You are on page 1of 12

MAKALAH BAHASA INDONESIA PENGARUH AKULTURASI BUDAYA ASING TERHADAP BUDAYA DAERAH

Disusun oleh : 1. Adhi Nurohman 2. Arma Hendrianta 3. Larasati Dyah M. 4. Mirana 5. Reza Ardy R.

(01) (04) (11) (13) (21)

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA SMA NEGERI 2 WONOSARI


Jl. Ki Ageng Giring No.3 Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Dari tayangan televisi kita bisa melihat banyak artis yang berpakaian minim. Baju tidak berlengan, rok yang super mini dan make up yang sangat tebal. Dimajalah pun banyak dijumpai gambar artis yang berpenampilan vulgar. Sehingga sekarang ini banyak sekali remaja khususnya para wanita berdandan menor dan berbaju minim. Bayang saja di mana-mana kita dapat melihat wanita yang lebih suka menunjukan sebagian auratnya sebagai nilai estetika. Hal itu jika dibandingkan dengan jaman nenek kakek kita tentu saja gaya atau model itu sangat berbeda jauh. Lalu dari manakah model atau gaya pakaian yang sering disebut you can see itu didapat? Tentu saja itu pengaruh dari budaya asing yang diadopsi oleh remaja. Dengan keadaan remaja yang seperti itu bisa melunturkan budaya kita, sehingga diperlukan usaha untuk melestarikannya. Mengingat banyak fungsi dari budaya tradisional melestarikannya. Mengingat banyak fungsi dari budaya tradisional yang bisa membangun bangsa menjadi lebih baik dan lebih berkembang.

B.

Tujuan Tujuan yang dicapai dari makalah ini adalah : 1. asing mempengaruhi budaya daerah. 2. pada saat ini. 3. kebudayaan. Mendiskrispsikan cara budaya Mendiskripsikan keadaan budaya Mendiskripsikan usaha pelestarian

C.

Permasalahan Dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. 1. 2. 3. Bagaimana cara budaya asing mempengaruhi budaya daerah? Bagaiman keadaan budaya pada saat ini? Bagaimana usaha pelestarian kebudayaan kita?

D. Sistematika Penulisan

PENGARUH AKULTURASI BUDAYA ASING TERHADAP BUDAYA DAERAH BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Permasalahan D. Sistematika Penulisan BAB II PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK KEBUDAYAAN A. Pengertian Kebudayaan B. Karakteristik Kebudayaan C. Contoh Budaya Lokal BAB III FUNGSI BUDAYA DAN KEMAJUANNYA A. Fungsi Kebudayaan B. Penyebab Lunturnya Kebudayaan C. Usaha Pelestarian BAB IV BUDAYA DI LINGKUNGAN REMAJA A. Anggapan Generasi Muda B. Pekembangan Budaya BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran

BAB II PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK KEBUDAYAAN A. Pengertian Kebudayaan Kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhuk sosial baik berupa gagasan, aktivitas dan hasil dari aktivitas manusia yang digunakan untuk memahami lingkungan dan pengetahuannya, serta dijadikan pedoman hidup suatu masyarakat. Kebudayaan (culture) juga dapat diartikan sebagai semua dari hasil manusia hidup bermasyarakat berisi aksi-aksi terhadap dan oleh sesame manusia sebagai anggota masayarakat yang merupakan kepandaian, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dll. Dalam pengertian kebudayaan ada juga yang disebut pengertian kebudayaan umum yaitu kebudayaan yang dianut masyarakat pada umumnya. Di desa atau di daerah yang masyarakatnya serba sama (homogen).

B. Karakteristik Kebudayaan Karakteristik kebudayaan tergantung faktor tertentu yaitu kebudayaaan faktor kedaerahan dan faktor perubahan dan perkembangan budaya. Kebudayaan faktor kedaerahan, pada kebudayaan ini akan ditemukan kepribadian yang berbeda dari setiap individu karena tinggal di daerah yang berbeda dengan kebudayaan khusus yang berbeda pula. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan dan perkembangan kebudayaan antara lain discovery, invention, inovasi, dan enkulturasi. Semuanya itu disebut faktor intern, adapun faktor ekstern meliputi difusi, akulturasi, dan asimilasi. Kebudayaan suatu masyarakat juga meliputi seluruh hasil usaha manusia, baik yang berupa fisik (benda), maupun hanya buah pikiran manusia. Hasil-hasil kebudayaan manusia pada suatu zaman dipengaruhi oleh keadaan yang berkembang pada zaman itu.

