You are on page 1of 34

PEMANFAATAN PESTISIDA COPALD SEBAGAI PENGENDALI HAMA ULAT GRAYAK (Spodoptera litura F.

) DALAM UPAYA PENYELAMATAN KOMODITAS BANGSA

Diusulkan oleh: Muhammad Haidar Fakhri/ 8692 (Ketua Kelompok) Priyo Sadewo/ 8727 (Anggota) Novan Aji Imron/ 9003 (Anggota)

SMA NEGERI 2 PONOROGO PASUKAN MERAH MUDA PONOROGO 2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmatdankarunia sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulisi lmiah yang berjudul PEMANFAATAN PESTISIDA COPALD SEBAGAI PENGENDALI HAMA ULAT GRAYAK (Spodoptera litura F.) DALAM UPAYA PENYELAMATAN KOMODITAS BANGSA selesai dengan optimal. Penulis menyusun karya tulis ini dalam rangka mengikuti Lomba Karya Tulis Tingkat Nasional DIES EMAS Teknik Lingkungan ITB tahun 2012. Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu penyusunan karya tulis ini yakni: 1. Bapak Drs. Sugeng Subagyo, M.Pd selaku Kepala SMAN 2 Ponorogo yang telah mengizinkan dan memfasilitasi penyusunan karya tulis ini. 2. Bapak Sugianto, S.Pd selakuWakasek Kesiswaan SMAN 2 Ponorogo. 3. Ibu Ernin Naurinnisa, M.Pd selaku Pembina Ekskul KIR dan Guru Pembimbing. 4. Semua pihak yang telah membantu penyusunan karya tulis ini. Harapan penulis menyusun karya tulis ini agar dapat bermanfaat bagi masyarakat dalam bertani dan melindungi tanamannya dari serangan hama. Penulis mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan karya tulis ini. Demikian semoga bermanfaat untuk berbagai pihak.

Ponorogo, Mei 2012

Penulis

ii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR ABSTRAK BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Pemilihan Topik 1.3. Batasan Masalah 1.4. Rumusan Masalah 1.5. Manfaat Penelitian 1.6 . Kajian Pustaka 1.6.1. Pestisida 1.6.2. Tembakau (Nicotianatabacum L.) 1.6.3. UlatGrayak(Spodoteralitura F.) 1.6.4. Puring (Codieaumvariegatum Bi.) 1.6.5. Pandan Wangi (PandanusamaryllifoliusRoxb.) 1.6.6. LimbahDetergen 1.6.7. Hipotesis

i ii iii v vi vii

1 1 2 3 3

4 5 6 8 9 10 11

BAB II TUJUAN 2.1. Tujuan Keseluruhan Pembuatan Pestisida COPALD 2.2. Keunggulan dan Kemutakhiran Pestisida COPALD 12 13

BAB III METODE PENELITIAN

iii

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2. Prosedur Penelitian 3.3. Metode Penelitian 3.4. Variabel Penelitian 3.5. Langkah Kerja BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian dan Pembahasan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 5.2. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

14 14 15 16 17

19

22 22

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1.Klasifikasi Tembakau (Nicotiana tabacum L.) Tabel 1.2.Klasifikasi Ulat Grayak (Spodotera litura F.) Tabel 1.3. Klasifikasi Puring (Codieaum variegatum Bi.) Tabel 1. 4. Klasifikasi Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) Tabel 3. 1. Alat dan bahan penelitian Tabel 4. 1. Hasil uji coba menggunakan pestisida alami Tabel 4. 2. Hasil uji coba menggunakan pestisida sintetis

5 6 8 9 17 19 20

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Nicotiana tabacum L. Gambar 2.2. Spodoptera litura F. Gambar 2.3. Codieaum variegatum Bi. Gambar 2.4. Pandanus amaryllifolius Roxb. Gambar 3.1. Kerangka Berpikir

5 6 8 9 14

vi

PEMANFAATAN PESTISIDA COPALD SEBAGAI PENGENDALI HAMA ULAT GRAYAK (Spodoptera litura F.) DALAM UPAYA PENYELAMATAN KOMODITAS BANGSA Muhammad Haidar Fakhri, Priyo Sadewo, Novan aji Imron Abstrak Tembakau (Nicotiana tabacum L.) merupakan tanaman perkebunan yang menjadi salah satu komoditas utama bangsa indonesia. Akan tetapi, produksi tembakau sering labil akibat serangan hama, untuk mengantisipasi hal tersebut sebagian besar masyarakat menggunakan pestisida sintetis sebagai pilihan utama untuk membasmi hama. Pestisida sintetis mempunyai dampak negatif bagi tumbuhan dan menyebabkan pencemaran lingkungan. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui keefektifan pestisida berbahan dasar tanaman puring (Codieaum variegatum Bi.), pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.), limbah detergen efektif untuk membasmi hama ulat grayak (Spodotera litura F.) pada tanaman tembakau (Nicotianatabacum L.). Langkah pertama yang dilakukan adalah membandingakan pestisida sintetis buatan pabrik dengan pestisida COPALD buatan peneliti. Perbandingan dilakukan dengan mempertimbangkan interval penyemprotan yang dilakukan pada hama ulat grayak dan durasi pestisida dalam membasmi hama ulat grayak. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada pada interval dua kali penyemprotan hama ulat grayak mati dalam waktu 5 menit 13 detik, pada interval empat kali penyemprotan hama ulat grayak mati dalam waktu 3 menit 50 detik dan pada interval enam kali penyemprotan hama ulat grayak mati dalam waktu 3 menit 1 detik. Kata Kunci: Komoditas, COPALD, Ulat Grayak

vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Tembakau merupakan tanaman di sektor pertanian yang mempunyai andil cukup besar bagi pemasukan negara. Kota yang dikenal sebagai sentra tembakau antara lain tembakau Deli, tembakau Temanggung, tembakau Lombok, tembakau Kaponan (Ponorogo). Pada tahun 2011 luas perkebunan tembakau di Indonesia mencapai207.419 hektar dan produksinya mencapai 206.317 ton. Pemenuhan permintaan luar negeri maupun pasar domestik terhadap tembakau sangatlah besar. Namun hal ini terkendala oleh cuaca, iklim dan hama. Salah satu penghambat ialah hama ulat grayak (Spodotera litura F.). Faktor tersebut tentunya menimbulkan efek bagi pasar tembakau. Sebagai petani tembakau, kejadian itu membuat mereka menggunakan berbagai cara untuk memusnahkan hama ulat grayak. Salah satu diantaranya dengan menggunakan pestisida sintetis. Tanpa disadari penggunaan pestisida sintetis menimbulkan efek kurang baik.(Djafarudin, 2001:87). Hal ini yang membuat penulis berinisiatif membuat pestisida yang ramah lingkungan dan ditambah lagi bahan yang didapat untuk pembuatan pestisida ini sebagian berasal dari limbah dan sebagian lagi berasal dari tanaman yang belum dimanfaatkan. Bahan pembuat pestisida ini antara lain daun puring (Codieaum variegatum Bi), pandan wangi (Pandanus amaryllifolius), dan limbah detergen. Produk ini kami namakan Pestisida COPALD (Codieaum variegatum Bi.,Pandanus amaryllifolius, danLimbah Detergen) 1.2. Pemilihan Topik Penulis mengangkat topik ini untuk dibahas, menggunakan pertimbangan sebagai berikut :

1. Pemilihan kategori tema yaitu pengelolaan lingkungan.Penulis diharapkan mampu menciptakan sebuah solusi yang efektif untuk meminimalisir pencemaran lingkungan guna memperbaiki kelangsungan aktivitas kehidupan sehari-hari serta dapat berevolusi menciptakan hal-hal baru, kritis terhadap suatu objek, dan tanggap terhadap suatu permasalahan. Hal ini dibuktikan oleh penulis untuk membuat suatu inovasi baru pestisida sintetis berbahan daun puring (Codieaum variegatum Bi.), pandan wangi (Pandanus amaryllifolius), dan limbah detergen guna menanggulangi penyebaran hama ulat grayak (Spodotera litura F.) pada tanaman tembakau (Nicotiana tabacum L.).

2. Pemilihan masalah untuk dibahas yaitu penggunaan pestisidaberbahan puring, pandan wangi, limbah detergen guna menanggulangi penyebaran ulat grayak (Spodotera litura F.) pada tanaman tembakau (Nicotiana tabacum L.). Pengaruh pemberian pestisida sintetis untuk membasmi hama ulat grayak (Spodotera litura F.) pada tanaman tembakau (Nicotiana tabacum L.) melalui langkah penyemprotan, hal ini diharapkan penggunaannya lebih efektif, efisien, dan ramah lingkungan. Pemanfaatan limbah dan bahan-bahan dari tumbuhan yang diambil ekstraknya mempunyai nilai lebih pada pestisida ini serta penggunaanya tidak berpengaruh pada lingkungan di sekitarnya. 1.3. Batasan Masalah Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis membatasi masalah yakni : 1. Lokasi observasi dan penelitian dilakukan di wilayah Kabupaten Ponorogo tahun 2012. 2. Sebagai objek penelitian adalah hama ulat grayak (Spodotera litura F.) pada tanaman tembakau (Nicotiana tabacum L.). 3. Pengambilan sampel daun puring (Codieaum variegatum Bi.), pandan wangi (Pandanus amaryllifolius), dan limbah detergen diambil dari sekitar rumah penulis dan untuk sampel ulat grayak (Spodoptera litura F.) dan

tembakau penulis ambil dari desa Ponorogo.

Kecamatan Balong Kabupaten

4. Dalam penelitian ini penulis memberikan solusi serta penawaran sebagai upaya meminimalisasi penyebaran hama ulat grayak (Spodotera litura F.) serta dampak negatif yang ditimbulkan pada tanaman tembakau (Nicotiana tabacum L.) yang sangat merugikan dengan membuat suatu pestisida berbahan puring, pandan wangi, limbah detergen dengan

mempertimbangkan interval penyemprotan. 1.4. Rumusan Masalah Dari latar belakang serta batasan masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana proses pembuatan pestisida COPALD? 2. Apakah penggunaan pestisida COPALD efektif untuk membasmi hama ulat grayak (Spodoptera litura F.) pada tanaman tembakau (Nicotiana tabacum L.)? 3. Dapatkah pestisida COPALD sebagai pengganti pestisida sintetis yang dijual di pasaran?

