You are on page 1of 36

BAB I PENDAHULUAN

Pengertian Rencana Anggaran Biaya (RAB)


Yang dimaksud dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) suatu bangunan atau proyek adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biayabiaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut. Anggaran Biaya merupakan harga dari bangunan yang dihitung dengan teliti, cermat dan memenuhi syarat. Anggaran biaya pada bangunan yang sama akan berbeda-beda antara daerah satu dengan daerah yang lain. Hal ini disebabkan karena perbedaan harga bahan dan upah tenaga kerja. ( H. Bachtiar Ibrahim, 1993; 3).. Sedangkan, definisi proyek adalah sebagai satu usaha dalam jangka waktu yang ditentukan dengan sasaran yang jelas yaitu hasil yang telah dirumuskan pada waktu awal pembangunan proyek akan dimulai atau suatu rangkaian kegiatan yang bersifat khusus untuk mencapai hasil yang bersfat khusus pula. Atau proyek adalah sistem dari sekumpulan komponen / unsur / elemen, dimana antar elemen mempunyai hubungan dan ketergantungan dalam mencapai tujuan tertentu, dengan ciri-ciri khas yaitu :

mempunyai waktu awal dan akhir, menggunakan sumberdaya yang terbatas, tidak terulang, terdapat pada lokasi tertentu, hasil proyek tercapai pada tahap akhir, berdasarkan pesanan, dan bersifat dinamis.

Konstruksi adalah pembangunan fisik, dapat berupa bangunan gedung, industri maupun bangunan sipil.

1 )

Proyek konstruksi adalah penerapan system untuk pembangunan fisik suatu proyek konstruksi yang mempunyai tujuan tertentu dan dengan sumberdaya terbatas ( biaya, material, dan dengan tenaga yang terbatas) dan mempunyai waktu awal dan akhir yang terbatas (satu siklus). Rencana Anggaran Biaya yang dipelajari dalam mata kuliah ini adalah perkiraan biaya yang berkaitan dengan proyek konstruksi, yaitu perhitungan biaya yang digunakan untuk pembangunan fisik suatu gedung atau proyek lain dan dihitung mulai dari awal sampai akhir pelaksanaan pelaksanaan proyek tersebut. Perhitungan Rencana Anggaran Biaya dibedakan berdasarkan oleh siapa yang membuat dan kapan dibuat. Untuk menjawab oleh siapa Rencana Anggaran Biaya dibuat, perlu diingat bahwa fihak utama yang terlibat dalam suatu proyek adalah pemilik dan kontraktor. Pemilik proyek (Ouwner biasanya dibantu / diwakili oleh Konsultan, baik konsultan Perencana maupun Konsultan Pengawas. Ada 2 jenis Rencana Anggaran Biaya yaitu : perhitungan Rencana Anggaran Biaya yang dibuat oleh pemilik dan perhitungan Rencana Anggaran Biaya yang dibuat oleh

kontraktor. Kedua perhitungan Rencana Anggaran Biaya tersebut mempunyai fungsi berbeda, Rencana Anggaran Biaya yang dibuat oleh pemilik ini dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kontraktor yang melaksanakan proyek, sedangkan Rencana Anggaran Biaya yang dibuat oleh kontraktor digunakan untuk menentukan harga penawaran pada saat pelelangan. Rencana Anggaran Biaya dibedakan kapan dibuat, didasarkan atas nilai waktu uang, perbedaan harga bahan upah dari waktu ke waktu. FUNGSI Perkiraan biaya memegang peranan penting dalam penyelenggaraan proyek. Pada taraf pertama dipergunakan untuk mengetahui berapa besar biaya yang diperlukan untuk membangun proyek atau investasi, selanjutnya mempunyai fungsi dengan spectrum yang amat luas yaitu merencanakan dan mengendalikan sumber daya seperti : material, tenaga kerja, pelayanan, maupun waktu. Meskipun kegunaannya sama, namun untuk masing-masing organisasi peserta proyek mempunyai penekanannya yang berbeda-beda/ fungsi estimasi antara lai sebagai berikut :

Bagi Owner : adalah angka yang menunjukkan jumlah perkiraan biaya yang akan menjadi salah satu patokan untuk menentukan kelanjutan suatu investasi. Secara praktis di lapangan disebut dengan Ouwner Estimation (OE).

Bagi Konsultan : adalah angka yang diajukan kepada pemilik proyek (Ouwner) sebagai usulan biaya yang terbaik untuk berbagai keguanaan sesuai perkembangan proyek dan sampai derajat ketelitian tertentu, kredibilitasnya terkait dengan kebenaran atau ketepatan angka-angka yang diusulkan. Harga estimasi yang diajukan oleh konsultan disebut dengan Bill of Quantity (BQ).

Bagi Kontraktor : adalah angka finansial yang diajukan dalam proses lelang guna memperoleh pekerjaan dan memperhitungkan keuntungan, dimana angka tersebuttergantung kepada seberapa kecakapannya dalam membuat perkiraan biaya. Bila penawaran yang diajukan didalam proses lelang terlalu tinggi, kemungkinan besar kontraktor yang bersangkutan akan mengalami kekalahan dalam lelang. Sebaliknya, bila memenangkan lelang dengan harga yang terlalu rendah akan mengalami kesulitan di belakang hari. Harga yang diajukan oleh kontraktor ini disebut dengan Estimate Engineering (EE).

JENIS RENCANA ANGGARAN BIAYA Berdasarkan pada proses perkembangan proyek dari mulai gagasan / ide sampai proyek diserahkan dari kontraktor ke pemilik, Rencana Anggaran Biaya dibagi dalam 4 jenis yaitu : 1. Rencana Anggaran Biaya Kasar (Taksiran) untuk Pemilik. Rencana Anggaran Biaya dibutuhkan oleh pemilik untuk memutuskan akan melaksanakan ide / gagasan untuk membangunan proyek atau tidak ( biasanya masih dibantu dengan Studi Kelayakan Proyek). Rencana Anggaran Biaya kasar ini juga dipakai sebagai pedoman terhadap anggaran biaya yang dihitung secara teliti. Rencana Anggaran Biaya ini dibuat masih kasar / global sekali dan biasanya dihitung berdasarkan harga satuan tiap meter persegi luas latai atau dengan cara yang lain, misalnya : No. 1 2 3 4 5 PROYEK Rumah Tempat Tinggal Bangunan Industri Sekolah Rumah sakit Pembangkit Tenaga Listrik SATUAN Rp. / m2. Rp. / unit produksi atau Rp./ m2 Rp. / bangku Rp. / tempat tidur Rp. / kVA.

Berikut diberikan sekedar contoh penyusunan anggaran biaya kasar (taksiran) : No. Uraian Pekerjaan 1 Bangunan Induk 10 x 8 2 Bangunan Gang 1,5 x 5 Luas (m2) 80 7,5 Harga Satuan Kasar (Rp.) Jml. harga (Rp.) 1.250.000,00 100.000.000,00 700.000,00 5.625.000,00 Jumlah 105.625.000,00
3

2. Rencana anggaran Biaya Pendahuluan oleh Konsultan Perencana Perhitungan anggaran Biaya ini dilakukan setelah gambar rencana (desain) selesai dibuat oleh konsultan Perencana. Perhitungan anggaran biaya ini lebih teliti dan cermat sesuai ketentuan dan syarat-syarat penyusunan anggaran biaya. Penyusunan anggaran biaya ini didasarkan pada : a. Gambar Bestek Gunanya untuk menentukan / menghitung besarnya volume masing masing pekerjaan. b. Bestek atau Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) Gunanya untuk menetukan spesifikasi bahan dan syarat-syarat teknis. c. Harga Satuan Pekerjaan Dihitung dari harga satuan bahan dan harga satuan upah berdasarkan perhitungan analisa BOW. 3. Rencana Anggaran Biaya Detail oleh Kontraktor Anggaran Biaya ini dibuat oleh kontraktor setelah melihat desain konsultan perencana (gambar bestek dan RKS), dan pembuatannya lebih terperinci dan teliti karena sudah memperhitungkan segala kemungkinan ( melihat medan, mempertimbangkan metodemetode pelaksanaan, dsb ). Rencana Anggaran Biaya ini kemudian dijabarkan dalam bentuk penawaran oleh kontraktor pada waktu pelelangan, dan menjadi harga yang pasti (fixed price) bagi pemilik setelah salah satu rekanan ditunjuk sebagi pemenang dan Surat Perjanjian Kerja (SPK) telah ditanda tangani. 4. Anggaran Biaya sesungguhnya (Real Cost) setelah proyek selesai Bagi pemilik fixed price yang tercantum dalam kontrak adalah yang terakhir, kecuali dalam pelaksanaan terjadi tambah dan kurang (meer & minder werk). Bagi kontraktor nilai tersebut adalah penerimaan yang fixed, sedangkan pengeluaran yang sesungguhnya (Real cost) yaitu segala yang kontraktor keluarkan untuk menyelesaikan proyek tersebut. Besarnya real cost tersebut hanya diketahui oleh kontraktor sendiri. Penerimaan di atas dikurangi Real Cost adalah laba diperoleh oleh kontraktor. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERHITUNGAN RAB. Pemilihan tariff yang tepat untuk estimasi tender tergantung pada banyak factor. Beberapa diantaranya dapat disesuaikan secara obyektif, tetapi tidak banyak keadaan hanya pengalaman dan perasaan atas proyek tersebut yang dapat membantu penentuan tariff yang tepat.