C. Contoh Budaya Lokal Salah satu contoh hasil budaya lokal adalah batik. Seni batik Surakarta dan Yogyakarta di perkembangannya, keduanya sangatlah kental dengan aturan normanorma dan aturan adat kesusilaan dengan budaya kraton sebagai pusat perkembangannya. Begitu juga denga perkembangan seni batik yang ikut tumbuh dan berkembangg di daerah Yogyakarta. Sebenarnya seni batik yang kita kenal di Yogyakarta berakar dari seni batik Surakarta. Adapula motif batik Pekalongan banyak di pengaruhi dengan budaya Cina. Contohnya motif batik Liong (naga berkaki) dan burung phonixk (burung dengan bulu ekor dan sayap yang menjulur panjang). Demikian juga dengan seni batik Cirebon banyak terpengaruh dari budaya daerah lain. Di antaranya pengaruh dari budaya islam. Contohnya motif kaligrafi dan ragam hias buroq. Pengaruh itu juga ada yang berasal dari Eropa, motif tumbuh-tumbuhan berasal dari Belanda, misalnya krisan dan tumbuhan buah anggur. Di samping itu ada pengaruh dari daerahdaerah di sekitarnya. Selain itu contoh budaya lokal adalah wayang. Wayang terdiri dari dua yaitu wayang orang dan wayang kulit. Wayang orang adalah wayang yang dimainkan oleh orang. Wayang kulit adalah wayang yang dibuat dari kulit binatang yang dimainkan oleh orang yang disebut dalang. Cerita wayang diambil dari dua cerita yaitu cerita Ramayana dan Mahabarata. Meskipun cerita-cerita wayang itu diambil dari cerita India namun di Indonesia, wayang dikembangkan diberbagai daerah antara lain Yogyakarat dan Surakarta. Hal itu berawal dari seorang sultan yang membuat cerita wayang.

BAB III FUNGSI BUDAYA DAN KEMAJUANNYA

A. Fungsi Kebudayaan Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar sebab ada bermacam-macam kekuatan yang harus dihadapi oleh anggota masyarakat yang tidak selalu baik bagi dirinya, kebudayaan mengarahkan manusia sehingga ia mengerti bagaimana harus bersikap, berperilaku, bertindak baik secara individu maupun kelompok. Kebudayaan dapat berfungsi sebagai fungsi ritual yaitu seni yang dianalogikan dalam suatu gerak, suara, ataupun tindakan-tindakan tertentu dalam upacara ritual. Contohnya upacara tingkeban dan siraman. Kebudayaan sebagai fungsi hiburan yaitu biasanya pertunjukan kebudayaan sebagai sarana hibuaran atau tontonan. Misalnya, penonton melihat kesenian bertujuan untuk mencari hiburan, melepas lelah, menghilangkan strees, dan bersantai ria.

B. Penyebab Lunturnya Kebudayaan Penyebab lunturnya budaya yaitu biasanya orang-orang yang mulai hidp di kota besar lambat laun akan terlepas dari kebiasaan hidup yang tradisional dan bahkan ada yang sudah tidah mengerjakan kebiasaan agama yang dianutnya di tempat semula. Namun, di Indonesia pada saat ini yang paling mengancam kehidupan kelestarian

budaya selain adanya arus urbanisasi, juga pengaruh pola konsumtif yang sangat tinggi. Selain itu kaum terpelajar dan golongan atasan, umumnya orang yang menempati rumah gedongan, masih menyukai film barat di Amerika tapi juga menyukai film silat di Hongkong. Film Indonesia kecuali yang memang baik betul kurang begitu disukai. Sedangkan kecenderungan yang sangat mengkhawatirkan pada saat anak menginjak pubertas adalah cenderung untuk mencoba terhadap hal-hal yang baru di kenal dan umumnya bersifat negative lagipula saat ini remaja lebih tertarik pada budaya internet. Padahal dari interner cenderung didapat budaya-budaya yang berpengaruh negatif terhadap perkembangan kehidupan remaja. Karena pada umumnya remaja belum bisa memilah-milah yang baik dan yang buruk. Selain media-media elektronik, media cetak juga berpengaruh terhadap lunturnya kebudayaan. Sebab didalam media cetak banyak juga dijumpai budaya asing yang membawa dampak negatif. Misalnya saja gaya atau model berpakaian para artis yang cenderung ditiru oleh remaja. Budaya kita pada saat ini sudah semakin luntur khususnya dikalangan remaja. Budaya tradisional, bisa dikatakan makin punah.

C.

Usaha Pelestaria Namun ditengah-tengah adanya adanya kekhawatiran akan memudarnya kesenian yang bersifat tradisional, karena arus kedatangan para wisatawan asing, muncul suatu gerakan yang berusaha untuk membangkitkan kembali agar kesenian tradisional dapat dijadikan landasan penciptaan kesenian baru. Disamping itu pesta kesenian ternyata dapat menggugah masyarakat untuk lebih menghargai seni budaya tradisional yang sudah menjadi warisan nenek moyangnya secara turun temurun dan bahkan dapat menimbulkan renungan yang mendalam. Maka pada generasi muda pada saat ini harus lebih selektif memilih budaya- budaya baru yang ada. Tapi hal itu memang sulit karena sekarang ini bahkan ada generasi muda yang tidak mengetahui budaya tradisional. Untuk mendukung pelestarian budaya, juga diperlukaan pengawasan dari orang tua terhadap anaknya terutama yang memasuki masa remaja.

BAB IV BUDAYA DI LINGKUNGAN REMAJA

A.