1.5. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti dan pelajar : menambah wawasan serta pengetahuan dalam bidang ilmu pertanian, penyakit dan hama tanaman, serta teknologi pertanian (pestisida) untuk mengatasi penyebaran hama pada tanaman yang menggunakan bahan-bahan alami. Serta diharapkan dapat

menerapkan dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Bagi masyarakat: memberikan informasi dan solusi alternatif untuk mengetahui keefektifan penggunaan pestisida dari daun puring (Codieaum variegatum Bi.), pandan wangi (Pandanus amaryllifolius), dan limbah detergen untuk membasmi hama ulat grayak (Spodotera litura F.)pada tumbuhan tembakau(Nicotiana tabacum L.) yang lebih efektif, efisien, dan ramah lingkungan. 3. Bagi pemerintah dan dinas terkait: dapat mengembangkan,

mensosialisasikan, dan merekomendasikan kepada masyarakat mengenai

pestisida COPALD efektif untuk membasmi hama ulat grayak (Spodotera litura F.) pada tanaman tembakau (Nicotiana tabacum L.) serta dapat dijadikan sebagai teknologi pertanian yang lebih baik. 1.6. Kajian Pustaka 1.6.1. Pestisida Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yakni serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain lain yang dianggap merugikan. Bagi kehidupan rumah tangga, yang dimaksud hama adalah meliputi semua hewan yang mengganggu kesejahteraan, seperti lalat, nyamuk, kecoa, ngengat, kumbang, siput, kutu, tungau, ulat, rayap, ganggang serta kehidupan lain yang terbukti mengganggu kesejahteraan. Suatu konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT), penggunaan pestisida ditujukan untk memberantas atau membasmihama, namun lebih dititikberatkan untuk mengendalikan hama sedemikian rupa hingga berada di bawah ambang ekonomi atau ambang kendali. 1.6.1.1. Dampak Positif Terhadap Lingkungan Dalam bidang pertanian, pestisida merupakan sarana untuk membasmi hama-hama tanaman. Dalam konsep Pengendalian Hama Terpadu pestisida berperan sebagai salah satu komponen pengendalian. (PHT),

Pengalaman di Amerika Latin menunjukkan bahwa dengan menggunakan pestisida dapat meningkatkan hasil 40 persen pada tanaman cokelat. Di Pakistan dengan menggunakan pestisida dapat meningkatkan hasil 33 persen pada tanaman tebu, dan berdasarkan catatan FAO penggunaan pestisida dapat menyelamatkan hasil 50 persen pada tanaman kapas.

Dengan demikian, meningkatknya hasil yang diperoleh berkat penggunaan pestisida, maka dapat dikatakan bahwa peranan pestisida sangat besar dan merupakan sarana penting yang sangat diperlukan dalam bidang pertanian.

1.6.1.2. Dampak Negatif Terhadap Lingkungan

Dalam penerapan di bidang pertanian, ternyata tidak semua pestisida mengenai sasaran.Kurang lebih hanya 20 persen pestisida mengenai sasaran sedangkan 80 persen lainnya jatuh ke tanah.Akumulasi residu pestisida tersebut mengakibatkan pencemaran lahan pertanian.Apabila masuk ke dalam rantai makana, sifat beracun bahan pestisida dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti kanker, mutasi, bayi lahir cacat, dan Chemical Acquired Deficiency Syndrome atau CAIDS (Said, 1994).

Jika penggunaan pestisida terlalu berlebih akan menimbulkan matinya musuh alami dari hama yang secara alami juga ikut mengendalikan hama. Di samping itu juga dapat menimbulkan matinya makhluk hidup lain yang bukan merupakan sasaran dari pemakaian pestisida tersebut.

1.6.2. Tembakau (Nicotiana tabacum L.)

1.6.2.1. Klasifikasi Nicotiana tabacum L. Kerajaan Sub Kerajaan Super Divisi Divisi Kelas Sub Kelas Ordo Keluarga Genus Spesies Plantae Tracheobionta Spermatophyta Magnoliophyta Magnoliopsida Asteridae Solanales Solanaceae Nicotiana Nicotiana tabacum L. Gambar 1.1.Nicotiana tabacum L.

Tabel 1.1. Klasifikasi Tembakau (Nicotiana tabacum L.) Dalam Bahasa Indonesia tembakau merupakan serapan dari bahasa asing. Bahasa Spanyol "tabaco" dianggap sebagai asal kata dalam bahasa Arawakan, khususnya, dalam bahasa Taino di Karibia, disebutkan mengacu pada gulungan daun-daun pada tumbuhan ini (menurut Bartolome de Las Casas, 1552) atau bisa juga dari kata "tabago", sejenis pipa berbentuk y untuk menghirup asap tembakau (menurut Oviedo, daun-daun tembakau dirujuk sebagai Cohiba, tetapi Sp. tabaco (juga It. tobacco) umumnya digunakan untuk mendefinisikan tumbuhan obat-obatan sejak 1410, yang berasal dari Bahasa Arab "tabbaq", yang dikabarkan ada sejak abad ke-9, sebagai nama dari berbagai jenis tumbuhan. Kata tobacco (bahasa Inggris) bisa jadi berasal dari Eropa, dan pada akhirnya diterapkan untuk tumbuhan sejenis yang berasal dari Amerika. Tembakau adalah produk pertanian yang diproses dari daun tanaman dari genus Nicotiana. Tembakau dapat dikonsumsi, digunakan sebagai pestisida, dan dalam bentuk nikotin tartrat dapat digunakan sebagai obat. Jika dikonsumsi, pada umumnya tembakau dibuat menjadi rokok, tembakau kunyah, dan sebagainya.