Kondisi pasar Ketika menyiapkan estimasi , tariff dan harga yang dipakai biasanya akan diperoleh

dari proyek0proyek sebelumnya atau data biaya histories. Akan tetapi estimasi pendekatan merupakan perkiraan harga tender pada waktu tertentu di masa mendatang. Karenanya sanatlah perlu untuk memperbaruhi harga0harga tersebut denagn menggunakan indeks harga tender sehingga sesuai dengan tingkat harga sekarang. Selain itu perlu pula untuk memasukkan peningkatan biaya buruh dan material yang telah diumumkan tetapi belum dilaksanakan. Kelonggaran juga pasti diberikan untuk memperhitungkan perubahan kondisi kontrak, tipe ouwner, tersedianya buruh, beban kerja dan sebagainya serta naik turunnya dunia industri.

Desain ekonomi Bilamana terjadi perubahan desain seperti misalnya perubahan bentuk, tinggi,

ukuran dan sebagainya, maka beberapa penyesuaian terhadap tariff yang dipakai dalam estimasi pendekatan pasti dilakukan. Keadaan tapak bangunan dapat juga mempengaruhi desain dan cara membangun bangunan tersebut.

Pertimbangan kualitas Tariff dari proyek lama adalah ditetapkan berdasarkan standart kualitas tertentu. Jika

standart ini akan dinaikkan atau diturunkan maka diperlukan adanya perubahan dalam tariff estimasi yang diajukan. Mungkin perlu pula mlakukan penyesuaian berdasarkan perkiraan atas peningkatan standart kualitas, dengan menunjukkan keseluruhan perubahan. Alternatifnya, penyesuaian ini dapat pula lebih tepat, misalnya dengan memilih kualitas lapisan luar dinding bata yang lebih baik, maka tariff estimasinya dapat disesuaikan lebih obyektif.

Sarana-sarana teknis Masalah ini menimbulkan suatu peningkatan proporsi proyek bangunan. Pentingnya

biaya ini menghendaki agar peninjauanya terpisah dari komponen biaya bangunan lainnya. Pada rencana proyek yang besar, Quantity Surveyor ahli pasti dipakai untuk memberikan pedoman terutama pada tahap estimasi perkiraan. Sebagai contoh penyediaan alat pendingin udara (AC) dapat meningkatkan biaya proyek yang cukup besar.

Pekerjaan eksternal Akibat sering terjadinya perbedaan yang cukup besar antara tapak-tapak bangunan,

maka terdapat hubungan biaya antara elemen pekerjaan eksternal dengan bangunan sesungguhnya. Karenanya umumnya perlulah mencakup biaya-biaya ibi sebagai

komponen tersendiri dalam estimasi. Ukuran tapak atau lokasi dan pekerjaan yang harus dilaksanakan merupakan factor penting yang harus dipertimbangkan.

Kealpaan Usulan estimasi biaya harus secara jelas memperlihatkan apa saja yang telah

dicakup, melaui spesifikasi, dan apa saja yang tidak tercakup. Ouwner mungkin dapat memaklumi atas pengasumsian bahwa estimasi satu juta telah mencakup semua pengeluarannya bagi proyek tersebut. Ia tampaknya kurang dapat memaklumi bila kemudian ia mengetahui bahwa beberapa kelompok pengeluarannya luput ditinjau. Contoh nyata dari kealpaan ini antara lain : fee professional dan ongkos-ongkos lain, VAT ( Value Added Tax, pajak pertambahan nilai), biaya lahan, tagihan bunga, perabot kecilkecil dan komponen-komponen peralatan khusus yang mungkin dibutuhkan untuk bengkel atau laboratorium.

Harga dan resiko desain Estimasi disusun berdasarkan kombinasi tiga factor yaitu : kualitas, kuantitas dan

harga.dua hal pertama dari komponen ini menyangkut tentang desain, yang selalu mengalami perubahan hingga penanda tangan kontrak. Desain selanjutnya akan mempengaruhi metode konstruksi yang dipakai oleh kontraktor. Pada permulaan skema suatu desain akan digambarkan oleh sketsa denah dan elevasi, dan karena kebutuhan, sketsa-sketsa ini akan lebih diperinci selama proses desain.proses ini dapat berdampak penting terhadap biaya konstruksi. Resiko biaya yang berkaitan dengan desain akan lebih banyak terjadi pada tahap permulaan dari pada tahap tender. Oleh karenanya persentase yang lebih besar harus ditambahkan untuk menutup resiko desain pada tahap permulaan, dari pada dalam tahap selanjutnya selama proses desain terjadi.

JENIS-JENIS BIAYA PROYEK Dalam perhitungan estimasi biaya proyek konstruksi jenis-jenis biaya dibedakan sebagai berikut : Biaya Langsung (Direct Cost) Yang dimaksud dengan biaya langsung adalah biaya yang berhubungan dengan konstruksi / bangunan, diantaranya adalah : Biaya untuk bahan / material Untuk menghitung biaya langsung mengenai bahan bangunan perlu diperhatikan halhal sebagai berikut :

Bahan sisa / yang terbuang (waste) Harga loco atau franco Cari harga terbaik yang masih memenuhi syarat bestek. Cara pembayaran kepada penjual (supplier)

Biaya untuk upah buruh / labor / man power. Untuk menghitung biaya langsung mengenai upah buruhbangunan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : Untuk menghitung upah buruhdibedakan dalam : upah harian, borongan per unit volume atau borong keseluruhan (borong dol) untuk daerah-daerah tertentu. Selain tariff upah perlu juga diperhatikan factor-faktor kemampuan dan kapasitas kerjanya. Perlu diketahui apakah buruh atau mandor dapat diperoleh dari daerah sekitar lokasi proyek atau tidak. Bila tidak, berarti harus didatangkan buruh dari daerah lain. Ini menyangkut masalah : ongkos transport dari daerah asal ke lokasi proyek, penginapan, gaji ekstra dan lain sebagainya. Undang-undang perburuhan yang berlaku perlu diperhatikan. Biaya untuk penggunaan peralatan / equipments. Untuk menghitung biaya langsung mengenai biaya peralatan untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi / bangunan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : Untuk peralatan yang disewa perlu diperhatikan ongkos keluar masuk garasi, ongkos buruh untuk menjalankan peralatan, bahan baku dan biaya operasi kecil. Untuk peralatan yang tidak disewa perlu diperhatikan bunga investasi, depresiasi, reparasi besar, pemeliharaan dan ongkos mobilisasi.

Biaya Tak Langsung (Indirect Cost) Biaya tak langsung adalah biaya yang tidak secara langsung berhubungan dengan konstruksi / bangunan tetapi harus ada dan tidak dapat dilepaskan dari proyek tersebut, diantaranya adalah : Biaya overhead Biaya overhead dapat digolongkan menjadi 2 jenis biaya yaotu : Overhead Proyek (dilapangan), diantaranya adalah :
7

Biaya personil di lapangan Fasilitas sementara proyek seperti biaya untuk pembuatan ; gudang, kantor, penerangan, pagar, komunikasi, transportasi. Bank Garansi, bunga bank, ijin banunan, pajak. Peralatan kecil yang umumnya habis / terbuang setelah proyek selesai. Foto-foto dan gambar jadi (asbuild drawing) Kwlitas kontrol, seperti test tekan kubus / silinder beton, baja sondir , boring. Rapat-rapat di lapangan Biaya-biaya pengukuran. Overhead Kantor Adalah biaya untuk menjalankan suatu usaha, termasuk didalamnya seperti sewa kantor dan fasilitasnya, honor pegawai, ijin-ijin usaha, prakwalifikasi, referensi bank, anggota assosiasi. Biaya tak terduga / Contigencies. Biaya tak terduga adalah salah satu biaya tak langsung, yaitu biaya untuk kejadian-kejadian yang mungkin terjadi atau mungkin tidak. Misalnya naiknya muka air tanah, banjir, longsornya tanah dan sebagainya. Berapa biaya yang perlu kita sediakan untik ini ?. Ternyata lebih sulit dihitung dari pada biaya langsung. Pada umumnya biaya ini diperkirakan antara 0,5 sampai 5 % dari biaya total proyek. Yang termasuk dalam kondisi kontigencies adalah sebagai berikut : o Akibat Kesalahan Kesalahan kontraktor dalam memasukkan beberapa pos pekerjaan, gambar yang kurang lengkap (misalnya ada di bestek, tetapi tidak tercantum pada gambar). o Ketidak Pastian Subyektif Ketidak pastian yang subyektif (Sbjective Uncertaintues), timbul karena interpretasi subyektif terhadap bestek, misalnya tercantum dalam RKS : Bahan penutup atap (genteng) Merk Jenis Karang Pilang atau lainnya yang disetujui direksi . Dalam hal ini dapat diartikan boleh menggunakan seperti merk Jatiwangi yang harganya lebih murah, tetapi belum tentu dapat distujui oleh konsultan pengawas.