Anggapan Generasi Muda Mungkin sementara ini ada suatu anggapan bahwa kebudayaan sendiri sudah kuno atau

ketinggalan jaman. Namun anggapan yang demikian ini sebenarnya hanya kurang pengertian atau kurang mendapat pembinaan dari orang tua, bahwa kebudayaan sendiri mempunyai nilai luhur yang didalamnya banyak mengandung tentang ajaran moral bagi generasi muda. Remaja sangat berhasrat untuk menonton, mendengarkan dan membaca. Begitu banyak produk media menjangkau remaja, hubungan remaja telah menjadi hubungan dua arah. Anakanak muda sangat dipengaruhi oleh muatan yang disediakan oleh media masa, disaat bersamaan media masa sangat dipengaruhi oleh apa yang diinginkan remaja. Sehingga perilaku generasi muda tampak dalam gaya hidup mereka yang suka meniru unsur budaya dari luar yang mungkin mempunyai nilai yang tidak sesuai. Seorang remaja tidak hanya meniru peran seseorang yang diidolakannya, tetapi sudah mengidentikkan dirinya dengan tokoh idolanya. Misalnya, remaja yang mengidolakan seorang bintang film, akan berupaya sedemikian rupa mengidentikan dirinya dengan bintang pujaan itu. Ia akan mengikuti mode rambut, mode pakaian, bahkan akan berperilaku sama seperti idolanya tersebut. Maka dari itu remaja masa depan akan sama seperti remaja masa lalu dan sekarang, tertarik pada hal-hal yang berkaitan dengan masalah remaja.

B.

Perkembangan Budaya Kita tahu bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang memegang jasa para pahlawannya.

Namun tidak banyak yang ingat bahwa sebuah bangsa tidak akan besar kalau tidak dapat mengembangkan budaya bangsanya. Perkembangan kebudayaan warisan leluhur di Indonesia boleh dikatakan belum dapat berkembang secara terpadu. Lebih-lebih generasi muda nampaknya akan lebih cepat menyerap pengaruh dari luar. Untuk mengembangkan budaya perlu dikembangkan peran struktur masyarakat yang bersifat saling menyilang. Karena perbedaan-perbedaan suku bangsa, agama, daerah dan pelapisan sosial yang saling menyilang satu sama lain akan menghasilkan anggota yang bersifat silang menyilang pula.

Untuk mengembangkan suatu budaya dalam masyarakat memanglah harus didukung oleh semua anggota masyarakat. Agar budaya tersebut benar-benar dapat berkembang menjadi lebih baik. Selain itu setiap anggota masyarakat dapat memahami budaya- budaya yang ada.

BAB V PENUTUP

A.

Kesimpulan Budaya sangat berperan penting dalam kehidupan, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dan makalah ini dapat disimpulkan bahwasanya baik buruk budaya yang ada tergantung dari manusia sendiri yang menerima dan menyeleksinya untuk dijadikan budayanya. Memang tidaklah mudah memilih budaya yang pantas. Menghadapi perkembangan budaya dan banyaknya budaya asing yang masuk. Kita sebagai generasi muda harus mampu melestarikan budaya dan bisa memilih budaya yang pantas diterima menjadi budaya kita.

B.

Saran Tidak lepas dari kesimpulan makalah ini kita tahu budaya asing yang masuk makin banyak dan belum pada tahap penyeleksian seluruhnya. Sebaiknya kita mampu menyaring budaya baru yang masuk dan tetap menjaga budaya yang ada. Kita juga harus melestarikan serta mengembangkannya.

DAFTAR PUSTAKA

Effendhie, Machmoed.1999.Sejarah Budaya SMU Kelas 3.Jakarta : CV. Amico. Hernandez, Roger E.2002.Gallup Youth Survey Isu dan Tren Utama.Bandung : Pakar Karya. Karim, Abuya Busyro.2002. Indonesia Globalisasi dan Otonomi Daerah.Sumenep : Pilar Media. Kauma, Fuad.2002. Sensasi Remaja di Masa Puber.Jakarta Pusat : Kalam Mulia. Maryati, Kun dan Juju Suryawati.2001.Sosiologi Kelas X.Jakarta : Esis. Maryati, Win dan Juju Suryawati.2006.Sosiologi untuk Measyarakat Indonesia.Jakarta : Esis. Moertjipto.2002.Pengetahuan, Sikap, Keyakinan dan Perikalu Dikalangan Generasi Muda.DIY : Proyek Pemanfaatan Kebudayaan DIY. Muin, Idianto.2004.Sosiologi SMA Kelas XI.Jakarta : Erlangga. Nurmuharimah, Saniyati.2007.Sosiologi SMA/MA Kelas X.Bandung : Titian Ilmu. Saprudin dan Candra Suryana.2004.Sejarah 1 Kelas VII SMP.Bandung : PT. Remaja Rosda Karya. Setiawati, Puspita.2008.Kupas Tuntas Teknik Proses Membatik.Yogyakarta : Absolut. Shadily, Hassan.1998.Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia.Jakarta : Rineka Cipta. Sujarno.2003.Seni Pertunjukan Tradisional.Yogyakarta : Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata. Yoety. Oka A.1983.Komersialisasi Seni Budaya Dalam Pariwisata.Badung : Angkasa.

You might also like