1.6.3. Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) 1.6.3.1. Klasifikasi Spodoptera litura F. Kerajaan Filum Kelas Ordo Keluarga SubKeluarga Genus Spesies Animalia Arthropoda Insekta Lepidoptera Noctuidae Amphipyrinae Spodoptera Spodoptera litura F.
Gambar 2.2.Spodoptera litura

Tabel 1.2. Klasifikasi Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Nama umum Spodoptera litura F. adalah ulat pemotong rumput, namun ulat tersebut lebih dikenal dengan sebutan ulat grayak atau ulat tentara. Dahulu

nama ilmiah Spodoptera litura F. adalah Prodenia litura (Fabricius), untuk negara-negara Afrika dan Eropa Spodoptera litura F. disebut Spodoptera littoralis (Boisd).

1.6.3.2. Siklus Hidup dan Deskripsi

Telur: Diletakkan berkelompok, satu kelompok dapat berisi 25-500 butir, tertutup oleh semacam beludru (= beludu) berbulu berwarna cokelat kekuningan. Terdapat pada daun dan bagian tanaman lain. Masa inkubasi anatara 2-4 hari.

Ulat: Ulat yang baru menetas berwarna kehijauan dengan sisi samping hitam kecokelatan. Lama stadia ulat 20-46 hari, dengan 5 kali instar.Ulat yang tumbuhnya sudah sempurna berwarna gelap dengan garis punggung berwarna gelap memanjang.

Kepompong: Warna cokelat kemerahan, panjang berkisar 1,6 cm, berada dalam tanah atau pasir. Lama stadia kepompong 8-11 hari.

Dewasa: Sayap depan warna cokelat atau keperakan. Sayap belakang warna keputihan dengan noda hitam.Kemampuan bertelur 2000-3000 butir, dengan masa peletakkan 2-6 hari. Total perkembangan 30-61 hari.

1.6.3.3. Pengendalian Serangan

1. Musuh alami Beberapa musuh alami yang menyerang ulat ini yaitu Apenteles sp. Telenomeus sp, Brachymeria sp, Charops longiventris, Chelonus sp,

Euplecectrus platyphenae, Microplitis manilae, Nythobia sp, Tachinidae, Podomya setosa dan Harpactor sp (Sudarmo,1987, hal:27).

2. Pengendali hama secara alamiah

Nucleopolyhedrovirus (NPV) yang merupakan agensi hayati ulat grayak.memiliki sifat yang menguntungkan, antara lain : memiliki inang spesifik dalam genus atau Keluarga yang sama, sehingga aman terhadap organismebukan sasaran. tidak mempengaruhi parasitoid, predator dan serangga berguna lainnya. dapat mengatasi masalah resistensi ulat grayak terhadap insektisida sintetis. kompatibel dengan insektisida sintetis yang tidak bersifat basa kuat.

3. Pestisida nabati, dapat berfungsi sebagai penolak, penarik, antifertilitas (pemandul), pembunuh dan bentuk lainnya (Dinas Pertanian dan Kehutanan, 2007) 1.6.4. Puring (Codieaum variegatum Bi.) 1.6.4.1. Klasifikasi Puring (Codieaum variegatum Bi.) Kerajaan Sub Kerajaan Super Divisi Divisi Kelas Sub Kelas Ordo Keluarga Genus Spesies Plantae Tracheobionta Spermatophyta Magnoliophyta Magnoliopsida Rosidae Euphorbiales Euphorbiaceae Codiaeum Codiaeum variegatum Bi. Gambar 2. 3. Codieaum variegatum Bi.

Tabel 1. 3. Klasifikasi Puring (Codieaum variegatum Bi.) Puring (Codiaeum variegatum Bi.)merupakan tanaman asli Indonesia

danbanyak digunakan sebagai tanaman hias karena keindahan daunya. Selain memiliki daun yang menarik Puring juga memiliki kelebihan menyerap zat-zat polutan. Seperti tumbuhan monokotil pada umumnya batang puring bebentuk bulat panjang, batangnya menghasilkan lateks berwarna putih pekat dan lengket.