Ketidak pastian yang lain adalah fluktuasi harga material dan upah buruh yang tidak dapat diperkirakan. Misalnya disebut dalam bestek : Eternit menggunakan eternity Semen Gresik dan setara yang disetujui oleh direksi. Dalam hal ini dapat diartikan boleh menggunakan seperti merk Kerang yang harganya lebih murah, tetapi belum tentu dapat disetujui oleh konsultan pengawas karena perlu dihitung nilai feasibilitasnya.

o Ketidak pastian Obyektif Ketidak pastian yang obyektif adalah ketidak pastian tentang perlu tidaknya suatu pekerjaan, dimana ketidak pastian itu ditentukan oleh obyek diluar kemampuan manusia, misalnya : perlu tidaknya dipasang sheet pile untuk pembuatan pondasi. Dalam hal ini perlu tidaknya sheet pile ditentukan oleh factor tinggi rendahnya muka air tanah pada waktu pondasi dibuat. o Variasi Efisiensi Variasi efisiensi dari sumber daya yaitu effisiensi dari buruh, material dan peralatan. Keuntungan / profit. Untuk inilah seseorang mau mengambil resiko menjadi kontraktor. Kalau tanpa keuntungan, siapa yang akan mau ?. karena itulah perlu diingat bahwa keuntungan tidak sama dengan gaji. Keuntungan adalah hasil jerih payah dari keahlian, ditambah hasil dari factor resiko. Semua jenis biaya diatas adalah biaya yang mau tidak mau harus dikeluarkan. Jadi seyogyanya tidak dapat dikurangi (kecuali mengadakan pelanggaran). Maka satu-satnya biaya yang dapat kita tambah atau dikurangi adalah keuntungan. Bila kita ingin memenangkan suatu tender sedangkan saingannya cukup banyak, maka kita berani untuk menurunkan harga penawaran dengan mengurangi keuntungan. GAMBAR BESTEK Yaitu gambar lanjutan dari gambar Pra Rencana, dan gambar detail dasar dengan skala yang lebih besar. Gambar bestek merupakan lampiran dari uraian dan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) atau bestek pekerjaan. Gambar bestek dan bestek merupakan tolok ukur (kunci pokok) dalam menetukan kualitas dan skop pekerjaan, maupun dalam menghitung Rencana Anggaran Biaya.
9

Gambar Bestek terdiri dari : 1. Gambar Denah, skala : 1 : 100 Gambar denah melukiskan gambar tapak (tampang) setinggi 1,00 m dari lantai, gambar letak pintu dan jendela terlihat dengan jelas, sedangkan gambar penerangan atas (bovenlich) digambar dengan garis putus. Pada gambar denah juga digambar garis atap dengan garis putus-putus lebih tebal dan jelas sesuai dengan bentuk atap. Lantai rumah induk dengan duga (peil) ditanadai dengan 0,00. gambar kolom (tiang) dari beton dibedakan dari pasangan tembok. Semua ururan arah vertikal di atas lantai diberi tanda (+) dan ukuran di bawah lantai diberi tanda (-). 2. Gambar Pandangan (Tampak), skala : 1 : 100. Yaitu gambar pandangan lengkap dengan dekorasi yang sesuai dengan perencanaan. Pada gambar pandangan ini tidak dicantumkan ukuran-ukuran lebar maupun tinggi bangunan. 3. Gambar Potongan, skala : 1 : 100. Terdiri dari gambar potongan melintang dan gambar potongan membujur ( memanjang) atau menurut keperluanya. Gambar potongan ini untuk menjelaskan letak atau kedudukan sesuatu kontruksi. Pada gambar potongan harus tercantum duga (peil) dari lantai, misalnya dasar pondasi, letak tinggi jendela dan pintu, tinggi eternit (langit-langit), letak nok, balok muurplat dan sebagainya. 4. Gambar rencana atap, skala : 1: 100. Menggambarkan bentuk konstruksi rencana atap lengkap dengan kuda-kuda, nok, gording, muurplat, reng, usuk, talang air dan konstruksi penahan, dan digambar dengan jelas. 5. Gambar Detail Konstruksi, skala : 1 : 50 atau sesuai keperluan. Gambar detail konstruksi antara lain terdiri dari : Gambar Konstruksi Beton Bertulang Gambar Konstruksi Kayu Gambar Konstruksi Baja Dan gambar detail konstruksi lain. Lengkap dengan ukuran-ukurannya.

6. Gambar Pelengkap, skala : 1 : 100 atau dengan skala lain. Antara lain terdiri :
10

Gambar Rencana Listrik Dari PLN Gambar Rencana Sanitair Gambar Rencana Saluran Pembuang Air Kotor Gambar Rencana Saluran Air Hujan Gambar Rencana Lanati Gambar Rencana Eternit / Langit-Langit Gambar Rencana Septictank, semua dilengkapi ukuranukurannya.

UNSUR-UNSUR YANG TERLIBAT DALAM PROYEK Dalam bukunya Muko-Muko (1985, 1-3) menyebutkan bahwa, dalam pelaksanaan ini terdapat beberapa nama-nama pejabat yang memegang peranan penting yang berhubungan dengan pelaksanaan pembuatan pembuatan bangunan tadi. Pejabat-pejabat itu adalah : 1. PRINCIPAL, yaitu PEMILIK atau orang yang memberi pekerjaan (Ouwner) Bila seseorang atau jawatan ingin membuat bangunan, maka orang tersebut menyampaikan keinginannya kepada ahli bangunan dan menyerahkan agar dapat direncanakan bangunan yang diingini itu beserta besar biaya yang diperlukan . 2. KONSULTAN / PENASEHAT / ADVISER Ahli-ahli bangunan yang menerima pekerjaan dari principal pada umumnya tenaga-tenaga teknik yang dipimpin oleh seorang Arsitek atau Insinyur yang selanjutnya disebut sebagai Penasehat atau Konsultan Perencana. Tugas dari Konsultan Perencana adalah menyalurka keinginan-keinginan Principal yang berpedoman pada kaidah-kaidah keteknikan, keindahan dan manfaat

penggunaannya bangunan yang dimaksud oleh Principal. Secara umum Konsultan Perencana mengutarakan bentuk dari bangunan yang dimaksud Principal termasuk rencana biaya sementara yang diperlukan untuk membangunnya. Selanjutnya dimungkinkan Principal memberikan juga pendapatnya yang disesuaikan dengan

11

rencana yang disajikan oleh Konsultan Perencana. Setelah Principal dan Konsultan Perencana sepakat tentang hasil rancangannya, maka Konsultan Perencana dapat melanjutkan semua pekerjaan hingga bangunan yang akan dibuat dapat dilaksanakan. 3. DIREKSI atau KONSULTAN PENGAWAS Setelah principal mendapatkan hasil rancangan yang telah dikerjakan oleh Konsultan Perencana, maka langkah selanjutnya Principal menunjuk seorang pelaksana (Pemborong) yang akan melaksanakan pekerjaan tersebut untuk mewujudkan rancangan tersebut dalam bentuk fisik bangunan nyata. Dalam melaksanakan pekerjaan, Pemborong perlu diawasi pekerjaannya. Pengawasan pekerjaan ini dilakukan oleh seorang atau lebih yang disebut dengan Konsultan Pengawas atau Direksi. Konsultan Pengawas mempunyai beberapa sttaf ahli di bidangnya masing-masing, misalnya : orang yang ahli bidang struktur, ahli geoteknik dan lain-lain. Kadang kadang , Konsultan Pengawas dilakukan oleh Konsultan Perencana itu sendiri. Untuk bangunan milik Pemerintah Konsultan Pengawas adalah dari Dinas Pekerjaan Umum (DPU) atau orang yang ditunjuk oleh Dinas itu (Pegawainya). 4. PEMBORONG atau KONTRAKTOR (Bouwheer) Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, adapun yang melaksanakan berdirinya bangunan atau yang mewujudkan dari gambar rancangan menjadi bentuk nyata dari bangunan tersebut adalah Pemborong, dimana dengan kerjanya mendapatkan keuntungan. 5. PELAKSANA atau UITVOEDER Pelaksana adalah seorang teknisi yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan atau terlaksananya pekerjaan. Pelaksanan ditunjuk oleh Pemborong yangs setiap saat berada di tempat pekerjaan, karena dalam beberapa hal pemborong sering berhalangan. Penunjukan harus diberi tahu kepada Direksi, disertai penjelasan identitas dirinya, seperti pendidikan, pengalaman, umur dan lain-lain, karena direksi dapat menolak pelaksana yang dianggapnya tidak memenuhi persyaratan.

