. Menurut jenis arusnya, sistem tenaga listrik dikenal dengan sistem arus bolak-balik (AC) dan sistem arus searah (DC). Pada sistem AC, penaikkan dan penurunan tegangan, medan magnet putarnya mudah dilakukan. Maka berdasarkan kemudahan tersebut, hampir di seluruh dunia menggunakan sistem tenaga listrik AC, walaupun sistem DC juga mulai dikembangkan dengan pertimbanganpertimbangan tertentu. Sementara sistem AC tidak dapat disimpan, sehingga dalam memenuhi permintaan konsumen, pusat listrik harus dioperasikan sesuai dengan permintaan konsumen yang berubah dari waktu ke waktu.

Sistem tenaga listrik dibangkitkan dalam pusatpusat listrik dan disalurkan ke konsumen melalui jaringan saluran tenaga listrik. Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP, PLTGU dan PLTD, kemudian disalurkan melalui saluran transmisi setelah terlebih dahulu dinaikkan tegangannya oleh transformator penaik tegangan yang ada dipusat listrik. Saluran tegangan tinggi di Indonesia mem punyai tegangan 150 kV yang disebut sebagai Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dan tegangan 500 kV yang disebut sebagai Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET). Saluran transmisi ada yang berupa saluran udara dan ada pula yang berupa kabel tanah. Karena saluran udara harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan kabel tanah, maka saluran transamisi kebanyakkan berupa saluran udara. Kerugian saluran transmisi menggunakan kabel udara adalah adanya gangguan petir., kena pohon dan lainlain. Setelah tenaga listrik disalurkan melalui saluran transmisi, maka sampailah tenaga listrik di Gardu Induk (GI) untuk diturunkan tegangannya melalui transformator penurun tegangan menjadi tegangan menengah atau yang juga disebut tegangan distribusi primer. Tegangan distribusi primer yang digunakan pada saat ini adalah tegangan 20 kV. Jaringan setelah keluar dari GI disebut jaringan distribusi, sedangkan jaringan antara Pusat Listrik dengan GI disebut jaringan transmisi. Setelah tenaga listrik disalurkan melalui jaringan distribusi primer, maka kemudian tenaga listrik diturunkan tegangannya dalam gardugardu distribusi menjadi tegangan rendah dengan tegangan 380/220 Volt, kemudian disalurkan melalui Jaringan Tegangan Rendah untuk selanjutnya disalurkan ke rumah-rumah pelanggan (konsumen) melalui Sambungan Rumah. Dalam praktek karena luasnya jaringan distribusi, sehingga diperlukan banyak transformator distribusi, maka Gardu Distribusi seringkali disederhanakan menjadi transformator tiang. Pelanggan yang mempunyai daya tersambung besar tidak dapat disambung melalui Jaringan Tegangan Rendah, melainkan disambung langsung pada Jaringan Tegangan Menengah, bahkan ada pula yang disambung pada jaringan Transmisi Tegangan Tinggi, tergantung besarnya daya tersambung.

Setelah tenaga listrik melalui Jaringan Tegangan Menengah (JTM), Jaringan Tegangan Rendah (JTR) dan Sambungan Rumah, maka tenaga listrik selanjutnya melalui alat pembatas daya dan KWH meter. Dari uraian tersebut, dapat dimengerti bahwa besar kecilnya konsumsi tenaga listrik ditentukan sepenuhnya oleh para pelanggan, yaitu tergantung bagaimana para pelanggan akan menggunakan alat alat listriknya, yang harus diikuti besarnya suplai tenaga listrik dari Pusat-pusat Listrik. Proses penyampaian tenag a listrik dari Pusat-pusat Listrik 2.6 Pemanfaatan PLTA Pemanfaatan PLTA skala besar memerlukan analisis yang rinci tentang berbagai aspek. Aspek-aspek tersebut akan dibahas secara garis besar di bawah ini. Di bawah ini akan dibahas tenetang berbagai macam pemanfaatan PLTA dengan mengambil contoh pada PLTA di Sungai Membrano. 2.7 Pengembangan Industri Padat Energi Industri pemula yang dapat dikembangkan sebagai pamacu pertumbuhan di DAS Mamberamo adalah industri yang padat energi. Beberapa jenis industri mineral seperti industri aluminium, besi/baja, tembaga dan nikel memiliki potensi untuk dikembangkan. Industri aluminium meliputi pemrosesan bauksit menjadi alumina dan pemrosesan alumina menjadi aluminium. Proses reduksi alumina menjadi aluminium memerlukan energi yang besar yaitu sekitar 80 % dari total kebutuhan energi di industri aluminium. Pada industri besi/baja, proses reduksi besi, peleburan dan pencetakan besi/baja memerlukan energi yang besar. Biasanya listrik digunakan di tungku listrik yang memungkinkan dibuat alloy yang memerlukan suhu yang tinggi. Sedangkan di industri pengolahan tembaga, energi digunakan untuk pembuatan konsentrat tembaga dan pengambilan logam tembaga dari konsentrat. Pada 7 industri nikel, proses pengolahan nikel dapat dibagai menjadi dua proses. Proses hidrometalurgi untuk pengambilan logam dengan proses pelarutan dengan penambahan bahan kimia. Proses pirometalurgi untuk pengambilan logam dengan cara pemanasan.