Bunga puring tidak terlalu menarik, terdiri dari bunga betina dan jantan. Bunga puring jarang sekali berhasil menjadi buah, karena sangat jarang bunga jantan dan betina muncul bersamaan. Adanya bunga jantan dan betina ini yang membuat Puring relatif mudah untuk disilangkan. Tanaman puring mungkin tak asing lagi didengar sebagai salah satu tanaman hias. Namun dalam perkembanganya tanaman puring juga dipergunakan sebagai tanaman obat. Zat aktif yang terkandung ialah tannin, alkaloid, flavanoid dan saponin.. Daun dan bunga ynag mengandung lakaloid, flavanoid, saponin, polifenol, dan bahan bahan lain ternyata ampuh menghalau dan membasmi hama. Tannin merupakan zat organik yang sangat kompleks dan terdiri dari senyawa fenolik Tanin ini disebut juga asam tanat, galotanin atau asam galotanat. Saponin merupakan glikosida triterpen dan sterol yang merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun, serta dapat dideteksi berdasarkan kemampuannya membentuk busa dan mengemolisis sel dara (Harbore, 1984). Senyawa ini bersifat racun bagi binatang berdarah dingin, sehingga dapat digunakan sebagai pembasmi hama tertentu. Zat-zat itulah yang nantinya digunakan sebagai pembasmi hama ulat grayak (Spodoptera litura F.) bagi tanaman tembakau. 1.6.5. Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 1.6.5.1. Klasifikasi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) Kerajaan Divisi Kelas Ordo Keluarga Genus Spesies Plantae Magnoliophyta Liliopsida Pandanales Pandanaceae Pandanus Pandanus amaryllifolius
Gambar 2. 4. Pandanus amaryllifolius Roxb.

Tabel 1. 4. Klasifikasi (Pandanus amaryllifolius Roxb.)

10

Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) merupakan salah satu tanaman perdu yang memiliki daun beraroma khas. Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) tumbuh di daerah tropis dan banyak ditanam di halaman atau di kebun. Tumbuhan kadang tumbuh liar di tepi sungai, tepi rawa, dan di tempat-tempat yang agak lembap dan dapat tumbuh subur dari daerah pantai sampai daerah dengan ketinggian 500 m dpl. Tumbuhan ini mempunyai tinggi rata-rata 1-2 meter memiliki batang bulat dengan bekas duduk daun, bercabang, menjalar, akar tunjang keluar di sekitar pangkal batang dan cabang. Daun tunggal, duduk, dengan pangkal memeluk batang, tersusun berbaris tiga dalam garis spiral. Helai daun berbentuk pita, tipis, licin, ujung runcing, tepi rata, bertulang sejajar, panjang 40 - 80 cm, lebar 3 - 5 cm, berduri tempel pada ibu tulang daun permukaan bawah bagian ujung-ujungnya dan berwarna hijau. Bunga majemuk, bentuk bongkol, berwarna putih. Buahnya buah batu, menggantung, bentuk bola, diameter 4 - 7,5 cm, dinding buah berambut, warnanya jingga. Pandan wangi selain sebagai rempah-rempah juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan minyak wangi. Daun memiliki aroma harum jika diremas atau diiris-iris, sering digunakan sebagai bahan penyedap, pewangi dan pemberi warna hijau pada masakan. 1.6.5.2. Komposisi Kandungan kimia dari daun pandan adalah alkaloida, saponin, flavanoid, tanin, polifenol, dan zat warna. Zat tannin pada pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) inilah nantinya akan dikombinasikan dengan zat tannin yang terkandung pada puring (Codieaum variegatum Bi.) untuk dijadikan bahan pestisida. Di samping itu juga, aroma harum pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) akan menetralisasi bau pestisida dan memberikan aroma khas pada pestisida. 1.6.6. Limbah Detergen Penggunaan limbah detegenpada komposisi pestisida menunjang kekuatan pestisida tersebut. Tapi penambahan limbah detergen dalam hal ini harus sesuai takaran. Jika tidak, dikhawatirkanakan merusak tanaman dan merusak tanah.

11

Rata-rata penggunaan sabun detergen atau sabun colek adalah satu gram detergen berbanding satu liter air.Penggunaan detergen ini disesuaikan dengan bahan utama pestisida yang tersedia.Jika menggunakan satu macam bahan utama saja dan pemakaian air banyak, bisa menggunakan detergen satu gram detergen per liter air atau lebih.Jika menggunakan dua macam atau lebih bahan utama dan penggunaan air banyak, penggunaan detergen bisa diminimalisasi. (Majalah Sinar Tani No. 3281) 1.6.7. Hipotesis Berdasarkan rumusan masalah yang diangkat, peneliti mendapatkan jawaban sementara yakni: 1. Pembuatan pestisida COPALD adalah mudah, murah dan terjangkau bagi masyarakat dankhususnya untuk para petani. 2. Pestisida COPALD (Spodoptera litura F.) 3. Pestisida COPALD dapat menggantikan pestisida sintetis yang biasa dijual di toko. efektif untuk membasmi hama ulat grayak