12

TAHAP PERKEMBANGAN PROYEK Sebuah proyek pada mulanya bertitik tolak dari Gagasan dasar atau kebutuhah akan sesuatu yang muncul pada benak seseorang atau sekelompok orang, yang kemudian dikonkretkan kedalam pendefinisian sebuah proyek. Untuk pendefinisian sesuatu proyek yang besar tidaklah mudah untuk dilakukan, sehingga memerlukan bantuan dari tenaga ahli dari luar (konsultan) diperlukan apabila pemilik proyek tidak memilikinya. Penugasan kepada tenaga ahli tersebut diatur dalam suatu KERANGKA ACUAN (Term of Reference) yang pada description ). Dengan tersedianya lokasi proyek kemudian dilakukan penyelidikan lebih lanjut kemungkinan-kemungkinan membangun proyek tersebut dari segi biaya, analisa dasarnya kurang lebih semacam deskripsi tugas ( job

perrekayasaan, kreteria perancangan dan sebagainya. Untuk proyek yang sifatnya komersial, perlu dipelajari aspek-aspek pemasaran, aspek ekonomi, dan dampak lingkungan sekitarnya. Pekerjaan mendefinisikan proyek sampai studi tentang kemungkinan membangunan proyek tersebut disebut STUDI KELAYAKAN PROYEK. Pada hakekatnya studi ini ingin mengetengahkan apakah proyek/gagasan tersebut layak dan bermanfaat untuk dibangun. Dengan kata lain proyek JALAN TERUS atau BERHENTI. Bila ditetapkan JALAN TERUS, kemungkinannnya segera dilaksanakan atau dilaksanakan pada beberapa waktu kemudian. Studi kelayakan proyek ini dilakukan untuk proyek yang sudah ditentukan lokasinya maupun untuk proyek yang belum ditentukan lokasi bangunannya. Tahapan berikutnya yaitu mulai diadakan pengaturan untuk penyediaan biaya proyek, pembuatan pra-rancangan, pra-rancangan pekerjaan konstruksinya, serta pra-rancangan mekanikal/elektrikal, misalnya bangunan sebuah pabrik gula, dermaga, bendungan dan sebagainya. Pekerjaan-pekerjaan pada tahapan ini dilaksanakan dalam tahapan PRARANCANGAN. Pada tahapan RANCANGAN DETAIL, pekerjaan dikonsentrasikan untuk menhasilkan gambar gambar kerja proyek dan RKS ( Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Pekerjaan). Gambar dan spesifikasi ini merupakan bagian utama dari Dokumen Tender (Kumpulan Resep untuk pelaksanaan Proyek). Tahapan ini disebut TAHAP

RANCANGAN AKHIR. Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut.

13

RENCANA KERJA DAN SYARAT (RKS) Dari rancangan sampai terwujudnya bangunan yang dinginkan oleh Principal, dan oleh karenanya pemberi tugas (Principal) perlu mengetahui, bagaimana dan dari bahan apa bangunan itu akan dibuat. Sehingga direksi terlebih dahulu gambar rencana dari bangunan yang akan dibuat itu lengkap dengan detail-detail dan penjelasan-penjelasan teknik yang diperlukan, kemudian diajukan kepada principal untuk diketahui dan untuk mendapatkan persetujuannya. Pemborong dalam melaksanakan pekerjaan bangunan tersebut harus sesuai dengan gambar rencana dengan penjelasan-penjelasan teknik yang berhubungan dengan bangunan tersebut, dan masih diperlukan syarat-syarat lain yang langsung atau tidak langsung berhubungan dengan pekerjaan itu, misalnya kecakapan yang memberi pekerjaan dan atau

direksi pada pelaksanaannya, masa penyerahan, asuransi-asuransi, upah kerja dan lain-lain. Syarat peraturan ini bersifat administratief. Peraturan-peraturan uraian penjelasan teknik dan administrasi itu terpisah antara satu sama yang lain, yang biasanya disebut : RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS). Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) yang dimaksud meliputi hal-hal sebagai berikut : BAGIAN : I Penjelasan dari Pekerjaan. Pasal 1. Penjelasan Umum A. Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi : a. Membersihkan lahan proyek dan seterusnya b. Galian tanah halaman . dan seterusnya .. B. Pekerjaan dilaksanakan menurut : a. Aturan-aturan dan syarat-syarat dari uraian tersebut dalam peraturan ini dan sterusnya ; keterangan, penjelasan, peraturan dan persyaratan yang terkait dengan penjelasan umum. b. Sampai pada pekerjaan harus diserahkan oleh pemborong kepada pemberi pekerjaan dalam keadaan selesai sehingga pemberi pekerjaan merasa puas. Pasal 2. Timbang Duga Peil Timabang duga (peil) akan ditetapkan oleh pengurus. Dan seterusnya.; Pasal 3. Ukuran Pokok a. Ukuran pokok dapat dilihat dalam gambar, ukuran-ukuran lainyya yang tidak tercantum di dalam gambar dapat ditundingkan dengan pengurus.

14

b. .. dan seterusnya, keterangan, penjelasan, peraturan dan persyaratan yang terkait dengan timbang duga (peil). BAGIAN : II Peraturan Teknik. Pasal 4 : Pekerjaan Tanah a. Pekerjaan tanah terdiri dari : 1. Galian tanah untuk pondasi untuk pondasi pagar, dan seterusnya.; 2. dan seterusnya, Pasal 5 : Urugan Pasir a. Dikerjakan dengan urugan pasir adalah : 1. Lubang-lubang pondasi dibawah lantai denah denga tebal 0,20 meter. 2. Lubang-lubang pondasi di bagian dalam. b. dan seterusnya ; keterangan, penjelasan, peraturan dan persyaratan yang terkait dengan Pekerjaan tanah. Pasal 6 : Pekerjaan Pasangan batu a. Pondasi di bawah tembok harus dikerjakan dengan pasangan batu kali belah dengan perekat 1 PC: 3 PS. b. Batu Kali harus berukuran tidak boleh lebih dari 0,30 m dan tidak poreus. Sebelum dipasang harus terlebih dahulu dibikin basah dan dibersihkan dahulu dari kotoran. c. Dan seterusnya , keterangan, penjelasan, peraturan dan persyaratan yang terkait dengan pasangan batu. Pasal 7 : Pekerjaan Beton a. Yang dikerjan dengan beton bertulang campuran 1Pc:2Ps:3Kr adalah pekerjaanpekerjaan kolom, plat diatas pintu/jendela, ringbalk, sloop. b. Bahan bahan pekerjaan ini harus diperiksakan kepada direksi untuk mendapatkan persetujuan terlebih dahulu. c. Dan seterusnya , keterangan, penjelasan, peraturan dan persyaratan yang terkait dengan Pekerjaan Beton. Pasal 8 : Pekerjaan Plesteran a. Yang dikerjakan dengan plesteran 1Pc:1Kp:3Ps adalah plesteran rumah jaga pada bagian dalam, sedangkan bagian luar dengan campuran 1Pc:0,5Kp:5Ps. b. Plesteran trasraaam dan plesteran beton dikerjakan dengan campuran 1Pc:2Ps. c. Dan seterusnya , keterangan, penjelasan, peraturan dan persyaratan yang terkait dengan pekerjaan plesteran.
15

Pasal 9 : Pekerjaan Kayu a. Ukuran kosen-kosen pintu jendela rumah jaga adalah 8 x 12 cm. Tebal daun pintu jendela semuanya 3,5 cm. Semua kosen pintu/jendela di cat dengan warna putih. b. Dan seterusnya , keterangan, penjelasan, peraturan dan persyaratan yang terkait dengan pekerjaan kayu. Pasal 10 : Pekerjaan atap, Kuda-kuda, lantai. Yang berisi tentang keterangan, penjelasan, peraturan dan persyaratan yang terkait dengan pekerjaan atap, kuda-kuda dan lantai. Pasal 11 : Pekerjaan Besi Yang berisi tentang keterangan, penjelasan, peraturan dan persyaratan yang terkait dengan pekerjaan besi. Pasal 12 : Alat-alat Penggantung dan Pengunci Yang berisi tentang keterangan, penjelasan, peraturan dan persyaratan yang terkait dengan pekerjaan dan alat-alat penggantung dan pengunci. Pasal 13 : Pekerjaan Kaca Yang berisi tentang keterangan, penjelasan, peraturan dan persyaratan yang terkait dengan pekerjaan kaca. Pasal 14 : Pekerjaan Cat dan Kapuran Yang berisi tentang keterangan, penjelasan, peraturan dan persyaratan yang terkait dengan pekerjaan cat dan kapuran. Pasal 15 : Pekerjaan Instalasi Listrik Yang berisi tentang keterangan, penjelasan, peraturan dan persyaratan yang terkait dengan pekerjaan instalasi listrik. Pasal 16 : Pekerjaan Halaman Yang berisi tentang keterangan, penjelasan, peraturan dan persyaratan yang terkait dengan pekerjaan halaman. BAGIAN : III Peraturan Umum Pasal 17 : Pengurus a. Yang bertindak sebagai pengurus atau direksi adalah Kepala Dinas GedungGedung Negara Daerah .. atau seorang pegawai yang ditunjuk. b. Dan seterusnya yang berisikan tentang pengurus proyek. Pasal 18 : Kewajiban Umum Pemborong