2.8. Aspek Ekonomi Biaya pembangkitan PLTA relatif rendah bila dibandingkan dengan pembangkit tenaga listrik lainnya. Secara umum biaya investasi bervariasi antara 2.000 - 3.000 US $/kW. Sedangkan biaya operasi dan perawatan berkisar antara 3 - 15 US $/kW. Biaya pembangkitan PLTA dapat murah karena : tidak memerlukan biaya untuk bahan bakar umur teknis PLTA yang panjang bahkan dapat lebih dari 50 tahun keandalan yang tinggi sehingga dapat mengurangi jumlah unit cadangan yang diperlukan, dan pembangunannya dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan pada saat pembangunan. Untuk keperluan pengembangan PLTA dan industri sangat memerlukan investor asing. Peran pemerintah diharapkan untuk membangun infrastruktur sedangkan investor asing untuk pembangunan industri serta PLTA. Biaya yang diperlukan untuk keperluan tersebut dirangkumkan pada Tabel 3. Total perkiraan biaya untuk tahap awal antara 12.600 - 26.900 juta dolar Amerika. 2.9 Aspek Gempa Berdasarkan dara dari Badan Meteorologi dan Geofisika, DAS Mamberamo termasuk ke dalam jalur gempa tektonik dengan intensitas gempa yang tinggi. Hasil analisis menunjukkan bahwa episentrum pada umumnya dangkal (< st="on">gaya gempa biasanya Utara - Selatan sesuai dengan arah 8 tumbukan lempeng, sehingga bangunan yang memanjang harus diusahakan berarah Timur - Barat. Perencanaan bendungan sebaiknya dilengkapi dengan anlisis runtuh bendungan (dam break analysis) untuk mengantisipasi terhadap keselamatan penduduk yang bermukim di bagain hilir bendungan.

2.10 Analisis SWOT Analisis SWOT (strength, weakness, opportunity and threat) terdiri atas faktor internal yang bias dikontrol dan faktor eksternal atau lingkungan yang mungkin sulit dikontrol. Kedua sisi dianalisis supaya dapat disusun suatu strategi sehingga tercapai keberhasilan dan mempunyai daya saing. Dari faktor internal bisa diidentifikasi kekuatan dan kelemahan (strength and weakness) sedangkan dari faktor eksternal berupa peluang dan ancaman (opportunity and threat). Berikut ini adalah analisis SWOT bila pembangunan PLTA dan industri padat energi dibangun di DAS Mamberamo. Kekuatan (strength) - Sumber energi air yang melimpah dengan harga yang relatif murah - Akses ke bahan baku untuk industri padat energi relatif mudah Kelemahan (weakness) - Sumber daya manusia yang masih kurang, baik dalam kualitas maupun kuantitas - Sumber dana pemerintah yang terbatas - Kelemahan terhadap akses teknologi Peluang (opportunity) - Menghadapi era pasar global maka akan lebih menguntungkan dengan pembangunan industri yang dekat dengan sumber energi dan bahan baku. - Kebijaksanaan pemerintah untuk memajukan wilayah KTI.

- Adanya kemudahan dan insentif bagi investor yang berminat mengembangkan wilayah KTI Ancaman (threat) - Ketergantungan pada pendanaan bersyarat luar negeri - Tingkat erosi di sepanjang aliran sungai relatif besar. 2.11 Kelebihan PLTA PLTA mempunyai kelebihan dibandingkan pembangkit tenaga listrik lainnya. Beberapa keunggulan PLTA di antaranya : 1. Proses start-upnya cepat (10 15 menit) 2. Sistem pengoperasiannya lebih mudah diatur (pengaturan beban dan frekwens imudah) 3. Biayap roduksi listriknya murah karena air diperoleh dengan gratis 4. Ramah lingkungan (tidakmenghasilkan polusi) 5. Reservoir air dapat digunakan untuk banyak keperluan; seperti untuk perikanan, irigasi dan pengendalian banjir 6. Tidak rawan kerusakan (karena bagian-bagian yang bergeraknya dioperasikan dalam kondisi dingin) 7. Masa guna melebihi 50 tahun dan dapat diperpanjang lagi melalui renovasi kerena PLTA termasuk jenis energi yang terbarukan. 8. Tingkat efisiensi dapat di atas 90 %.

9. Peran PLTA dalam jaringan listrik disamping untuk substitusi tenaga termal juga dapat 10. Berfungsi sebagai pemikul beban puncak karena dapat cepat mengikuti perubahan beban tanpa harus mengorbankan efisiensi. Meskipun PLTA mempunyai banyak kelebihan, apabila pertimbangan hanya didasarkan aspek pertumbuhan semata maka pemanfaatan PLTA di Irian Jaya pada umumnya dan di Sungai Mamberamo pada khususnya masih akan memerlukan waktu yang sangat lama. Namun potensi tersebut dapat segera dimanfaatkan bila ada suatu industri padat energi yang dikembangkan di daerah tersebut. Hal ini sejalan dengan kebijaksanaan pemerintah untuk mengembangkan KTI. Keterlibatan pihak swasta untuk investasi dalam industri padat energi maupun PLTA juga perlu didukung dengan pemberian kemudahan dan insentif.