12

BAB II TUJUAN 2.1. Tujuan Keseluruhan Pembuatan Pestisida COPALD Puring (Codieaum variegatum Bi.) memiliki zat tannin yang berguna untuk: 1. Sebagai pelindung pada tumbuhan pada saat massa pertumbuhan bagian tertentu pada tanaman. 2. Sebagai anti hama bagi tanaman sehingga mencegah serangga dan fungi 3. Digunakan dalam proses metabolisme pada bagian tertentu tanaman. 4. Pada industri farmasi tanin digunakan sebagai anti septik pada jaringan luka, misalnya luka bakar yaitu dengan cara mengendapkan protein. Selain itu tannin juga digunakan untuk campuran obat cacing dan anti kanker. 5. Pada industri kulit tanin banyak dipergunakan karena kemampuannya mengikat bermacam macam protein sehinggga dapat mencegah kulit dari proses pembusukkan. 6. Tanin juga dipergunakan pada industri pembuatan tinta dan cat karena dapat memberikan warna biru tua atau hijau kehitam hitaman dengan kombinasi kombinasi tertentu. 7. Tanin dapat berperan sebagai antidotum (keracunan alkaloid) dengan cara mengeluarkan asam tamak yang tidak terlarut 8. Pada industri minuman tanin juga digunakan untuk pengendapan serat serat organik pada minuman anggur atau bir. Sehingga peneliti mendapat gagasan untuk membuat pestisida COPALD ini karena di lingkungan peneliti terdapat banyak petani yang menanam tembakau (Nicotiana tabacum L.). Tembakau (Nicotiana tabacum L.) adalah salah satu tanaman yang menjadi sasaran hama ulat grayak (Spodoptera litura F.). Petani sering menggunakan pestisida sintetis yang tidak ramah lingkungan. Oleh karena itu, penggunaan pestisida COPALD sangat mungkin untuk dilakukan untuk membantu petani tembakau dalam membasmi hama ulat grayak (Spodoptera litura F.). Pestisida dari bahan daun puring (Codieaum variegatum Bi.), pandan

13

wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.), dan limbah detergen efektif untuk membasmi hama ulat grayak (Spodoptera litura F.). Pembuatannya juga mudah, murah, dan terjangkau untuk para petani.

2.2 Keunggulan dan Kemutakhiran Pestisida COPALD Pestisida COPALD membantu petani tembakau dalam membasmi hama ulat grayak (Spodoptera litura F.). Di samping itu juga, pestisida COPALD memiliki kemampuan membasmihama ulat grayak (Spodoptera litura F.). Walaupun sudah ditemukan kegunaan tannin (zat pada daun puring dan pandan wangi) untuk menangkal serangga, tetapi belum ada penelitian dan produk untuk membasmi hama ulat grayak (Spodoptera litura F.). Pestisida COPALD merupakan inovasi pemanfaatan puring sebagai pestisida nabati dan juga sebagai pestisida untuk hama ulat grayak (Spodoptera litura F.). Pestisida COPALD memiliki tingkat efektifitas yang tinggi untuk membasmihama ulat grayak (Spodoptera litura F.), hal ini dibuktikan dengan membandingkan waktu mati hama ulat grayak (Spodoptera litura F.) menggunakan pestisida COPALD dan pestisida sintetis. Waktu mati hama ulat grayak (Spodoptera litura F.) dengan menggunakan pestisida COPALD lebih cepat daripada menggunakan pestisida sintetis.

14

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penulis melakukan penelitian di wilayah Kabupaten Ponorogo, sesuai dengan domisili peneliti.Tepatnya di rumah penulis Jalan Sultan Agung58, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo. 2. Waktu Penelitian Penulis melakukan penelitian selama kurang lebih 45 hari dengan rincian sebagai berikut : a. Observasi dan penelitian di lapangan selama 26 hari terhitung sejak tanggal 1 Agustus 2012 hingga 26 Agustus2012. b. Penyusunan penulisan dilakukan selama 14 hari terhitung sejak tanggal 28 Agustus hingga 10 September 2012. 3.2. Prosedur Penelitian Penelitian ini memiliki prosedur dalam proses penulisannya. Prosedur penelitian ini digunakan agar mempermudah dalam proses penulisannya. Adapun prosedur penelitian dalam penelitian ini akan dijelaskan pada tahap-tahap berikut ini: PENENTUAN IDE * Banyaknya pestisida sintetis yang dijual di pasaran dengan harga yang mahal dan kurang efisien untuk para petani. * Pestisida sintetis banyak berdampak buruk bagi lingkungan maupun mahkluk hidup lain yang tidak berperan sebagai hamatanaman. * Inisiatif menginovasi limbah dan bahan-bahan alami menjadi pestisida organik yang ramah lingkungan, efektif, efisien, murah dan tidak banyak memiliki efek samping.

15

KAJIAN PUSTAKA a. Pestisida b. Klasifikasi Tembakau c. Ulat Grayak (Spodotera litura F.) d. Puring (Codiaeum variegatum Bi.). e. Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.). f. Limbah Detergen

PEMANFAATAN PESTISIDA COPALD SEBAGAI PENGENDALI HAMA ULAT GRAYAK (Spodoptera litura F.) DALAM UPAYA PENYELAMATAN KOMODITAS BANGSA

KESIMPULAN DAN SARAN Gambar 3. 1. Kerangka Berpikir

3.3.Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah metode eksperimen. Peneliti melakukan percobaan yakni pembuatan pestisida dari, puring, pandan wangi, danlimbah detergen yang semuanya dicampur dengan volume total 500 ml dan seuai takaran yang ditetapkan. Setelah membuat formulasi pestisida alami,