16

Yang berisi tentang keterangan, penjelasan, peraturan dan persyaratan yang terkait dengan kewajiban dan hak pemborong. Pasal 19 : Bahan-bahan yang dipergunakan di pekerjaan Yang berisi tentang keterangan, penjelasan, peraturan dan persyaratan yang terkait dengan persyaratan bahan yang harus disetujui oleh pengurus, termasuk bila terjadi tidak sesuai persyaratan dan tindakan yang harus diberikannya. Pasal 20 : Pekerjaan gambar dan peraturan Yang berisi tentang keterangan, penjelasan, peraturan dan persyaratan yang terkait bila terjadi perbedaan gambar dan bunyi peratura. Pasal 21 : Kemajuan Pekerjaan Yang berisi tentang keterangan, penjelasan, peraturan dan persyaratan yang terkait rencana pekerjaan, dan seterusny. Pasal 22 : Waktu Penyelenggaraan Pekerjaan Yang berisi tentang keterangan, penjelasan, peraturan dan persyaratan yang terkait dengan waktu mulai dan waktu menyelesaikan pekerjaan. Pasal 23 : Jangka Waktu Pemeliharaan Yang berisi tentang keterangan, penjelasan, peraturan dan persyaratan yang terkait dengan jangka / lama waktu yang diperlukan untuk pemeliharaan pekerjaan setelah pekerjaan diserahkan . Pasal 24 : Pertanggungan Jawab Pemborong Yang berisi tentang keterangan, penjelasan, peraturan dan persyaratan yang terkait dengan pertanggungan jawab pemborong atas pekerjaan setelah jangka waktu tertentu penyerahan kedua.\ Pasal 25 : Pekerjaan Tambahan dan Pengurangan Yang berisi tentang keterangan, penjelasan, peraturan dan persyaratan yang terkait bila terjadi adanya pekerjaan tambah atau pengurangan pekerjaan. BAGIAN : IV Peraturan Administratief Pasal 26 : macam Lelangan Yang berisi tentang keterangan, penjelasan, peraturan dan persyaratan yang terkait dengan masalah lelangan. Pasal 27 : Penunjukan

17

Yang berisi tentang keterangan, penjelasan, peraturan dan persyaratan yang terkait dengan penunjukan peserta lelang. Pasal 28 : Lelangan Pemborong Yang berisi tentang keterangan, penjelasan, peraturan dan persyaratan yang terkait dengan surat-surat penawaran yang diperlukan pada saat lelangan. Pasal 29 : Pemberian Pekerjaan Yang berisi tentang keterangan, penjelasan, peraturan dan persyaratan yang terkait dengan pemberian pekerjaan. Pasal 30 : Resiko Pemborongan Yang berisi tentang keterangan, penjelasan, peraturan , persyaratan dan cara penyelesaian bila terjadi naik/turunnya harga-harga bahan atau yang lain. Pasal 31 : Denda Yang berisi tentang keterangan, penjelasan, peraturan , persyaratan dan cara penyelesaian bila pemborong tidak memenuhi syarat-syarat yang seperti tercantum pada pasal-pasal sebelumnya. Pasal 32 : Perselisihan Yang berisi tentang keterangan, penjelasan, peraturan , persyaratan dan cara penyelesaian bila terjadi perselisihan yang bersifat teknis atau kejadian dimana pemborongan tidak memenuhi kewajibannya. Pasal 33 : Aturan Pembayaran Yang berisi tentang keterangan, penjelasan, peraturan dan persyaratan yang terkait dengan tata cara pembayaran pekerjaan. Pasal 34 : Syarat-syarat Penawaran a. harga penawaran yang kurang dari 50% dari harga yang telah ditetapkan oleh direksi (Dinas Gedung-Gedung Negara), tidak akan dibicarakan /

dipertimbangkan. b. Yang berisi tentang keterangan, penjelasan, peraturan dan persyaratan yang terkait dengan syarat-syarat penawaran.

18

BAB II VOLUME PEKERJAAN

PENGERTIAN VOLUME PEKERJAAN Yang dimaksud dengan volume suatu pekerjaan adalah menghitung jumlah banyaknya volume pekerjaan dalam satu satuan.. Volume juga disebut sebagai kubikasi pelerjaan.

Volume (kubikasi ) yang dimaksud dalam pengertian ini bukanlah merupakan volume (isi sesungguhnya), melainkan jumlah volume bagian pekerjaan dalam satu kesatuan. Berikut diberikan bebarapa contoh sebagai berikut : a. Volume pekerjaan pondasi batu kali = 60 m3., mempunyai pengertian bahwa, volume pekerjaan pondasi dihitung berdasarkan isi, yaitu panjang x lluas penampang yang sama. b. Volume pekerjaan atap = 124 m2., mempunyai pengertian bahwa, volume pekerjaan atap dihitung berdasarkan luas, yaitu luas bidang atap yang dapat bebbentuk segitiga, persegipanjang, trapesium dan lain-lain. c. Volume pekerjaan lisplank = 27 m, volume pekerjaan lisplank dihitung

berdasarkan panjang , atau pekerjaan lisplank dapat juga dihitung berdasarkan luas. d. Volume pekerjaan besi = 258 kg., volume pekerjaan besi dihitung berdasarkan berat dari besi, yaitu jumlah panjang tulangan dikalikan dengan berat jenis besi yang bersangkutan. e. Volume pekerjaan kunci tanam = 15 buah, volume pekrjaan banyaknya kunci dan lain-lain. Dari contoh di atas dapat diketahui bahwa satuan masing-masing volume pekerjaan berbeda, volume pekerjaan pondasi 60 m3, volume pekerjaan atap 124 m2, volume pekerjaan lisplank 27 m, volume pekerjaan besi 258 kg dan volume pekerjaan kunci tanam 15 buah, ini menunjukkan bahwa volume tersebut bukanlah volume dalam arti sesungguhnya melainkan volume dalam satuan, kecuali volume pekerjaan pondasi yang merupakan volume sesungguhnya. Volume pekerjaan tersebut dihitung berdasarkan pada gambar bestek dari bangunan yang akan dibuat. Semua bagian / elemen konstruksi yang ada pada gambar bestek harus dihitung secara lengkap dan teliti untuk mendapatkan perhitungan volume pekerjaan secara akurat dan lengkap. berdsarkan

19

Membaca Gambar Bestek Gambar-gambar Bestek itu kita perhatikan dan teliti benar-benar ukurannya. Kita mulai menghitung volume tiap pekerjaan sesuai dengan susunan pekerjaan. Untuk mendapatkan perhitungan volme pekerjaan yang teliti dan lengkap yang harus diperhatikan adalah : Denah Yang diperhatikan adalah ukuran-ukuran panjang dan lebarnya, bentuk dari masing masing bagian gambar denah secara teliti dan mendetail. Penampang-penampang / Potongan-potongan Yang diperhatikan adalah ukuran-ukuran panjang dan lebarnya, bentuk penampang dan ukurannya dan tinggi dari masing masing detail penampang/potongan secara teliti dan mendetail. Pandangan pandangan Yang diperhatikan adalah bidang-bidang mana yang terletak dimuka dan dibelakang serta penjelasan keadaannya secara teliti dan mendetail. Gambar gambar rencana dan penjelasan (detail) Dari gambar rencana ini dan penjelasan (detai) kita dapat membaca rencana dari

elemen/bagian konstruksi, kelengkapan dan ukuran-ukuran dengan lebih detail dan jelas sehingga dapat kemudahan tingkat pengerjaannya. Gambar situasi Untuk menjelaskan / menunjukkan keadaan sekitar tempat dimana bangunan tersebut didirikan. Setelah segala sesuatunya sudah ada dan lengkap namun ada sesuatu yang kurang jelas / belum bisa dimengerti misalnya bahan yang digunakan, kualitas bahannya, mungkin bagaimana cara mendapatkan bahan (bahan produk luar negeri), maka perlu ditanyakan kejelasannya pada saat diadakan aanwijzing kepada direksi. Bila segala sesuatunya sudah jelas maka kita menghitung jumlah dan volume pekerjaan. Uraian volume pekerjaan