BAB III

Penutup
Kesimpulan. 1 2 PLTA adalah sebuah bentuk implementasi pemanfaatan energi terbarukan, dimana yang digunakan sebagai penggerak mulanya adalah Air yang mengalir. Prinsip kerja PLTA Energi Potensial Air pada dam yang memiliki ketinggian Energi Kinetik Air yang bergerak melalui reservior Energi Mekanik Putaran pada turbin Energi Listrik Putaran rotor generator Ptotal generator = g x h x turbin x generator 3 Jenis PLTA 1. Berdasarkan Tinggi Terjun PLTA PLTA jenis terusan air (water way) PLTA jenis DAM /bendungan PLTA jenis terusan dan DAM (campuran) PLTA jenis aliran sungai langsung (run of river) PLTA dengan kolam pengatur (regulatoring pond) Pusat listrik jenis waduk (reservoir)

2. PLTA Berdasarkan Aliran Sungai

4 1. DAM

PLTA Jenis Pompa (pumped storage)

Komponen komponen dasar PLTA Sesuai dengan kondisi alam, pengembangan PLTA dapat dibagi atas 2 jenis

yaitu : tipe waduk dan tipe aliran langsung. Tipe waduk dapat berupa bendungan (reservoir) dan keluaran danau (lake outlet), sedangkan tipe aliran langsung dapat berupa aliran langsung sungai (run-off river) dan aliran langsung dengan bendungan pendek (run-off river with low head dam). 2. SWITCHYARD 3. GEDUNG SENTRAL Terdiri atas Turbin dan Generator. Turbin adalah alat yang dapat merubah energi kinetic air menjadi energi mekanik, sedangkan generator ialah alat yang digunakan untuk merubah energi mekanik menjadi energi listrik. 3.1 TURBIN a) Turbin Impuls Turbin impuls adalah turbin tekanan sama karena aliran air yang keluar dari nosel tekanannya adalah sama dengan tekanan atmosfir sekitarnya. Semua energi tinggi tempat dan tekanan ketika masuk ke sudu jalan turbin dirubah menjadi energi kecepatan. Turbin Pelton Pelton wheel from Walchensee, Germany hydro power station. Turbin pelton merupakan turbin impuls. Turbin Pelton terdiri dari satu set sudu jalan yang diputar oleh pancaran air yang disemprotkan dari satu atau lebih alat yang disebut nosel. Turbin Pelton adalah salah satu dari jenis turbin air yang paling efisien. Turbin Pelton adalah turbin yang cocok digunakan untuk head tinggi. Turbin Turgo Turbin Turgo dapat beroperasi pada head 30 s/d 300 m. Seperti turbin pelton turbin turgo merupakan turbin impulse, tetapi sudunya berbeda. Pancaran air dari nozle membentur sudu pada sudut 20 o. Kecepatan putar turbin turgo lebih besar dari

turbin Pelton. Akibatnya dimungkinkan transmisi langsung dari turbin ke generator sehingga menaikkan efisiensi total sekaligus menurunkan biaya perawatan. Turbin Crossflow Turbin crossflow dapat dioperasikan pada debit 20 litres/sec hingga 10 m3/sec dan head antara 1 s/d 200 m.Turbin crossflow menggunakan nozle persegi panjang yang lebarnya sesuai dengan lebar runner. b) Turbin Reaksi Sudu pada turbin reaksi mempunyai profil khusus yang menyebabkan terjadinya penurunan tekanan air selama melalui sudu. Perbedaan tekanan ini memberikan gaya pada sudu sehingga runner (bagian turbin yang berputar) dapat berputar Turbin Francis Turbin francis merupakan salah satu turbin reaksi. Turbin dipasang diantara sumber air tekanan tinggi di bagian masuk dan air bertekanan rendah di bagian keluar. Turbin Francis menggunakan sudu pengarah. Sudu pengarah mengarahkan air masuk secara tangensial. Turbin Kaplan & Propeller Turbin Kaplan dan propeller merupakan turbin rekasi aliran aksial. Turbin ini tersusun dari propeller seperti pada perahu.. Propeller tersebut biasanya mempunyai tiga hingga enam sudu. 5 Proses Produksi PLTA DAM INTAKE GATE PENSTOCK&SURGE TANK INLET VALVE BY PASS VALVE GUIDE VANE FIX BLADE RUNNER (TURBIN AIR) SERVO MOTOR GOVERNOR COOLING SYSTEM LUBRICATION SHAFT GENERATOR GENERATOR COOLING SYSTEM CONTROL SYSTEM SWITCH YARD

SWITCH YARD POWER TRAFO CB DS ES PT CT BAND TRAP LIGHT ARRESTER BUSBAR ISOLATOR STEEL STRUCTURE GROUNDING

You might also like