16

penulis melakukan perlakuan pemberian pestisida terhadap hama ulat grayak (Spodoptera litura F.) pada tanaman tembakau yang terbagi dalam dua kelompok penelitian, yaitu: 1. Pestisida bahan alami : terdapat 3 kelompok penelitian ulat grayakyang kesemuanya disemprotkan pestisida COPALD dan merata pada setiap kelompok. Penelitian ini tetap didasarkan pada interval penyemprotan dengan perbandingan 1 : 2 : 3. 2. Pestisida sintetis : terdapat 3 kelompok penelitian ulat grayak yang kesemuanya disemprotkan pestisida sintetis (buatan pabrik) yang dijual di pasaran. Pestisida yang peneliti gunakan adalah jenis Insektisida Karbamat Berbahan Aktif. Pestisida ini, memiliki takaran penggunaan seperempat sendok teh setiap 500 ml air. Penelitian ini tetap didasarkan pada interval

penyemprotan dengan perbandingan 1 : 2 : 3. Perlakuan terhadap semua kelompok penelitian dilakukan hanya dalam satu siklus dan diamati sampai matinya hama ulat grayak (Spodoptera litura F.) yang ditandai dengan tidak bergeraknya lagi hama. Penelitian dikelompokkan mempunyai fungsi sebagai indikator pembanding antar pestisida. Setelah diberi perlakuan kemudian pada masing-masing kelompok penelitian diidentifikasi hasilnya untuk ditarik kesimpulan.

3.4.Variabel Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan terikat. Adapun variabel bebas dan terikat adalah sebagai berikut : 1. Variabel bebas : Limbah detergen, tumbuhan puring,

tumbuhan pandan wangi dan tumbuhan tembakau yang digunakan. 2. Variabel terikat : ulat grayak (Spodoptera litura F.)waktu

penyemprotan, interval penyemprotan, jumlah bahan (pestisida) yang dicampurkan pada bahan penyemprot, dan hasil akhir praktikum.

17

3.5.Langkah Kerja Dalam penelitian ini penulis menggunakan alat dan bahan sebagai berikut : Tabel 3. 1. Alat dan bahan penelitian Gambar Alat atau Bahan 2

No 1.

Nama Alat atau Bahan buah

Fungsi Alat wadah alami pestisida untuk

penyemprot Sebagai pestisida dan buatan

plastik

disemprotkan

2.

buah

gelas

plastik Menempatkan ulat grayak untuk diberikan perlakuan

bertutup

3.

2 buah masker medis

Memberikan perlindungan pernapasan pada peneliti membuat saat dan

menyemprotkan pestisida 4. 2 pasang sarung tangan Memberikan medis perlindungan pada tangan saat proses pembuatan dan penyemprotan pestisida

18

5.

Ulat bengkok

Sebagai penelitian

objek untuk

disemprotkan pestisida dan buatan 6. Limbah detergen 500 ml Sebagai (0,5 bubuk) gram bahan alami pestisida

detergen pestisida alami

7.

Campuran

ekstrak Sebagai

bahan

pandan wangi 25 ml dan pestisida alami ekstrak daun puring 75 ml

.8.

Gelas erlenmeyer 250 ml

Untuk mengukur volume pestisida larutan

19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan uji coba yang sudah dilakukan, peneliti mendapatkan hasil sebagai berikut: Tabel 4. 1. Hasil uji coba menggunakan pestisida COPALD No Gambar Uji Coba Interval Penyemprotan 1 Hama ulat grayak mati dalam waktu 5 menit 13 detik. Dua kali penyemprotan Hasil

Hama ulat grayak mati dalam waktu 3 menit Empat kali penyemprotan, 50 detik.

20

Hama ulat grayak mati dalam waktu 3 menit 1 Enam kali penyemprotan, detik.

Dalam penelitian ini, penulis melakukan uji pestisida nabati terhadap hama ulat grayak (Spodoptera litura F.) pada tanaman tembakau (Nicotiana tabacum L.) dengan melakukan ekperimen. Pestisida nabati disemprotkan pada gelas plastik yang terdapat ulat grayak (Spodoptera litura F.). Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, pada interval dua kali penyemprotan hama ulat grayak (Spodoptera litura F.) mati dalam waktu lima menit tiga belas detik setelah disemprot pestisida nabati. Pada interval empat kali penyemprotan hama ulat grayak (Spodoptera litura F.) mati dalam waktu tiga menit lima puluh detik setelah proses penyemprotan. Pada interval enam kali penyemprotan hama ulat grayak (Spodoptera litura F.) mati dalam waktu tiga menit satu detik setelah proses penyemprotan pestisida nabati. Tabel 4. 2. Hasil uji coba menggunakan pestisida sintetis No Gambar Uji Coba Interval penyemprotan 1 Hama ulat grayak mati dalam waktu 10 menit Dua kali penyemprotan 12 detik. Hasil