Uraian volume pekerjaan Sebelum menghitung volume masing-masing pekerjaan, lebih dahulu harus membaca gambar bestek berikut gambar gambar detail (penjelasannya). Penguasaan dalam membaca

20

gambar bestek dan gambar penjelasan akan sangat mempengaruhi tingkat ketelitian dalam menghitung volume masing-masing pekerjaan. Tahapan yang perlu dilakukan dalam menghitung volume pekerjaan adalah antara lain menguraikan masing-masing volume pekerjaan (uraian volume pekerjaan) dan dari uraian tersebut masing-masing harus dihitung volume pekerjaanya. Yang dimaksud dengan uraian volume pekerjaan adalah menguraikan secara rinci besar volume suatu pekerjaan. Menguraikan, berarti menghitung besar volume masingmasing pekerjaan sesuai dengan gambar bestek dan gambar detail. Susunan uraian volume pekerjaan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : 1. Susunan dengan cara lajur-lajur tabelaris. 2. Susunan dengan cara post-post. Penyusunan uraian volume pekerjaan tersebut diurutkan berdasarkan urutan (kronologis) pelaksanaan pekerjaan. Volume pekerjaan disusun sedemikian rupa secara

sistematis dengan lajur-lajur tabelaris, dengan sistem pengelompokan mulai dari. I PEKERJAAN PONDASI sampai X. PEKERJAAN PERLENGKAPAN LUAR. Berikut ini diberikan susunan uraian pekerjaan tersebut.

DAFTAR URAIAN PEKERJAAN URAIAN PEKERJAAN I. PEKERJAAN PONDASI 1. Persiapan : a. Pembersihan Lapangan. b. Memasang Bouwplank. c. Direksi Keet d. Los Kerja. 2. Penggalian a. Galian Tanah Pondasi b. Urugan Kembali 3. Pasangan Pondasi Batu Kali a. Urugan Pasir bawah Pondasi b. Aanstamping Batu Kali c. Pasangan Pondasi Batu Kali II. PEKERJAAN BETON & DINDING 1. Beton Bertulang Beton Sloof Kolom Praktis Ring Balok Balok Konsul Kuda-kuda Beton Plat Beton Beton Tak Bertulang 2. a. Beton Cor 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr.

21

3.

Dinding Pasangan Tembok 1 Pc : 2 Ps. Pasangan Tembok 1 Pc : 4 Ps. Kuzen

2.

Kuzen Pintu dan Jendela Meni Kayu yang Menyentuh Pasangan Bout-bout / Angkur. III. PEKERJAAN KAP & ATAP 1. Kap Dan Rangka Atap Pekerjaan Kuda-kuda Pekerjaan Rangka atap Pekerjaan Lisplank Papan Memeni sambungan Kayu Resudu Kuda-kuda Bout-bout / Angkur. Atap. 2. Memasang Atap Genting Memasang Bubungan. IV. PEKERJAAN PLAFOND 1. Balok Plafond a. Rangka Plafond Dalam b. Rangka Plafond Luar (everstek) c. Residu Rangka Plafond 2. Memasang Plafond Memasang Plafond Triplek tebal 4 mm Memasang Plafond Luar Kisi-kisi 2 x 5 cm Les Pinggir Plafond Dalam V. PEKERJAAN PLESTERAN 1. Plesteran a. Plesteran Dinding 1 Pc : 2 Ps. b. Plesteran Dinding 1 Pc : 4 Ps 2. Turap Porselen 3. a. Pasangan Turap Porselen VI. PEKERJAAN LANTAI 1. Urugan Di bawah Lantai Urugan Tanah Urugan Pasir 2. Pasangan lantai Pasangan Ubin PC Polos Pasangan Ubin PC Petak / Lajur VII. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA 1. Pintu / Jendela Pintu Teakwood Rangka Jendela Nako Pengaman 2. Kaca Tetap Jalusi a. Pasang Kaca Tebal 5 mm b. Pasang Kaca NakoTebal 5 mm c. Pasang Ventilasi Jalusi 3. Penggantung / Kunci Peamelles Nilon
22

Kunci Tanam Union 2 x Slaag 3.b. VIII. PEKERJAAN CAT / KAPURAN 1. Pengecatan Mencat kayu yang Kelihatan Mencat Loteng dengan teak oil Mencat Dinding dengan Matek Mencat Kuzen / Pintu dan Jalusi IX. PEKERJAAN PERLENGKAPAN DALAM 1. Listrik Pasang Instalasi dalam Pemasangan Lampu Pijar Lampu TL 2 x 40 watt Pasang Zekering Group Stop Kontak Sakelar seri Sakelar Enggkel 2. Sanitasi dan Instalasi Air Kloset Jongkok Porselen Pemasangan Instalasi Air Bersih Pemasangan Instalasi Air Kotor Kraan Flour Drainase X. PEKERJAAN PERLENGKAPAN LUAR 1. Halaman Rabat Keliling Gedung Rabat Beton 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr Rabat Kerikil Bak Kontrol Septictank

23

BAB III HARGA SATUAN PEKERJAAN Pengertian Yang dimaksud dengan Harga Satuan Pekerjaan adalah jumlah harga bahan dan upah tenaga kerja berdasarkan perhitungan analisis. Harga bahan didapat dari pasaran, dikumpulkan dalam suatu daftar yang dinamakan Daftar Harga Satuan Bahan, sedangkan upah tenaga kerja didapatkan di lokasi dikumpulkan dan dicatat dalam satu daftar yang dinamakan Daftar Harga Satuan Upah.

Harga Satuan Pekerjaan akan berbeda antara daerah satu dengan daerah yang lain, hal ini disebabkan karena adanya perbedaan harga pasaran bahan dan harga / upah tenaga kerja yang berlaku di setiap daerah. Jadi dalam menghitung dan menyusun Anggaran Biaya suatu proyek, harus berpedoman pada harga satuan bahan dan upah tenaga kerja di pasaran dan di lokasi pekerjaan yang akan dibuat. Hal yang perlu dilakukan dalam menghitung besarnya RAB antara lain : merinci semua jenis pekerjaan yang ada dan masing-masing harus dihitung, volume pekerjaan serta menghitung harga satuan pekerjaan masing-masing. Setiap jenis pekerjaan yang telah dirinci harus dihitung harga satuan pekerjaan sendiri-sendiri, sesuai dengan jenis, jumlah, spesifikasi bahan dan jenis, jumlah tenaga kerja yang akan dipakai. Setelah itu dari hasil penglian antara volume dengan harga satuan pekrjaan akan didapat harga per unit pekerjaan. Harga Anggaran Biaya didapat dengan menjumlah semua harga unit pekerjaan yang telah dihitung. Sedangkan harga penawaran dihitung dengan menjumlah hasil perhitungan Anggaran Biaya tersebut dengan pajak pertambahan nilai (PPn), keuntungan untuk kontraktor. Ketelitian dan kecermatan dalam menghitung semuanya tersebut akan sangat mempengaruhi tingkat keakuratan menghitung Rencana Anggaran Biaya. Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan dapat memakai 2 macam analisa, yaitu : 1. Analisa BOW (Burgerlijke Openbare Werken), yaitu

ketentuan dan ketetapan umum yang ditetapkan Dir. BOW tanggal 28 Pebruari 1921, Nomor 5372 A pada zaman Pemerintahan Belanda. Analisa BOW hanya dapat dipergunakan untuk pekerjaan padat karya yang memakai peralatan konvensional. Sedangkan bagi pekerjaan yang mempergunakan peralatan modern / alat berat, analisa

24

BOW tidak dapat dipergunakan sama sekali. Tentu saja ada beberapa bagian analisa BOW yang sudah tidak relevan lagi dengan kebutuhan pembangunan, baik bahan maupun upah tenaga kerja. Namun demikian analisa BOW masih dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam menyusun Anggaran Biaya Bangunan. 2. Analisa Harga Satuan Pekerjaan yang dikeluarkan oleh

Balai Pengujian dan Informasi Konstruksi, Dinas Permukiman dan Tata Ruang, dalam buku yang berjudul Daftar Harga Satuan Bangunan Gedung Negara Bahan Bangunan / Upah dan Analisa Pekrjaan yang terbit setiap bulan. Pada waktu sekarang analisa ini yang banyak dipakai untuk menghitung harga satuan pekerjaan terutama proyek-proyek milik pemerintah. Ada tiga istilah yang harus dibedakan dalam menyusun Anggaran Biaya Bangunan yaitu : Harga Satuan Bahan, Harga Satuan Upah dan Harga Satuan Pekerjaan. Untuk memudahkan dalam menghitung harga satuan pekerjaan data-data dikelompokkan sendirisendiri. Harga bahan didapat dari pasaran, dikumpulkan dalam suatu daftar yang dinamakan Daftar Harga Satuan Bahan. Upah tenaga kerja didapatkan di lokasi dikumpulkan dan dicatat dalam satu daftar yang dinamakan Daftar Harga Satuan Upah. Dari kedua data tersebut kemudian dihitung dan dibuat Harga Satuan Pekerjaan.