21

Hama ulat grayak mati dalam waktu 6 menit. Empat kali penyemprotan

hama ulat grayak mati dalam waktu 5 menit 33 detik. Enam kali penyemprotan

Untuk menguji kefektifan pestisida nabati penulis membuat penelitian terhadap pestisida kimia buatan pabrik, hal ini dilakukan untuk mendapatkan perbandingan kefektifan pestisida alami nabati dengan pestisida kimia buatan pabrik. Penulis membuat perlakuan yang sama seperti sebelumnya yaitu dengan membedakan interval penyemprotan pada gelas plastik yang berisi populasi hama ulat grayak (Spodoptera litura F.). Pada interval dua kali penyemprotan, hama ulat grayak (Spodoptera litura F.) mati dalam waktu sepuluh menit lima puluh detik setelah proses penyemprotan pestisida sintetis. Pada interval empat kali penyemprotan hama ulat grayak (Spodoptera litura F.) mati dalam waktu enam menit setelah proses penyemprotan dengan pestisida sintetis. Pada interval enam kali penyemprotan hama ulat grayak (Spodoptera litura F.) mati dalam waktu lima menit tiga puluh tiga detik setelah proses penyemprotan dengan pestisida sintetis.

22

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan Setelah melakukan uji coba terhadap hama ulat grayak (Spodoptera litura F.), peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pembuatan pestisida dari puring (nama latin), pandan wangi (nama latin), dan limbah detergen untuk membasmi hama ulat grayak (Spodoptera litura F.) pada tanaman tembakau adalah mudah, murah, dan terjangkau bagi masayarakat khususnya para petani. 2. Penggunaan pestisida dari puring (Codieaum variegatum Bi.), pandan wangi (Pandanus amaryllifolius), dan limbah detergen efektif untuk membasmi hama ulat grayak (Spodoptera litura F.) pada tanaman tembakau (Nicotiana tabacum L.). 3. Penggunaan pestisida dari puring (Codieaum variegatum Bi.), pandan wangi (Pandanus amaryllifolius) dan limbah detergen dapat menggantikan penggunaan pestisida sintetis yang dijual di toko karena mampu membasmi hama ulat grayak (Spodoptera litura F.) dan ramah lingkungan asalkan penggunaan limbah detergen sesuai takaran. 5.2. Saran Dalam penelitian ini, penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Pestisida dari puring (Codieaum variegatum Bi.), pandan wangi (Pandanus amaryllifolius), dan limbah detergen baik digunakan untuk pengganti pestisida sintetis yang tidak ramah lingkungan 2. Pestisida dari puring (Codieaum variegatum Bi.), pandan wangi (Pandanus amaryllifolius), dan limbah detergen, ramah lingkungan, mudah dan murah pembuatannya.

23

3. Pestisida sintetis yang dijual di pasaran sebaiknya diminimalisasi penggunaannya karena akan mengganggu lingkungan. 4. Partisipasi pemerintah sangat dibutuhkan dalam sosialisasi pestisida dari puring (Codieaum variegatum Bi.), pandan wangi (Pandanus

amaryllifolius), dan limbah detergen guna melindungi komoditas bangsa dari serangan hama ulat grayak (Spodoptera litura F.).

DAFTAR PUSTAKA Djafarudin, Prof. Ir. 2001. DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN. Jakarta: Bumi Aksara (Hal: 88) http://globalgreenlifestyle.blogspot.com/feeds/posts/default http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=124 Pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.). http://id.m.wikipedia.org/wiki/Pandan_wangi PESTISIDA NABATI DAN CARA PEMBUATANNYA. Majalah Sinar Tani No. 3281 (http://www.media-penyuluhan.blogspot.com/2012/06/pestisida-nabati-dan-carapembuatannya.html) PESTISIDA NABATI. http://m.epetani.deptan.go.id/node/5070 Puring (Codieatum variegatum Bi.). http://www.plantamor.com/index.php?plant=366 Sudarmo, Subiyakto. 1989. TEMBAKAU, PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT. Yogyakarta: Kanisius (Hal: 25 dan 26). Tembakau (Nicotiana tabacum L.). http://plantamor.com.index.php?plant=900 Tjahjadi, Ir. Nur. 1989. Hama Dan Penyakit Tanaman. Yogyakarta: Kanisius. Hal 98101 Tannin pada Puring (Codieaum variegatum Bi.). http://dokterum.blogspot.com/feeds/posts/default?alt=rss

LAMPIRAN 2 CURRICULUM VITAE Nama Tempat, Tanggal Lahir Jenis Kelamin Alamat E-mail No. HP : Muhammad Haidar Fakhri : Ponorogo, 1 Juli 1994 : Laki-laki : Jalan Sultan Agung 58, Ponorogo : alexfakhri@yahoo.co.id : +6285856877358

Nama Tempat, Tanggal Lahir Jenis Kelamin Alamat E-mail No. HP

: Priyo Sadewo : Jombang, 3 Juli 1995 : Laki-laki : Desa Tunggur Kec. Lembeyan Kab. : sade_botak@yahoo.co.id : +6285859643858 Magetan

Nama Tempat, Tanggal Lahir Jenis Kelamin Alamat E-mail No. HP

: Novan Aji Imron : Ponorogo, 19 November 1996 : Laki-laki : Desa Wonodadi, Kec. Ngrayun, Kab. Ponorogo : novan.aji.id@gmail.com : +6282334495956

You might also like