Analisa Bahan dan Upah Analisa bahan : Yang dimaksud dengan analisa bahan suatu pekerjaan ialah menghitung banyaknya volume masing-masing bahan, serta besarnya biaya yang dibutuhkan. Contoh pembuatan 1 m3 beton balok memanjang 30 x 50 cm2. Bila diketahui : o Harga Satuan Bahan Beton tanpa tulangan K 225 Besi beton Kawat beton Paku Kayu Begesting o Harga satuan Upah : Upah pembesian 1 kg Rp. 250,00. 1m3 1 kg 1 kg 1 kg Rp. 376.500,00. Rp. Rp. Rp. 7.200,00. 6.900,00. 7.600,00.

1 m3 Rp. 760.000,00.

25

Upah begesting Upah alat Bantu pengecoran o Upah pengecoran

1 m2 Rp. 1 unit Rp. 1 m3 Rp.

8.500,00. 42.500,00. 52.550,00.

Membutuhkan bahan : 1,00 m3 beton tanpa tulangan Rp. 376.500,00. Rp. Rp. Rp. 7.200,00. 6.900,00. 7.600,00. = RP. 376.500,00 = RP.1.437.408,00 = RP. 34.155,00 = RP. 34.200,00 199,64 kg besi tulangan 4,950 kg kawat beton 4,500 kg paku 0,45 m3 kayu begesting

Rp. 760.000,00. JUMLAH

= RP. 342.000,00 = Rp. 2.531.658,00

Analisa Upah : Yang dimaksud dengan analisa upah suatu pekerjaan adalah menghitung banyaknya tenaga kerja yang diperlukan serta besarnya biaya yang dibutuhkan untuk suatu pekerjaan. Dari contoh pembuatan 1 m3 beton balok memanjang. Membutuhkan upah : 199,64 kg 12,500 m2 1,00 1,00 Upah pembesian Upah begesting Rp. Rp. 250,00. 8.500,00. 42.500,00. = Rp. 49.910,00. = Rp. 106.250,00 = Rp. 42.500,00

Upah alat Bantu pengecoran Rp. Upah pengecoran Rp.

52.550,00.

= Rp. 52.550,00

JUMLAH Jadi Harga Satuan Pekerjaan

= Rp. 251.210,00.

= Harga satuan Bahan + Harga Satuan Upah = Rp. 2.531.658,00 + Rp. 251.210,00 = Rp. 2.782.868,00.

Tabel analisa Harga satuan Pekerjaan (lihat tabel berikut).

26

Menghitung Harga satuan Pekerjaan Beton Bertulang Harga Satuan Pekerjaan beton bertulang yang dihitung meliputi : biaya bahan beton dan upah tenaga kerja, biaya besi tulangan dan upah tenaga kerjanya, dan biaya begesting dan upahnya.

Bahan beton (dihitung dalam m3) yang terdiri dari bahan : PC, pasir dan kerikil dengan perbandingan campuran tertentu. Untuk volume pekerjaan beton dihitung dengan mengalikan antara luas penampang dengan panjang, atau : p x l x t, dimana : l x t = luas penampang, dengan p : panjang suatu elemen. Untuk menghitung berat besi tulangan dapat dihitung dengan mengalikan : jumlah volume besi dengan berat jenis besi. Volume besi = jumlah total panjang besi x luas penampang besi tulangan. Misalkan : Balok beton bertuang dengan penampang : 20 cm x 30 cm. Tulangan pokok : 4 12 mm, begel 6 12,5 cm. Berapa berat besi tulangan per m3 betonnya ?. Perhitungan : Luas penampang balok = 0,20 x 0,30 cm2 = 0,06 cm2. Volume beton 1 m3 adalah berdimensi : panjang 1 meter, lebar 1 meter dan tinggi 1 meter. Sehingga luas penampangnya = l x t = 1 x 1 m2 = 1 m2. Bila luas penampangnya = 0,06 m2, maka panjang balok = (1m3) : (0,06 m2) = 16,67 m. Berat tulangan pokok : Panjang setiap tulangan pokok = panjang tulangan + (2 x bengkokan) = 16,67 m + (2 x 0,07 m) = 16,67 m + 0,14 m = 16,81 m. Luas penampang per tulangan 12 mm = D2 = x x 0,0122 = 0,000113 m2. Volume per besi tulangan pokok Volume 4 tulangan pokok = 16,81 m x 0,000113 m2 = 0,001902 m3. = 4 x 0,001902 m3
27

= 0,007609 m3. Berat jenis (BJ) besi = 7,2 artinya : volume besi per 1 m3 kg). Sehingga berat 4 tulangan pokok 12 mm sepanjang 16,81 m = 0,007608 m3 x 7200 kg/m3 = 54,776 kg. Catatan : selain berat besi dihitung dengan volume besi x berat jenis, dapat juga dihitung dengan bantuan tabel berat besi. : dari tabel sudah diketahui berat besi per meter pnajang. Sehingga berat besi tulangan dapat dihitung dengan mengalika antara : panjang besi dengan berat besi per m. Menghitung berat begel ( 6 12,5 cm) per m3 beton. Panjang per begel = (2 x 0,20) +(2 x 0,30) +(2 x 0,04) m = 1,08 m. jumlah begel (sepanjang 16,81 m) = ((16,81; 0,125)) + 1 = 134 begel. Luas penampang begel 6 = x D2 = x x 0,0122 = 0,283 m2. Volume per begel = 108 m x 0,283 m2 = 33,564 cm3. Berat per begel = 0,0072 x 33,564 = 0,24 kg. , beratnya = 7,2 ton (7200

Berat besi tulangan pokok dan begel = 134 x 0,24 kg = 32,16 kg. Sehingga berat besi tulangan per m3 = 86,936 kg.

28

BAB IV RENCANA ANGGARAN BIAYA Pendahuluan Setelah diketahui harga satuan, jumlah macam dan volume masing-masing pekerjaan, maka kemudian menghitung kebutuhan biaya dari masing-masing pekrjaan tersebuta yang akhirnya akan dapat ditentukan semua biaya yang dibutuhkan untuk bangunan tersebut. Untuk memudahkan perhitungan dan penjumlahannya diperlukan suatu tabel, yang berisikan tentang : o Uraian Pekerjaan : dari gambar bestek yang telah dibaca dan dicermati secara

seksama, kemudian dirinci semua jenis atau post-post pekerjaan yang akan dilaksanakan. Dari jenis pekerjaan ini kemudian diuraikan sub-sub pekerjaan yang lebih mendetail lagi. o Volume Pekerjaan : dari masing pekerjaan tersebut dihitung banyaknya /

volume pekerjaan yang akan dilaksanakan, dengan berbagai satuan pekerjaan tergantung dari jenis dan sub pekerjaan yang dilaksanakan, misalnya : m3, m2, m, buah dan sebagainya. o Analisa : pasal pasal dari Analisa BOW yang digunakan sebagai dasar

untuk menghitung harga satuan . Bila dalam analisa BOW tidak ditemukan adanya pasal yang sesuai dengan sub pekerjaan maka harganya didasarkan pada harga taksir. o Harga Satuan Pekerjaan : dari perhitungan analisa BOW akan muncul angka

harga satuan untuk masing-masing sub pekerjaan. Harga satuan ini dapat dihitung berdasarkan dengan harga : Fixed Price ( dari analisa BOW ) atau harga Lump Sum (Borongan) dan untuk masing-masing sub pekerjaan tentunya berbeda-beda. o Harga Unit Pekerjaan : adalah harga satuan dikalikan dengan volume untuk

masing-masing sub pekerjaan.

29

BAB V PELELANGAN Pendahuluan Setelah langkah persiapan-persiapan untuk dapat melaksanakan pembuatan bangunan selesai, maka Ouwner atau diwakili Direksi menawarkan pekerjaan tersebut kepada Kontraktor / Pemborong dengan pelelangan. Pelelangan disebut juga dengan tender ini akan memberi kesempatan kepada beberapa kontraktor mengadakan penawaran biaya pekerjaan secara tertulis. Sebelum pelelangan diadalah lebih dahulu penjelasanpenjelasan (aanwijzing) yaitu penjelasan mengenai bestek dan gambar bestek.Untuk melaksanakan pelelangan secara garis besar dibedakan menjadi 2 cara yaitu : elelangan Umum, biasanya diumumkan lewat iklan-iklan atau siaran P siaran lainnya. elelangan Undangan / dibawah tangan, yang diundang hanya beberapa P Kontraktor yang dianggap bonafide. Proses dan Prosedur Proses dan prosedur pelelangan dapat dijelaskan dengan diagram sebagai berikut :

Prakualifika si

Pengumum an pelelangan

Penjelasan pekerjaan

Pembukaan Tender

Pros Evaluasi Tender

Penetapan & Penunjukan Pemenang

PRAKWALIFIKASI Untuk mengidentifikasi kemampuan dan ruang lingkup pekerjaan, maka diperlukan prakwalifikasi badan / badan / organisasi seperti konsultan perencana, pengawas maupun pemborong. Yang dimaksud dengan kemampuan dapat dijabarkan sepert berikut : modal kerja jumlah tenaga ahli jumlah peralatan pengalaman kerja fasilitas kerja.
30

Sedangkan ruang lingkup pekerjaan meliputi bidang-bidang keahlian pekerjaan yang dikuasai oleh badan-badan tersebut. Di bidang Pemerintah dilakukan prakwalifikasi yang dadakan secara berkala yang dilaksanakan oleh TPPBPP 1984 (Team Pengendali Pengadaan Barang / Peralatan Pemerintah 1984). Hal ini dapat dibaca dalam Pedoman Prakwalifikasi oleh TPPBPP 1984. Dilingkungan swasta dapat diadakan prakwalifikasi tersendiri secara bebas sesuai dengan kepentingannya. PENGUMUMAM PELELANGAN Untuk mengumumkan pelelangan kepada publik, biasanya dipakai cara yaitu : memakai iklan di media massa seperti : lewat surat kabar, majalah teknis profesi dan sebagainya. Bila proyeknya bersifat internasional, maka iklannya dibuat dlam bahasa Inggris dan juga lewat bantuan kedutaan asing yang ada. Tender yang diumumkan kepada publik disebut tender terbuka, artinya pekerjaan proyek tersebut dapat dikerjakan oleh umum. Tentunya oleh badan-badan yang sudah lulus prakwalifikasi. Biasanya tender terbuka dilakukan oleh proyek-proyek pemerintah dan perusahaan swasta yang benar. Sedangkan tender tertutup adalah pekerjaan akan dilelangkan hanya dapat

dikerjakan oleh beberapa badan yang sudah dikenal dan memilki kekhususan tersendiri (keahlian khusus yang belum tentu dimiliki oleh badan lain). Pemeberitahuan lewat surat undangan atau secara lisan, lewat telpon dan lain sebagainya. Proyek-proyek konstruksi dengan cara tertutup ini sering kali banyak dilakukan oleh pihak swasta dan badan-badan pemerintahan yang mambangun proyek yang sifatnya rahasia. Dalam undangan untuk tender terbuka yang diiklankan disebutkan antara lain : apa hakekat pekerjaanya, siapa pemilik pekerjaan dan siapa pemberi dananya (misalnya dana proyek yang dipinjam dari bank luar negeri). Para peminat dapat mengambil dokumen tender dari proyek yang akan dilelang dan setelah mempelajarinya sampailah pada tahapan yang ketiga yaitu Rapat Penjelasan Pekerjaan.

31

RAPAT PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING) Pertemuan ini diadakan untuk tatap muka antara para peminat pekerjaan/calon kontraktor dengan pihak pemilik. Dalam hal ini pemilik proyek diwakili oleh Konsultan Perencana. Biasanya untuk proyek-proyek pemerintah rapat ini diselenggarakan oleh Panitia Pelelangan. Pembicaraannya biasanya berkisar pada dua bidang yaitu bidang administrasi dan bidang teknis proyek. Bidang adminstrasi dijelaskan tentang persyarata-persyaratan yang tercantum dalam dokumen tender seandainya teredapat hal-hal yang masih meragukan misalnya tentang syarat-syarat peserta pelelangan, bentuk surat penawaran, referensi bank, NPWP dan lain-lain. Bidang teknis proyek dijelaskan antara lain tentang modifikasi baru atau ukuranukuran gambar yang tidak cocok dengan yang tertulis dalam spesifikasi teknis pelaksanaan, gambar gambar konstruksi yang sulit dimngerti / dibaca, serta kesalahankesalahan tulis yang terjadi. Hasil dari temu wicara ini dibuatkan Berita acara Penjelasan dan ditanda tangani oleh dua wakil dari calon peserta pekerjaan, tergantung dari peraturan pelelangan setempat. Dokumen Berita Acara ini kemudian menjadi bagian yang mengikat sebagai dokumen tender tambahan (addendum).cara yang efektif untuk mendapatkan sebanyak mungkin data dan informasi dari lapangan yaitu dengan menyiapkan tabel-tabel pertanyaan sebagai berikut :

topgarfi, kemiringan tanah, batas-batas lokasi kondisi tanah, muka air tanah tertinggi dan terndah, stabilitas, permeabilitas dan sebagainya.

Saluran-saluran air yang ada, listrik, gas, telepon, dan lain-lain Jalan masuk kelokasi Kondisi cuaca setempat Kemungkinan penerapan beberapa metode konstruksi Jasa pelayanan yang ada disekitar lokasi Instalasi lapangan dan bangunan bangunan sementara Material setempat yang bisa didapat tenaga kerja jalan transportasi

32

kondisi lingkungan dan buadaya masyarakat setempat.

PEMBUKAAN TENDER (BID OPENING) Pada hari yang telah ditentukan, semua calon peserta membawa penawarannya dan dimasukkan kedalam kotak pelelangan yang telah disediakan dan dilakukan sebelum tender dibuka. Pada jam yang telah ditentukan dimana pemasukan surat-surat penawaran dinyatakan ditutup, baru masing-masing amplop penawaran dibuka satu persatu dihadapan yang hadir. Harga penawaran beserta dengan kelengkapan-kelengkapan dokumen administrative dibaca keras-keras atau dituliskan dipapan tulis. Bilamana terdapat kelalaian pada salah satu persyaratan administrasinya, maka calon peserta dapat dinyatakan gagal dan didiskwalifikasi dari calon pemborong dan berarti penawarannya gugur. Rekanan yang ikut dalam penawaran pekerjaan pemborongan ini diharuskan untuk memberikan jaminan tender kepada pemilik.

PROSES EVALUASI TENDER Pada proyek-proyek yang besar kadang-kadang terdapat data penawaran yang meragukan dan umumnya calon kontraktor dimintai keterangan secara tertulis (clrification letters). Makin banyak anggota panitia yang terlibat, maka evaluasi proyek dapat menjadi bertambah lama, karena harus banyak diadakan rapat-rapat. System pengevaluasian bisa bermacam-macam caranya dan umumnya cara yang banyak dipakai adalah dengan cara system bobot / system scoring. Aspek-aspek dari calon kontrator yang dinilai antara lain :

metode kerjanya peralatan yang akan dipakai kwlifikasi personil yang akan dipakai bonafiditas perusahaan harga penawaran kelengkjapan administrasinya dan lain-lain.

33

Calon yang mendapatkan nilai skor yang terbanyak biasanya yang ditunjuk sebagai pemenang. Harga penawaran yang paling murah tidak selalu menentukan pemenang. Pemilik proyek umunya sudah memiliki harga perkiraan dari proyek yang akan dibangun sebagai pembanding.

PENETAPAN DAN PENUNJUKAN PEMENANG Calon peserta yang telah diputuskan untuk memenangkan tender ini oleh paniatia evaluasi kemudian diberitahu secara tertulis, dan sifatn pemberitahuannya dapat terdiri dua hal :

Dengan

memakai SPK (Surat Perintah Kerja), dimana dalam surat

tersebut calon pemenang yang bersangkutan dinyatakan menang dan diminta dalam tempo sekian hari harus sudah memulai pelaksanaan fisiknya dilapangan. SPK ini sifatnya mengikat dan diberikan terlebih dahulu untuk mempercepat palaksanaan administrasinya, meskipun kontrak kerja belum ditanda tangani oleh kedua belah pihak. Untuk tender internasional istilahnya adalah : Letter to Proceed .

Dengan memakai Surat Pemberitahuan (Letter Of Award) yang isinya menjelaskan bahwa calon kontraktor telah menang dan sekaligus mulai melakukan persiapan administrasinya. Letter of Award dibuat karena adanya kaitan dengan pihak ketiga misalnya untuk kontrak-kontrak internasional yang sifatnya antar pemerintah (G to G) ata bila dananya didapat dari bank-bank internasional.

34

Dokumen proyek konstruksi


D o k u m e n

Untuk proyek-proyek konstruksi, dokumen proyek terdiri dari dokumen-dokumen sebagai

D D D o o . berikut :Gambar-gambar bestek (Uraian pekerjaan secara visual) k k uu Bestek (Spesifikasi) RKS (Uraian Rencana m P m e n K o n t r a k n T e n d e r e l a n g a

Lampiran-lampiran Addendum (tambahan-Tambahan) Surat-surat Klarifikasi Surat Perjanjian Kerja As-Build Drawings Berita-berita Acara Addendum Gambar Legger

p r

Page 57 of 57 BUKU AJAR RENCANA ANGGARAN BIAYA & EKONOMI TEKNIK

You might also like